NovelToon NovelToon

Hati Yang Terluka, Jiwa Yang Kuat

Awal Kebahagiaan

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Berikut adalah susunan silsilah pemain dan keterkaitan tokoh-tokoh dalam cerita "Hati yang Terluka, Jiwa yang Kuat"

Keluarga Puja:

- Lula: Ibu kandung Puja, mantan istri Pratama, tertarik pada Rama.

- Puja: Putri Lula dan Pratama, pacar Alvaro, berhubungan erat dengan ibunya.

- Pratama: Ayah kandung Puja, mantan suami Lula, sekarang suami Rina.

- Rina: Ibu tiri Puja, sahabat lama Lula, sekarang mantan istri Pratama.

Keluarga Tiara:

- Rafi: Ayah Tiara, tertarik pada Aisyah, sahabat Puja.

- Tiara: Putri Rafi, sahabat dekat Puja, pacar Reyhan.

- Rama: Paman Tiara, bos Lula, tertarik pada Lula.

Hubungan Kunci:

- Puja dan Tiara: Sahabat dekat yang saling mendukung, meskipun menghadapi tantangan dalam pertemanan mereka karena Queen of King.

- Puja dan Alvaro: Pacar, Alvaro membantu Puja dalam misinya untuk mengungkap kebusukan Ratu dan geng Queen of King.

- Rama dan Lula: Tertarik satu sama lain, meskipun keduanya menghadapi konflik internal yang harus diatasi.

- Rafi dan Aisyah: Menyukai satu sama lain, dengan Aisyah yang awalnya menyukai Rama, namun kemudian jatuh cinta pada Rafi.

Queen of King dan Anggota:

- Ratu: Pemimpin Queen of King, mantan pacar Alvaro, antagonis utama yang ingin menjatuhkan Puja.

- Hans, Nisa, Putri, Nova, Alex: Anggota Queen of King yang setia kepada Ratu dan terlibat dalam rencana jahat untuk merusak reputasi Puja.

- Iqbal : Mantan anggota Queen of King, kakak kelas dan teman Puja

Rekan Kerja Lula:

- Aisyah: Sahabat dan rekan kerja Lula, memiliki hubungan kompleks dengan Rafi dan Rama.

- Ranti: Rekan kerja Lula

- Mulan: Rekan kerja Lula

Hubungan Sekolah:

- Reyhan: Pacar Tiara, teman Alvaro, juga terlibat dalam lingkungan sekolah yang penuh intrik.

- Ayu: Sepupu Rina, adik kelas Puja, memiliki keterkaitan dengan konflik di sekolah.

...Episode 1...

Lula mengusap air matanya dan bangkit. "Aku mungkin terluka, tetapi hatiku akan selalu kuat. Aku akan bangkit dan melawan, bukan hanya untuk diriku sendiri, tapi untuk Puja dan semua orang yang mencintaiku."

Cerita Sebelumnya....

Lula adalah wanita yang selalu ceria dan penuh semangat. Menikah dengan Pratama adalah impiannya sejak lama, dan ketika mimpi itu terwujud, hidupnya terasa sempurna. Mereka dikaruniai seorang putri cantik bernama Puja. Hari-hari berlalu dengan penuh tawa dan kebahagiaan di rumah kecil mereka.

Waktu Pernikahan

Lula berdiri di depan cermin besar di kamarnya, mengamati pantulan dirinya yang sedang mengenakan gaun pengantin putih bersih. Hari itu adalah hari yang paling dinantinya, hari dimana dia akan mengikat janji suci dengan pria yang dicintainya, Pratama. Di luar, terdengar riuh rendah tamu undangan yang sudah mulai berdatangan, tetapi Lula hanya fokus pada dirinya sendiri, memastikan setiap detail terlihat sempurna.

“Lula, kamu siap?” tanya Rina, sahabat dekatnya yang telah menemaninya sejak kecil.

“Ya, Rina. Aku siap,” jawab Lula dengan senyum lebar. “Terima kasih sudah selalu ada untukku.”

Rina tersenyum, tetapi di balik senyum itu ada perasaan yang tak bisa diungkapkan. Perasaan iri dan cinta yang terpendam kepada Pratama. Namun, Rina menahan perasaannya itu, menyembunyikannya di balik topeng sahabat yang setia.

