Kenapa si ngotot bangat saya mampir kerumah kamu Zal? ".
" Udah lo mending datang aja besok, gue punya kejutan buat lo".
"Dih najong, emang anak SMA pake kejutan segala, kita udah tua 29 tahun".
" Elu kali yang tua! Gue mah berasa masih muda wkwkwk lo aja kalo disuruh nikah Bilangnya masih muda,".
"Udah, kamu jangan bawa bawa nikah!".
" Mau sampai kapan si Ren? Dari perkumpulan sohib SMA kita sampe kuliah tuh kamu doang yang belum ada pasangan, si Resmond aja yang playboy cap gajah udah punya pawang sama buntut 2 lagi. ".
Ucapan pria bernama Zalano membuat Warren terdiam, dia hanya mengaduk kopi yg iya nikmati.
"Aku hanya belum siap aja Zal" Jawab Warren dingin.
Zalano menghela nafas kasar dan hanya menepuk pundak sohibnya yg berubah 200% itu, dari ucapannya yg sopan bangat, yang dari ceria berubah dingin.
"Pokoknya besok lo dateng kerumah gue sebelum balik keparis ya Ren! Gue mau cabut kasian anak istri" Zalano.
"Iya, saya juga mau pulang mau nemenin mamah ke kajian" Warren.
"Eh iya yang cucu ustadz sang gus Ren yang terkenal dipuja puja kaum hawa kiw kiw" Zalano menggoda Warren.
Warren hanya tersenyum dan menggeleng gelengkan kepalanya dan setelah itu mereka berpisah.
°°°°°°°
Warren Fendrata, seorang CEO dari perusahaan Desainer frough yang berpengaruh di kota Jakarta.
Dia menjadi mualaf karena wasiat sang ayah.
Diusianya yang sudah matang Warren belum menikah karena masih terjebak dengan cinta pertamanya saat remaja.
Dia yang diagung agungkan oleh para kaum hawa, seorang yang dingin, berwibawa, tampan nan gagah.
Ditambah dia juga seorang cucu ustadz dari pondok pesantren terkenal di kota semarang, walo dia tak mau dipanggil gus tapi dia terkenal sebagai Gus Ren di berbagai kota apa lagi di kota semarang semenjak 2 tahun menjadi mualaf karna dia mampu menghafal al-qur'an dengan cepat 20 jus dalam 2 tahun beserta kitab yg lainnya dan tentunya sekarang dia paham, apa lagi selama dua tahun dia di gembleng oleh sang kakek, dan total sampai hari ini sudah hampir 7 tahun dia menjadi mualaf.
Warren juga nurut saja dia merasa harus menebus hutang sang ayah yang telah ingkar terhadap Tuhan mereka, dia malah merasa Damai setelah menjadi mualaf bahkan perusahaan ayahnya yang ia pimpin makin maju pesat, entah ridho dari Allah atau memang benar perkataan dari banyaknya orang mualaf itu akan lebih sukses ditimbang yang langsung terlahir jadi islam.
Karna mereka akan fokus belajar dan mendalami hafalan mereka, tapi kan Warren asli keturunan islam jadi dia mengira mungkin ini sudah jalan takdirnya.
Tak sering juga dia mendapat formulir lamaran dari pondok sang kakek tapi selalu Warren tolak. entah sudah banyaknya wanita sexy,pintar dari rekan bisnis,dan para ustadzah, serta santri yang melamarnya tatap iya tolak.
••••••••••••
Warren terdiam membeku begitu sampai di rumah Sohibnya itu, tentu saja disaksikan Zalano dari depan kamarnya yang dilantai dua, dia mengusap pundak sang istri yang sama-sama menyaksikan adegan bak drama.
Tak bisa Warren pungkiri dia begitu bahagia, dia menemukan seseorang yang ia ukir dihatinya walau tau dia salah karna mengukir nama istri orang, tapi entah kenapa sudah sekian kalinya dia mencoba menghapus ingatan tentang wanita yg tengah tersenyum itu tak pernah mau pergi, padahal dia sudah istiqomah sampai sampai dulu awal jadi mualaf dia puasa senin, kamis hanya untuk memohon dilupakan tentang wanita itu.
Namun nihil malah sampai sekarang 7 tahun ini nama wanita itu terus terukir makin dalam dan indahnya dihatinya. entah kenapa matanya mulai memanas, dia mendongakkan wajahnya agar air mata tak turun dari kelopak mata yang memiliki netra abu-abu itu.
