Suasana ruang tamu yang ada di rumah itu terasa menegangkan, diisi oleh 5 orang yang terdiri dari ayah ibu gelsi dan Rio, serta satu orang lagi tambahan yang sekarang duduk manis di samping Rendi (ayah gelsi dan Rio)
Mira nama wanita itu, wanita yang dibawa ayah gelsi kerumah ini...
Gelsi masih menebak-nebak siapa wanita itu, kenapa dia terlihat dekat dengan ayahnya?
Gelsi menatap ibunya, raut wajah ibunya terlihat tidak bersahabat..
Jika benar dugaan gelsi maka wanita ini adalah...
"Aku akan menikahi mira, dan kalian tidak ada yang bisa merubah keputusan ku" Itulah kata pertama Rendi setelah lama terdiam...
Jdeeer bagaikan di sambar petir, seperti itulah reaksi tubuh ketiga orang yang duduk didepan Rendi...
Ibu gelsi menggenggam tangan kedua tangan anaknya dengan erat seakan mencari penyemangat untuk dirinya
"Mas kamu keterlaluan, aku masih hidup dan aku sudah memberikan sepasang anak apalagi yang kurang dariku?" Ranti menyahut dengan nada getir, akhirnya semuanya akan jadi seperti ini
dia sudah curiga bahwa suaminya main belakang diluar sana, dan semua itu terbukti saat tanpa sengaja dia membaca pesan suaminya dan wanita yang bernama mira itu.
Gelsi melihat ibunya dan saat itupun dia mengerti bahwa ibunya sudah tau akan perselingkuhan ayahnya itu.
"Tidak ada aku hanya ingin menikahi mira aku mencintainya dan kami sudah sepakat ingin melanjutkan hubungan kami ke jenjang pernikahan" Ayah gelsi berujar tanpa rasa malu.
"Jadi kamu akan menceraikan aku dan meninggalkan kami?" Ranti bertanya dengan nada emosi dirinya tidak apa-apa kalau disakiti tapi jangan anak-anaknya...
"Tidak, mira tidak masalah untuk menjadi istri kedua dan tentu saja aku akan bersikap adil pada kalian berdua khusus nya anak-anak" Rendi mengatakan niatnya dengan semangat..
"Mas kamu..
Ranti tidak bisa melanjutkan kata katanya...
Muak, sakit hati, takut dan marah menjadi satu dan membuncah di dada gelsi, melihat adik dan ibunya hanya bisa menangis dengan diam akan kelakuan sang ayah...
" Aku tidak setuju"gelsi segera mengangkat tangannya tanda untuk sang ayah diam saat lelaki itu ingin membuka mulutnya dan mendebat gelsi...
"Jika kalian ingin menikah lakukan saja aku tidak keberatan, tapi dengan syarat ceraikan ibuku. diluar sana mungkin banyak wanita yang bisa berbagi suami begitupun berbagi ayah tapi tidak dengan kami khusus nya aku" Gelsi berkata sambil menatap ayahnya dengan lekat..
"Aku memang masih terlalu kecil untuk mengatakan ini tapi aku harus, silahkan ayah bercerai dari dan menikahlah dengan wanita itu, tapi jangan harap kami khusus nya aku untuk memanggilnya ibu karena itu tidak mungkin, aku hanya punya satu ibu dan itu berlaku untuk selamanya..
"Itu bukan urusan mu gelsi kamu masih kecil, semua keputusan ada ditangan ibumu" Rendi berkata dengan kesal pada anak sulung nya itu, dan hal itu sukses membuat gelsi merasakan sakit hati selama ini ayahnya tidak pernah berkata seperti itu pada dirinya...
"Terserah bagaimana keputusan kalian aku tidak mau tau, jika ayah menikah dengan wanita itu maka disaat itu juga hubungan antara kita terputus untuk selamanya, karena aku benar-benar tidak mau punya ayah yang tidak bisa memegang teguh prinsipnya dan ayah yang rela meninggalkan keluarga nya selama ini hanya untuk orang yang baru aku tidak rela begitupun dengan adikku gio tidak akan setuju, bukan begitu gio? " Gelsi Benar-benar marah dan mengeluarkan uneg-unegnya..
