NovelToon NovelToon

Dia Pengasuh Putraku

Aswin Al Nur

Di dalam kamar yang gelap tanpa penerangan lampu, ada seorang pria yang sedang duduk melamun sendirian sambil memegang sebuah map. Dan map itu berisi akte cerai.

Pria itu adalah Aswin Al Nur. Pria keturunan arab. orangnya tampan juga berperawakan tinggi besar. Aswin tadi siang baru saja dari kantor pengadilan agama untuk menghadiri sidang perceraiannya dengan sangat istri.

Aswin dengan istrinya bercerai karena orang ke tiga. Ternyata istrinya berselingkuh dengan temanya sendiri. Aswin merasa sangat hancur. apa lagi saat dengar alasan Istrinya berselingkuh. Istri Aswin bilang kalau Aswin terlalu cuek dan terlalu sibuk sampai tidak ada waktu untuknya. Padahal Aswin selama ini banting tulang untuk istri dan anaknya agar tercukupi semua kebutuhan nya. Tapi ternyata Istrinya justru tidak menghargainya.

Memang Aswin selalu pulang malam. Dan Aswin lakukan itu demi istri dan anaknya. Anak Aswin baru satu berumur 3 tahun. Khairan Al Nur.

Orang tua Aswin juga merasa sedih karena anaknya telah di sakiti oleh menantunya.

Sampai akhirnya Aswin tidak pernah lagi dekat dengan wanita. Aswin merasa trauma karena dikhianati istrinya sendiri. Sudah dua tahun Aswin menjadi duda. Orang tua Aswin sebenarnya menginginkan Aswin menikah lagi. Tapi Aswin selalu bilang tidak mau menikah.

"Kamu apa ngga kasihan sama anakmu. Dia juga butuh seorang ibu," kata Mamah Aswin.

"Mah, Khairan ngga butuh seorang ibu. Ada suster yang menjaga dan menemaninya. Ada Mamah juga kan. Buat apa lagi Aswin menikah."

"Tapi kasih sayang Mamah dan Suster itu beda sayang."

"Ngga Mah. itu sama aja."

Saat Mamah mau bicara lagi, Papah menahan Mamah sambil menggelengkan kepalnya.

Aswin lalu pergi dari rumah karena merasa pusing dengan perkataan Mamahnya yang setiap hari menyuruhnya menikah.

Sampai satu Minggu Aswin tidak pulang ke rumah karena kesal dengan Mamahnya. Aswin pulang ke apartemen. niat Mamah menyuruh Aswin menikah sebenarnya agar ada yang menemani dan juga mengurus nya. Karena Aswin terlihat berantakan semenjak tidak punya istri.

"Pah, Aswin sudah satu Minggu ngga pulang."

"Biarkan saja Mah. Nanti juga pulang. Khairan kan di sini, pasti Aswin akan pulang."

"Semoga deh Pah."

Saat Mamah dan Papah sedang mengobrol, Suster Khairan datang.

"Ibu, Bapak. Saya mau bicara."

"Ada apa Sus. Kok suster nangis?"

"Saya di telfon sama ayah saya. Kata ayah saya, ibu saya masuk rumah sakit Bu. Jadi saya mau izin pulang."

Mamah dan Papah saling tatap. Suster sambil menangis bicaranya. Mamah ngga tega langsung kasih izin suster pulang.

"Jangan lama lama ya Sus, nanti saya repot jaga Khairan sendirian."

"Saya ngga bisa janji Bu. Soalnya saya ingin temani ibu saya sampai sembuh."

"Aduh, kalau gitu lama ya. Kalau kamu sampai 4 hari ngga balik lagi ke sini, saya akan cari ganti kamu, ngga papa kan? Soalnya saya sudah tua, ngga bisa jagain Khairan lama lama. Tau sendiri kan Sus, Khairan sangat aktif."

"Iya Bu saya tau. Iya sudah terserah ibu saja kalau begitu."

