NovelToon NovelToon

Cinta Kakak Angkatku

jadi anak angkat

(warning 21+ ) harap bijak dalam memilih bacaan ini ada terselip plus plus nya sedikit jadi selamat menik mati

*** malam ini aku harus rela kembali menjadi seorang istri setelah, baru sesaat lalu aku, menjadi janda, dari seorang pria, yang menikahiku dengan pesta yang sangat mewah,

Namun, setelah kami pindah kerumah barunya, dengan tega dia menjatuh kan ku talak dengan langsung talak tiga hingga tidak ada lagi kesempatan untuk kami bersatu lagi.

....

"Saya terima nikah dan kawin nya, vanya anggraini dengan maskawin tersebut tunai.

   Begitu tegas dan lantang nya suara yang melantunkan ijab qobul untukku seakan ini memanglah momen yang dia impikan, sedari dulu.

Dan kini aku sudah resmi menjadi seorang istri kembali, dengan status menikah agama. Karna baru saja aku di ceraikan oleh suami yang secara hukum masih sah menjadi suamiku.

Kini aku duduk di samping seorang yang memang sangat tampan namun sangat dingin bahkan padaku sejak dulu.

Aku juga tidak tau kenapa dia ingin sekali menikahiku. Pria ini adalah kakak ku.

"Ya kakak angkatku. Yang tumbuh bersama dengan ku. Kini sah menjadi suamiku.

Aku hanya bisa tertunduk di samping nya. Masih lengkap dengan gaun pengantin yang aku kenakan sore tadi di acara resepsi pernikahan ku yang pertama.

Dan dengan tega pula suami pertamaku menjadi saksi di pernikahan ku yang ke dua ini.

" aku hanya, seorang yatim piatu, yang beruntung menjadi bagian dari keluarga pratama.walau nasib ku tak seindah perkiraan semua orang. Dan kini aku juga harus patuh, ketika kakak ku menikahiku tanpa menanya kan pendapat ku terlebih dahulu.

 

(Flashback. Bertaun taun yang lalu.)

Vania ayo nak, ada yang ingi melihat mu, ucap  ibu panti pada teman ku yang bernama vania dewi. Nama kami memang mirip,

Di saat usia kami sudah 10 tahun

Ternyata masih ada orang baik yang ingin mengadopsi vania, tentu itu merupakan keberuntungan karna itu artinya dia bisa sekolah yang tinggi dan menggapai cita cita nya

Apa lagi aku dengar orang yang ingin mengadopsinya adalah orang kaya.

Vania tersenyum sinis padaku, karna kami memang tidak terlalu dekat bahkan kami cenderung lebih sering berantem karna rasa iri, dari  vania

ibu panti selalu membandingkan kami,

Dan kebetulan pula aku adalah gadis yang pintar, di sekolahan jadi aku selalu bisa di bilang lebih unggul dari nya.

Vania nampak segera menghampiri ibu panti dan di bawa ke ruang tamu.

Namun tak lama kemudian mbak sri anak nya ibu panti yang juga ikut andil merawat kami para anak panti.

yang entah itu di titipkan atau sengaja di tinggal orang tuanya begitu saja. Seperti diriku. Yang katanya, aku di temukan di depan pintu panti ini, sejak aku berusia 3 tahun, dan aku belum bisa mengingat apa pun pada saat itu.

"Vanya, lamunanku buyar saat mbak sri kembali memanggil ku.

"Iya mbak jawabku. Tolong antarkan ini, ke tamu yang di depan.

Dua gelas teh sudah siap tinggal aku mengantar nya saja. Walau pun umurku masih 10 tahun tapi kami sudah di ajari berbagai hal jadi kalau hanya mengantar teh tentu aku sangat lah bisa. Kami sudah di latih mandiri sejak dini.

Ku bawa nampan tersebut ke ruang tamu. Karna mbak sri katanya kebelet ingin buang air besar.

Terlihat di sana vania tengah di pangku oleh seorang wanita yang masih terlihat cantik dan sangat menggambarkan karakter nya. Sangat modis dan elegan.

