"Aaaaaaa, tolong jangan bunuh aku, jangan,,jangan! Teriak seorang gadis yang tubuhnya telah terikat diatas kursi.
"Aku mohon tolong lepaskan aku, aku adalah tulang punggung keluarga, ibu ku pasti khawatir, aku mohon lepaskan aku" dalam tangisan gadis itu memohon untuk dilepaskan.
Pria itu hanya diam memunggungi si gadis, dia hanya sibuk dengan pis*u nya.
Tama bersembunyi di balik dedaunan, matanya terbelalak seakan menyaksikan kejadian sangat mengerikan.
Tampak seorang pria bertopeng sedang mengikat seorang wanita di dalam sebuah terowongan yang sudah jarang terpakai,
Pria bertopeng hanya menampakkan bibirnya saja.
Terlihat jelas di wajah Tama, senyum smirk pria bertopeng yang sedang menodongkan pis*u ke wajah wanita itu,
Tanpa ragu-ragu dia langsung membun*h wanita itu dengan 6 tusukan di perutnya.
"Aaa,, tidak terdengar suara wanita itu lagi, tubuhnya lemas tak berdaya mengeluarkan banyak tetasan dar*h".
Tama melihat kejadian itu langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan, keringat dingin mengalir di sekujur tubuhnya yang gemetar.
Perlahan Tama membalikkan badannya menjauh dari tempat kejadian tersebut, Tama tiba-tiba menginjakkan sesuatu.
"Krekkk"! Aduh mati aku, ucap tama.
"Siapa di sana"? Terdengar sapaan pria bertopeng.
Tama langsung lari meninggalkan tempat itu, iya tidak mau mati konyol di tangan pria bertopeng.
Tama berlari sekuat tenaga, sesekali iya melirik kebelakang, memastikan pria bertopeng itu tidak mengejarnya.
"Brakkk".
Baru saja Tama tertabrak oleh mobil, pengendara mobil langsung menolong Tama yang sudah tidak sadarkan diri.
*
*
Paginya Tama pun tersadar.
"Au, kepalaku sakit, aku ada dimana"?
Melihat Tama siuman, yoona kekasihnya langsung memanggil dokter.
"Dok.. tolong disini, pasiennya sudah sadar"!
Dokter pun memeriksa keadaan Tama saat itu, menurutnya kepala Tama sedikit terbentur jadi harus banyak istirahat dan tidak banyak berpikir terlalu keras. Selebihnya fisik Tama dibilang cukup sehat, dan sudah bisa dibawa pulang.
Dokter pun pergi meninggalkan sepasang kekasih itu.
"Sebenarnya apa yang terjadi sayang"? tanya Tama.
"Harusnya aku yang nanya gitu ke kamu, kamu gak ingat? Kemaren kamu di tabrak mobil? seseorang menghubungiku mengabarkan keadaan mu, aku panik dan langsung kemari".
"Aku ingat ketika aku berlari".
Tama menghentikan ucapannya, mengingat kejadian kemaren membuatnya sangat gila.
"Mengapa kau berlari? Mengapa kau tak membawa motormu"?.
Tama mengalihkan pembicaraan nya, iya tidak ingin seseorang pun tau tentang kejadian yang sudah iya saksikan.
"Sayang kita pulang yuk, aku tidak terlalu suka bau rumah sakit, dokter bilang aku juga tidak apa-apa kan."
"Hhmm ya sudah jika itu maumu, aku akan mengurusnya dulu".
Setibanya mereka di apartemen Tama.
Yoona menyuruh Tama untuk berbaring di kasurnya.
"Kau tidurlah dulu, aku akan membuatkan makanan untukmu".
Yoona pun bergegas ke dapur membuat makanan untuk Tama, sembari memasak iya menghidupkan tv,
*****Berita hari ini******
"Telah di temukan jasad seorang wanita di bawah terowongan, polisi akan segera menyelidiki kasus kematian wanita tersebut" kata seorang pembawa berita.
Tama mendengar nya langsung terkejut, apa wanita itu yang dia lihat semalam atau tidak, Tama menyesal tidak bisa menolongnya.
