NovelToon NovelToon

Pelakor Itu Adik Ipar Ku. ( Ipar Adalah Maut Bagi Rumah Tangga Ku ).

Chapter 1. Perkenalan.

Hidup yang bahagia, di jalani seorang wanita cantik dan pasanganya. Mereka sudah menjalani rumah tangga selama 5 tahun, namun di dalam rumah tangga nya belum juga di karuniakan seorang anak.

Meski begitu sang suami tetap mencintai sang istri yang telah lama mendampinginya, di kala susah, maupun senang. Hati siapa yang tak akan menangis jika dirinya tak dapat memberikan sebuah keturuan untuk nya dan sang suami tercinta.

"Kisahnya di mulai dari sini!"

Di sebuah rumah mewah nan megah, hiduplah sepasang suami istri yang sangat harmonis dan bahagia. Tampa kekurangan apa pun itu, meski rumah tangganya tidak berjalan seperti rumah tangga pada umumnya. Mereka tetap menjaga keharmonisan hubungan antara mereka satu sama lain.

"Sayang, kamu lagi apa?" tanya seorang pria tampan.

"Aku lagi masak, buat sarapan kita sayang! Apa kamu sudah lapar?" tanya sang wanita. Sembari menyelesaikan masakan nya, agar sang suami nya itu segera melakukan sarapan paginya. Untuk mengembalikan tenaga, tubuh yang fit, agar tidak kelaparan jika sudah sampai di kantor.

Cup. Sebuah kecupan pagi yang di layangkan seorang pria di pucuk kepala sang istri. Dengan senyuman yang mengembang, pria itu tak rela melepaskan pelukan nya pada sang istri yang kini sedang menyajikan sarapan untuk mereka berdua.

"Sayang, bisakah kamu melepaskan pelukanmu!" pintanya pada suaminya itu.

"Baiklah, aku akan melepasnya! Tapi ingat, aku akan meminta imbalan setelah ini." Jelasnya lagi. Sembari melepaskan pelukan yang melingkar di pinggang sang istri.

"Baiklah. Sudah sana ke meja makan, aku akan menyiapkan sarapan paginya!" jelasnya lagi. Langkahnya pun kini sudah berjalan ke arah meja makan, di mana suaminya sudah menunggu dengan wajah seperti seorang yang sedang kelaparan.

"Sayang, jangan buat wajah seperti itu! karena kau terlihat seperti anak kucing yang sedang menunggu makananya!" tawa sang istri pun pecah. Ketika mengatai suaminya seperti seorang anak kucing yang sedang menginginkan makanan.

"Aku mencintaimu!" ucap pria itu. Dan meraih tangan sang istri yang sedang meletakkan sebuah piring yang berisi nasi goreng di dalam nya. Tampa basa-basi lagi pria itu menggenggam erat tangan wanita itu dengan sangat tulus, nta kenapa dirinya seakan tak ingin melepaskan genggaman itu, sampai wanita yang ada di hadapan nya menanyakan apa yang sedang terjadi pada suami nya itu.

"Sayang, ada apa hmm?" tanya nya. Sembari mengusap wajah pria itu dengan tangan halusnya, wajah yang sendu kini menatap intens manik mata pria itu dengan tatapan dalamnya. Untuk mencari tahu, apa yang sedang terjadi pada suaminya sampai tak ingin melepaskan genggaman tangan mereka.

"Nta lah, aku hanya ingin bermanja-manja dengan mu sayang!" ucapnya. Sembari melepaskan genggaman tangan nya dari tangan sang istri, dan menatap lekat wajah cantik yang selalu ada setiap hari menemani keseharian nya.

Layaknya seorang vitamin yang selalu menimbulkan semangat bagi pria muda itu.

"Sayang, kamu makan ya! Ntar, aku deh yang suapin kamu." jelasnya. Dan mengusap rahang pria itu dengan sangat lembut.

"Baiklah, suapin aku! Karena aku sudah sangat lapar!. Jelasnya lagi. Dan menerima suapan dari sang istri, dengan sangat lahap pria itu menghabiskan makanan yang sedari tadi di terimanya dari wanita cantik yang saat ini ada di hadapan nya.

