NovelToon NovelToon

FAKE MARRIED

You make me Glow

29 Januari 2023, hari ini adalah hari paling bersejarah dalam hidupku. Dimana aku dipersunting oleh seorang pangeran tampan dan kaya raya yang digilai oleh ribuan wanita. Meskipun hanya pernikahan palsu setidaknya aku merasa bangga karena bisa menikah dengan pria yang aku cintai meskipun ia tak pernah mencintaiku.

Pasti kalian bertanya kenapa ia menikahi ku, padahal Rendi tak pernah mencintaiku.

Pernikahan palsu atau Fake Married, ya itulah jawabnya. Ia menikahi aku demi menyelamatkan nyawa sang ibu yang tengah sakit keras. Waktu itu Nyoya Rahmawati ibunda Rendi yang sedang sakit keras menolak untuk berobat. Ia hanya mau berobat jika Rendi mau menikah. Bagaimana tidak?,  wanita itu begitu khawatir dengan putra semata wayangnya yang belum menikah juga meskipun usianya sudah  matang. Bahkan kondisi kesehatan Rahmawati kian hari kian memburuk karena beredar berita yang menyebutkan jika putra tunggalnya adalah seorang Guy alias pecinta sesama jenis.

“Kalau kau tidak menikah juga, maka bersiaplah untuk melihat mayat ibu. Ibu tidak mau minum obat, apalagi menjalani kemoterapi. Lebih baik aku mati daripada harus melihat anak kesayangan ku menjadi seorang Guy. Kamu bukan hanya mempermalukan keluarga kita Rendi, tapi kamu juga yang harus bertanggung jawab jika ibu meninggal nanti. Dan jangan harap kamu bisa mendapatkan semua warisan keluarga Abimana, karena lebih baik ibu menyumbangkan semua harta benda keluarga kita untuk amal daripada harus memberikannya kepada seorang pecundang seperti mu!” ancam Rahmawati

Kalimat ancaman dari sang ibu ternyata mampu meluluhkan hati dingin Rendi. Bukan karena takut tak mendapatkan warisan, tapi Gani yang sangat menyayangi sang ibu lebih takut kehilangan wanita itu daripada kehilangan warisannya.

Sebagai seorang miliarder muda tentu saja Rendi tidak pernah kekurangan harta benda. Selain sebagai seorang pewaris tunggal abimana Grup, Ia juga memiliki usaha sendiri yang jauh lebih menggiurkan dari perusahaan keluarga besarnya.

Aku menerima tawaran Rendi untuk menjadi istri palsunya bukan karena uang atau terlilit hutang kepada keluarganya seperti dalam cerita novel. Tapi aku menerima tawarannya karena aku memang menyukai dia. 

Wanita mana yang bisa menolak pesona Rendi Ganindra Abimana. Seorang dosen tampan yang juga merangkap sebagai seorang miliarder muda nomor satu di Jakarta. Bukan hanya kekayaannya saja yang menjadi daya tariknya namun ketampanan wajahnya mampu membius para kaum hawa.

Aku tidak tahu kenapa ia memilihku padahal ia bisa saja mendapatkan wanita manapun yang lebih cantik dan sempurna dariku. 

Jakarta, 5 Mei 2022

Hari itu seperti biasa aku membawa semua tugas mahasiswa ke meja kerja Rendi. Ku lihat ia begitu gelisah, wajahnya kusut  dan tatapannya kosong.

“Dev, kamu ada acara gak malam ini?” tanyanya membuatku terkesiap 

“Tidak ada Mas, memangnya kenapa?”  jawabku balik bertanya

“Kita jalan yok?” 

*Deg!

Rasanya jantungku mau copot saat mendengar ajakan itu darinya.

"Kamu sibuk ya?" ucap Rendi lagi saat melihat ku diam tanpa menjawab pertanyaannya

"Oh ti ... tidak kok Mas, aku gak sibuk," jawabku sedikit gugup

Ku coba bersikap normal dan menghalau rasa gugup dan salah tingkah yang mendadak menyerang ku.