Pernikahan Lula dan Pratama berjalan dengan sangat meriah. Mereka berdua tampak seperti pasangan paling bahagia di dunia. Setelah upacara selesai, mereka menghabiskan waktu bersama para tamu, berbincang dan tertawa bersama. Rina selalu berada di dekat mereka, tersenyum dan ikut bahagia, meskipun hatinya terasa hancur.

Singkat cerita

Beberapa bulan setelah pernikahan, Lula dan Pratama dikaruniai seorang putri cantik yang mereka beri nama Puja. Kehadiran Puja membawa kebahagiaan yang tak terhingga dalam keluarga kecil mereka. Setiap hari terasa penuh dengan cinta dan kebahagiaan. Pratama adalah suami yang penyayang dan ayah yang penuh perhatian. Sementara itu, Lula merasa hidupnya sempurna dengan kehadiran Puja dan Pratama di sisinya.

“Puja, sayang, sini ke mama,” panggil Lula saat Puja mulai belajar berjalan. Melihat langkah-langkah kecil Puja, hati Lula dipenuhi rasa bangga dan bahagia.

“Lihat, Pratama, Puja sudah bisa berjalan!” seru Lula kepada suaminya yang sedang duduk di sofa.

Pratama tersenyum lebar dan menghampiri mereka. “Hebat, anak papa memang pintar. Ayo sini, sayang,” kata Pratama sambil mengulurkan tangan kepada Puja.

Silih berganti hari

Hari-hari berlalu dengan penuh kebahagiaan. Keluarga kecil mereka sering menghabiskan waktu bersama di taman, bermain dan tertawa. Keharmonisan mereka membuat banyak orang iri, termasuk Rina. Sebagai sahabat dekat Lula, Rina sering berkunjung ke rumah mereka, membawa hadiah untuk Puja atau sekedar ngobrol dengan Lula. Namun, setiap kali melihat kedekatan Pratama dan Lula, perasaan iri itu semakin membesar.

Suatu hari, saat Rina sedang bermain dengan Puja di ruang tamu, Lula dan Pratama sibuk di dapur menyiapkan makan siang. Rina memandang mereka dengan mata yang penuh iri, tetapi segera menyembunyikannya saat Lula menoleh ke arahnya.

“Rina, kamu sering banget datang ke sini. Apa kamu nggak bosan?” tanya Lula sambil tertawa.

“Enggak, Lula. Aku senang main sama Puja dan ngobrol sama kamu,” jawab Rina sambil tersenyum. “Lagipula, aku kan sahabat kamu. Masa kamu bosan sama aku?”

Lula tertawa kecil. “Nggak mungkin bosan lah. Kamu selalu bikin suasana jadi seru.”

Pratama yang sedang memotong sayuran, ikut tertawa. “Iya, Rina. Kamu itu bagian dari keluarga kami. Puja juga suka banget sama kamu.”

Rina hanya bisa tersenyum getir mendengar ucapan Pratama. Meskipun dia merasa bahagia bisa dekat dengan Pratama, dia tahu bahwa perasaannya tidak bisa diungkapkan. Dia tidak ingin menghancurkan kebahagiaan sahabatnya sendiri.

Hari terus berganti, dan Puja tumbuh menjadi anak yang ceria dan pintar. Lula dan Pratama semakin sibuk dengan pekerjaan mereka, tetapi mereka selalu menyempatkan waktu untuk keluarga. Setiap akhir pekan, mereka selalu punya waktu khusus untuk dihabiskan bersama.

Suatu malam, setelah Puja tertidur, Lula dan Pratama duduk di teras belakang rumah, menikmati angin malam yang sejuk.

“Pratama, aku merasa sangat beruntung punya kamu dan Puja,” kata Lula sambil menyandarkan kepalanya di bahu Pratama.

“Aku juga, Lula. Kamu adalah segalanya bagiku. Kita akan selalu bersama, apapun yang terjadi,” jawab Pratama sambil menggenggam tangan Lula erat-erat.

Lula tersenyum. “Aku percaya itu. Kita akan selalu bersama, untuk selamanya.”

