Merah.
”Oh ya, benar juga. Aku akan mati. Tidak ku sangka, aku akan mati di tangan iblis seperti dirinya.”
Beberapa tahun yang lalu, gerbang antara alam iblis dan alam fana telah terbuka. Seseorang, dengan sengaja melakukan sebuah ritual terlarang untuk membuka kunci gerbangnya sehingga, terjadilah peperangan tanpa akhir.
Kelima Sekte besar yakni Sekte Langit, Sekte Matahari, Sekte Bulan, Sekte Bintang dan Sekte awan, bersatu untuk membunuh raja iblis yang keluar dari persembunyiannya dan terkurung di dalam bara api selama berabad-abad lalu.
Sekte terkemuka, sekte Matahari bahkan tidak mampu mengalahkan raja iblis yang begitu kuat dan monster-monster bawah tanah yang merangkak naik ke permukaan tanah dengan wujud mereka yang teramat mengerikan dan menjijikkan. Sosok yang tak akan pernah dilupakan oleh manusia dan kejadian yang mungkin akan terukir dalam sejarah dunia Kultivasi. Yakni, saat raja iblis mengangkat pedangnya kemudian, pedang itu telah berhasil membelah tanah di bumi hingga sebagian besar dari murid-murid kelima Sekte masuk ke dalamnya dan terkubur hidup-hidup.
Tetua kelima Sekte, telah melakukan ritual pembantaian yang termasuk ritual terlarang dengan mengorbankan nyawa mereka sendiri. Akan tetapi, ritual itu tidak berhasil dilakukan. Mereka lupa bahwa, Sang raja iblis memiliki banyak jantung dan kebal terhadap ritual apapun.
Nyawa para tetua, menjadi sia-sia.
Hanya tersisa para murid dari kelima Sekte yang dipimpin oleh seorang murid yang kehebatan dan kekuatannya telah diakui oleh kelima Sekte di sekelilingnya. Dia adalah sosok yang menemukan pedangnya sendiri saat terjebak dalam kepungan es dan darah yang menyatu. Orang-orang, biasa memanggilnya Gu Yinchen. Sosok pemuda yang tidak akan pernah dilupakan oleh kelima Sekte yang yang membuat sekte Bulan menjadi sekte yang paling ditakuti karena keberadaannya.
Akan tetapi, hanya dengan kekuatannya saja dan para murid yang tersisa tidak mampu membunuhnya. Raja iblis begitu kuat dan tidak terkalahkan. Tidak ada satupun orang yang mampu menyentuh ujung pakaiannya terkecuali, Gu Yinchen yang dengan siasat nya mampu menembus jantung pertama milik Raja iblis hingga membuat kekuatannya melemah.
”Aku kagum dengan kekuatanmu itu. Akan tetapi, dengan hanya kamu saja yang tersisa di sini, kamu tidak akan mungkin bisa mengalahkan ku. Apakah kamu lupa? Kekuatanku dan kekuatanmu sangat berbeda jauh meski kamu telah diakui oleh kelima Sekte. Bagaimanapun, manusia dan iblis sangatlah berbeda.” ucap Raja iblis, menatap sosok Gu Yinchen yang berlutut dengan bertopang pada pegangan pedangnya yang tertancap di tanah.
Gu Yinchen tahu, di belakangnya saat ini terdapat tumpukan mayat dari para murid-murid yang mati sia-sia setelah melawan Raja iblis. Dia tahu, kalau melawan Raja iblis berada diluar kemampuannya. Dia bahkan telah kehilangan tangan kanannya dan hanya mampu menggunakan tangan kirinya serta kedua kaki yang tak luput dari luka yang sangat parah.
Pakaian putihnya kian memerah. Sorot matanya kian tajam saat melihat sosok Raja iblis yang dengan berani, duduk di salah satu tumpukan mayat para murid yang mati dibunuhnya. Hanya dia seorang yang tersisa dan akhirnya, Gu Yinchen tahu kalau kekuatannya saat ini tidak mampu menyelamatkan beribu-ribu nyawa yang telah berperang bersamanya.
”Ahh, apakah ini adalah akhir bagiku? Raja iblis itu, bahkan terlihat baik-baik saja setelah menerima serangan dariku.” batin Gu Yinchen memperhatikannya.