"Jadi gimana?" tanya Rendi lagi

"Jam berapa emang mau jalannya?" tanyaku berusaha mengumpulkan keberanian ku

"Jam tujuh malam aku jemput kamu di kosan,"

"Ok," jawabku singkat

"Thanks ya Dev," ucap Rendi dengan senyumannya yang menawan seketika membuat wajahku langsung bersemu merah

Aku tak bisa mengungkapkan perasaan ku saat itu. Aku begitu bahagia hingga rasanya tubuhku seperti terbang melayang, saat ia tersenyum padaku.

Seorang Rendi yang begitu dingin tiba-tiba mengajakku berkencan dan dia tersenyum padaku bagaimana aku tidak dibuat salah tingkah olehnya.

Malam itu ia mengajakku makan malam di sebuah restoran mewah di Jakarta Selatan.

Tidak ada pembicaraan spesial malam itu, Rendi hanya membicarakan tentang pekerjaan dan bertanya tentang aktivitas ku sehari-hari. Ya itu saja, gak ada yang spesial.

Meskipun begitu tetap saja aku merasa bahagia karena bisa jalan dengan pria yang ku cinta.

Pagi harinya saat aku tiba di kampus, semua orang tampak heboh membicarakan kami.

Ternyata berita tentang aku makan malam bersama Rendi tersebar di kampus dan menjadi viral.

Banyak yang memberi selamat tapi tak sedikit yang menghujat ku karena dinilai aku tak pantas untuk Mas Rendi.

Wajar saja, aku ini hanya seorang anak yatim piatu yang kuliah di kampus elite tersebut karena bea siswa. Aku juga menjadi asisten dosen karena prestasi ku, jadi wajar jika banyak yang tidak setuju jika Rendi memilih ku.

Jangankan berparas cantik bahkan keluarga saja aku tidak punya.

Hari itu aku memilih untuk menghabiskan waktu di perpustakaan, aku tidak punya keberanian untuk menghadapi para haters yang begitu membenciku karena masalah makan malam dengan Rendi.

Berharap dapat ketenangan di perpustakaan, nyatanya tetap banyak orang yang mencibirku di sana.

"Dasar sok cantik, emang dia gak punya kaca apa sampai kepedean jalan sama Mas Rendi!"

"Wajar saja sih dia deketin Mas Rendi, mungkin dia lelah hidup miskin dan mencoba peruntungan untuk menjadi kaya dengan menyerahkan satu-satunya harta miliknya!" cibir yang lain melirik sinis kearah ku

Bukan hanya masalah fisik dan harta, mereka bahkan berani mengungkit-ungkit kedua orang tuaku yang sudah tiada.

Rasanya ingin ku robek-robek mulut mereka semua, namun aku harus menjaga etika ku demi beasiswa. Hanya satu tahun lagi aku akan lulus dari kampus mahal ini. Ya ... Sebentar lagi, aku harus tahan dengan semua ini demi gelar Sarjana yang ku harap akan merubah hidupku.

Aku beranjak dari tempat dudukku, percuma saja aku di sini. Sepertinya aku harus pergi dan mencari tempat lain yang lebih nyaman untukku.

Saat aku keluar dari pintu perpustakaan satu cup jus mangga mendarat di wajahku.

*Plaakkk!!

Ku dengar riuh suara orang-orang menertawakan ku. Saat aku hendak membersihkan wajahku samar-samar ku lihat Mas Rendi menghampiri ku.

Ia segera membuka jas yang dipakainya dan memakaikannya kepadaku untuk menutupi pakaian ku yang kotor karena jus.

"Kamu gak papa?" tanya Rendi kemudian mengusap wajahku dengan sapu tangannya membuat semua perempuan yang ada di tempat itu semakin membenciku.

Bagaimana tidak, mereka begitu mengidolakannya dan berharap ia mendapatkan pasangan yang setara dengannya bukan upik abu seperti ku.

Mas Rendi mengajakku pergi dari sana dan membawaku ke ruangannya.

