Abang biru lampune disko ...
Awak kuru mas ...
mikir bojo loro ...
Kudengar lagu itu terus-terusan diputar didalam kamar Mitha adik perempuan ku satu-satu nya .
Aku berjalan kearah kamar nya dan ku buka pintu nya demi melihat apa yang dilakukan oleh Mitha , ku lihat gadis itu tengah berjoget-joget didepan kamera ponsel sambil terus memutar-mutar lagu yang entah apa arti nya aku pun tak tahu .
"Dekkk ...." teriak ku memanggil karena dia tak menyadari aku masuk kedalam kamar nya .
"Dekkk .." panggilku lagi karena Mitha tak mendengar nya . Bagaimana bisa dengar kalo dia menyetel musik dengan begitu kerasnya , mungkin suara toa masjid pun kalah .
Aku mendekat dan mematikan speaker musik milik Mitha .
"Kak Echa , kok dimatiin sih musik nya .."protes nya tak terima
"Kamu dari tadi dipanggil gak denger sih , apalagi ini joget-joget didepan kamera .." ucap ku mengomentari perilaku Mitha .
"Kak mah kudet , ini namanya lagi bikin video slowmo ditok-tok pake lagu yang lagi viral itu lho kak .." sahut Mitha
"Alah apa juga itu , udah mending temenin kakak keluar cari angin . Bosen dirumah terus " , kata ku
"Apalah kak Echa ini , keluar kok cari angin yang ada malah masuk angin " , jawab Mitha lalu hendak kembali menyalakan speaker nya.
Ku rebut speaker nya lalu ku bawa pergi keluar dari kamar Mitha ."Cepetan ganti baju , kakak tunggu diluar ". Teriak ku dari depan pintu kamar Mitha .
Aku masih mendengar gerutuan Mitha yang terlihat kesal pada ku , karena sudah mengganggu me time nya .
.
Sembari menunggu Mitha bersiap aku mengecek ponselku apakah ada pesan masuk dari atasanku itu yang super narsis dan playboy .
Ternyata sudah ada pesan masuk dari bos ku itu dan juga puluhan panggilan tak terjawab dari nya . Ku buka pesan dari nya yang berisi ..
@Pak Bos : Dek Echa cantik , jangan lupa yaa besok siapin berkas untuk meeting bulanan dengan para investor .
Aku menghela nafas membaca pesan itu . Sungguh ganjen atasanku itu batinku .
Aku pun langsung membalas nya .
@Me : Ya pak besok akan saya siapkan sebelum anda sampai dikantor .
Kutaruh kembali ponsel ku diatas meja .
Ting ... Suara pesan masuk diponselku berbunyi lagi , aku sudah menebak nya pasti itu si bos .
Dan dugaan ku benar .
@Pak Bos : Uuhh , langsung sat set sekretaris ku ini . udah cocok jadi calon istri idaman 😘
@Pak Bos : Dek Echa , main yuk keluar sama mas Pandu . Nanti mas jajanin seblak dehh ...
Aku membulatkan mata membaca pesan masuk dari atasanku itu . Tak jarang aku harus extra sabar menghadapi kelakuannya yang suka narsis seperti selebritis .
Kuletakan matikan ponselku dan kumasukkan kedalam tas , aku tak berniat membalas pesan pak bos ku .
"Kak udah , jalan sekarang ?" tanya Mitha yang sudah berjalan mendekat kearah ku .
Aku mengangguk dan segera bangkit dari duduk . "Yuk jalan sekarang aja ".
Aku dan Mitha pergi mengendarai sepeda motor matic yang aku beli cash dengan cara mengumpulkan gaji ku selama bekerja diperusahaan MM Grup .
.
.
.
Hai perkenalkan nama ku Renjana Ayudhisa atau orang-orang biasa memanggilku Echa . Usia ku 25 tahun , aku bekerja sebagai Sekretaris di perusahaan MM Grup .
