...SELAMAT DATANG DAN SELAMAT MEMBACA 😍😜😉😆🤏...
...>ᴗ<...
Di pagi hari yang begitu cerah ini diawali dengan kemacetan yang amat sangat Panjang. Hidup di kota padat penduduk memang kendala utamanya adalah ‘Macet’ apalagi saat pagi dan sore, kesabaran diuji disini menghadapi kemacetan dengan didampingi oleh terik mentari. Suara klakson pun sudah biasa didengar oleh manusia manusia dikota besar ini.
“Tuan sepertinya macetnya ini sangat parah, sedari tadi mobil tidak bergerak sama sekali” Ucap seorang supir mobil mewah yang berada diantara banyaknya mobil disana
“Kita tunggu saja, hari ini saya tidak ada jadwal penting” Ucap seorang pria tampan nan gagah yang duduk dengan tenang dikursi penumpang.
Pria tersebut adalah Evan Dharmendra Harry Leonel atau biasanya dipanggil Evan, Evan adalah seorang CEO perusahaan terbaik di kota ini, bukan hanya dikota ini saja namun perusahaan evan sudah dikenal di negara ini bahkan di berbagai negara didunia juga.
Selain kaya, evan juga memiliki wajah dan tubuh yang tak kalah menawan, banyak sekali wanita diluaran sana yang mengincar Evan. Namun sayang, sampai saat ini tak ada satu pun wanita yang dapat menarik perhatian evan. padahal diumurnya yang ke 30 tahun ini evan sudah seharusnya berumah tangga, tapi entah apa yang ada dipikiran evan mengapa dirinya masih betah melajang diusianya yang sudah tak muda lagi.
Tin tin tin
Mendengar klakson yang berbunyi keras disamping mobil evan membuat evan terkejut "Astaga, kenapa sih ini orang orang kok tidak sabaran sekali" Gerutu evan menatap malas pengendara mobil disamping mobilnya itu
"Tuan, bagaimana ini macetnya sepertinya semakin parah, tak ada lagi celah untuk berjalan, jalan ini penuh tuan" Ujar supir evan
evan mengedarkan pandangannya menatap sekitar. Benar, jalanan amat sangat padat sekarang "Kalau gitu kita coba cari jalan lain aja pak" Ujar evan
"Baik tuan saya coba dulu, sepertinya didepan ada jalan yang bisa dilewati, tapi jaraknya sangat jauh dari kantor tuan"
"Tidak apa apa pak daripada kita terjebak disini, bisa bisa sampai siang saya menunggu dijalanan seperti ini" Ucap evan
"Baik kalau begitu tuan"
...>ᴗ<...
"Ni orang ngapain aja si didepan, bertapa kalik yak" Gerutu seorang gadis cantik yang tengah mengendarai sepeda motor bersama dengan temannya.
"Sabar ay"
Ayra Hilya Khairina atau biasa dipanggil Ayra. Ayra merupakan mahasiswa baru disalah satu universitas ternama di jawa. Ayra begitu sangat senang dan bersyukur bisa masuk ke universitas impiannya itu apalagi dirinya juga bisa mendapatkan beasiswa yang dapat meringankan beban dirinya dan sang ibu. Ayra merupakan anak yang cantik dan baik, tapi kesabaran fela setipis sehelai rambut. Dan satu lagi saat ini usia fela baru 19 tahun.
"Udah sabar ini beb, tapi macetnya kelamaan" Bukan hanya dikota saja yang bisa mengalami macet, di daerah tak padat penduduk juga bisa mengalami macet apalagi saat jam jam produktif.
"Kita aja gak bisa loh ini nyempil di sela sela saking macetnya" Gerutu Ayra lagi menatap betapa padatnya jalanan didepannya ini
"Udah ay lagian jam masuk kuliah juga masih lama" Ucap dina-teman ayra
"Andai kita bisa terbang pasti kita udah sampe kampus dari tadi" Celetuk Ayra yang langsung mendapat pukulan dari dina
"Opo to beb, kok mukul mukul, aku lo gak salah apa apa malah dipukul"
"Omonganmu ngelantur" Ucap Dina malas
"Yaa tapi bener kan beb kalau kita punya sayap pasti kita jadi lebih enak jalan jalannya, tanpa harus menunggu seperti ini. Membosankan"
"Wes lah terserah kamu" Ucap dina pasrah, Percuma juga meladeni temannya ini jika sudah seperti ini
...>ᴗ<...
...SAMPAI BERTEMU DI BAB SELANJUTNYA. TUNGGUIN YAWWW😉...
......................
Kini ayra dan Dina telah sampai di kampus tepat 10 menit sebelum jam masuk.