Tak jauh dari situ terlihat juga seorang pria yang mungkin suami dari wanita yang tengah memangku vania itu, dan tentu saja bu panti juga ada di sana.

" lho kok kamu yang antarkan van, kemana mbak sri. Tanya ibu panti

Aku pun menjawab dengan yang sebenar nya,

"Oo ya sudah taruh di sana ucap bu panti padaku.

"Ini sepertinya juga se umuran dengan vania. Ya, tanya pria tersebut .

"Iya tuan dia memang se umuran dengan vania dan namanya, Juga mirip.

Pria itu mengangguk kan kepala, dan tiba tiba,

"Kenapa tidak sekalian kita adopsi dia ma, biar ada teman bermain vania nanti.

Wanita itu nampak terkejut, tapi belum juga menjawab, pria itu berkata lagi

" aku seperti nya langsung suka pada gadis kecil ini.

"Terserah papa kalau papa mau, jawab wanita tersebut, namun kedengaran nya seperti terpaksa.

"Sini nak, panggil pria itu.

Aku pun mekangkah ke arah nya. Dan duduk di samping nya

" siapa namamu,? Ucanya sambil mengusap kepalaku.

" kamu mau kan tinggal bersama kami, biar kamu bisa sekolah yang tinggi nanti,

Aku langsung tersenyum, siapa yang tidak mau ketika di janjikan untuk sekolah yang tinggi, sedangkan aku juga memang sangat mengigin kan hal itu.

Singkat cerita.

Jadilah hari itu aku di adobsi bersamaan dengan vania,

Dan kami di bawa pergi kesebuah kota besar,

Karna panti kami terletak di bogor, dan kini kami di bawa ke kota jakarta, kotanya metropolitan.

Di sepanjang jalan terlihat wanita yang telah mengadopsi kami, selalu mengajak ngobrol vania. Katanya dia suka sekali dengan vania yang lincah dan juga cantik,

Aku hanya diam di samping pria yang membuatku berada di sini,

"Tidurlah,! nanti kalau sudah sampai akan aku bangunin, ucap nya dengan lembut.

Aku menuruti perintah nya. Karna memang kebetulan aku juga sangat mengantuk.

Aku biarkan vania terus berceloteh menceritakan banyak hal.

Ku anggap itu musik yang mengantarku tidur.

Tak terasa, mobil yang aku dan vania naiki sudah sampai, di sebuah rumah megah yang sangat menjulang tinggi dengan pagar nya yang bak istana, itu asumsi ku.

"Vanya kamu sudah bangun, kata pria tadi.

Aku mengaguk dan mengucek mataku,

"Kita sudah sampai,! "Ayo turun ujar pria tersebut. Yang aku ketahui adalah tuan wilman pratama.

Dan wanita yang status nya adalah istrinya, ternyata bernama nyonya ayunda.

"Wah rumah nya besar sekali, terdengar suara vania, mebgagumi kemegahan rumah yang akan kami tinggali.

"Iya sayang semoga kamu betah ya, ucap nyonya ayunda.

Tentu nyonya aku pasti betah disini. Aku janji akan jadi anak yang baik dan penurut, ucap vania lagi, terdengar sedang mencari perhatian.

Kami pun di bawa masuk, dan ternyata didalam sana kami sudah di sambut beberapa ART yang sudah siap melayani kami,

"Bi' siapkan kan dua kamar yang ber sebelahan di atas, perintah tuan wilman pada pembantunya.

"Baik tuan seorang pembantu yang juga sudah setengah baya bergegas menaiki anak tangga dan di susul dua orang lagi untuk membantunya,

"Sini,, kalian duduk dulu sebelum kamar kalian siap. Ucap tuan wilman.

"Dan mulai sekarang,! Kalian harus panggil aku papa dan itu mama kalian ucap nya,!

Aku dan vania mengangguk bersamaan, "tentu Kami merasa senang karena masih ada orang yang mau mengadopsi kami di usia kami yang sudah menginjak 10 tahun ini,

Aku dan Vania berlaku layaknya tamu yang baru singgah di rumah orang karena kami benar benar masih merasa asing dan sungkan.