Keluarga ku satu-satunya yang kupunya hanya tinggal adik perempuanku yang bernama Mitha Sentani . Orang tua kami entahlah tak tahu kemana rimba nya .
Terakhir kudengar Ayahku menikah kembali dengan seorang janda beranak satu sedang ibuku bekerja sebagai Mucikari .
Sungguh aku malu mengakui mereka keluarga . Mereka lebih mementingkan kehidupan masing-masing daripada kami anak nya .
Aku dan adikku dititipkan dipanti asuhan saat usiaku 12 tahun dan Mitha berusia 7 tahun . Beruntung bunda Nara pemilik panti orang yang baik dan juga penyayang , jadi kami bisa merasakan kembali kasih sayang dari seorang ibu meskipun bukan ibu kandung .
Selama aku menempuh pendidikan hingga lulus kuliah , aku hanya mengandalkan dari beasiswa begitupun dengan Mitha .
Setelah lulus kuliah aku mencoba peruntungan mendaftar kerja di perusahaan Simanjuntak Grup . Alhamdulillah aku diterima dan menjabat sebagai Sekretaris CEO diperusahaan tersebut .
Tiga tahun lamanya menjabat sebagai sekretaris aku mendapat fasilitas apartemen dan juga mobil , tapi aku lebih memilih apartemen agar aku bisa membawa Mitha untuk tinggal bersama ku .
.
.
.
Pandu Aksara Malik pria tinggi , juga gagah . berdarah campuran Jawa-Belanda. Ayahnya berasal dari Belanda dan Ibunya dari Jawa . Tetapi Pandu lebih pandai berbicara dengan logat Jawa , karena ibunya selalu mengajarkan nya agar ketika berkunjung kerumah kakek neneknya yang dijawa bisa paham jika diajak berbicara menggunakan bahasa Jawa .
Pandu berusia 38 tahun , pria matang yang tak kunjung menikah .Entah apa yang pria itu cari , hingga membuatnya belum berniat untuk mencari istri .
Pandu anak kedua dari 2 bersaudara . Putra dari Tuan Mathéo Malik dan Nyonya Melia Sari , kakak perempuannya bernama Sanita Presia dia juga sudah menikah dan memiliki 2 anak . Yang pertama laki-laki sekolah menengah pertama dan yang kedua perempuan baru masuk sekolah dasar .
Suami nya pun seorang pebisnis handal . Perusahaan nya masuk dalam jajaran 10 besar dalam kategori perusahaan sukses dan dimenduduki urutan nomor 3 sedangkan perusahaan yang Pandu pegang menduduki nomor urutan 1 .
Pandu ini orangnya disebut Kaya raya iya , Tampan iya , Pebisnis terkenal juga iya . Minus nya ya cuma itu dia playboy juga tingkahnya yang random , tak jarang seringkali dia dijuluki Berondong Tua .
Banyak sekali rekan bisnis nya yang ingin mengenalkan putri mereka pada Pandu , tapi tak jarang pria itu hanya menjadikan para wanita sebagai barang mainan yang kalo bosan tinggal buang . Ah ! Mungkin dia belum pernah kena karma .
.
.
.
...----------------...
Aku membonceng Mitha menuju taman kota , mungkin sesekali me-refresh otak tak masalahkan ? Biar tak hanya beban hidup saja yang dipikirkan .
Setelah sampai ditaman kota , aku segera memarkirkan sepeda motorku dan melepas helm ku .
"Rame juga ya kak ?" tanya Mitha sambil matanya menyisir sekitar taman kota .
"Namanya juga tempat umum ya pasti rame lah dek . Ayo .." ajak ku pada Mitha untuk berjalan-jalan mengelilingi taman kota .
Kulihat banyak muda-mudi yang sedang asyik berkencan , dan juga ada keluarga yang berekreasi ditaman tersebut .
"Duduk yuk dek .." ucap ku sambil menunjuk salah satu kursi panjang yang ada dibawah pohon rindang .
