Siang itu setelah seminggu pemakaman dari mama seorang gadis yang bernama Chrystal Bening. Tampak banyak sekali saudara dan tetangga yang sudah bisa meninggalkan rumah sang gadis.
Chrystal adalah seorang gadis yang baru lulus dari SMA dan ingin melanjutkan cita citanya untuk menjadi seorang chef yang terkenal. Karena tertantang saat melihat acara master chef beberapa bulan yang lalu.
Tapi nasib dari Chrystal tidak beruntung. Dia yang sudah ditinggal meninggal oleh papanya saat usia empat tahun. Dan sekarang dia setelah SMA juga harus di tinggalkan mama tercintanya yang memang gemar sekali memasak dan banyak mendapatkan pelanggan yang menggunakan jasa memasaknya saat itu. Tapi sekarang sang mama yang sangat dia cintai sudah meninggal. Kini Chrystal hanya tinggal sendiri di sebuah rumah sederhana juga. Karena dia bukan dari kalangan orang berada.
Banyak orang memandang rendah keluarga Chrystal karena kemiskinan keluarga itu sejak Chrystal kecil. Papanya yang sakit sakitan meninggalkan hutang yang banyak. Mamanya hanya seorang tukang masak. Yang akan dapat job bila musim kondangan saja. Sehari hari dia hanya jual nasi bungkus di depan rumahnya.
Itulah sedikit kehidupan Chrystal gadis miskin yang tak pernah dipandang oleh orang sekitar. Bahkan Sering diolok olok karena sikap ceroboh, sedikit tulalit dan leletnya itu.
Tapi Chrystal Bening tak pernah sakit hati bila dia diolok olok. Bahkan sering mendapatkan sikap dan kata kata cacian yang pedas dan panas dari beberapa orang yang dekat dengan dia malah.
Saat ini Chrystal lagi beres beres ruang tamu kecilnya saat terakhir diadakan doa tujuh hari mamanya tadi malam.
" Chrystal... Mana tikar pak RW hah?" Teriak salah satu ibu ibu tetangga rumahnya.
" Maaf Bu. Masih Chrystal bersihkan."
" Waduh kelamaan kau itu. Masa dari semalam tidak kau bersihkan?"
" Maaf Bu. Semalam saya capek!"
" Hadeh alasan saja. Bilang aja kau malas. Tidak ada mama kau , kau tambah malas lagi. "
" Maaf Bu. Jika lama!"
" Sudah kagak usah dibersihkan tunggu kau ntar jenggot pak RW tambah panjang saja. Lama kali kau. Lelet kau !"
Ibu ibu tetangga tadi pun meninggalkan Chrystal sendiri.
Tapi Chrystal hanya bisa menepis rasa dukanya kembali. Kepergian mamanya memang sangat buat hati Chrystal berantakan. Ada kegalauan sendiri.
" Apa yang akan aku lakukan sekarang ya? Aku harus dapat kerjaan. Untuk menyambung hidup aku selanjutnya." Gunam lirih di hati Chrystal.
" Apa yang bisa aku kerjakan, itu harus aku kerjakan. Jadi cari kerja yang sesuai dengan bidangku saja. "
Saat Chrystal menyemprot karpet yang kotor tiba-tiba, " Waduh kurang ajar... Hei berhenti... Berhenti aku katakan!!!"
Chrystal terkejut saat dia melihat seorang pemuda tampan yang memang sedikit jauh usianya dibandingkan Chrystal yang sekarang usia 19 tahun itu. Kira kira pemuda itu usia 27 tahun. Nampak bajunya yang basah dan kotor seakan habis kena semprotan tanah dan lumpur.
" hahahaha... " Tanpa sadar Chrystal tertawa tanpa dosa.
" Hai kok tertawa sih. Seharusnya kau minta maaf sama aku. Kau buat baju kesayangan aku ini basah dan kotor!!!" Teriak marah pemuda tampan itu.
" Maaf ... Maaf saya tidak sengaja " cicit Chrystal.
" Kagak ada maaf maafan. Sini kau tanggung jawab sini."
" Aku tanggung jawab? Tanggung jawab apa maksudnya kak?"
