NovelToon NovelToon

Belenggu Cinta Mafia Depresi

BCMD: Bab 1

"Ampun, Mas. Aku janji akan mencari uang yang lebih banyak lagi untukmu, tapi tolong jangan pukul aku atau anak kita," ucap Dina. Sambil dia memeluk putranya yang bari berusia 10 tahun.

"Hah, kau selalu mengatakan hal yang seperti itu! Tapi saat aku butuh uang, kau bilang tidak ada. Tapi saat anak mu ini pergi sekolah, kau dengan mudah memberikan uang jajan dan juga membayar ini dan itu di sekolah!" balas Toni, marah pada istrinya.

Dia bahkan menyakiti istrinya dengan ikat pinggangnya. Hingga membuat belakang wanita itu merah-merah. Dan ada yang sampai terluka juga mengeluarkan darah.

Sedangkan Arsen yang ada di pelukan ibunya, hanya bisa menangis, dan mengingat semua perbuatan ayahnya.

Lelah sudah menyiksa anak dan istrinya, Toni pun kini minta di masakan nasi. Dia duduk di meja makan sambil menunggu Dina yang susah payah bergerak, tapi tetap harus mengerjakan permintaan suaminya.

Untung saja dia memiliki anak laki-laki baik seperti Kenzo, meskipun masih kecil, tapi anak itu sudah banyak membantunya. Seperti saat ini, Dina hanya tinggal memasak saja, sedangkan memotong-motong sayuran dan juga bahan lainnya semua Arsen lakukan.

Karena dia merasa kasihan melihat ibunya bergerak sambil merintih kesakitan, setelah semuanya sudah masak, Arsen meminta ibunya untuk duduk. Dia yang menghidangkan makanan untuk ayah nya.

"Sudah selesai, Yah," ucap Arsen singkat, saat dia sudah menata makan yang dia dan ibunya masak tadi.

Setelah itu dia membantu ibunya untuk duduk di meja makan, menemani ayahnya makan. Tapi hanya menemani, karena kalau Toni belum kenyang, mereka berdua tidak boleh makan.

Meninggal kan ayah dan ibunya di meja makan, diam-diam Arsen selalu melihat ibunya, dia takut kalau ayahnya sampai membunuh ibunya tanpa sepengetahuannya.

Tak berapa lama, Toni pun sudah selesai dengan acara makanya, setelah itu dia langsung pergi ketempat perjudian, hanya itulah yang selalu Toni lakukan, pulang-pulang sudah dalam ke adaan mabuk.

Setelah kepergian suaminya, Dina pun memanggil Arsen. Anak itu pun pura-pura baru datang, lalu duduk di hadapan ibunya, "Sekarang giliran kamu yang makan ya, Nak. Makan yang banyak," ucap Dina, dengan mata yang berkaca-kaca.

Dia sangat sedih, karena anaknya itu selalu makan sisa-sisa dari ayahnya. Hanya sesekali lah Arsen makan makanan yang utuh, dan tanpa sisa dari ayahnya, itupun saat dia menyembunyikan makana itu, sebelum suaminya pulang dan melihat dia memasak.

"Ibu juga harus makan," ucap Arsen, dia pun mengangkat sendok dan menyuapkan nasi itu untuk ibunya.

"Kamu saja, Nak. Tadi ibu sudah makan," ujar Dina berbondong. Dia mendorong sendok yang sudah hampir sampai di mulutnya.

"Ibu, nggak usah bohong, Arsen tau semuanya. Arsen melihatnya, Buk. Ibu sama sekali belum makan apa-apa. Jadi kita makan sama-sama saja." Arsen kembali menyodorkan sendok berisi nasi itu untuk ibunya.

Dengan air  mata yang mengalir di pipinya, Dita pun memakan nasi yang putranya siapkan itu. Dia tersenyum sambil mengusap kepala Arsen.

Begitulah hari-hari yang Dita dan Kenzo lewati, penderitaan dan siksaan yang selalu Toni berikan pada mereka berdua.

Hingga di usia Arsen yang ke 20 tahun, membuat dia semakin berani melawan, bahkan membalaskan semua perbuatan Toni ayahnya sendiri, menyiksa pria itu hingga dia tiada dengan perlahan.