"Kak , aku mau beli es krim dulu . Kakak mau nitip gak ?" tanya Mitha pada ku
"Boleh , rasa strawberry yaa "
Mitha mengangguk lalu berjalan menuju kedai es krim . Sambil menunggu Mitha aku melangkah kearah kursi yang ku tunjuk tadi .
Saat aku akan duduk tiba-tiba dua orang pemuda menyerobot ikut duduk .
"Mas , cari tempat duduk lain dong ". Ucapku pada dua pemuda itu .
"Mbak nya aja yang cari tempat lain , kita udah ngincer dari tadi , iyakan Jon ?". Jawab salah satu pemuda itu yang berpawakan kurus tinggi . Dan diangguki oleh teman nya yang dipanggil Jon tadi .
"Eh enak aja , aku duluan yaa yang kesini tadi . Kamu aja yang main serobot tempat ini ", sungut ku tak terima .
Aku pun dan dua pemuda ini saling adu mulut berebut tempat duduk . Tak lama Mitha datang dengan membawa es krim pesanan ku .
"Loh , Jojon ? Nardi ?" ucap Mitha sambil menatap dua pemuda tadi .
"Mithaa ?" sahut dua pemuda itu bebarengan .
"Kamu kenal mereka dek ?" tanyaku pada Mitha .
Mitha mengangguk ,"Mereka temen sekelas ku kak .."
Aku tersenyum miring mendengarnya ,
Kedua pemuda tadi yang melihat interaksi antara aku dan Mitha pun paham jika kami adalah kakak beradik , akhirnya mereka memutuskan untuk meminta maaf pada ku . Karena tahu Mitha adalah cewek yang terkenal galak jika disekolah .
.
.
.
"Pagi Yahh . . Pagi Bu .." sapa Pandu ketika menginjakkan kaki dianak tangga terakhir dan berjalan menghampiri kedua orang tua nya yang sedang sarapan ,lalu mencium pipi ibunya
"Pagi Le ( sebutan untuk anak laki-laki dalam bahasa Jawa ) ". Jawab Ibu Sari sambil menyunggingkan senyum nya .
Setelah itu Pandu duduk disamping ibunya .
Mata ayah Matheo melotot melihat istrinya dicium ."Heii kau jangan mencium istriku .." ucap Ayah Matheo tak terima
"Ya Tuhan ayah .. Pandu cuma cium Ibu aja cemburu padahal aku anak nya , bagaimana kalo yang cium ibu itu pria lain . Udah kebakaran hati ayah". Celetuk Pandu sambil mengambil nasi kedalam piringnya .
"Pria mana yang berani cium istriku , biar ku hantam muka nya ". Ujar Ayah Matheo menggebu-gebu.
Ibu Sari yang melihat perdebatan antara suami dan putra nya itu hanya bisa menggelengkan kepalanya . Hal seperti itu sudah biasa terjadi dan itu adalah sebagai bentuk ungkapan sayang antara keluarga .
"Sudah .. Sudah .. Sekarang habis kan sarapan mu Le . Udah siang nanti terlambat datang kekantor ". Tegur Ibu Sari
Ayah Matheo dan juga Pandu tak lagi bersuara jika Kanjeng Ratu sudah angkat bicara . Dan kembali melanjutkan sarapannya .
.
"Bu , Pandu berangkat ke kantor dulu .." pamit Pandu ketika sudah menyelesaikan sarapannya
"Iya le , hati-hati Ndak usah ngebut-ngebut". Ucap Ibu Sari mengingatkan putranya .
"Siap Ibunda Ratuku ". Jawab Pandu lalu mencium takzim tangan ibunya lalu beralih ke ayah Sagara .
"Hati-hati kau dijalan". Ujar Ayah Matheo
Pandu mengangguk , kemudian berjalan keluar menuju garasi mobil .
"Putra kita udah dewasa ya yah .." ucap Ibu Sari pada suami nya .
"Itu bukan lagi dewasa Bu , tapi sudah masuk kategori bujang tua ". Seloroh Ayah Matheo
Ibu Sari membulatkan matanya mendengar ucapan suami nya , lalu ia memukul pelan bahu Ayah Matheo .