Warren menatap lekat wanita yg tengah bersenda gurau bersama ibu Zalano.
"Cantik bangat dah anak lu Cit, wkwk sesuai dugaan gue" Ucap mama Zalano yang sangat akrab dengan Citra seorang wanita 50tahunan yg cantik dan elegan, karna Citra sudah di anggap anak perempuan olehnya. dia memang sudah berumur tapi dia emak emak gaul, keluarga Zalano beragama Khatolik, mereka chindo,China Indonesia bercampur darah Betawi makanya ngomongnya lo, gue. Lo, gue.
"Si nci bisa aja, " Citra menyunggingkan senyum karna entah sudah yg keberapa kali mantan bosnya itu memuji anaknya sungguh iya merasa risi karna pujian yg berlebihan itu tak baik karna bisa menimbulkan besarnya hati pada seseorang.
"Beneran loh, kayaknya emang anak lu ketuker Cit pas dirumah sakit" Kelakar mamah Zalano yang bernama Yuna atau yg sering disebut Yun Yun.
"Nci mah selalu gitu, " Balas kikikan geli Citra karna dari dia melahirkan 6 tahun lalu sampai detik ini anaknya dibilang ketuker karna sipit, putih kayak China, padahal dia lahiran di klinik desa biasa bukan di rumah sakit, jadi satu ruangan mana bisa ketukar.
"setelah ini rencananya mau kemana? Gak disini aja? kayak yg saya bilang? " Yuna.
"Makasih nci, saya tetap akan di Mangga dua karna saya buka toko kue di sana" Saut Citra sambil menatap anak perempuannya yg duduk anteng menghargai orang dewasa berbicara.
"Lu hebat Citra, usaha lu bukan main." Yuna.
"Iya nci, makasih sekali lagi ya nci. Malah ngrepotin karna nginep segala disini, saya mau pulang ke kontrakan"pamit Citra.
" Iya, ati ati" Yuna mengusap kepala Citra saat Citra menyalimi tangannya lalu mencium anak Citra gemas karna membuat hatinya berbunga bunga.
"Permisi nci" Ucap Citra
"Waalaikumsalam" Sautan dari Yuna dengan senyuman manis di wajahnya.
Yuna memiliki tapi solidaritas tinggi apa lagi buat Citra yg merubah hidupnya dulu jadi dia tau Citra.
"Hehehe si nci bisa aja, kan aku gan enak".
" Gpp, kalo kamu ucap salam kaya gak tau aja saya gimana" Yuna.
Citra tersenyum sambil mengangguk.
"Kami pamit oma" Lirih Anak Citra karna masih gak enak manggil yuna oma seperti yg tadi malam di pintanya.
"Aaaa,,, gemes bangat si kamu" Yuna mulai mode gemes "sering sering main ya Cit bawa anak kamu juga".
" Iya nci" Saut Citra dan melangkah pergi.
Citra berjalan melewati pria yg entah sejak kapan didepan pintu, pria berwajah blasteran yg menyejukkan, dia menundukkan pandangannya saat dirinya melewatinya.
"Silahkan masuk mas, permisi" Ucap Citra karna tubuh tinggi dan kekar lelaki itu menghalangi jalan keluar.
Pria itu hanya bisa mengangguk dan bergeser saja, dia lalu menoleh saat Citra pergi.
Dan dari atas sana Zalano berdecak "ck, cekal kek tangannya, apa sapa! Eh ini malah didiemin aja,".
" Kok kamu yg gemas sayang? Kamu tau sendiri Warren kan udah jadi Ustadz , haram hukumnya menyentuh yg bukan mahram" Jawab istri Zalano sambil cekikikan.
"Ck" Zalano mencium pipi istrinya lalu turun menuruni anak tangga sambil teriak "masuk Tadz, jangan melamun di pintu".
" Eh ada Warren, masuk Ren! kok diem disitu. tante baru mau negur kamu karna hanya berdiri disitu" Yuna.
"Dia lagi ke hipnotis sama pujaannya mah! " Zalano.
Ucapan Zalano membuat Warren malu dan akhirnya dia melangkah ke ruang tamu untuk salim kepada Yuna yg sudah seperti orang tuanya juga.
"Ciee yg gak sengaja ciuman sama doi" Ucap Zalano karna bekas bibir Citra yg salim tadi ke timpa sama Warren.
"Astaghfirullahal'azim" Istighfar Warren yg entah kenapa terasa serba salah, sudah zina mata, dan sekarang jadi kepikiran sama ucapan Zalano.