" Hadeh emang kamu itu dasar tulalit bener. Kau kan yang buat kemeja kesayangan aku kotor nih..jadi kau harus cuci sampai bersih paham!"
" loh tapi yang salah kan bukan Chrystal kak. salah kakak sendiri tadi jalan lewat depan rumah aku udah tahu aku semprot karpet kotor?"
" Hadeh mamaaaa... Tolong Gian maaaa... Gian bisa gila ngomong sama cewek tulalit ini. Udah jelas dia salah kagak mau disalahkan . Seharusnya kau cuci karpet tuh di sono.tuh sono di belakang rumah sana!!!"
" Lo ya mana bisa kak. Belakang rumah aku kan dinding. Kagak bisa lah cuci karpet di dinding!"
" Haduh... Sudah sudah kau buat aku tambah terlambat. Mana harus ganti baju lagi. Dasar oon... Ampun dah!!!"
Gian mencak mencak dan menghentakkan kaki beberapa kali saking kesalnya. Akhirnya dia meninggalkan Chrystal yang masih bengong di depan rumah dia.
Gian Darmawan Perkasa adalah seorang anak konglomerat yang suka menekuni bidang kuliner hingga dia berhasil mendapatkan gelar chef terbaik tanah air , tahun lalu. Kegemilangan dia jadi Chef terkenal dan terbaik tahun lalu, membuat Gian memiliki banyak kegiatan. Mulai dari syuting di stasiun televisi yang menampilkan masakan masakan kreatif sampai kepada restoran restoran yang selalu membooking jasa masaknya untuk melatih banyak chef di restoran terkenal.. sampai Gian sendiri memiliki beberapa Restoran sendiri.
Berbanding terbalik memang dengan Chrystal tetangga rumah kontrakan Gian yang karena tempat kerja dia yang ada di sekitar rumah Chrystal itulah yang memaksa dia kontrak di sebelah rumah gadis ceroboh itu. Sedangkan Chrystal sendiri memang sudah lama sejak Gian disitu dia ingin mengenal Gian lebih dekat karena Gian adalah seorang chef yang selama ini juga Chrystal ingin belajar masak dari Gian. Tapi karena Chrystal yang memang Tidak ada dana mengurungkan niatnya untuk belajar masak pada Gian yang notabene dia tahu Gian seorang Chef yang terkenal.
Walaupun Gian memang tinggal di sana hanya sebentar dan hanya karena tempat itu dekat dengan tempat kerja saja. Padahal Gian juga tidak suka rumah kontrakan yang kecil. Tapi karena terpaksa sebab fasilitas tinggal dia di restoran yang menyewa jasanya untuk mentraining chef di sana belum jadi. Berakhirlah Gian mengontrak sebelah rumah Chrystal.
Kejadian tadi masih membuat Chrystal cengengesan sendiri. Dia masih membayangkan bagaimana wajah Gian dan kemeja Gian tadi kena semprot kotoran karpet yang dia bersihkan tadi.
" Hah salah sendiri kan? Sudah tahu aku semprot karpet kotor dia lewat saja. Dasar kakak dingin pemarah dan kagak sabaran lagi. Enak saja marah marah sama aku?"
" Awas saja kau gadis reseh. Tulalit dan oon. Ntar pulang kerja aku kerjain kau. Akan aku buang sampah ke halaman dia hahahaha itu ide bagus Gian." ucap Gian pada dirinya sendiri.
Sambil tertawa terbahak bahak sendiri di dalam kamarnya yang rapi dan indah.. walaupun cuma kamar yang ukurannya kecil tapi Gian betah betahkan diri disana untuk sementara waktu.
Tak lama Gian kembali lewat depan rumah Chrystal yang dia lihat Chrystal sudah tidak ada di depan rumah itu. Mungkin dia masuk. Itu yang dipikirkan Gian.
" Huh lega. tidak ada di reseh itu. "
"Awas saja besok besok masalah lagi sama aku awas saja."
Dengan cepat Gian pun masuk ke dalam mobilnya dan melaju meninggalkan rumah kontrakan dia ke tempat dia bekerja saat ini.
