Arshelven yonn Bertfort
Sakittt stevie... Aku sakitt, aku pernah merasakan sakitnya mencintai hingga ke ujung ubun- ubun dan ini yang kedua kalinya.
Aku benci semuanya,
Bukan hanya perempuan yang bisa rapuh stevie, laki laki juga pernah. Aku juga manusia, yang juga punya perasaan seperti kalian. Hanya saja laki laki itu berusaha terlihat kokoh meskipun dalamnya rapuh dan hancur berkeping keping.
Jika aku ingin memilih, mungkin aku lebih memilih Amnesia agar tidak mengenalimu lagi dan melupakan semuanya.
Stevie genggamlah tanganku...
Adakah obat yang mampu meredakan rasa sakit ini,
Akankah bisa kita membedakan mana kasih sayang antara kakak beradik dan kasih sayang sepasang kekasih.
Aku mencintaimu stevie...
Aku sayang kamu,
Bukan maksud sayangnya sebagai adik tapi... Ily my gilrfriend.
Stevie Yona Bertfort
Entah apa garis takdir tuhan yang ia takdirkan untuk ku, aku hanya bisa berharap bahwa semuanya adalah mimpi. Aku hanya bisa pasrah apapun yang terjadi, karena aku tahu tuhan pasti selalu memberikan yang terbaik. Jika sekalipun itu menyakitkan, barangkali itu adalah takdir tuhan untuk mempertemukan kita yang jauh terpisah.
Karena didunia ini tidak ada yang kebetulan, semuanya sudah jauh hari Allah rencanakan untuk mempertemukan kita dengan caranya sendiri.
Alfi Wanandi Rhaza
Nah, itu nama panjang gue. Sebelumnya, tolong ya sama kalian sebelumnya jangan tanya -tanya soal cewe sama gue, Gue nggak tau.
Gue nggak suka cewe, Bagi gue cewe itu, *****, Lebay, Manja, sumpah gue jijik banget. Gue paling anti sama pacaran, bagi gue pacaran itu virus, bakteri. Sekali dilewati cewek gue langsung bergidik merinding jijik dan mandi tiga kali . Ogah, ahh gue
Gue gak gay.
Itukan yang kalian pikir,
Dan, Kalian mesti tau nanti tentang gue, gak perlu gue jabarin satu satu. Dan yang paling utamanya, itu. Udah gue kasih tahu,
Oh, iya. Bagi kalian yang merasa cewe, gue minta maaf. Jangan tersinggung,
Udah, itu aja.
...Kini, di Markas SMA Victoriyan Indonesia High School, sedang berkumpul seperti biasanya, yaitu bolos berjamaah di jam pelajaran....
Tiba- tiba datang satu anggota dari geng mereka yang bername tag Rivaldi Segara Dewa dengan kebiasaan khasnya, yaitu mengkeruhkan suasa " Woy! woy! ada hot news! hot news!" teriaknya,
" Lo pada tahu gak? ternyata...," ujarnya seraya melihat sekelilingnya sumringah. Namun, yang dia dapatkan sekarang pelototan tajam dari anggota lainnya, namun dia acuhkan saja,
Orang pede kok, ganteng, aduhai, siapapun pasti iri. Udah biasa...,
" Ternyata, kerupuk itu renyahhh..." Kemudian lanjutnya dengan mengunyah kerupuk di saku celananya.
" Berisik lo!" Decak Alfi, yang terganggu dari tidurnya,
" Showri, showri" ujarnya takut, seraya mengunyah kerupuk nya. Bukan takut karena apa, tetapi takut Al ngambek lagi.