Tidak sampai di situ, Arsen pun juga berani menjual anggota tubuh ayahnya yang masih bisa di pergunakan oleh orang lain, dan bisa menghasilkan uang untuk dirinya dan sang ibu.

Dari hasil menjual anggota tubuh ayahnya sendiri, membawa dia menjadi orang yang sukses, karena dia mempergunakan uang itu dengan baik. Dan membuka usaha dari kecil hingga kini dia menjadi pengusaha sukses.

Tapi ada yang Dina sayangkan terhadap putranya itu, dimana ternyata dari penderitaan itu, putranya itu memiliki kelainan, dia menjauhi yang namanya wanita dan berumah tangga.

Menghukum para suami yang berani berbuat kasar pada istrinya, bahkan itu pun berlaku untuk seorang istri dan juga seorang ibu yang berbuat kejam pada anak dan suaminya.

Bagi siapa yang berbuat kekerasan terhadap keluarganya, maka Arsen tidak akan segan-segan membasmi orang itu, hingga dia kehilangan nyawanya.

\=\=\=\=\=\=\=

23 tahun pun sudah berlalu. Kini usia Arsen sudah menginjak di usia 33 tahun.

Dia tetap saja melakukan hal itu pada orang-orang yang kasar kepada keluarganya, bahkan kini dia berhasil mendirikan sebuah geng Mafia dan dia lah pimpinannya.

Seperti saat ini, dia sedang mendatangi rumah sederhana, milik seorang suami istri yang memiliki 2 anak. Begitu dia masuk, dia sudah melihat pria itu yang sedang menyiksa istrinya, sedangkan 2 anak-anaknya terus menangis melihat ibunya yang di pukuli.

Melihat itu tentu saja Arsen terdiam, dia jadi teringat akan penderitaan dirinya dan juga ibunya. Sedangkan pria yang tadi menggunakan kesempatan itu, dan langsung kabur, takut saat melihat Arsen dan juga beberapa anak buahnya.

Kejar pria itu! Tangkap dia jangan sampai lepas!" perintah Arsen pada anak buahnya.

Sangat terlihat jelas ada kemarahan di wajahnya, padahal dia sama sekali tidak mengenal pria itu, tapi dia tidak suka melihat prilaku pria itu terhadap keluarganya.

Karena dia sudah melihat langsung, kalau pria itu sering menyiksa istrinya, maka dari itu dia langsung mengambil tindakan untuk memberi pelajaran agar dia tahu bagai mana rasanya di pukuli.

Disisi lain, istri dari pria itu sudah menangis karena ketakutan, memeluk kedua anaknya yang juga ikut menangis, karena mereka tidak tahu siapa orang yang datang itu, dan apa tujuannya.

Tidak berapa lama, anak buahnya pun kembali datang, dengan menarik pria yang kabur tadi, mendorong pria itu hingga terjatuh tepat di hadapan anak dan istrinya.

"Pukul! Ayo pukul dia!" perintah pria itu pada wanita dia anak itu.

Wanita itu sedikit heran. Dia takut saat melihat suaminya, tapi mendengar perintah dari Kenzo, dan juga sakit hati dari suaminya itu. Dia pun berani.

Menerima ikat pinggang yang diberikan oleh Arsen, lalu memukuli suaminya itu. Dia pun mengatakan semua kesakitan yang dia rasakan, dengan tangan yang terus bekerja untuk menghajar suaminya. Hinga pria itu benar-benar meminta ampun, dan berjanji tidak akan mengulangi nya lagi.

Melihat itu, Arsen pun meminta wanita itu menghentikan pukulan nya. Dia bertanya, apa kah dia memberi maaf untuk suaminya itu, atau menerima uang yang akan dia berikan untuk kelangsungan hidup mereka.

Wanita itu berpikir, "Kalau aku menerima uang dari, Tuan? Aku tidak lagi bisa bertemu dengan suamiku. Dan anakku juga tidak akan memiliki ayah lagi?" tanya wanita itu. Karena tadi begitulah penjelasan dari Arsen.

"Ya, begitu kau menerima uang dariku. Itu artinya kau sudah tidak lagi punya suami, dan tentunya anakmu juga, tidak punya ayah." Arsen pun kembali mengulang dan menjelaskan semuanya pada wanita itu.