Glen Alexsander. Seorang pria muda nan sukses, memiliki istri cantik yang bernama Azhara Silla. Glen dan Azhara sudah menjalin hubungan rumah tangga selama 5 tahun lamanya. Dan hubungan mereka sangat baik, dan berjalan lancar meski belum di karunia in seorang anak.

Meski begitu, Glen ataupun Azhara tetap setia pada pasangan mereka. Tidak ada perselingkuhan di antara hubungan mereka, tidak ada yang namanya penghianatan ataupun kekerasan dalam rumah tangga.

Cinta Glen pada wanita yang sudah berhasil merebut hatinya pun tak pernah berkurang sampai saat ini.

Setelah selesai dengan sarapan paginya, Glen segera bergegas pergi untuk bekerja di kantornya. Dengan jabatan sebagai CEO di perusahaan ternama di kota itu. Yaitu perusahaan milik Tuan William.

Sesampainya di perusahaan yang sangat besar dan menjulang tinggi, dan ada beberapa tingkat ke atas. Membuat perusahaan itu menjadi perusahaan nomor satu di kota itu.

Pemiliknya saat ini sedang berada di luar Negeri. Untuk mengurus beberapa cabang perusahaan miliknya. Dan tuan William mengutus Glen untuk mengurus perusahaan miliknya, karena sang putra yang kini masih melanjutkan pendidikan S3 nya di luar negeri.

"Selamat pagi, 'Pak!" ucap salah seorang wanita yang bekerja di perusahaan William Company. wanita itu menjabat sebagai resepsionis.

"Pagi!" ucap Glen. Dan sembari melangkah menuju lift khusus CEO.

"Gila, pak Glen tampan banget sih. Coba ajah belum menikah, pasti udah aku embat!" cletuk seorang wanita.

"Hus, kamu ada ajah. Orang istrinya pak Glen itu cantik banget, udah gitu, baik, ramah, glowing, dan sempurna. Cocok banget deh jadi pasangan pak Glen. Di banding dengan kamu, mah gak ada apa-apa nya!" hahahah. Tawanya pun pecah setelah mengoda rekan kerja nya itu.

"Kan aku cuman bilang seandainya saja! Bukan ingin menjadi seorang pelakor. Dasar kamu bikin aku kesal ajah." Ucapnya. Sembari melempar sebuah bolpoin yang di pegangnya sedari tadi.

"Aku hanya ingin kamu tak terlalu menghayal untuk menjadi istri ataupun kekasih dari pak Glen. Agar saat jatuh tidak membuatmu sampai gila!" hahaha. Tawa wanita itupun semakin menjadi-jadi. Sampai seorang pria membuyarkan mereka berdua yang sedang asik bercanda gurau.

"Apa begini keseharian kalian!" ucap seorang pria tua. Yang menjabat sebagai Manager keuangan di perusahaan William.

"Maaf, 'Pak!" ucap ke dua gadis itu.

"Hm, Sekali lagi aku melihat kalian bercanda. Aku akan memotong gaji kalian!" tegasnya. Dan melangkah menuju lift khusus pegawai.

Setelah kepergian pria parubaya itu, kedua gadis itupun kembali pada posisinya. Dan mengerjakan apa saja tugas-tugas yang harus mereka kerjakan.

Sementara di ruangan nya saat ini. Glen sedang fokus pada sebuah laptop yang setia menemani hari-harinya saat di kantor. Dengan mengutak-atik laptopnya, Glen memandang fokus pada apa yang sedang di kerjakan nya.

Sifatnya yang tegas, baik, ramah, dan murah berbaur pada siapa pun. Membuatnya di sukai banyak orang terlebih para wanita muda yang sangat menyukai wajah nya yang sangat tampan itu.

Selama Glen menjabat sebagai CEO di perusahaan William Company. Perusahaan itu berkembang dengan sangat pesat, dan banyak investor yang menyukai cara kerja nya. Karena Glen memiliki jiwa yang bertanggung jawab penuh atas apa yang di kerjakan nya.

Kehidupan nya dan sang istri pun semakin membaik, dan biaya sehari-hari pun semuanya berjalan dengan sangat lancar.

Chapter 2.Perbandingan.

Glen yang masih sibuk dengan pekerjaan kantornya, lupa akan satu hal. Jika hari sudah malam. Jam pun sudah menunjukkan pukul 20:00 malam.

