Cccciiiiiitttt
Bbbbrraaakkk ....
Tubuh Deswita terpental akibat tabrakan oleh mobil itu.
"Kakakkkkkkkkkkk ..." Jerit Denada sekuat tenaga melihat kejadian yang ada di depannya.
Denada mendekati kakaknya yang sudah berlumuran darah.
"Kakakkkkkkkk ... hiks ... hiks ... hiks ..." Tangis Denada pecah.
"Kenapa kakak harus melakukan itu, hiks ... hiks ... hiks ...." Denada menangis sejadi jadinya dan memangku kepala Deswita.
"Denada ...." Deswita berusaha memegang tangan Denada, tetapi sebelum berhasil menggenggam tangan Denada, dia sudah tidak sadarkan diri.
Warga segera membawa Deswita ke rumah sakit, dan menghubungi pihak keluarga Deswita.
🌷🌷🌷
Deswita langsung di bawa ke ruang UGD, dan mendapatkan perawatan medis secepatnya. Situasi makin risih, Denada tak sanggup berdiri hanya di bopong oleh beberapa warga yang melihat kejadian tadi siang, dan mendudukkan Denada di depan ruang UGD.
Tubuh Denada lemas tak berdaya, kejadian itu terjadi tepat di depan matanya.
"Denada ...." Mommy Kinara berlari menuju ruang UGD di ikuti oleh Daddy Nicho.
"Denada, apa yang terjadi? Katakan pada Mommy." Kedua netra Mommy Kinara sudah menganak sungai, sembari mengguncang bahu Denada yang masih bergeming menunduk, tanpa ada sepatah kata pun yang keluar dari bibir gadis itu.
"Mommy ... Daddy ... maafin Denada." Denada menatap sendu ke arah Mommy dan Daddy nya.
"Maafin Denada, hiks hiks hiks," lirih Denada sambil terisak menutup mulutnya, Denada tidak sanggup menceritakan hal yang sebenarnya kepada Mommy dan Daddy nya.
"Denada ... apa yang sebenarnya terjadi pada Deswita?" Tanya Mommy Kinara lagi, menatap lekat putri nya yang masih belum membuka mulut.
"Ayo jawab Denada! Kamu jangan diam saja, layaknya kamu seperti seorang pengecut, yang tidak mau menjelaskan apa yang sudah terjadi pada Deswita." Hardik Mommy Kinara, menatap kesal wajah putrinya sembari terus mengguncang bahu Denada.
"Mommy, tadi Denada dan Kak Deswita ..." Denada yang belum sempat melanjutkan perkataannya, seorang Dokter yang menangani Deswita akhirnya keluar juga dari ruang UGD beserta para suster yang ikut menangani Deswita.
"Dokter, bagaimana keadaan putri saya?" tanya Daddy Nicho cemas.
"Mohon sabar ya Tuan, Putri Tuan akan melakukan operasi, tolong ikut saya ke ruangan, dan tanda tangani beberapa berkas!" Perintah Dokter.
Daddy Nicho segera mengikuti Dokter, dan segera menandatangani beberapa lembaran surat untuk menyetujui di lakukan operasi.
Setelah itu Denada di pindahkan ke ruang operasi untuk secepatnya di lakukan operasi.
🌷🌷🌷
"Apa! Bagaimana bisa itu terjadi? Aku tidak mau tahu, siang ini juga kita terbang ke Jakarta. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada Deswita." Titah Alex sembari beranjak dan meninggalkan ruangannya.
"Siap Tuan." Sahut Carlos asisten pribadi Alex seraya mengekor di belakang Tuannya.
Alex yang masih berada di Jerman, pria itu langsung terbang menggunakan jet pribadinya.
Sakit, hancur, rapuh, serta cemas, semua perasaan itu teraduk menjadi satu di hati Alex mendengar kabar kekasihnya yang dia cintai kecelakaan.
🌷🌷🌷
Tuan Nicho sangat gelisah, dari awal Deswita masuk ke ruang operasi hanya mondar mandir di depan ruang operasi. Sesekali, kedua netranya menatap ke arah Denada yang tampak terlihat sendu, dan di sisi lain Mommy Kinara yang masih terisak mengetahui fakta yang sebenarnya mengenai putri nya.
