NovelToon NovelToon

Istri Kedua Pria Lumpuh

Bab 1 Perjodohan

        "Apa Tante? yang benar saja aku disuruh menikah dengan pria lumpuh itu. ucap Rania wanita a berusia 2O tahun itu, yang masih duduk di bangku kuliah itu.

         " Dengar ini Rania, Tante melakukan ini semua agar hutang hutang Tante sama keluarga Bimantara lunas" ujar Tante Widi dengan sinis nya.

         "Ini kan hutang tante, kenapa harus Rania yang nikah dengan pria itu? kenapa tidak Alia anak tante saja" ucap Rania protes.

         "Ooh,, berani membantah kamu? kamu lupa siapa yang selama ini sudah merawat mu?

Kamu lupa kalau rumah ini sudah jadi milik ku, mau kamu aku usir dan hidup menjadi gelandangan?

Cepat bersiap, sebentar lagi sopir Tuan Raka akan segera menjemput mu" ucap Widi lagi.

        "Seharusnya Alia tante, bukan aku yang"

Rania menatap Widi dengan tatapan benci.

Rania engan Memenuhi permintaan gila dari Tante nya itu.

Dengan langkah gontai Rania berjalan menghampiri sopir dari keluarga Bimantara.

      "Sudah siap Nona" tanya Johan.

Rania hanya mengangguk dengan sedikit senyum yang dibuat buat semanis mungkin.

Sepanjang perjalanan Rania hanya menatap ke jendela dengan tatapan sendu. ingin ia menumpahkan air mata nya.

     "Silakan Nona kita sudah sampai, mari saya antar kan masuk"

Johan membukakan pintu untuk Rania, dengan sedikit membungkuk sopan.

Keduanya lalu masuk ke sebuah salon MUA yang akan merias Rania sebelum dia menikah dengan pria lumpuh itu.

         "Mari Nona, saya akan merias anda" sapa salah satu perias itu.

Rania yang tidak tau apa apa hanya pasrah saja. setelah selesai dirias dan memakai gaun pengantin. Rania kembali dibawa Johan ke tempat dimana seharusnya Alia dan pria lumpuh tersebut mengucapkan janji suci mereka.

Namun karena ke egoisan Alia dan mama nya, Rania harus mengorbankan dirinya sebagai pengganti pengantin.

         "Besar juga nyali mu untuk bersanding dengan ku"

         "Duduk lah" Tegas Raka. setelah wanita itu sampai di sebuah gereja.

Rania memberanikan diri menatap tuan muda dihadapan nya, yang sedang duduk di kursi roda dengan seorang wanita.

Raka menatap mata indah Rania dengan tatapan tajam. Dengan mengunakan gaun pengantin warna putih dan juga riasan natural, tak memungkiri jika Rania sangat cantik dengan mata yang indah, bulu yang lentik dan pipi yang Cubby.

         "Kamu benar anaknya Widi"? tanya Raka dingin.

         " Iya" jawab Rania menunduk.

Ingin sekali dia berontak dan mengutarakan ketidak setujunya akan pernikahan iniini, tapi ia tidak kuasa melakukan itu semua.

Tante Widi yang duduk di sebrang Rania, entah kapan datang nya wanita itu terus menatap tajam ke arah Rania. seolah memberi kode agar Rania tidak mengatakan yang sebenarnya jika calon pengantin nya telah dia gantikan.

Selama ini hidup nya selalu berjalan sesuai keinginan tante nya.

Dia akan mendapatkan kekerasan jika berani membantah keinginan tante nya itu.

Sementara Raka, yang duduk di kursi roda didampingi Vina istri pertama nya, masih menampilkan wajah datar dan juga dingin nya.

        "Sayang, kamu yakin wanita ini akan kamu jadikan madu ku" ucap wanita disebelah Raka.

        "Begitu murah nya dirimu sehingga ibu mu rela menukar dengan sebuah harta" ucap ya lagi.

Badan Rania gemetar menahan amarah. Namun Rania hanya bisa diam menahan semua hinaan dan berusaha tetap tenang ia tidak mungkin membantah dalam posisi seperti ini.

    Pendeta pun mulai bersiap untuk memberkati mereka berdua.