Tama menghela napas panjang,
"hmmm, Apa pria bertopeng itu melihatku,? Semoga saja tidak", ucap Tama.
Detektif yang ditugaskan saat itu bernama Lee, detektif lee di tugaskan untuk menyelidiki kasus itu, karena detektif lee hanya tertarik pada kasus pembunuhan, dengan ketajaman dan insting yang kuat dia selalu menemukan pelaku kejahatan dengan cepat, rekan-rekan detektif lain menyebutnya" ghost detektif".
Detektif lee segera menuju TKP terlihat juga tim forensik sudah ada di sana,
Dia meneliti setiap benda yang terlihat dan mengamati disekitar.
"Siapa yang pertama kali melihatnya"? Ucap detektif lee
"Pekerja bangunan, aku sudah menyuruhnya untuk datang ke sini" ucap detektif Ko
"Aku sudah bilang, aku hanya melihatnya ketika sedang berjalan, aku banyak kerjaan, kenapa kau selalu menghalangiku" ucap pekerja bangunan marah-marah.
"Apa kau pergi hanya sendiri"? Tanya detektif lee
"Iya aku berjalan sendiri, dan menemukan tubuh wanita itu sedang duduk dipenuhi dengan dar*h, aku langsung menghubungi polisi".
"Baiklah, terimakasih atas keterangan mu, maaf sudah mengganggu waktu mu".
Detektif lee menyuruh detektif ko untuk memeriksa ponsel gadis itu dan orang-orang terdekat dengan gadis itu.
"Hubungi ku jika kau menemukan sesuatu, aku akan pergi ke suatu tempat" ucap detektif lee
*
*
"Sayang, makanan nya sudah siap, kau harus mengisi tubuhmu dengan energi".ucap yoona
"Wahh, makanan mu terlihat enak, aku jadi tidak sabar menjadi suamimu dan menikmati makananmu setiap hari".
"Jangan berlebihan, aku sudah menghubungi kantormu dan meminta cuti untuk 3 hari".
"3 hari?? sepertinya aku besok sudah bisa bekerja, 3 hari terlalu lama, aku harus mengumpulkan banyak uang untuk pernikahan kita".
"Apa kau yakin sudah pulih, dokter menyuruhmu istirahat saja, aku khawatir kau nanti kenapa-napa".
"Aku akan istirahat sepenuhnya hari ini, aku janji, tapi bagaimana dengan pekerjaan mu"?
"Aku sudah menyuruh Dal untuk menggantikan ku hari ini, untungnya dia gak keberatan".
"Kau sangat beruntung memiliki sahabat seperti Dal".
Yoona bekerja di salah satu mall sebagai kasir, dia belum berencana berhenti bekerja setelah menikah.
"Sepertinya kau terlalu banyak berbicara, habiskan makananmu ,lalu tidur , aku akan pergi berbelanja sebentar" Ucap yoona.
*
*
Selesai membereskan makanan sisa, yoona buru-buru untuk pergi berbelanja.
Ketika yoona keluar dari rumah, tiba-tiba ada gadis kecil yang berdiri di depan pintu apartemennya.
"Tante, apa paman sedang sakit? kenapa dari tadi dia tidak keluar rumah" ucap gadis kecil imut itu.
"Paman cuma tidur aja kok sayang, kamu siapa namanya, kok lucu banget,
Sapa yoona sambil mencubit pipi gadis kecil.
"Namaku Sol tante"!
"Nama yang cantik, cantik seperti orangnya, apa orang tua mu tidak ada di rumah"?
"Orang tua ku sibuk bekerja, biasanya jam segini dia sudah pulang, aku menunggunya lama di depan pintu".
"Apa kau mau ikut denganku? aku ingin berbelanja sebentar ke mall seberang".
Gadis kecil hanya menganggut, mereka pun pergi berdua untuk berbelanja.
**
**
Terlihat detektif lee sedang sibuk mengacak-acak berkas di kantornya,
Iya mencari berkas kasus pembunuhan 12 tahun yang lalu, yang belum terpecahkan
"Detektif lee apa yang sedang kau cari"?
