"Mas, jangan terlalu cuek dengan keadaan begini dong. Aku merasa sendiri" protes Ayu, istri nya.
Cek,
"Lalu kau mau aku bagaimana? Uang? Sudah aku berikan dan cukupi untukmu makan sehari-hari. Lalu apa lagi, ha?" bentak Reno, suami nya.
Ayu menatap sang suami dengan pandangan nanar, dia menyeka air mata nya dan berlalu dari sana.
Selalu saja Ayu yang harus mengalah dan mengerti, dia cukup dengan diam maka suami nya akan bersikap tak terjadi apapun!
*
Ayu duduk di gazebo belakang Rumah, dia menangis dengan diam.
Huh.
"Sampai kapan aku begini, ego mu terlalu tinggi untuk selalu meminta maaf dan memperhatikan aku Mas, aku bukan boneka layak nya yang harus setiap hari begini"
"Aku lelah Mas, kamu sibuk dengan duniamu tanpa tau aku yang selalu kesepian"
Ayu terus saja meracau dengan air mata yang menetes, dia sudah lama diam dan juga menerima semua nya.
Hingga sore menjelang dan Ayu masih bertahan disana, dia baru beranjak saat dirasa tubuh nya lengket dan ingin membersihkan diri.
Mata nya melihat kesekeliling dan hanya ada sunyi sepi di rumah yang cukup luas ini.
"Terasa hidup bagai janda" gumam Ayu.
Ayu langsung saja masuk ke dalam kamar, ia akan mandi dan setelah nya akan memasak untuk makan malam.
Berendam dengan aroma yang menenangkan sungguh sangat membut tubuh Ayu sangat rilek. Dia memejamkan mata sejenak untuk mengusir hal yang membuat nya muak.
*
Masakan Ayu sudah terhidang dengan indah di meja makan, dia lalu bergegas ke ruang keluarga untuk menunggu sang Suami yang pergi dengan mengunjungi hobby nya di kala weekend.
Huh.
"Enak ya Luci, weekend begini staycation bersama dengan suami. Lah aku? Boro-boro keluar, diem di rumah aja gak di temenin" keluh Ayu saat melihat status sahabat nya.
Hingga jam 7 malam datang, namun Reno belum juga menampakan batang hidung nya.
Krucuk.
"Udahlah makan duluan aja, mungkin gak pulang" gumam Ayu dengan lesu.
Makan malam pun selesai dengan Ayu yang makan hanya sendirian saja, tak ada Suami yang menemani nya.
Selesai makan malam, Ayu langsung membereskannya kembali dan bersiap untuk ke kamar.
Dia akan bersantai sejenak di balkon kamar nya sebelum tidur.
Hufh.
"Keterlaluan kamu Mas" gumam Ayu yang sudah duduk di kursi balkon kamar.
✨
Esok pagi nya, Ayu sudah siap-siap untuk pergi bekerja.
Sarapan tidak ia siapkan karena kesal dengan sikap suami nya yang pulang hampir pagi.
"Sayang, mana sarapan?" tanya Reno tanpa bersalah.
"Tidak ada" jawab Ayu dengan datar.
Ck.
Reno lalu membiarkan Ayu pergi, dia juga lalu bersiap dan pergi untuk bekerja.
"Kenapa dengan dia, apa gara-gara semalam aku pulang telat?" gumam Reno bingung.
Reno berangkat kerja dengan pikiran yang cukup mumet, apalagi melihat tingkah istri nya yang cukup berubah tak seperti biasanya.
"Arrgghh bodo amat, palingan dia juga nanti yang baikin aku lagi" gumam Reno percaya diri.
Pekerjaan nya cukup banyak dan mengharuskan ia kerap kali lembur,
Namun, Reno tak pernah memberi kabar sama sekali kalau ia akan lembur.
Hingga jam makan siang Reno masih setia di depan laptop nya, dia menghela nafas lelah kala melihat tumpukan dokumen yang belum tersentuh.
"Hufh, lelah sekali" gumam nya.
**
Berbeda dengan Ayu, dia saat ini sedang bersiap untuk menemani bos nya bertemu dengan klien di sebuah restoran.
Ceklek.
"Ayu, sudah siap?" tanya Fania, bos Ayu.