"Maaf ya gara-gara aku kamu jadi begini?" ucapnya merasa bersalah

"Gak papa Mas, kamu gak salah. Memang aku gak seharusnya nerima tawaranmu malam itu, harusnya aku sadar siapa diriku,"

"Jangan berkata seperti itu Dev, kamu itu spesial makanya aku memilih mu,"

*Deg!

Kembali Mas Rendi membuat ku melayang dengan kata-katanya.

Will You Marry Me???

"Maaf ya gara-gara aku kamu jadi begini?" ucapnya merasa bersalah

"Gak papa Mas, kamu gak salah. Memang aku gak seharusnya nerima tawaranmu malam itu, harusnya aku sadar siapa diriku,"

"Jangan berkata seperti itu Dev, kamu itu spesial makanya aku memilih mu,"

*Deg!

Kembali Mas Rendi membuat ku melayang dengan kata-katanya.

Apa maksudnya dia berkata seperti itu.

"Aku tahu ini terlalu cepat, tapi aku ingin serius denganmu?"

Hampir saja aku pingsan saat mendengar kata-kata itu, beruntung Mas Rendi langsung menangkap ku saat aku hendak jatuh.

"Maaf jika aku sudah membuat mu terkejut,"

"It's ok," jawabku singkat

"Dev, kalau kamu ada waktu malam ini aku ingin mengajakmu bertemu di tempat kemarin, ada yang ingin aku sampaikan padamu, apa kamu bisa?"

Sepertinya mulai saat ini aku harus mempersiapkan jantung cadangan agar aku tidak collapse saat mendengar kata-kata yang belum pernah aku bayangkan sebelumnya.

"Dev,"

Ku lihat Mas Rendi menatap lekat kearah ku.

"Eh, i.. i ... iya aku bisa Mas," jawabku gugup

"Ok, aku jemput seperti biasa," jawabnya

Setelah membersihkan semua noda jus di wajah dan pakaian ku, akupun pamit pergi. Tapi Mas Rendi tak membiarkan aku pergi sendiri. Ia mengantar aku pulang dan membuat semua orang terutama fans garis kerasnya semakin marah padaku.

Tak ada percakapan selama di perjalanan pulang. Punggung ku bahkan terasa kaku karena terlalu tegang saat harus duduk berdekatan dengannya.

Sepertinya Mas Rendi tahu aku begitu tegang hingga ia menghentikan mobilnya di sebuah kafe.

Ia mengajakku turun dan masuk kedalam kafe.

"Jangan tegang, santai saja?" ucapnya lirih

Aku baru tahu ternyata dibalik sikap dinginnya, ternyata dia orang yang begitu hangat dan pengertian. Ia memesankan minuman dingin dan camilan untuk kami.

"Maaf ya gara-gara aku kamu jadi begini," ucapnya membuka obrolan kami

"Gak papa mas, aku udah biasa kok kaya gini. Kan mas udah tahu, sebelum jadi assisten mas aku sudah sering di bully di kampus,"

"Tapi sekarang kan beda,"

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Mas Rendi. Ku teguk jus jeruk di depanku untuk mendinginkan hatiku yang terasa panas karena berdekatan dengan Mas Rendi.

"Sepertinya sekarang saja kita bicara,"

Rasanya baru saja hatiku sedikit tenang dan relax, tiba-tiba aku kembali tegang saat Mas Rendi menatap ku serius.

Sebenarnya apa yang ingin ia bicarakan padaku. Kenapa wajahnya tiba-tiba menjadi serius begitu. Apa dia....

Segera ku tepis semua pikiran negatif ku tentang mas Rendi. Ku kumpulkan semua keberanianku untuk menjawab pertanyaannya.

"Ya sudah katakan saja Mas Rendi mau ngomong apa?"

Rendi menghela nafas panjang sebelum mulai bercerita. Kali ini ia bercerita tentang ibunya yang sakit keras. Aku senang saat mendengar ceritanya. Aku tahu benar selama ini ia adalah orang yang tertutup dan tak pernah menceritakan tentang keluarganya kepada siapapun.

Jadi ada sedikit kebanggaan saat ia mau bercerita tentang keluarganya kepada ku.