Orang yang menyuruh kami memanggilnya papa ini terlihat sangat baik dan berwibawa dan memperlakukan kami seperti putrinya sendiri,

"Bi bawakan camilan untuk anak-anak ini ujar papa yang harus biasa aku menyebutnya,

"Vanya dan Vania kalian mau apa bilang Sanya bilang saja pada bibi,

"Kalian akan tumbuh di sini nantinya jadi kalian harus membiasakan diri untuk berada di lingkungan ini ujar papa,

"Iya sayang Mama ingin kalian menjadi putri-putri Mama yang baik oke sambung wanita yang juga harus aku panggil mama,

Aku menggeleng karena memang aku tidak menginginkan sesuatu untuk saat ini,

Sedangkan Vania dia bercela teh kalau dia sangat menginginkan kue keju,

Dan papa dengan sikap langsung menyuruh pembantu rumah ini membuat kan nya,

Setelah sekian lama aku duduk di ruangan itu tak lama pembantu dari rumah ini pun datang menghampiri kami Dan mengajak kami untuk melihat kamar kami yang sudah siap di atas.

mendadak punya kakak

** kami di persilah kan melihat kamar kami masing masing,

Dua kamar dengan pintu yang ber hadap hadapan, sebelah kanan kamar untukku dan sebelah kiri kamar untuk vania.

Aku memasuki kamar tersebut dan di antar oleh seorang pembantu.

Sedang kan vania, dia masuk kekamar dan di dampingi langsung oleh mama,   ya,,mama baruku.

Di sini sudah terlihat jika mama sebenar nya hanya mau vania, tapi papa malah ikut mengadopsiku.

"Bagai mana non, suka tidak, ucap bi wati, yang menemaniku.

" suka bu, ucapku,

"Lho jangan panggil ibu, panggil bibi saja ya,

Kata bi wati, aku hanya mengangguk setuju,

" kata tuan nanti besok baru belanja semua kebutuhan kalian, ujar bi wati lagi,

Aku memutus kan untuk tetap di kamar ini, dan bi wati pun sudah menjelas kan apa saja peraturan di rumah ini.

Jam makan dan waktunya untuk belajar,

Saat malam tiba, kami di panggil untuk makan malam bersama.

Dan ternyata di sana ada lagi seorang anak laki laki. Yang duduk di meja makan.

"Vania,"vanya, papa akan perkenalkan kalian dengan kakak kalian,

Dia adalah devano agata pratama.

"Dia putra papa, satu satu nya,

Kami pun bersalaman sepertinya, devano ini tidak keberatan dengan kedatangan kami, terbukti dengan senyum ramah nya yang dia tunjukkan.

"Hai aku devano ujar nya,

"Vanya kak ucapku,

"Dan aku Vania ujar Vania juga menyalami kak vano.

Usai makan malam devano memanggil kami berdua ke kamarnya, yang berada di ujung deretan kamar kami.

"Wah kamar kak devan luas banget, ujar vania, dia sesekali mengitari isi kamar kak devano.

"Iya kalian boleh kok sekali kali belajar bareng di sini, ucap nya,

"Memang nya kak vano kelas berapa tanyaku, aku lebih memilih memanggil nya kak vano, sedangkan vania menyebut nya dengan panggilan kak devan,

"Aku sudah kelas tujuh, jawab nya,

Malam itu sampai jam sepuluh malam, kami mengobrol, barulah saat bi wati datang dan mengingatkan kami untuk tidur, aku dan vania pamit untuk kembali ke kamar kami masing masing,

Hari demi hari kami lalui,

Papa dan Mama memperlakukan kami dengan sangat baik,

Tidak sekalipun membeda-bedakannya dengan apapun yang kak vano dapat Kami juga akan mendapatkan nya,

Hanya saja kasih sayang mama yang kadang terlihat lebih cenderung ke Vania,

Aku tidak sakit hati aku mencoba menerima kenyataan itu karena sikap orang beda-beda dan tidak harus semua orang menyukai kita itu yang menjadi pedomanku,

Tapi kak vano lebih cenderung menyayangiku walau di saat kami bersama sama kak vano terlihat netral Tapi saat tidak ada siapapun kak vano selalu mencari keberadaan ku.

