Dari arah tak terlalu dekat nampak seseorang yang sedang berjalan sempoyongan.
Nesya tentu saja sedikit khawatir lantaran sendirian di halte bus.
Tetapi ini bukan malam hari melainkan pada sore, bisa di katakan menjelang waktu magrib. Tentu saja awan putih sedikit tertutup awan hitam.
Nesya mencoba mencari tempat untuk bersembunyi, belum sempat dia melangkahkan kakinya.
Seketika orang itu tiba tiba berada di belakangnya, mungkin saja saat tadi dia mencari tempat persembunyian yang tepat.
Detak jantung Nesya begitu berdebar saat wajah orang itu hampir tertutup dengan darah. Dan seluruh tubuhnya penuh dengan luka, kemeja putih yang di kenakan ya pun ikut sobek sobek.
Entah apa yang terjadi kepada pria ini dalam hati Nesya takut, tetapi ada rasa kasian. Menolongnya apa sebaiknya mengabaikanya, Sungguh hati Nesya di liputi dengan kebingungan.
"Tolong aku."Ujar Nando nada lemah tubuhnya serasa remuk redam. Sumpah demi apa dia mencoba untuk bertahan karena ingin membalas dendam dengan orang orang yang telah menyakitinya. Dan dia ingin mengetahui siapa saja dalangnya.
"A,a,aku ,,," Nesya tak melanjutkan ucapanya lantaran orang tersebut yang di yakini pria tak sadarkan diri hampir menimpanya.
Sandara datang di waktu yang tepat "Eh Nes siapa ini? Kenapa bisa terluka cukup parah?"
"Em aku tidak tau San, tapi dia mengatakan tolong. Bagaimana ini, apa sebaiknya kita tinggalkan saja di sini ya." ujar Nesya sambil menepuk wajah Nando begitu lembut tangan nando memegang tangan Nesya begitu kuat. Seakan dia tidak ingin di tinggalkan oleh wanita ini.
"Tapi Kasian Nes, tuh lihat tanganmu di genggam olehnya. Begitu erat." Ujar Sandra sambil menunjuk tangan Nesya
"Ya, tapikan." Tetap saja Nesya menolak
"Biar aku menjari angkot, atau apa pun untuk mengantar kami ke ruah sakit. Tenang saja ada aku di sini, akan membantu mu." Ujar Sandra setelah berkata Sandra lekas berdiri mencari mobil atau apa pun yang bisa di tumpangi
Tangan Nesya bergetar tetapi dia mencoba untuk tenang, kemudian dia merogoh tasnya mengeluarkan tisu dan air mineral untuk membersihkan darah yang hampir kering di wajah pria itu serta tubuhnya di tutupi jaket yang dia kenakan tadi.
Dengan satu tangan, dan tangan itu tangan kiri jadi cukup sulit. Tetapi dia tak kehabisan akal.
"Hais, bagaimana ini. Lama banget si San." keluh Nesya
Paha Nesya menjadikan bantal untuk pria itu sedangkan tangan kanan Nesya di genggam sangat erat oleh pria tersebut.
"Ayo Nes,"Ujar Sandra mengejutkan Nesya yang terlihat memperhatikan pria yang berada pangkuannya tersebut
"Ah Ya San, Tolong bantuian pak."Ujar Nesya saat pak supir menghampiri mereka
"Nona siapa pria ini Nona?" tanya Pak Supir sedikit penasaran
"Suami pak," Jawab Nesya asal
Sedangkan Sandra terkejut dengan ucapan sahabatnya tapi dia hanya mengangguk dan menyahut "Iya pak, pria ini suami teman saya."
Pak supir membantu Nesya memapah pria yang di katakan suaminya.
Mereka semua masuk ke dalam mobil taksi tersebut menuju rumah sakit.
Untung saja Nesya punya tabungan jadi dia tidak akan ke sulitan untuk membayar pengobatan pria ini.
Satu jam lamanya akhirnya mereka sampai di rumah sakit yang terbilang cukup besar
Sandra keluar lebih dulu mencari perawat untuk membatunya serta membawa ranjang pasien.
Setelah mendapatkanya Sandra segera keluar menghampiri mereka yang sudah menunggunya.
Akhirnya pria asing tersebut mendapakan perawatan, Nesya mengucap banyak terima kasih kepada pak supir karena telah membantunya.
Begitu pun dengan Sandra dia juga mengatakan yang sama.
Pak supir menjawab ini adalah tugas ku jadi dia tidak keberatan sama sekali.
Satu suster keluar dan meminta identitas pasien.
"Emm, itu Sus kami sama sekali tidak punya identitas orang itu. kami hanya menolong orang itu, "Ujarnya Nesya
"Jadi penanggung jawab saja tidak ada?"