Namun, di balik semua kebahagiaan itu, Rina terus merasa terjebak dalam perasaannya sendiri. Dia berusaha keras untuk menghilangkan perasaan cintanya kepada Pratama, tetapi semakin dia mencoba, semakin kuat perasaan itu muncul. Rina mulai merasa bahwa dia harus melakukan sesuatu, meskipun dia tahu bahwa tindakannya bisa menghancurkan semuanya.

Suatu hari, saat Lula sedang mengurus Puja di kamar, Rina memberanikan diri untuk berbicara dengan Pratama yang sedang berada di ruang tamu.

“Pratama, aku ingin bicara sesuatu yang penting,” kata Rina dengan suara sedikit gemetar.

Pratama menoleh dan menatap Rina dengan penasaran. “Ada apa, Rina? Kamu kelihatan serius.”

Rina menarik napas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan keberanian. “Pratama, aku tahu ini salah, tapi aku harus jujur. Aku... aku jatuh cinta sama kamu.”

Pratama terkejut dan tidak tahu harus berkata apa. Dia tidak pernah melihat Rina lebih dari sekadar sahabat Lula. “Rina, kamu tahu aku mencintai Lula. Aku tidak bisa...”

“Aku tahu,” potong Rina dengan suara lirih. “Aku tahu kamu mencintai Lula, dan aku tidak ingin merusak kebahagiaan kalian. Tapi aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku lagi.”

Pratama terdiam, bingung dengan situasi yang dihadapinya. “Rina, aku menghargai kejujuranmu. Tapi kita tidak bisa seperti ini. Lula adalah istriku, dan aku tidak akan pernah mengkhianatinya.”

Rina mengangguk pelan, air mata mulai menggenang di matanya. “Aku hanya ingin kamu tahu. Aku tidak akan mengganggu lagi. Maafkan aku, Pratama.”

Dengan hati yang berat, Rina beranjak pergi, meninggalkan Pratama yang masih terdiam. Di luar rumah, Rina menangis. Dia tahu bahwa perasaannya tidak akan pernah terbalaskan, tetapi setidaknya dia sudah jujur pada dirinya sendiri.

Sementara itu, Lula tidak pernah tahu apa yang terjadi antara Rina dan Pratama. Dia terus menjalani hidupnya dengan penuh cinta dan kebahagiaan, tidak menyadari bahwa ada ancaman yang bisa menghancurkan segalanya.

Namun, kebahagiaan itu tidak akan bertahan selamanya. Konflik yang mulai muncul perlahan-lahan akan menguji kekuatan dan keteguhan hati Lula, membuatnya harus berjuang lebih keras dari yang pernah dia bayangkan.

Kutipan episode 1 ✨

..."Di balik senyuman yang cerah, tersembunyi kisah cinta dan pengkhianatan yang akan menguji kekuatan seorang wanita. Lula, dengan segala kebahagiaannya, tidak pernah menyangka bahwa cinta dan sahabat bisa menjadi pisau bermata dua yang tajam."...

Awal Mula Konflik

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Namun, kebahagiaan itu mulai pudar ketika Lula mulai merasakan perubahan sikap Pratama. Dia sering pulang larut malam dengan alasan pekerjaan dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah. Lula, yang pada awalnya mengira itu hanya fase sementara, mulai merasa curiga.

"Pratama, kamu pulang lagi larut malam? Apa kamu benar-benar sibuk di kantor?" tanya Lula suatu malam ketika Pratama akhirnya pulang ke rumah.

"Ya, Lula. Banyak proyek baru yang harus diselesaikan," jawab Pratama dengan nada lelah sambil melepas sepatu.

Lula mengangguk, meskipun hatinya masih diliputi rasa cemas. Dia tidak ingin menjadi istri yang terlalu curiga, tetapi dia tidak bisa mengabaikan perasaannya. Setiap malam ketika Pratama pulang terlambat, perasaan itu semakin kuat.

Waktu terus berjalan, dan Minggu terus berganti Minggu.

Beberapa minggu kemudian, Lula menemukan sesuatu yang membuat hatinya berdebar. Saat sedang mencuci pakaian, dia menemukan sebuah lipstik di saku jaket Pratama. Lipstik itu bukan miliknya.

"Ini lipstik siapa?" bisik Lula pada dirinya sendiri, matanya mulai berkaca-kaca. Dia mencoba tetap tenang, tetapi hatinya bergejolak.