...

***

Hari di mana yang kami tunggu tunggu telah tiba, sekolah baru,

Aku dan vania di masukkan di internasinal shcoll. Ternama di akarta,

Walau awal nya aku susah sekali beradap tasi namun lama kelamaan aku pun bisa menyesuaikan diri dengan anak anak di sekolah ini.

Begitulah seterus nya, hubungan ku dengan kak vano juga semakin dekat, dan akrab,

Kak vano benar-benar menjadi sosok kakak bagi aku dan Vania,

Dia selalu membela kami jika kami dalam masalah.

***

Dua taun berlalu, hari ini hari kelulusan ku dan vania, papa dan juga mama menyempatkan diri datang di acara wisuda tingkat dasar. Di sekolah kami,

Sampai di rumah seperti biasa vania pintar sekali mengambil hati mama. Dia bergrlayut manja. Dan menunjukkan hasil ujian ahir kami.

" Mama. Ucap vania, iya sayang. Jawab mama,

" aku mau masuk SMP nya kak devan ya,, aku lulusa sepuluh besar terbaik kok, ujarnya

" iya. Tentu saya g kenspa tidak, sekolah kakakmu mengang tempat nya anak anak, pintar jadi kamu pantas masuk kesana,

," makasih ma,, mama memang yang terbaik , mmuah, kecupan singkat vania darat kan di pipi mama, dan beranjak naik keatas.

" Vanya, kok diam saja, kamu gak nunjukin hasil nilai kamu sama kami, ucap papa yang membuat lamunan ku buyar,

" eh iya pa,, aku sodorkan kertas hasil nilaiku, yang kebetulan aku berada di posisi pertama di kelasku.

" lho,, kamu peringkat pertama, kenapa diam saja, ini ma lihat, putri kita yang satu ini memang pintar puji papa,

" mama hanya nyegir sebentar, dan tidak lagi berkomentar, seperti hal nya pada vania,

" ya sudah, kita daftarkan mereka berdua di sekolah nya devano, uja papa .

Terserah papa saja. Balam mama, dan mamapun pamit meninggal kan aku dan papa di ruang tamu.

"Tidak salah papa memilih mu, kamu akan jadi kebanggaan kami nanti ucap nya, papa megelus kepalaku,

Untung nya walau mama tidak begitu menyukaiku namun papa justru sangat sayang padaku.

Hari ini, Kak vano tiba tiba masuk ke kamarku,

"Vanya ucap nya,

"Iya kak jawabku, kamu mau kan masuk ke sekolahku, biar kita bisa berang kat bareng,

Ya walau hanya setaun, ucap nya,

" terserah papa kak, mau di masukin dimana saja, Ucap ku, karna memang aku tipe yang penurut apa lagi pada orang yang telah merawat ku,

Kak vano terlihat begitu betah di kamarku, dia tiduran di sana dan sesekali memanggil ku agar ikut gabung dan rebahan di sana,

Dia memperlakukan ku seperti adik nya sungguhan, namun aku agak begitu sungkan, alias aku tau diri. Tidak mau muluk muluk.

Semuanya berjalan dengan lancar, dan seperti keluarga pada umumnya, kak vano pun berlaku sama padaku dan juga vania, walau terkadang dia sering menghabiskan waktunya bersamaku, karna menurut nya, dia lebih cocok denganku, sedangkan vania terlihat manja, dan banyak menuntut.

Vani selalu merengek dan cari perhatian, itu kata kak vano ketika kami hanya berdua Saja.

Namun selepas dari itu semua kak vano tetap  menyayanginya seperti hal nya padaku,

Waktu terus bejalan, dan terasa kita sudah sama sama remaja, dan kini kita juga sama sama sudah SMA. Kak vano kelas 12 sedangkan aku dan vania, baru masuk kelas 9,

Kami pun memilih SMA di mana kak vano sekolah., pokok nya kak vano pedoman kami,

Aku maupun vania selalu mau apapun terlihat bagus di hadapan kak vano,

...