PLAAKK ...
"Aduh sakit Bu , kau sudah tak cinta aku kah ?" ujar Ayah Matheo sambil berpura-pura mengaduh kesakitan .
"Ayah itu , anak sendiri dibilang bujang tua ".
"Loh apa yang salah dari ucapan Ayah , Ibu lihat sendiri kan . Itu anakmu sudah mau usia kepala empat tapi belum kunjung menikah ". Kata Ayah Matheo
Ibu Sari menghela nafas berat , memang benar apa yang dikatakan suaminya itu . Pandu memang sudah terlalu matang untuk usia yang sudah seharusnya memiliki seorang istri .
.
.
.
Karyawan MM Grup berjejer rapi menunggu kedatangan sang CEO . Begitu juga dengan Echa yang ikut masuk dalam barisan karyawan.
Mobil sport keluaran terbaru berhenti didepan pintu masuk gedung perusahaan . Ketika pintu terbuka terlihat sepasang sepatu pantofel yang begitu mengkilat , hingga nampaklah seorang pria tampan dengan wibawa nya berjalan masuk kedalam gedung .
"Selamat pagi Pak Pandu .." sapa seluruh karyawan serempak
"Pagi .." jawab Pandu sambil matanya mencari keberadaan Echa sekretaris nya .
Matanya memicing melihat Echa malah asyik mengobrol dengan temannya tak ikut menyapa kedatangannya .
"Itu yang di belakang sedang bergosip apa ?" teriak Pandu sambil menunjuk kearah Echa dengan dagu nya .
Sontak pada karyawan menoleh mengikuti arah pandang mata Pandu .
Echa dan temannya tadi yang merasa menjadi pusat perhatian seketika langsung terdiam sambil menundukkan kepalanya malu .
"Echa kemari kau ..." titah Pandu pada sekretarisnya .
Echa menurut dan maju kedepan mendekat kearah Pandu dan berdiri disamping pria itu . "Kau itu Sekretaris ku , bukannya ikut mendampingiku kenapa malah asik mengobrol dibelakang ". Tegur Pandu pelan lalu berjalan menuju lift khusus petinggi .
"Maaf pak .." ucap Echa seraya mengikuti langkah kaki Pandu .
.
.
.
"Dek Echa .." panggil Pandu dari sambungan telepon kantor .
Echa membulatkan matanya mendengar panggilan itu . Terdengar menggelikan ditelinga nya , padahal Pandu sering memanggilnya tanpa ada embel-embel 'Dek' .
"Ya Pak .. Ada yang bisa dibantu ?" jawab Echa sembari tersenyum geli .
"Bisa keruangan saya sebentar ?" kata Pandu
"Baik Pak , saya segera kesana .." sahut Echa
Lalu mematikan sambungan teleponnya kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan masuk keruangan CEO .
.
Tokk ... Tokk ...
"Masuk .." teriak Pandu dari dalam ruangannya .
"Ada apa ya bapak memanggil saya?" tanya Echa penasaran
"Jangan panggil saya pak , saya belum setua itu . Panggil saja Abang atau Mas ". Ucap Pandu dengan gaya khas playboy nya sembari mengerlingkan matanya .
Echa tersenyum canggung ."Maaf pak , tapi ini masih dalam lingkup kantor . Tak sopan jika saya memanggil anda tanpa sebutan Pak ". Jawab Echa memberikan alasan yang logis .
"Ya sudah terserah mu saja . Tolong buatkan saya kopi ". Perintah Pandu pada Echa
"Kopi Pak ? Bukannya itu tugas OB ya pak . Kenapa menyuruh saya ?" ujar Echa
Pandu menaikkan sebelah alisnya ."Tapi hari ini saya ingin kopi buatan calon istri saya ". Sahutnya santai
"Pak , mohon maaf sebelum nya . Tapi bapak jangan berharap lebih pada saya . Hubungan kita hanya sebatas atasan dan bawahan ". Ungkap Echa jujur
"Ya sudah kalau begitu , mari kita menikah ". Ucap Pandu lalu bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Echa
Echa memundurkan tubuhnya perlahan hingga akhirnya membentur pintu .
