"Jangan menyentuhku! Jauhkan tangan kotormu dariku, jika tidak ingin ku patahkan tangan indahmu itu." ujar Pria tampan yang masih mengatur nafasnya setelah melakukan pelepasan dengan seorang wanita di salah satu kamar hotel berbintang.
Wanita itu hanya terdiam dan mendesah kasar memandangi pria yang baru saja beranjak dari atas tubuhnya. Siapa yang tidak ingin menyentuh tubuh pria itu, pria yang terkenal sangat tampan dan menawan, tidak diragukan lagi dengan gayanya itu dia bisa memuaskan lawan mainnya.
Tapi sayangnya, tidak ada satupun wanita yang sudah berkencan dengannya bisa menyentuhnya,. bahkan ujung rambutnya sekalipun. Tidak ada yang bisa atau berani menyentuhnya.
"Sebelumnya kau pasti sudah diberitahu aturan main dengan ku, kan. Jadi, jangan pernah mencoba melakukannya. Jika tidak ingin keluar dari kamar ini tanpa kedua tanganmu. " katanya lagi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang di banjiri keringat setelah melakukan aktivitasnya malam ini.
Beberapa saat kemudian Kenzo keluar dari kamar mandi dengan penampilan yang sudah rapi. Dia lalu mendekati wanita malam yang masih berbaring di ranjangnya dengan berbalut selimut.
"Urusan kita malam ini sudah selesai, nanti asisten ku yang akan mengurus semuanya. " Kenzo segera meninggalkan wanita itu yang menatapnya dengan penuh harap.
Kenzo Dirgantara adalah seorang CEO muda berbakat yang sukses dalam usaha bisnisnya di usia ke tiga puluh tahun. Pria tampan dengan bentuk wajah rupawan itu sangat digandrungi banyak wanita. Siapa yang tidak mengenal Kenzo si pemain wanita.
Tapi pria itu melakukan kesenangan sesaat ini hanya jika dia sedang suntuk dan banyak masalah dengan pekerjaannya. Jika tidak dia juga tidak akan melakukan hal ini untuk pelampiasan.
Dalam melakukan permainan ini, Kenzo selalu bermain aman dan hati-hati. Dia akan meminta asistennya Rey untuk memeriksa kondisi lawan mainnya, agar dia tidak tertular penyakit. Bisa turun reputasinya sebagai pemimpin perusahaan besar jika sampai hal itu terjadi.
"Minggu depan carikan aku wanita yang masih gadis. Aku bosan bermain dengan wanita seperti mereka. Tidak ada tantangannya sama sekali. " celetuk Kenzo kepada asistennya yang saat ini merangkap menjadi sopir.
Rey hanya mengangguk tanpa bersuara. Karena atasannya itu tidak mau di bantah, jika Rey membantahnya, bisa-bisa akan berdampak buruk untuk masa depannya.
************
Pagi yang sangat cerah menyambut hari yang indah di akhir pekan. Cuaca dingin dan sejuk dengan bekas tetesan air hujan, menyapa suasana kota yang penuh dengan hiruk pikuk kendaraan bermotor diluar sana.
Tapi ramainya kendaraan bermotor tidak mempengaruhi mood seorang gadis yang masih bergelung di bawah selimutnya. Sudah berapa kali alarm menyapa indera pendengarannya, tapi tak dihiraukan sama sekali, oleh Alana.
Ya, gadis pemalas itu adalah Alana. Gadis itu bukanlah seorang pemalas, hanya saja hari ini dia tidak bekerja. Karena dia bekerja lima hari dalam seminggu di sebuah kafe dan libur di akhir pekan, terkadang dia membantu sahabatnya di klub malam jika memang di butuhkan
Deringan suara Alarm membuatnya terbangun dan membuka matanya seolah kesal karena hari liburnya di ganggu oleh suara alarm.
"Biarkan aku tidur hari ini, Okey. " omelnya pada benda mati itu.
Tapi saat ingin memejamkan matanya, dia kembali terusik dengan suara seseorang yang mengetuk pintu kamarnya.
"Alana, ayo bangun. " suara itu sangat dikenali oleh Alana.
Dengan malas Alana segera beranjak dari tempat tidurnya untuk melihat apa mau wanita itu
"Ada apa?" tanya Alana sedikit nyolot saat bertatapan dengan wanita itu.
