NovelToon NovelToon

THE CURSED ANGEL

TCA-01 : * PROLOG *

...*NEPHILIM adalah sebutan untuk keturunan malaikat terkutuk... Malaikat yang menyalahi aturan menikah dengan manusia. Maka keturunannya di sebut NEPHILIM atau Malaikat Terkutuk....* (Koreksi jika salah ya, Reader's... Baru soalnya nulis cerita ini 😁🙏)...

*Yang tidak suka.... Boleh SKIP*

*Yang mau Nabung BAB.... Silahkan di SUBSCRIBE*

*Yang mau KOMEN apa aja silahkan...*

*Tapi, tolong hargai PENULIS dengan tidak memberikan RATING BURUK untuk semua karya saya... Terima kasih 🙏❤*

...❤Happy Reading❤...

...----------------...

*Visual Ignatius*

IGNATIUS memandang jauh ke teluk, dia bisa merasakan jika gadis itu terlalu jauh.

"Syuuuh....Syuuuuh....Syuuuh"

Dia melipat kedua tangannya, melintang di dadanya untuk melawan badai dingin menggigit dari arah perairan.

"Brrrrrr.... Hisssshhhh"

Jaket panjang yang dia gunakan, tidak berguna untuk tubuhnya. Berburu selalu membuatnya kedinginan.

Hanya satu yang bisa menghangatkannya, dan gadis itu berada di luar jangkauannya. Dia merindukan gadis itu.

"Aaah! Aku merindukanmu...."

Ya, dia merindukan mencium pucuk kepala sang gadis. Dia sedang membayangkan memeluk gadis itu, dan menunduk untuk mengecup lehernya.

Untung saja Myra sedang tidak berada di sini sekarang. Jika dia berada di sini, mungkin dia akan merasa ketakutan melihat apa yang sedang terjadi.

Dibelakang Ignatius, terdengar suara singa laut yang saling tumpang tindih di sepanjang pantai selatan Angel Island. Suaranya persis seperti perasaannya sendiri, perih karena kesepian, tanpa seorangpun yang bisa mendengarnya.

Tidak seorangpun, kecuali Cyrill.

*Visual Cyrill*

Pemuda itu sedang dalam posisi berjongkok di depan Ignatius. Dia sedang sibuk melilitkan jangkar berkarat pada segumpal sosok basah di dekat kaki mereka. Bahkan disaat melakukan sesuatu yang terlihat sadis, Cyrill tetap terlihat keren! Mata hijaunya yang berkilat dan rambut hitamnya yang dia potong pendek, sungguh membuat dia terlihat menakjubkan! Dingin, sadis, dan tampan!

"Salah satu ciri khas Ignatius! Selalu menyingkir dan menyerahkan pekerjaan kotor padaku," ujar Cyrill sambil mengencangkan salah satu ikatannya yang rumit.

"Apa maksudmu? Aku yang menghabisinya!" geram Ignatius sambil menunduk untuk menatap pria yang tewas itu.

Ignatius melihat kearah luka panjang yang dia torehkan di dada pria itu. Dia merasakan kedinginan kembali, jika dia tidak perlu membunuh hanya untuk memastikan keamanan Myra, untuk menyelamatkannya. Ignatius tidak akan sudi untuk mengangkat senjatanya kembali dan bertarung.

"Menghabisi mereka adalah bagian yang menyenangkan! Dan bagian kotornya adalah melemparkan mayat mereka ke laut," ujar Cyrill sambil mengikatnya.

Ignatius masih mencengkeram sebuah batang pohon yang berlumuran cairan merah ditangannya. Ignatius bisa membunuh dengan cara apapun, tanpa senjata apapun.

"CEPATLAH! Kau membuang-buang waktu saja! Gelombang pasang sudah berakhir!" geram Ignatius kepada Cyrill.

"Jika kita tidak melakukannya dengan caraku, besok air pasang akan menghanyutkan Pembunuh ini kembali ke pantai! Kamu terlalu Impulsif, Ignatius! Selalu saja begitu! Apakah kamu tidak memikirkan cara untuk satu langkah ke depan?" ujar Cyrill kepada Ignatius.