"Duduk sini Ren, gak usah dengerin Zalano emang usil, kamu tenang aja gak ciuman enggak tadi Citra beda kok cium tangannya berjarak 2centi" Yuna.
"Iya tante" Warren.
"Kamu masih suka sama Citra? " To the point Yuna yg memang tau sohib anaknya menyukai Citra, dia cukup terkejut karna dari candaan anaknya seperti mengatakan kebenaran.
Warren terdiam membuat Yuna menyimpulkan satu hal, dia juga agak ciut kalo sama Warren wibawa seorang ustadz besar terpangpang kuat kadang sampe takut diajak jadi mualaf wkwkwk,makanya kalo sama Warren Yuna ngomongnya kek sopan bangat pake aku, kamu.
"Kamu gak usah jawab Ren, tante tau dari mata kamu" Yuna.
"Iya tante. tante gimana kabarnya selama ini? " Jawab Warren sambil mengelurkan paper bag untuk Yuna "sama ini ada oleh-oleh kecil buat tante, hehe. Gak seberapa tapi semoga tante suka".
" Makasih Ren, kamu malah repot repot ngasih bingkisan segala. Kabar tante baik Ren kamu gimana? " Yuna sambil meletakkan Paperbag ke sampingnya yg bisa ia kira adalah sebuah kalung karna terdapat kotak perhiasan untuk kalung.
" Alhamdulillah saya juga baik tante" Warren.
"Rencananya dia mau ke Paris lagi mah nanti malam" Zalano.
"Loh, bukannya kamu baru kesini ya?".
" Iya tante, ada pekerjaan penting yg menunggu disana".
"Oh gitu, jangan kerja mulu Ren carilah istri jangan jadi warcaholik" Nasehat Yuna.
"Belum kepikiran tante" Warren tersenyum "belum ada yg cocok" Lanjutnya.
Yuna langsung memandang putranya yg di balas naik turun alisnya.
"Kamu itu CEO dan Cucu pemuka agama juga kok bingung Ren? Pasti banyak wanita yg mengantri kamu tinggal pilih" Yuna.
Warren hanya tersenyum.
"Kamu nunggu siapa? ".
"Citra" Bukan Warren tapi Zalano yg menjawab. Alhasil mendapat tatapan tajam dari sang sohib.
Yuna menghela nafas lalu tersenyum "kalo kamu beneran nunggu Citra mungkin kamu memiliki kesempatan saat ini. tadi yg papasan sama kamu itu Citra, tapi apa kamu siap? Dia itu janda anak satu, kalo kamu mau buat mainan mending jangan karna tante gak mau kamu nyakitin Citra".
" Gak bakal nyakitin mah, dia aja mendamba selama ini" Zalano.
Warren hanya mengusap dadanya yg ingin sekali meninju sohibnya itu, karna setiap dia mau menjawab sahabatnya dulu yg menjawab.
"Tante, apa yang tante maksud? Apa benar Citra sudah tak bersuami?" Warren.
Yuna mengangguk sambil tersenyum, dia bisa melihat tau kelegaan dan kebahagian dari wajah sohib anaknya itu.
"Suaminya meninggal karna sakit" Yuna.
Wajah Warren berubah sedih.
"Kenapa kamu malah sedih Ren? Bukannya kamu harusnya senang kamu memiliki kesempatan saat ini" Yuna.
"Sungguh tante saya memang masih menyukai Citra tapi saya tak pernah mau melihat Citra sedih, saya tidak bisa membayangkan betapa sedihnya hati Citra ditinggalkan suaminya, apa lagi kata tante dia memiliki anak" Warren.
"Ya, yang tadi sama Citra itu anaknya" Yuna.
"Kejarlah cintamu, mungkin ini jawaban atas doamu Ren, jangan sedih lo harus seneng" Zalano.
Yuna hanya bisa geleng geleng akan tingkah anaknya yg menyemangati sohibnya, kayak bisikan setan.
Setelah Warren berbincang banyak hal dia pergi dan tinggal yuna beserta anak, mantu dan cucu.
"Apa benar Warren masih menyukai Citra? " Yuna.
"Iya mah,mamah tau sendiri kan pas dulu tau kabar Citra mah nikah gimana, sampe sekarang dia masih suka" Zalano.
"Romantis bangat tau si Warren" Daysi istri zalano.
"Aku emang kurang romantis? " Ucap Zalano.
"Kamu romantis, tapi Warren tuh romantis versinya sendiri" Daysi.