Wanita itu pun melihat suaminya, lalu melihat uang yang akan Di berikan oleh Arsen padanya. Mengingat suaminya hanya menjadi beban utuknya, dia pun memutuskan menerima uang dari itu dan merelakan kepergian Suaminya itu.

*

*

*

*

*Bersambung.

Hai hai hai, berjumpa lagi dengan mak, si author typo yang sangat-sangat banyak kekurangan ini. Semoga kalian semua suka dengan cerita receh mak Typo ya. Dan jangan lupa tinggalkan jejak ya jika kalian suka, tapi jika tidak suka, maka skip aja.

Oke 👌

BCMD: Bab 2

"Pilihan yang tepat, karena laki-laki seperti ini hanya akan menjadi sampah di dunia ini," ujar Arsen. Dia tersenyum saat mengetahui bahwa wanita itu lebih memilih untuk menerima uang yang ia berikan.

Wanita itu pun mengangguk, Karena menurut nya percuma saja mempertahankan pria tak berguna seperti suaminya itu, yang hanya akan menjadi beban di dalam hidupnya.

Meminta anak buahnya memberikan uang itu pada sang wanita, dan di terima oleh wanita itu, sambil dia berkata, "Terima kasih, Tuan. Karena telah menyelamatkan kami dari pria tak berperasaan ini."

Arsen tidak menjawab, dia hanya memberikan anggukan kepada wanita itu. Lalu membawa pria yang dari tadi sudah minta maaf, dan memohon pada istrinya. Tapi sama sekali tidak di perdulian oleh sang istri, begitu juga dengan Arsen.

Tapi sebelumnya, Arsen pergi, dia lebih dulu meminta wanita itu untuk menandatangani sebuah surat, dimana surat itu berisi pernyataan kematian suaminya.

Tanpa pikir panjang, wanita itu pun menandatangani surat pernyataan itu, dia sudah tidak perduli, dan juga dia lebih memilih untuk menjadi seorang janda.

Pergi dari rumah itu, Arsen pun meminta anak buahnya untuk mengurus pria itu, "Seperti biasa, tanpa jejak dan tidak ada yang tersisa," ucap Kenzo.

Meskipun singkat, tapi anak buahnya sudah paham dan mengerti apa maksud dari bosnya itu. Ya tentu saja Anak buahnya yang sudah mengerti cukup mengangguk, Juga mengatakan siap, semuanya pun akan berjalan sesuai yang Arsen perintah kan.

Setelah itu mereka pun pulang dengan terpisah. Karena sisanya dia serahkan pada anak buahnya yang sudah berpengalaman, tanpa dia ikut campur, pun pasti selesai.

Begitu lah sifat Arsen yang sekarang, meskipun usianya sudah tidak lagi muda, dan juga perbuatan ayahnya sudah tidak terlihat, tapi dia akan selalu mengingat semua kejadian itu. Membuat dia tidak mau ada orang yang mengalami hal yang sama dengan dirinya.

Tidak langsung pulang, dia pun mampir ke sebuah klub malam, di temani oleh asistennya, yang selalu hadir dimana pun dia berda. Seperti biasa, meminta pria itu menyiapkan seorang wanita untuknya.

Karena nyatanya dia tetaplah seorang pria normal yang juga membutuhkan pelampiasan hasratnya. Sangat bohong sekali bila dia tidak menginginkan wanita, tapi dia terlalu takut jika menjalani yang namanya berumah tangga. Padahal saat ini usianya sudah mencapai 33 tahun.

Jadilah dia lebih memilih melampiaskan nafsumu pada wanita malam yang tentunya lolos dari pemeriksaan dan terjamin tidak akan membawa penyakit untuknya.

Itu semua tidak lepas dari pekerjaan asisten nya yang bernama Erik. Setelah mendapatkan wanita yang di inginkan oleh tuanya, dia pun membawa sang tuan kekamar yang sudah dia siapkan lengkap dengan wanitanya.

Masuk kedalam Arsen pun sudah di hidangkan dengan pemandangan yang indah. Dimana seorang wanita seksi sudah ada di atas ranjang, menunggu kedatangannya sambil tersenyum manis padanya.

