"sial, gagal lagi, mengapa begitu sulit untuk melamar pekerjaan? apa hanya keturunan bangsawan atau hartawan saja yang bisa sukses? apa orang biasa seperti aku begitu sulitnya untuk merubah hidup?"
Agung telah bosan melamar pekerjaan, begitu banyak perusahaan yang telah didatanginya namun semua menolak lamarannya.
"ya sudahlah, aku ke tempat Andre saja, mungkin dia punya kawan yang bisa bantu aku untuk cari kerja"
"halo Andre dimana posisi?" Di rumah ? Oke aku ke sana ya?"
setelah memastikan bahwa Andre teman alumninya ada di rumah, agung berangkat ke sana dengan motor bututnya.
"dari mana aja lu Gung? kayaknya kacau banget penampilan lu" ucap Andre melihat agung yang sedang memarkirkan motor bututnya.
"biasa Andre, pulang nyari kerja dan hasilnya tetap seperti biasa, hasilnya gagal dan gagal lagi " jawab agung tersenyum kecut.
"nyantai aja brother ayo masuk"
mereka masuk ke dalam rumah Andre, sebenarnya Andre cukup prihatin melihat nasib teman karibnya ini, sebenarnya Agung adalah mahasiswa yang iq-nya di atas rata-rata, ketika mereka masih kuliah, bahkan dapat nilai cum laude.
" ndre, bantu dong cari kerja"
"emangnya lu mau kerja apa?"
"apa aja deh yang penting kerja"
Andre terlihat sedang berpikir apa yang bisa dia lakukan untuk membantu agung.
"brother, nurut aku, lu nggak usah ngelamar kerjaan lagi, otak lu kan encer sebaiknya lu coba buka usaha aja"
"mau buka usaha apa, emangnya gampang buat usaha?"
selama ini agung memang memiliki usaha jasa' konsultasi bagi para mahasiswa yang ingin konsultasi masalah kuliah dan pembuatan skripsi, namun hasilnya hanya pas-pasan dan dia juga terpikir untuk membuka usaha lain namun dia kekurangan modal.
"pikir aja sendiri otak lu encer, masak mahasiswa cumlaude nggak bisa mikir"
"oke aku sebenarnya ada rencana bikin usaha, tapi butuh modal lu mau nggak nanam saham?"
"memangnya lu mau buka usaha apa dan modalnya berapa?"
Andre ingin tahu usaha apa yang akan dijalankan oleh agung, sebenarnya dia cukup percaya dengan kemampuan agung, karena selama ini dia tahu agung adalah orang yang sangat hati-hati dalam melakukan sebuah pekerjaan.
"siang, aku tetap melakukan pekerjaanku seperti biasa, menawarkan jasa pada mahasiswa yang ingin konsultasi, nah malamnya kalau lu ada modal, aku mau bikin usaha 10 gerobak jamu , jadi kita cari orang yang mau kerja bikin jamu dan kita latih mereka, kemudian kita tempatkan mereka di tempat nongkrong orang-orang yang ngojek lagi nunggu sewa, gimana brother?"
"menarik juga sih, tapi berapa modal yang lu butuhin? dan gimana bagi hasilnya?"
agung mengeluarkan laptopnya dan mulai menghitung modal dan keuntungan untuk usaha yang mereka rencanakan.
"oke, biaya untuk buat gerobak, peralatan, lampu, mixer dan bahan jamu, serta sewa lapak, diperhitungkan 12jt, jadi kalau dikali 10 , totalnya 120 juta nah aku punya modal 50 juta dan brother harus siapkan 70 juta"
"kalau untuk keuntungan kita bagi hasil aja sama pekerja, mereka dapat keuntungan 40% dan kita 60%, kemudian kalau lu setuju, keuntungan kita bagi dua karena yang bertanggung jawab di lapangan adalah aku gimana brother?"
Andre yang mendengarkan penjelasan dari agung mengganggukkan kepalanya, karena penjelasan agung cukup jelas dan dimengerti oleh Andre.
"oke jadi kapan lu mulai buka usahanya?"