"Sumpah Din hari ini macetnya parah, gak pernah kita sampe kampus mepet jam masuk begini" Gerutu ayra sembari berjalan menuju kelas mereka
"Ho'oh, muka gue sampe kayak monyet hutan tau gak nih saking panasnya pagi ini" Ucap Dina
"Sorry ye kalau itu kayaknya lu doang deh, kalau gue mah masih cantik aduhay begini"
"Iye iye deh sipaling aduhay"
Sesampainya dikelas, ayra dan Dina langsung disambut oleh seruan heboh dari temannya
"Woy, tumben kalian berdua dateng jam segini" Tanya temen fela yang bernama Erin
"Iya bener tuh tumben banget, biasanya kan kalian dateng awal banget bahkan gerbang kampus belum dibuka pun kalian udah sampe duluan" Ucap Rani temen fela yang satunya lagi
Plak
Erin memukul pelan kepala Rani"Gak gitu juga maemunah"
"Ini semua gara gara macet"gerutu ayra dengan wajah cemberutnya
"Emang hari ini macet yak? Tapi tadi gue berangkat kesini kok lancar lancar aja sih?" Tanya Erin heran
"Macetnya tuh sebelum jalan gede rin, kita baru aja keluar dari gang kos kosan udah disuguhi ama panjangnya mobil dan motor" Jawab Ayra
"Lah tumben banget disana macet, selama ini bukannya kalian lancar lancar aja ngelewatin jalan itu, kok sekarang malah macet" Ujar Erin
"Entahlah rin gue juga heran" Ayra menempelkan kepalanya pada pundak Erin tanda bahwa dia lelah
Bagaimana tidak hampir 1 jam Ayra dijalan saking macetnya, berhadapan dengan teriknya mentari dan polusi yang menerpa wajahnya.
"Ay jangan turu, bentar lagi dosen dateng" Ucap Dina memperingati Ayra saat melihat mata temannya itu mulai tertutup
"Iya nggak kok Din, santai" Jawab Ayra
...>ᴗ<...
"Tuan kita sudah sampai dikantor" Ucap supir yang berhasil terbebas dari padatnya kendaraan dijalan, sopir Evan yang berhasil membawa sang majikan ke kantor dengan selamat walaupun sedikit lebih lama
"Ah sudah sampai pak, saya tidak sadar" Ucap Evan menutup laptop yang sedari tadi ada di pangkuannya
"Saya turun dulu kalau begitu pak"
"Silahkan tuan" Evan turun dari mobil mewahnya dengan gagah membuat beberapa orang yang berlalu lalang menatap dirinya kagum
"Selamat pagi bos" Sapa Asisten sekaligus teman dekat Evan - bernama Aryan yang menyambut sang bos di depan pintu masuk perusahaan.
"Pagi Aryan, bagaimana kabarmu lama tidak berjumpa selama saya diluar kota" Ucap Evan menepuk pundak asisten sekaligus temannya itu
"Saya baik bos, bagaimana dengan bos apakah selama disana bos baik baik saja dan melakukan pekerjaan dengan tenang" Ucap Aryan
"Saya baik selama disana, tapi seperti yang kamu tau saya tidak dapat bekerja tenang karena selama disana saya selalu dikelilingi oleh perempuan perempuan tak tau diri yang berusaha merecoki saya selama disana" gerutu Evan kesal
"Sudah saya duga bos"
"Bagaimana kalau kita masuk dulu, kita bisa berbincang lebih banyak diruangan saya, rasanya tidak enak jika berlama lama didekat pintu masuk seperti ini"
"Baik bos" Evan berjalan terlebih dahulu dan diikuti oleh Aryan dibelakang Evan
Tak tak tak
Bunyi sepatu Evan membuat karyawan yang berada disana mengalihkan pandangan mereka, banyak yang menatap Evan kagum terutama karyawan wanitanya.
"Oemjiii, bos Evan dateng dateng makin ganteng aja"
"Makin gagah aja pak bos kita"
"Auranya nyeremin euy"
"Suara sepatu pak bos aja serenyah itu, pasti mahal"
Dan masih banyak lagi bisik bisik para karyawan yang mengagumi Evan. Evan tak ambil pusing hal itu, karena dirinya sudah sangat biasanya, bahkan menghadapi wanita yang lebih agresif daripada bisik bisikan itu juga Evan sudah terbiasanya.
Sampai Evan masuk kedalam lift pun bisik bisik para karyawannya belum usai, membuat Aryan jengah, selalu saja seperti ini banyak sekali yang menyukai bosnya itu.
'Nasib punya muka ganteng ya begitu, hari harinya tak luput dari rayuan wanita' Batin Aryan
......................
...>ᴗ<...
"Baik, karena jam kuliah sudah habis maka saya cukupkan sampai disini, jangan lupa tugasnya dikerjakan dan dikumpulkan Minggu depan, saya tidak menerima alasan apapun, jika kalian tidak mengerjakan maka kalian harus menerima nilai kalian apa adanya. Selamat Siang"
"Baik Bu, selamat siang" Jawab Ayra dan teman teman kompak
Dosen tersebut kemudian keluar dari kelas Ayra, begitupun dengan teman teman Ayra mereka juga ikut keluar dari kelas karena jam kuliah sudah usai dan mereka bebas pergi kemana saja.