Denada memeluk erat Daddy Nicho sambil menangis dan berdoa memohon untuk keselamatan Deswita sang kakak.
Deswita yang akan di pindahkan ke ruang HCU meminta persetujuan kepada kedua orang tua Deswita terlebih dahulu.
"Keluarga Deswita," panggil seorang perawat, mencari keberadaan keluarga Deswita.
Tuan Nicho yang terjaga dan tetap duduk di depan ruang operasi segera mengurai pelukan putrinya, dan beranjak dari tempat nya, Tuan Nicho berjalan tergopoh-gopoh ke arah perawat yang mencarinya, sedangkan Mommy Kinara masih bergeming di tempatnya, seakan tidak percaya dengan fakta yang ada.
"Saya sus, saya Daddy dari pasien yang bernama Deswita," berjalan mendekat ke arah suster di ikuti Denada yang mengekor di belakang Daddy Nicho.
"Begini Tuan, Nona Deswita sudah selesai di lakukan tindakan operasi, dan operasi berjalan dengan lancar, namun setelah di observasi selama satu jam di ruang pemulihan kondisi Deswita semakin menurun, maka dari itu pasien harus segera kami pindahkan ke ruang HCU, untuk mendapatkan perawatan yang lebih intensif." Terang perawat ruang operasi pada Daddy Nicho.
DEG
Semua orang yang berada disana tersentak kaget, dengan penuturan perawat tersebut.
"Pindahkan saja sus, tolong lakukan yang terbaik untuk putri saya." Titah Tuan Nicho pada suster.
"Baik Tuan, akan kami siapkan pemindahan Nona Deswita." Sahut perawat jaga ruang operasi.
"Iya sus, terima kasih." Ucap Tuan Nicho dengan raut wajah yang sangat khawatir, dan kembali ke tempat duduk semula bersama Denada.
Tak lama Alex datang dengan berlari menuju keluarga Deswita.
"Bagaimana kondisi Deswita?" Tanya Alex dengan nafas tersengal-sengal.
"Alex ... tenanglah nak, saat ini Dokter sudah memberikan perawatan yang intensif untuk Deswita." Daddy Nicho berusaha menenangkan Alex yang suasana hatinya sedang tidak baik.
Kemudian kedua netranya beralih ke Denada, pria itu seakan tahu penyebab dari kecelakaan kekasihnya, pandangan yang dulu terlihat hangat, namun kini berubah menjadi pandangan yang penuh dengan amarah dan kebencian.
Denada segera menunduk melihat pandangan Alex yang begitu tajam.
🌷🌷🌷
Dua hari sudah berlalu, keluarga dan kekasih Deswita masih setia menunggu Deswita dari tidur lelapnya.
Sebuah keajaiban datang, Deswita bangun dan membuka matanya.
"Keluarga Deswita?" Tanya suster keluar dari ruang HCU.
"Saya Daddy nya sus." Jawab Tuan Nicho menghampiri suster.
"Pasien sudah sadar, jika ingin jenguk tolong jangan terlalu berisik, dan berilah pasien waktu untuk istirahat." Ucap suster itu.
"Iya sus, makasih suster." Sahut Daddy Nicho dengan segera masuk ke ruangan HCU dan menemui Deswita.
Alex merasa bahagia mendengar kabar baik mengenai kondisi Deswita, kekasih nya. Pria itu mengikuti Daddy Nicho masuk ke ruang HCU, dan di ikuti oleh keluarga Deswita lainnya. Kini semua berkeliling di tempat tidur Deswita.
"Daddy ... Mommy ... Deswita minta maaf, dan tolong Mommy jangan menangis lagi," pinta Deswita.
Mommy Kinara segera mengusap kasar air matanya, namun sekuat apapun usaha Mommy Kinara, tetap saja buliran bening itu kembali meluruh membasahi kedua pipi mulus Mommy Kinara.
Seketika, kedua netra Deswita menatap ke arah Alex yang berdiri tegak di hadapannya.