"Sudah waktunya bayar cicilan rumah." kata wanita muda yang dikenal sebagai anak pemilik rumah yang ditempati Alana sebelumnya.
"Ohh, jadi kau ingin aku membayar. Tapi maaf semua ini bukan urusanmu Mimi, ini urusanku dengan ibumu. Kalaupun aku membayar, aku akan membayar kepada ibumu bukan kepadamu. " jawaban telak yang diberikan Alana selalu membuat Mimi bungkam.
Alana segera menutup pintu dengan keras tepat di hadapan Mimi dan menguncinya dari dalam. Alana tinggal di sebuah rumah kecil yang di beli sejak dulu saat dia mendapatkan sedikit warisan dari kedua orang tuanya, dan sisanya dia bayar dengan cara mencicil tiap bulan. Untuk itu dia harus bekerja keras untuk membayarnya.
Sebenarnya pemilik rumah sebelumnya tidak masalah jika Alana membayar dengan cara mencicil, karena dia tau bagaimana keadaan Alana yang sulit dan tidak akan memaksanya atau menekan pembayaran apartemen itu. Karena pemilik sebelumnya juga berniat membantu Alana yang sebatang kara.
Dan sebenarnya Alana sendiri juga merasa sungkan jika selalu terlambat membayar rumah ini, meskipun pemilik sebelumnya memakluminya.
"Ya, Ampun kapan aku bisa mengumpulkan uang yang banyak dan hidup dengan nyaman jika hidupku saja selalu seperti ini." gerutunya dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.
Dia membuka satu persatu bajunya dan mulai mengisi bathup dengan air. Sambil menunggu bathup penuh, Alana mematut dirinya di depan cermin yang ia letakkan di sudut kamar mandi.
"Ternyata aku cantik juga dengan tubuh proporsional seperti ini. Tapi kenapa tidak ada satupun pria yang mau berpacaran denganku? " gumamnya sambil terus memandangi tubuhnya.
"Apa tidak ada pria yang mau denganku atau aku yang tidak sempat untuk berpacaran dengan mereka. Ah, bodo amat. Sekarang yang penting buatku adalah mencari uang yang banyak. Agar rumah ini segera lunas. "
Alana segera masuk ke dalam bathup untuk membersihkan dirinya. Dia akan ke klub malam meskipun Neil tidak memintanya datang hari ini
**********
Jalanan tidak terlalu ramai dan padat hari ini, karena banyak orang yang libur kerja di akhir pekan. Hanya sedikit sekali orang yang bekerja, karena itu suasana jalan terlihat lengang.
Klub malam tempat Neil bekerja sore ini masih sepi pengunjung, karena tempat itu akan ramai pada malam hari. Disana hanya ada Alana dan Neil yang bertugas sebagai bartender malam ini. Alana membantu Neil membersihkan tempat kerjanya sambil ngobrol seperti biasa.
"Ngapain kamu ke sini, aku nggak nyuruh kamu datang. " tanya Neil penasaran karena terkadang Alana sangat susah dimintai tolong saat dia bekerja di klub.
"Neil, bantu aku dong. aku lagi butuh kerjaan nih." pinta Alana sambil merengek seperti biasa.
"Bukannya kamu sudah kerja di kafe? apa gajimu kurang? " tanya Neil menelisik.
"Aku capek Neil, tiap bulan di datengin anak pemilik rumah. Aku ingin menyudahi kemiskinanku ini. Beri aku kerjaan, yang cepat menghasilkan banyak uang. " kata Alana tanpa pikir panjang.
Neil menaikkan alisnya mendengar ucapan sahabatnya itu. Tak seperti biasanya wanita ini bersikap agresif seperti ini. Ingin sebuah pekerjaan yang langsung mendapatkan uang banyak, mana ada?
"Noh, pelihara tuyul biar cepet kaya. Enak kan kamu nggak usah susah-susah kerja. " kata Neil sambil memanyunkan bibirnya.
"Sialan, lu.. " Alana melemparkan lap yang dia pegang kepada Neil dengan kesal.
Pria itupun tertawa terbahak-bahak melihat kekesalan di wajah sahabatnya. Namun sesaat kemudian dia menghentikan tawanya. sat mengingat sesuatu.
"Kamu mau pekerjaan yang cepet dapat uang? " tanya Neil memastikan.
Alana mengangguk cepat dengan wajah lucunya.