"Sudah Bu, mari" balas Ayu dengan sopan nan tersenyum indah.
Fania menganggukan kepala dan melangkah lebih dulu, keduanya langsung masuk lift.
"Bagaimana grafik bulan ini?" tanya Fania.
"Bagus Bu, penjualan produk fashion dan skincare kita melejit naik setelah uji kelayakan dan kesehatannya"
"Bahkan, saat salah satu selebgram memakai fashion kita dan ia memuji nya dari sana grafik kita naik. Makanya saya mengapresiasi dengan menghadiah beberapa produk fashion kita untuk nya"
Fania menganggukan kepala mendengarkan penjelasan Ayu, dia selalu saja puas dengan kinerja Ayu yang memang sangat cekatan dan teliti.
"Lalu bagaimana respon dia?" tanya Fania.
Ting.
Sebelum Ayu menjawab, pintu lift terbuka dan keduanya sudah di tunggu oleh mobil yang memang Ayu sudah mengabari sang sopir.
Setelah kedua nya masuk, mobil melaju dengan kecepatan sedang.
"Respon nya baik, bahkan ia awal nya menolak karena memang bukan endors atau apapun. Dia memang sengaja karena kualitas dan model fashion nya sangat elegant namun mewah" jelas Ayu dengan tersenyum.
"Iyalah orang rancangan kamu mana pernah gagal" kelakar Fania dengan terkekeh.
Ayu hanya tersenyum kecil dan menundukan kepala saja,
Perbincangan keduanya terus berlanjut hingga tak terasa mobil pun sudah sampai di halaman Resto yang di tuju.
"Pak, ini buat cari makan atau ngopi karena kita akan lama" ucap Fania sambil memberikan uang pada sang sopir.
"Baik Bu, terimakasih" balas nya dengan sopan.
Fania menganggukan kepala.
Fania dan Ayu melangkahkan kaki nya ke pintu masuk, sudah terlihat jelas bahwa Resto tersebut sangat ramai dan juga padat.
Ayu menanyakan ruangan yang sudah di reservasi sang klien, dan ternyata adalah ruangan privat room dengan dinding kaca yang tak tembus pandang dari luar.
"Masih ada 10 menit lagi, kalau mau pesen makanan atau minuman silahkan Yu" titah Fania sambil mengeluarkan ponsel nya.
Ayu menganggukan kepala, dia lalu memesan minuman segar dan beberapa makanan ringan untuk mereka berdua.
Tak perlu menunggua lama dan pesanan mereka pun sudah terjejer di atas meja.
"Mereka akan telat Yu, karena Ibu si CEO masuk Rumah sakit" celetuk Fania setelah menjawab telepon.
"Lalu mau bagaimana Bu?" tanya Ayu.
"Kita makan saja, katanya gak akan lama kok jadi kita bisa santai sedikit" jawab Fania seraya memanggil kembali pelayan.
Ayu hanya menganggukan kepala saja, dia akan menurut saja.
*
Hampir jam 4 sore Ayu dan Fania keluar dari ruangan privat room.
Mereka mengadakan pertemuan memang agak penting dan lama, hingga menghabiskan berjam-jam.
"Kamu langsung pulang saja Yu, gak perlu ke kantor dulu. Saya sudah di jemput Suami, kamu sama sopir saja" jelas Fania.
"Oh baik Bu, hati-hati di jalan" balas Ayu tersenyum.
Setelah kepergian Fania, Ayu melangkah ke arah mobil yang akan mengantarkan ia pulang.
Namun, netra mata nya menangkap pemandangan yang sangat memuakan.
Dimana disana sang Suami sedang nongkrong dengan beberapa teman nya.
Huh.
"Bukannya langsung pulang, ini malah nongkrong" gerutu Ayu muak.
Mobil yang membawa Ayu pun melaju di jalanan yang cukup padat, dia menatap ke arah jalanan dengan tatapan nanar dan lelah.
"Harus bagaimana lagi aku menyikapi kamu mas" gumam Ayu dengan helaan nafas kasar.
.
.
.
Makan malam tiba dan Reno belum juga pulang, kali ini Ayu nampak cuek dan tak mencoba menelpon sang Suami.
Bahkan Ayu makan malam lebih dulu, dia sudah cukup sabar dan juga mengalah.