”Namamu, adalah Gu Yinchen bukan? Kaulah manusia pertama yang bisa menghancurkan salah satu jantungku. Sebelumnya, tidak pernah ada satupun mahluk maupun manusia lemah seperti kalian yang mampu menghancurkannya. Aku mungkin bisa mengakui kekuatanmu itu.” ucap Raja iblis dengan sangat tenang. Dia tahu kalau sebentar lagi Gu Yinchen akan mati karena kehabisan darah. Wajahnya mulai terlihat pucat dan dia kehilangan cahaya pada kedua matanya.
”Apa maksudmu mungkin? Kau adalah iblis! Beraninya kau mengusik kehidupan manusia!” teriak Gu Yinchen kemudian berusaha berlari menghampiri Raja iblis dengan sisa tenaganya.
Dengan langkah yang terhuyung-huyung dan darah terus keluar dari dalam mulutnya, Gu Yinchen mengerahkan seluruh kekuatannya untuk membunuh Iblis yang berdiri di depannya dengan tidak tahu diri. Dia menajamkan pedangnya sesaat kemudian melompat tinggi ke arah Raja iblis dengan menyasarkan pedangnya pada bagian dada tengah, tepat pusat jantung itu berada.
Akan tetapi, saat pedang hampir saja berhasil menyentuhnya, sosok Raja iblis itu tiba-tiba mengangkat pedangnya dan dengan tenangnya tanpa mengeluarkan suara, Raja iblis itu berhasil menusuk tepat pada bagian jantung Gu Yinchen hingga membuatnya merasakan sakit yang luar biasa.
Dengan tatapan dinginnya, Sang raja iblis menatap Gu Yinchen tanpa belas kasihan sama sekali seolah menikmati, darah yang keluar dari dalam tubuh Gu Yinchen hingga membuatnya semakin kehabisan darah dan akan mati secara perlahan.
”Aku akui keberanian mu hingga berjuang sampai titik darah penghabisan. Kau merasa kau cukup kuat untuk mengalahkan ku tetapi, hanya dengan kekuatanmu saat ini, kau tidak akan bisa mengalahkan ku. Kembalilah saat kau merasa mampu mengalahkan ku. Itupun jika tubuhmu belum menjadi abu.” ucap Raja Iblis sembari melepaskan pedangnya dan membiarkan Gu Yinchen terbaring, menahan sakit saat kematian itu datang padanya.
Saat raja iblis hendak pergi ke suatu tempat tanpa mempedulikan Gu Yinchen sama sekali, Raja iblis itu menoleh kembali ke arahnya kemudian dia berkata, ”.... Karena kau yang pertama bisa menghancurkan jantungku, aku akan memberimu gelar sebagai Kultivator Pedang Bulan dan memberi tahu nama asliku. Namaku adalah—
Belum dia mengetahui namanya, dewa kematian sudah terburu-buru untuk mengambil nyawanya. Dia tidak tahu apa yang terjadi pada tubuh yang telah ditinggalkannya itu. Dia tidak peduli lagi dengan yang terjadi asalkan dirinya bisa lepas dari rasa sakit.
Tenang.
Sebelumnya, Gu Yinchen tidak pernah merasakan ketenangan yang luar biasa seperti ini. Tubuhnya terasa begitu ringan. Seperti sedang mengapung di atas permukaan laut. Udara di sekitarnya pun terasa sangat sejuk dan segar. Mungkin ini adalah penyesalan terbesarnya karena tidak pernah menghirup udara laut yang seindah ini.
Tetapi, itu hanyalah hal yang menjadi bagian dari halusinasinya. Tepat setelah 50 tahun berlalu usai kematiannya, kelima Sekte besar kembali membangun kekuatannya dan melatih murid-murid mereka dengan sekuat tenaga mereka dan berdasarkan pada catatan yang ditinggalkan oleh para leluhur mereka.