Menurut info masa Lalu, sebelumnya Alfi itu bukan termasuk bagian dari anggota geng mereka, mereka sebelumnya sudah lama bersama dengan enam anggota yang cukup hits, akur antar anggota, dan juga cukup kompak sekali dalam membuat masalah di Sekolah. Namun, tidak beberapa lama ada kabar permusuhan diantara sekolah mereka dengan sekolah sebelah, dan terjadilah tawuran, yang mengundang kemarahan para guru- guru disekolah saat itu,
Dan, tidak disangka pelakunya adalah salah satu anggota dari geng mereka dan terjadilah keributan besar dengan para guru maupun dalam geng mereka sendiri dalam beberapa hari,
Dan, setelah beberapa hari itu tidak disangka pelakunya tewas karena korban pembunuhan,
Setelah kejadian itu, sudah beberapa bulan mereka tidak lagi berkumpul dengan anggota geng nya, dan mengikuti pempelajaran tampa membolos sedetik pun. Karena bosan akhirnya mereka kembali lagi dengan kebiasaan awalnya, yaitu bolos pelajaran dan kembali berkumpul dengan sesama anggotanya,
Dan, Kalian tahu? Alfi lah penggantinya, dengan susah payah mereka membujuk, merengek, untuk mengajak alfi gabung dalam dunia mereka. Yaitu Mengukir dosa berjamaah!
" Sumpah ya, gue bingung banget sama Wati. Ughhh! kok gue kesel ya," gerutu anggota satunya, yang sejak tadi sibuk berkutat dengan handphone nya. Nah, yang itu namanya Devan Arlando.
Rival menoleh kearah Devan seraya tersenyum mengejek, " Makanya jadi kayak gue dong, hari ini bawa yang bening-bening, besok nya lagi bawa yang bodinya aduhai, esoknya yang lain lagi, lo sih belum tahu sensasi nya," ujar Rival,
Devan berdecak kesal, " Diem deh lo! gue bukan lo. satu cewek udah lebih dari cukup bagi gue, asal lo tahu gue ini ni dicap pacar gue sebagai pria sejati tau," bangganya seraya menepuk dada bidangnya,
Rival mendengus," Halah, Pria sejati itu gue. Buktinya semua cewe pada nempel sama gue, wuih enak banget kan jadi orang ganteng," bangganya,
"Shittt!" Umpat Alfi kesal, dengan cepat dia bangun dari tidurnya dan bergegas keluar, alfi tidak suka keributan.
Tersadar mereka berdua dengan cepat menghadang jalan alfi,
" Al, jangan ngambek dong, entar gue nggak tau lagi pake cara apa bujuk lo," ucap Devan mengerucut sambil mencekam lengan alfi sebelah kiri, sedangkan Rival sebelah kanan,
"Lo pada apaan sih, LEPAS!" lepas alfi pada cekalan mereka berdua,
" Jangan biarin alfi pergi van, lo tau sendiri kan kalo alfi ngambek," Devan mengangguk,
" HO'OHH, Alfi ngambek aneh, kayak cewek," kata Devan,
Rival mengangguk kuat," ho'oh, Kalo gak dibujuk nggak balik -balik lagi ke markas sampai berminggu minggu, " tambah rival,
" Namanya juga Alfi," kekeh Devan, karena kesal Alfi dengan Sekuat tenaga melepaskan dua cekalan teman bangsatnya,
Akhirnya terlepas juga,
Dengan langkah lebar, alfi berjalan menuju tempat ia biasanya, yaitu taman belakang sekolah. itu lebih sepi pikirnya,
" EHH! Ehh! LEPAS VAN. WADUH BAHAYA!!" Histeris Rival,
...****************...
Sekarang Alfi telah berada di taman belakang sekolah,
BRUKKK
Tiba tiba ada seseorang yang menabrak belakangnya dengan keras saat ia berhenti di pertikungan Lorong gudang, membuat nya mengaduh kesakitan. Setelah, ia menoleh kebelakang dan ternyata itu perempuan jatuh tersungkur saat menabraknya tadi, sambil merintih kesakitan.
" Bangsat! " umpat Alfi, bukan malah membantu justru malahan pergi meninggalkan gadis yang kesakitan itu,
Dengan tertatih gadis itu bangun dan berjalan sempoyongan menuju kelasnya.
Lalu kemana perginya Alfi?
...****************...
Kringg
Lonceng Pulang sudah berbunyi, semua siswanya bergegas pulang menuju rumahnya masing masing. Namun, tidak dengan kumpulan geng tidak yang tidak jelas itu, mereka malah berkumpul di markas nya.
Alfi?