Ia bercerita jika Ibunya tengah sakit keras, sakitnya semakin memburuk semenjak beredar berita yang menyatakan jika Mas Rendi adalah seorang guy.

Awalnya aku kaget, apalagi aku juga baru mendengar berita itu.

"Jadi intinya aku mau kamu jadi istri aku?"

Kata-kata Mas Rendi benar-benar berhasil membius ku. Aku seperti kehabisan nafas hingga aku hampir mati tercekik karenanya.

Aku buru-buru mengambil air minum untuk meredam getaran dalam tubuhku. Namun sialnya aku malah tersedak hingga membuat ku semakin terlihat kacau di depan mas Rendi.

Ya ampun kenapa aku bisa salah tingkah begini.

"Apa kamu baik-baik saja," ucap Mas Rendi membantuku membersihkan wajahku

Berdekatan dengannya semakin membuatku panas dingin.

"Gak papa kok mas, maaf ya aku jadi merusak suasana!" ucapku merasa bersalah

"It's ok,"

Mas Rendi kemudian melanjutkan ucapannya. Kali ini aku berusaha bersikap normal dan biasa. Meskipun sedikit kecewa saat tahu Mas Rendi ternyata hanya menikahi aku untuk menyeka ibunya. Bukan karena ia mencintaiku. Meskipun begitu aku tetap bahagia karena dari ribuan wanita toh aku yang dipilihnya.

Realistis saja, bisa saja ia memilih wanita yang lebih cantik dan lebih segalanya dariku, toh pasti mereka juga tidak akan menolaknya. Apalagi Mas Rendi memberikan bayaran yang fantastis.

"Bagaimana, apa kamu bersedia?"

"Ya??" Aku tergagap saat ia memastikan keputusan ku

Maklum saja aku kebanyakan berhayal saat itu.

"Apa kamu bersedia menikah dengan ku atau tidak?" tanyanya sekali lagi

"Ya, aku bersedia!" jawabku spontan tanpa berpikir panjang saat itu.

Bagaimana tidak, bayangkan saja jika kalian berada di posisi ku. Dilamar oleh orang yang kamu sukai, tentu saja kamu tidak akan menolaknya bukan. Meskipun kamu tahu ia tidak mencintaimu, tapi tetap saja kamu pasti bahagia hidup bersama dengan orang yang kamu cintai. Itulah yang kubayangkan saat itu. Hidupku akan bahagia bersamanya tanpa memikirkan apa yang terjadi kedepannya.

Do you believe me now?

Setelah hari itu Mas Rendi selalu mengantar jemput aku pulang. Selayaknya pasangan kekasih ia juga sering mengajakku kencan. Ia ingin membangun stigma positif dalam lingkungan kampus sehingga nantinya tidak ada orang yang berkomentar miring saat kami menikah.

Setidaknya mereka tahu jika pernikahan kami bukan pernikahan palsu. Mereka cukup tahu jika Mas Rendi dan aku saling cinta hingga memutuskan untuk menikah.

Hampir sebulan hubungan kami berlangsung. Semuanya berjalan lancar seperti yang diharapkan. Mas Rendi selalu muncul seperti pahlawan saat para pembully datang untuk merisak ku.

Sekarang tidak ada yang berani mengganggu ku di kampus. Mungkin pengaruh Mas Rendi begitu besar sehingga tidak seorangpun berani menyentuh ku. Karena jika itu terjadi maka dia akan dikeluarkan dari kampus. Wajar saja, secara Mas Rendi adalah putra dari pemilik universitas ini.

Hidupku benar-benar berubah setelah menerima tawaran Mas Rendi, meskipun kami belum menikah tapi aku sudah merasa seperti princess. Aku merasa di ratukan oleh Mas Rendi. Itu yang membuat aku benar-benar bahagia.

Hingga hari itu tiba, beberapa orang menculik ku saat aku pulang dari kampus. Mereka menutup mataku dengan kain hitam dan membawaku pergi entah kemana. Aku sangat ketakutan hari itu.

Apa nasibku akan berakhir di sini???