Ignatius menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan menatap jauh ke puncak gelombang yang berbuih putih. Sebuah kapal pesiar dari dermaga San Francisco meluncur ke arah mereka.

Jika dulu, saat melihat kapal seperti itu mungkin akan membawa kembali banyak kenangan. Ribuan perjalanan yang dia lalui bersama dengan Myra Ainsley di lautan sepanjang ribuan masa kehidupan.

Tapi kini...., kini gadis itu bisa saja tewas dan tidak akan pernah kembali lagi. Di masa kehidupan kali ini segalanya berbeda. Mungkin tidak akan ada lagi Reinkarnasi. Ignatius sangat menyadari, betapa kosongnya kenangan gadis itu.

Ini adalah kesempatan terakhir bagi mereka berdua. Sebenarnya bagi semua orang, kenangan Myra bukanlah Ignatius. Dan yang paling penting, begitu banyak kebenaran mengejutkan yang harus dibawa ke permukaan jika ingin menyelamatkan gadis itu. Ketika Ignatius membayangkan apa yang harus diketahui oleh gadis itu, membuat sekujur tubuhnya menegang.

Jika Cyrill menganggap Ignatius tidak memikirkan langkah mereka selanjutnya, dia benar-benar salah.

"Hanya ada satu alasan, kenapa aku masih di sini. Kau tahu itu, Cyrill. Kita harus bicara tentang dia," ujar Ignatius memecah keheningan.

" Hah!... Hahahaha!... Aku sedang membicarakannya," jawab Cyrill sambil tertawa.

Cyrill mengangkat mayat yang basah kuyup itu ke atas bahunya.

"Yang satu ini cukup tangguh, bukan? Aku hampir saja tersinggung karena para tetua itu tidak mengirimkan seorang pembunuh bayaran yang kompeten," ujar Cyrill kepada Ignatius.

Setelah melempar mayat tersebut di atas teluk, Cyrill menyeka kedua tangannya.

"Aku rasa, aku baru saja membuat rekor baru dalam melempar mayat," celetuk Cyrill santai.

Mereka ini terlihat cukup banyak kemiripan. Akan tetapi, Cyrill jauh lebih buruk! Dia adalah Iblis. Dan itu pula yang membuatnya mampu melakukan tindakan-tindakan tercela tanpa penyesalan.

Ignatius sangat lemah dengan penyesalan. Dan saat ini, dia semakin dilemahkan oleh cinta.

"Kamu terlalu menganggap enteng kematian manusia," ujar Ignatius.

"Pria itu pantas mendapatkannya! Huh! Kamu benar-benar tidak melihat, betapa asiknya permainan ini," jawab Cyrill.

Mendengar hal itu, Ignatius mendekatkan wajahnya ke arah Cyrill dan mengumpat.

"Si*alan! Gadis itu bukanlah permainan bagiku!" kesal Ignatius.

"Justru karena itulah kamu akan kalah!" jawab Cyrill tidak kalah sengit.

Ignatius menyambar kerah jaket milik Cyrill, dia ingin sekali melemparkan Cyrill seperti mayat yang Cyrill buang tadi.

"Sabar!.... Sabar!" ujar Cyrill sambil menepis tangan Ignatius dari kerah jaketnya.

"Kamu punya banyak musuh, Ignatius! Saat ini, aku bukanlah salah satunya. Ingat gencatan senjata itu!" ujar Cyrill mengingatkan.

"Cih! Gencatan senjata macam apa itu?! Delapan belas hari lagi, yang lainnya akan mencoba untuk membunuh Myra!" ujar Ignatius gelisah.

"Delapan belas hari untuk kau dan aku menyingkirkan mereka," ujar Cyrill mengkoreksi.

Ini sudah menjadi tradisi diantara para malaikat, bahwa gencatan senjata akan berakhir dalam waktu delapan belas hari.