Yuna hanya tersenyum melihat anak dan mantunya itu, dia mengelus kepala cucunya yg berumur 2 tahun, sambil mengingat kejadian 7 tahun lalu.
••••••••••••
" Tante boleh tidak besok aku bawa Citra jalan? ".
" Citra? Kamu mau ajak jalan kemana? Kalo cuman mau main main mending jangan Citra! tante gak rela,padahal tante udah kasih saran mending kamu pacaran sama ponakan tante aja si Mona" .
Warren hanya diam kala disandingkan dengan Mona "Cuman mau ajak jalan doang tante".
" Emang citranya bakal mau? Dia walo tidak muslimah bangat dia tau agama loh Ren, apa lagi kalian tuh beda agama, kamu Kristen dia islam! " Jelas Yuna lemah lembut.
Warren hanya diam sampai Zalano berceletuk.
"Kamu telat Ren".
"Telat? " .
" Maaf Ren,mungkin kamu dan Citra belum berjodoh,Citra izin pulang tadi sore untuk menikah dan tidak balik kesini lagi" .
••••••••
Warren berada di perusahaannya yang di jakarta, dia memutuskan untuk tidak kembali kesana untuk sementara perusahan di Paris dia serahkan pada asisten kepercayaannya dan dia akan meng handle dari sini.
Warren pulang kerumah, dia mengucapkan salam lalu langsung merebahkan tubuhnya di pangkuan sang mama yang tengah nonton siaran ulang kajian ustadz Adi hidayat.
"Loh tumben gak langsung ke ruang kerja lagi? Biasanya kamu langsung kencan sama dokumen kamu? " Cana mama Warren.
"Ma?" Warren bertingkah manja pada sang ibu.
Cana yg merasakan anaknya sedih langsung mematikan TV lalu dia mengelus rambut anaknya itu.
"Kenapa anak mama ini? Mereka yg bilang kamu dingin pasti akan kaget melihat kamu kek bayi kaya gini" Cana.
"Aku menemukannya ma".
" Menemukan? Siapa? "
"Pemilik nama yg selalu aku damba dengan rasa bersalah! Pemilik nama yg selama ini dihati Warren ma, pemilih nama yang aku sebut dengan takut karna dia sudah menjadi milik orang lain" Warren.
"Nak,,, " Lirih Cana.
"Aku malu mah, setelah berhijrah dan istiqomah aku selalu mendamba seseorang yg bukan mahram ku, aku salah ma! Aku merasa berdosa kepada sang Pencipta," Warren menangis di pangkuan sang ibu.
"Nak, ingat kata kakek. Hati tak bisa memilih mau menaruh rasa kesiapa, memang salah kamu mencintai istri orang tapi Alloh tak pernah melarang seseorang hamba mencintai hamba yg lainnya, asalkan tidak melebihi rasa cintanya pada sang Pencipta nak" Cana "Kamu sadar kamu salah, maka saat ini berhentilah! Sudah cukup 7 tahun Ren".
Cana sebenarnya cukup terkejut, dia kira anaknya memang belum siap menikah tapi ternyata dia masih mencintai perempuan dimasa lalunya.
"Tapi Warren gak bisa berhenti mah, apa lagi tau kalau sekarang dia sudah sendiri, perasaanku untuknya semakin menjadi jadi".
" Ya Allahu nak!, kamu tau kan jika seorang pria mencintai wanita? Hanya ada dua pilihan tinggalkan atau lamar! Kamu pasti paham nak jangan menumpuk dosa, walau dia sendiri sekarang tapi dia bukan mahram kamu nak! " Cana.
"Aku tau ma, maka dari itu aku meminta izin dulu sama mama, apa mama setuju kalo aku menikahi seorang janda anak satu? " Warren.
"Mama tak akan melarang mu mau dengan siapa sayang, semenjak kita masuk ke islam mama sadar bibit bobot bebet tak berarti dari ahlak dan adab, jodoh sudah ada yg mengatur, jika dia jodohmu maka kalian akan disatukan dalam versi kalian yang entah masih gadis dan bujang, atau sudah duda dan janda. Bahkan bisa jadi masih muda dan tua, kaya atau miskin. " Cana.
"Masya alloh ma, makasih ma" Warren mengecup pipi wanita yang melahirkannya itu lalu mengecup tangan ibunya penuh hormat.
"Kejarlah! Jika dia menolak maka tinggalkanlah! Tidak baik memaksakan dan terus berlarut dalam hubungan yang tidak jelas kepada yang bukan mahram" Cana.