Malam itu, Lula memutuskan untuk menghadapi Pratama. Setelah Puja tidur, Lula menunggu suaminya di ruang tamu. Saat Pratama akhirnya pulang, Lula langsung mengajaknya bicara.

"Pratama, kita perlu bicara," kata Lula dengan suara tenang namun tegas.

Pratama terlihat sedikit terkejut. "Ada apa, Lula? Kenapa kamu kelihatan tegang?"

Lula mengeluarkan lipstik dari saku jaketnya dan menunjukkannya kepada Pratama. "Aku menemukan ini di saku jaket mu. Ini bukan milikku. Bisa kamu jelaskan?"

Pratama terdiam sejenak, wajahnya berubah pucat. "Lula, aku bisa menjelaskan. Lipstik ini bukan milikku. Mungkin tertinggal saat aku meminjam jaket dari teman kantor."

"Teman kantor?" Lula mengulangi dengan nada skeptis.

"Siapa?"

Pratama menghela napas panjang. "Hanya teman kantor, tidak lebih."

Jawaban itu tidak memuaskan Lula. Meskipun Pratama berusaha meyakinkannya, Lula tetap merasa ada yang disembunyikan.

Hari pun telah berganti

Hari-hari berikutnya, Pratama semakin sering pulang larut malam. Lula mulai merasa ada sesuatu yang tidak beres. Dia mencoba mencari tahu lebih banyak tentang kegiatan suaminya, tetapi Pratama selalu bisa memberikan alasan yang masuk akal.

Suatu malam, Lula memutuskan untuk berbicara dengan sahabatnya, Aisyah. Mereka bertemu di sebuah kafe kecil di dekat rumah Lula.

"Aisyah, aku butuh bicara. Aku merasa ada yang tidak beres dengan Pratama," kata Lula dengan suara bergetar.

Aisyah mengerutkan kening. "Kenapa? Apa yang terjadi?"

Lula mengeluarkan lipstik dari tasnya dan menaruhnya di atas meja. "Aku menemukan ini di saku jaketnya. Dia bilang itu milik teman kantornya, tapi aku tidak yakin."

Aisyah menatap lipstik itu dengan mata terbelalak. "Lula, kamu harus berhati-hati. Jika kamu merasa ada yang tidak beres, kamu harus mencari tahu kebenarannya."

Lula mengangguk. "Aku tahu. Tapi bagaimana caranya? Aku tidak ingin menjadi istri yang curiga tanpa alasan."

Aisyah meraih tangan Lula dan menggenggamnya erat. "Lula, kamu adalah wanita kuat. Kamu harus tahu kebenarannya, apapun itu."

Bukti Baru

Kecurigaan Lula semakin kuat ketika dia menemukan pesan singkat di ponsel Pratama yang bernada mesra dari nomor yang tidak dikenal. Meskipun Pratama selalu berhasil mengelak dan memberikan alasan yang masuk akal, Lula tidak bisa lagi menahan perasaannya.

Suatu malam, Lula memutuskan untuk menyelidiki lebih jauh. Saat Pratama sedang mandi, Lula memeriksa ponsel suaminya. Dia menemukan beberapa pesan dari nomor yang sama, tetapi semua pesan itu telah dihapus kecuali beberapa yang tidak terlalu mencurigakan.

"Kenapa kamu melakukan ini, Pratama?" bisik Lula pada dirinya sendiri, air matanya mulai mengalir.

Ketika Pratama keluar dari kamar mandi, Lula langsung mengkonfrontasi nya. "Pratama, siapa wanita yang sering mengirim pesan ini?"

Pratama terlihat terkejut, tetapi dengan cepat menguasai diri. "Lula, itu hanya teman kantor. Kamu tidak perlu khawatir."

Lula menatap suaminya dengan tatapan penuh luka. "Teman kantor? Kenapa pesan-pesan ini harus dihapus kalau memang tidak ada apa-apa?"

Pratama menarik napas dalam-dalam. "Lula, aku hanya tidak ingin kamu salah paham. Pesan-pesan itu tidak penting."

Lula tidak bisa menahan amarahnya lagi. "Tidak penting? Kenapa harus disembunyikan jika memang tidak ada yang penting?"