Tidak mau berbadan basi dan juga banyak bicara, Arsen pun minta wanita itu melakukan tugasnya, begitu pun juga dengan dia, melepaskan semua hasrat nya yang sudah lebih dari seminggu ini dia tahan.

Itu semua karena dia juga tidak mau terlalu sering melakukan hal itu, takut bergantung 0ada wanita seperti itu, membuat dia gelap mata dan berujung membahayakan dia, dengan tidur bersama dengan sembarang wanita.

Selain takut terkena penyakit, dia juga tidak mau terus-terusan di marahi oleh Dita ibunya. Ibu yang sangat ia sayangi di dalam hidupnya.

Tidak butuh waktu yang lama, wanita itu pun sudah selesai melakukan tugasnya. Bangun dari kasur itu, dia pun pergi masuk kedalam kamar mandi. Membersih kan diri, agar dia bisa pulang dengan ke adaan bersih, dan kembali rapi.

Sebelum pulang, Arsen pun memberikan sejumlah uang pada wanita itu, laku dia pun langsung keluar dari kamar itu. Karena dia memang tidak pernah berbicara dengan para wanita yang telah tidur dengannya.

Sampai di depan dia kembali mengajak Erik pulang, karena ini sudah hampir jam dua dini hari. Dimana sudah pasti ibunya masih menunggunya di rumah. Wanita paruh baya itu tidak akan mau tidur, jika belum melihat putra nya pulang.

Sampai di rumah, tepat seperti yang Kenzo pikiran kan, Dita masih setia menunggunya di ruang tamu, "Ibuk, kan aku sudah bilang. Jangan menunggu ku pulang. Ini sudah larut malam," ucap Arsen. Dia mendekati Dita, lalu mencium tangan wanita itu, bahkan dia pun memeluk wanita paruh baya itu.

"Ibuk, nggak akan bisa tidur, Sebelum mengetahui kamu baik-baik saja, dan juga pulang dengan selamat," balas Dita. Dia mengusap-usap lengan Arsen, putra semata wayangnya itu.

"Aku baik-baik saja, Buk. Aku bukan anak kecil yang tidak bisa menjaga dirinya," ujar Arsen, dia selalu mengatakan itu pada ibunya, tapi tetap saja Dita tidak akan tenang jika tidak melihat Arsen langsung.

Setelah mengatakan itu Arsen pun mengajak ibunya masuk kedalam kamarnya, membantu sang ibu naik ke atas ranjang juga memasang kan selimut. Mematikan lampu dan hanya menyalakan lampu tidur. Setelah itu barulah dia keluar.

Berjalan menuju kamarnya, dia pun langsung berbaring di atas ranjangnya. Menatap langit-langit kamarnya, dia pun seperti memikirkan sesuatu, "Apa aku mencari teman ibuk ya di rumah ini, seperti pembantu yang bisa menemani dia di setiap waktu," ucap Arsen. Stelah dia pikir-pikir, mungkin itu lebih baik, agar ibunya tidak kesepian di dalam rumah mereka itu.

Padahal Dita tidak tinggal sendiri, di sana ada banyak pembantu, juga supir dan tukang kebun juga, tapi Arsen berniat untuk mencari wanita yang bisa menemani ibunya setiap saat, dan itu pun khusus untuk menemani sang ibu.

"Ya, aku rasa itu lebih baik. Jadi dia tidak terlalu memikirkan aku, jika aku pergi, dan sedang bertugas," lanjut Arsen. Sudah yakin dan memutuskan untuk mencari seseorang untuk menjadi teman ibunya.

Karena hari sudah hampir subuh, Arsen pun memilih untuk tidur saja, dan akan iya pikiran semua itu besol lagi saja. Memejamkan mata dia pun terlelap di dalam tidurnya.

*

*

*

*

*Bersambung.

BCMD: Bab 3

Tidak terasa kini malam pun sudah berlalu, dan kini sudah berganti dengan pagi hari, dimana pagi ini terlihat sangat cerah, tapi tidak secercah hati seorang wanita cantik, yang di sibukan dengan pekerjaan paginya.

Ya kini di sebuah rumah yang sederhana, terdapat seorang gadis yang sedang sibuk masak di dapur sederhananya, karena dia ingin menyiapkan sarapan pagi untuk dia dan juga ibunya.