"Ah, itu saya tidak apa apa Sus."jawab Nesya lagi lalu merogoh tasnya mengeluarkan identitasnya. "Ini sus,"
Suster tersebut menerimanya lalu mengajak Nesya mengikutinya
Sandra melihat punggung Nesya "Nes, kamu sebenarnya penakut degan lawan jenis. Tetapi kamu dengan sangat percaya mengatakan dia suamimu. Aku ikut senang jika trauma itu akhirnya kau kalahkan." Batin Sandra tersenyum
Dokter yang telah menangani Nando keluar dia mengatakan jika siapa kelurganya.
Sandra mendekati Dokter tersebut lalu menjawab "Em dok kami hanya menolong pasian jadi bagaimana kondisinya?"
"Kami maksudmu?"
Saat dokter bertanya Nesya kebetulan mendengarnya namun sedikit jauh
"ya dok saya dan teman saya." Ujar Sandra menarik Nesya yang baru saja datang.
"Oh, jadi kalian tidak mengenal pria itu? ya sudahlah kalian anak anak baik. Begini pasian mengalami luka luka yang cukup serius. Dia nampak serangan brutal maksudku ada seseorang yang sengaja membunuhnya. lalu bagian dahi itu benturan seperti kecelakaan." Ujar Dokter wanita tersebut menjelaskan ke Nesya dan Sandra
Nesya dan Sandra nampak saling pandang.
Selamat membaca jagan lupa dukung karya ini. Semoga Author bisa menyelesakan karya ini
"Tapi tidak apa apa kan dok, maksudku tidak terlalu parahkan. Kapan dia akan sadar?" tanya Nesya sedikit khawatir juga ada rasa takut
"Ya, mungkin pagi atau sore."
"Begini Dok, sayakan hanya sebatas menolongnya jadi saya tidak akan menunggu dia sampai sadar. Jadi tolong jaga dia ya saya mohon." Ujar Nesya ada rasa lega ketika mengatakan itu
"Ya tenang saja." Ujar Dokter wanita tersebut."Ya sudah saya pergi dulu."
Nesya dan Sandra menjawab serempak, tak lupa Nesya mengucap terima kasih
Sandra memandang Nesya lalu berkata "Nes kenapa kamu berkata seperti itu?"
"Kamu tau pria itu ternyata bermasalah, apa kamu ingin terlibat dengan ya. kami hanya membantunya tidak lebih."
"Ya,Benar juga." Sahut Sandra setuju apa yang di katakan Nesya
"Yuk kita lihat dulu dia, sebelum kita pulang." Ajak Nesya ke Sandra
Mereka masuk ruang pasien yang di huni 6 orang pasian. Karena ini bukan ruangan VIP melainkan ruangan bisa
Nesya masuk duduk di bibir ranjang menatap pria yang sedang berbaring dengan begitu antengnya. Garis wajah tersebut nampak pucat, Namun pria itu cukup Tampan.
"Nes, menurutku pria ini tidak seperti apa yang kamu fikirkan. Dia terlihat baik."
"Apa menurutmu memandang orang dari luarnya."
"Ah sudah lah lah biar aku nunggu kamu di luar saja ya." Ujar Sandra keluar lebih dulu
Nesya mengangguk, kemudian dia menyunggingkan bibirnya tipis lalu berjalan mendekati si pria kemudian dia membisikan kata kata
"Cepat sadar ya, kamu pasti bisa melewati rasa sakit yang sedang kamu alami. Terima kasih orang asing kamu lah pria pertama yang aku sentuh. Jaga dirimu, mungkin kita tidak akan bertemu lagi." Setelah berkata Nesya tersenyum.
Nando meneteskan air mata, Namun dia tidak bisa membuka matanya begitu sulit.
Tangan halus menyentuk pipinya rasa nyaman masuk ke dalam dirinya. Dia bersumpah jika sadar nanti akan menemukan wanita ini.
"Selamat tinggal," Pamit Nesya sambil mengusap pipi Nando dengan sayang lalu mencium pipi Nando singkat.
Tidak di pungkiri Nesya jatuh Cinta pada pandangan pertama.
Dia bahkan sempat mengambil foto bersama, untuk jadikan kenangan.
Nando seakan terbang melayang ketika bibir halus menyentuh pipinya, tapi dia merasa sakit tak bisa memeluk wanita ini.
*******
Satu tahun telah berlalu
Nesya dan Sandra masuk ke kantor yang terbilang cukup besar. Mereka tidak masuk ke lift melainkan tangga darurat, karena mereka tidak ingin berdesakan.
Tak terasa keduanya sudah Satu bulan bekerja di perusahan ini sebagi staf biasa.