"Sayang ..." Ucap Deswita lemas.
"Iya, Sayang. Aku disini." Alex menunduk dan membelai rambut Deswita.
"Denada ..." Kedua netranya beralih ke arah Denada.
"Maafin Denada kak, hiks ... hiks ... hiks ...." Denada memegang tangan Deswita, seraya mencium punggung jemari tangan kakak nya.
Deswita menggelengkan kepalanya. "Jangan menangis Denada." Deswita mengusap buliran kristal yang ada di pelupuk mata Denada, yang kebetulan jaraknya sangat dekat dengan Deswita.
"Denada ... kamu masih ingatkan apa yang kakak minta kemarin lalu?" Sambung Deswita mengingatkan Denada.
"Sayang ...." Deswita memegang jemari tangan Alex dan meletakkan di atas perut nya.
"Denada ..." Deswita memegang jemari tangan Denada dan meletakkan di atas tangan Alex yang berada di atas perut nya.
"Aku ingin kalian menikah." Deswita masih memegang jemari tangan mereka yang berada di atas perut nya.
Kalimat Deswita bagaikan petir di siang bolong, yang mampu mengagetkan siapa pun mendengarnya. Semua orang di dalam ruangan tersebut begitu kaget dengan permintaan Deswita kepada Alex dan Denada.
"Deswita, kamu ngomong apa?" Tanya Mommy Kinara mendekat ke arah putri nya.
"Mommy ... Tolong jangan halangi keinginan Deswita, ini permintaan terakhir Deswita Mom. Jika Alex dan Denada menyetujui, Deswita akan pergi dengan tenang." Kondisi Deswita semakin melemah.
"Sayang ...." Ucap Alex dengan lembut.
"Kamu pasti sehat kok, dan kita akan segera menikah sesuai dengan apa yang kita impikan dulu." Sambung Alex.
"Tidak! Denada gak bisa kak. hiks ... hiks ... hiks ... dan selain itu Denada juga sudah punya kekasih." Tolak Denada dengan suara bergetar, buliran bening pun keluar tanpa permisi dari ujung ekor matanya.
"Denada, kakak mohon ... tolong sekali ini saja, kabulkan permintaan kakak."
"Tt-tolong ini permintaan kakak yang terakhir." Nafas Deswita tersengal-sengal.
.
.
.
🌷 Bersambung 🌷
"Sayang, aku ingin kamu berjanji satu hal kepadaku." Kedua netra Deswita menatap sayu ke arah Alex.
"Apa itu sayang, hmm, katakanlah ...." Sahut Alex yang masih menatap lekat pujaan hatinya.
"Berjanjilah! Jaga Denada, sayangi Denada, lindungi Denada, dan perlakukan Denada seperti kamu memperlakukanku." Sambung Deswita membalas tatapan Alex.
Alex dan Denada saling bersitatap satu sama lain, tak lama tatapan itu beralih ke arah Deswita yang kedua bola matanya semakin lama semakin sayu.
"Kenapa ... kenapa kamu memberikan pilihan yang terberat untukku seperti ini? Sampai kapanpun tidak akan ada wanita yang bisa menggantikan posisi kamu di hatiku, sekalipun dia adalah kembaranmu." tukas Alex.
"Sayang ... Aku mohon tolong wujudkanlah permintaan terakhirku ini, aku yakin kamu bisa menerima Denada seperti kamu bisa menerimaku dulu." Balas Deswita, tanpa dia sadari buliran bening pun meluruh dari ujung ekor matanya.
Kini kedua netranya beralih menatap ke arah Denada, saudari kembarnya. "Denada, bagaimana dengan kamu ... apa kamu mau mewujudkannya?" Tanya Deswita kepada Denada.
"Tidak kak! Aku tidak mau menikah dengan pria yang tidak ku kenal, terlebih aku sudah punya kekasih." Tolak Denada yang kemudian melepaskan jemari tangannya dari genggaman tangan Deswita.
"Mungkin untuk saat ini kalian tidak bisa mewujudkannya, tapi aku berharap kelak nanti kalian mau mewujudkannya untukku." Deswita tersenyum menatap Denada dan Alex bergantian.