"Baiklah, sepertinya aku ada kerjaan yang cocok untuk mu Alana." ucap Neil dengan senyuman penuh arti.
Note :
Hai-hai readers, Aku kembali dengan cerita baru. Semoga kalian suka ya. Jangan lupa Like, Komen dan juga votenya ya. juga kembang kopinya. 🌹☕😍
"Aku ada kerjaan yang mudah buat kamu. Tapi sangat menghasilkan. Apa kamu mau?" ujar Neil dengan tangan yang masih sibuk membersihkan meja bar.
Sebenarnya dia tidak tega menawarkan pekerjaan ini kepada sahabatnya. Tapi karena Alana membutuhkan pekerjaan dan uang yang banyak. Disisi lain seorang bos besar memintanya mencari seorang gadis yang belum tersentuh oleh pria mana pun.
Neil tidak punya pilihan lain, wanita yang tak terjamah oleh pria manapun selama yang dia tau hanyalah Alana. Dia berharap semoga saja sebuah kebaikan di dapatkan oleh Alana untuk mendapatkan apa yang diinginkan.
"Pekerjaan apa yang kau maksud? yang bisa menghasilkan uang dalam waktu sekejap." tanya Alana penasaran.
"Tidur dengan seorang bos besar. Apa kau mau? "
"Maksudmu? aku bekerja sebagai wanita malam seperti wanita-wanita malam yang ada disini. Kamu gila? " Alana benar-benar tak percaya dengan tawaran pekerjaan yang di berikan Neil kepadanya.
Bisa-bisanya Neil mau menjerumuskannya ke lubang hitam dunia malam. Alana benar-benar tak percaya dibuatnya.
"Ya kalau kamu ga mau, ga apa-apa sih. Aku hanya menawarkan pekerjaan saja, ringan tapi hasilnya gede." ucap Neil santai tanpa rasa bersalah sedikitpun.
"Sorry ya, Na. Bukannya aku mau menjerumuskan mu ke dunia hitam. Tapi aku juga bingung, karena aku diminta seorang asisten bos untuk mencari kan seorang gadis yang belum terjamah oleh laki-laki manapun. Dan cewek yang aku kenal kayak gitu cuma kamu. " Neil menjeda kalimatnya dan duduk di depan Alana.
"Aku tau, kamu terlalu sibuk bekerja, mencari uang untuk menyambung hidupmu setiap hari. Dan aku tau kamu tidak pernah dekat dengan pria manapun karena kamu tidak punya waktu untuk itu. Karena itu aku yakin tidak ada seorang pria pun yang dekat denganmu selama ini, kecuali aku. Sahabatmu satu-satunya. " kata Neil dengan yakin.
Alana hanya diam saja mendengarkan penjelasan dari sahabatnya itu. Memang semua yang dikatakan oleh Neil benar. Jangankan dekat atau berkencan dengan laki-laki, bahkan waktu untuk diri nya sendiri pun dia tidak punya.
Semua waktunya dihabiskan untuk bekerja dan bekerja demi menyambung kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lalu apakah di benarkan jika dia menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh Neil?
"Gimana, apa kau sudah memikirkannya?" tanya Neil yang melihat Alana terdiam sejak tadi.
"Nggak mau, saranmu terlalu ekstreme Neil. " Alana menolak.
"Yaelah, itu udah kerjaan bagus, enak lagi. Kamu akan ketagihan nanti. " kata Neil sambil menaik turunkan alisnya dan langsung mendapatkan pelototan tajam dari Alana.
Ini adalah tawaran pekerjaan tergila dan tidak masuk akal yang ditawarkan Neil kepadanya. Biasanya Neil menawarkan pekerjaan sebagai penjaga toko atau pelayan kafe. Tapi kali ini pekerjaan yang ditawarkan kepadanya adalah seorang wanita pemuas ranjang.
Gila, benar-benar gila.
"Gimana, mau ya? kalau kamu mau nanti aku akan bilang sama asisten bos. Dia sudah pusing kesana kemari mencari wanita yang masih gadis. Kamu tau sendiri kan wanita jaman sekarang seperti apa. Perawan yang berpengalaman." bisik Neil di telinga Alana di akhir kalimatnya dengan senyum candanya.