FLASH BACK ON ##
Setahun lalu saat diadakannya kontes atau lomba internasional untuk semua para chef. Salah satu dari chef yang berhasil masuk dalam babak final adalah Gian Darmawan Perkasa, anak seorang konglomerat yang sukses di banyak bidang dalam dan luar negeri.
Gian , diharapakan oleh sang papa untuk bisa lanjutkan bisnis raksasa papanya. Tapi ternyata Gian suka sekali menekuni bidang kuliner.
Sempat adu argumentasi dan sempat juga bentrok dengan sang papa tercinta, tuan Darmawan Agung Perkasa. Karena ide dan pendapat mereka berbeda jauh dan bisa dibilang bertolak belakang.
Saat itu tuan Darmawan Agung Perkasa sangat marah sehingga mengeluarkan titah atau tantangan.
Jika Gian bisa menembus pasaran internasional dan dia terpilih di ajang kontes memasak internasional yang diadakan di tahun lalu. Maka papanya yang sangat cinta sama Gian itu mengabulkan keinginan putra keduanya.
Berbanding terbalik dengan sang kakak yang sangat loyal sama perusahaan dan bisnis papanya. Dan selalu berhasil dengan memenangkan tender besar di Perusahaan keluarga mereka. Dia adalah Nicolas Darmawan Agung. kakak Gian yang terkenal dengan julukan si besi emas. Karena beberapa kali kejayaan di bidang bisnis keluarga Darmawan memancarkan pamornya.
Tapi Gian bukan pemuda yang mudah diarahkan. Yang seakan beda langit dan bumi dengan sang kakak. Yang dingin , keras dan ulet.
Apakah karena Gian anak bungsu? Itu yang selalu dipertanyakan oleh sang mama yang juga cantik elegan dan sukses dalam bisnis perhiasan kelas dunia. nyonya Isabella Swan Darmawan Perkasa. Yang terkenal dengan julukan The princess Gold Swan. Karena kecantikan dan keanggunan serta kesuksesan bisnis perhiasan beliau.
kedua orang tua ini jadi pusing sendiri jika melihat keras kepalanya di Gian putra bungsu mereka.
Tapi saat tahun lalu dengan gemilang Gian menunjukkan keahlian dia di bidang kuliner dan banyak dari stasiun televisi meminta dia membuat inovasi dalam resep resep baru hotel atau resto bintang lima, akhirnya sang papa dan mama pun telah ikhlas . Gian memiliki karirnya sendiri.
Saat di ajang internasional itulah Gian mengenai sosok chef perempuan yang sangat cantik dan piawai juga yang menjadi ratu di kontes memasak dengan julukan ratu tangan Dewi,karena pandai sekali memasak dan penuh inovasi dalam menciptakan masakan masakan baru.
Gian yang menempati posisi kedua sebagai pemenang internasional tersebut sebenarnya tidak terima kala dia tahu yang menjadi pemenang utama adalah seorang wanita.
Tapi melihat bagaimana sang Dewi dapur itu memang handal maka hati sang Gian pun mulai bergetar.
" Cantik. Pintar dan kreatif. " itu kata dalam hati Gian saat dia menjabat erat tangan s.ang Dewi masak tersebut saat di acara perkenalan para pemenang, yang di gelar setelah pengumuman pemenang lomba masak internasional saat itu.
" Apakah kita bisa selalu terhubung?" tanya Gian pada Sang Dewi pemenang lomba utama di ajang internasional tersebut.
" Bisa saja tuan. Apalagi kita sudah teken kontrak kerja sama dengan beberapa stasiun televisi bukan?"
" Iya saya ingat itu. Bagaimana apakah anda sangat puas untuk pencapaian ini nona?"
" Sepertinya belum tuan karena saya masih harus banyak belajar lagi. "
" Tolong jangan panggil saya Tuan. Bukankah usia kita hanya selisih dua tahun saja? Kau 25 tahun dan aku 27 tahun. Jadi jangan panggil aku Tuan! Panggil saja aku Gian"
" Baiklah Gian. Saya harus ke bagian syuting dulu. Karena ada beberapa persiapan nanti."
" Oke. Terima kasih untuk waktu berbincangnya . Lain waktu bisakah kita sambung kembali."
" Bisa Gian. Oke. See you again Gian!"