Kelima Sekte yang hancur akibat kehilangan banyak dari murid mereka yang berbakat, akhirnya perlahan mulai menciptakan bibit murid yang unggul dan berbakat dalam dunia Kultivasi saat ini. Salah satunya adalah sekte Matahari yang telah berhasil membangun kekuatan mereka kembali. Mereka telah menghasilkan begitu banyak murid yang unggul dalam penguasaan bela diri dan Kultivasi. Sekte Matahari, kembali menjadi sekte terkuat usai sekte Bulan telah kehilangan sosok Gu Yinchen yang sangat mereka banggakan. Dan kini, posisi sekte bulan benar-benar berada di tengah krisis. Mereka tidak mampu menciptakan murid-murid yang unggul seperti sekte Matahari dan bahkan tidak bisa menandingi kemampuan leluhur mereka Gu Yinchen yang telah menghancurkan salah satu jantung milik Raja iblis.
Jantung Raja Iblis yang telah hancur, akhirnya menyebar ke seluruh dunia. Jantung itu, kini pecah menjadi tujuh bagian dan perlahan, pecahan itu berubah menjadi sosok iblis berwujud manusia yang mewarisi kekuatan dari setengah raja iblis yang pada suatu saat nanti, akan kembali ke istana Raja Iblis dan akan menjadi jenderalnya.
50 Tahun, Kemudian.
”Uhh, sakit. Sakit sekali. Apa yang terjadi?” gumam Gu Yinchen sembari merasakan sakit yang luar biasa di seluruh tubuhnya.
Tidak ada yang lebih sakit dari ini selain rasa terbakar yang sungguh hebat hingga membuat suhu tubuhnya berubah menjadi sangat panas. Keringatnya bahkan dirasa sampai membasahi lapisan tidurnya saat ini. Samar-samar, dia mendengar ada beberapa suara yang seperti sedang mencemaskannya. Namun, hal itu tidak berlangsung lama. Dia kembali tidak melihat dan mendengar apapun di sekitarnya.
”Gu Yinchen! Gu Yinchen!”
Perlahan, Gu Yinchen terbangun dalam sebuah ruang kosong begitu ada seseorang yang memanggil namanya. Ruangan itu benar-benar terlihat hampa dengan warna putih yang mengelilinginya tanpa ada satupun objek atau pemandangan yang dilihat olehnya pertama kali. Dia seperti terjebak dalam sebuah kotak berwarna putih yang akan mengurung siapapun yang terjebak di dalamnya.
Posisinya, dia seperti sedang berdiri menghadap sesosok laki-laki yang berdiri tak jauh di depannya. Dengan sorot mata yang menyala, orang itu memakai sebuah jubah kebesaran yang di dadanya, terdapat sebuah lambang sekte bulan dengan ciri khas motif bulan dengan sebuah corak bunga teratai yang berada di bawahnya. Motif itu, seperti sedang menggambarkan pemandangan sebuah danau teratai yang menampilkan objek bulan yang bersinar tepat di atasnya.
Tentu sosok yang berdiri di depannya ini terasa sangat familiar. Bahkan dari kejauhan saja, Gu Yinchen sudah tahu siapa pemilik tubuh ini. Kipas lipat yang selalu terbuka lebar dan menutupi dadanya adalah sosok yang selalu ditemuinya saat berada di Sekte. Dia adalah sosok guru besarnya sendiri, Bai Yunjing.
”Guru besar, apakah kita sudah mati?” tanya Gu Yinchen begitu dia telah memastikannya.
Bai Yunjing mengangguk. Namun, bukan bertanda bahwa keduanya telah benar-benar mati. ”... Kamu, telah menghentikan perang ini dan membuat Raja iblis mengakui keberadaan Sekte Bulan begitu juga denganmu.”
Ada begitu banyak pertanyaan di dalam benak Gu Yinchen hingga dia tidak bisa menyebutnya satu persatu. Namun, yang membuatnya penasaran ialah, ”... Bagaimana dengan Raja iblis itu? Apakah dia sudah mati?”
Bai Yunjing terdiam selama beberapa saat sembari menampilkan ekspresi datar yang menunjukkan kekecewaan. ”... Sayangnya tidak. Kamu tidak berhasil membunuhnya tetapi kamu berhasil menghentikan perang besar ini sehingga dia mau kembali ke istananya. Raja iblis memiliki banyak jantung dan kamu baru saja menghancurkan salah satunya hingga terpecah menjadi tujuh bagian.”
”Tujuh bagian? Apa maksudnya itu?” Gu Yinchen mulai merasakan firasatnya yang buruk.