Raka sengaja melaksanakan pernikahan nya di sebuah gereja, karena dia penasaran dengan keluarga Widi. dan benar saja teryata pengantin wanita nya tidak sama dengan foto anak Widi yang dikirim oleh nya sebelum hari H.

Pemberkatan pun dimulai.

     "Apakah anda Raka Praditya Bimantara, bersedia menerima Rania Putri Gautama sebagai istri anda, untuk menjadi teman hidup saling mengasihi dan saling menghormati dalam suka dan duka, sakit dan sehat hingga maut memisahkan. tanya pendeta dengan suara lantang dan jelas.

Raka menarik nafas dalam dalam sebelum menjawab pertanyaan sang pendeta.

      "Saya bersedia" jawab nya dengan tegas, wajahnya benar benar terlihat tanpa expresi.

Pendeta kemudian mengalihkan pandangan nya ke arah Rania dan kembali berucap.

     "Apakah anda Rania Putri Gautama, bersedia menerima Raka Praditya Bimantara sebagai suami anda, untuk menjadi teman hidup saling mengasihi dan saling menghormati dalam suka dan duka, sakit dan sehat hingga maut memisahkan? tanya nya lagi.

      Rania menelan ludah nya yang terasa berat, jantung nya pun terasa berdetak tak karuan.

Rania merasa dunia ini seolah runtuh. ia tak punya pilihan lain selain mengikuti kehendak Tante nya.

         "Saya bersedia" ucap Rania dengan suara serak dan penuh kepasrahan.

Pendeta langsung menganguk, lalu melanjutkan dengan prosesi pernikahan nya.

Setelah mengucapkan janji suci pernikahan, kini Raka dan Rania telah resmi menjadi suami istri. namun tidak ada kebahagiaan sedikit pun terpancar dari wajah Rania.

Rania berdiri dan hendak beranjak dari tempat nya, sementara Raka menghela nafas nya sejenak lalu tanpa mengatakan apa pun dia langsung saja pergi sambil mendorong kursi roda nya.

Tapi tiba-tiba Raka berhenti saat melihat Rania masih berdiri mematung di tempat semula.

        "Ngapain masih berdiri disitu cepat bantu dorong kursi nya" ucap Gea wanita yang berdiri disamping kursi roda pria itu.

        "Iya mbak" jawab Rania yang langsung berjalan sambil mendorong kursi roda pria yang kini sudah menyandang sebagai suaminya itu.

Sementara itu Tante Widi yang sedari tadi mendampingi Rania dalam proses pemberkatan kini ikut melangkah mengekor di belakang Rania.

Pernikahan yang baru saja mereka lalui sunguh sangat sederhana, jauh dari pernikahan yang Rania impikan.

Sebagai seorang wanita mempunyai impian saat menikah nanti, sebagian pasti ingin menikah dengan penuh cinta dan mendapatkan pria yang juga mencintai nya.

Rania merasa sangat kecewa dan hancur hati nya, namun dia tak bisa mengelak dari kenyataan bahwa saat ini dirinya adalah istri dari seorang Raka tuan muda lumpuh yang terkenal keras dan dingin.

        "Mulai sekarang kamu ikut aku, sekarang kamu sudah menjadi hak ku, dan tak ada satu orang pun yang berhak mengatur kehidupan mu selain aku" ujar Raka tanpa melihat ke arah Rania.

       "Tuan, semoga bahagia dengan pernikahan nya. kami tidak keberatan kalau Rania dibawa oleh anda" ucap Widi namu Raka tak menghiraukan ucapan Raka.

     "Tapi tuan, saya harus pulang dulu kerumah untuk mengemasi barang barang ku"

     "Tidak perlu, kamu cukup ikut saja sekarang juga"

     "Tapi baju saya tuan"?

     "Kamu tidak perlu membawa barang mudahan mu, aku tidak sudi ada barang kotor dari rumah mu yang hanya akan mengotori rumah mewah ku

Sahira hanya bisa tersenyum getir mendengar ucapan Raka. Sementara Widi tersenyum puas mendengar hinaan untuk Rania.

Bab 2, Kehidupan baru dimulai.

       Rania takjub dengan mobil mewah Raka yang sudah dimodif khusus untuk Pria itu agar mudah saat masuk walau mengunakan kursi roda.