Pratama menghela napas panjang, merasa terpojok. "Lula, aku minta maaf. Aku tidak ingin kamu terluka."

Lula merasa dunia runtuh. "Terluka? Kamu sudah melakukannya, Pratama. Aku tidak bisa terus hidup dalam kebohongan ini."

Pratama mencoba meraih tangan Lula, tetapi dia menolaknya. "Lula, aku mencintaimu. Tolong beri aku kesempatan."

Lula menggeleng pelan. "Aku butuh waktu untuk berpikir, Pratama. Aku tidak tahu apakah aku bisa terus hidup seperti ini."

Pergantian waktu

Hari-hari berikutnya terasa sangat berat bagi Lula. Meskipun Pratama berusaha menunjukkan perhatian lebih, Lula tidak bisa menghilangkan kecurigaannya. Dia tahu bahwa ada sesuatu yang disembunyikan suaminya, tetapi dia belum tahu apa.

Dengan dukungan dari sahabatnya, Aisyah, Lula mulai memikirkan langkah selanjutnya. "Aisyah, aku tidak tahu harus bagaimana. Aku mencintai Pratama, tapi aku tidak bisa terus hidup dalam ketidakpastian."

Aisyah menatap Lula dengan penuh empati. "Lula, kamu harus kuat. Jika kamu merasa ada yang tidak beres, kamu harus mencari tahu kebenarannya. Jangan biarkan dirimu terjebak dalam hubungan yang tidak sehat."

Lula mengangguk, meskipun hatinya masih diliputi keraguan. Dia tahu bahwa keputusan ini tidak akan mudah, tetapi dia harus melakukannya demi dirinya sendiri dan demi Puja.

Suatu malam, setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Lula duduk di kamar kecilnya, menatap foto Puja. "Mama akan mencari kebenarannya, sayang. Kita akan segera mendapatkan jawaban."

Meskipun penuh tantangan, Lula tahu bahwa dia harus tetap kuat. Perjuangannya baru saja dimulai, dan dia yakin bisa melewati semuanya demi Puja. Hari-hari yang sulit ini akan menjadi kenangan yang menguatkan, dan Lula bertekad untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi dirinya dan putrinya.

Episode ini berakhir dengan Lula yang mulai menyusun rencana untuk mencari tahu kebenaran di balik perubahan sikap Pratama. Dia bertekad untuk menemukan jawaban dan menentukan langkah selanjutnya demi kebaikan dirinya dan Puja (sang buah hati).

...Kutipan episode 2 ✨ ...

..."Ketidakpastian adalah duri yang menusuk hati, namun kekuatan untuk mencari kebenaran adalah senjata seorang wanita yang terluka. Lula tahu bahwa meskipun cinta bisa mengkhianati, kebenaran tidak akan pernah meninggalkannya."...

Apakah episode selanjutnya bisa membuka kebenaran? "Kenyataan yang Pahit"

Kenyataan Pahit

...»»————> Perhatian<————««...

...Tokoh, tingkah laku, tempat, organisasi profesi, dan peristiwa dalam cerita ini adalah fiktif dan dibuat hanya untuk tujuan hiburan, tanpa maksud mengundang atau mempromosikan tindakan apa pun yang terjadi dalam cerita. Harap berhati-hati saat membaca....

...**✿❀ Selamat Membaca ❀✿**...

Lula mencoba untuk mempercayai Pratama lagi, memberikan kesempatan demi mempertahankan keluarga mereka. Meski hatinya diliputi kecurigaan, dia berharap Pratama bisa berubah.

Minggu telah berganti, Minggu

Namun, harapan itu mulai pudar seiring berjalannya waktu.

Suatu malam, ketika Pratama pulang terlambat lagi, Lula menunggu di ruang tamu. Kali ini dia tidak lagi bisa menahan pertanyaan yang terus menghantui pikirannya.

Pratama terlihat lelah, namun dia mencoba tersenyum. "Lula, apa yang ingin kamu bicarakan?"

Lula menarik napas dalam-dalam. "Aku sudah memberikanmu kesempatan. Aku berharap kamu bisa berubah, tapi kenyataan menunjukkan hal yang berbeda. Aku butuh kebenaran, Pratama. Siapa wanita itu?"