"Tapi kamu ngga papa kan?"

"Ngga Bu."

"Ya sudah sana kamu siap siap. Saya nanti suruh supir antar kamu sampai terminal Bus," Suster jawab iya dan langsung pergi ke kamar.

Saat Suster sedang merapikan barang barangnya, Khairan mengintip di pintu.

"Cus mau kemana?" Suster sebenarnya sangat berat meninggalkan Khairan. Karena sudah dari umur satu tahun suster merawatnya. Tapi mau gimana lagi Ibu nya lebih membutuhkan nya.

"Cus mau pulang dulu ya sayang. Ibu Cus di kampung sakit."

"Trus nanti Khailan sama ciapa?"

"Kan ada Oma, ada Opa ada Papah sama Mba."

"Tapi Khailan maunya sama Cus aja."

Suster sangat tidak tega dengan Khairan. Suster juga sambil menangis. Khairan memang kurang kasih sayang seorang ibu. Jadi Suster dengan Khairan sudah sangat dekat.

"Khairan sayang, Opa mau pergi mancing ikan Khairan mau ikut ngga?" Oma datang dan mendekati Khairan. Oma dan Opa akan membawa Khairan pergi agar tidak melihat susternya pulang.

"Ngga mau. Khailan mau sama sus aja."

"Bener nih Khairan ngga mau? Opa mau mancingnya di kolam ikan yang banyak ikan nya loh. Nanti Khairan bisa tangkap ikan sendiri. Gimana mau ikut ngga?"

Khairan akhirnya mau karena memang Khairan suka main ikan. Khairan lari keluar mencari opanya. Oma langsung memberikan amplop pada Suster.

"Kamu hati hati di jalan ya. Salam buat orang tuamu. Semoga ibu kamu cepat sembuh. Ini buat kamu."

"Terimakasih Bu."

"Iya."

Oma lalu pergi keluar. Opa dan Khairan sudah menunggu di mobil. Suster setelah rapi juga langsung berangkat di antar supir.

Aswin sebenarnya sudah sangat kangen dengan anaknya. tapi karena masih kesal dengan Mamahnya yang selalu menyuruhnya menikah jadi malas pulang. Aswin menghabiskan waktu di kantor dengan bekerja dan terus bekerja.

Malam harinya Khairan terus menangis karena mencari susternya yang sudah pulang.

"Cus mana Oma. Cus mana?" sambil menangis.

"Cus pulang dulu sayang. Ibu Cus sakit."

"Khailan mau sama Cus Oma."

Saat Khairan sedang menangis, Aswan pulang ke rumah. Aswan mendengar Khairan yang menangis langsung mendekatinya.

"Sayang, kamu kenapa?"

"Papah...." Khairan langsung berlalu mendekati Aswan. Aswan memeluk Khairan.

"Papah, Cus pelgi."

"Pergi ke mana sayang?"

"Suster pulang dan kayanya ngga balik lagi ke sini," jawab Oma yang terlihat cuek. Oma kesal dengan Aswin yang lama ngga pulang.

"Kenapa memangnya Mah? Memangnya gajinya dia kurang?"

"Bukan itu. Ibu nya sakit dan sedang di rawat di rumah sakit. Jadi Suster mau merawat Ibunya sampai sembuh. Jadi besok kita harus cari suster baru untuk menjaga Khairan. Sekarang urus itu anak kamu, Mamah sudah capek dari siang menemani anak kamu," kata Oma lalu pergi.

Oma sebenarnya ngga tega melihat Khairan yang terus menangis, tapi Oma yang kesal dengan Aswin membiarkan Aswin mengurus anaknya sendiri.

Aswin lalu menghibur Khairan agar lupa dengan susternya.

"Khairan kan anak cowok, jadi ngga boleh cengeng. Khairan mau sekolah TK B kan. Jadi ngga boleh nangis."

"Besok kita ke Mal ya. Papah akan belikan mainan baru, gimana. Khairan mau kan?"