Glen yang masih asik dengan pekerjaan nya tak memperhatikan jam yang ada di tanganya. Sampai suara seseorang membuyarkan aktifitasnya saat ini.

Tok,,,, tok,,,, suara ketukan pintu yang di ketuk dari luar.

"Tuan, 'Apa saya bisa masuk?" tanya seorang pria.

"Masuk!" pintanya. Tampa mengalihkan atensi matanya dari berkas-berkasnya saat ini.

Klek. Suara pintu yang dibuka dari luar.

"Permisi tuan, sudah saat nya tuan untuk kembali ke kediaman tuan! Karena hari sudah malam, dan jam sudah menunjukkan pukul 20:00. Jelasnya. Sembari menatap lekat sang atasan.

Glen yang mendengar jam sudah menunjukkan pukul 20:00 wib langsung membulatkan matanya dengan sempurna.

"Kenapa kau tidak memberitahuku dari tadi!" kesal nya. Sembari meraih jas kebesaran nya, dan melangkah cepat ke arah pintu keluar.

"Tolong, rapikan berkas-berkasku!" Jek. Pinta nya dan langsung melangkah cepat keluar meninggalkan Jakson di ruangan nya sendiri.

Hah,,, "Selalu saja seperti ini!" ucap nya. Dan langsung meraih berkas-berkas yang tidak beraturan di meja kerja Glen. Dengan menata rapi agar sang bos dapat mencari berkasnya tampa harus memberantaki semua berkas.

Sudah tanggung jawab Jakson sebagia Sekretaris nya Glen di perusahaan William Company. Untuk membantu apa saja pekerjaan sang CEO apa lagi saat meeting tiba, Jakson tidak pernah tidak ikut karena dialah pemegang semua berkas kerjasama dan lain nya.

Sementara Glen saat ini sudah memasuki kendaraan nya dengan terburu-buru.

"Sial!" umpatnya. Sembari melajukan mobilnya keluar dari perkarangan perusahaan William.

Kendaraan Glen kini melaju di jalan aspal yang di jam segini sudah sedikit sepi, karena malam yang mulai larut.

Dengan kecepatan diatas rata-rata Glen melajukan mobilnya menuju kediaman nya di jalan xxx khusus perumahan elit berada.

Tin,,,,, tin,,,,, suara klakson mobil yang berada di luar gerbang rumah elit. Petugas yang menjaga gerbang khusus kediaman nya langsung berlari ketika mendengar sang tuan rumah sudah kembali dari pekerjaan nya.

Dengan cepat petugas itu langsung membuka gerbang dan mempersilahkan mobil tuan nya untuk masuk kedalam kediaman Alexsander.

"Silahkan tuan muda!" dengan mempersilahkan sang majikan untuk masuk kedalam perkarangan rumah yang sedang di jaganya.

Glen yang sudah memasuki perkarangan kediaman nya pun langsung bergegas keluar dari dalam mobil, dan sedikit berlari memasuki kediaman nya.

Ting-nong. Suara bel yang berbunyi.

Klek. Suara pintu yang di buka.

"Tuan muda, silahkan masuk!" pelayan yang mendengar suara bel, langsung berjalan cepat ke arah pintu utama untuk membukakan pintu pada sang tamu.

Ada rasa sedih di dalam hati pria muda itu, karena yang membukakan pintu bukan lah sang istri tercinta, melain kan pelayan yang bertugas di kediaman nya saat ini.

"Di mana nona muda?" Glen yang melihat ke seluruh ruangan tidak menemukan sosok yang di carinya saat ini.

"Nona muda ada di kamar tuan!" jelas bibi pelayan.

"Tuan muda, mau bibi buatkan makan malam? Atau minuman hangat?". Tanya bibi pelayan.

"Tidak bi, aku akan beristirahat saja! Bibi bisa tidur!!. Jelasnya. Dan melangkah pergi menaiki anak tangga yang menuju kamar pribadinya dan sang istri tercinta.

Dengan berhati-hati Glen membuka pintu kamar nya. Dan melihat wanita yang sedari tadi di carinya sudah tertidur dengan lelapnya di atas kasur yang berukuran King Size.