Pratama terdiam, matanya menunduk. Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, dia akhirnya berbicara. "Lula, aku minta maaf. Aku memang salah, tapi aku tidak ingin kamu terluka lebih dalam."

Lula merasakan hatinya hancur mendengar pengakuan itu. "Kenapa, Pratama? Apa yang salah dengan kita? Apa yang kurang dari aku?"

Pratama menggeleng pelan. "Bukan kamu, Lula. Ini semua salahku. Aku tergoda dan membuat kesalahan besar. Tapi, aku ingin memperbaiki semuanya."

Lula menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. "Bagaimana aku bisa percaya lagi setelah semua ini? Aku sudah berusaha, tapi rasa sakit ini terlalu dalam."

Pratama mencoba meraih tangan Lula, tapi dia menolak. "Aku butuh waktu, Pratama. Aku tidak tahu apakah aku bisa terus seperti ini."

Pratama menggeleng pelan. "Bukan kamu, Lula. Ini semua salahku. Aku tergoda dan membuat kesalahan besar. Tapi, aku ingin memperbaiki semuanya."

...***...

Lula menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. "Bagaimana aku bisa percaya lagi setelah semua ini? Aku sudah berusaha, tapi rasa sakit ini terlalu dalam."

Pratama mencoba meraih tangan Lula, tapi dia menolak. "Aku butuh waktu, Pratama. Aku tidak tahu apakah aku bisa terus seperti ini."

Hari-hari terus berlalu, berganti hari...

Hari-hari berikutnya, Lula berusaha untuk menjaga dirinya tetap sibuk. Dia bekerja lebih keras di kantor, menghabiskan waktu bersama Puja, dan mencoba mengalihkan pikirannya dari rasa sakit yang terus menghantuinya.

Namun, setiap kali dia melihat Pratama, luka itu kembali terbuka.

Suatu hari, Lula memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih drastis. Dia menyewa seorang detektif swasta untuk mencari tahu kebenaran tentang perselingkuhan Pratama. Meskipun hatinya berat, dia tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kepastian.

...***...

Kabar untuk Lula,

Beberapa minggu kemudian, detektif itu datang dengan laporan. "Lula, saya menemukan bukti yang cukup jelas. Pratama berselingkuh dengan seorang wanita bernama Rina. Mereka sering bertemu di sebuah apartemen di pusat kota."

Lula merasa dunia runtuh mendengar nama Rina. Rina adalah sahabatnya sejak kuliah, seseorang yang selalu dia percayai. "Rina? Tidak mungkin. Dia sahabatku."

Detektif itu mengangguk. "Saya mengerti ini sangat sulit untuk kamu terima. Tapi, ini buktinya." Dia menunjukkan beberapa foto dan pesan yang sangat jelas menggambarkan hubungan antara Pratama dan Rina.

Lula merasa seluruh tubuhnya gemetar. "Terima kasih. Saya perlu waktu untuk mencerna semua ini."

Malam itu, Lula duduk sendirian di kamar tidur. Dia menatap foto-foto yang diberikan oleh detektif, air matanya mengalir tanpa henti. Bagaimana bisa sahabat yang begitu dia percayai mengkhianatinya seperti ini?

Pratama masuk ke kamar dan melihat Lula menangis. "Lula, apa yang terjadi?"

Lula menatap suaminya dengan mata penuh kemarahan dan kesedihan. "Aku tahu segalanya, Pratama. Aku tahu kamu berselingkuh dengan Rina."

Pratama terdiam, wajahnya pucat. "Lula, aku..."

"Jangan berkata apa-apa lagi," potong Lula.

"Aku sudah cukup mendengar kebohonganmu. Aku memberikanmu kesempatan, tapi kamu malah menyia-nyiakannya. Rina adalah sahabatku, dan kamu tahu itu."

Pratama mencoba mendekati Lula, tapi dia mundur. "Lula, aku minta maaf. Aku benar-benar menyesal."

Lula menggeleng pelan. "Kata-kata maaf tidak cukup, Pratama. Kamu sudah menghancurkan kepercayaanku, dan aku tidak bisa lagi hidup dalam kebohongan ini."