"Iya gio setuju sama kakak" Meski kurang paham tapi gio tetap mengiyakan perkataan kakaknya baginya apapun yang dikatakan kakaknya itu adalah suatu kebeneran yang harus di iyakan...
Melihat kedua anaknya membangkang membuat rendi emosi dan hendak memarahi anak-anaknya tapi itu segera dihentikan oleh Ranti...
"Aku setuju sama anak-anak, jika kamu mau menikahi perempuan itu silahkan saja tapi kamu harus menceraikan aku dan tentu saja hak asuh anak akan jatuh pada tanganku
Jangan lupakan harta yang kamu miliki sekarang harus dibagi adil untukku dan anak-anakku, aku tidak mau setelah kamu menikah dengannya maka pembagian harta menjadi ajang perang aku tidak mau anakku sampai harus terusik hanya karena masalah harta"Ranti menjelaskan dengan panjang lebar walaupun dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis..
Rendi yang merasa kalah segera menyetujui semua itu..
"Baik jika itu mau kalian, tapi kalian tidak akan dapat banyak" Rendi mengatakan itu seperti sebuah ancaman namun ketiga orang itu tidak bergeming sedikitpun...
"Mas kok gitu sih" Mira segera berbisik tanda protes akan keputusan Rendi, namun Rendi hanya diam...
"Kamu bisa pergi mas, walaupun ini juga rumah kamu tapi saat ini kita sedang tidak baik-baik saja, satu minggu lagi sebaiknya kita bertemu dengan didampingi pengacara masing-masing" Ranti ingin segera mengakhiri pertemuan ini, hatinya sakit dan sedari tadi mati-matian dirinya menahan tangisannya, dia tidak mau terlihat rapuh dan membuat anak-anaknya khawatir...
"Baik kita akan bertemu satu minggu lagi siapkan dirimu dan seharusnya kamu ikhlas saja untuk dimadu itu lebih baik daripada menjanda, orang orang akan melihatmu rendah jika kamu menjadi janda" Rendi masih mencoba menggoyahkan hati istrinya..
"Datang lah minggu lagi, dan saat itu kita bicarakan semua nya dengan sejelas jelasnya" Ranti Tidak mau memperpanjang, maka hanya itu yang dikatakan nya...
Rendi dan wanita yang bernama mira itupun pergi meninggalkan tiga orang yang duduk terdiam dengan pemikiran masing-masing..
"Pergilah kembali kekamar kalian hari sudah mulai beranjak malam, bersihkan diri dulu dan jangan lupa kerjakan pekerjaan rumah kalian, ibu akan masuk dulu jika lapar langsung makan saja ibu tadi sudah masak tidak usah menunggu ibu kalian mengerti?? " Ranti berkata sambil tersenyum pada gelsi dan gio..
"Baik ibu" Gio menjawab lebih dulu dan mulai beranjak pergi menuju kamarnya...
"Hmm" Hanya itu jawaban gelsi dan gadis itupun segera pergi...
Ranti juga segera menuju kamarnya dengan Rendi, masuk dan menutup pintu menguncinya dirinya ambruk sambil merunduk dan setelah itu Ranti menangis dan meraung-raung dengan sepuas hatinya, bukannya tidak tau, tapi Ranti selalu berharap bahwa suaminya akan kembali pada mereka tapi ternyata dirinya salah suaminya lupa diri dan meninggalkan mereka hanya untuk perempuan yang baru ditemuinya, memang wanita itu lebih muda darinya tapi setega itukah Rendi pada dirinya dan anak-anak mereka...
Gelsi berdiri bersandar didinding samping pintu kamar orang tuanya, dia mendengar raungan dan tangisan ibunya ingin menghibur tapi tidak tau dengan cara apa, gelsi terlalu kecewa pada ayahnya jika ayah yang merawatnya dari kecil saja bisa berkhianat bagaimana dengan laki-laki lain
Lelaki seperti apa lagi yang harus gelsi percayai?? Gelsi tersenyum miris akan keadaan keluarganya....
***
Seminggu telah berlalu, ranti dan rendi sudah mengajukan perceraian sebelumnya
mereka telah melakukan pertemuan didampingi pengacara masing-masing.