"Tidak aku hanya penasaran saja, apa kau sudah dapat data korban"?
"Sudah, namanya naomi, usia 25 tahun, bekerja di salah satu kantor swasta, dan tinggal sendiri di apartemennya"?
"Tinggal sendiri, lalu orang tuanya"?
"Orang tuanya tinggal di desa".
"Segera kirimkan alamat orang tuanya padaku, aku akan kesana untuk mencari informasi" ucap detektif lee sambil berlari ke arah mobil.
**
**
Terdengar ada seseorang memanggil nama Sol. Wanita itu berteriak mencari-cari sol hingga mencari sekitar apartemennya.
"Mama" ucap Sol sambil memeluk.
"Darimana saja kau, mama sudah bilang untuk tidak bepergian dengan orang asing".
"Itu tante sebelah mah"
Yoona pun mengucapkan salam kepada mamanya sol,dia meminta maaf sudah membawa sol pergi dengannya tanpa meminta izin.
"Maaf sudah lancang untuk membawa sol pergi, aku melihatnya sendirian dan merasa kasihan untuk meninggalkan nya"
"Apa kau kekasihnya Tama"?
Yoona menganggut. Mereka saling berkenalan dan berbincang menuju ke apartemennya di lantai 7.
"Tama sering bercerita kepadaku tentang kekasihnya, rupanya kau jauh lebih cantik dari apa yang ku bayangkan"!
Pipi yona memerah, "ah kakak ini bisa saja".
"Maaf tadi aku terlihat kasar padamu, aku takut sol dibawa ayahnya, aku dan ayahnya sol sudah lama bercerai, ayahnya sangat menginginkan sol tapi hak asuh sudah jatuh ke tangan ku".
"Aku sangat minta maaf kak, aku sudah membuatmu khawatir".
Mereka pun tiba di lantai tujuh dan masuk ke dalam apartemennya masing-masing.
Yoona melihat ke kamar dan Tama terlihat tertidur pulas,
Yoona membereskan belanjaannya, dan menyiapkan beberapa makanan untuk Tama di kulkas.
"Sudah malam, sebaiknya aku pulang dan membiarkan Tama beristirahat".
Yoona masuk ke dalam kamar Tama dan meninggalkan beberapa pesan di kertas kecil.
"Aku pulang dulu," ucap Yoona sambil mematikan lampu dan menutup pintu.
*Tama pun membuka mata, mendengarkan langkah yoona yang sudah menutup pintu apartemennya.
Detektif lee pun mendatangi kediaman orang tua naomi.
Terlihat kesedihan yang sangat mendalam di wajah ibunya setelah mendengar kabar tentang putri nya itu.
"Maaf bu perkenalkan saya detektif lee yang sedang menyelidiki kasus anak ibu".
"Apa yang sudah di lakukan anakku, sehingga dia diperlakukan seperti itu".
Tangisan ibu naomi pecah, detektif lee hanya diam seperti merasakan kehilangan yang dirasakan ibu naomi.
Akhirnya ibu naomi mulai bercerita.
"Naomi sejak kecil sudah ditinggal oleh ayahnya, naomi mempunyai seorang adik perempuan, dari dulu iya bersemangat mencari uang, akhirnya dia pergi ke kota untuk mencari pekerjaan, selama ini naomi sudah banyak membantu kami di desa, dia menyekolahkan adiknya hingga tamat SMA, oh anakku yang malang, maafkan ibu yang selama ini menyusahkan mu naomi"!
"Apa naomi pernah bercerita tentang seseorang kepada ibu? Apa ada seseorang yang membenci naomi"?
"Naomi sangat baik dan lembut, dia tidak pernah bercerita apapun kepadaku, kecuali tentang kekasihnya".
" kekasihnya? Apa kau tau dimana kekasihnya sekarang"?
"Aku tidak tau pasti, yang aku tau naomi pernah bercerita kalau dia sekantor dengan naomi"
"Terimakasih bu atas keterangan anda, kami akan berusaha untuk menangkap pelakunya"
*
*
Alarm pun berbunyi, Tama pun langsung mematikan nada alarm tersebut.