"secepatnyalah, hari ini gua mau nyari tukang untuk buat gerobaknya sekalian mau lihat-lihat dimana kira-kira lapak yang cocok dan kalau bisa tolong bantuin gua untuk nyari orang yang mau kerja"
" oke jangan khawatir, urusan pekerja serahkan saja sama gua"
setelah beberapa saat mereka berdiskusi tentang rencana usaha mereka, akhirnya agung pamit untuk mencari tukang dan survei lapak.
"Oke aku jalan dulu, nanti kalau ada perkembangan aku kabari kamu"
setelah meninggalkan rumah Andre , agung menemui seorang tukang yang berada di dekat tempat dia ngekos.
harga yang diminta oleh tukang untuk satu gerobak sesuai dengan perhitungannya, setelah memberikan panjar agung meneruskan perjalanannya untuk mencari lapak.
agung menjalankan motornya ke arah jalan Sisingamangaraja karena dia tahu di sana banyak orang-orang yang ngojek nongkrong menunggu penumpang.
namun di saat dia menjalankan motornya dengan santai, tiba-tiba di depannya dia melihat ada terjadi tabrakan antara mobil dengan sebuah truk.
mobil menabrak bagian belakang truk. agung yang turun dari motor bututnya terlihat kesal, karena orang-orang hanya menonton dan tidak ada seorangpun yang berniat untuk membantu, begitu juga dengan sopir truk bukannya membantu malah dia mencoba menjelaskan bahwa kecelakaan ini bukan salahnya.
tanpa berpikir panjang, agung berjalan ke arah mobil yang kelihatan bagian depannya hancur, agung membuka paksa pintu mobil, karena pintu mobil tampaknya sudah penyok, sehingga susah untuk dibuka, untungnya mobil tidak terkunci dari dalam.
di dalam mobil agung melihat satu orang lelaki dan wanita setengah baya menurut agung mereka adalah suami istri.
sebelum dia mengeluarkan kedua orang yang ada di dalam mobil, agung menghentikan sebuah taksi karena dia berencana membawa kedua orang yang terluka di dalam mobil ke klinik terdekat dengan taksi.
Agung mengangkat kedua orang yang terluka ke dalam taksi dan sebelum dia mengantarkan mereka ke klinik, terlebih dahulu dia menitipkan motor bututnya di salah satu toko yang berada di tempat kecelakaan.
"ayo pak tolong bawa kami ke klinik permata"
Agung tahu klinik terdekat dari tempat dia saat ini adalah klinik permata, sopir taksi sebenarnya merasa berat membawa mereka karena risiko yang diterimanya cukup besar,pertama kemungkinan dia akan diminta menjadi saksi oleh polisi atau bisa saja orang yang mengalami kecelakaan meninggal di taksi dan yang terakhir tentu taksinya akan kotor oleh darah kedua orang yang mengalami kecelakaan.
namun karena ongkos yang ditawarkan oleh agung cukup besar, akhirnya dia tidak menolak.
karena jaraknya tidak terlalu jauh akhirnya setelah 10 menit mereka sampai di depan klinik permata.
" pak tolong dibantu ada pasien kecelakaan!"
agung memanggil dua orang penjaga keamanan yang berdiri di depan klinik permata,untuk membantu mengeluarkan kedua orang yang terluka dari dalam mobil.
dengan sigap kedua petugas keamanan mengangkat dua orang pasien kecelakaan yang ada di dalam mobil dan membawanya ke dalam klinik.
agung diminta pergi ke bagian administrasi untuk mengisi data penjamin dan membayarkan dana awal.
setelah menyelesaikan administrasi dan membayar uang jaminan awal agung pergi ke ruangan pasien dirawat.
dia mengambil ponsel lelaki setengah baya yang berada di dalam kantong bajunya dan dia juga mengambil KTP yang berada di dalam dompet.
Agung menghubungi salah satu nomor dengan identitas yang tercantum di dalam HP yaitu my son.
merasa kalau ini adalah Putra mereka dia langsung mencet tombol panggil.