Bai Yunjing perlahan memejamkan matanya sebelum menjawab, ”.... Jantung Raja iblis tidak seperti jantung manusia yang mirip gumpalan daging. Jantung mereka, mirip seperti sebuah kristal yang mudah sekali hancur dan pecah. Tetapi, saat ada seseorang yang menghancurkan jantungnya, pecahan jantung itu akan berubah menjadi iblis yang mewarisi setengah dari kekuatan raja iblis itu sendiri. Bisa dikatakan bahwa, merekalah yang akan menjadi jenderalnya Iblis.”
Gu Yinchen begitu terkejut. Itu artinya, musuhnya yang sekarang malah bertambah jauh lebih banyak dari yang sebelumnya. Meski ia menyadari kalau kekuatan raja iblis sedikit berkurang dari sebelumnya, dia tidak menyangka bahwa pecahan jantung Raja iblis akan berubah menjadi iblis baru dengan kekuatannya yang hampir menyamai kekuatan raja iblis.
”Jadi, aku telah melakukan kesalahan yang sangat besar pada orang-orang selanjutnya ya? Ini mungkin salahku. Musuh mereka menjadi bertambah dan lagi-lagi perang antara manusia dan iblis masih belum dihindari.” ucap Gu Yinchen penuh dengan rasa kekecewaan dalam dirinya.
”Tidak sepenuhnya salah. Memang tidak ada cara lain untuk membunuh Raja iblis selain menghancurkan kelima jantungnya meski pada akhirnya, serpihan jantungnya akan tumbuh menjadi iblis baru.”
Gu Yinchen menggigit bibirnya semakin dalam dan semakin kuat. Tangannya mengepal begitu keras bertanda penyesalannya yang begitu luar biasa. Namun, saat ini dia sudah mati. Tidak ada harapan apapun lagi untuknya bahkan dia mati di tangan raja iblis yang ingin dikalahkannya.
”Apakah tidak ada yang bisa aku lakukan untuk mereka yang masih hidup?” tanya Gu Yinchen pasrah.
Bai Yunjing terdiam selama beberapa saat sembari melipat kembali kipas lipatnya kemudian menaruh kedua tangannya di belakang punggungnya. ”... Tentu saja. Kalau kau begitu menyesal, mengapa tidak kembali? Seseorang, membutuhkan penyesalan yang luar biasa untuk bisa kembali seperti semula kan?” ucapnya tenang.
”Maksud guru?” tanya Gu Yinchen terkejut dengan jawabannya.
Bai Yunjing berjalan mendekatinya, ”Jika kamu bisa kembali ke dunia, apa yang ingin kamu lakukan?” tanyanya.
Gu Yinchen menjawab dengan penuh kepastian. ”... Tentu saja untuk membereskan Raja iblis yang sudah membunuh kalian semua dan juga membunuhku! Aku tidak ingin dia bisa melenggang pergi sementara dunia manusia saat ini berada diambang kehancuran!”
”Kamu, selalu percaya diri dengan semua jawabanmu itu, ya. Kamu ingin kembali ke dunia padahal dirimu sendiri sudah lama mati. Bahkan, sepertinya tubuhmu saja belum bisa ditemukan.” ucap Bai Yunjing sembari menunjuk ke arahnya.
”Apa maksud guru? Apakah tubuhku disembunyikan oleh seseorang?” tanya Gu Yinchen terkejut.
”Buktinya, selama bertahun-tahun kamu terus terjebak dalam ruang hampa seperti ini sementara, murid yang lain sedang menuju tempat lain di perbatasan.”
Usai Bai Yunjing menjawabnya, sebuah sekat penghalang tiba-tiba muncul di depannya sehingga membatasi jaraknya dengan Bai Yunjing. Dia tidak akan pernah bisa menghancurkan sekat penghalang ini sebelum tubuhnya dikembalikan.
”Kenapa hanya aku yang tidak bisa pergi dari sini? Aku tidak ingin selamanya berada di tempat ini! Aku juga ingin berada di tempat Guru dan yang lainnya berada!” ucap Gu Yinchen.