Di Surga, delapan belas adalah angka keberuntungan. Angka yang paling istimewa.Penegasan perhitungan kehidupan dari dua angka tujuh (Malaikat-malaikat Agung dan Kebajikan Kardinal), dan di seimbangkan dengan peringatan dari keempat penunggang kuda Akhir Zaman.

Dalam pengertian manusia, delapan belas berarti kehidupan itu sendiri. Dalam kasus ini, bagi seorang Myra Ainsley adalah kematian.

Cyrill benar. Saat kabar mengenai Myra Ainsley yang bisa mati terdengar ke Surga, maka jumlah musuhnya akan semakin banyak dan berlipat ganda. Miss Allondra dan para pengikutnya, yaitu Dua puluh empat Tetua Scoenser masih memburu Myra.

Ignatius melihat dengan jelas gambaran-gambaran para Tetua yang dipancarkan dari Para Pemberitahu tadi pagi. Ignatius juga melihat sesuatu yang lain. Kegelapan lainnya,kelicikan yang lebih dalam. Sesuatu yang awalnya tidak pernah dia sadari.

Ignatius tercekat. Sudah ribuan tahun sejak dia melihat peluru bintang terakhir. Jemarinya bergetar, saat dia menarik sebuah anak panah dari dalam pasir. Dia sangat berhati-hati agar tidak menyentuh ujung tumpulnya yang mematikan.

Kini Ignatius paham, dari mana asal kegelapan lain yang disampaikan oleh Para Pemberitahu tadi pagi. Kabar itu ternyata lebih suram daripada yang dia khawatirkan.

"Pria itu tidak bertindak sendirian," ujar Ignatius sambil menyeimbangkan anak panah itu di kedua tangannya.

Cyrill tercekat saat melihatnya.

"Senjata ini terlalu berharga untuk ditinggalkan begitu saja. Yang Terasing itu pasti buru-buru kabur..." ujar Cyrill sambil perlahan menyentuh senjata itu.

...****************...

Golongan Yang Terasing adalah sebuah Sekte Malaikat Lemah dan Peragu yang di jauhi oleh Surga dan Neraka. Satu-satunya kekuatan mereka adalah Malaikat Azazil yang penyendiri. Satu-satunya penempa bintang yang tersisa.

*Visual Azazil*

...----------------...

TCA-02 : PERSIAPAN BERBURU

Banyak yang menginginkan 'Peluru Bintang' tersebut, tapi tidak satu pun yang ingin berhubungan dengan Yang Terasing. Jadi cara mereka mendapatkannya adalah dengan melakukan Barter secara sembunyi-sembunyi untuk mendapatkan 'Peluru Bintang' tersebut melalui kurir.

Ini berarti, pria yang dibunuh oleh Ignatius bukanlah seorang pembunuh bayaran yang dikirimkan oleh para Tetua. Pria itu hanyalah seorang pesuruh! Yang Terasing adalah musuh sesungguhnya!

Tapi sayangnya, dia sudah melarikan diri. Mungkin dia melarikan diri saat melihat Ignatius dan Cyrill saat pertama kali. Ignatius bergidik..., ini bukanlah sebuah kabar yang baik!

"Kita sudah membunuh orang yang salah, Cyrill," ujar Ignatius.

"Salah apanya?... Bukankah bagus, jika dunia ini kehilangan satu Predator? Bukannya ini adalah hal yang baik untuk Myra?" ujar Cyrill menepis kata-kata Ignatius.

Cyrill menatap Ignatius sebentar, lalu dia memalingkan pandangannya ke arah laut.

"Yang jadi masalah adalah...."

"Golongan Yang Terasing?" sela Ignatius.

Cyrill mengangguk dengan serius.

"Jadi..., sekarang mereka juga menginginkan Myra," ujar Cyrill.

Ignatius bisa merasakan ujung-ujung sayapnya meremang dibawah pakaian yang dia kenakan, rasa panas dan gatal membuatnya tersentak. Dia berdiri dengan tegak, kedua matanya terpejam dengan kedua tangan yang lurus kesamping. Dia sedang berjuang untuk menahan dirinya agar tidak mengembangkan sayapnya dan melesat ke arah tempat Myra berada.