Alfi setelah adengan tabrakan sejak tadi langsung pulang kerumahnya. Ya, apalagi jika bukan Mandi. Aneh sekali!
" Satu, dua, empat..., wahh! kemana lagi Alfi nih?" Tanya ketua geng mereka seraya mengelus dagu nya, yang ini namanya Charliyan Darez.
" Mana ada hitungan gitu bos," decak rival memutar bola matanya malas,
" Jangan nyolot kamu!" pelotot bos nya.
" Ngambek lagi dia boss!" Ujar Devan, Liyan menoleh kearah Devan seraya mengangkat alis nya, meminta penjelasan.
" Anu..., itu bos, tadi ribut soalnya," lanjutnya, Liyan menggeleng geleng kepalanya. Aneh pikirnya,
Sedangkan anggota lainnya diam, karena tidak tahu apa-apa,
...****************...
" Alfi! mama mau bicara sama kamu," ujar perempuan paruh baya itu dengan gurat marah, Alfi yang sedang menaiki anak tangga berhenti dan menoleh kebelakang, " Apaa?" Tanya nya malas,
Mamanya mengeleng kepalanya melihat kelakuan anak nya," Turun Alfi! Kamu ini
gak ada sopan sopan santun nya sama orang tua" omel mamanya,
Alfi berdecak kesal," Gue ngantuk," ujarnya, kemudian melanjutkan menaiki anak tangga,
" ALFIII!" Teriak shanna, mamanya dengan kecewa,
" Sabar ma, sstttt! aku mau liat abang dulu," bisik adiknya, kemudian menguntit kakaknya dari belakang,
Ah iya, Alfi juga punya adek. Perempuan pula, Alfi terlihat sangat tidak suka dengan adiknya, entah karena apa, mungkinkah karena adiknya perempuan? dan sekarang, adiknya berusia 13 tahun, tepatnya kelas dua SMP, namanya 'Zhenna'.
Zhenna berniat mengikuti kakak nya hanya karena penasaran apa yang diperbuat kakaknya di kamar, dikit dikit ke kamar, dikit dikit ke kamar, seperti kakak perempuan saja pikirnya, kan jadi penasaran kekehnya dalam hati,
Shanna terduduk lemas di sofa ruang tamu, ia merasa benar benar gagal mendidik anak lelakinya, ia pusing harus bagaimana lagi. Apalagi suaminya, sekarang hubungan alfi dengan ayahnya tidak pernah akur. Ya tuhan, apa yang harus aku lakukan, pikirnya
Hancur sudah harapan Keluarga yang ia impikan akan harmonis, damai dan tentram dalam hubungan kekeluargaan dari jauh hari sebelum pernikahan nya dulu,
Dan sekarang, penyakitnya semakin sering kambuh. Ia takut, ia takut apabila ia pergi meninggalkan anak anaknya disaat keadaan yang seperti ini,
Ia mengidap penyakit kanker otak, dan sudah stadium 3, mulai dari Masa masa kuliahnya dulu, sebelumnya ia sudah operasi, namun sepertinya tidak sembuh sepenuhnya, buktinya sekarang penyakit jahanam itu kembali lagi ingin merenggut nyawanya, kurang ajar sekali
Sepertinya sekarang tidak ada yang tahu bahwa penyakit ku kambuh lagi, tidak, aku tidak boleh kasih tahu mereka, biar hanya aku yang merasakan sakitnya, mereka tidak perlu tahu, pikirnya.
Dug
Mampus, batin zhenna. ternyata kaki Zhena tidak sengaja terbentur pintu, dengan cepat dia menempel ke tembok samping kamar kakaknya,
Alfi menoleh ke sumber suara, kemudian mengacuhkan nya dan melanjutkan aktivitas nya, dan kemudian mengeluarkan asap yang mengepul.
Ya, Al sedang merokok, ia bohong dengan mamanya sendiri karena malas. Ia sudah tahu, pasti mamanya akan memarahinya karena masalah ia cepat pulang sejak tadi, padahal jaraknya cuman 30 menit.