Senyum Deswita kian melebar mendengar penolakan dari adik dan kekasihnya, Deswita yakin bahwa suatu saat mereka akan mewujudkan permintaannya itu. kedua netra Deswita semakin sayu, Deswita menarik nafasnya dan dalam hitungan detik deru nafas Deswita tak lagi terdengar, dan kedua bola matanya tertutup rapat. Genggaman tangan Deswita terlepas dari jemari tangan Alex.
"Dokter ... Dokter ...." Jerit Denada.
Dokter langsung masuk ke dalam ruang HCU bersama seorang perawat yang mengekor di belakangnya, kemudian memeriksa Deswita, ternyata denyut nadi Deswita sudah berhenti, degup jantungnya sudah tak berdetak lagi.
"Maafkan kami, kami sudah berusaha semaksimal mungkin namun Tuhan berkehendak lain, Deswita sudah meninggal dunia," jelas Dokter Irwan yang telah memeriksa kondisi Deswita. namun berbeda dengan Alex yang masih tidak terima dengan fakta yang ada, kemudian Alex menonjok muka Dokter Irwan hingga Dokter Irwan jatuh tersungkur ke lantai.
"Apa gunanya kamu menjadi seorang dokter, menyelamatkan nyawa Deswita saja kamu tidak bisa!" Alex dengan kemarahan yang memuncak ingin rasanya menghancurkan wajah Dokter Irwan karena tidak bisa menyelamatkan nyawa kekasihnya.
Tuan Nicho mengambil peran untuk meredam kemarahan Alex, namun semua itu sisa sisa sekarang keadaan Alex semakin kacau, rahang Alex mengeras, dengan tatapan elangnya, seakan dia akan membunuh siapa saja yang menghalanginya.
"Sayang ... hiks ..." Alex membelai wajah pucat Deswita dan memeluknya, tubuh Deswita begitu kaku dan dingin.
"Sayang ... hei, bangun ... kamu sudah berjanji padaku bukan, tidak akan pergi meninggalkanku." Lirih Alex seraya menepuk kedua pipi mulus Deswita.
"Bangunlah, dua Minggu lagi kita akan menikah, dan kamu akan menjadi milikku seutuhnya." Seru Alex masih memeluk erat tubuh kaku Deswita, seakan tidak ingin melepaskan pujaan hatinya dari pelukan hangatnya.
"Deswita sayang ... aku tahu kamu hanya tidur kan. Deswita ... Deswita ... bangunlah sayang aku mohon." Lirih Alex mencium wajah Deswita yang pucat, namun yang dia dapat hanyalah hawa dingin yang sudah sepenuhnya menyelimuti badan Deswita.
Keluarga Deswita yang melihat hal itu hanya bisa menangis, melihat Alex yang benar benar kehilangan sosok Deswita.
"K-kakak ...." Denada menggelengkan kepala, tubuhnya hampir jatuh dan Daddy Nicho segera menopang tubuh Denada.
Sementara Mommy Kinara sudah jatuh pingsan mendengar fakta tersebut dan sekarang sedang berada dalam ruang rawat bersama seorang perawat.
"Ini semua salahku Dad ... hiks ... hiks ..." Seketika tangis Denada pecah di pelukan Daddy Nicho.
"Sudahlah, Sayang, ini semua sudah takdir Allah." Daddy Nicho mengelus kepala Denada.
🌷🌷🌷
FLASHBACK ON
"Dad ... Mom ... Hari ini Deswita dan Denada pergi ke mall sebentar, bolehkan ?" tanya Deswita menatap ke arah Daddy dan Mommy nya bergantian.
"Tanya Daddy kamu ..." Sahut Mommy Kinara melirik ke arah suaminya.
"Daddy ...." Serentak Deswita dan Denada, berubah posisi di kanan dan kiri Daddy nya.
"Kami mau pergi ke mall hari ini, bolehkan Dad?" Mohon Deswita berharap Daddy nya mengijinkan mereka pergi.
"Boleh, naik apa?" Tanya Daddy Nicho.
"Naik mobilku Dad ..." Jawab Deswita.