" halo ini dengan anaknya pak Mukhlis?, saya agung, mau memberitahukan kepada bapak kalau pak Mukhlis dan ibu, mengalami kecelakaan dan sekarang mereka sudah saya bawa ke klinik permata di jalan Sisingamangaraja, Oke pak saya tunggu di sini"
Setelah menutup panggilan, Agung duduk di bangku tunggu, dia membeli sebotol air mineral dan meminumnya.
15 menit kemudian seorang lelaki berumur 30 tahunan berlari masuk ke dalam klinik, dia berjalan ke loket, untuk menanyakan ruangan pasien yang ingin dikunjungi, petugas yang berjaga di loket menunjukkan ruangan pasien dan menjelaskan, bahwa Agung yang duduk di kursi tunggu yang membawa pasien ke klinik.
"maaf apa anda adalah pak Agung yang membawa orang tua saya kemari?"
"oh bapak anaknya pak Mukhlis?"
"benar saya Rudi anaknya pak Mukhlis, terima kasih sudah membantu orang tua saya"
Rudi membungkukkan badannya mengucapkan terima kasih kepada agung dan agung hanya mengangguk.
"tidak apa-apa Kita sebagai manusia harus saling tolong-menolong, kebetulan saya lewat dan melihat kecelakaan, jadi saya membawa mereka kemari"ucap agung.
"Saya ingin melihat orang tua saya bisakah pak agung menemani saya "
"Oke ayo.."
mereka berjalan ke ruangan pasien yang masih mendapat perawatan dari dokter, untungnya luka mereka tidak terlalu berbahaya karena cepat dibawa ke klinik.
wanita setengah baya yang bernama indah belum sadarkan diri, sedangkan pak Mukhlis telah bangkit duduk di atas ranjang klinik,
," Anda pasti nak Agung yang membawa kami kemari, terima kasih bantuannya nak Agung"
"tidak usah dipikirkan pak, yang penting bapak cepat sembuh, dan bapak sebaiknya istirahat"
"baiklah bapak istirahat dulu dan Rudi akan menemani bapak disini."
Agung menganggukan kepalanya dan keluar dari ruangan pasien.
"
"teringatnya berapa banyak uang pak Agung yang habis untuk biaya ayah dan ibu?"
"tidak banyak, untuk taksi hanya 100.000 dan untuk biaya jaminan di klinik satu juta, jadi semuanya sejuta seratus rupiah"
"baiklah berapa nomor rekening pak Agung biar saya transfer saja"
"5543..."
Rudi mengambil hp-nya dan mentransfer uang ke rekening Agung melalui m-banking.
"ding..."
mendengar ada notifikasi dari hp-nya, Agung melihat ada kiriman sebanyak 10 juta.
"maaf pak Rudi, saya tidak minta imbalan untuk menolong kedua orang tua pak Rudi, jadi tolong berapa nomor rekening pak Rudi biar saya transfer kembali sisanya"
terlihat ekspresi tidak senang di wajah Agung, melihat uang yang ditransfer Rudi ke rekeningnya, dan Rudi mencoba menjelaskan.
"sudahlah, saya ikhlas tidak usah dikembalikan lagi"ucap Rudi mencoba meyakinkan Agung.
"tidak pak, saya punya prinsip pak Rudi, saya orang yang suka uang, bahkan mungkin bisa dikatakan pencinta uang, namun saya tidak akan menerima uang ketika menolong orang yang sedang mengalami masalah"
Rudi akhirnya menyerah dan memberikan nomor rekeningnya pada agung, beberapa saat kemudian dari HP Rudi terdengar notifikasi, mendengar suara notifikasi dari hp-nya Rudi hanya tersenyum.
"oh ya pak Rudi karena bapak sudah sampai,saya pamit pulang dulu"ucap Agung,
"pak Agung pulang naik apa?"
"gampang lah pak, taxi kan banyak"
"ya udah saya antar saja pak Agung"
"baiklah kalau tidak merepotkan pak Rudi"
"Oke ayo"
mereka berdua masuk ke dalam mobil pak Rudi dan pak Rudi menjalankan mobilnya ke alamat yang di sebutkan oleh Agung.
"by the way, sebenarnya pak Agung tadi mau ke mana?"