"Udah deh, jangan banyak mikir. Kamu kan cuma berkencan melayani satu orang doang. Setelah dia puas dengan pelayanan mu, kali aja kamu dikasih banyak uang, jadi milyarder dadakan. Dengan uang itu kamu bisa melunasi rumah mu itu, sisanya bisa buat buka usaha. Bikin warung kek, jual baju online kek. Kan lumayan, kamu nggak usah kerja keras lagi. " ucap Neil dengan segala bujuk rayunya.
"Ck, tapi setelah itu tetap aja aku dicap sebagai wanita mu**han yang udah jual diri. " kata Alana merebahkan kepalanya diatas meja bar.
Neil ikut merebahkan kepalanya diatas meja bar dan mereka saling berhadapan.
"Beda, Alana. Kamu cuma melayani satu orang saja semalam. Setelah dapat uangnya tutup rapat-rapat rahasia ini dan anggap tidak pernah terjadi apapun. Hiduplah dengan baik dengan uang yang telah kau dapatkan. " Neil seolah berbicara dengan bijak, padahal pekerjaan yang dia tawarkan adalah pekerjaan yang menyesatkan.
Alana sepertinya mulai goyah dengan bujuk rayu Neil yang menggiurkan. Apa dia harus mengambil pekerjaan ini? Ini adalah pekerjaan gila yang menyesatkan, tapi ini adalah peluang bagus untuk mendapatkan uang banyak dalam waktu singkat.
Jika bicara masalah keperawanan bukankan sekarang sudah banyak gadis yang belum menikah tapi sudah kehilangan keperawanannya. Jadi, jika dia hanya melakukannya sekali saja, bukankah itu tidak jadi masalah?
"Gimana, jangan terlalu banyak berfikir. Banyak lho wanita malam disini yang menawarkan diri ingin tidur dengan pria itu. Tapi sayangnya, pria itu menyeleksinya dengan ketat."
"Maksudnya? " Alana merasa sangat penasaran dengan calon lawan mainnya jika dia setuju.
"Dia menyeleksi lawan mainnya dan harus steril dalam waktu satu minggu tidak boleh berkencan dengan pria manapun. Wanita itu juga melakukan tes kesehatan dan harus benar-benar sehat dari penyakit menular. Baru di waktuyang sudah di tetapkan nanti, dia akan memulai aksinya. " Neil mengatakan fakta tentang Kenzo kepadanya
"Karena itu, Banyak wanita yang ingin tidur dengan bos Kenzo. " imbuhnya.
"Kenzo? "
"Ya, namanya Kenzo. Pengusaha muda yang masih berumur tiga puluh tahun. Berparas tampan dan rupawan." ucap Neil lagi sambil membayangkan wajah Kenzo yang tampan, lalu menatap Alana." ingat dia pria muda, ya Na. bukan pria botak tua, dengan perut buncitnya. Rugi kamu kalau menolaknya. " Neil seolah mendesak Alana dengan bujuk rayunya yang sangat manis.
Alana menghela nafasnya dan menghembuskannya dengan kasar. Dia benar-benar berada di dalam posisi yang tidak nyaman untuk memilih. Di satu sisi dia membutuhkan uang yang banyak, dan disisi lainnya enggan melakukan pekerjaan yang akan menghancurkan masa depannya.
"Gimana? mau ya, aku biar nggak repot cari cewek lagi. " Neil kembali merayunya.
"Aku takut Neil. "
Alana ingin sekali menolak, tapi dia sangat membutuhkan uang agar tidak dikejar-kejar hutang. Tapi ingin menerima pun dia juga takut. Takut sesuatu akan berimbas di masa depannya.
"Takut apa lagi, orang enak kok. Nanti kamu pasti ketagihan, Na. " Neil mulai kesal dengan Alana yang tidak mau segera menjawab ketersediaannya untuk menerima tawarannya.
"Takut dosa, Neil. "
"Ya Ampun. "
Neil tidak bisa berkata apa-apa lagi jika Alana sudah bicara tentang dosa. Siapa yang tidak takut berbuat dosa. Dia sendiri juga akut akan dosa, tapi pekerjaannya saat ini sangat berhubungan erat dengan itu. Tapi mau bagaimana lagi, hanya pekerjaan ini yang bisa dia geluti saat ini apalagi dia di gaji lumayan.
"Jadi, gimana? kamu mau menerimanya atau menolaknya? " Neil mendesak Alana agar segera menjawab. Jika Alana tidak mau, maka dia akan mencari wanita lainnya.