"Tapi ingat kalian tidak boleh lama lama, apalagi Deswita yang sebentar lagi akan menikah." Imbuh Daddy Nicho.
"Terima kasih Dad ...." serentak Deswita dan Denada mencium pipi Daddy nya.
Saat Deswita dan Denada beranjak keluar, tiba tiba ....
"Sayang ... lebih baik kalian tunda dulu ya ngemall nya." pinta Mommy Kinara yang entah kenapa perasaannya mendadak cemas seperti ini, yang tak mampu di ungkapkan lewat kata kata.
"Kenapa Mom?"
"Entahlah sayang, perasaan Mommy tidak enak!" Sahut Mommy Kinara.
"Sudahlah Mom, mungkin itu sekedar perasaan Mommy saja. Deswita, Denada pergilah, jangan lupa pulang tepat waktu! Sambung Daddy Nicho.
"Makasih Daddy ...." Ucap Deswita.
"Mommy, kami berangkat dulu ya." Serentak, Deswita dan Denada tersenyum dan melangkah untuk pergi ke mall.
🌷🌷🌷
Deswita dan Denada mengendari mobil menuju ke mall, Denada yang terpaksa menuruti permintaan Deswita untuk mengemudikan mobilnya.
Sampai di mall, mereka berdua langsung belanja dan tak lupa mampir di sebuah cafe yang berada di mall tersebut.
Sambil menunggu pesanan, mereka tampak berbincang satu sama lain. Sampai akhirnya, Denada di buat tercengang mendengar perkataan Deswita.
"Denada ... Jika kakak meminta sesuatu, apa Denada mau memberikannya untuk kakak?" tanya Deswita menatap lekat ke arah Denada.
"Tentu, kakak mau apa memangnya?" Tanya Denada sambil menikmati makanannya yang sedari tadi sudah tersaji di atas meja mereka.
"Kakak minta, jika suatu saat kita berpisah, kamu jaga Alex ya, tetap disisi dan disamping Alex apapun yang terjadi." Pinta Deswita.
Denada bergeming, Denada dan Deswita saling tatap satu sama lain.
Hening ... sesaat ....
"Kakak ngomong apaan sih, udah ah ayo kita makan keburu dingin nanti." Sahut Denada terpaksa mengalihkan topik pembicaraan mereka berdua.
"Yuk pulang nanti keburu Mommy marah lagi." Ajak Deswita.
Mereka berdua pulang, namun di pertengahan jalan Denada melihat penjual somay yang berada di seberang jalan. Denada buru buru memarkirkan mobilnya.
"Sepertinya enak, kakak juga pengen." Sahut Deswita semangat.
"Baiklah tunggu di dalam mobil, biar aku yang membelinya." Denada langsung beranjak keluar dan menyeberang jalan.
Tak lama, Denada sudah balik dengan membawa sebungkus siomay namun saat Denada ingin menyeberangi jalan, tak melihat ada mobil yang sedang melaju dengan cepat, membuat Deswita keluar dari mobil dan berlari menuju ke Denada.
"Denada ... Denada ... Denada ...." Teriak Deswita namun Denada tak mendengar karena bunyi suara kebisingan kendaraan membuat suara Deswita tak sampai ke telinga Denada.
Deswita berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan Denada.
Cccciiiiiiitttt
Bbbbrraaaakkkkkkk
FLASHBACK OFF
🌷🌷🌷
Daddy Nicho pun mengurai pelukan Denada, berjalan mendekat ke arah Alex yang masih memeluk erat tubuh kaku Deswita.
"Alex, ikhlaskan Deswita agar dia bisa tenang disana." Seru Daddy Nicho lembut, seakan Alex tak mengindahkan semua ucapan Daddy Nicho. Alex masih setia memeluk tubuh Deswita yang membujur kaku seakan dia tak ingin melepaskannya.
"Sssstt ... dia tidak akan pergi kemana mana, Deswitaku akan tetap disini bersamaku. Jangan ada yang berani membawa Deswita kemanapun, dia masih hidup! Aku tahu saat ini dia masih tidur ...." Alex kembali memeluk erat tubuh Deswita dan beralih menatap semua orang yang berada di ruangan itu, kedua netra Alex mengisyaratkan kepada semua untuk tidak menyentuh miliknya.