Aswin terus saja membujuk anak nya agar tidak menangis lagi. Sampai akhirnya Khairan diam. Dan Aswin mengajaknya tidur. Khairan akhirnya tidur. Aswin merasa lega. Di pandangnya anaknya itu.

Aswin baru sadar sekarang anaknya sudah besar. Dulu saat Mamah nya meninggalkannya, Khairan masih berumur 3 tahun.

Karena istrinya dulu telah mengkhianatinya, Aswin melarang mantan istrinya untuk menemui Khairan. Aswin takut mantan istrinya akan mengambilnya. Tapi semenjak bercerai Aswin dan mantan istrinya memang tidak pernah berkomunikasi lagi. Aswin juga tidak tau dimana sekarang mantan istrinya berada.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Amelia Subkhi

Esok harinya Oma menelfon penyalur untuk mencarikan pengasuh anak. Oma tidak kuat kalau harus mengurus Khairan sendirian. Oma sudah tidak kuat kalau berjalan cepat karena kakinya kena asam urat.

"Kalau ada hari ini juga saya mau. Saya akan bayar berapa saja, kalau memang ada," kata Oma.

Si penyalur jasa langsung merasa senang karena Oma bilang akan bayar berapa saja.

"Baik Bu, saya akan cari kan secepatnya. Karena sekarang sedang kosong untuk pengasuh anak."

"Ya sudah kalau gitu saya tunggu."

Oma lalu mematikan telfon nya.

"Gimana Mah, kapan ada pengasuh buat Khairan?" tanya Aswin.

"Belum ada. Tapi akan di carikan secepatnya."

"Soalnya Aswin besok mau ke Semarang tiga hari Mah."

"Apa ngga bisa di undur. Mamah ngga bisa sendiri kalau jagain Khairan."

"Ngga bisa Mah. Kan ada Mba yang bisa bantu Mamah jaga Khairan."

"Kamu tuh kenapa sih mementingkan pekerjaan, dari pada anak kamu sendiri. Harusnya kamu tuh jangan pergi dulu sebelum ada suster yang menjaga anak kamu."

"Tapi pekerjaan ini sangat penting untuk kemajuan kantor Aswin Mah. ini semua Aswin lakukan juga untuk Khairan."

"Mah sudah. Biarkan Aswin pergi. Aswin benar ini demi Khairan juga. Biar nanti Mba yang jaga Khairan kalau kaki Mamah sakit."

"Papah bela Aswin ya!"

"Bukan belain Mah. Tapi memang Aswin ada benarnya. Sudah jangan ribut pagi pagi. Aswin sana berangkat ke kantor. ini sudah siang."

"Iya Pah."

Aswin lalu pergi dan berangkat ke kantor. Oma langsung melotot ke Opa. Oma merasa kesal karena belum selesai bicara, tapi Opa menyuruh Aswin pergi.

Esok harinya Aswin pergi ke Semarang. Sedang suster untuk Khairan belum ada. Aswin pamit sama orang tuanya, Oma terlihat masih kesal.

"Pah, Mah, titip Khairan ya. Aswin akan segera pulang."

"Iya sana pergilah. Kamu ngga usah kuatir masalah Khairan. Papah sama Mamah akan menjaganya."

Oma tidak berkata apa apa. Aswin langsung pergi.

Khairan sedang mandi di kamar mandi bersama Mba. Mba di siram air shower sampai basah kuyup. Khairan semenjak susternya ngga ada jadi makin nakal. Karena Khairan ngga mau sama mba dan mintanya selalu susternya.

"Ya Tuhan ini anak. Rasanya aku sudah ngga kuat jagain nya," kata Mba dalam hati saat badanya basah karena di siaran air.

Mamah masuk ke kamar Khairan dan melihat Mba yang basah kuyup.

"Mba kenapa kamu basah gitu?"

"Di siram sama Den Khairan Bu."