"Sekarang terserah apa mau kamu, Mas. Aku lelah dengan semua ini" gumam Ayu sambil menatap nanar pada makanan di depannya.
Selesai makan malam, Ayu tak langsung masuk ke kamar.
Ayu masuk ke paviliun, dia akan mengerjakan beberapa sketsa yang belum rampung.
Tenggelam dengan pekerjaan membuat Ayu lupa akan waktu, selesai dengan sketsa yang ke 2 dan jam di dinding sudah menunjukan angka 10.
Huh.
Ayu langsung saja membereskan semua nya dan memasukan hasil karya nya ke dalam tas kerja.
Langkah kaki nya membawa ke arah kamar,
Ceklek.
"Masih belum pulang" gumam nya dengan helaan nafas kasar.
Tak ambil pusing, Ayu pun pergi ke kamar mandi dan setelah nya ia akan langsung tidur.
*
Reno masuk ke dalam ke Rumah tepat jam 2 pagi, dia menatap ke sekeliling yang sunyi senyap.
"Apa Ayu ada di kamar, biasanya ia akan menunggu di sofa" ucap Reno.
Reno langsung saja menuju ke lantai atas, dimana kamar nya dan sang Istri terletak.
Ceklek,
"Tumben gak nunggu di ruang keluarga" gumam Reno saat melihat Ayu yang sudah lelap dalam tidur nya.
Reno pun langsung menuju ke kamar mandi, dia akan membersihkan terlebih dulu tubuh nya sebelum tidur.
Setelah selesai, Reno ikut merebahkan tubuh nya di samping Ayu.
Dia menatap wajah sang Istri dengan dalam.
"Kenapa kamu seakan berubah, wajarlah jika aku menghilangkan lelah dengan nongkrong"
"Asalkan jangan main wanita"
Reno menghela nafas, dia lalu membawa Ayu ke dalam pelukannya dan keduanya pun terlelap.
♣️
Pagi menyapa, Ayu yang memang sudah lebih dulu bangun pun sudah berkutat di dapur.
Dia akan memasak untuk sarapan dan bekal ia untuk bawa ke kantor.
"Bi, tolong sajikan ya. Saya akan bersiap lebih dulu" ucap Ayu.
"Baik Bu" balas sang Art.
Ayu pergi ke kamar nya, dia akan bersiap-siap untuk bekerja.
"Sayang, baju kerja ku mana?" teriak Reno dari dalam kamar.
Huh.
Ayu masuk ke dalam kamar, dia lalu mengambil baju kerja milik Reno dan setelah nya ia letakan di atas ranjang.
"Maaf tadi aku langsung ke dapur" ucap Ayu cuek.
Reno menatap Ayu bingung, dia lalu menghela nafas saat melihat sang Istri berlalu begitu saja ke dalam kamar mandi.
Karena memang banyak pekerjaan, Reno pun langsung berlalu tanpa menunggu Ayu terlebih dahulu.
Bahkan Reno sarapan lebih dulu dan setelah nya pergi tanpa pamit.
*
Ayu langsung saja duduk di kursi kerja nya, dia membuka laptop yang ada di hadapannya.
Beberapa pekerjaan yang memang belum selesai ia akan selesaikan sekarang sebelum nanti nya ia akan keluar kembali bersama sang Bos, Fania.
Tap.
Tap.
"Selamat Pagi Bu" sapa Ayu dengan ramah.
"Pagi Yu, jangan lupa nanti setelah makan siang kita pergi ke Caffe untuk meeting" jelas Fania tersenyum kecil.
"Siap Bu Bos" balas Ayu penuh semangat.
Fania mengacungkan jempol pada Ayu, dia lalu masuk ke dalam ruangannya sendiri.
Ayu sendiri kembali pada kursi nya, dia akan menyelesaikan pekerjaan yang hanya tinggal finishing saja.
*
Jam makan siang tiba Ayu pun sudah bersiap untuk pergi bersama sang Bos.
Dia sudah membawa beberapa dokumen yang di perlukan dan juga berkas penting.
Kali ini klien sang Bos sangat penting, bisa di sebut klien pembawa bonus bagi seluruh karyawan sang Bos.