"Baiklah aku menerimanya tapi dengan satu syarat. Hanya satu syarat–, "
"Berani sekali dia mengajukan syarat seperti itu kepadaku. Memangnya siapa dia?" Kenzo terlihat sangat marah saat mendengar ucapan dari Rey asistennya.
"Darimana kau dapatkan wanita kurang ajar seperti itu." imbuhnya lagi dengan tatapan menusuk kepada Rey.
"Dia teman barista tempat anda menghabiskan malam saat anda suntuk, tuan."
Prang, sebuah gelas yang di pegang oleh Kenzo dilemparkan begitu saja ke dinding hingga hancur berkeping-keping. Dan membuat Rey sangat terkejut dengan kelakuan bosnya ini.
"Apa pria itu bisa menjamin kalau orang yang disodorkan kepadaku masih gadis?" tanya Kenzo dengan tatapan mengejek.
"Dia sangat yakin, tuan. Karena wanita itu tidak pernah dekat dengan pria manapun kecuali dirinya yang menjadi sahabat satu-satunya yang dia miliki. " jawab Rey seadanya sesuai yang di katakan oleh Neil kepadanya.
"Orang tuanya, keluarganya? "
"Menurut informasi dia tidak memiliki keluarga tuan. Dengan alasan yang disimpan rapat oleh wanita itu dan tidak diketahui oleh siapapun, termasuk barista itu. "
Kenzo menaikkan alisnya mendengar ucapan Rey, sepertinya memang ada sesuatu yang disembunyikan oleh wanita itu.
"Lalu kenapa dia memberikan syarat itu? Bukankah dia sudah tidak memiliki keluarga lagi. Lalu untuk apa sok jual mahal seperti itu?"
Rey, lalu menyerahkan ponselnya kepada Kenzo agar Kenzo mendengar sendiri rekaman suara yang dikirim oleh Neil kepadanya beberapa waktu lalu.
"Baiklah aku menerima tawaranmu, tapi dengan satu syarat. Hanya satu syarat. " suara seorang wanita yang sangat renyah terdengar di telinga Kenzo.
"Jangan main-main Alana. Kenapa harus pake syarat sih? Kau tidak tau sedang berurusan dengan siapa? "
"Aku tidak peduli sedang berurusan dengan siapa. Aku sudah berjanji pada diriku akan memberikan kesucian ku ini nanti kepada suamiku. Jadi–, "
"Jadi apa? jangan bikin penasaran, buruan. "
"Jadi, syaratnya Bosmu itu harus menikahiku."
"What, are you kidding? "
"No. Katakan padanya, jika dia ingin mengambil kesucian seorang gadis dan apabila itu aku. Maka syaratnya dia harus menikahiku. Buat saja kontrak pernikahan semalam. Setelah dia mengambilnya dariku dia bisa mengucapkan talak. Dan kita tidak akan ada hubungan apa-apa lagi. "
"Are you crazy? Bos Kenzo tidak akan mau, Alana. Dia bisa bersenang-senang dengan wanita manapun dan hanya tinggal pilih dengan menunjuk wanita yang dia suka. Dan kau ingin menikah dengannya? Impossible. "
"Why, impossible? Aku bukanlah wanita ja**ng yang melayani puluhan pria dalam waktu satu malam. Aku seorang gadis yang masih belum tersentuh oleh siapapun. Jadi sudah sewajarnya harga ku sangat mahal, karena aku menjaganya selama dua puluh dua tahun. Dan yang akan memilikinya adalah suamiku. " Alana masih keras kepala dengan pendiriannya yang membuat Neil geleng-geleng kepala.
Suasana tiba-tiba hening saat tidak ada satupun yang berbicara satu sama lain. Mereka terdiam dengan pikiran masing-masing. Sejak dulu tidak ada satupun yang bisa mengalahkan sikap keras kepala Alana.
"Jadi, syaratnya Bos harus menikahimu walau hanya semalam saja? " Neil memastikan.
"Iya, karna aku hanya akan melakukannya dengan suamiku. Aku tidak mau berada dalam penyesalan karena sudah berbuat dosa Neil. Karena dosaku sudah banyak, aku tidak mau menambahnya lagi dengan yang lebih besar. " ujar Alana.
"Duh jangan ngomongin dosa, ngeri aku dengernya." ucap Neil sambil bergidik.
"Orang kalau udah banyak dosa ya gitu, pasti ngeri sendiri kan? " Alana menggedikkan bahunya acuh.