"Ya Tuhan Khairan, kenapa kamu nakal sekali sih."

"Oma sama Mba yang nakal. Khailan minta sama cus ngga boleh."

"Cus kan lagi pulang sayang. Besok cus datang kok. Sudah sekarang Khairan ayo mandi ya."

"Ngga mau."

Oma tarik nafas sambil mengusap dadanya.

"Ya Tuhan, sabar sabar."

Oma lalu membantu Mba memandikan Khairan.

Di lain tempat, seorang wanita sedang tiduran. Lalu mendengar hpnya berbunyi tanda panggilan. perempuan itu lalu mengangkatnya.

"Halo."

"Halo Mel."

"Iya ada apa?"

"Bantu aku dong."

"Bantu apa?"

"Aku sedang cari orang buat suster seorang anak. Kamu ada teman yang mau kerja ngga?"

"Aku aja boleh ngga. Aku malas nih hanya tiduran di rumah saja ngga ada kerjaan."

"Mel, ini aku serius. Jangan becanda deh."

"Aku juga serius. Aku baru keluar dari kerjaan ku kemarin."

"Loh kenapa kamu keluar dari kerjaan kamu. Bukanya enak kerja di panti jompo."

"Aku sudah bosen. Aku pengin cari kerjaan yang baru."

"Tapi ini kerjaan mengurus anak umur lima tahun loh. Kamu memangnya sanggup?"

"Sanggup aja. Yang pentingkan gajih. Berapa gajih nya?"

"Cuman 4,5 juta."

"Segitu ya. Gedean kemarin aku kerja di panti jompo dong."

"Iya lah."

"Tapi biar deh aku mau."

"Seriusan kamu mau. Kamu jangan macam macam deh Mel. Nanti kalau kamu cuman sehari apa dua hari aku yang ngga enak sama bosnya."

"Sudah ngga papa. Aku juga suka anak kecil."

"Iya aku tau kamu suka anak kecil."

"Ya sudah aku mau kerja di situ."

"Tapi ngga papa nih."

"Ngga papa. Siapa tau dengan aku mengasuh anak kecil, aku cepat dapat jodoh lagi yang bisa kasih aku keturunan."

"Kamu memangnya sudah siap menikah lagi Mel?"

"Ya di bilang sudah siap apa belum ya di siap siap kan. Tapi aku menjanda sudah 4 tahun. keburu umurku tua dan ngga lalu lagi. Aku juga ingin menikah, punya suami dan anak. Aku ingin hidup bahagia. Aku ngga punya orang tua dan ngga punya sodara. Aku sebatang kara, makanya aku ingin menikah lagi agar aku tidak kesepian."

Amelia Subkhi adalah seorang perawat di panti jompo. Tapi sekarang sudah tidak lagi bekerja. Amel berumur 27 tahun. Dan seorang janda tanpa anak.

Amel sudah di beri alamat dan juga no telfon Oma. Amel langsung menelfon Oma.

"Halo."

"Halo, selamat pagi Ibu."

"Pagi."

"Saya Amelia. Saya yang akan mengurus cucu Ibu."

"Oh iya. Langsung ke rumah saya aja ya. biar kita mengobrol nya enak."

"Baik Bu. Saya akan ke rumah ibu."

Telfon pun mati. Oma langsung tersenyum senang karena sudah ada suster untuk Khairan.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Ambar Ikan Nemo

Amelia langsung berangkat ke rumah Oma setelah di kirim alamat rumahnya. Amelia tidak bawa baju karena mau bertanya tentang kerjaannya dulu.

Amelia naik taksi menuju rumah Oma. sekitar 25 menit Amelia sudah sampai.

"Wah besar juga rumahnya. Pasti orang kaya ini," kata Amel bicara sendiri setelah turun dari taksi.

Lalu Amel mendekat ke gerbang.

"Permisi Pak," Amel menuju pos satpam.

"Iya Mba. Cari siapa?"