"Ayu, lets go" pekik Fania saat keluar dari ruangan dengan senyuman merekah nya.
"Siap Bu Bos, duh gak sabar bonus ngalir nih" balas Ayu dengan candaan.
Hahaha.
"Pokoknya kalau kali ini klien kita deal maka bonus kalian cair, kata orang klien kita ini rewel dan sangat teliti" jelas Fania sambil berjalan bersama Ayu.
"Optimis aja kita menang" kekeh Ayu dengan tersenyum kecil.
Kedua nya terus saja berbincang, menyuarakan beberapa hal dan juga berbincang seputar keseharian mereka.
Tiba di dalam mobil, Fania menatap Ayu dengan seksama.
"Yu, semalam aku lihat suami kamu sedang di cafe bersama teman-teman SMA nya" jelas Fania hati-hati.
Huh.
"Aku sudah lelah meminta waktu dan istirahat nya Mbak" lirih Ayu.
Ya, Ayu dan Fania adalah teman saat di fakultas. Namun Fania kakak tingkat Ayu, tetapi keduanya berteman dengan baik sampai saat ini.
"Jika memang lelah mending berhenti berjalan, namun jangan sampai putus asa. Boleh istirahat, tapi bangkit kembali dan berjalan lah terus" ucap Fania lembut.
Ayu tersenyum, dia menganggukan kepala dengan netra yang berkaca-kaca.
"Dia tak pernah berubah Mbak, selalu egois dan sesuka nya sendiri"
"Aku bahkan pernah mendebat nya dengan hebat, namun tetap saja aku kalah karena malas bertengkar"
Fania memeluk Ayu, dia sangat menyayangi Ayu sejak dulu.
Bahkan kedua orangtua nya juga menganggap Ayu sebagai Putri bungsu nya.
Sepanjang perjalanan, Ayu terus saja berada di pelukan Fania.
Hingga tiba di Cafe, keduanya pun langsung masuk dan duduk di kursi yang sudah di pesan sang klien.
"Katanya klien penting, tetapi kok gak di privat room sih Bu" gerutu Ayu dengan melirik ke arah sang Bos.
Fania sontak saja tergelak, dia lalu cuek saja dan memanggil pelayan.
Dan,
"Maaf saya terlambat"
Ehhh.
"Loh, kok Bang Leon sih" gumam Ayu dengan menatap sang Bos tajam.
Sontak saja Fania langsung terbahak dengan tingkah tengil nya keluar.
"Lah emangnya Fania gak beritahu kamu kalau Abang yang akan jadi klien kalian?" tanya Leon datar.
Ayu menggelengkan kepala nya dengan wajah cemberut.
Leon sendiri hanya menghela nafas saja, dia lalu menegakan tubuh nya.
Lalu sang Asisten langsung saja memberikan berkas pada Leon.
Fania dan Ayu pun langsung serius,
Pembahasan demi pembahasan serius pun terjadi, Ayu menjelaskan dengan sangat detail dan rinci pada Leon.
Kedua wanita itu saling melengkapi dan sangat cocok dalam satu team.
Hingga pada akhir nya Leon merasa puas dengan hasil desain Ayu untuk meluncurkan produk baru nya bersama perusahaan Fania.
"Aku ke toilet dulu ya" pamit Fania dengan cepat.
Ayu dan Leon menganggukan kepala, sedangkan Asisten Leon hanya diam saja sambil membereskan beberapa berkas.
Hingga,
"Bagus, pantas saja kamu beda. Ternyata kamu selingkuh dengan dia" celetuk seseorang pada Ayu.
Hah.
"Apa kamu buta, Mas? Lihatlah aku sedang kencan apa sedang bekerja?" ucap Ayu dengan datar.
Reno, ya Pria itu adalah Reno suami dari Ayu.
"Kalau memang bekerja kenapa hanya kalian berdua saja, hah" bentak Reno dengan keras.
Beberapa pengunjung menatap ke arah mereka dengan tatapan yang sulit di mengerti.
"Ayu bersama saya Tuan Reno" sentak Fania yang baru kembali bersamaan dengan Asisten Leon.
Leon bangkit dari duduk nya, dia lalu menatap Reno tajam.
"Kami bekerja profesional bung, lagian ini jam kerja kenapa anda berkeliaran? Segitu senggang nya anda" sinis Leon.