Ignatius membayangkan Myra... Pertarungan di 'Two Sword & Tiger, penjelasan, dan kematian sahabat Myra, pasti akan terasa sangat berat untuknya. Para malaikat berharap agar gadis itu bisa tidur sepanjang hari. Dengan harapan, keesokan paginya mereka bisa menyusun rencana.

"Haaaah! Myra Ainsley...." gumam Ignatius pelan.

Ignatius bersedia melakukan apapun untuk seorang Myra Ainsley. Dia hanya harus memastikan bahwa dia melakukan semuanya dengan Benar.

"Kita harus menyembunyikan Myra ke tempat lain yang lebih aman," ujar Ignatius.

"Ada sebuah sekolah yang ke arah utara, tepatnya di dekat FortLine...." ujar Cyrill.

"Sekolah Laware...." sela Ignatius.

Cyrill mengangguk.

"Pihakku juga sudah mempertimbangkannya. Myra pasti akan merasa senang disana. Dia akan mendapatkan pendidikan yang tidak akan membahayakan dirinya di sana. Dan yang terpenting, dia akan aman disana," ujar Cyrill menjelaskan.

Gene sudah menjelaskan tentang kamuflase yang bisa disediakan oleh sekolah Laware. Mungkin akan terdengar kabar, jika Myra disembunyikan disana. Tapi setidaknya, untuk sementara waktu Myra bisa tidak terlihat.

Disekolah itu ada Calliope, malaikat yang sangat akrab dengan Gene... Dia akan menjaga Myra dari dalam. Sedangkan di area luar, Ignatius dan Cyrill akan memburu dan membunuh siapa pun yang berani mendekati garis batas sekolah itu.

"Myra bisa mulai besok, dengan syarat kau menyetujuinya," ujar Cyrill sambil memperhatikan wajah Ignatius.

Ignatius menekan tangannya ke saku kemeja yang dia pakai, tempat dia menyimpan sebuah foto terbaru Myra.... Foto Myra di danau Two Sword & Tiger dengan rabutnya yang basah berkilauan dan senyum yang jarang menghiasi wajahnya.

Biasanya, saat Ignatius mendapatkan foto gadis itu dalam satu masa kehidupan, pemuda itu akan kehilangan Myra... Tapi kali ini, Myra masih tetap ada di sini.

"Come on, Ignatius... Kita sama-sama tahu apa yang dia butuhkan. Setelah kita mendaftarkannya, kita tinggalkan dia disana. Kita tidak dapat mempercepat keadaan ini, selain hanya membiarkannya berlalu..." ujar Cyrill.

"Tapi, Cyrill, aku tidak bisa meninggalkan Myra sendirian selama itu..." ujar Ignatius.

"Jadi, kamu belum memberitahukannya?" tanya Cyrill sambil memicingkan matanya.

Ignatius membeku, lalu dia berkata....

"Aku tidak bisa memberitahu apapun padanya. Kita bisa kehilangan dia," jawab Ignatius datar.

"Kamu yang akan kehilangannya," ujar Cyrill sambil menyeringai.

"Kamu tahu maksudku.Terlalu beresiko jika menganggap dia bisa menerima semua ini tanpa...." kata-kata Ignatius terjeda, dan tubuhnya menegang.

Ignatius benar-benar tidak bisa kehilangan sosok Myra Ainsley. Kedua sayapnya seakan terbakar ketika membayangkan itu. Sebaiknya Ignatius melindungi Myra sedikit lebih lama lagi.

"Kamu terlalu baik, Ignatius.Aku hanya berharap dia tidak akan kecewa karenanya," gumam Cyrill

Ignatius tidak menggubris gumaman Cyrill.

"Apakah kamu yakin dia bisa belajar di sekolah itu?" tanya Ignatius.

"Aku yakin..." jawab Cyrill.