Pandu menyandarkan telapak tangan kanan nya pada handle pintu , mengunci pergerakan Echa . Sedang tangan kirinya merengkuh pinggang wanita itu .
"Ba-bapak mau apa ?" tanya Echa terbata-bata karena takut . Baru kali ini dirinya melihat sisi Pandu yang menurut nya agak brutal .
Ceklekk ..
Pandu membuka pintu lalu berbisik tepat didepan wajah Echa . "Saya hanya ingin ke toilet .." ucapnya lirih lalu melepas rengkuhan tangannya dari pinggang Echa kemudian berlari menuju toilet yang terletak di ujung lorong ruangannya .
"Aaahh udah gak tahan .." teriak Pandu seraya berlari dan memegang celana belakang nya .
Echa melongo melihat kelakuan atasannya itu .
"Kenapa Pak Pandu itu ? tingkah nya bikin jantungan ". Gumam Echa lalu melangkah kan kaki nya menuju pantry untuk membuatkan kopi pesanan Pandu .
.
Tak lama Echa kembali keruangan Pandu dengan membawa nampa berisi kopi .
Echa membuka pintu ruangan Pandu dan alangkah terkejut nya dia ketika atasannya itu sudah duduk manis dikursi kebesarannya sambil menatap fokus kearah laptop nya .
"Pak Pandu .." ucap Echa lalu melangkah mendekati meja Pandu dan meletakkan kopi diatas meja nya .
"Ini kopi pesanan Bapak .." lanjutnya
Pandu langsung mengambil cangkir kopi itu dan meminum nya .
Uhhuuukkk ..
"Panas Cha .." sungut Pandu , merasakan lidah nya serasa terbakar .
"Lah Bapak minum nya gak ditiup dulu .. Itu air nya baru saja turun dari kompor pak ". Ujar Echa tak terima disalahkan .
"Saya gak mau tau pokoknya kopinya harus dingin .." ucap Pandu lalu matanya kembali menatap laptop .
Echa menghela nafas kasar kemudian keluar dari ruangan Pandu dan kembali ke pantry untuk mengambil sesuatu .
Melihat Echa keluar dari ruangannya , Pandu tersenyum menyeringai . Dirinya suka sekali membuat sekretaris cantiknya itu kesal . Menurutnya ekspresi Echa ketika marah bisa membuat mood nya naik .
Tak lama Echa kembali masuk kedalam ruangan Pandu dengan membawa sebuah baskom .
Pandu mengernyitkan kening nya penasaran ."Itu apa Cha ?" tanya nya penasaran
Echa tak menjawab dan langsung menuangkan es batu kedalam cangkir kopi milik Pandu .
"Ini es batu biar kopi nya Pak Pandu cepat dingin . Apa bapak juga membutuhkan es batu untuk berendam biar fresh ?". Ucap Echa dengan perasaan jengkel karena tau dirinya dikerjain oleh atasannya .
"Kauuu ...!!" Geram Pandu .
.
.
.
Tepat pukul 5 sore , semua karyawan berhamburan untuk segera pulang kerumah . Sehari bekerja membuat mereka butuh mengistirahatkan otak dan juga tubuhnya .
Tapi hal itu tak berlaku untuk Echa . Pasalnya atasannya itu memutuskan untuk lembur , jadi mau tidak mau Echa harus tetap stay dikantor sampai Pandu pulang , barulah dia juga akan ikut pulang .
"Pak Pandu ngapain harus lembur sih . Padahal ini bukan akhir bulan , gak ada acara meeting lain juga kok ". Gumam Echa sambil terus melirik kearah arloji nya . Tadi pagi dirinya sudah ada janji dengan Mitha untuk mengantarkan adiknya itu pergi ke toko buku .