Reno diam saja, dia menatap Leon yang sudah berjalan jauh ke arah luar Cafe.
'Asal tuduh aja'
'Dari tadi juga mereka ber empat, bahkan hanya bahasan pekerjaan saja yang aku dengar di obrolan mereka sejak datang'
'Suami gak ada akhlak'
Dan masih banyak lagi gerutuan ataupun bisik-bisik pengunjung di sana.
Setelah kepergian Leon, Ayu menatap sang Suami dengan tatapan nanar.
"Kita bicarakan nanti di Rumah, aku harap kamu tak pulang telat dengan dalih lembur"
"Kalau memang kamu banyak kerjaan hingga lembur, kenapa sekarang terlihat santai sampai ada disini di jam kerja"
Reno menghela nafas kasar, dia hanya menganggukan kepala saja dengan menatap wajah sang Istri dalam.
Ayu pergi setelah berpamitan, dia akan kembali ke kantor bersama sang Bu Boss.
Sedangkan Reno, ia juga kembali ke perusahaan dan membatalkan acara santai di Cafe temannya itu.
*
Tepat jam 5 sore Ayu sudah sampai di Rumah. Dia langsung saja membersihkan badannya yang cukup lengket.
Dan,
Reno pun baru saja tiba di halaman Rumah nya, dia melihat mobil sang Istri yang sudah ada lebih dulu di sana.
Hufh.
"Aku harus matikan ponsel dulu agar kawan-kawan ku tak menelpon" gumam Reno dengan tangan yang mengambil ponsel di saku celana nya
Langkah kaki Reno berhenti di ruang keluarga, disana ia melihat Ayu yang sedang duduk.
"Air nya sudah aku siapkan, mandilah lebih dulu" ucap Ayu dengan nada datar.
Reno mengangguk, dia lalu pergi ke kamaŕ atas untuk membersihkan dirinya.
Hampir setengah jam Ayu menunggu dan akhir nya Reno pun tiba disana dengan wajah yang sudah nampak segar.
Huh.
"Kenapa kamu berubah jadi cuek dan datar, Yu?" tanya Reno lirih.
"Bukan aku yang berubah, tapi kamu yang buat aku berubah Mas. Apa kamu tak tau dampak so sibuk mu itu padaku"
"Kamu seolah sibuk dengan pekerjaan, nyatanya masih bisa nongkrong" jelas Ayu sinis.
Ck.
"Aku memang benar, kamu sendiri tau kan aku ini seorang CEO di perusahaan. Sekarang sedang akhir bulan dan harus melihat kinerja para karyawan" ucap Reno dengan nada tinggi.
Heh.
"Apa kamu lupa Mas, aku ini juga seorang Asisten CEO di perusahaan. Aku tau bagaimana sibuk nya di perusahaan, kamu jangan banyak berdalih"
"Aku tau kamu selama ini leha-leha hingga saat ada meeting penting atau Papa menanyakan laporan kamu sibuk"
"Tapi apa? Kamu bahkan masih bisa nongkrong dengan teman-teman mu, sedangkan meluangkan waktu bersama ku susah sekali"
"Aku ini Istri mu apa hanya pajangan mu saja di Rumah?"
Ayu berbicara dengan nafas memburu, dia menatap sang Suami dengan nanar bahkan mata nya sudah berkaca-kaca.
Ayu kembali membuang nafas, dia lalu memalingkan wajah nya dari sang Suami.
"Aku jenuh Ayu, kalau saja kita sudah punya anak maka aku akan bahagia saat pulang dengan keadaan lelah sekalipun"
"Kamu jangan hanya bisa menyalahkan aku, kamu juga harus intropeksi diri dong" bentak Reno dengan kasar.
"Lalu aku harus bagaimana? Aku bahkan sudah pernah periksa ke dokter Obgyn ternama dan hasil nya kamu tau sendiri aku subur dan tidak mandu*"
"Jika kamu memang belum percaya, besok kita periksa dan kamu juga harus mau di periksa agar kita sama-sama tau" tegas Ayu dengan tajam.
Cih,
"Pergi saja sendiri, aku sibuk" ketus Reno yang mulai melangkah dari sana.