Warren mengangguk merasa lega laku dia berjalan ke kamarnya dan melakukan solat tobat meminta pengampunan pada sang Maha Kuasa.
•••••••••
"Masya Alloh Chayna, betapa indahnya suaramu sayang, bunda jadi iri hihi" Citra.
"Suaraku,suara bunda juga" Chayna gadis berumur 6 tahun itu mencium hidung bundanya setelah mengaji, menirukan tiwalah dari youtube yang dia tonton.
"Besok kita cari sekolahan yg dekat sini ya sayang, kita mulai usaha berdua, tampa nenek, kakek dan lilik" Citra.
Chayna mengusap pipi bundanya yang iya yakini sedang bersedih, dia mengangguk lalu memeluk bundanya.
"Jangan menangis bun, ada chayna yang jagain bunda sebagai pengganti kakek, nenek, lilik dan Ayah".
Citra langsung meneteskan bulir bening yang ia tahan, dia sangat bersyukur dipercaya oleh Alloh anak secerdas chayna dan pengertian sepertinya, chayna begitu dewasa membuat hati Citra selalu mengucap syukur.
"Dimanapun Chayna berada, Chayna bakal bahagia selama sama bunda".
" Iya" Jawab Citra dengan bibir bergetar, hanya pada putrinya Dia tak pernah menyembunyikan kesedihannya.
Citra Bayu Atriza wanita berumur 26 tahun itu memeluk erat sang anak, tak bisa pungkiri dia merasa hidupnya berat menjadi ibu tunggal diusia muda. Saat anaknya berusia 3 tahun suaminya jatuh sakit dan meninggal.
Untung saja dia memiliki keluarga yang selalu mendukungnya beserta keluarga sang suami.
"Maaf mas, dan Terima kasih atas peninggalan mu ini, chayna tumbuh sangat tangguh seperti dirimu,dia menggantikan dirimu mengusap air mataku,aku selalu bersyukur Alloh percaya pada kita dan mengaruniai anak sehebat chayna mas,aku sudah ridho dan ikhlas atas kepergianmu tapi sungguh aku merindukanmu, mungkin ini hukuman karna aku baru mencintaimu sekarang mas,kepergianmu mengetuk hatiku,aku mencintaimu karna allah, ya allah jagalah cintaku di tempatmu yang nyaman".
Citra selalu menyalahkan dirinya karna dirinya tak pernah sekalipun tulus mencintai sang suami semasa hidup, hatinya selalu mencoba mencintai lelaki hebat yang meminangnya lewat ta'aruf yg diatur orang tua mereka. Tapi dia tak pernah mencintai suaminya rasanya dia merasa hampa padahal sedang bersenda gurau bersama, tak ada yg ia tutupi dia jujur pada sang almarhum suami bahwa dia merasa berdosa karna hatinya terasa mati rasa, padahal dia tak pernah pacaran, dia selalu menjaga dirinya, tapi kenapa dia tak pernah jatuh cinta dengan suami hebatnya.
Dia melakukan tugas istri dengan baik bahkan sang suami pernah berkata sebelum 7 hari dia akan meninggal.
"Dek,jika nanti aku pergi jangan merasa bersalah! " Fino
"Mas! Kumohon jangan berkata seperti itu, mas akan sembuh" Citra
" Iya, istriku sudahkah kau mencintaiku?sudahkan hatimu berdebar saat bersamaku? Aku tau kamu berdebar saat kita diranjang tapi sudahkah kau berdebar saat aku tatap seperti ini" Fino. Menatap istrinya penuh binar cinta.
"Ih mas malu".
" Sayang, istriku tercinta sudahkah kau mencintaiku, tak apa jujurlah" Fino.
" Maaf mas, aku sangat menyayangimu tapi hatiku masih hampa entah kenapa rasa cinta itu belum ada" Citra dengan air mata yang luruh begitu saja.
"Ya allah, dek jangan menangis. kamu tidak perlu minta maaf, kamu tidak salah mungkin alloh sudah menyiapkan sesuatu didepan sana buat kamu" Fino mengecup bibir sang istri.
"Mas jangan seperti ini! Sesuatu didepanku ya kau, kita akan menua bersama melihat Chayna tumbuh, menggapai mimpinya, dan menikah, menimang cucu kita bersama, demi Alloh jangan berkata seperti ini mas" Citra menangis di pelukan suaminya.