Tampa basa-basi lagi, Glen segera membersihkan tubuhnya yang sangat lengket, agar tubuhnya kembali segar dan wangi. Keringat yang bercucuran membuat kemejanya sedikit lembab, namun tidak menimbulkan bau keringat sama sekali.

Setelah membersihkan tubuhnya, Glen berjalan ke arah ranjang dan naik dengan sangat hati-hati agar sang istri tidak terusik karena kehadiran nya saat ini.

"Sayang, kamu baru pulang? Azhara yang merasa ada gerakan di sampingnya, segera membuka matanya dan berbalik badan menghadap sang suami yang kini sudah berbaring menghadap dirinya.

"Maaf sayang? Aku terlambat pulang!" jelasnya gara sang istri tidak memikirkan tentang hal buruk mengenai dirinya.

"Tidak apa, apa kamu lapar?" Azhara yang ingin bangun dari tidurnya, langsung mendapat pelukan erat dari pria tampan yang sudah menemani keseharian nya selama 5 tahun terakhir ini.

"Aku merindukan mu!" tak ingin melepaskan pelukan nya dari sang istri, Glen pun tak lupa melayang kan sebuah kecupan hangat di bagian kening sang istri. Dan itu juga berhasil membuat Azhara tersipu malu, meski rumah tangga mereka sudah tidak terbilang baru lagi, tetapi kedua pasangan itu kerap menjalin hubungan yang sangat mesra dan tak seperti rumah tangga pada umumnya.

"Aku juga sama! Berjanjilah padaku sayang, kamu tidak akan pernah menghianatiku sampai kapan pu. Dan akan selalu berkata jujur padaku, sama sepertimu aku tidak akan menghianatimu ataupun meninggalkan mu, kecuali kamu yang pertama kali memulai nya." sembari membalas pelukan hangat dari pria yang ada di hadapan nya saat ini.

"Aku berjanji, sampai kapan pun kau tak akan terganti oleh wanita manapun itu! Dan aku berjanji tidak akan menghianatimu sayang." dengan memeluk erat tubuh sang istri yang kini sudah membenamkan kepala nya di bagian dadanya yang bidang. Glen mencoba menutup matanya, untuk menuju alam mimpi sembari memeluk tubuh wanita yang membuatnya sangat rindu.

☆☆☆☆☆

Berbeda dengan hubungan sang kk ipar. Hubungan kedua pengantin baru ini terus saja mendapatkan pertengkaran, dari hal kecil yang selalu di besar-besarkan.

"Kamu dari mana saja, kenapa baru pulang?" seorang wanita muda yang baru berstatus sebagai istri seorang pria tampan dan kaya.

Ronal Alexsander. Pria muda dari keturunan Alexsander, anak yang paling bungsu di antara kedua bersaudara. Glen dan Ronal adalah kaka beradik kandung, dan sudah sama-sama menjalin rumah tangga dan terpisah dari orang tuanya.

"Apa kau tak bisa diam! Suami baru pulang bekerja sudah mencari pertengkaran, aku baru pulang bekerja. Tubuhku sangat lelah, di tambah kamu yang selalu saja membuat mood ku semakin buruk." kesalnya Ronal.

"Apa katamu! Kau bilang aku membuat mood mu buruk? Oh, kamu sudah berubah ya. Coba ajah kamu kaya kaka ipar Glen, yang selalu sayang dan manjai in istrinya. Aku rasa aku tidak akan memarahimu setiap harinya."

"Selalu saja ka Glen, Glen dan Glen lagi! Apa kamu pikir aku sama dengan kakak ku itu?. Ronal yang sudah keburu termakan emosi langsung melayang kan sebuah ucapan yang tak seharusnya di katakan nya.

"Pergilah menikah dengan kaka ku, bukan dengan aku! Mungkin kebahagiaan mu ada di kaka ku." langkah kakinya pun sudah menuntunnya keluar dari kediaman nya untuk mencari ketenangan sesaat.

Dengan rasa emosi, Ronal pergi meninggalkan sang istri dengan keadaan sangat lelah dan campur aduk. Baru saja pulang bekerja, seharusnya dia mendapatkan sebuah pelukan hangat dari sang istri. Rumah tangganya benar-benar berbanding terbalik dengan rumah tangga sang kaka.

Chapter 3. Mengeluh.