"Ahirnya selesai juga," ucap gadis itu, Setelah dia menyiapkan masakan terakhirnya. Dan sudah ia taruh kedalam mangkok.

Lalu menyiapkan makanan yang dia masak itu di meja makan, setelah itu dia pun berjalan ke arah kamar ibunya. Sebelum masuk gadis itu pun mengetuk pintu dan meminta izin terlebih dahulu.

Tok tok tok

"Buk, Adelia boleh masuk nggak," ucap Adelia, meminta izin, tapi juga bertanya pada sang ibu.

"Iya, Del. Silahkan masuk." Mendapat izin dari sang ibu, Gadis itu pun masuk kedalam kamar.

"Kita sarapan dulu ya, Buk. Adelia sudah selesai memasak," ucap gadis yang bernama Adelia itu, sambil dia mendekati ibunya.

Hanum hanya mengangguk, mengiakan ucapan putrinya. Mendapat anggukan dari sang ibu, Adelia pun membantunya berdiri dan membawa ibunya ke maja makan.l, dimana makanan sudah tersaji.

"Ibuk bisa sendiri, Nak. Kamu ambil nasi kamu sendiri saja," ujar buk Hanum. Saat melihat putrinya ingin mengisi nasi ke piringnya.

"Nggak apa-apa kok, Buk. Lagian 'kan, Adelia cuma bantu saat ada dirumah saja, setelah pergi nanti, jangan kan mau mengambilin ibu nasi, ngomong aja kita nggak sempat, Buk," ucap gadis itu, terlihat matanya yang sudah berkaca-kaca.

Meskipun mendapat penolakan, Adek tetap mengisi piring ibunya, bahkan dia menyuapi sang ibu hingga makanan yang dia si tadi habis tak bersisa.

Selesai dengan acara makan, Adelia pun kembali membantu ibunya untuk kembali masuk kedalam kamar. Setelah itu dia pun berpamitan untuk pergi bekerja.

Adelia bekerja di sebuah rumah makan yang lumayan besar, itu semua demi untuk mencari biaya hidup dia dan juga ibunya. Keluar dari rumah, Adelia pun mampir ke rumah tetangga terdekatnya, "Pagi buk, Ijah. Seperti biasa aku titip ibuk ya," ucap Adelia, dia menyapa buk Ijah dan juga menitipkan ibunya.

"Pagi juga, Sil. Iya, nanti ibuk sering-sering melihat keadaan ibumu," balas buk Ijah. Dia memang selalu membantu Adelia untuk melihat ke adaan buk Hanum, di mana saat gadis itu pergi bekerja.

Sebenarnya Adelia merasa tidak enak, jika meninggal kan ibunya sendirian di dalam rumah, karena kesehatan ibunya kadang tidak menentu, terkadang ibunya suka tiba-tiba drop, dan nggak juga tidak bisa apa-apa.

Dan kala terkadang, Hanum juga mau menyakiti dirinya sendiri, jika pikiran dan hatinya sedang kacau, dan memikirkan sesuatu. Itulah mengapa Adelia selalu menitipkan ibunya pada Ijah.

Adelia tahu kalau penyakit yang di derita oleh ibunya, tapi Itu adalah akibat dari perbuatan ayahnya sendiri, yang selalu marah dan memukuli sang ibu, yang membuat pikiran ibunya mau terganggu.

Sudah berpamitan dengan ibunya, juga sudah menitipkan ibunya. Dengan menaiki motornya, menempuh perjalanan 15 menit, saja, kini sudah sampai di rumah makan tempat dia bekerja.

Masuk kedalam, Adelia pun langsung pergi ke ruang ganti. Untuk mengganti serangamnya. Setelah itu dia pun masuk dan bergabung dengan Teman-temannya yang lain.

"Del, kamu baru datang ya?" tanya Kiran, teman dekatnya Adelia. Saat Adelia melihat baru bergabung dengan mereka.

"Iya, Ran. Tadi aku harus ngurusin ibuk dulu, kemarin penyakit ibuk aku kambuh lagi, jadi ya seperti biasa," Jawab Adelia. Tidak terlalu menjelaskan, karena Kiran memang Kiran sudah tahu seperti apa keadaan ibunya Adelia.