"Mmm rasanya sangat segar kembali"
Tama pun melihat kertas kecil di nakasnya, terlihat senyuman kecil ketika dia membaca tulisan dari yoona" sarapan ada di kulkas, jangan lupa memakannya ketika kau pergi bekerja".
"Calon istriku memang hebat" gumam Tama.
Tama pun bergegas untuk pergi bekerja, pekerjaan nya sebagai kurir terasa sangat melelahkan, dan dia berniat mencari pekerjaan baru setelah menikah.
"Pagi bos" sapa Tama ke bosnya.
"Kau sudah masuk kerja Tama? kemaren kata yoona kau cuti 3 hari, apa lukamu sudah sembuh"?
"Cuma luka kecil kok paman, tenang saja, aku baik-baik saja kok".
Tama memanggil bosnya dengan sebutan paman in karena mereka sangat dekat, sudah 3 tahun Tama bekerja sebagai kurirnya.
"Akhir-akhir ini kau terlalu bersemangat untuk bekerja" ucap paman in .
Tama bersiap untuk mengantarkan barang- barangnya, Tama baru saja pindah dari apartemennya yang lama sekitar satu tahun lalu.
Setelah setengah hari perjalanan Tama mampir ke swalayan sambil menanyakan alamat si pemilik barang.
"Selamat datang" kata si penjaga toko.
"Aku hanya membeli minuman ini, mm apa kau tahu alamat yang tertera disini" tanya Tama
"Oh alamat ini ada di samping swalayan ku, kau bisa masuk ke apartemen di samping ini"
"Terimakasih , ternyata aku menanyakan alamat ke orang yang tepat" ucap Tama.
Tama pun tiba di lantai 11, dan membunyikan bel apartemen pemilik barang yang bernama yoonji.
Suara bel pun berbunyi 'Tin..Ton..."
Yoonji pun keluar sambil marah-marah.
" Bukan kah barang ini seharusnya di antar kemaren, kenapa kau baru antar sekarang, dasar kurir miskin".
" Maafkan aku, kemaren aku tidak masuk kerja, mohon maafkan aku"
"Terserah kau,aku akan memberi kau bintang satu".
"Tolong jangan kasih aku bintang satu, aku akan melakukan apapun, jangan beri aku bintang satu".
Yoonji pun menutup pintu dengan keras, tampak kekecewaan di wajah Tama, iya sangat mengharapkan penilaian bintang untuk bonus.
Tama pun kembali melanjutkan pekerjaan nya.
*
*
Yoonji merasa harus membeli beberapa barang, iya membeli di swalayan di samping apartemennya.
"Apa disini tidak ada merek kopiku " tanya yoonji.
"Maaf kopiku lagi kosong, apa ada yang lain yang bisa ku bantu"? Tanya karyawan toko, karyawan toko itu bernama
junggi, junggi bekerja part-time di swalayan itu.
"Tidak usah, aku hanya membeli ini, aku akan mencarinya di toko lain"
Junggi pun memasukkan barang yang dibeli yoonji ke kresek,sesekali iya melirik wanita itu, tentu saja Yoonji merasa risih.
"Dasar cowo mesum" ucap yoonji meninggalkan swalayan itu.
*
*
Detektif lee datang ke kantor Naomi, dia mencari tahu siapa teman yang dekat dengan naomi, terlihat seorang perempuan mendekati detektif lee.
"Apa kau seorang detektif" sapa perempuan itu.
Detektif lee langsung menunjukkan tanda pengenalnya,
"Apakah kau sedang menyelidiki kasus Naomi"?
"Kau siapanya naomi, apa kau temannya naomi"?
Perempuan itu mengangguk, sambil melihat ke kiri dan ke kanan, melihat gelagat yang aneh pada cewe itu detektif lee langsung paham.
"Apakah orang itu ada disini"?
"Entahlah, aku merasa takut seperti naomi"
"Memangnya ada apa"?
"Kekasih naomi, bukan! sekarang sudah menjadi mantan nya, dia sangat mengerikan, dia seorang penguntit, dia selalu meneror naomi, melacak keberadaan naomi, apa jangan-jangan dia.."? gadis itu langsung memberhentikan ucapannya.