Rania bingung,dia mematung Setelah melihat Raka masuk ke mobil dengan istri pertama nya.

       "Ayo cepat masuk" perintah Raka pada Rania.

Rania langsung ikut masuk duduk di sebelah Johan.

Sepanjang perjalanan hanya ada keheningan, tak ada satu orang pun yang berbicara.

Tak butuh waktu lama mobil yang mereka tumpangi masuk ke dalam halaman rumah Raka.

        "Mari tuan saya bantu" Johan mendekat untuk mendorong kursi roda majikannya.

        "Tidak perlu, Sekarang sudah tugas dia yang akan mendorong ku" tunjuk Raka pada Rania.

                "Rania, dengan itu. kamu jangan GR! suami ku menjadikan mu istri muda hanya untuk dijadikan pelayan nya saja"

               "Aku gak perduli mbak" ucap Rania yang sudah tidak bisa terus terusan menahan ejekan.

              "Sombong sekali kamu, asal kamu tau saja. kamu itu tak selevel untuk bersaing dengan ku"

Tanpa memperdulikan ucapan Gea istri pertama Raka, Rania pun dengan patuh mendorong kursi roda Raka.

            "Antarkan aku ke dalam kamar" titah Raka.

           "Sayang, kenapa wanita itu kamu ajak masuk ke dalam kamar kita"?

            " Itu kamar ku, mulai sekarang kamu tidur dikamar sebelah. dengan begitu aku tidak akan merepotkan mu dan kamu juga tidak perlu capek capek mengurus ku.

Dan biarkan dia tidur dikamar ku, karena mulai sekarang dia lah yang akan mengurus semua kebutuhan ku.

  Rania menelan saliva nya dengan susah payah, mendengar ucapan Raka.

       "Tapi sayang, dia kan bisa tidur dikamar tamu atau kamar pelayan"

       "Sudahlah biarkan dia tidur di kamar ku. kamu bisa fokus dengan dunia artis mu"

        "Terima kasih sayang, ternyata selama ini kamu begitu perhatian pada ku. sampai sampai kamu tak ingin aku kelelahan merawat mu" ucap Gea seraya melirik ke arah Rania dengan senyuman mengejek.

Rania yang mendengar nya merasa muak, ingin sekali rasanya segera pergi dari kedua mahluk aneh itu.

         "Bilang nya suami istri, tapi tidur terpisah. panggil nya sayang tapi suami sakit gak mau merawat nya" gerutu Rania dalam hati.

         "Cepat antar kan aku ke kamar"

Dengan patuh Rania mendoakan kursi roda itu ke kamar yang Raka tunjukkan.

Sesampainya di dalam kamar, Raka merasa kegerahan karena masih menggunakan baju pernikahan tadi.

           "Aku merasa gerah, cepat bantu aku melepas jas dan kemeja ini"

Dengan berjalan ragu ragu Rania mendekat ke arah Raka. Namun ia tak kunjung membantu pria itu yang tengah kesusahan.

            "Kenapa malah diam saja, buruan bantu aku ganti baju" ucap Raka dengan nada sedikit membentak.

Dengan sangat terpaksa akhirnya Rania membantu melepaskan jas yang dipakai Raka.

Rania harus sedikit membungkuk untuk membuka satu persatu kancing baju Raka.

Membuat jarak diantara mereka berdua begitu dekat, bahkan hembusan nafas Raka bisa dirasakan oleh Rania. hal itu membuat tubuh Rania seolah membeku.

Jantung nya berdetak dengan begitu cepat.

Setelah semua terbuka, dilihat lah tubuh atletis milik Raka membuat Rania merasa semakin tidak nyaman.

 Pria itu menyadari jika istri baru nya ini tengah merasa tidak nyaman dengan keadaan dirinya yang tanpa baju, membuat Raka memiliki ide untuk mengerjai nya.

        "Ganti celana ku juga"

Deg!

        "A,, apa Tuan" tanya Rania terbata.

        "Apa kamu tadi tidak dengar, kalau aku minta ganti celana sekalian"

         "Tapi tuan, apa tidak sebaiknya tuan minta bantuan pak Johan saja"

          "Kamu berani membantah ku"? lalu apa gunanya aku menikah dengan mu kalau kamu sama saja tidak bisa melayani ku"?