Tak lama pintu ruangan CEO terbuka , nampaklah Pandu dengan penampilan acak-acakan dan dasi yang sudah tersampir dibahu nya .
"Pak Pandu ..." sapa Echa
Pandu hanya meliriknya sekilas lalu melangkah menuju lift .
"Pak Pandu tunggu .." teriak Echa berlari mengejar langkah kaki Pandu ."Pak bukankah bapak mengatakan jika akan lembur malam ini ?" tanya Echa ketika berhasil mengejar Pandu .
"Gak jadi .." jawab Pandu singkat
"Kenapa pak ?" tanya Echa penasaran . Tumben-tumbenan atasannya ini tiba-tiba membatalkan acara lemburnya , biasanya jika sudah mengatakan akan lembur pasti bisa sampai larut malam . Tapi coba lihat sekarang ? Dengan mudah nya membatalkan acara lembur . Ada apakah gerangan ?
"Yes..." gumam Echa lirih saat Pandu sudah masuk kedalam lift . Buru-buru Echa mengemasi meja kerja nya serta mengambil tas nya .
.
.
Sesampainya diapartemen , Echa melihat adiknya sudah bersiap dan sedang menunggu nya sambil menonton tv .
Mitha menoleh saat mendengar pintu apartemen terbuka . "Kak , kok baru pulang ?" tanya Mitha
"Iya kakak lembur , ini pun juga udah pulang awal dari jam lembur ", jawab Echa
"Jadi anterin Mitha ke toko buku kan kak ?"
"Jadi , kakak bersihin diri dulu . Kamu tunggu bentar ". Sahut Echa lalu masuk kedalam kamar .
Mitha mengangguk .
.
.
Pandu tiba di apartemen miliknya . Malam ini dirinya tak berniat untuk pulang ke mansion karena tadi sore ibu nya memberi kabar jika nenek Tara yang status nya ibu dari ayah Sagara datang berkunjung .
Pandu tak ingin bertemu dengan nenek Tara , karena menurut nya Nenek Tara adalah tipe orang tua yang toxic . Suka mengatur dan juga mengomentari hidup keluarga nya , dia tak suka hal itu .
Pandu menghempaskan tubuhnya pada kursi sofa ruang tamu sambil memejamkan matanya dan memijat pelipis nya .
"Ah sudah lama aku tak berkencan .." gumamnya
Tingg ...
Ponsel mahalnya berbunyi . Pandu segera meraih nya dan melihat siapa yang mengirim pesan.
(Bagas : Bro ke club yukk ..)
(Pandu : Ah ! Malas aku kalo gak dijemput )
(Bagas : kayak anak prawan aja lu minta dijemput segala . Ya udah sharelok gue jemput sekarang )
Pandu segera mengaktifkan GPS lalu ia masuk ke kamar untuk membersihkan diri sebelum Bagas sahabatnya itu menjemput .
.
Saat Pandu baru saja keluar dari kamar mandi , dirinya dibuat terkejut dengan kedatangan Bagas yang tiba-tiba sudah duduk anteng dikursi samping ranjang nya .
" Eh b*ngs*t !, bikin gue jantungan aja .. Udah kayak s*Tan aja lu nongol tiba-tiba". Gerutu Pandu dan langsung masuk ke walk in Closet untuk berganti pakaian .
"Lagian loe lama amat mandi nya , gue udah nungguin dari tadi . Luluran dulu loe ?" Ejek Bagas dengan gaya khas tengil nya .
Pandu keluar dari walk in Closet dengan pakaian casualnya , tak bisa dipungkiri semua orang yang melihatnya pasti mengira Pandu masih berusia 32 tahunan padahal sebenarnya 2 tahun lagi dirinya berusia 40 tahun .
Hanya menggunakan celana jeans hitam panjang dan juga kaos polo yang ketat hingga menampakkan dada bidang nya justru malah membuat Pandu semakin terlihat tampan dan menawan . Tak heran jika banyak wanita yang tergila-gila dengannya .