" Gak usah pake ngumpet ngumpet segala, sini lo" Ucap Alfi santai, sebenarnya ia sudah tahu bahwa diluar sana ada zhenna yang sedang mengintip nya, namun ia mengacuhkan nya saja,
" E-enggak kok, A-aku ngak sengaja lewat tadi," kilah zhenna,
Alfi tersenyum sinis," gak usah cari alasan," ujarnya, kemudian menatapnya dengan intens,
" Kalo lo bilang lagi, sama nyokap bokap. Lo habis sama gue," ucap Alfi disertai dengan tatapan tajam nya,
" I-iya " jawab zhenna takut,
"IYAA, APA?, IYA BERARTI LO MAU KASIH TAU MEREKA?" bentak alfi kasar dengan emosi yang memuncak,
Flash back off
Zhenna berjalan menuju kamar kakaknya dengan berani, dengan wajah yang berseri seri ia berjalan dengan angkuh karena ingin memperlihatkan baju barunya saat ia berusia 8 tahun,
Setibanya di depan pintu dan pintu ternyata tidak dikunci,kemudian ia langsung masuk, " Bang lihat!" Ujarnya dengan senang,
Saat itu sifat Alfi tidak pernah kasar dengan adiknya, dan ia memang tidak terlalu peduli dengan adiknya sejak kecil, ia tidak suka dengan adiknya yang terlalu manja dan banyak tanya, jika ia malas meladeninya, biasanya ia hanya menanggapi dengan 'hemm', menggeleng kepala, mengangguk.
" Hemm," jawab Alfi pendek seraya menghisap ****** rokoknya,
" Cantik gak?" Tanya zhenna, Kemudian alfi mengangguk.
" ihh, abang ngapain sih?" Tanya Zhenna kesal dengan respons kakaknya,
" Udah, sana keluar!" usir Alfi marah, tidak tahu karena hal apa, atau ia sedang ada masalah dan rokok sebagai pelampiasan nya, saat itu Alfi berusia 12 tahun, mungkin karena pergaulannya yang bebas membuat nya ikut merokok, biasanya ia tidak pernah merokok.
karena kesal, akhirnya zhenna keluar dari kamar kakaknya dan mengadu dengan ibunya,
ibunya marah, dan kemudian setelah papanya pulang mamanya langsung bilang dengan papanya,
Apalagi saat itu papanya lelah karena pulang kerja, dan langsung mendapati info tidak baik tentang perihal anaknya, yang membuat papanya marah besar dan memukulnya,
hingga saat itu Alfi tidur dirumah pamannya karena diusir oleh papanya,
flash back on
Zhenna menelan salivanya mengingat saat permusuhan antara ia dengan kakaknya setelah kejadian itu dulu, kakaknya begitu marah hingga mengasingkan dirinya hingga sekarang, tetapi ia hanya ingin mengajak kakaknya bermain dan inginkan hubungan kakak beradik layaknya orang biasanya,
" ENggak, aku nggak bakal bilang siapa- siapa, siapapun." jawab Zhenna cepat,
"aku janji," lanjutnya
Alfi kembali tersenyum sinis," Bagus, sana keluar! " ujar Alfi,
Tidak bisa dibohongi, ada sedikit rasa senang dihati zhenna saat kakaknya tersenyum, meski senyuman sinis yang muncul dari bibir kakaknya, ia cukup merasa terlindungi.
Ia merasa terlindungi seperti saat dulu, ia ingat sekali senyuman itu, senyuman yang pernah muncul saat kelakuan aneh yang ia lakukan seperti saat itu,
ia rindu dengan kakaknya yang dulu, meski kadang kadang membuat nya kesal dengan respon pendeknya, dan tawa kecilnya saat ia terbentur sesuatu. Ohh Tuhan ia rindu masa masa saat itu,
Seandainya waktu dapat diputar kembali, maka ia akan memutar nya hingga tangannya sakit sekalipun,
" Tunggu apalagi, sana keluar!" Usir nya kembali,
Dengan ragu zhenna keluar dari kamar kakaknya dan lari menuju kamarnya, memeluk bantal guling dan menangis sepuasnya,
Malam Pukul 21: 24 ,
Alfi mengangkat telefon yang sejak tadi berdering disaku celananya, " Hm" jawabnya,
tampak orang diseberang sana sedang berdecak kesal,
" yaelah Al.. al..., niat ngangkat telepon gue nggak sih. responnya gitu amat," gerutunya
" Nggak," jawab alfi cepat,
" Temen macem apa lu haa? jahat amat," gerutunya lagi,
" gue, bukan temen lo. Udah To the poin!" pinta Alfi, ia sangat malas jika meladeni orang, sifat cold juga termasuk salah satu sifat yang dimiliki alfi,
" Ck.ck jahat lo, oke gue cuma mau bilang tuh si boss nyariin lo, mending lo kesini deh, dari pada nanti bos marah- marah," ujarnya,
" dimana?" tanya alfi,
" YA DIMANA LAGI KALO BUKAN DI MARKAS, Bego juga ya lo. AGHHH KESEL DEH GUE SAMA LO -" kesalnya
Tut.. tut*...