”Sayangnya, penyesalanmu terlalu besar untuk kau datang bersama kami. Setidaknya, kamu memiliki rasa kepedulian yang besar terhadap orang-orang yang masih hidup hingga sekarang. Aku hanya akan meninggalkan beberapa pesan untukmu sebelum kau pergi.”
”Apa maksudnya guru? Guru seperti mengatakan aku akan kembali ke dunia manusia saja. Padahal itu tidak mungkin kan?” tanya Gu Yinchen bingung.
Bai Yunjing tersenyum padanya. ”Tentu saja. Kamu pikir, siapa aku ini? Sepertinya dewa benar-benar ingin kamu kembali ke dunia manusia untuk mengatasi kekacauan yang ada di sana. Ingatanmu tentang kehidupanmu yang sebelumnya tidak akan hilang sehingga kamu bisa tumbuh menjadi lebih kuat dari yang sebelumnya.”
”Bagaimana itu bisa dilakukan? Kenapa guru benar-benar ingin aku kembali?” tanya Gu Yinchen penasaran.
Bai Yunjing mendekat. Kemudian dia meletakan satu tangannya di dada kiri Gu Yinchen. Matanya terpejam seperti fokus pada kekuatannya.
Gu Yinchen terkejut, usai ia mendapatkan kekuatan yang besar setelah Bai Yunjing menyentuhnya. Ia merasakan kekuatan spiritual yang sama seperti saat dia sedang berguru dengannya dan saat Bai Yunjing pergi berperang melawan raja iblis. Jika kekuatannya dan kekuatan Raja iblis disatukan, dia bisa menciptakan kekuatan yang lebih besar dari apapun.
Usai dia memberikan kekuatannya, Bai Yunjing kembali tersenyum padanya. Kali ini dia tampak tenang. ”... Aku sudah memberikan setengah dari kekuatanku. Kamu pasti bisa melawan Iblis iblis itu sendirian.”
”Tunggu! Jika aku pergi, apa yang terjadi dengan guru?”
Bai Yunjing menjawab, ”... Aku akan mengawasimu dari sini dan akan menunggumu. Tetapi, aku tidak ingin kamu datang padaku lebih cepat dari yang aku perkirakan. Nikmatilah kehidupanmu yang sekarang.” jawabnya kemudian mendorong Gu Yinchen ke belakang hingga membuatnya tampak seperti terjatuh ke dalam jurang.
Gu Yinchen merasa tubuhnya remuk, seperti baru saja dijatuhkan dari atas tebing yang cukup tinggi. Udara di sekitarnya terasa sangat lembab dan tempat yang menjadi tempat berbaringnya saat ini juga terasa basah dan sedikit berair. Pakaiannya yang tipis bahkan tidak mampu membohongi dinginnya tempat yang saat ini dicapai olehnya. Bahkan rasanya, seluruh pembuluh darahnya nyaris membeku usai dia merasakan seluruh sensasi ketika jiwanya benar-benar kembali ke dunia manusia.
”Ah, apakah aku ini mati betulan? Seluruh tubuhku rasanya remuk semua.” gumam Gu Yinchen masih berusaha membuka matanya secara perlahan dan menatap seluruh pemandangan yang ada tepat di depan matanya.
Sebuah langit cerah dengan warna biru yang tampak indah dengan beberapa awan yang menutupinya. Matahari terlihat sangat terik namun, udara di sekitarnya terasa begitu dingin. Gu Yinchen bisa menduga bahwa saat ini dirinya sedang berada di sebuah pegunungan yang tidak dikenalinya.
”Jadi, aku kembali ke dunia manusia? Tampaknya, aku benar-benar kembali ke zaman 50 tahun kemudian. Tapi, bagaimana dengan tubuhku?!”
Gu Yinchen baru menyadari perkataan gurunya yang mengatakan bahwa tubuhnya telah hilang. Jika pemuda itu tidak kembali ke tubuhnya, lantas tubuh siapa yang ditempatinya saat ini.
Dalam sekali tatap, Gu Yinchen sudah menyadari kehadiran kedua tangannya yang tampak sangat kecil, seukuran tubuh anak-anak berusia 10 tahun. Ia bingung kemudian meneliti seluruh bagian tubuhnya dan benar saja, tubuh ini adalah tubuh milik anak laki-laki yang diperkirakan masih berusaha 10 tahun dengan pakaian lusuhnya yang tampak seperti seorang pengemis!