"Udah jangan banyak omong , jadi ke club gak ?" tanya Pandu yang merasa jengah dengan tingkah kawannya itu , padahal dirinya pun juga banyak bertingkah jika dihadapan wanita-wanita sexy .
.
Saat keduanya tiba diclub banyak pasang mata yang memandang kearah keduanya . Tak heran jika mereka menjadi pusat perhatian karena aura ketampanan dan juga kekayaan menguar dari dalam diri mereka .
"Wishkey satu .." pinta Pandu pada bartender saat keduanya sudah duduk dikursi .
Bartender itu mengangguk dan segera mengambil botol wishkey lalu menuangkannya kegelas .
Suara dentuman musik dari disjoki begitu memekakkan telinga. Tapi tidak bagi para pengunjung didalam club tersebut , seolah alunan musik itu mampu menghilangkan segala beban yang mereka rasakan meskipun hanya sesaat .
"Sst .. Pan coba kau tengok kebelakang ". Pinta Bagas
Pandu menurut lalu menolehkan kepala nya kebelakang .
"Seksi bro , body nya behhh m*NT*k . CK! tapi sayang dahinya udah mulai keriputan " , seloroh Bagas seraya berdecak
"Halo ganteng .. Boleh Tante ikut duduk disini ?" kata wanita yang dipanggil Tante itu dengan suara menggoda sembari mencolek dagu Pandu .
"Apasih colek-colek , wajah ku ini aset gak sembarangan orang boleh nyentuh ". Sentak Pandu merasa risih dengan tindakan Tante tadi .
"Uhh ganteng-ganteng tapi sayang galak banget ". Ucap si wanita
Pandu dan Bagas tak menggubrisnya , seolah-olah tak menganggap wanita itu ada disamping mereka . Sedangkan si wanita terus saja mengoceh mengajak keduanya berbicara .
Hingga Pandu yang sudah merasa jengah pun langsung bangkit dari duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Bagas sendirian didalam club .
"Woy .. Mau kemana loe ?" teriak Bagas ketika melihat Pandu sudah diambang pintu keluar club
"Cabuttt , risih gue lihat begituan . Nafsu kagak loyo iyaa ". Celetuk Pandu dengan santai nya seraya mendorong pintu keluar .
"Ahh tuh bocah , pergi gak ajak-ajak .." gerutu Bagas hendak bangkit menyusul Pandu tapi pergelangan tangannya dicekal wanita tadi .
"Mau kemana ganteng ? Sini aja temenin Tante .." kata si wanita itu dengan suara mendayu-dayu
"Maaf Tante , anak kecil ini mau pulang dulu takut dicariin mama ". Ujar Bagas seraya berusaha melepaskan cekalan tangannya .
"Tapi-..." belum selesai wanita itu bicara , Bagas sudah ngacir berlari keluar dari club dan mencari keberadaan Pandu .
Dilihatnya kawannya itu tengah menyulut rokok sambil bersandar pada pintu mobil .
"Sialan loe Pan , sengaja kan ninggalin gue biar digodain sama tuh tante-tante ?" sungut Bagas menuduh Pandu .
Bukannya marah , pria itu justru dengan santai nya menguarkan asap rokok dari sela hidungnya . "Kalo loe minat juga gapapa kan ? Rejeki itu namanya ". Sahut Pandu
"Dasar edan . Mendadak impoten gue kalo sampe kena tuh tante-tante ". Keluh Bagas
Mendengar itu Pandu pun tertawa , bagaimana bisa temannya itu bisa impoten kalo setiap malam saja miliknya selalu keluar masuk sarang kenikmatan .
Berbeda dengan dirinya , diusianya yang sudah tak muda lagi dirinya belum pernah melepaskan keperjakaan nya . Meskipun banyak rumor yang mengatakan jika ia sering melakukan one night stand dengan wanita bayaran tapi Pandu tak memperdulikan rumor itu , selagi tak mengganggu karir nya ia abaikan saja .
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!