"Sayang, jangan menangis! Kamu tau? Jika hati seseorang hamba itu hampa tanpa cinta padahal sudah bersama lawan jenis tandanya ada seseorang yang selalu melangitkan namamu, dia meminta untuk menjagamu, agar saat dia bertemu denganmu hatimu seutuhnya untuknya" Fino mencium puncak kepala Citra.
"Ya Alloh mas! Jangan berkata seperti itu, kumohon pasti aku bisa mencintaimu, maafkan aku aku memang belum mencintaimu tapi aku sangat nyaman bersamamu, jikalau hal terburuk dirimu pergi aku tak akan menikah lagi" Citra tambah kejer menangis.
"Hust tidak boleh seperti itu sayang, Alloh tau takdir yang baik untuk hambanya".
" Yang terbaik itu adalah kamu mas!"Citra.
"Masya Alloh ya sayang, mas beruntung memilikimu hati mas sangat adem saat bersamamu" Fino mengecup seluruh wajah Citra lalu berakhir di bibir, iya lumat pelan penuh cinta dan kasih sayang sambil hatinya berkata "maaf sayang, jika mas menjadi beban untukmu, tapi mas merasa hidup mas tak akan lama, mas bahkan memimpikan seseorang sedang menunggumu, tak ada suami yang rela membahas istrinya bersama lelaki lain atau memikirkan dia dimiliki orang lain, tapi jika mas tak bisa menuntunmu ke janah mas berdoa ada pria yg baik datang untukmu dan anak kita ke janah sana nanti, hati mas mengatakan kisah kita sampai disini, kamu istri yang berbakti sayang! Rasa cinta sudah Alloh garis takdirkan dan rasa nyaman bukan berarti cinta karna cinta itu mampu membuat hatinya berdebar saat bersama orang itu! Seperti mas sekarang ini bersamamu" Fino memeluk istrinya dengan bulir bening yang jatuh dari kelopak matanya dan mengecup lagi bibir sang istri.
Istri yang cantik, teduh tatapan matanya.Yang selalu menjadi rumahnya membuat dia tenang, dia bersyukur di kehidupannya Alloh mempertemukan dirinya dengan Citra, bidadari cantiknya. Jika dia bisa egois dia meminta agar terus bersama Citra menjaga anak mereka tumbuh bersama, namun itu tak mungkin dia sudah mendengar dokter berkata tumor otaknya sudah parah, dia bahkan sering lupa pada orangtuanya sendiri dan setiap orang disekitarnya,adanya anak dan istrinya yang iya selalu ingat.
Bunda sudah nangisnya" Chayna.
"Sayang nya bunda, cantiknya bunda, solehahnya bunda" Citra menciumi anaknya penuh cinta sambil hatinya berkata "mas aku merindukanmu, ya rab ikhlaskan lah hati ini! Jagalah dia untukku".
" Maaf sayang " Citra.
"Gapapa bunda Chayna memang belum ngerti kesedihan bunda, tapi jangan bersedih ya bunda" Chayna.
Chayna tentu saja sedih tapi dia tak bisa sesedih ibunya, karna kenangan sang ayah tak ada di otaknya, karna dia ditinggal saat usia 3 tahun. Dia selalu merindukan sosok ayahnya yang bundanya selalu ceritakan betapa baik dan sayangnya ayah pada dirinya, sosok ayah yang bundanya jelaskan disetiap potret foto saat dia kecil, yang bisa anak kecil itu paham adalah ayahnya sangat mencintai dirinya, Chayna sering membayangkan bagaimana jika ayahnya masih hidup pasti dia sangat bahagia karna ayahnya penyayang.
1 bulan berlalu.
Citra menyewa toko di gedung mall untuk membuka aneka kue yang ia buat disana descret berbagai makanan dia buat, dia menyewa kontrakan rumah yang bayarannya setengah tahun sekali, dia modal dengan uang tabungannya yang iya simpan setelah kerja kesana kemari semenjak suaminya meninggal serta tambahan uang dari orang tuanya dan ibu mertuanya.
Cukup mahal dan menghabiskan cukup banyak uang yg dikeluarkan Citra, Citra 2 tahun kerja ke kota terdekat desanya sebagai pengasuk orang tua jompo yg bergaji 5 juta perbulan, dia harus jauh dari anaknya yg sedang lucu lucunya untuk melunasi hutang pinjaman untuk pengobatan suami dan menghidupi anaknya. Chayna ditinggal bersama ibunya, setelah 2 tahun dan anaknya sudah berusia 5 tahun dia memutuskan membuka usaha kue, awalnya dia dagang donat dan seterusnya bermacam macam kue dia buat sampe kue ulang tahun, dan sampai Citra ikut lomba membuat descret menang juara 3, dia terpikir akan membuka usaha di kota.