Mungkin disini awal mulanya kedewasaan yang aku rasakan,

Malam ini malam minggu,,

Papa dan mama malam ini juga keluar, sepertinya tengah makan malam berdua, maklum papa dan mama, sampai saat ini masih terlihat romantis walaupun anak anak nya sudah tumbuh dewasa. Dan itu artinya merekapun sudah mulai menua.

Rumah terasa sepi, para pembantu pun malam ini di bebaskan, setdlah semua pekerjaan nya beres, mereka bebas jika makam ini mereka mau pergi keluar,

Sedangkan vania, dia juga hangout bareng teman teman nya yang mulai membuat geng Charlie nya.

Sedangkan aku sendiri merasa malas untuk keluar malam ini, aku memilih tidur saja di kamar, padahal biasanya anak se usiaku lagi senang senang keluar dan ngumpul bareng teman teman ku. Biasanya, anak seumuran ku. Semakin di kekang dan di atur akan semakin memberontak. Tapi keluargaku malah memberi kebebasan pafa anak anak nya.

Malah Aku sendiri yang malas untuk keluar rumah. Sepertinya semua orang tengah bersenang senang di kuar,

"Baiklah kalau begitu aku akan berpesta di dalam kamarku seorang diri,

Aku memutus kan untuk berendam dan menyetel lagu kesukaan ku agak keras,

Namun aku mungkin lupa mengunci kamar ku, sehingga, pada saat aku keluar dari kamar mandi dan hanya menggunakan handuk se batas dada dan paha,

Dengan enteng nya aku berdiri di depan cermin tang seukuran tubuh ku. tanpa menoleh kearah lain,

aku fokus menurunkan handuk yang aku gunakan ke arah pinggang dan mengikat nya di sana, membiarkan dadaku terexpos, dengan buah dadaku yang masih kecil untuk ukuran anak 16 thn niatku untuk memakai bra sambil bekaca,

Namun saat aku fokus kembali ke arah cermin  aku baru sadar jika disana ada pantulan sosok kakak ku devano yang tengah menatapku tanpa berkedip,

spontan aku berteriak dan segera menutup dadaku denga menyilang kan tangan ku di dada,

"Aaaa,,,  kak vano, kenapa bisa di situ, Umpat ku,

Aku segera berlari keruang ganti dan buru buru aku memakai bra dan kaos ku, dan tak lupa celana pendek yang biasa aku pakai,

Ku tengok perlahan ke arah ranjang ternyata kak vano masih di sana.

Aku segera meraih bantal, dan kutimpuk kan ke arah tubuh nya,

"Kak vano, kurang ajar, ya,,, kenapa bisa masuk kesini diam diam,

"Aw,,aw,, sakit vanya, serunya,

" biarin aku gak peduli,, terus saja aku pukulkan bantal itu hingga tenagaku habis,

Barulah kak vano menangkap kedua lenganku, saat aku tak bertenaga lagi,

"Iya iya, maaf, aku tadi udah mangil manggil kamu, tapi kamu gak nyaut, malah suara musiknya sangat kencang,

Aku melengos, karna malu, di usia remajaku ini hal pertama yang sangat memalukan untukku, menunjukkan tubuh ku, bahkan pada kakak angkatku sendiri.

"Sini lihat aku ucap nya, "gak mau jawab ku, "aku malu kak,!

Kak vano meraih daguku agar aku menatap nya, "gak papa kan gak segaja, lagian aku kan kakak mu, jadi kenapa harus malu,,

"Tapi nanti, kamu harus lebih hati hati lagi, gimana kalau sekarang ini  bukan aku yang melihat nya, kamu bisa habis jika di hadapan laki laki lain, ucap kak vano.

Aku mengangguk tanda mengerti,

"Kenapa kak vano di rumah,! Maksudku kenapa gak keluar malam mingguan,

"Males, mending nemenin kamu, kita bikin ulah yuk di dapur ajak nya,

"Ulah apaan,!