Wajar jika Alex masih belum menerima kepergian Deswita, mengingat sebentar lagi mereka akan menikah dan sekarang Deswita pergi meninggalkan Alex begitu saja. Hati siapa yang tidak sedih ketika seseorang yang kita cintai meninggalkan kita untuk selamanya.
"Deswita ... ayo kita pulang ... aku sudah menyiapkan istana, sesuai dengan apa yang kamu minta untuk kita tempati bersama." Alex sudah menggendong tubuh Deswita namun Daddy Nicho dengan sigap menahan pergerakan Alex menghalangi langkahnya.
"Sadarlah Alex, Deswita mu sudah mati!" bentak Daddy Nicho dengan tatapan dingin.
"Asal om tahu, Deswitaku belum mati."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Deswita yang sudah sangat pucat, membuat hati Denada bagaikan teriris oleh sebuah sembilu.
Perlahan Denada berjalan mendekat ke arah Alex yang masih memeluk Deswita, Denada dengan pelan melepaskan dekapan Alex dari tubuh Deswita, tak disangka ternyata Denada mampu melakukan hal itu, membuat Daddy Nicho tertegun.
Denada yang berhasil melepaskan pelukan Alex, sontak Daddy Nicho langsung mengangkat tubuh Alex, menjauh dari jasad Deswita yang sudah terbaring kaku diatas ranjang pasien, dan Alex segera di bawa seorang perawat ke ruang rawat VVIP dengan kursi roda.
🌷🌷🌷
Sementara jasad Deswita segera di kebumikan, Daddy Nicho sudah mempersiapkan semuanya, dan kedua orang tua Alex yang mendapat kabar Deswita telah tiada, segera meluncur ke mansion Deswita. Namun sebelum itu, mereka melihat kondisi putranya terlebih dahulu di rumah sakit, tempat dimana Deswita menghembuskan nafas terakhirnya.
"Kakak ... maafin Denada kak, hiks ... hiks ... hiks ...." Denada menangis memegang batu nisan Deswita.
"Denada, ayo kita pulang ... nampaknya sebentar lagi akan turun hujan." Ajak Daddy Nicho.
"Tidak Dad, Denada masih ingin berada disini, Denada tidak ingin meninggalkan Kaka sendirian." Tolak Denada memeluk batu nisan.
"Denada ... dengerkan Daddy sayang, kamu tidak boleh seperti ini, kita pulang sekarang!" Titah Daddy Nicho tegas.
Terpaksa Denada mengiyakan semua yang dikatakan Daddy Nicho.
🌷🌷🌷
Mansion Jovanka
Dua hari sudah kepergian Deswita kepada semesta, semua keadaan berubah, Denada tidak dapat lagi merasakan hangatnya keluarga, istana yang dulu Denada anggap sebagai surga, kini berubah sudah menjadi tempat gelap membosankan.
Tak ada lagi tatapan cinta dan kasih sayang dari Mommy Kinara terhadap Denada, tak ada lagi yang menyapa dan memanjakan Denada, bahkan Denada ingin sekali untuk memeluk dan mencium Mommy nya saat ini, tetapi itu semua tak bisa Denada lakukan karena Mommy Kinara sudah mengklaim Denada sebagai pembunuh atas kematian Deswita.
Sedangkan Denada, hidupnya hanya di penuhi dengan rasa bersalah, tak ada yang ingin mendengarkan penjelasannya.
"Mommy makan ya ..." Bujuk Daddy Nicho sembari menyodorkan satu sendok bubur kepada Mommy Kinara.
Mommy Kinara menggelengkan kepalanya, kedua netranya fokus menatap ke depan dengan tatapan kosong.
"Mommy ... Daddy minta Mommy jangan seperti ini, Deswita akan sedih jika melihat Mommy seperti ini." Ucap Daddy Nicho.