Mereka telah melakukan mediasi dan dan menentukan keputusan yang tepat
Hak asuh gelsi dan gio jatuh pada ranti, bukan karena rendi tidak layak!! Tapi Rendi tidak memperjuangkan hak asuh anaknya dan hanya melimpahkannya pada ranti...
Mungkin dia berpikir gelsi dan gio akan menjadi penghalang untuk keluarga barunya, lagipula anak-anaknya tidak menyukai mira calon istri barunya..
Maka dari itu hak asuh jatuh pada ranti, dan 50% dari harta yang dihasilkan rendi selama ini diberikan kepada anak-anaknya, dengan "catatan" Rendi tidak akan memberi nafkah lagi pada anak-anaknya...
Ranti sempat protes tapi gelsi mengatakan tidak apa-apa dan ranti hanya bisa pasrah, lagipula ranti sudah punya usaha nya sendiri, dengan bisnis nya saja hidup anak-anaknya akan terjamin dan tidak akan kekurangan apapun...
Ranti membagi rata pemberian rendi pada anak-anaknya dengan adil, tidak ada yang berat sebelah ranti tidak mau anak-anaknya merasa bahwa dirinya pilih kasih terhadap mereka...
Hari ini ranti resmi menyandang status sebagai janda, saat keluar dari kantor pengadilan dirinya didampingi anak-anaknya..
Berbeda dengan mantan suaminya, rendi ditemani mira!!!
Mereka saling merangkul sesekali terlihat berbisik-bisik mesra (tidak tahu malu) itulah penilaian gelsi pada mereka...
"Sekarang kita tidak ada hubungan apa-apa lagi, jadi apapun yang terjadi pada kalian jangan pernah melibatkan aku, kalian paham"rendi berkata dengan arogan, padahal itu adalah anak-anaknya, mungkin dia memang sudah tidak perduli pada mantan istrinya tapi bagaimana dengan anak-anaknya??? Ranti tidak habis pikir dengan jalan kelakuan mantan suaminya itu...
"Begitu juga untuk anda" Gelsi menjawab dengan dingin, enggan memanggil lelaki itu dengan sebutan ayah seperti biasanya...
"Dasar anak durhaka kamu ya, ini yang diajarkan ibumu hah? " Rendi emosi mendengar perkataan anak sulung nya itu..
Tidak mau memperpanjang perdebatan itu, ranti segera merangkul anak-anaknya untuk segera pergi...
"Ini yang anda ajarkan" Gelsi sempat berhenti untuk mengatakan itu saja dan segera menarik tangan ibu dan adiknya meninggalkan tempat itu..
"Memang dasar anak tidak tau diuntung" Rendi tidak Terima akan sikap kurang ajar gelsi..
"Udah mas gak usah dipikirin, emang udah sifatnya gitu kali sama kayak ibunya" Mira mencoba memanasi calon suaminya itu..
"Kamu benar, beruntung aku segera bertemu dengan kamu yang baik hati dan pengertian tidak seperti ranti yang gak ada apa-apanya dibanding kamu" Pujian Rendi membuat mira semakin senang..
"Kalau gitu kapan kita nikah mas" Mira mulai mendesak, (tidak tau malu memang, padahal mereka masih berada di depan kantor pengadilan)
"Secepatnya sayang, kamu yang sabar ya" Janji manis kembali terucap dari bibir Rendi..
"Iya mas" Mereka segera menyudahi percakapan itu dan kembali...
***
Setelah sampai dirumah yang kebetulan menjadi salah satu bagian untuk anak-anaknya, mereka segera masuk tidak ada yang berbicara semuanya terdiam dengan pikiran masing-masing...
"Segera masuk ke kamar kalian dan beristirahat, kalian mengerti" Ranti segera menitah pada kedua anaknya..
"Baik ibu" Si bungsu segera menjawab dan masuk ke kamarnya..
Lalu tatapan ranti pun tertuju pada anak sulungnya, gadis itu hanya diam sambil menunduk tapi tidak lama kemudian gadis itu segera mengangkat wajahnya dan menatap ibunya dengan lekat...
"Ibu tidak akan meninggalkan kami kan?? " Pertanyaan lebih tepatnya pernyataan itu terlontar dari mulut sang anak, sepertinya gadis itu trauma akan kasus sang ayah yang meninggalkan mereka...