Rudi bertanya pada Agung ketika mereka dalam perjalanan ketempat agung menitipkan motornya.
"sebenarnya tadi saya sedang mencari lapak untuk usaha saya"
", kalau boleh tahu memangnya pak Agung mau buka usaha apa? dan kira-kira lapak yang bagaimana yang bapak cari?"
"saya dan kawan saya ingin buka usaha gerobak jamu "
Agung menjelaskan model usaha yang akan dia buat bersama Andre.
Rudi kelihatan tertarik dengan usaha yang akan dibuka oleh Agung dan temannya.
"bagus itu, ternyata pak Agung kreatif juga ya, oh ya kebetulan saya punya tanah di Sisingamangaraja di daerah TPU coba pak Agung lihat ke sana, kalau tertarik kabari saya ini nomor HP saya"
"tapi yang Saya dengar harga sewa di sana cukup mahal pak, mungkin uang kami tidak cukup"
"sudah harga bisa nego, lagi pula kita kan saling tolong-menolong, nanti kalau usahanya sudah sukses baru harga disesuaikan"
Rudi mencoba menjelaskan dengan hati-hati karena dia takut Agung tersinggung dan tidak jadi memakai lapaknya.
"Oke saya tahu tempat itu dan saya rasa itu sangat cocok, karena saya lihat tukang ojek sering mangkal di sana, kira-kira berapa sewanya pak?"
"kan sudah saya bilang, nggak usah mikirin uang sewanya, kerja dulu nanti kalau sudah ada hasilnya baru kita bicarakan harga sewanya, oke"
Agung tentu paham niat Rudi yang ingin membalas budi, dan rasanya tidak enak kalau terus menolak akhirnya agung menerima tawaran Rudi.
mereka akhirnya sampai di tempat Agung menitipkan motornya dan setelah bertukar nomor HP, Rudi permisi kepada Agung Karena dia harus kembali ke klinik.
sementara Agung melanjutkan perjalanannya untuk mencari lapak lainnya dan akhirnya menjelang sore dia telah menemukan 4 lapak yang cocok menurut dia dan beberapa lapak sudah dibayar dp-nya, dan sisanya akan dia teruskan besok untuk mencarinya.
dia mengabari Andre tentang harga gerobak dan lapak-lapak yang akan mereka tempati.
ketika Agung sampai di rumah beberapa mahasiswa telah menunggu kedatangan Agung karena setiap hari banyak mahasiswa yang datang untuk konsultasi kepadanya.
keesokan harinya Agung kembali mencari lapak lain yang cocok untuk berjualan gerobak jamu, kali ini dia pergi ke arah Gatot Subroto karena daerah Gatot Subroto termasuk salah satu jalan paling ramai.
dia melihat satu tempat yang cukup ramai di daerah Carrefour, dia memarkirkan motornya karena ingin bertanya pada salah satu pemilik toko tentang tempat yang diinginkannya.
ketika dia sedang berdiri di trotoar, ingin menyeberang jalan tiba-tiba....
" copet..... tolong...."
Agung melihat seorang lelaki berbadan tegap penuh tato berlari ke arahnya, dia yakin orang ini adalah copetnya, karena lelaki itu sedang memegang tas wanita sambil berlari.
tanpa basa-basi Agung langsung melakukan tendangan ke arah perut lelaki itu.
"duukk..."
"baamm...."
semua orang yang menyaksikan Agung menendang perut si pencopet dibuat terkejut, karena ternyata tendangan Agung membuat si pencopet terjangkang 3 meter.
si pencopet yang terkapar di trotoar jalan meringis memegang perutnya yang terkena tendangan kaki Agung.
"kurang ajar kau tidak tahu siapa aku?"
Agung paling benci melihat pencopet, dia berjalan menghampiri si pencopet dan mengambil tas yang ada di tangan si pencopet
"memangnya kau siapa? sudah salah masih berani menggertak"
dengan nada sinis Agung menanggapi gertakan si pencopet .