Ucap Viola Armathea Shine. Sambil melambaikan tangan ke arah Gian.
Viola Armathea Shine yang biasa di dikenal sebagai Chef Vio di kesehariannya itu pun langsung masuk di salah satu ruangan yang dia pakai sebagai syuting masakan.
Wanita ini adalah blasteran indo Belanda yang sangat cantik. Dengan rambut pirangnya yang bergelombang menambah keanggunan dan kecantikan wajah mungilnya.
Gian pemuda tinggi tegap dengan alis mata tebal dan hidung mancungnya itu pun masih terpana dengan pesona sang Dewi. Ya Dewi dapur itu sebutan Gian untuk chef Vio.
FLASH BACK OFF##
Kembali ke masa kini di tahun ini. Gian dengan gagahnya telah memarkir mobil mewahnya di pelataran sebuah hotel bintang lima yang diberi nama pemiliknya Star Famili. Disinilah Gian memberikan ilmu dan keterampilan serta keahlian Gian untuk mencari pengalaman juga.
Dapur yang serba canggih dengan peralatan masak kelas dunia ini sangat membuat Gian semangat.
Dengan gaji yang fantastis juga Gian mulai berkreasi di tempat kerjanya ini.
Gian adalah seorang chef yang sangat perfeksionis. Tidak mau ada kesalahan sedikit saja. Maka dia akan membuang semuanya, tanpa peduli perasaan yang masak.
Dia juga pemarah, tidak sabar dan mudah meledak. Salah kata salah tindakan , maka orang tersebut akan di maki dan di usir dari pekerjaan mereka. Sungguh arogan.
Ya mengingat dia merasa bahwa dialah yang paling mahir dan berkuasa di dapur itu. Banyak sekali para asisten dapur yang mulai mengeluh bahkan tidak betah bekerja dengan chef Gian.
Bahkan ada seorang chef yang usianya lebih senior dari Gian pun pernah terdepak dari jabatan karena ulah Gian yang arogan dan sewenang wenang. Serta tidak mentolerir kesalahan sedikit pun.
Chef Gilang saat itu hanya melakukan kesalahan saat memanggang daging yang sedikit kematangan.
" Chef Gilang bagaimana kau tidak bisa menjaga cita rasa yang enak ini jika kau tak hati hati dalam memanggang!!!" bentak Gian pada saat itu.
" Maafkan saya chef kepala karena saya tadi mengambil sauce terlebih dahulu dan lupa meninggalkan daging itu."
" Hah dasar kagak guna sekali kau Chef Gilang. Kemana otak kamu bodoh sekali "
Gian langsung saja membuang semuanya masakan chef Gilang dan mengadukan ke pihak manager hotel yang sangat menghormati Gian.
Sehingga chef Gilang pun di turunkan menjadi asisten chef. Dia bukan bagian chef yang sejajar dengan Gian lagi. Tapi di bawah Gian.
Hal itu sangat menyedihkan hati chef Gilang . Membuat beberapa chef lainnya juga marah pada Gian. Tapi mereka tidak berani karena pengaruh Gian yang besar di restoran tersebut.
" Chef Gilang mohon anda berbaik hati dan rendah hati ya Chef Gilang. Sebab memang chef Gian seperti itu. "
" Hmmm sungguh berat. Lebih baik saya resign saja. Saya merasa sudah tidak dihargai lagi. " ucap Chef Gilang pada satu temannya Chef Ferdinan.
" Jangan putus asa Chef Gilang. semua ini mungkin teguran buat kita. Kita jalani saja. Semoga kita nanti bisa kembali di posisi jajaran chef handal dan pilihan restoran Star Famili ini. " Hibur Chef Ferdinan.
" Terima kasih chef Ferdinand, kau memang sahabat yang baik. Mari kita bekerja lagi sebelum kita kena semprot lagi sama pak Chef kepala."
" Baiklah sebenarnya aku tahu dia disini juga memiliki misinya sendiri."
" Ayo kita ke dalam. "
Mereka berdua pun akhirnya menempati posisinya sendiri di bagiannya sendiri di dalam dapur besar sang canggih tersebut.