Pagi-pagi sekali, Azhara sudah bangun dari tidur nya. Dan bergegas membasuh wajah nya, menyikat gigi dan menyisir rambutnya yang panjang. Dan tak lupa, sebagai istri dari Glen dirinya juga menyiapkan beberapa pakaian untuk suaminya bekerja. Setelah melakukan aktifitas paginya Azhara bergegas keluar dari dalam kamar untuk memasak menu sarapan pagi untuk mereka berdua.

Dengan telaten Azhara mengiris beberapa bahan masakan, dan menumis sayur kangkung kesukaan suaminya itu.

Sementara bibi pelayan yang biasa bertugas di kediaman Alexsander sedang membersihkan ruang makan, ruang keluarga dan lain nya. Karena memasak sudah menjadi tanggung jawab Azhara. Istri cantiknya tuan muda Glen Alexsander.

Hoammm,,,, suara ciri khas orang bangun tidur.

"Di mana istriku?" dengan atensi mata menelusuri semua ruangan yang ada di dalam kamarnya, Glen sama sekali tidak melihat sosok wanita yang di carinya.

"Aku rasa dia sedang memasak! Sebaiknya aku bergegas bersiap untuk mandi." dengan langkah tegapnya Glen berjalan menuju kamar mandi untuk menuntaskan mandi paginya, dan akan bersiap untuk bekerja.

Beberapa menit telah berlalu, Glen sudah siap dengan pakaian kerjanya. Membuat penampilan nya semakin sempurna, wajah yang tampan, kulit putih mulus, memiliki tinggi 179cm, dan hidung mancung. di usia nya yang terbilang masih muda, Glen selalu saja menjadi pusat perhatian para gadis ataupun wanita yang sudah berstatus istri orang.

Klek. Pintu kamar sudah terbuka, dan muncullah seorang wanita cantik yang sedang menatap lekat ke arah pria tampan yang sedang berada di depan cermin saat menyisir rambutnya. Agar saat pergi bekerja, rambutnya sudah tertata rapi.

"Sempurna!" ucap Azhara. Saat melihat sang suami tampan nya sudah siap dengan balutan jas berwarnah biru tua, dan kemeja putihnya.

Dengan langkah elegannya, Azhara menghampiri sang suami dan langsung memperbaiki dasi yang sedikit miring di kerah baju pria tampan itu.

"Kau memang istri idaman! Aku benar-benar berterima kasih karena kau adalah jodoh, takdir dan pendamping yang terbaik untuk ku." tangan nya kini sudah mengelus pipi wanita yang saat ini ada dalam dekapan nya. Dengan perlahan tapi pasti, Glen melayangkan kecupan hangatnya di pucuk kepala sang istri, yang saat ini sudah tersenyum merona karena ulah pria tampan yang ada di pelukan nya saat ini.

"Sudah, sebaiknya kita turun untuk sarapan pagi!" jelanya. Dan langsung menggandeng lengan sang suami untuk menuruni anak tangga menuju lantai bawah.

Dengan telaten Azhara menyajikan beberapa macam menu ke dalam piring sang suami, dan tak lupa dirinya menyajikan teh hangat untuk menghangatkan tubuh pria itu.

"Apa kau tidak makan sayang?" tanya Glen. Sembari menikmati sarapan paginya, dengan memakan lahap menu masakan yang di sajikan wanita pujaan hatinya itu.

"Aku belum lapar sayang!" ucapnya. Dan memakan buah-buahan yang sudah di jadikan nya sebagai salat buah. Karena Azhara ingin mempercantik tubuhnya dengan menghindari makanan yang berlemak. Seperti daging, beberapa menu masakan yang menggunakan santan dan minyak yang berlebihan.

Setelah selesai dengan sarapan paginya Glen tidak lupa memeluk tubuh sang istri dan memberi morning kiss nya.

"Sayang aku berangkat dulu ya!" ucap Glen. Sembari meraih tas kantornya, yang di dalamnya ada sebuah laptop, dan beberapa berkas-berkas pentingnya.

Setelah kepergian Glen, Azhara mendapat kan sebuah telepon dari seseorang yang sangat di kenal nya.

"Halo!" jawab Azhara. Pada seseorang wanita yang berada di seberang telepon.

Setelah menerima telepon, Azhara pun bersiap-siap untuk melakukan mandi paginya, agar tubuhnya kembali segar dan wangi.