"hei rupanya kau orang baru disini, kau tidak kenal aku si Baron, sebaiknya kau jangan campur dan kembalikan tas itu, kalau tidak kau akan habis"
"nggak usah ngancam aku paling benci diancam, aku tidak peduli siapa kau dan kalau gak terima ayo sini"
tentunya Agung yang terkenal sebagai orang tidak kenal takut, tidak akan peduli dengan manusia seperti Baron.
"dek ini tasmu, lain kali hati-hati"
Agung menyerahkan tas yang diambilnya dari pencopet kepada gadis yang dari tadi berlari ngos-ngosan mengejar si pencopet.
"terima kasih bantuannya mas"
Agung terkesima melihat penampilan gadis yang baru ditolongnya, karena Agung memang penggemar wanita yang tidak terlalu banyak riasan di wajah.
"sama-sama"ucap Agung
"jadi gimana bos Baron mau dilanjutin nggak?"
Agung menekan perut Baron dengan kakinya, yang membuat Baron meringis kesakitan.
", ampun bang aku nggak berani bang"
"oke kalau begitu pergilah, ingat namaku Agung dan jangan sampai kita ketemu lagi saat kau mencopet, aku habisi kau"
Baron langsung berlari menjauh, kelihatannya Baron gentar melihat mental dan kekuatan Agung.
setelah Baron pergi Agung juga pergi menyeberang jalan, sementara gadis yang ditolongnya kelihatan bengong seakan tidak percaya dengan tingkah Agung yang cuek dan tidak peduli padanya, padahal banyak lelaki yang sangat ingin mendekatinya.Hal ini tentunya membuat dia penasaran pada Agung.
sementara itu Agung telah sampai di tempat yang dia tuju setelah bertanya kepada pemilik toko di samping lapak yang ingin dia sewa, dia akhirnya mendapatkan nomor pemilik lapak.
Agung langsung menelpon pemilik lapak, setelah melakukan tawar-menawar sewa lapak akhirnya mereka sepakati.
merasa urusannya di tempat ini telah selesai Agung kembali menyeberang jalan ke tempat motornya dia parkirkan.
"eh masih di sini dek ?"
"iya mas lagi nunggu teman, oh ya perkenalkan nama saya Fika"
"agung "
mereka berjabat tangan berkenalan
"tinggal di mana dik?" tanya Agung
" jalan Abdul Haris mas, kalau masnya tinggal di mana?"
"SM Raja temannya ke mana dek?"
"tadi belanja di carefour mas, oh ya teman saya udah datang itu , sekali lagi terima kasih bantuannya tadi mas"
"sama-sama, Oke see you dek"
Agung melambaikan tangannya sambil berjalan ke arah motor bututnya.
Agung kembali mencari lapak lain dia mencari lapak di beberapa tempat dan akhirnya dia berhasil menemukan 5 sisa lapak untuk usahanya.
Agung kembali ke tempat kosnya seperti biasa selesai shalat magrib dia nongkrong dengan tetangga kosnya.
tiba-tiba Agung teringat dengan ibunya di kampung, sehingga dia mengambil gitar dan mulai menyanyikan lagu yang biasa dia nyanyikan untuk ibunya.
dengan perjuangan berat kau lahirkan aku
dengan tangan lembutmu kau tidurkan aku
dengan kasih sayangmu kau besarkan aku
oh ibu hari-hariku terbalut doamu
tanpa kenal lelah kau bimbing aku
derai air matamu kau tumpahkan untukku
bila aku terluka kau pasti datang kau hapus lukaku dengan kasih sayangmu
oh ibu hari-hariku terbalut doamu
Kini kau telah tua termakan usiamu namun kau tetap menyayangiku
ini kau telah rapuh tubuhmu telah lemah
namun kasihmu tetap untukku
oh ibu....oh ibu
walau segunung emas
walau sejuta bintang
walau seluruh alam
takkan cukup untukmu
Oh ibu...oh ibu
"
"
kesedihan tergambar jelas dimata agung, kerinduan akan kampung halaman, kerinduan pada keluarga, terutama kerinduan pada ibunya yang harus bertarung sendiri dengan kehidupan setelah ditinggal ayahnya.