"Saya Amelia ingin bertemu Ibu Dini Pak."

"Oh iya Mba. Silakan masuk," Pak Satpam membukakan pintu gerbang.

Rupanya Oma sudah bilang ke Pak Satpam kalau nanti ada yang datang bernama Amelia suruh masuk.

Pak Satpam mengantar Amel sampai ke pintu. lalu Pak Satpam masuk ke dalam untuk memanggil Oma.

"Maaf Bu, Mba Amelia nya sudah datang," kata Pak Satpam pada Oma yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Oh iya Pak. Suruh masuk saja."

"Baik Bu."

Pak satpam keluar dan Oma dengan pelan bangun dari duduknya. Oma berjalan pelan karena kakinya sedang sakit.

Pak Satpam menyuruh Amel duduk. Setelah itu baru Pak Satpam keluar menuju pos.

Oma keluar dan melihat Amel yang duduk di sofa. Amel melihat Oma langsung bangun dari duduknya.

"Selamat siang Bu."

"Siang," Oma masih berjalan pelan sambil menahan sakit.

"Maaf ya saya lama jalanya, kaki saya sedang sakit."

"Iya Bu ngga papa."

Dari tadi Amel melihat ke kaki Oma. Karena Amel seorang suster di panti jompo jadi sudah sering lihat orang lansia yang kakinya juga merasa sakit.

Amel menjabat tangan Oma setelah Oma duduk.

"Jadi kamu yang mau kerja jagain cucu saya?"

"Iya Bu."

"Kamu umur berapa?"

"Saya berumur 27 tahun Bu."

"Sudah punya suami?"

"Saya janda Bu. Dan saya janda tapi belum punya anak."

"Oh seperti itu. Kamu sudah janda lama apa baru? Maaf ya saya banyak tanya."

"Iya Bu ngga papa. Memang seharusnya ibu bertanya. Karena itu penting juga."

"Iya."

"Saya janda sudah 4 tahun Bu. Saya nikah umur 21 tahun. Dan 3 tahun pernikahan saya bercerai dengan suami."

"Kalau boleh tau cerai kenapa?"

"Mantan mertua saya ingin cepat punya cucu. tapi di usia pernikahan saya 3 tahun, saya tidak kunjung hamil. Jadi mantan mertua saya menyuruh anaknya menceraikan saya."

"Ya Tuhan ada ya orang tua yang seperti itu. Padahal yang namanya anak itu kan dari Tuhan. Mungkin kalian karena belum di kasih. Sepertinya mantan mertua kamu tidak sabaran."

"Iya mungkin begitu Bu. Tapi mungkin juga karena memang saya tidak ada jodoh dengan mantan suami."

"Iya juga sih. Ya sudah sekarang kita lanjut obrolan tentang pekerjaan kamu ya."

"Iya Bu."

"Cucu saya laki laki dan berumur 5 tahun, bernama Khairan. anaknya sangat aktif. Susternya yang kemarin pulang tidak balik lagi karena ibunya sakit. Suster itu mengurus dari Khairan umur satu tahun. Makanya Khairan sangat dekat. Khairan di tinggal ibunya dari umur tiga tahun. Jadi Khairan kurang kasih sayang ibu, makanya saga dekat dengan susternya. Jadi kamu semoga bisa dekat dengan Khairan ya. Kamu harus yang sabar. Saya sudah tua ngga bisa jagain Khairan yang aktif."

"Iya Bu saya ngerti."

"Baguslah. Masalah gaji kamu sudah di kasih tau belum sama penyalur?"

"Sudah Bu. Katanya 4,5 juta."

"Iya benar. Kamu ngga keberatan kan kalau saya bayar segitu?"

"Tidak Bu. Saya mau. Tapi apa ada hari libur buat saya Bu. Soalnya biasa saya kerja dapat hari libur."

"Oh ada. Tapi hanya sebulan sekali. Trus kalau jatah libur kamu ngga di ambil dan tetap bekerja, nanti saya ganti dengan yang 300 rb."