"Abis itu kamu jadi janda dong?" ledek Neil.
"Ga apa-apa jadi janda yang penting udah pernah ngerasain di coblos walau cuma sekali sama suami. Lagian aku kan bakal jadi janda kembang, Sekarang yang lagi booming kan janda semakin di depan. " balas Alana dengan gaya centilnya.
" Mulai deh, mulai. Lalu kalau bos setuju, apa mahar yang kamu minta?"
"Pokoknya rumah ku lunas, karena hanya itu satu-satunya tempat tinggal yang aku miliki. Dan kalau dia memang orang kaya, dia pasti akan membayar mahal kegadisanku nanti kan? ” ujar Alana dengan menaik turunkan alisnya.
"Dasar mata duitan."
Rekaman pun di tutup dengan senyuman sinis dari Kenzo. Dia tak habis pikir masih ada wanita yang menjaga miliknya dan hanya akan diberikan kepada suaminya kelak, bukan kekasih atau teman kencannya.
"Langka" itulah yang ada dipikiran Kenzo saat ini.
"Berani sekali seorang wanita melakukan itu padaku. Rey, apa kau memiliki foto gadis itu? " tanya Kenzo.
"Ada tuan, semua fotonya ada di galeri. Tadi Neil sudah mengirimkan foto wanita itu. " ujar Neil menunjukkan galeri di ponselnya dan menunjukkan foto Alana yang dikirim Neil tadi.
Kening Kenzo mengernyit saat melihat penampilan wanita itu. Sebuah kaos over size dan celana jeans panjang membalut tubuhnya. Benar-benar penampilan yang tidak menarik sama sekali dimata Kenzo. Tapi saat melihat wajahnya–
"Cantik juga, sepertinya dia memiliki garis keturunan bukan orang Pribumi. " gumam Kenzo.
"Rey, apa kau bisa menyelidiki siapa dia?" kata Kenzo tanpa menoleh ke arah asistennya dan fokus dengan foto Alana.
"Apa anda tertarik padanya, tuan." Rey merasa tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Jangan banyak bertanya lakukan saja perintah ku."
"Baik tuan. "
Sepertinya Rey lupa kalau Kenzo tidak pernah mau di bantah. Apa yang dia lakukan harus segera dilakukan tanpa banyak pertanyaan yang ditanyakan kepadanya.
Namun yang membuat aneh adalah saat Kenzo ingin mencari tahu sosok calon wanita yang akan menjadi teman tidurnya. Karena selama ini dia tidak pernah peduli dengan siapa dia tidur.
Setelah kepergian Rey, Kenzo kembali memperhatikan sosok wanita berusian 22 tahun itu denga seksama. Sepertinya ada daya tarik tersendiri yang membuat Kenzo ingin mengetahui siapa dia sebenarnya wanita itu.
"Setelah aku tau siapa dirimu, aku akan memutuskan apakah aku akan memakaimu atau tidak. Dasar wanita, kau tidak tau siapa aku. Selama ini aku menghindari pernikahan dan lebih memilih bersenang-senang dengan wanita malam. Sekarang kau datang menawarkan sebuah kontrak pernikahan semalam kepadaku. Sungguh berani, nyalimu ternyata besar juga nona Alana. " Kenzo bermonolog dengan foto Alana yang ada di tangannya dengan senyum sinisnya.
***********
Alana baru menginjakkan kakinya di apartemen kecil miliknya, sedari tadi isi kepalanya terus memikirkan tawaran Neil yang dia setujui dengan syarat yang sangat ekstrim. Namun setelah memikirkannya lagi sepertinya Alana ragu dengan keputusannya.
Menjual apa yang dia jaga selama ini hanya untuk rumah kecil ini, sedangkan dia memiliki kekayaan berlimpah dari kedua orang tuanya yang saat ini–. Ah, Alana tidak mau memikirkan hal itu. Jika masih rejekinya maka semua yang dia miliki akan kembali kepadanya.
"Ya Tuhan, berikan aku jalan keluar untuk menghadapi semua kesulitan yang kau berikan ini. Jika jalan yang aku pilih ini benar, maka kuatkan aku untuk menjalaninya. Namun jika salah, tolong jauhkan dari ku. " doa Alana dalam sujud panjangnya untuk meminta petunjuk dari yang Maha Kuasa.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!