Aku tahu benar fans garis keras Mas Rendi akan melakukan apapun demi mendapatkan perhatiannya. Hampir mirip seperti cerita drama korea bedanya di sana ada 4 orang pangeran tampan yang digilai wanita sedangkan di sini hanya ada satu orang saja yaitu Mas Rendi.

Keringat dingin mengucur deras di wajahku saat mobil berhenti dan dua orang pria menyeret ku keluar dari mobil.

Meraka membawa ku masuk ke sebuah rumah, entah apa yang akan mereka lakukan padaku.

Mereka menyuruhku duduk diam, dan tidak boleh bergerak sedikitpun. Rasa takut bercampur tegang membuatku terus berdoa berharap ada seseorang yang datang menolong ku.

*Tak, tak, tak!

Ku dengar derap langkah kaki mendekat kearah ku.

"Buka penutup kepalanya!" seru seorang wanita membuat aku panas dingin.

Mau diapakan aku ini???

Seseorang membuka penutup kepalaku, aku melihat seorang wanita paruh baya duduk di depan ku dengan tatapan mata tajam seolah ingin menghakimi ku.

Siapa dia, siapa wanita itu??

Ia bangun dari duduknya dan berjalan mendekat kearah ku.

"Siapa namamu?" tanyanya lirih

"Devi, Devi Wulandari," jawabku

Seorang pria bertubuh tegap menghampiri wanita itu dan memberikan sebuah map kepadanya. wanita itu terlihat membaca mad itu dan tampak mengangguk sambil memperhatikan diriku.

"jadi kamu seorang mahasiswa beasiswa yang juga menjadi asisten dosen di kampus tempat putraku bekerja, Apa benar seperti itu?" tanyanya lagi

"Benar aku adalah seorang mahasiswa beasiswa sekaligus bekerja sebagai asisten dosen di universitas Unggul Jaya, tapi saya tidak tahu siapa putra ibu yang dimaksud?"

Wanita itu tersenyum sinis padaku.

"Rendi, Kamu kenal nama itu bukan?"

Seketika aku mengangguk. Aku baru sadar jika wanita ini adalah ibu dari Mas Rendi. Sekilas wajah mereka memang sama, wanita ini masih terlihat cantik di usianya yang sudah mulai senja.

Jika benar dia Ibu dari Mas Rendi, untuk apa dia memanggilku kemari. apa untuk menanyakan tentang hubungan kami, atau rencana pernikahan palsu kami??.

Oh tidak, aku tidak boleh memberitahu wanita ini tentang rencana kami yang akan melakukan pernikahan palsu.

"Aku dengar kamu adalah pacar yang di apa itu benar?"

aku langsung mengangguk setuju dengan ucapan wanita itu.

"Cih, jika memang benar kau adalah kekasih Rendy apakah kau tahu jika Rendy itu seorang gay?" ucap wanita itu seolah meragukan jawabanku

"Mas Rendy bukan seorang gay aku bisa membuktikannya kepadamu," jawab berusaha membela Mas Rendy

Meskipun aku belum tahu kebenarannya. Apa benar dia seorang gay atau bukan, yang jelas saat itu aku hanya ingin menjaga nama baik Mas Rendy. Aku ingin wanita ini tidak sakit lagi seperti keinginan Mas Rendy.

"Bagaimana caranya?" tanya wanita itu

"Aku akan menjadi istrinya,"

Sejenak wanita yang tersiap tak percaya mendengar jawabanku, namun beberapa saat kemudian ia tertawa terbahak-bahak seolah menganggap semuanya hanya lelucon.

"Kau pikir aku akan percaya dengan leluconmu itu anak muda. Tapi baiklah aku akan mencoba mempercayaimu, Aku ingin kau membuktikan ucapanmu itu. Jika benar apa yang kau ucapkan itu, maka aku akan memberikan hadiah yang fantastis kepadamu, namun sebaliknya jika kau tidak bisa membuktikan kata-katamu itu maka bersiaplah untuk hengkang dari kampus ku!" jawab wanita itu

"Ok," jawabku singkat

Wanita itu kemudian memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan ku dan mengantarku pulang.