"Apa kau tau dimana pria ini sekarang"!
"Aku tidak tahu persis, yang ku dengar dia bekerja di hotel"
"Terimakasih atas informasi mu, kau sudah banyak membantu kami".
*
*
Hangjun nama mantan kekasih naomi, terlihat detektif lee menanyakan keberadaan Hangjun ke beberapa karyawan di hotel, Hangjun menyadari dirinya sedang jadi incaran polisi bergegas lari, detektif lee melihat Hanjung langsung mengejarnya.
Terjadi beberapa kali perkelahian, akhirnya Hangjun berhasil di taklukan, dan dia di bawa untuk di interogasi.
Di ruang interogasi terlihat Hangjun sangat ketakutan,
"Apa yang kau lakukan pada naomi"? Tanya detektif lee
"Aku tidak melakukan apa-apa"
"Lalu dimana kau pada hari selasa jam 10 malam"
"Aku berada di rumahku"
"Jangan berbohong, jika kau berbohong kau tahu hukuman apa yang akan ku berikan"
"Maafkan aku, aku tidak tau apa yang terjadi pada naomi"
"Mengapa kau menguntit naomi"
"Aku hanya mengikutinya saja"
"Mengapa kau mengikutinya malam itu"
"Maafkan aku detektif, semua ini salahku, aku tidak terima diputuskan dengan wanita itu, aku hanya mengikutinya saja kemana dia pergi"
"Kau tau tindakan mu ini bisa menjebloskan mu ke penjara, kenapa kau membunuh naomi"?
"Bukan aku yang membunuhnya, malam itu aku memang berniat mengikutinya sampai apartemen, di perjalanan aku melihat seseorang menarik tangannya, aku pikir itu kekasih barunya, lalu aku pergi meninggalkan mereka".
"Seorang pria? Apa kau masih ingat wajahnya".
"Karena hujan deras aku tidak melihat jelas wajahnya, kira kira tingginya 175cm".
Setelah mendengar keterangan Hangjun detektif lee langsung keluar untuk mencari beberapa bukti lainnya.
*
*
Setelah mengantar beberapa pesanan barang, Tama pun kembali ke apartemennya, iya melihat Junggi karyawan toko yang iya temui siang hari sedang menunggu lift di lantai satu,
"Kau bukannya karyawan toko tadi"?
Junggi pun tersenyum ia langsung memperkenalkan diri, dan mengatakan iya baru pindah ke apartemen yang berada di lantai 7.
"Wah kebetulan sekali, aku juga di lantai 7, berarti kau tetangga baruku". Ucap Tama
Mereka pun pergi ke apartemen nya masing- masing dan mengucapkan salam perpisahan.
Selang beberapa lama, terlihat pintu apartemen terbuka, ternyata Junggi yang keluar dari sana dengan membawa bingkisan bewarna hitam.
Yoona berusaha menghubungi Tama tapi tidak ada jawaban, tidak ada kabar dari Tama sedikit membuatnya khawatir.
Yoona menelusuri jalan yang sepi hendak pulang ke apartemennya, suasana sunyi begitu mencekam, di tambah hembusan angin malam membuat bulu romannya bergidik.
*
*
"Iyaa ma , aku baik baik saja, aku akan kembali ke apartemenku, dasar bawel" yoonji menutup telpon dari ibunya dengan kesal.
Iya berjalan cukup cepat karena terlihat ada seseorang yang mengikutinya,
Iya berlari sekuat tenaga karena merasa dirinya mulai terancam, nafasnya terengah-engah.dadanya terasa berat dan sesak. Tiba-tiba
"Plak" sebuah benda tumpul mengenai kepada yoonji.
Yoonji pun pingsan iya di bawa ke sebuah rumah kosong,
Setelah satu jam pingsan, yoonji pun tersadar dan menyadari dirinya diculik.
"Siapa kau? Tolong lepaskan aku! Teriak yoonji.
Pria bertopeng itu tampak tenang saja,
"Diam kau, tidak ada yang bisa menolong mu disini".
"Tolong lepaskan aku, aku akan memberikan berapapun yang kau mau".