Alfi segera memutuskan sambungan secara sepihak, malas sekali mendengar celoteh si rival pikirnya, iya tadi itu rival celoteh celoteh ngga jelas, bikin ngantuk saja, pikirnya.
Dengan segera alfi bergegas menuju markas sekolah, dan melaju motornya dengan kecepatan diatas rata-rata,
...****************...
Markas SMA Victoriyan Indonesian High School
Alfi berhenti tepat di parkir yang disediakan markas sekolahnya, jangan salah dulu, tempat markas mereka adalah tempat yang tersembunyi. So, tidak ada yang tahu kecuali anggota mereka sendiri, Semua fasilitas tersedia disana, termasuk alat masak sekalipun, semua yang melakukanya adalah orang bayaran mereka,
Dan, kalian tahu? ternyata boss mereka Charliyan Darez, adalah anak pemilik sekolah ini, semua keperluan dan, fasilitas markasnya ia mengurus biaya nya, dan ia juga yang membuat geng yang tidak jelas ini,
Alfi mulai memasuki wilayah markas, terdengar riuh sekali dari luar, ia melihat didalamnya, ramai sekali pikirnya. Kemudian ia langsung duduk disofa,
" Weii Udah sampai ternyata, main hayuk!" ajak salah satu temannya yang asyik main kartu, Gibran Kusuma namanya,
" Gue ada urusan sama Liyan," ujarnya santai, gibran hanya diam kemudian merespon dengan membulatkan mulutnya berbentuk O,
Di sini tidak ada yang berani memanggil nama boss nya kecuali Alfi,
Alfi lah orang pertama yang memanggilnya dengan namanya mulai dari pertemuan awal mereka, sebelumnya boss nya juga marah,
Tetapi karena kondisi ia juga butuh berfikir dua kali, karena saat itu ia benar-benar menginginkan anggota baru sebagai pengganti anggota yang dikeluarkan saat kejadian itu, dan Alfi dengan beraninya mengancamnya, ia tahu Alfi terpaksa bergabung dalam geng mereka, yasudah lah pikirnya, lagipula ngga ada masalah nya juga kok, itu hanya sebagai bentuk kehormatan sebagai ketua saja,
" Saya disini" sahut bossnya yang sedang tiduran di sofa ujung, alfi menoleh ke sumber suara, " ada Apa?" tanyanya,
" Saya mau berbicara sesuatu sama kamu," ujar boss nya,
" hmm, begini...," ujarnya kemudian, menghela nafas,
Liyan membasahkan bibirnya sebelum memulai percakapan mereka, sepertinya masalah ini cukup rumit juga, pikirnya.
" Kamu tahu geng sekolah SMA CENDRAWASIH sebelah yang pernah tawuran dengan kita dulu?" Tanya Liyan,
Alfi mengangguk,
" Nah, sepulang sekolah kemarin saya dihadang oleh segerombolan geng mereka, sepertinya sekarang mereka semakin liar," ujarnya,
Alfi sebenarnya tidak peduli akan hal itu, ia terlalu masa bodoh, apa hubungan nya dengan dia coba,
" kita harus susun rencana sebelum mereka menyerang kita terlebih dahulu," ujarnya
Apa apaan ini, Cih kayak perang perang segala, emang gue peduli,
...----------------...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!