Tidak bertemu dengannya selama delapan belas hari? Haaah! Ignatius tidak bisa membayangkannya. Mereka baru saja bertemu di kehidupan ini dan akhirnya mereka memiliki kesempatan untuk bersama. Akan tetapi, seperti biasanya, menjelaskannya dengan panjang lebar bisa membunuhnya.

Myra tidak bisa mendengar tentang kehidupan-kehidupan dia sebelumnya dari mulut malaikat. Myra belum mengetahuinya. Tapi tidak lama lagi, dia sendiri akan segera mengetahuinya...., mengetahui segalanya.

Sebuah kebenaran yang tersembunyi. Terutama apa yang dipikirkan oleh Myra, membuat Ignatius ketakutan. Tapi tindakan Myra yang ingin mengetahui kebenaran sendiri, adalah satu-satunya cara membebaskan diri dari siklus yang mengerikan ini.

Keputusan untuk menaruh Myra di sekolah Laware sudah tepat. Pengalaman yang akan dia dapatkan di sekolah Laware sangat penting. Selama delapan belas hari, Ignatius akan membunuh sebanyak mungkin Yang Terasing, yang bersinggungan dengannya. Saat gencatan senjata itu berakhir, semua keputusan akan berada ditangan Myra sendiri.

...----------------...

Matahari mulai tenggelam di atas bukit Fair Water, dan kabut telah turun.

"Biar aku yang membawanya ke Laware," ujar Ignatius akhirnya.

Cyrill menatap Ignatius dengan pandangan yang aneh. Untuk kedua kalinya, Ignatius harus berjuang menahan kedua sayapnya yang terasa nyeri terlipat di dalam kulit.

"Baiklah! Tapi ditukar dengan Peluru Bintang," ujar Cyrill akhirnya.

Ignatius menyerahkan senjata itu, dan Cyrill menyelipkannya ke balik pakaiannya.

"Bawa dia ke sekolah itu dan cari aku, jangan sampai gagal! Aku akan mengawasimu!" ujar Cyrill dengan wajah serius.

"Lalu?" tanya Ignatius.

"Kamu dan aku harus berburu," jawab Cyrill.

Ignatius mengangguk setuju, lalu membentangkan kedua sayapnya. Dia merasakan kelegaan di sekujur tubuhnya. Dia berdiri sebentar untuk menghimpun tenaga dan merasakan perlawanan angin yang berhembus keras.

Sudah saatnya dia meninggalkan tempat buruk terkutuk ini, untuk membiarkan kedua sayapnya membawanya kembali ke tempat dia biasa menjadi diri sendiri.

Membawanya kembali ke Myra...

Dan kembali dalam kebohongan yang harus dia jalani sedikit lebih lama lagi.

"Gencatan senjata akan dimulai besok pada tengah malam!" teriak Ignatius kepada Cyrill.

Lalu dia mengepakkan sayapnya, menerbangkan pasir pantai saat dia mulai terbang dan melesat menyeberangi langit.

...****************...

TCA-03 : COUNTDOWN FROM 18

Myra Ainsley ingin memejamkan matanya selama penerbangan lintas negara dari Georgia ke California, sampai roda-roda pesawat itu mendarat di San Francisco.

Dengan mata terpejam, dia merasa bahwa lebih mudah jika dia berpura-pura sudah dipertemukan kembali dengan Ignatius.

Rasanya sudah lama sekali sejak terakhir kali dia melihat pemuda itu, walaupun sebenarnya masih terhitung beberapa hari saja berpisah.

Sejak mereka mengucapkan salam.perpisahan di danau Two Sword & Tiger pada hari Jumat pagi, tubuh Myra terasa lemah. Tidak bisa mendengar suaranya, kehangatannya, dan menyentuh sayapnya. Semua itu membuat suatu perasaan yang menusuk hingga ke tulang Myra. Seperti sebuah penyakit aneh di dalam tubuhnya.