Agung mendesah membayangkan ibunya yang begitu begitu berharap pada agung, ibunya terlalu ingin melihat agung sebagai anak tertua akan menjadi orang sukses.
mimpi ibunya adalah motivasi agung untuk tetap bertahan di kota Medan, harapan ibunya yang membuat agung tidak pernah menyerah untuk menggapai cita-citanya, cita-cita yang selalu menjadi bahan tertawaan semua orang karena Agung sejak dulu hanya bercita-cita menjadi orang kaya
Agung tidak perduli apa jenis pekerjaannya, mau jadi karyawan, PNS atau pengusaha atau yang lainnya, yang terpenting dia harus jadi orang kaya.
Suatu mimpi yang dianggap mustahil bagi orang lain, mengingat status Agung yang bukan keturunan bangsawan atau hartawan.
Setelah selesai menyanyikan lagu ciptaanya, agung beranjak masuk kedalam rumah sewanya , dia harus cepat tidur karena besok dia ada janji dengan seorang mahasiswa bernama Indah yang ingin memakai jasanya dalam bimbingan pembuatan skripsi.
Keesokan harinya ketika jam menunjukkan pukul sepuluh pagi, agung mendengar ketukan di pintunya.
Karena sudah ada janji agung yakin yang bertamu ke rumahnya pasti mahasiswa yang ingin konsultasi pembuatan skripsinya, sehingga agung berjalan untuk membuka pintu.
"maaf bang, saya datang terlambat karena jalan macet"
"no problem, ayo masuk "
Namun Agung terkejut melihat orang yang menemani Indah.
" hei, kamu Fika "
"eh, ternyata bang Agung rupanya"
Ternyata orang yang bersama indah adalah Fika.
" eh kalian saling kenal" tanya Indah heran
"ehm. Iya kemarin ketemunya "
Agung terlihat sedikit nervous, karena jujur tadi malam sebelum tidur dia teringat pada Fika.
" iya, yang aku ceritakan semalam, waktu aku kecopetan di carefour"
" oh bang Agung toh yang membantumu semalam, bang Agung memang hebat, sudah tampan, pintar, baik hati dan jago berkelahi lagi, betul-betul cowok idaman, lamar aku dong bang... hehehe "
"bisa saja kamu ndah, emangnya mau makan cinta, ayo masuk "
Mereka berjalan masuk ke kost Agung.
"maulah, asal bang Agung mau nikah sama Indah, Indah rela makan sepiring berdua, ha...ha... "
Mendengar candaan Indah Agung hanya menggelengkan kepala, dan Fika hanya diam tanpa komentar.
"eh, apa kalian saling suka, kalau saling suka biar aku mundur dari persaingan mengejar bang Agung demi sahabat tercinta"
Agung dan Fika terlihat salah tingkah mendengar candaan Indah yang menggoda mereka.
" ya udah aku mundur saja deh bang, ntar Fika ngumumin di medsos nya aku dibilang pagar makan tanaman he..he.."
Fika semakin salah tingkah mendengar candaan Indah.
" sudah ayo kita mulai belajar nya'
Ucap Agung mengalihkan pembicaraan.
" ok, tapi apa bang Agung gak naksir sama temanku yang cantik jelita ini, pemirsa banyak lo bang"
" eh kok sih ndah" sahut Fika karena tidak nyaman dengan ucapan Indah.
"seperti gak kenal saja sama abang ndah, kan sudah Abang bilang, abang belum mikir cinta sebelum cita-cita Abang tercapai, ayo kapan mulai belajarnya?"
Ha..ha.. iya deh abangku, cintaku Indah gak lupa koq sama cita-citanya Abang, yah sudah ayo kita mulai"
Indah akhirnya berhenti menggoda Agung dan Fika dan mulai serius mendengarkan penjelasan Agung bagaimana cara menulis skripsinya.
1.5 jam kemudian bimbingan yang diberikan Agung akhirnya selesai.
" ok bang kami pamit pulang tiga hari lagi indah datang lagi, tapi kalau Fika nya gak bisa ikut abang tetap harus semangat ngajarin Indah"
Merah padam wajah Agung dan Fika mendengar godaan indah pada mereka.