Pria bertopeng perlahan mendekati yoonji dengan senyum smirk nya dan melukai pipinya dengan pisa*u.
Perbuatan yang sama iya lakukan kepada naomi.
Yoonji pun berteriak kesakitan, dan memohon untuk dilepaskan, perlahan iya mulai memberontak, dan iya sempat melepaskan topeng yang ada pada wajah lelaki itu.
"Kauu? dasar lelaki brengs*k?
Pria bertopeng langsung membun*h yoonji tanpa ampun.
Tiada kata yang keluar dari mulut yoonji, matanya terbelalak dan mulutnya mengeluarkan dar*h dan banyak darah yang menetes dari perutnya karena di tusuk beberapa kali
*
*
Keesokan paginya!!
Tama bergegas untuk bersiap pergi ke tempat kerja, dengan membawa satu roti di tangannya, sesekali iya melirik kearah pintu apartemen Junggi, tidak terlihat pria itu keluar dari apartemennya.
Tama menghubungi yoona dan meminta bertemu saat jam makan siang nanti, iya sangat rindu dengan kekasihnya,
Tama dan yoona berpacaran sudah hampir 2 tahun, yoona sangat senang ketika Tama mengajaknya menikah.
Setelah Tama mengantar beberapa barang, tama pun menyadari bahwa sudah pukul satu siang dan iya harus menjemput yoona,
Seperti biasa mereka makan di kafe favoritnya, Tama menatap kearah pengunjung dan melihat Junggi berada sedang mengantri minuman kopi,
"Anak itu, ucap tama"
"Apa kau mengenalnya"?
"Aku bertemu dia hanya dua kali, dia tetangga baru di apartemenku".
"Kenapa kau menatapnya dengan aneh"?
"Tidak mengapa, aku semalam melihat dia keluar dan tidak tau kapan kembalinya, "huftt, mungkin aku terlalu berlebihan".
"Sudahlah, habiskan saja makananmu, setelah ini antar aku ke apartemen mu, aku ingin membuat beberapa makanan"
"Apa kau tidak kembali bekerja"?
" Tidak, aku hanya bekerja di shift pagi saja".
*
**Berita terkini**
'di temukan mayat seorang perempuan muda, polisi masih melakukan identifikasi korban' terdengar siaran pers sebuah berita.
Mendengar berita itu satu kafe pun terkejut, beberapa dari mereka berbisik, dan ketakutan melihat kejadian akhir-akhir ini.
"Jangan-jangan itu ulah pria bertopeng"ucap Tama dalam hati.
Melihat Tama bermenung, yoona langsung mengejutkan Tama,
"Sayang, kamu oke"?
"Eh iya sayang, yukk kita pulang".
*
*
Detektif lee menyelidiki mayat yang baru saja di temukan,.
"Detektif lee hasil autopsi naomi sudah keluar" ucap salah satu rekan detektif yang ada di sana.
"Baik lah aku akan kesana, sepertinya gadis ini juga mengalami luka yang sama di bagian pipinya"
Detektif lee bergegas ke rumah sakit untuk melihat hasil autopsinya,
Di sana ada dokter Han yang ahli dalam bidang forensik.
"Bagaimana hasilnya dokter Han"? Tanya ketua lee
"Hasilnya menunjukkan kalau dia memang mati kekurangan darah, ada 6 tusukan di perutnya, dan di pipinya juga ada goresan pisau, sepertinya pelaku menggoreskannya ketika dia masih hidup.
"Sungguh biadab, seperti apa pisau yang dia pakai"?
"Pisau yang sangat tipis di ujungnya, seperti pisau belati".
"Apa ada sidik jari pelaku yang tertinggal ditubuh gadis ini"?
"Tidak ada jejak tangan sedikitpun, sepertinya pelaku sangat teliti mengerjakannya.
"Baiklah dokter terima kasih atas kerjasamamu".
"Apa kau sudah makan detektif lee? Aku melihat akhir-akhir ini kau tampak sangat lelah, aku membawakan mu ramyeon, kau bisa memakannya". Ucap detektif Na.