"Kita bikin kreasi menu masakan terbaru,

Mendengar kak vano bilang mau masak, aku jadi antusias, karna aku memang suka coba coba masakan,

Ahir nya kami beneran bikin dapur amburadul, tentu saja tidak ada yang berani melarang atau mengeluh tentang dapur yang berantakan. Para pembantu itu hanya bisa pasrah dan membereskan kembali ke esokan pagi nya.

suasana sekolah

** pagi ini aku dan vania sudah berada di SMA di mana tempat kak vano juga sekolah,

Aku dan vania baru kelas 10 sedangkak kak vano sudah kelas 12, itu artinya kita beda dua taun,

Sejak malam minggu itu, kak vano terasa makin dekat denganku, dia selalu perhatian dan seperti posesif,terhadapku.

Seperti kejadian pagi ini, aku berjalan, bersama sahabatku yang dari kelas 7 selalu bersama dia adalah nadin, teman yang sama sama kurang suka dengang genk dan berkelompok.

Saat aku dan nadin tengah berjalan menuju kantin saat jam istirat,  tiba tiba salah satu cowok kelas 12 yang munkin teman nya kak vano, dia berlari dan memelukku dari belakang,

"Vania, aku sudah lama gemes sama kamu ucap nya,

Reflek aku menjerit, karna aku benar benar kaget,  dan ternyata pada saat itu pula, kak  vano tengah berada di sana juga, dan melihat langsung kejadian itu,

Sontak dia berlari ke arah ku, dan meraih kerah baju pemuda tadi,

Tanpa bicara lagi kak vano langsung menghadiahi pemuda itu bugeman mentah nya,,

BUk,, BUK,, tanpa memberi nya ampun.

"Berani lo ya nyentuh adik gue habis lo, umpat nya terlihat kesal.

Sontak tempat itu jadi rame dan kak vano pun jadi tontonan,

" sorry van iya sory,, gua hanya gemes sama adiklo, jawab pemuda tadi yang bernama tiyo.

Dan wajah nya sudah babak belur,

Karna keributan yang terjadi ahirnya kak vano di panggil keruangan  kepala sekolah dengan tiyo,

Dengan catatan orang tua kami papa atau mama harus datang ke sekolah,

Tak butuh waktu lama, mama datang mewakili.

Dan lansung menemui kepala sekolah,

Untung nya papa adalah orang yang terpandang di sekolah ini, jadi kak vano gak di scor, dari sekolahan.

Hanya di kasih perigatan lewat orang tua, kami.

"Devan kamu ini apa apaan sih, bikin malu saja,! Omel mama, karna baru kali ini mama di panggi kepala sekolah karna kak vano berulah. Dan itu semua karna aku,

Aku hanya tertunduk di samping mama dan vania juga ada di sini.

"Dia kurang ajar sama vanya ma,! Di depan mataku, masak aku harus diam saja, kata kak vano.

" heh...

Mama terdengar menghela nafas,

"Ya tidak harus bikin anak orang bonyok juga devan, kamu kelewatan, ucap mama terlihat kesal.

Mama kembali menoleh padaku, lagian kamu juga harus bisa jaga diri, dan jangan keganjenan, kata mama padaku, "vania aja gak ada yang jahil.

"Ma,,! Kok jadi nyalahin vanya, orang dia tadi jalan doang,!

" memang si tio aja yang brengsek, bela kak vano saat mana mulai menyalahkan ku dan membandingkan nya dengan vania,

Aku hanya diam saja. Selama itu masih batas wajar, mungkin mama juga sebenar nya khawatir padaku. Cuman beginilah cara dia menyampai kan nya.

"Udah, mama mau pulang, awas aja kalau kalian bikin ulah lagi, ucap nya sebelum pergi,

Sedangkan vania hanya melirik judes terhadapku, seolah aku adalah biang masalah.

Saat pulang sekolah, sopir kami sudah siap menunggu, aku dan vania, namun, tiba tiba kak vano mengajakku keluar dari mobil, dan memaksaku menaiki boncengan motor spot nya itu,

"Eh kak devan mau kemana,! Cegah vania,

"Kamu pulang duluan ya,  aku ada urusan sebentar ucap nya pada vania, masih dengan suara lembut, kak vano tak pernah sekalipun membentak kami, dia selalu bersikap penuh kasih sayang pada kami berdua,

"Aku mau ikut rengek vania, kenapa vanya di ajak sedangkan aku tidak ucap nya ngotot,

"Vania,! kakak sebentar doang, ada urusan yang harus kakak selesai kan, nanti kalau mama tanya bilang saja aku dan vanya ada tugas, sekolah gitu aja ok, ucap kak vano sambil mengelus kepala vania dan menciumi pucuk kepalanya,

Begitulah kak vano jika tengah membujuk aku atau vania, hanya dengan begitu, vania langsung klepek klepek dan patuh.