"Tidak akan, ibu akan berusaha untuk tidak meninggalkan kalian" Ranti berkata seraya tersenyum mencoba menenangkan anak sulung nya itu..
"Ibu janji" Gelsi kembali meminta kepastian..
"Ibu berjanji sayang" Ranti mengukuhkan janjinya...
Nyatanya itu memang hanya janji saja, tepat setahun setelah ditinggalkan sang ayah karena lebih mementingkan wanita lain, ibunya pun meninggalkan gelsi dan gio.
sang ibu nyatanya tidak jauh berbeda dari sang ayah..
Setelah kelulusan gelsi di sekolah menengah pertama, ibunya mengatakan niatnya yang ingin menikah lagi pada anak-anaknya
dan semua itu kembali membuat mental gelsi kembali drop.
Tidak cukup kah sang ayah saja yang meninggalkan mereka, kenapa ibunya harus ikut-ikutan juga..
Apakah kehadiran mereka tidak diinginkan?
Apa mereka hanya beban untuk kedua orang tuanya? Jika mereka beban, kenapa mereka berdua harus dilahirkan!
Gelsi sudah mulai curiga akan gelagat sang ibu yang sering pulang terlambat, tapi dia masih mencoba berpikir positif
mungkin saja butik ibunya sedang ramai itulah pemikiran gelsi.
Tapi semua itu menjadi jelas, setelah ibunya mengatakan ingin menikah lagi dan meminta restu pada gelsi dan gio.
Yah setidaknya ibunya tidak sebajingan ayahnya, maka dari gelsi dan gio hanya mengiyakan dengan berat hati...
Setelah menikah ibunya mengikuti suaminya yang tinggal diluar kota, dan meninggalkan gelsi dan gio...
Ibunya sempat menawarkan gelsi dan gio untuk ikut atau di asuh oleh kerabat mereka yang lain, tapi gelsi menolak dengan tegas..
Dalam Setahun setelah ditinggalkan ibunya gelsi mulai bisa turun tangan untuk mengurus butik yang ditinggalkan ibunya, dan mengurus beberapa kos-kosan yang diberikan ayah nya..
Usia nya masih sangat muda untuk menjalankan semua itu, tapi gelsi harus!!! Dan tidak boleh mengeluh gelsi harus berusaha keras untuk membuat apa yang ditinggalkan ayah dan ibunya tetap berjalan dengan baik, gelsi masih memiliki gio sebagai tanggung jawabnya...
Jika anak seumur gelsi pusing memikirkan ingin jalan-jalan kemana, pergi sama siapa dan kencan dengan siapa
maka gelsi berbeda dia hanya memikirkan apa yang harus dilakukan untuk membuat gio bahagia, hanya gio tidak ada yang lain...
Gelsi sering mendengar gio menangis sendirian dikamar saat malam hari,
sambil memanggil ayah dan ibu mereka, tapi gelsi tidak bisa berbuat apa-apa
ayah nya tidak pernah menghubungi mereka lagi setelah bercerai dari ibunya..
Sedangkan ranti sendiri masih menghubungi sesekali, tapi itu tidak bisa membuat gio puas..
Namun ia tidak bisa protes, melihat sang kakak kesusahan mengurus usaha yang ditinggalkan orang tua mereka serta mengurus dirinya
dan itu sukses membuat gio sedih, kakak nya sangat jarang tersenyum apalagi tertawa
kakaknya menjadi orang yang kaku bahkan sulit untuk mempercayai orang lain...
Gio sering mencoba menghibur kakaknya, tapi itu tidak berhasil sang kakak hanya tersenyum tipis menanggapi usahanya..
Tapi setidaknya gelsi perduli dan mengurus dirinya sampai sekarang, itu saja sudah membuat gio bersyukur...
Makin hari kakaknya semakin kaku, bahkan orang-orang akan berpikir dua kali untuk bertegur sapa dengan gadis itu...
Saat ini gelsi sudah kelas 11, mungkin dirinya tidak akan melanjutkan kuliah, gelsi hanya ingin mengurus usahanya serta adik satu-satunya...
Gelsi belum pernah berpacaran,
tapi seorang siswa pindahan membuat dunia tenang gelsi menjadi terusik dan gelsi tidak menyukai itu.