         " Aku sengaja menikahi mu, agar aku memilik seoarang yang yang bisa melayani ku dalam segala hal selama 24 jam" ucap Raka kemudian.

         "Maaf Tuan, baiklah kalau begitu saya bantu. tapi alangkah baik nya sebelum tuan melepaskan celana nya juga, lebih baik tuan memakai baju ganti dulu. akan tidak baik jika tuan berlama lama tanpa baju berada di dalam ruangan ber AC gini" ujar Rania.

         "Baiklah kalau begitu carikan aku baju ganti dulu untuk aku pakai"

         "Wanita ini, meski melakukan dengan terpaksa, tapi dia masih sedikit perduli dengan kesehatan ku" ucap Raka dalam hati.

         "Maaf tuan, saya tidak tau dimana letak baju ganti tuang" tanya Rania sedikit takut takut.

         "Kamu cari saja di lemari itu"

Raka menunjuk dia lemari besar yang ada di dalam kamar itu.

Kamar yang begitu luas lengkap dengan tempat tidur yang besar, satu set sofa, Tv dan terdapat meja rias juga.

Ia mencoba membuka satu lemari itu, dilihat nya beberapa pakaian milik Raka yang sudah tertata rapi disana.

Mengingat tadi Raka sempat bilang kegerahan, Rania pun berinisiatif mengambil kan kaos untuk Raka pakai agar sedikit santai.

Wanita itu kembali mendekati Raka lalu memakai kan kaos itu.

           "Cepat gantikan celana ku juga" titah nya.

           "Maaf tuan, tapi bagaikan saya bisa mengantikan nya" tanya Rania.

Rania merasa bingung bagaimana ia bisa mengantikan celana kepada pria lumpuh yang duduk di kursi roda.

         "Kamu ini pura-pura bodoh apa memang beneran bodoh sih"?

          "Bantu aku tiduran di ranjang" ucap nya kemudian.

           "Baik tuan"

Rania mencoba menbantu Raka pindah ke ranjangnya. tangan Raka ia lingkaran pundak nya lalu perlahan Rania mencoba memindahkan Raka ke ranjang dengan sekuat tenaga.

Tubuh Raka yang kekar membuat ia kewalahan.

Nampak keringat membasahi dahi Rania, membuat nya semakin terlihat menarik dan mempesona.

Diam siap pria itu tersenyum melihat Rania.

        "Kamu ambil celana dilemari untuk mengantikan celana ku ini, namun sebelum nya kamu tutup dulu tubuh ku mengunakan selimut itu. bagaimana pun aku tak sudi tubuh ku dilihat wanita seperti mu"

 Deg!

  Jantung seakan berhenti berdetak, ucapan pria itu bagaikan petir yang menyambar di siang bolong, begitu menusuk hati Rania.

         "kalau memang tak sudi dengan ku, lalu kenapa anda menikahi ku" Rania bermonolog dalam hati nya.

Tanpa banyak bicara Rania langsung melakukan apa yang diperintahkan tuan nya.

Dengan tangan bergetar ia pasangkan selimut ditubuh nya lalu mengantikan celana yang dikenakan Raka dengan celana yang baru.

Rania kembali harus bersusah payah kala ia harus mengangkat sebagian tubuh kekar Pria itu agar Celana nya bisa pas sampai pinggang.

        "Kalau begini terus tiap hari, lama lama aku bisa encok" gerutu Rania dalam hati kesal.

Setelah selesai dengan tugas nya Rania yang masih terengah-engah nafas nya dan keringat juga masih bercucuran di tubuh nya, mencoba menyandarkan tubuh kecil nya di atas sofa.

          "Ngapain kamu enak enakan tidur disitu"? tegur Raka.

           "Maaf tuan, beri waktu untuk aku istirahat sebentar" mohon Rania pada Raka.

Namun pria itu tak bergeming, dia malah enak enakan menyalakan TV.

        "Istirahat tidak perlu lama lama, kalau sudah cepat bersihkan tubuh mu" titah Raka.