"Yang sabar ya, semoga aja ibu cepat sembuh, dan nggak ada kambuh-kambuhan lagi," ujar Kiran, yang hanya bisa membantu dengan memberi semangat dan juga doa untuk ibunya Adelia.

Karena dia juga sama dengan Adelia, harus bekerja keras dulu, baru ia bisa mendapatkan uang, lalu membeli sesuap nasi, bedanya Kiran tinggal sendiri, dan hanya memikirkan dia sendiri.

"Semoga aja ya, Ran. Aku masih selalu menunggu waktu itu tiba. Meskipun hanya sedikit harapan aku. Tapi aku tidak akan putus dalam berharap," balas Adelia, dia yakin pasti waktu itu akan tiba nantinya.

Kiran juga ikut menggangguk, memberi semangat untuk temannya, lalu di lanjut dengan mereka yang mengobrol, sambil menunggu mereka mendapat giliran bekerja.

"Heh, kalau mau ngobrol itu jangan disini!" tiba-tiba seorang gadis datang dan marah-marah dada Adelia dan juga Kiran.

"Epang kenapa kalau kita mau ngobrol disini! 'Kan, itu bukan urusan kamu!" balas Kiran, yang kesal melihat Sarah teman kerjanya.

"Ya jelaslah itu jadi urusan aku! Aku cape bekerja, tapi kalian malah asik mengobrol," lanjut Sarah, dengan wajah yang memerah, menahan amarahnya.

Padahal dia juga baru bekerja, dan lagi hanya ada beberapa tamu yang dia layani, sedangkan Kiran dan Adek harus menunggu para tamu pergi baru mereka bekerja.

"Itu 'kan, sudah menjadi pekerjaan miu. Sedangkan kami, hari ini di bagian mengumpulkan piring dan membersihkan meja, jadi jangan banyak protes," balas Kiran, memang itu lah kerjaan mereka hari.

Maka dari itu, Sarah sudah bekerja, mereka masih bisa sedikit santai, karena belum ada yang meninggalkan meja. Tamu mereka pun masih ada beberapa, karena baru saja buka.

"Sarah, kamu kok malah disini? lihat tuh pelanggan sudah menunggu pesanannya," beri tahu yang satunya, sekarang giliran Sarah yang kena tegur, karena dia meninggalkan kerjaannya.

Mendapat teguran, Sarah pun mendengus, kesal melihat Adel dan juga Kiran yang tidak di salahkan. Padahal dia melihat sendiri, kalau keduanya masih duduk sambil mengobrol.

"Kayaknya nggak ada salahnya deh, Ran. Kalau kita membantu mereka, dari pada kita duduk aja ya kan," ujar Adel. Dia memang paling tidak bisa melihat temannya yang bekerja, sedangkan dia masih asik duduk bersantai.

"Udah deh, jadi orang tuh nggak usah terlalu baik, ini itu masih giliran dia, kita juga nanti kalau mulai bekerja tuh pasti sibuk dan capek. Mending simpen tenaga buat kerja kita nanti, Del!" cetus Kiran, dia merasa kesal pada temannya itu.

"Udah nggak apa-apa, kamu aja yang istirahat, aku bantuin sarah dulu," lanjut Adel, dia sama sekali tidak mendengar kan apa yang Kiran katakan.

Perigi kemeja yang sudah mulai di isi para tamu, dia pun memberi buku menu dan bertanya apa pesanan pelanggan mereka.

"Kamu mah selalu seperti itu, susah kalau dibilangin! Terserah kamu aja deh!" cetus Kiran. Kesal melihat Adel.

Tapi gadis itu hanya tersenyum pada Kiran, sambil dia melanjutkan pekerjaannya, menuju meja penyajiannya makanan. Dia pun benar-benar membantu Sarah dan yang lainnya.

Tidak terasa para tamu pun berangsur banyak, membuat semua pelayan kini mulai sibuk, termasuk juga Kiran.

Sedangkan Adelia dia pun sudah beralih, membersihkan meja-meja yang sudah di tinggalkan melanggan mereka, dan membawa piring kotor nya ke belakang.

Terus sepet itu, hingga kini tidak terasa, sudah waktunya siang hari, dan mereka belum juga istirahat. Karena giliran siang malah lebih banyak pelanggan yang berdatangan.

*

*

*

*

*Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!