Alkean Rajendra nama cowok itu, murid pindahan dan satu kelas serta duduk satu meja dengan gelsi...
Tubuhnya tinggi mungkin sekitaran 180 centi, gelsi hanya melirik cowok itu sesaat saat cowok itu memperkenalkan dirinya didepan para siswa siswi dikelas itu.
'Tinggi dan hidung mancung' Itu adalah kesan gelsi saat pertama kali melihat laki-laki itu..
Saat cowok itu duduk disebelah nya, gelsi tidak tau harus bersikap seperti apa.
dia bukan seseorang yang bersikap ramah tamah, apalagi pada orang baru!
maka dari itu gelsi hanya diam, itu adalah pilihan terbaik.
Saat mereka sedang mengerjakan tugas yang diberi guru matematika, cowok itu hanya diam sambil memegang pena tanpa mengerjakan satupun soal.
Gelsi sempat melirik tapi segera kembali menulis.
dan tidak lama kemudian memberikan catatan contoh untuk mengerjakan soal soal itu.
gelsi pikir cowok itu bingung, dan tidak tau cara menjawab soal.
sebab cowok itu adalah murid pindahan bahkan baru pindah hari ini.
***
Kean hanya bisa menuruti permintaan papa dan mamanya, saat mereka lagi lagi memindahkannya kesekolah ini.
jauh dari rumah dan sekolah sebelumnya!
Sebenarnya mereka sayang gak sih sama kean?
Mereka mengatakan alasan pindah untuk membuat kean mandiri!
Cihh itu tidak mungkin, mereka ingin membuang kean itu adalah faktanya!
Tiada hari tanpa bertengkar itu adalah kebiasaan mereka, dan membuat kean terlantar.
Jika sudah tidak saling cinta berpisah saja, kenapa harus repot-repot tetap menjalankan rumah tangga yang dari awal tidak sehat itu.
Dan yang lebih membuat kean muak, kenapa harus membuat dia hadir di dunia ini jika hanya untuk ditelantarkan!!!
Hari ini kean akan masuk kesekolah yang baru, dia sudah sampai dari tadi, dan memperhatikan sambil menilai sekolah barunya.
"Tidak buruk" Itulah penilaian pertama kean terhadap lingkungan tempatnya akan menimba ilmu.
Saat cowok itu mulai melangkahkan kakinya masuk dan mencari ruangan kantor guru, dirinya betul-betul menjadi pusat perhatian, beberapa murid khusus nya para siswi bertanya-tanya siapa cowok itu?
Alkean Rajendra memang lelaki yang tampan, tubuh nya yang tinggi selalu menjadi pusat perhatian.
di lengkapi wajah yang tampan seperti di pahat dengan sempurna.
Inilah salah satu alasan kean menjadi sosok yang dingin dan angkuh, dia tidak suka akan tatapan para perempuan yang menatap nya lapar seakan dirinya mangsa yang empuk untuk dijadikan santapan, kean benci itu.
Kean bukan laki-laki yang baik dia mengakui itu. club, jalang, balapan, tawuran adalah rutinitas bagi kean semenjak satu tahun yang lalu.
Adapun para perempuan yang pernah berhubungan dengannya, akan berakhir membungkuk di dikakinya.
sebajingan itulah alkean Rajendra.
Dia terlalu muak akan cewek-cewek yang selalu mengejarnya dengan mengatasnamakan
'aku mencintai kamu'
Ck bullshit itu hanya bualan saja, kean tidak percaya cinta itu ada tidak akan pernah percaya.
Saat sudah sampai di ruangan guru, kean segera menyampaikan maksud kehadirannya dan menyerahkan berkas-berkas keperluan untuk kepindahan nya..
Setelah semua proses selesai, salah satu guru membimbing nya untuk menuju ruangan yang akan menjadi kelasnya.
Saat kean masuk dan mulai memperkenalkan diri, dia bisa mendengar bisik-bisik para siswi dan tatapan yang menunjukkan ketertarikan secara gamblang padanya.
Kean sangat risih tapi dia hanya bisa diam dan mengacuhkan mereka.
"Silahkan duduk di kursi yang kosong" Guru mempersilahkan kean untuk duduk.
Kean hanya mengangguk, dan pandangannya mulai mencari kursi yang kosong.
dan sialnya itu tepat disebelah seorang siswi yang terlihat memperhatikan bukunya.