Tim Nesya hanya 4 orang yang di ketuai Bu Dinar Sandra dan Tomi.
"Hari ini adalah peluncurun produk jadi semua orang akan pergi ke tempat yang sudah di rencanakan."
Dan Tim itu terbagi 10 kelompok kebetulan Tim Nesya kelompok 3 dia yang akan meluncurkan produk parfum.
Jadi banyak orang yang hadir
Bus yang akan membawa mereka semua sudah menunggu di depan lobby
"Katanya Pak Presdir juga akan hadir." Bisik bisik seorang wanita kepada teman temanya
"Ya, benar sekali. Katanya masih mudan dan sangat tampan." sahut teman teman wanita tadi.
Nesya membuka galery foto dia membuka foto itu dengan perasan rindu. Jika pertemukan kembali ia ingin mendekapnya begitu erat, tetapi jika ia juga tidak berfikir lebih katena apa pasti tidak akan mengenali dirinya.
Lamunan Nesya buyar kala ia tersandung dengan tubuh seseorang.
"Ah,, maaf." Mata Nesya membulat "Kamu,"Nesya mendekap sangat erat pria yang selama ini di Rindukanya. Bahkan Nesya menitikan air matanya begitu bahagia bisa bertemu lagi." Aku merindukanmu." Ujar Nesya bahkan dia lupa ini sedang di tempat umum.
Dan Nando hanya membeku di tempat, kenapa bisa wanita ini bisa mengatak seperti itu. Apa kah mengenali dirinya.
"Hay, Nona jangan semarangan. Apa Kamu tidak tau beliau adalah Presdir." Asisten Nando yang bernama Excel menarik Nesya menjauh dari bosnya
Nesya yang mendengar perkataan dari seseorang pun hanya menatap nanar pria yang tadi peluknya, Dia mengusap air matanya yang keluar bebas dengan sendirinya.
Sudah lah jarak ini adalah pembatas yang tak akan bisa di lewatinya, lebih baik menjauh.
"Maafkan saya, Tuan. Saya telah lancang." Ujar Nesya menunduk sambil menyeka air matanya kemudian ia mundur beberapa langkah lalu masuk ke dalam bus.
Sandra yang melihat itu turut sedih"San, aku." Nesya memeluk Sandra begitu erat air matanya kembali keluar begitu derasnya
"Ya, Nes aku tau. Kamu tau kan sekarang lebih baik kita menjauh saja."
" Ya,San. Tapi mengapa sangat menyakitkan San."
Bu Dinar mendekati Nesya dan Sandra lalu mencolek Nesya" Nes kamu kenal presdir kita?"
"Hem, tidak. Aku hanya salah mengenali seseorang ya kan San." jawab Nesya sambil meminta bantuan Sandra
"Iya Bu, saya kenal Nesya betul." jawab Sandra sambil mengangguk dan tersenyum untuk meyakinkan Bu Dinar
Setelah mendapatkan jawaban Bu Dinar pun mengangguk lalu tersenyum kembali duduk.
"San, setelah selesai nanti. Aku mau risain aja aku takut bertemu dengannya lagi." Ujar Nesya mengejutkan Sandra
Selamat membaca
Kenapa? bukanya kamu sangat nyaman kerja di tempat ini?" Abaikan saja dia juga tidak akan menemui kita kan. Toh dia kan tidak mengenali kita."
"Tapi aku khawatir, takutnya dia menyuruh seseorang untuk mengawasi kita." Ujar Nesya nada cemas tergambar jelas dari wajahnya
1 jam lamanya bus yang mereka tumpangi berhenti juga di lokasi yang sudah di tentukan.
Meraka semua keluar kemudian meraka menuju mobil box yang membawa barang barang yang akan mereka luncurkan.
Meraka bekerja sama untuk menata produk produk tersebut.
Setiap tim masing masing mengeluarkan satu jenis produk dan satu jenis itu dibuat 300 botol.
Sementara itu di dalam ruangan Nando masih memikirkan kejadian di lobby pagi tadi.
"Excel, apa dia wanita itu. Aku bahkan tidak bisa bergerak saat dia memelukku begitu erat, Ada rasa nyaman di dalam diriku." Ujar Nando saat Excel masuk ke ruanganya
"Tuan, jika memang dia apa yang akan anda lakukan ?" Excel kembali bertanya
"Tentu saja aku akan menjadikan dia istriku," jawab Nando
"Baiklah ,saya akan membantu Tuan." Ujar Excel mengerti yang di inginkan Tuanya
"Ayo kita kesana, Aku akan menemuinya." Ajak Nando segera berdiri.