"Semua orang kehilangan Deswita, bukan hanya Mommy saja, tapi Daddy, Denada serta keluarga Harison Galaxi juga merasakan kehilangan Deswita." Jelas Daddy Nicho melihat wajah istrinya yang pucat dan kedua bola mata yang sembab.
Mommy Kinara bergeming, tak ada sepatah kata pun yang keluar dari bibirnya, hanya buliran kristal yang keluar dari kelopak matanya.
"Bagaimanapun, Mommy harus tetap ikhlas, ini semua sudah takdir dari Allah yang sama sekali tak bisa kita rubah." Sambung Daddy Nicho.
"Apa Daddy masih ingat, Mommy sudah melarang keras Deswita keluar bersama Denada, tapi kenapa justru Daddy yang mengijinkan mereka untuk tetap keluar." Mommy Kinara kecewa kepada Daddy Nicho.
"Mom ... semua orang tidak ada yang ingin kehilangan orang yang di sayangi, apalagi kehilangan seorang anak! Tapi, satu yang harus Mommy ingat, bahwa anak adalah titipan dari Allah, Allah berhak mengambilnya kapan pun yang Allah mau." Daddy Nicho menasihati Mommy Kinara.
"Sekarang makan ya Mom, setidaknya makanlah beberapa suap supaya ada tenaga untuk tubuh Mommy yang terlihat lemas." Bujuk Daddy Nicho agar sang istri mau makan.
Akhirnya, mau tidak mau Mommy Kinara memakan bubur yang di suapi oleh Daddy Nicho sedikit demi sedikit.
🌷🌷🌷
Mansion Harison Galaxi
Tepat 3 hari setelah Alex di rawat di rumah sakit, kini kondisinya sudah mulai membaik, akan tetapi Alex masih tetap mengingat akan sosok kekasih yang begitu dia cintai. Terlebih dua hari lagi, seharusnya menjadi hari bahagia untuk Alex dan Deswita. Namun takdir telah berkata lain, pernikahan yang di impikan oleh mereka berdua tiba tiba kandas di pertengahan jalan dengan kepergian Deswita untuk selamanya, dan pernikahan indah itu tidak akan pernah terjadi.
Alex menatap lurus foto Deswita pada sebuah bingkai yang kini dia genggam, Alex merasa semesta telah mempermainkan perasaannya, bagaimana tidak? Dulu Alex menolak keras perjodohan yang telah Opa nya buat untuk menjodohkan dengan cucu sahabat dari Opa nya. Namun seiring berjalannya waktu Alex bisa menerima perjodohan tersebut, dan sedikit demi sedikit Alex mulai mencintai Deswita, selain parasnya yang cantik dan seksi, Deswita memiliki sifat lembut dan hangat.
Saat Alex tenggelam dalam pikirannya, suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.
"Daddy ... Mommy ...." Lirih Alex melihat Daddy dan Mommy nya masuk dari balik pintu.
"Alex ...." Sapa Daddy Mario.
"Daddy sudah tahu semua permintaan Deswita untuk terakhir kalinya, Daddy sudah mengetahui semuanya dari Daddy Nicho!" Sambung Daddy Mario.
"Bagaimana Alex dengan permintaan terakhir Deswita, Daddy harap kamu bisa melakukan itu secepatnya, lebih cepat lebih baik!" perintah Daddy Mario.
"Dad ... Alex sudah berapa kali bilang, bahwa Alex tidak bisa mewujudkan permintaan terakhir Deswita, sangat sulit untuk Alex melakukannya, dan satu lagi yang harus Daddy ingat, hati Alex sudah terkunci rapat bersama rasa cinta yang sudah terkubur dengan jasad Deswita." Terang Alex mengenai isi hatinya.
"Tapi Daddy tidak ingin melihat putra semata wayang dari keluarga Harison Galaxi bernasib tragis seperti ini, Daddy tidak ingin melihat kamu yang masih terbelenggu dengan masa lalumu bersama Deswita." Sahut Daddy Mario.
"Alex ... Daddy mohon bangkitlah nak, tunjukkan kepada dunia bahwa kamu seorang Alex Harison Galaxi putra tunggal Daddy yang sangat terkenal akan kecerdasan dan kepintarannya, tunjukkan bahwa kamu tidak lemah dan mampu melewati itu semua dengan hati yang tegar." pinta Daddy Mario.