"Oh seperti itu ya Bu."

"Iya. Trus gimana, kamu mau kan kerja di sini?" Amel tidak langsung menjawab, tapi berpikir sebentar.

Oma sudah kuatir Amel tidak mau karena Amel berpikir cukup lama.

"Baik Bu saya mau kerja di sini."

Oma dalam hatinya merasa lega dan mengucap syukur.

"Trus kamu kapan mulai kerja. Saya ingin nya hari ini kamu langsung kerja."

"Saya belum bawa baju Bu. Mungkin nanti sore saya akan datang lagi ke sini dan mulai kerja."

"Nanti sore ya. ya baiklah ngga papa. Nanti sore kamu ke sini lagi."

Khairan dan Opa sudah sampai rumah. Opa baru saja jemput Khairan sekolah.

"Oma...."

Khairan lari dari luar dan langsung memeluk Oma.

"Pintar ngga hari ini sekolahnya sayang?"

"Pintal dong Oma."

Opa masuk sambil bawa tas. Opa melihat ada Amel langsung bertanya sama Oma.

"Ini suster barunya Khairan Pah."

Khairan yang dengar suster baru langsung menengok ke Amel. Khairan melihat ke Amel dengan tatapan tidak suka. Tapi Amel tersenyum.

"Khailan ngga mau Cus balu. Khailan ingin Cus Siti!"

Khairan langsung menangis setelah bicara dan melempar bantal sofa ke lantai. Amel melihat Khairan menangis seperti itu lalu mendekatinya.

"Hai Khairan, Cus Siti nanti balik lagi kok. Kan Cus Siti lagi temani Mamahnya yang sakit. Kalau Cus Siti ngga temani Mamahnya yang sakit, nanti Mamah Cus Siti sama siapa dong di rumahnya. Khairan ngga kasihan sama Cus Siti yang nanti jadi sedih. Jadi sebelum Cus Siti datang, Khairan sama Mba Amel dulu ya."

"Khailan ngga mau sama Cus Amel. Pokoknya Khailan mau Cus Siti."

"Oh iya Khairan sekarang kelas berapa? Masih TK ya. Tadi di sekolah gambar apa? Mba Amel bisa loh gambar gajah yang perutnya gede. Khairan mau lihat Mba gambar ngga?"

"Khailan ngga suka gajah. Khailan sukanya gambar ikan!" rupanya Amel sedang mencoba merayu Khairan.

"Oh Khairan sukanya gambar ikan. Mba bisa loh gambar ikan Nemo yang lucu seperti di tv. Khairan mau lihat Mba gambar ngga?" Khairan diam.

Opa langsung memberikan tas Khairan ke Amel. Dan Amel langsung mengambil alat tulis dan buku gambar dari tas Khairan.

Opa dan Oma saling tatap karena Amel terlihat bisa mengatasi Khairan.

Amel langsung menggambar, Khairan dengan diam melihat ke Amel yang sedang menggambar.

"Khairan tau ikan Nemo ngga? Ikan Nemo tuh warnanya banyak loh. Tapi yang di film warnanya Oranye kan ya."

Walau Khairan tidak menjawab, tapi Amel terus saja mengajak nya bicara.

Akhirnya gambar ikan Nemo sudah selesai. Dan Khairan rupanya suka.

"Khairan pengin gambar ikanya yang banyak."

"Baiklah, mba akan gambarkan yang banyak."

Amel menurut dan lama lama Khairan ikut mewarnai.

"Sudah jadi. Bagus ya. Khairan rupanya pintar mewarnai. Kasih lihat ke Oma sama Opa ya sayang,"

Khairan menurut dan langsung memperlihatkan gambarnya ke Oma dan Opa.

"Wah bagus sekali. Mba Amel sama Khairan ternyata sangat pintar."

Khairan tersenyum senang saat di puji.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!