Syukurlah akhirnya aku sampai di kosan dan bisa bernafas lega. Ku baringkan tubuhku di atas ranjang dan memikirkan apa yang wanita itu ucapkan. Bagaimana bisa yang menantang ku seperti itu dan ia tak percaya jika anaknya bukan seorang gay. Sebenarnya apa yang terjadi??. Kenapa juga Mas Rendy harus melakukan pernikahan palsu denganku Apa benar dia seorang gay.

Ya Tuhan, kenapa pikiran itu membuat kepala aku terasa berat, hingga aku berpikir untuk menolak tawaran Mas Rendy untuk menjadi istri palsunya.

Suara dering ponsel membuat lamunanku buyar seketika.

Mas Rendi menelpon dia terdengar begitu khawatir, saat tahu ibunya menculik ku dari kampus.

Bagaimana dia bisa tahu??

Ternyata satpam kampus yang memberitahunya.

"Apa kamu baik-baik saja?" tanyanya dengan nada khawatir

"Ya, aku baik-baik saja,"

"Apa yang dia lakukan padamu, apa dia menyakiti mu?" kali ini Mas Rendi lebih terdengar lebih khawatir dari sebelumnya.

"Tidak ada, dia hanya memastikan Apa benar aku memiliki hubungan denganmu atau hanya settingan semata," jawabku

"Ok, apa kamu memberitahu semuanya?"

"Tentu saja tidak, aku tidak memberitahunya apapun. Aku hanya memberitahunya bahwa aku adalah kekasihmu dan kita akan segera menikah,"

"Syukurlah, terimakasih Dev sudah menjaga rahasia kita. Anyway karena ibuku sudah tahu tentang hubungan kita, maka sudah saatnya aku akan memperkenalkanmu secara resmi kepadanya. Tentu saja aku juga ingin memperkenalkanmu sebagai calon istriku kepada keluarga besarku," jawab Rendi membuat hatiku berbunga-bunga

Secepat itu aku akan mencari istrinya, Aku benar-benar tidak menyangka akan menjadi bagian dari keluarga besar Abimana.

Sore harinya Mas Rendy datang ke kosanku dia mengajakku ke sebuah klinik kecantikan dan mendadaniku sehingga aku terlihat seperti seorang putri. dia juga membelikanku pakaian yang sangat indah untuk bertemu dengan ibunya.

Malam minggu aku terlihat begitu cantik dan elegan seperti seorang putri konglomerat. aku juga tidak menyangka ternyata aku bisa juga terlihat cantik jika menggunakan pakaian yang mahal dan mewah. Bukan hanya aku yang terpukau dengan penampilanku sendiri tapi juga Mas Rendy dibuat menganga Saat melihatku dengan penampilan yang berbeda.

Untuk pertama kalinya Aku melihat Mas Rendi menganga di depanku. Meskipun begitu ia masih terlihat cool dan tampan. Yups, apapun kondisinya ia memang selalu terlihat tampan.

Ada sedikit rasa bangga saat melihat ia begitu terpukau dengan kecantikan ku. Meskipun aku tahu ia terpukau karena make up dan pakaian ku yang membuat ku terlihat berbeda.

"Kamu sangat cantik Dev," tandasnya membuat aku langsung melayang seketika.

"Terimakasih mas,"

Mas Rendi kemudian menggandeng lenganku dan mengajakku masuk kedalam mobilnya.

Perjalanan terasa begitu cepat kali ini. Mungkin karena lalu lintas yang lengang atau karena aku begitu bahagia hari ini.

Mas Rendi menghentikan mobilnya di depan sebuah istana mewah keluarga Abimana.

Seolah tahu kedatangan kami, Nyonya Rahayu Abimana sudah menyambut kami di ruang tamu. Ia menatap sinis kearah Mas Rendi yang tampak menggenggam erat jemari ku.

"Meskipun aku sudah banyak mendengar tentang kalian dari orang-orang di kampus, tapi aku masih meragukan mu Rendi?" ucap Rahayu membuat wajah Mas Rendi tampak marah dan langsung mencium bibirku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!