”Gila! Tubuh siapa yang aku tempati saat ini?! Apakah guru yang melakukannya?! Bagaimana jika pemilik tubuh ini menginginkan tubuhnya kembali?!” ucap Gu Yinchen panik usai dia menyadarinya.
Usai dia mengambil posisi duduk, Gu Yinchen kembali menoleh ke belakang. Ternyata, pada bekas punggungnya yang tergeletak di sana, terdapat beberapa bercak darah yang tidak sedikit bahkan hingga mengotori pakaian belakangnya. Melihat tebing yang juga ada di belakangnya, bisa dipastikan bahwa anak ini baru saja mati usai dia terjatuh ke dalam jurang yang sangat dalam.
”Kira-kira, apa yang membuatnya sampai jatuh ke dalam jurang? Apakah dia dikejar-kejar oleh sesuatu atau karena terlalu ceroboh sampai dia mati sia-sia seperti ini?” gumam Gu Yinchen sembari memperhatikan tinggi jurang yang tidak pendek.
”Aduh!”
Gu Yinchen mendesis kesakitan saat dia merasakan lengannya yang terasa begitu perih. Padahal, luka remuk yang ada di punggungnya saja sudah terasa baik-baik saja setelah dia berusaha menyesuaikan diri dengan tubuh barunya. Meskipun, Tubuh ini masih sangat pendek dibandingkan tubuh aslinya begitu juga dengan suaranya yang masih terdengar nyaring seperti anak-anak tidak seperti miliknya yang berat dan terkesan tegas.
Lengan Gu Yinchen saat ini penuh dengan luka sayatan pisau yang tidak kunjung sembuh. Bahkan luka jahitan yang masih basah terpaksa dibuka lagi dan dijahit lagi berkali-kali. Gu Yinchen tentu tidak tahu apa latar belakang anak ini sehingga memiliki luka yang sangat mengerikan bahkan telah infeksi.
”Kenapa ada luka bekas gigitan seseorang di sini? Kenapa juga daging anak ini seperti diambil beberapa kali dan disayat sayat berkali-kali? Apakah tidak ada pesan yang tertinggal untukku?” gumam Gu Yinchen sembari memperhatikan sekitar berharap dia menemukan petunjuk yang diinginkannya.
Beberapa saat kemudian, dia mendengar suara langkah kaki yang terdengar sangat banyak bahkan lebih dari sepuluh orang. Gu Yinchen bingung karena dia tidak menemukan tempat persembunyian sama sekali hingga akhirnya, dari tempatnya berdiri, muncul puluhan orang yang memakai seragam yang sama langsung berdiri di hadapannya dengan tatapan ganas.
”Kau, anak dari tabib penyihir yang terkenal itu kan? Orang bilang, darah dan daging mu bisa digunakan sebagai obat.” ucap salah satu prajurit yang berdiri di baris depan.
”Apa?! Jadi itu alasan kenapa tubuh anak ini penuh dengan luka yang tidak bisa sembuh?” batin Gu Yinchen sembari memperhatikan mereka.
Pakaian seragam mereka, di dominasi oleh warna hitam dan merah. Rambut mereka yang panjang hingga dibawah dada, dikuncir kuda dengan sebuah tali yang merdeka ikatkan di kepala mereka. Tatapan mereka begitu dingin dan tajam. Mereka menyimpan sebuah pedang yang tergantung di ikat pinggang mereka serta di dada mereka dan pada pegangan pedangnya, terlihat sebuah lambang yang mirip dengan matahari.
Gu Yinchen tahu betul bagaimana lambang dari masing-masing Sekte sejak dahulu bahkan saat perang besar berlangsung. Sebuah sekte dengan ciri khas warna mereka masing-masing dan yang paling mencolok adalah sekte dengan latar warna merah. Mereka ini, berasal dari sekte Matahari! Musuh terbesar bagi Sekte bulan!
”Mau apa kalian kemari?!” tegas Gu Yinchen sembari menjaga jarak dengan salah satu dari mereka.
”Darah dan dagingmu sangat penting untuk kelanjutan sekte Matahari. Karena itu, aku harap kau bisa berkerja sama kali ini.” ucap laki-laki itu sembari menyambar tangan kecil Gu Yinchen.