"Gengs, kita nongkrong dulu gimana, gue lagi males pulang nih" Ajak Rani Pada Ayra, Dina dan Erin
"Boleh boleh, gue juga butuh refreshing setelah menghadapi kemacetan dan materi kuliah yang berat ini" Jawab Ayra antusias
"Gass, aku ada rekomendasi cafe nih, katanya sih cafe baru terus katanya harga makanannya juga murah murah. Mau nyoba kesana?" Ucap Erin pada ketiga temannya itu
"Boleh, mumpung awal bulan euy, duit lagi banyak banyaknya nih" Ucap Ayra
"Oke gas berangkat sekarang" Ayra dan kawan kawan keluar dari kelas menuju parkiran kampus guna mengambil sepeda.
"Ngomong ngomong Rin kamu tau gak cafenya dimana?" Tanya Dina tiba tiba
"Tau kok, tenang aja"
"Oke langsung gas sekarang aja" Mereka kemudian pergi meninggalkan area kampus menuju cafe tujuan mereka
Kurang dari 30 menit mereka sampai di cafe minimalis namun aesthetic, letaknya sedikit jauh dari kampus mereka dan letaknya juga tersembunyi.
Awalnya Ayra, Dina dan Rani ragu untuk melanjutkan karena jalannya masuk masuk kedaerah padat penduduk, namun Erin berhasil menyakini ketiga temannya itu bahwa jalan yang mereka lalui sudah benar dan tidak akan nyasar.
"Wahh, gak sia sia kita kesini jauh jauh ternyata tempatnya sebagus ini" Kagum Ayra menatap cafe didepannya ini
"Bener ay, aku pikir tadi Erin mau nipu kita, masa iya ada cafe ditempat seterpencil ini" Ujar Dina
"Kalian mah terlalu berfikir buruk kepada diriku ini, udah yakin aja sama neng Erin, neng Erin ini tidak pernah menebarkan berita hoax" Ucap Erin membanggakan dirinya
"Iya deh, mending kita langsung masuk, aku udah gak sabar mau liat dalemnya" Ucap Dina
"Oke yuk masuk" Ayra dan kawan kawan masuk kedalam sambil mengagumi interior cafe tersembunyi itu
Hawanya juga adem dan tenang, cocok untuk mahasiswa seperti mereka, apalagi untuk mengerjakan tugas, tempat ini sangat amat cocok.
Setelah memesen makan dan minuman mereka berempat berkeliling mencari tempat duduk yang nyaman untuk bergosip 'eh' maksudnya yang nyaman untuk bercerita. Hehe
"Disini aja guys cakep" Ucap Erin
Tak menunggu lama mereka langsung duduk dikursi yang sudah disediakan. hal pertama yang mereka lakukan adalah 'berfoto' rasanya tak afdol rasanya jika berada disuatu tempat tidak berfoto terlebih dahulu.
"Kamu tau darimana rin cafe sebagus ini?" Tanya Ayra kembali ke tempat duduk mereka saat puas berfoto foto
"aku tau dari sepupuku, tapi aku gatau sepupuku tau darimana, dan untungnya aku sempet tanya alamatnya, kalau enggak mungkin aku gak bakalan bisa ngajak kalian kesini" Ujar Erin
Asik berbincang sampai tak sadar pesanan mereka sampai, dengan cepat mereka mencicipi makanan yang mereka pesan.
"Wahh, ini bisa jadi cafe favorit kita nih, udah tempatnya bagus, adem, makanannya enak, harganya juga murah, mantull banget ini mah" Ucap Rani
"Bener tuh ran, betah banget rasanya kita lama lama disini" Ujar Ayra
Cling
Bunyi dering handphone membuat keempat sekawan itu menoleh secara bersamaan menatap handphone siapa yang berbunyi, dan ternyata handphone Rani berbunyi dengan sigap Rani mengambil handphonenya.
"Siapa ran?" Tanya Ayra
"Nggak bukan siapa siapa, biasa akun gosip lagi update" ucap Rani
Ayra menggeleng geleng kan kepalanya "Kamu ngapain ngikutin akun begituan ran"
"Yaa biar update gitu loh ay, biar tau berita berita hot yang ada di negara tercinta kita ini"
Ayra menghela nafas pelan "Kamu tuh, gak di Televisi gak di Hape isinya gosip semua, Tobatt rannn" Ayra memegang kepala Rani seolah olah sedang merukyah Rani
Rani menjauhkan tangan Ayra dari kepalanya "Kamu pikir aku kesurupan sampe harus didoain gitu" Ujar Rani kesal
Melihat raut wajah Rani yang kesal membuat Ayra terkekeh geli.
......................
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!