Menerima tawaran kerja sama dari sang juara pertama lomba yang dia ikuti.mungkin orang mengira hidupnya enak! Padahal tidak! tak ada yang mau jauh dari anaknya, tak ada yang mau ditinggal suami, salah satunya dia memilih kekota karna dia sudah beberapa kali mendapat lamaran dari pemuda dan bahkan duda mapan di desa, tapi dia tolak.
Tak ingin memikirkan berumah tangga dulu yang ia pikirkan membahagiakan anaknya, karna hatinya baru terketuk mencintai almarhum suaminya yang sudah tak ada, entah itu cinta atau rasa bersalah yang jelas dia mengira ini adalah cinta.
Citra sedang menjemput Chayna, Chayna menemukan sekolah dekat sana. Ya,dibilang dekat ya enggak soalnya 30 menit perjalanan dengan motor itupun kecepatan 35prjm.
Bagi orang yang tak biasa naik motor dikota ya itu udah cepet beda sama yang biasa bawa sampe 60prjam kecepatan gak takut gak berasa cepat.
Jangan tanyakan motor itu dari mana, tentu motor matic Citra yg dari desa ia bawa juga ke kota.
"Asalamualaikum bunda" Chayna mencium tangan bundanya.
"Waalaikumsalam sayangnya bunda, ayok naik".
Beberapa menit dia berjalan terhenti karna banyaknya kerumunan orang dan wartawan.
" Bunda kayaknya lagi pada syuting flm ya bun hihi, seneng deh di kota walo panas bisa liat ginian" Chayna.
"Iya sayang, bunda udah tua segini aja baru liat banyaknya wartawan nyata, mereka bukan syuting tapi lagi cari berita loh, kayak ada seseorang yg terkenal" Jelas Citra.
"Oh gitu ya, hihi ada ada aja" Chayna lirih.
Mereka jalan kembali setelah kerumunan itu mulai teratur dan kendaraan lain mulai jalan, tanpa Citra sadari ada netra yg menatapnya ingin mengejar namun tak bisa.
......................
"Kok bisa Frans mereka tau saya ada disini! " Warren memijat pangkal kepalanya yg pusing akibat wartawan yg membuntuti mereka ke tempat yg ia tuju.
"Maaf tuan, sepertinya mereka ada yang siap siaga mengikuti" Ucap Frans sang asistennya yang di Jakarta.
"Udah lah biarin, namanya juga negara Konoha,".
" Tuan tidak mau saya ambil tindakan rekut pengawal? ".
" Ck, buat apa ngrepotin! Kaya orang penting aja aku, mereka cuman kagum sama ketampanan saya Frans padahal yang namanya fisik bakal luntur kalo berumur".
"Tuan kan memang tampan, makanya tuan harus dikawal kaya di novel gitu loh tuan! " Ujar Frans.
"Hahaha kamu ini, emang kamu kira ini novel?lucu juga kamu badan segede gini bacanya novel kek cewek".
"Buat reflesing aja tuan! Kan tuan tau sendiri saya belum punya istri hehehe, kalo udah punya istri reflesing nya sama dia".
" Iya, tapi lebih baik baca Al-qur'an, lebih bermanfaat. jangan kebanyakan maraton cerita fiksi yg jelas ada aja Al-qur'an maratonnya".
"Maaf tuan, saya lupa lagi cerita sama seorang gus" Frans merasa malu.
"Jangan panggil saya gus Frans, saya tak sehebat mereka yang menyandang gelar itu, ayah saya saja yg harusnya jadi gus bisa murtad keluar dari jalan allah apa lagi saya yang seorang mualaf ini! ".
" Tapi tuan, tuan tetap orang islam loh walo mualaf, beda cerita sedikit gak ngaruh" Frans sambil nyetir.
"Jangan membenarkan sesuatu yang salah," Warren menjitak kening Frans yg sudah seperti adiknya sendiri, kebetulan pas lampu merah.
Frans hanya terkekeh.
••••••••
"Bunda? " Panggil Chayna yg terbangun dari tidur malamnya, dia akan mencari kekamar mandi namun ia urungkan karna melihat bundanya tengah menangis ditengah doa solat malamnya.