Tiba-tiba ada ada lengan seseorang yang menyenggol Myra, dan Myra membuka matanya dengan perlahan. Myra menatap seorang pemuda bermata dan berambut cokelat, yang usianya kira-kira beberapa tahun lebih tua daripadanya.

"Maaf..." ujar pemuda itu kepada Myra.

Lalu Myra dan pemuda itu sama-sama menarik lengannya menjauh dari lengan bangku pesawat.

Pemandangan di luar jendela pesawat sungguh menakjubkan. Pesawat sedang terbang rendah ke arah San Francisco, dan Myra belum pernah melihat pemandangan yang seperti itu.

Myra menempelkan dahinya ke jendela pesawat itu dan mencoba untuk melihatnya lebih jelas lagi.

"Itu apa ya?" gumam Myra sedikit keras.

"Garam, mereka menambangnya dari Lautan Pasifik," jawab pemuda itu sambil mencondongkan tubuhnya mendekat ke Myra.

Jawaban itu sangat sederhana, sangat manusiawi. Hampir saja membuat Myra kaget. Setelah sekian lama bersama dengan Ignatius dan yang lainnya, Myra masih belum terbiasa menggunakan istilah dengan apa adanya, yaitu... Malaikat dan Iblis.

Myra menatap bentangan air berwarna biru gelap, yang terbentang tanpa ujung. Jika matahari berada di atas air, itu artinya pagi hari di pantai Atlanta tempat Myra dibesarkan. Akan tetapi, di sini sudah hampir malam.

"Kamu bukan berasal dari sini, kan?" tanya pemuda itu kepada Myra

Myra hanya menggeleng tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Myra hanya menatap keluar jendela.

Tadi pagi, sebelum Myra meninggalkan Georgia, Mr. Cole sudah memperingatkannya agar tidak menarik perhatian. Guru-gurunya yang lain sudah diberitahu bahwa orangtua Myra yang memintanya untuk pindah sekolah.

Itu adalah sebuah kebohongan besar! Orangtua Myra, Mariam dan semua orang yang mengenalnya, mengetahui jika Myra masih bersekolah di dekat danau Two Sword & Tiger.

Beberapa minggu sebelumnya, hal ini bisa membuat Myra geram. Tapi dengan kejadian yang terjadi beberapa hari ini di danau Two Sword & Tiger, secara tidak langsung bisa membuat seorang Myra Ainsley memandang serius keadaan dunia.

Myra sudah melihat sekilas bayangan kehidupan yang lain, salah satunya adalah kehidupan yang banyak dia jalani bersama Ignatius sebelumnya. Myra telah menemukan CINTA yang sangat penting dari apapun yang ada di dunia ini. Lalu Myra melihat segalanya terancam oleh seorang wanita tua gila yang dia percayai bersenjatakan belati.

Wanita tua gila itu bernama Miss. Allondra. Masih banyak orang seperti Miss. Allondra di luar sana. Tapi tidak ada seorang pun yang memberitahu Myra bagaimana cara mengenali mereka.

Miss. Allondra terlihat sangat normal, hingga pada saat-saat terakhir. Apakah yang lainnya juga akan terlihat, Normal? Senormal pemuda berambut cokelat yang duduk disebelahnya ini?

"Gluk....!"

Myra menelan salivanya, melipat tangan di atas pangkuannya, dan mencoba untuk membayangkan Ignatius.

Ignatius akan membawanya ke tempat yang aman.

Myra membayangkan Ignatius menunggunya di salah satu bangku plastik berwarna kelabu di bandara, kedua siku diatas lutut dengan rambut warna peraknya yang terselip di antara kedua bahunya. Mengayunkan tubuhnya ke depan dan ke belakang dengan tumpuan sepatu kets berwarna hitam. Berdiri dan melangkah bolak-balik di sekitar ban bagasi putar.

"Ngiiiiingggg.... Bruk... Bruk... Bruk..."

Tiba-tiba pesawat itu terguncang saat menyentuh landasan. Myra merasa gugup, apakah Ignatius akan merasa gembira saat melihatnya seperti apa yang Myra rasakan saat ini?