Gian tidak perduli. Yang dia pikirkan hanya mereka itu terlalu lemah. Hingga membuat Gian merasa enggan sendiri.
Chrystal pagi itu baru saja selesai menyapu di rumah kecil peninggalan orang tuanya, rumah kecil sudah banyak yang bocor itu, saat dia kembali mendengar ada suara teriakan teriakan yang memekakkan telinganya.
" Hoi... Keluar kau Chrystal!!! "
" Ya ada apa ya Bu?"
" Ada apa ada apa? Ingat ini sudah jatuh tempo untuk kau bayar hutang yang ditinggalkan kedua orang tua kamu itu pada aku. Jangan kau pura pura tidak tahu ya!!!"
"Maaf ibu Rose. Saya memang tidak tahu menahu soal hutang itu ya!"
" Hah dasar kau itu memang oon dan tulalit miskin pula. Kau selalu buat aku sakit kepala. Hutang orang tua kamu itu masih ada seratus juta pada aku. Dan itu akan terus bunga berbunga. Jadi cepat kau bayar hutang mereka!!!"
" Hah jangan bohong Lo Bu Rose. Mama aku tidak pernah cerita kalo punya hutang banyak gitu?"
" ini kau lihat semua ada di map itu jelas!"
Chrystal mengambil map warna biru yang dilemparkan di halaman depannya itu oleh ibu Rose rentenir yang dikenal sangat kejam di daerah itu.
" Lo ini kan sertifikat rumah ini. Dan mereka hutang buat apa ya?"
" Buat berobat ayah dan ibu kamu dulu!!!"
" Lo bukannya saya sudah tidak punya papa sejak usia empat tahun. Jadi sekarang hutang ibu sudah hampir 15 tahun dong. Gila..."
" Iya karena mama kamu itu selalu saja cicil dikit dikit sampai kau besar begini. Awalnya uang itu ada 200 juta saja. Tapi karena dicicil terus sekarang tinggal 100 juta saja. Tapi aku sudah bosen tunggu kalian bayar. Jadi apa kamu tidak usah bayar saja ya. Tapi rumah kamu aku sita!!!"
" Ya jangan dong Bu Rose. Saya tidur di mana kalo rumah kecil dan bocor ini Bu Rose ambil?"
" Di Gardu tuh kan bisa!"
" Jangan dong Bu. Saya takut "
" kalo begitu cepat kau bayar hutang kamu dan kau cicil cicil lagi sebelum aku naikkan bunganya lagi. Aku beri waktu kamu sebulan. Jangan sampai lewat sebulan oke? Karena hutang keluarga kalian ini yang paling lama seusia kamu. Hadeh , coba saja dulu mama kamu bukan sahabat tante sejak dulu aku tendang kalian semua. Jadi , Jangan kau coba coba lari karena kau pasti tidak akan lepas dari aku ingat itu!!!"
" Tapi beri aku waktu Bu. Hari ini aku masih belum bisa bayar karena belum dapat kerjaan. baru juga lulus SMA Bu "
" Aku sudah tidak sabar jadi tolong segera kau bayar ya. Bagaimana cara kamu aku tak peduli Chrystal."
Bu Rose pun pergi. Untung aja hati rentenir itu tidak buruk pagi itu karena ada yang beri dia cuan besar pagi itu. Sehingga Chrystal tidak di maki maki lebih dari itu tadi.
Chrystal sangat sedih. Dia tidak punya apapun untuk dibayarkan.
" Sepertinya aku tidak lagi bisa mempertahankan rumah ini. Aku belum dapat kerjaan juga. Sisa tabungan yang diberikan mama juga tidak banyak. Hah aku harus bagaimana ini?"
Saat itu tiba tiba di halaman belakang terdengar bunyi gubrak.. Dengan cepat dia lari ke belakang dan ... " Ya ampun... siapa yang tega buang sampah ke halaman belakang rumah aku ini ya!"
Di balik dinding yang menjadi pembatas terdengar cekikikan tawa seorang laki laki.
Gian merasa terkikik melihat gadis oon dan tulalit itu marah marah.
" Rasakan kau. Jangan sampai buat ulah lagi dengan aku!!"