"Aku lelah Mas, lebih baik kita pisah saja"
Deg.
Plak.
"Apa yang kamu ucapkan Ayu, kita akan tetap bersama" bentak Reno setelah menampar pipi mulus Ayu.
"Aku tak bisa Mas, apalagi kamu sudah main tangan begini"
"Kamu sangat mementingkan teman-teman mu, tanpa kamu sadar bahwa kamu melupakan Istri mu yang kesepian di Rumah"
"Kamu egois, kamu hanya ingin di mengerti tanpa mau mengerti. Kamu selalu saja punya alasan untuk aku ketika meminta waktu kamu, tapi kamu akan selalu ada jika teman-teman mu membutuhkan mu"
"Maka, silahkan saja hidup bersama dengan teman mu itu"
Ayu melangkah pergi ke kamar, dia sudah muak dengan semua nya.
Bahkan ia sudah lelah mempertahankan pernikahan yang selama ini ia jalani dengan sang Suami.
"Ayu" teriak Reno dari bawah dengan frustasi.
Diam,
Ayu hanya diam dan langsung mengunci pintu kamar nya.
Reno sendiri ia terduduk di kursi , dia lalu mengambil kunci mobil nya dan berlalu dari Rumah dengan wajah masam nya.
**
Tepat setelah sarapan Reno baru pulang semalaman yang entah dari mana.
Di Rumah sudah sepi,
"Bi" panggil Reno.
"Iya Tuan" balas Bibi yang baru datang dari arah belakang.
"Dimana Nyonya? Itu mobil nya ada di depan, tapi tak ada dia dimana pun?" tanya Reno.
Bibi menundukan kepala, dia lalu pergi ke ruang tamu dan dengan cepat kembali ke ruang makan.
"Nyonya pergi sejak tadi pagi dan ia juga membawa koper milik nya. Nyonya hanya menitipkan ini untuk anda, Tuan" jelas Bibi sambil memberikan amplop.
Deg.
Deg.
Jantung Reno berdetak dengan kencang, dia lalu menatap kertas yang sudah ada di tangannya.
Dia sama sekali tak menyangka bahwa sang Istri ternyata benar-benar meninggalkannya.
Dengan perasaan tak menentu, akhir nya kertas tersebut pun di buka oleh Reno.
Satu kata, dua kata hingga pada akhir nya dia terduduk lemas setelah membaca semua rangkaian kata dari Ayu, sang Istri.
"Kenapa kamu sangat egois, Yu. Aku ini sibuk dan nongkrong adalah obat lelah ku" ucap Reno dengan nada frustasi.
Bibi yang masih disana pun menggelengkan kepala nya, dia sangat heran pada majikan nya yang tak pernah sadar.
"Tuan, Nyonya terkadang hanya termenung sendirian di ruangan ini demi menunggu kepulangan anda. Bahkan dia juga sampai tak makan malam demi bisa makan malam dengan anda"
"Namun semua pengorbanannya hanya sia-sia saja. Tuan, anda juga tak akan malu ataupun hina jika nongkrong dengan Istri anda"
"Apa anda tau, Tuan? Nyonya saat ini sedang sakit, dia terkena penyakit asam lambung yang sudah cukup parah. Dia hanya ingin setitik perhatian anda"
Brak.
"Diam Bi, kamu tau apa tentang aku dan Ayu. Sana kerja, kalau enggak pergi saja dari sini" sentak Reno tak tau malu.
Huh.
"Baik, saya berhenti bekerja disini Tuan"
"Suatu saat anda akan menyesali semua ini, Tuan. Apalagi saat kehilangan Nyonya"
Setelah mengucapkan hal tersebut Bibi pun pergi ke belakang, dia akan pergi hari ini juga.
Toh sang Nyonya juga yang membawa dia kesana sudah tak ada lagi disana.
*
Dengan penuh amarah, Reno meremas kertas tersebut dan setelah nya dia berlalu keluar dari dalam Rumah.
Tanpa mengganti pakaian nya, Reno melajukan mobil nya dengan kecepatan tinggi ke arah perusahaan FN-Corp.
Ya, Reno memutuskan mencari Ayu ke tempat dimana ia bekerja. Reno sangat yakin bahwa Istri nya ada disana sedang bekerja.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!