Dengan air mata yang terus mengalir, Lula berjalan keluar dari kamar, meninggalkan Pratama yang terdiam. Dia tahu bahwa keputusan ini akan sangat berat, tapi dia harus melakukannya demi dirinya sendiri dan Puja.

...***...

Hari-hari telah berganti,

Satu Minggu kemudian, Lula mengajukan gugatan cerai. Pratama berusaha untuk berbicara dengannya, mencoba untuk memperbaiki hubungan mereka, tapi Lula sudah memutuskan. Dia tidak bisa lagi hidup dengan rasa sakit dan pengkhianatan yang terus menghantuinya.

Lula menghela napas dalam-dalam, memandang ke arah Pratama "Pratama, aku sudah memutuskan. Aku mengajukan gugatan cerai."

Pratama terkejut, suaranya penuh rasa bersalah "Lula, tolong dengarkan aku. Aku tahu aku salah, tapi kita bisa memperbaiki ini. Aku mencintaimu dan Puja."

Lula menggeleng, air mata mulai menggenang di matanya "Cinta tidak cukup, Pratama. Kepercayaan kita sudah hancur. Aku tidak bisa lagi hidup dalam bayang-bayang pengkhianatan mu."

Pratama mendekati Lula, mencoba meraih tangannya "Aku akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kembali kepercayaanmu. Berikan aku satu kesempatan lagi, hanya satu."

Lula menarik tangannya, mundur satu langkah "Aku sudah memberimu kesempatan, dan kamu menyia-nyiakannya. Rina adalah sahabatku, dan kamu tahu betapa menyakitkannya ini bagiku. Aku tidak bisa terus seperti ini." air mata Lula menetes.

Pratama putus asa, suaranya mulai bergetar "Lula, tolong. Pikirkan Puja. Kita bisa memperbaiki semuanya demi dia."

Lula menatap Pratama dengan tatapan penuh luka dan ketegasan "Puja butuh ibu yang kuat dan bahagia, bukan ibu yang terus-menerus terluka. Aku harus melakukan ini demi diriku sendiri dan demi dia."

Pratama menundukkan kepala, air mata mulai mengalir "Lula, aku minta maaf. Aku tahu kata-kata tidak bisa memperbaiki semuanya, tapi aku benar-benar menyesal."

Lula mengusap air matanya, mencoba tetap tegar "Maafmu tidak bisa menghapus rasa sakit ini. Aku sudah membuat keputusan, Pratama. Aku akan melanjutkan hidup tanpa bayang-bayang pengkhianatan mu."

Ketika surat cerai itu akhirnya selesai, Lula merasakan campuran antara kesedihan dan kelegaan. Dia tahu bahwa perjalanan ini belum berakhir, tapi dia siap untuk memulai hidup baru, meskipun harus sendirian.

Sahabat sejati tidak akan pergi,

Dengan dukungan dari sahabat sejatinya, Aisyah, Lula mulai merencanakan langkah selanjutnya. "Lula, kamu adalah wanita yang kuat. Kamu bisa melalui ini."

Lula mengangguk, meskipun hatinya masih terluka. "Aku tahu, Aisyah. Aku harus kuat demi Puja. Aku akan membangun hidup baru untuk kami."

...***...

...Episode, ini berakhir dengan Lula yang memutuskan untuk melanjutkan hidupnya sebagai seorang ibu tunggal. Meskipun kenyataan pahit telah menusuk hatinya, dia bertekad untuk bangkit dan membangun masa depan yang lebih baik untuk dirinya dan putrinya, Puja. Perjalanan ini mungkin penuh dengan tantangan, tapi Lula tahu bahwa dia memiliki kekuatan untuk melewatinya....

...***...

Tetap tegar dan berani dalam menghadapi cobaan hidup.

..."Ketika kepercayaan dikhianati, dan hati terluka, seringkali keputusan untuk melangkah pergi adalah yang paling sulit namun paling bijaksana. Lula mengajarkan kita bahwa meskipun menghadapi kenyataan pahit, seorang wanita memiliki kekuatan untuk bangkit dan membangun kembali hidupnya. Keberanian untuk mencari kebenaran dan keteguhan hati untuk melanjutkan hidup adalah tanda sejati dari jiwa yang kuat. Setiap akhir yang pahit adalah awal dari lembaran baru yang lebih baik."...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!