"Ayah, kenapa ayah harus pergi secepat ini meninggalkan bunda yang begitu cantik, kasihan bunda ayah, Chayna juga mau dipeluk ayah! Chayna sedih melihat anak anak lain bersama ayah mereka, tapi Chayna janji ayah, Chayna yang bakalan jagain bunda" Gumam bocah berusia 6 tahun itu.
Chayna tiduran kembali tak mau membuat ibunya berhenti mencurahkan segala kesedihannya pada sang pencipta.
"Ya Alloh chayna juga mau tau sosok ayah" Gumam dia kembali lalu tertidur lagi.
Di tempat lain ada seorang pria yang tengah tersenyum senang, pasalnya dia menemukan akun sosial media seseorang yang ia cari.
"Ya rab, kenapa tidak dari dulu hamba mencari tau! Tapi mungkin memang engkau menutup pikiran hamba untuk memikirkan kesitu, apakah ini pertanda ya allah? Engkau mengizinkanku kali ini untuk memilikinya?".
Pria itu men scroll setiap postingan yang terdapat di akun itu "Masya Alloh, pantas saja aku tadi melihatnya disekitar sana, ternyata dia jualan kue toh" Senyumnya tak pernah pudar melihat foto banyaknya jenis kue ultah, dan berbagai jajanan lainnya, seperti roti dan yang lain.
Namun senyumnya terhenti setelah ia melihat foto terakhir.
"Lelaki hebat yang mendapatkan Citra ternyata karismatik bangat, apa bisa aku bersaing dengan masa lalumu yang hebat ini Citra? " Warren mengusap foto almarhum suami Citra.
"Izinkan aku memperjuangkan istrimu" Lirihnya.
Dia merasa seperti orang gila, karna berbicara pada foto, seperti ABG yg baru jatuh cinta stalkingin media gebetan.
Dia mengakhiri sesi melihat foto lalu menelfon seseorang untuk mencari tau keberadaan Citra lebih detail! Dan setelah itu dia melihat jendela apartemennya, melihat masih banyaknya kendaraan berlalu lalang di malam hari sambil beristighfar lagi lagi dia mengagumi yang bukan mahram.
Inilah sebab dia tak nyaman, dipanggil gus karna baginya dia tak pantas untuk mendapat gelar terhormat itu, dia malu karna takut untuk menjaga gelar itu karna dia sadar selalu berbuat dosa dengan melangitkan nama seseorang yang bukan mahram.
••••••••••
" Ya allah,,, "baru 3 bulan dijakarta Citra harus menerima pil ketakutan, dia di telfon pihak sekolah bahwa Chayna tak masuk sekolah, dan saat di periksa CCTV dekat jalan sekolah anaknya diculik saat akan masuk ke gerbang.
Hari ini dia menitipkan anaknya pada tetangga rumah kontrakannya yg sudah iya kenal sebagai sopir taxi karna hari ini dia mendapat pesanan untuk membuat 200 kotak oleh oleh.
"Sabar bu, pihak sekolah juga akan membantu karna ini salah para satpam yg kurang peka! Padahal anak diculik disejengkal mata mereka!" Kepala sekolah menatap 2 satpam yg menunduk ketakutan.
Citra menangis terduduk lemas di tenangkan wali kelas perempuan sang anak tapi ia harus kuat dia harus mencari anaknya.
"Tolong bantu saya cek CCTV jalan yang ada di sekitar jalan pak, saya bakal ganti uangnya kalo memerlukan biaya mahal pak, temani saya bantu saya! Jika lapor polisi apa akan ditanggapi pak? Karna ini kasus penculikan bukan hilang" Pikiran Citra buntu tapi masih bisa memikirkan 2 jalan keluar yg bisa iya pikirkan itu.
Kepala sekolah itu mengangguk, mereka membawa salinan CCTV itu dan ke kantor polisi terdekat.
Citra hanya bisa disuruh menunggu selama masa pencarian penculik itu, andai dia kaya raya mungkin dia akan menyewa hacker untuk melihat semau CCTV jalan dan mencari tau anaknya dimana, kecemasan tiada tanding yang ia rasakan membuat dia merasa tak berguna, karna keteledoran dirinya anaknya entah baik baik saja atau tidak.
Tetangganya yang mengetahui pun ikut mencari saat mendengar dari istrinya anak yang ia antar tadi pagi diculik, dia merasa bersalah karna tak melihat anak itu masuk ke gerbang dulu, dia yang pantas disalahkan disini jadi dia juga berusaha mencari jika terjadi hal buruk pada anak Citra tentu dia juga yang akan kena, pastinya dia akan kena! Karna dia tak amanah dan ceroboh.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!