NovelToon NovelToon

Devil Be Side Me

Prolog

Hidup yang di jalani Kania setelah kedua orang tuanya meninggal hanya satu kata.
Berantakan.
Entah urusan keuangan, batin, maupun pendidikan.
Hidup yang ia tanggung bukan hanya untuk sekolah maupun makan. Tapi juga tunggakan hutang yang ditinggalkan kedua orang tuanya.
ketika seharusnya ia masih menjalani kelas di tingkat terakhir menengah atas, Kania harus merelakan pendidikan yang sebentar lagi rampung demi mencari sesuap nasi.
Yang ia lakukan tentu saja bekerja serabutan guna memenuhi semua kebutuhan dan juga gue hutang yang semakin hari semakin menumpuk saja bunganya.
Para rentenir yang terus saja datang silih berganti untuk menagih tanpa henti.
Sampai ada sesekali masa dimana dirinya begitu frustasi hingga ingin mengakhiri hidup demi menyusul kedua orang tuanya.
Hanya saja, yang membuat Kania lebih gila adalah ketika tahu sang kakak bergabung dalam kelompok gangster yang menjual obat-obatan terlarang.
Dan Kania rasa, inilah akhir hidupnya.
Kania Larasati
Kania Larasati
Kakak GILAA!!
Kean Laraguna
Kean Laraguna
Sutt.. Sst sst! Ngapain lu teriak?!
Kean menaruh jari telunjuknya di depan bibir sembari sedikit melotot.
Kania Larasati
Kania Larasati
Lu..
Kania mendesah berat, menyugar rambutnya yang panjang tak terurus ke belakang dengan wajah frustasi.
Kania Larasati
Kania Larasati
Lu ngapain jual obat-obatan haram begitu, sih?!
Kean meringis lirih, dia menunduk sembari menggaruk alis kanannya.
Kean Laraguna
Kean Laraguna
Maaf, dek. Gue tergiur duitnya yang gede.
Kembali meringis lebih dalam.
Kania berdecak kesal, barusan Kean pulang setelah dua minggu lamanya tidak nampak batang hidung. Lalu kakak satu-satunya ini malah memberi kabar jika dia terlibat dengan salah satu kelompok gangster yang menjual obat-obatan terlarang. Kean menjelaskan secara singkat jika dirinya menjadi kambing hitam salah satu anggota yang berkhianat dan menjadikan dirinya tersangka untuk beberapa obat palsu dan penjualan gelap.

Melarikan Diri

Kania Larasati
Kania Larasati
Terus sekarang gimana?
Kania bertanya dengan nada panik, sebabnya Kean muncul dengan raut wajah yang tegang dan ketakutan.
Sedari tadi lelaki itu tidak berhenti mengintip dari balik tirai jendela.
Kean Laraguna
Kean Laraguna
Ya, gimana lagi Kai, kita mesti kabur dari sini. Gue yakin mereka lagi nyariin ke sini dan tahu alamat rumah ini.
Kania Larasati
Kania Larasati
Heh, setan! Gue baru aja bayar kontrakan ini dua hari yang lalu!
Kean Laraguna
Kean Laraguna
Udahlah, nanti gue ganti!
Kean menarik tangan Kania untuk pergi ke kamar, segera saja pemuda jangkung itu buru-buru memasukkan beberapa potong baju acak milik adiknya ke dalam tas ransel.
Kania Larasati
Kania Larasati
Lu serius, Bang?
Kean Laraguna
Kean Laraguna
Iya, ini udah darurat!
Kania mendesah kesal, maka mau tak mau dia ikut membantu Kean berkemas. Hanya barang yang sekiranya bisa ia bawa dan sangat penting.
Kania Larasati
Kania Larasati
Terus kita mau ke mana?
Kean Laraguna
Kean Laraguna
Udah, lu ikutin gue jangan banyak tanya. Gue gak mau lu celaka kalau gue tinggal gitu aja.
Kania Larasati
Kania Larasati
Lagian elu sih pake gabung ke geng pengedar narkoba begitu!
Namun Kean tidak menjawab sama sekali. Dia menarik tangan sang adik dengan mengendap pelan menuju pintu keluar.
Sama seperti sebelumnya, Kean mengintip dari balik gorden jendela lebih dulu memindai situasi. Di rasa aman, Kean segera menarik gagang pintu dan juga menarik Kania agar segera keluar. Sebelum melangkah pergi Kean mengunci pintu rumah kontrakan mereka dulu.
Mereka berdua berlari dari daerah kawasan kumuh yang sudah sepi sebab jam menunjuk jam 2 pagi dimana orang-orang sedang tertidur pulas.

Sembunyi

Tangan Kania di tarik kuat oleh Kean, sampai rasanya ia pikir itu akan patah. Dalam larinya ia terus meringis menahan sakit.
Kania Larasati
Kania Larasati
Bang, Bang, bentar, bentar.
Napas keduanya terengah tak karuan. Ini sudah lebih dari jauh.
Kean Laraguna
Kean Laraguna
Ngapa? Kita gak ada waktu, Kai.
Kania Larasati
Kania Larasati
Iya, tapi tangan gue sakit!
Kean mengerjap, segera ia melepaskan tangan sang adik dan melihat guratan jarinya terpampang jelas di kulit milik Kania. Merah.
Kania mendelik, mengusap pergelangan tangannya yang perih
Kania Larasati
Kania Larasati
Ini sekarang kita mau kemana?
Kean Laraguna
Kean Laraguna
Bentar lagi nyampe. Makanya jangan berhenti.
Kean menarik lagi tangan Kania, namun dengan gerakan lembut. Sebab lari mereka menjadi langkah pelan.
Keduanya lelah. Apalagi Kean yang tidak tidur dari kemarin malam. Ia harus bersembunyi dari orang-orang yang mengejarnya.
Kania Larasati
Kania Larasati
I-ini..
Mereka berhenti. Tepat di belokan jalan yang ketiga.
Kania Larasati
Kania Larasati
Kania menengadah. Mulutnya menganga dengan pandangan horor
Sebuah rumah terbengkalai yang ditinggalkan selama bertahun-tahun lamanya. Usang, lapuk, menyeramkan, dan juga horor.
Kania Larasati
Kania Larasati
NovelToon
Kania Larasati
Kania Larasati
L-lu gila, Bang?
Kean meringis menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal.
Kean Laraguna
Kean Laraguna
Cuma ini tempat persembunyian yang aman, Kai. Gue pernah diem di sini selama dua hari, walau udah gak ditempati tapi beberapa barang masih layak pake, kok. Airnya aja masih nyala.
Kania hanya bisa menghela pasrah, begitu juga tangannya yang ditarik lagi oleh Kean agar segera memasuki rumah tersebut.
Jangkrik, burung hantu, serta lolongan anjing dari kejauhan menambah kesan mistis. Tidak ada penerangan apapun di dalam, hanya cahaya bulan yang masuk ke celah jendela dengan cerminnya yang pecah beberapa sudah tidak mempunyai kaca.
Kania menelan ludahnya susah payah. Tidak bisa ia berpikiran jernih atau mempunyai pikiran positif di kala aura seram menyelimuti rumah itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!