" apaan sih ndah?"
Sudah jangan didengarkan omongan si indah memang orangnya suka bercanda"
" ha.. ha.. bikin cemburu saja, belum jadian saja terus dibelain...ha..ha kami pulang dulu bang, kau ikut pulang gak fik?"
Fika salah tingkah dan berjalan mengikuti indah yang pergi meninggalkannya.
" Fika pulang dulu bang"
" ok, hati-hati..."
Fika mengangguk pada Agung dan berjalan menyusul Indah.
"ntah kapan aku bisa memikirkan tentang cinta"
Agung menggelengkan kepalanya dan kembali masuk kedalam rumah sewanya.
Setelah mengganti pakaian, agung mengeluarkan motor bututnya karena dia berencana mau ke rumah Andre untuk mematangkan rencana tentang usaha dagang gerobak jamu yang sudah mulai rampung.
Sementara itu Fika yang lagi nongkrong di sebuah kafe setelah kembali dari rumah Agung masih terus diusilin oleh Indah.
,,eh, ini serius, kau memang gak naksir bang Agung kan?"
" gak lah ndah, aku memang kagum sama dia, dan jujur dia pria yang hebat tapi kan lu tau kalau papaku gak ngijinin aku pacaran, kalau ada yang suka disuruh langsung melamar "ucap Fika dengan nada da kesal dengan prinsip orang tuanya.
" iya juga sih, kalian berdua memang termasuk golongan orang aneh di zaman sekarang ini"
Indah menggelengkan kepalanya melihat prinsip ayah Fika dan cita-cita Agung.
" memangnya bang Agung itu cita-citanya apa sih?"
Fika sejak tadi memang penasaran dengan cita-cita Agung yang bahkan menurut Indah termasuk kategori aneh.
"cita-cita bang Agung itu apa sih kok dibilang aneh"
"ayo penasaran kan Oke aku bilangin ya bang Agung itu punya cita-cita jadi orang kaya jadi dia nggak mau mikirin yang lain dia mau fokus sama cita-citanya, aneh nggak untuk cowok zaman sekarang ini?"
Fika bengong mendengar cita-cita Agung dan dia juga sepakat cita-cita Agung termasuk aneh untuk anak muda zaman sekarang ini.
"makanya aku bilang kalian berdua itu bisa dimasukkan dalam golongan orang-orang aneh di zaman sekarang ini....ha...ha.. kalian berdua mungkin jodoh kali ya makanya sama-sama aneh"
Fika cemberut mendengar candaan indah, walaupun jujur Fika harus mengakui dia memang sama-sama aneh dengan Agung.
mungkin orang-orang yang mendengar tentang mereka akan tertawa mengejek mereka karena rasanya di zaman canggih saat ini sangat jarang ditemui orang jangan langsung nikah tanpa pacaran.
dan orang juga akan bengong jika dengar cita-cita Agung yang gak mikir hal lain termasuk cinta sebelum jadi orang kaya.
"ya udah, nggak usah terlalu dipikirkan jodoh nggak akan ke mana, ntar nggak bisa tidur Baru tahu lu"
mereka berdua terus bercanda dan menjelang sore akhirnya mereka bubar kembali ke rumah mereka masing-masing.
sesampainya di rumah Fika masih terus teringat dengan cita-cita nya Agung dia sampai menggelengkan kepala ketika berpikir mungkin Agung akan jadi panglima lajang tua atau sering disingkat orang panglatu
karena menurut Fika akan sulit bagi Agung untuk mewujudkan cita-citanya mengingat kondisi keluarga Agung yang bukan anak pejabat atau keturunan orang kaya.
tapi jujur Fika harus mengakui dalam hatinya Agung itu termasuk lelaki pilihan selain tampan, Agung juga pintar, baik hati dan jago berkelahi.
sementara itu Andre dan Agung telah menyelesaikan diskusi mereka dan mereka sepakat setelah selesai gerobak untuk jualan jamu dikerjakan oleh tukang mereka akan memulai bisnis mereka bahkan Andre setelah mentransfer uang 70 juta sesuai dengan kesepakatan ke rekening Agung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!