"Apa kamu pikir Daddy dan Mommy tidak sedih kehilangan Deswita yang begitu cepat, sungguh kami berdua sangat terpukul dengan kepergian Deswita, tapi mengingat kembali kondisi kamu yang begitu menyedihkan, hati Daddy dan Mommy seakan tercubit melihat kamu yang sangat kacau, dan jelas bukan sosok Alex yang dulu Daddy kenal." Sambung Daddy Mario.
"Mommy tahu kamu begitu mencintai Deswita, akan tetapi kamu juga harus ingat Deswita telah tiada, dan Deswita sudah pergi jauh dari muka bumi ini meninggalkan kamu untuk selamanya." Sahut Mommy Sherly menatap sendu putranya yang masih bergeming di atas tempat tidur.
"Mommy tidak ingin putra Mommy menjadi bodoh hanya karena seorang gadis meninggalkannya, oleh karena itu Mommy minta kamu segera menikahi Denada saudara kembar Deswita, dan siapa tahu dengan kamu menikahi Denada kamu bisa kembali semangat seperti dulu, kamu jangan khawatir dengan soal cinta karena cinta bisa mengalahkan semuanya termasuk hati kamu yang kamu kunci serapat mungkin!" Pinta Mommy Sherly.
"Tapi bagaimana kalau Alex sama sekali tidak bisa membuka hati untuk Denada? Apa mungkin Mommy dan Daddy mengijinkan Alex untuk menceraikan Denada dalam waktu kurun tersebut?" Tanya Alex seakan dia tidak ingin terikat dengan seorang gadis, terlebih gadis tersebut penyebab dari kematian Deswita pujaan hatinya.
"Itu terserah kamu, yang terpenting Daddy dan Mommy sudah mengingatkanmu untuk mewujudkan permintaan terakhir Deswita, selanjutnya itu urusan kamu!" Jawab Daddy Nicho, merasa lelah dengan putra nya yang keras kepala.
🌷🌷🌷
Mansion Jovanka
Daddy dan Denada tampak duduk di ruang tamu.
"Denada ...." Sapa Daddy Nicho.
"Daddy dan Daddy Mario sudah berkompromi untuk menikahkan kamu dengan Alex, mengingat semua undangan yang sudah tersebar luas ke segala penjuru, baik rekan bisnis Daddy maupun rekan bisnis keluarga Harison Galaxi, serta masih ada banyak lagi beberapa clien yang Daddy undang. Daddy tidak ingin jika pernikahan yang sudah di gadang gadangkan itu batal begitu saja, dengan kepergian Deswita yang menjadi penyebab utama tidak berlanjutnya pernikahan tersebut, dan Daddy tidak ingin nama baik keluarga besar Jovanka tercoreng begitu saja. Daddy ingin kamu menjadi pengganti kakak kamu Deswita yang sudah telah tiada!" Ointa Daddy Nicho.
"Denada, tidak bisa Dad ...." Tolak Denada.
"Daddy yakin kamu bisa sayang, walaupun kamu bukan Deswita yang Alex cintai, tapi berusahalah untuk jadi seperti Deswita di depan Alex, dengan begitu Alex akan menerima kamu seperti Alex menerima Deswita waktu pertama dulu, pertama kali mereka di jodohkan sesuai dengan permintaan mendiang opa kamu." Terang Daddy Nicho.
"Dan perlu kamu ingat, pernikahan ini tetap terjadi. Daddy tidak mau tahu, kamu harus mau menikah dengan Alex seperti apa yang telah Daddy dan keluarga Harison Galaxi tetapkan!!" Tukas Daddy Nicho, yang kemudian beranjak dari duduknya pergi meninggalkan Denada seorang diri.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
💐 Maaf ya hari ini author up-nya terlambat, karena kemarin author ada acara, adik author menikah. Jadi sekali lagi mohon di maklumi 🙏 dan buat besok author tetap usahakan buat up tepat waktu seperti biasa, Terima kasih ☺️🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!