"Baik, Tuan tapi bisakah Tuan bertemu degan cara tertutup agar semua ora tidak melihat. Dan akan menimbulkan masalah untuk wanita itu." Ujar Excel memberikan solusi
" Kau atur saja." Ujar Nando setuju mendengar perkataan Asistenya
Excel membuka pintu mobil untuk Tuanya setelah Tuanya sudah masuk. Excel pun masuk ke pintu penumpang samping supir.
Satu jam lamanya akhirnya Mobil yang di tumpanginya berhenti di tempat lokasi para karyawan sedang menjual produk produknya.
Nando berjalan menuju para karyawannya yang terlihat bersemangat menjual semua produk produknya.
Nando melihat wanita yang tadi pagi memeluknya, dia nampak sangat ceria ramput panjang di ikat kuda. Dan dia memakai clana jins dan kaos seragam kantor.
"Wanita ini, jika benar benar kamu. Aku bersyukur telah bertemu dengan mu kala itu. aku akan menyerahkan hidupku bersama mu."
"Tuan pergilah ke toilet umum wanita, disana tempatnya cukup bersih aku akan menyuruh seseorang untuk memerintah wanita itu menemui mu Tuan." Ujar Excel membuyarkan lamunan Tuanya
"Oke." Walau sangat berat tapi ini demi wanita yang telah menyelamatkan hidupnya.
Nando berjalan menuju Toilet umum khusus wanita di lantai itu sudah di jaga ketat oleh bodyguardnya. Jadi tidak ada seorang wanita yang bisa masuk selain wanita yang sudah di tunjukan oleh Asisten Excel.
10 Menit telah berlalu Nando menunggu wanita itu, akhirnya datang juga.
"Eh, ko ada pria di toilet ini. Hay kmu keluar." nada bicara Nesya sedikit meninggi mengusir pria tersebut
Nando memutar tubuhnya melihat wanita itu, Melihat ekspresinya sangat lucu menurutnya.
"Baik lah saya yang keluar, gunakan saja sepuas anda." ujar Nesya sedikit malu lantaran sudah berkata begitu tinggi dengan bosnya
Nesya segera berbalik namun tubuhnya di dekap dari belakang,"Kamu jelas mengenali ku. Jika tidak kenapa kamu bilang merindukanku, tolong jelaskan apa kamu yang telah menolong ku kala itu."
"Kalo pun iya, kamu mau apa hah?" Tanya Nesya sambil berusaha melepaskan diri dari pelukan itu.
"Aku akan senang hati menjadikan kamu istriku, aku sudah menunggumu dan mencarimu." Ujar Nando begitu gembira.
"Tolong lepaskan dulu."ujar Nesya dia akan memjelaskan apa yang sedang di benaknya"Kamu mengatakan seperti itu sangat enteng, seakan tidak tau apa yang akan terjadi. Lebih kita jaga jarak saja."
"Apa,Maksudmu. Aku sudah mencintaimu dari pertama aku bertemu denganmu saat aku meminta tolong. Dan kamu juga samakan, tapi kamu mengapa mengatakan itu?"
Nesya menatap penuh kerinduan yang teramat dalam tetapi benteng pertahanan begitu kuat jadi dia tidak boleh terjerumus oleh jurang yang akan membuatnya terpuruk.
"Apa aku harus menjelaskan lebih, Jika waktu itu aku mencintaimu menciummu bukan berarti sekarang masih sama. Kenyataannya aku sudah tidak ada perasaan apa pun terhadapmu. Waktu itu aku hanya menyemangatimu."
Bagai tersambar petir di siang bolong Nando mendengar perkataan wanita ini, jadi memang benar dia wanita itu. Tetapi mengapa perkataanya sangat menyakitinya.
"Apa yang harus aku lakukan agar kamu tidak menolak ku?"
"Bukan kah kita terlahir di dunia yang tak sama, kamu orang berada aku hanya orang tak punya apa apa. Jadi stop berusaha, bukan aku yang menolak mu. Takdir lah yang membuat ku tak berharap. Maaf aku harus kembali."
"Jadi ini, yang membuat mu menolaku." Ucap Nando menatap mata indah Nesya
"Sudah lah, kamu tidak akan mengerti." ujar Nesya mencoba mengabaikan si pria.
Nando tidak ingin wanitanya pergi jadi dia memeluk kembali.
"Aku akan menahanmu jika kamu menolakku," Bisik Nando sangat memaksa
"Hah, kamu ingin menyulitkan ku. Aku bukan orang sepertimu uang datang begitu saja, aku harus bekerja agar aku bisa mendapatkan uang. Dan lebih penting lagi aku harus menghidupi kelurga ku jadi aku mohon lepaskan aku biarkan aku bekerja dengan tenang
Selamat membaca, semoga kalian terhibur
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!