        "Tuan, terus habis ini aku pakai baju apa"? bahkan tuan tidak memberikan ijin untuk ku mengambil barang barang ku terlebih dulu tadi"

        "Biar Johan yang akan menyiapkan nya setelah ini"

         "Baiklah, Terima kasih"

Rania kembali menyandarkan kepalanya disofa. tugas nya lebih berat merawat pria lumpuh dari pada merawat anak balita ponakan dari bi Minah yang dulu pernah sekali diciptakan oleh nya sekali.

Bab 3.

       Rania terlihat segar dengan rambut nya yang basah setelah membersihkan diri dan terlihat cantik saat mengenakan dress selutut yang disiapkan oleh Johan sang asisten Raka.

         "Tolong ambilkan laptop ku beserta map yang ada di laci itu"

titah Raka seraya menunjuk ke laci bawah meja rias yang Rania tengah duduk disana menyisir rambutnya yang panjang dan hitam tebal.

Rania segera mengambil lalu menyerahkan pada sang empu nya.

        "Ini adalah surat perjanjian kita, kamu baca semua setelah itu kamu tanda tanggani perjanjian itu.

    Rania segera membuka map itu, dengan teliti Rania membaca tiap poin yang tertera pada surat perjanjian itu.

       " Maaf tuan, di surat ini tertulis jika kita tidak boleh saling mencintai. tapi aku tidak boleh menuntut untuk berpisah.

Kenapa anda tidak membuat perjanjian pernikahan kontrak saja"?

Tanya Rania yang sedikit kesal dengan perjanjian pernikahan nya yang semua nya merugikan dirinya.

       "Meski aku lumpuh tapi aku bukan pria bodoh, yang bisa di bodohi setelah kontrak selesai kamu pasti akan menuntuk hal nya"

       "Ini curang Tuan"? protes Rania.

Namun semuanya percuma, mau protes atau pun lapor polisi sekali pun tetap dirinya yang akan kalah.

       "Buruan tanda tangani".

Hati Rania begitu sesak, entah kenapa hidup nya setelah kepergian kedua orang tuanya menjadi tak seberuntung ini.

Dengan tangan yang gemetar wanita itu segera menandatangani surat perjanjian itu, ia pasrah dengan apa yang akan ia jalani. toh menolak pun juga akan sia sia.

          Raka tersenyum licik melihat Rania sudah menandatangani surat itu.

        "Tuan, apakah boleh aku tetap melanjutkan kuliah ku" tanya Rania menunduk takut.

        "Hemm,, ambil jadwal di pagi hari. karena siang sampai malam tugas mu adalah melayani ku" jawab nya dengan tetap fokus pada layar laptop nya.

  Rania yang duduk disofa merasakan tubuh nya begitu capek. hingga tak terasa ia tertidur.

        Raka hanya tersenyum melihat istri kecil nya kelelahan dengan ulah nya sehingga tertidur.

            "Hallo Johan, tolong selidiki gadis ini. ada hubungan apa dia dengan Bu Widi" ucap Raka melalui sambungan telepon.

Pria itu mencurigai sesuatu, pasal nya foto anak bu Widi saat itu tidak sama dengan gadis yang ada dihadapan nya.

     " jika memang itu benar, kenapa gadis ini mau mengorbankan dirinya untuk menikah dengan ku. Apa karna harta dia mau menikah dengan ku? dibayar berapa dia sama Bu Widi? atau mungkin gadis ini memiliki rencana untuk memanfaatkan kekayaan ku"? Raka bermonolog dalam hati nya.

     "Arrh,,,, memang semua wanita itu gila harta" gumam nya kemudian.

Karena terlalu capek, Rania tertidur sejak jam 7 sore hingga pagi.

Sengaja Raka tidak membangun kan nya untuk makan malam karena ingin memberi pelajaran karena telah ditingal tidur sebelum melayani nya makan malam.

    Sinar matahari yang masuk melalui celah kaca, membuat mata Rania terasa silau.

Perlahan wanita itu membuka mata nya, kaget setengah mati kala dia membuka mata terdapat sosok pria dengan tubuh kekar berada dihadapan nya mengunakan kursi roda.

        "Ka,, kamu? ucap Rania terbata.

        "Enak ya tidur mulu, Jam berapa ini"?

Rania melihat jarum jam menunjukkan pukul tuju pagi.