Ting-nong, ting-nong. Suara bel berbunyi.

Bibi pelayan yang mendengar suara bel rumah itu berbunyi langsung berjalan cepat untuk melihat siapa yang datang sepagi-pagi ini untuk bertamu di kediaman tuan nya.

Klek. Suara pintu yang di buka dari dalam.

"Nona muda!" ucap bibi pelayan. Sembari mempersilahkan nona muda nya itu untuk masuk ke kediaman tuan nya.

"Silahkan masuk non!" ucap bibi pelayan.

"Di mana ka, Azhara bi?" tanya Alexsa. Istri dari Ronal Alexsander.

"Nona muda ada di kamar nya non!" ucapnya. Sembari mengikuti langkah Alexsa yang berjalan menuju ruang tamu.

Tak,,,, tak,,,, langkah kaki seorang wanita cantik yang baru saja menyelesaikan mandi paginya.

"Siapa yang datang bi?" tanya Azhara. Dan melangkah mendekati arah ruang tamu.

"Ka!" panggil Alexsa. Dan langsung berhambur lari memeluk kaka iparnya itu.

Hiks,,, hiks,,,, tangis gadis itu pun semakin pecah, dengan tubuh yang bergetar hebat. Nta apa yang sedang terjadi pada dirinya, sehingga datang berkunjung pagi-pagi sekali ke kediaman kk iparnya. Dengan keadaan menangis sampai tersedu-sedu.

Bibi pelayan yang mengerti kondisi pun langsung berjalan cepat ke arah dapur untuk membuat kan minuman dingin pada nona mudanya itu, agar dapat menghilangkan stres nya.

"Ada apa Al?" tanya Azhara. Dan membalas pelukan hangat dari sang adik ipar.

Azhara pun seakan tak mengerti ada apa sebenar nya dengan adik iparnya itu.

"Non, minum dulu!" ucap bibi pelayan. Dan memberikan segelas air putih dingin.

"Terima kasih bi!" ucapnya. Dan langsung menerima segelas air putih itu dari bibi pelayan, dan menegak habis sampai tandas.

☆☆☆☆☆

Glen yang saat ini sudah berada di dalam ruanganya di kejutkan dengan kedatangan sang adik laki-lakinya.

Alis nya kini mengkerut menatap nanar sang adik yang sedang duduk santai di sofa yang ada dalam ruangan nya saat ini.

"Ada apa?" tanya Glen. dan memberhentikan aktifitasnya yang sedang bergulat dengan beberapa berkas-berkas penting perusahaan.

"Nasib ku tak seberuntung dirimu, 'Ka!" ucap Ronal. Dan menatap lekat ke arah sang kaka yang sudah duduk di sofa sebelah nya.

"Apa maksud mu?" tanya Glen. Yang masih tak mengerti apa maksud dari perkataan adiknya itu.

"Alexsa, selalu saja membandingkan aku dengan dirimu!" itu benar-benar membuatku kesal setengah mati." ucap kesal Ronal.

"Mengapa bisa begitu? Minumlah terlebih dahulu, agar fikiran mu kembali tenang! jawab Glen. Sembari memberikan sebotol minuman dingin untuk sang adik laki-laki.

Dengan cepat Glen meraih botol minuman yang di berikan sang kaka dan langsung menegak nya sampai habis, karena sudah ke hausan Ronal tidak memperdulikan apa-apa lagi. Dan tetap fokus pada minuman dinginya, yang membuat otak, jantung dan hatinya kembali dingin.

Perbandingan rumah tangga kaka beradik itu sangat jauh berbeda, rumah tangga sang kk sangatlah harmonis dan rukun. Sedangkan rumah tangga sang adik sangat berbanding terbalik dengan rumah tangga Glen dan Azhara.

Alexsa yang sering marah-marah, dan mencurigai suaminya karena terlalu lama saat pulang bekerja dari perusahaan mereka.

Ronal dan Glen sangat jauh berbeda, Glen yang terbilang mandiri dan lebih memilih bekerja di perusahaan orang lain dari pada perusahaan mendiang sang papah. Ronal lah yang melanjutkan perusahaan sang papah, karena itulah Ronal sering telat pulang karena semuanya tanggung jawab perusahaan di timpakan pada dirinya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!