'ck itu hanya alibi' Itulah pemikiran kean, cewek itu pasti sama saja dengan yang lainnya..
Kean sudah duduk dengan manis dan guru sudah mulai menerangkan, tidak lama kemudian guru itu memberikan soal yang harus diisi..
Kean bingung, kean tidak bodoh dirinya hanya bingung.
pembelajaran sekolah nya dulu, beda dengan sekarang.
cowok itu hanya memegang pena sambil mencoba berpikir, tapi tiba-tiba seseorang yang duduk disampingnya menyodorkan sebuah catatan.
'apa gue bilang cewek ini sama saja dengan cewek lainnya'
Batin kean sambil tersenyum sinis.
Kean mengambil catatan itu dan melihat nya dengan seksama, dan saat itu juga kean tercengang dan segera menoleh pada cewek yang berada disampingnya.
kean mengira itu adalah jawaban dari soal-soal yang akan dikerjakan, tapi ternyata itu hanya catatan tentang bagaimana cara untuk mengerjakan soal-soal itu..
Kean segera menatap catatan itu dan menyeringai, ini menarik biasanya para cewek yang mempunyai kesempatan untuk dekat dengannya akan mencari celah untuk mendekati nya misalnya memberi contekan..
Tapi yang terjadi sekarang sungguh diluar ekspektasi kean, alih-alih jawaban cewek itu hanya memberikan catatan tentang mengerjakan rumus-rumus itu..
Kean menoleh lagi, kali ini cewek itupun menoleh dan tatapan mereka bertemu.
alis cewek itu naik sebelah seakan bertanya 'apa?'
Kean hanya menggeleng sebagai Jawaban, dia segera memutus tatapan itu dan mulai fokus untuk mengerjakan soal-soal.
tentunya dengan mengikuti cara yang cewek itu berikan.
Kean sebenarnya bukan orang yang rajin, tapi entah kenapa dia sekarang mengisi soal-soal itu. mungkin karena dia adalah murid baru.
Bel istirahat berbunyi dengan nyaring, sontak hal itu membuat para murid merasa bahagia.
mereka bisa mengistirahatkan otak sejenak dan mengisi tenaga tentunya.
Saat para siswa siswi mulai beranjak meninggalkan kelas, kean masih duduk ditempatnya dia benar-benar malas kalau harus berdesak-desakan.
Saat menoleh kesamping kanannya cewek itu masih berada ditempatnya, ah kean tahu hal ini akan terjadi pasti cewek ini akan memainkan trik murahan seperti gadis lainnya 'ck semua cewek sama aja'
itulah isi benak kean.
Mungkin murid yang tinggal hanya tersisa kean gelsi dan 2 orang murid lainnya.
"Minggir" Mendengar itu kean segera menoleh pada cewek itu, dia tidak salah dengar kan? Alih-alih kenalan dan mencoba merayunya cewek itu malah menyuruh untuk minggir?
Seketika kean jadi meragukan visual nya, apa dirinya sudah tidak tampan dan menarik lagi?
"Lo budek" Kembali suara gadis itu terdengar, tadi menyuruhnya minggir, sekarang mengatainya budek?
Tanpa sadar kean segera beringsut memberi ruang pada cewek itu, dan segera saja cewek itu pergi meninggalkan kean yang masih terbengong.
Ia tidak menyangka, ternyata ada cewek yang tidak terpesona akan ketampanannya! (pede mode on) bukannya sombong, banyak cewek-cewek yang mengejar kean dan ingin menjadikan cowok itu kekasih mereka.
bahkan ada beberapa yang rela hanya menjadi alat pemuas nafsu cowok itu saja.
Tapi sekarang kean menemukan cewek yang tidak tertarik padanya, dan itu membuat kean merasa tertantang untuk menaklukkan cewek itu.
Gelsi sandrea nama cewek itu, kean sempat melihat namteg cewek itu.
"Lo benar-benar menarik gue bakalan taklukin lo cuma dalam waktu seminggu, itu sudah lebih dari cukup untuk membuat lo tunduk dan berlutut sambil menghisap gue" Itu adalah tekad kean, nyatanya seminggu kemudian tidak terjadi perubahan apapun.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!