          " Maaf tuan" jawab Rania.

          "Cepat bersihkan dirimu dan ikut aku ke kantor"

Rania bergegas bangun dan langsung berlari menuju kamar mandi, sebelum nya dia sempat melirik ke arah Raka yang sudah segar dengan rambut sedikit basah dan sudah rapi dengan baju kantor nya.

        "Siapa yang sudah membantu nya, apakah mungkin istri pertama nya? tapi wanita itu pasti akan marah padaku kalau aku tidak melayani suami nya itu. atau mungkin pelayan?

Kok aku tidak mendengar ada seseorang masuk ke kamar ini. apa aku sepulas itu tidur nya, sehingga tidak mendengar apa pun.

Pikiran Rania berkelana kemana mana membuat nya lupa akan tujuannya masuk ke kamar mandi.

  Tok Tok Tok

   "Buruan mandi nya, ini sudah siang" teriak Raka dari balik pintu kamar mandi.

Rania yang kaget dengan teriakan suaminya langsung segera membasahi seluruh tubuh nya di bawah shower.

Namun karena terburu buru, Rania melupakan sesuatu. Teryata ia lupa membawa handuk dan juga baju ganti.

Dia kebingungan, tak mungkin memakai baju nya yang tadi karena sudah basah saat tak sengaja menyalakan shower begitu besar.

Rania mencoba membuka sedikit pintu kamar mandi, dilihatnya Raka tengah asik dengan laptop nya.

"Tuan,,,, apakah saya boleh minta tolong? Suara Rania pelan sedikit takut.

" Apa " Raka masih tetep fokus dengan laptop nya.

"Saya lupa tidak membawa handuk, bisakah minta tolong ambil kan handuk saya tuan"

"Kamu ini merepotkan saja, ambil sendiri"

"Please tuan, kalau tuan tidak mengambil kan nya nanti tuan kesiangan kekantor nungguin saya"

Raka langsung memutar kursi roda nya lalu mengambil handuk dan memberikan nya pada Rania dengan setengah sembunyi dibalik pintu.

Rania segera melilit kan handuk itu ditubuh nya, bergegas keluar sambil berlari kecil mencari baju dilemari nya dan kembali berlari masuk ke kamar mandi untuk memakainya.

"Gadis aneh" gumam Raka.

Raka memperhatikan setiap gerak gerik Rania, Namun entah kenapa ada perasaan aneh yang menjalar di tubuh nya saat melihat kemolekan tubuh istrinya.

Rania kembali keluar kamar mandi, tubuh nya sudah terlihat segar. tak lupa dia juga memoleskan sedikit make up natural membuat wajah nya yang imut terlihat seperti anak SMA.

"Tuan, saya sudah selesai".

" Lama sekali"

"Maaf tuan" jawab Rania menunduk.

Raka memutar kursinya kepalanya mendongak menatap Rania dengan tatapan tajam.

Membuat Rania semakin takut dan tak berani menatap Raka.

"Apa ada yang salah dengan penampilan saya Tuan" tanya Rania menunduk takut.

"Apa pun penampilan mu, tetap saja buruk"

Ucapan Raka membuat Rania menjadi pesimis.

"Cepat, kamu ikut aku kekantor sekarang"

"Baik tuan"

Rania pun langsung mendorong kursi roda Raka, rumah itu berlantai tiga dan ada tangga untuk pejalan kaki. namun dirumah itu terdapat lif juga sehingga memudahkan Raka untuk naik turun dengan menggunakan kursi roda.

Sesampainya dilantai satu, Gea tengah asik ngobrol dengan sepasang suami-istri paruh baya.

mereka adalah orang tua Raka dan pastinya juga mertua Rania.

Pria paruh baya itu bernama Widyanata Bimantara, sementara wanita disebelah nya adalah Hilda Chandra. mereka Papa dan Mama nya Raka Praditya Bimantara.

"Mama, Papa. kapan kalian datang"? tanya Raka yang memang tidak tau menau soal kedatangannya kedua orang tuanya.

"Baru pagi tadi, sengaja kami tak membangun kan mu takut menganggu tidur mu" jawab papa Bima.

Rania hanya menunduk, ia tak tau harus bersikap seperti apa di hadapan kedua orang tua Raka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!