Chrystal sedikit mendengar kata kata itu. Sehingga dia membawa sapu dan dengan mantap dia gebukin orang di balik dinding pembatas yang rendah itu di samping rumah dia.
Bugh bugh bugh...
Chrystal memukulkan sapu yang dia bawa itu ke tubuh di balik di dinding pembatas yang tidak terlalu tinggi di sebelah rumah Chrystal. Sosok di balik dinding itu pun akhirnya berteriak," Hadoh hadoh hadoh... Berhentiiiii!!!"
" Lo kok Om Chef sih?" mata bulat Chrystal melotot ke arah laki laki sebelah rumahnya itu.
" Hoh jadi Om Chef yang sudah buang sampah ke rumah Chrystal iya! Apa om tidak punya keranjang sampah?"
" Heh kalo nuduh itu dipikir. Mana ada orang ganteng kayak aku buang sampah di rumah orang. Aku masih waras kagak kayak kamu yang oon!"
" Jangan bohong. Chrystal dengar Lo tadi kata kata Om Chef di balik dinding itu!"
" Enak saja. Kagak kagak. Aku baru datang buat apa bikin ulah! Jangan suka fitnah kau ya gadis lelet!"
" Heh gini gini aku rajin ya. Dan baik hati. Tidak usil kayak Om"
" Om... Om... Enak saja kau panggil aku Om. Aku masih muda tahu!"
" nah terus aku harus panggil siapa? Aku Aki gitu?"
" Heh parah lu ya tulalit. Gue nih masih muda tampan gagah. Bukan aki aki karatan!"
" Tapi nyatanya emang gitu. Om suka marah marah kan. Tuh tuh lihat keriput tuh di wajah om!"
" Heh , Enak saja. Udah ah ikutan gila dan oon aku kalo dengar kau berkicau!!!"
" Eh kok berkicau. Chrystal kan manusia bukan burung om!"
" Sekali lagi kau panggil aku Om aku bakal siram kau pakai air ini!"
" Eh kok marah? Yang salah sebut tadi siapa?"
" Udah ah... Bisa gila aku."
Gian pun akhirnya masuk ke rumah kontrakan sementara dia yang ada di sebelah rumah Chrystal itu.
Dengan napas naik turun menahan amarah dan emosi Gian langsung saja masuk ke kamar mandi dan mulai berendam dan mandi disana. Karena dia juga baru datang dari tempat kerjanya setelah lembur semalaman di restoran hotel bintang lima tersebut.
" Bisa ya aku punya tetangga seperti gadis oon itu aduh. Mana gak banget dah wajah pas pas an. Tubuh juga kagak ada indah indahnya. Haduh kenapa bisa aku ambil kontrakan di sini juga. Mana sudah aku bayar full lagi!!!"
Gian merasa sangat marah dan emosi hanya karena kemeja yang kena semprot air kotor waktu itu.
Kembali di kamar Chrystal, dengan wajah sendu dia memandangi foto kedua orang tuanya.
" Ma. Waktu yang diberikan Bu Rose itu tidak banyak. Jadi bagaimana Chrystal bisa bayar hutang mama yang sebesar itu?"
" Jika Chrystal berikan . Chrystal harus tinggal dimana dan tissue dimana ya?"
" Chrystal belum kerja dan tidak punya pekerjaan yang gajinya besar. hiks hiks hiks... Bagaimana bisa aku lunasi hutang kalian?"
" Mana ada orang yang baik hati untuk bayar hutang kita mama?"
Air mata Chrystal kembali jatuh di kedua tangannya. Tak kuasa dibendung oleh Chrystal.
Semua membuat Chrystal berpikir dan putar otak bagaimana kira kira dia bisa dapatkan uang yang sangat banyak itu. Waktu yang diberikan hanya sebulan saja. Itu mustahil bagi Chrystal.
Tapi bagaimana pun Chrystal harus berusaha. Chrystal pun mulai mencoba untuk mencari lowongan lowongan kerja yang mungkin bisa menerima dirinya dan dapat gaji yang lumayan banyak juga.
Hanya doa dan harapan itu saja yang Chrystal jadikan semangat dirinya. Walaupun tabungan miliknya mulai menipis juga. karena belum kerja.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!