Tidak ada yang bisa menebak pribadi detektif lee, kadang sangat perhatian, dan terkadang juga tempramental,
Detektif lee mempunyai tingga badan 178cm, mempunyai dada ber bidang, sayangnya dia masih jomblo.
"Terimakasih atas makananmu, aku berencana pulang, aku sudah 3 hari tidak pulang, tolong urus ini untukku".
"Siapp ketua"
Detektif lee adalah ketua tim dan ada dua rekannya lagi yang membantunya, yaitu detektif Ko dan detektif Na.
*
Setelah mengantar yoona, Tama pun bergegas mengantarkan barang kembali, di perjalanan iya melihat seorang ibu-ibu yang ingin menyebrang jalan,sepertinya iya kesulitan karena memakai tongkat, Tama langsung turun dari motornya dan menolong ibu itu,
"Kau pemuda yang baik , terimakasih sudah menolongku" ucap si ibu.
"Aku pergi dulu bu".
Tama hari itu sangat sibuk mengantarkan paket, tidak terasa hari pun sudah mulai gelap, tinggal satu paket lagi yang akan dia antarkan, namun dia tidak mengetahui alamat yang dituju, akhirnya Tama memutuskan untuk mengantarkan paketnya besok.
Tama pun langsung menuju apartemennya, iya belum sempat menghubungi yoona, apa yoona masih di sana, atau sudah pergi.
Tama pun memarkirkan motornya, terdengar suara seorang anak kecil memanggilnya.
"Pamannnn".
Tama pun melihat kebelakang ternyata dia adalah Sol, Sol langsung memeluk Tama, dia memang dari dulu dekat dengan Tama.
"Sudah malam begini siapa yang membawamu keluar"?
Sol langsung menunjuk yoona yang berdiri di belakangnya.
"Tadi dia melihatku keluar dan merengek minta ikut, ya udah aku ajak ajaa"! Ucap yoona.
"Apakah kau ingin pulang sayang"? Tidur saja di apartemen ku, tidak baik wanita seperti mu pulang malam terus, nanti biar aku yang tidur di sofa".
Yoona pun lama untuk berpikir dan akhirnya menyetujui ide Tama, "mmm okee dehh".
Mereka berdua pun langsung masuk kedalam lift, dan Sol di sopong oleh Tama.
Tama mengantar sol tepat di depan pintu apartemen sol.
"Tinn..ton!!
Ibunya sol langsung membukakan pintu,
"Maaf Sol sudah merepotkan" ucap ibunya sol
"Tidak mengapa kak,aku juga sangat menyukai Sol" jawab tama.
Tama dan Yoona pun mulai masuk ke apartemennya,
"Apa kau sangat menyukai anak kecil" tanya Yoona".
Tama pun tertawa" kenapa pertanyaan mu seperti itu? Anak-anak itu sangat lucu jadi aku sangat menyukainya, mm aku jadi tidak sabar untuk mempunyai anak darimu".
Yoona pun langsung melemparkan bantal ke arah Tama.
"Sudahlah, aku mau mandi dulu".
"Sayang, aku sangat mencintaimu" teriak Tama.
*
*
Meongg.. meong..!
Puss!! Panggil Junggi.
Di swalayan ternyata banyak kucing jalanan, Junggi selalu memberi makan kucing jalanan di samping swalayannya, sehingga ada beberapa pemilik apartemen merasa terganggu.
"Kau pindahkan atau ku buang kucing- kucing ini ke hutan" ucap salah satu pemilik apartemen".
"Maafkan aku besok aku akan memindahkan nya".
Junggi kembali melanjutkan aktifitasnya di toko, tampak seseorang pria memakai masker untuk berbelanja, Junggi sempat menyapanya, namun tampaknya pria itu terburu-buru, dan langsung menghilang dari pandangan Junggi.
Pemilik toko pun datang, giliran berganti shift
"Kau pulanglah, giliran aku yang berjaga, oh iya ini upah mingguan mu".
"Terimakasih paman, aku akan menerimanya".
Junggi pun berpamitan dengan pemilik toko, karena merasa lapar dia memberi beberapa mi instan untuk dimasak di apartemennya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!