Gu Yinchen sempat melawan, berusaha untuk mengeluarkan kekuatannya. Akan tetapi, kekuatannya sama sekali tidak bisa dikeluarkan. Tubuhnya begitu kecil dan kurus. Sepertinya dia membutuhkan waktu yang sangat lama untuk membangun kembali Kultivasinya yang sempat hilang.
Di sisi lain, Sekte Matahari akhirnya berhasil membawa sosok Gu Yinchen pergi dari tempat kematiannya menuju Lembah Bunga kematian yang menjadi sarang mereka.
...~o0o~...
Lembah Bunga Kematian.
Seperti namanya, lembah itu ditumbuhi oleh bunga higanbana yang tumbuh hampir di seluruh tempatnya. Dahulu, tempat ini adalah tempat pertarungan besar antar kakak dan adik yang memperebutkan posisi tertinggi di dalam kerajaan sebelum semua kerajaan itu hancur di serang oleh pasukan Raja Iblis. Sementara, bunga-bunga higanbana yang tumbuh di sana adalah wujud dari kebencian dari kakak beradik yang harus mati di tempat terpencil dan jauh dari kerajaan mereka.
”Bahkan sampai mati pun, mereka tetap meninggalkan kenangan mengerikan pada orang-orang yang menempati tempat ini.”
Salah seorang murid Sekte Matahari langsung menariknya paksa, memasuki sebuah paviliun yang tampak sepi dan hening. Hanya ada beberapa pelayan yang berjalan ke sana kemari dengan membawa sesuatu di atas nampan dan keranjang mereka atau sekedar melakukan pembersihan. Gu Yinchen tidak menyangka, dia akan masuk ke dalam sarang musuhnya meski pada saat perang dengan Raja iblis, mereka sempat berdamai dan bekerja sama.
Tepat di dalam sebuah kamar besar yang ada di sana, Gu Yinchen merasakan sebuah kekuatan spiritual yang sangat besar meskipun, ada beberapa jejak sihir iblis yang tertanam di dalam dirinya hingga membuat kekuatan spiritualnya sempat terganggu.
Pintu besar itu terbuka dan menampilkan sebuah pemandangan kamar yang sangat luas dengan beberapa bantalan kursi dan meja yang sengaja disiapkan untuk tamu atau sekedar untuk mengistirahatkan diri. Di sana, juga terdapat beberapa hiasan dinding dan guci besar bercorak matahari yang tampak indah dan dibuat oleh pengerajin yang hanya mau dibayar mahal untuk jasanya. Beberapa tirai bambu menutupi sebagian dari jendela besar itu hingga menghalangi sinar matahari yang masuk.
Gu Yinchen terkejut usai memasukinya. Nyaris tidak ada bau apapun selain bau dupa yang biasa digunakan untuk memenangkan diri seseorang.
”Ayo! Ikuti aku!” paksa pemuda yang langsung menariknya menuju seseorang yang telah menunggunya.
Gu Yinchen merasa tulangnya akan retak jika terus ditarik paksa seperti ini. Belum lagi, luka yang ada tangannya yang masih berdarah-darah dan memerlukan waktu yang sangat lama untuk bisa sembuh. Nampaknya, kehidupan baru Gu Yinchen akan terasa lebih sulit ketimbang kehidupan lamanya.
”Cepat! Obati guru besar sekarang!” ucap pemuda yang langsung melempar Gu Yinchen ke arah seseorang yang saat ini sedang terbaring di atas kasur hingga membuatnya terlihat seperti orang yang sedang berlutut di depannya.
Gu Yinchen terkejut, menatap seseorang yang terbaring di atas tempat tidur itu. Tubuhnya kurus, seperti tak terurus. Kulitnya begitu pucat dan begitu juga dengan bibirnya yang tampak kering. Suhu tubuhnya begitu dingin seperti orang mati serta, tepat di lehernya saat ini seperti ada sebuah bekas gigitan ular yang sepertinya menjadi penyebab laki-laki ini terbaring di atas kasur dan tidak bisa melakukan apapun.
”Aku pernah melihatnya! Ini adalah penyakit yang saat itu membunuh seluruh orang di desa Fuin!”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!