Pemuda di sampingnya, tiba-tiba berkata....

"Apakah kamu akan tinggal cukup lama di California?" tanya pemuda itu sambil tersenyum malas ke arah Myra.

Melihat senyuman pemuda itu, membuat Myra semakin gelisah dan ingin segera berdiri.

"Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa yang membuatmu berfikir seperti itu?" Tanya Myra dengan cepat.

"Hmmm... Itu... Itu karena tas jinjing berwarna merah yang besar itu," jawab pemuda itu sambil mengerjap perlahan dan menunjuk ke arah sebuah tas.

Myra langsung beringsut menjauh dari pemuda itu. Mereka baru saling bicara beberapa menit yang lalu, bagaimana dia bisa tahu bentuk dan warna tasnya?

"Trak...Trak...Trak..."

Bunyi jentikkan jari pemuda itu di depan wajah Myra, menyadarkan Myra dari praduga-praduga liarnya.

"Hey! Jangan ketakutan gitu. Aku tadi berdiri di belakang barisan, waktu kita antri untuk Check-in di pintu masuk tadi," ujar pemuda itu sambil melirik Myra dengan tatapan aneh.

Myra langsung tersenyum canggung.

"Aku punya pacar...." ujar Myra yang mengalir begitu saja dari mulutnya.

"Uhuuuk.... Uhuuk.... Uhuuuuk!"

"Ya, aku paham kok..." ujar pemuda itu setelah selesai terbatuk.

Myra meringis. Dia tidak tahu kenapa kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulutnya.

"Sorry...."

Setelah lampu tanda sabuk pengaman mati, Myra langsung melewati pemuda itu untuk segera keluar dari pesawat. Myra sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengan Ignatius.

Setelah berdesakan di lorong penumpang yang sempit, akhirnya Myra bisa bergerak dengan bebas. Dengan sigap, dia menyelinap diantara kerumunan dan sudah melupakan tentang pemuda itu.

Myra melupakan perasaan gugup karena belum pernah ke California sepanjang hidupnya. Dia hanya pernah pergi ke Branson-Missouri, saat orangtuanya menyeret dirinya untuk menonton pertunjukkan Yakov Smirnoff. Dan untuk pertama kalinya, Myra juga melupakan kejadian-kejadian mengerikan yang dia lihat di Two Sword & Tiger.

Saat ini, Myra sedang menuju ke sebuah kekuatan satu-satunya di dunia ini yang membuatnya nyaman. Satu-satunya yang akan membuatnya merasa bahwa semua penderitaan yang dia alami, bayangan-bayangan itu, pertarungan yang terjadi di pemakaman, dan yang terburuk adalah kematian Faine, sahabatnya yang sangat menyakitkan itu memang seharusnya dia jalani.

Akhirnya Myra melihatnya...

Ignatius berada di sana.

Ignatius duduk dengan posisi yang sama dalam bayangannya. Myra terpaku sesaat untuk menikmati pemandangan di depannya.

"IGNATIUS..." teriak Myra sambil melambaikan tangannya.

Ignatius mendongak. Akhirnya dia bisa melihat Myra. Senyuman Ignatius terlihat sangat menawan.

"Myra...." gumam Ignatius sambil tersenyum.

Myra langsung berlari ke arah Ignatius. Dalam sekejap, kedua lengan Ignatius sudah merengkuh Myra kedalam dekapannya. Myra membenamkan wajahnya di dada Ignatius dan menghela nafas dalam-dalam.

"Huuuufff.... Haaaah..."

Bibir indah Myra bertemu dengan bibir seksi Ignatius, dan mereka tenggelam dalam ciuman yang dalam sesaat. Tubuh Myra terasa lemas dan bahagia dalam pelukan Ignatius.

"Cuuuup.... Cuuuup.... Cuuuup"

Myra memandang wajah Ignatius penuh cinta. Apakah semuanya ini hanya mimpi? Cinta yang Myra rasakan, dibalas oleh Ignatius. Semuanya masih terasa bagai mimpi.

...****************...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!