"Ayo naik, ucap kak vano padaku ketika mobil vania telah pergi.

"Kita mau kemana kak tanyaku,

" udah ikut aja, nanti kamu bakalan tau.

Akupun segera menaiki motornya kak vano,

Namun kak vano malah hanya diam tidak menjalan kan motor nya,

"Ayo, ucapku,

Kak vano menoleh dan sekilas menatap pahaku yang tersingkap karna rokku memang pendek.

" memangnya kamu suka banget ya pakai rok pendek baget, ujar nya

" bukan pendek kak, ini karna naik motor jadi kesingkap kilah ku,

Kemudian kak vano melepaskan jaket nya dan menyuruh ku menutupi paha mulus ku,

Jangan suka di umbar vanya, persembah kan saja untuk suami mu nanti,

"Iya kak, ucapku tak mau berdebat lagi.

Seketika kak vano tancap gas membuatku menjerit dan langsung memeluk nya dengan erat, tanpa peduli kalau dadaku menempel pada punggung nya, aku menyusupkan kepalaku di leher kak vano, dan memejamkan mata, karna aku memang benerat takut jika naik motor dengan kecepatan tinggi,

Tak lama motor itu berhenti,

" kamu kok wangi sih, ujar kak vano,

Membuat ku tersadar dari posisiku yang masih menyusupkan wajahku di lehernya,

"Eh udah sampai. Jawab ku mengabai kan pertanyaan kak vano tadi,

Kak vano terlihat memarkirkan motor nya,

Aku di bawa masuk ke sebuah gedung kosong,

Dan ternyata disana sudah ada beberapa teman genk nya kak vano,

Dan yang menjadi pusat perhatianku adalah, si tio, masih dengan wajah yang lebam. Dan kini tengah di pegangi oleh kedua teman nya kak vano.

" berlutut. Dan minta maaf padanya, perintah kak vano pada tio,

Dan dua teman nya tersebut langsung mendorong tubuh tio, sampai tersungkur di bawah kakiku.

Reflek aku mundur beberapa langkah karna kaget, " kak ucapku menatap kak vano, aku berharap kak vano tidak sekejam ini.

" Vanya,! A-aku minta maaf ucap tio terbata bata, aku hanya reflek tadi karna aku beneran gemes banget sama kamu,

"Buk,, banyak bacot lo, satu tendangan mendarat di bahu tio,

"Kakak, teriakku, aku sungguh tak tega, dengan keadaan tio, tapi tidak membenarkan juga tindakan nya padaku. Yang katanya hanya  karna gemes,

"Iya , iya,, ampun devan,  aku janji tidak akan lagi mengulangi hal yang sama bahkan aku janji tidak akan dekat dekat dengan vanya lagi, ujar tio, yang sambil menahan sakit.

Ahirnya tio pun di lepaskan, dan genk nya kak vano pun bubar, aku kembali menaiki motor kak vano,

Tapi kali ini dia melaju dengan pelan,

"Kak, ucapku,

"Hm,,

"Lain kali jangan buat masalah hanya karna aku, aku gak mau menjadi, alasan nya,

"Kenapa,! Ucap kak vano, kamu gak suka aku lindungi,

"Bukan itu maksudku, tapi jangan terlalu membuat kegaduhan,

"Aku tidak mau kak vano punya masalah lagi di kemudian hari,,

" baiklah, ucap kak vano, dan mulai menambah kecepatan motor nya kembali,

Membuat aku siap sianga melingkarkan tangan ku di perut nya, kami justru tidak terlihat seperti kakak beradik tapi kami lebih terlihat seperti sepasang kekasih.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!