NovelToon NovelToon

The Golden Umbrella

1. Cowok Mokondo- Ares Geraldi Darmadji

...Jangan lupa follow akun ini dan Ig: Pocipan_Pocipan...

Note;(Jangan loncat Bab!}

Happy Reading!

...****************...

Seorang pria berparas simetris dengan perawakan yang menjulang tinggi berdiri tegap dengan busung dada kotak yang besar dan keras serta rahang yang sangat kokoh memberikan kesan karismatik bagi setiap insan muda maupun senja yang melihatnya merasa sangat tertarik untuk memilikinya

Pesona Ares Geraldy Darmadji bak dewa Yunani yang siap bertempur di medan perang dengan sejuta keahlian bela dirinya yang berhasil memikat kaum hawa memang berhasil membuat gadis cantik terpikat dan memberikan banyak hadiah berupa bunga, cokelat, dan bahkan uang.

(Visual- Ares Geraldy Darmadji)

Ares terkenal sebagai seorang cowok mokondo, ia selalu saja memanfaatkan paras tampannya untuk memikat wanita yang ingin berkenalan dengannya.

Hari ini seperti biasanya Ares Geraldy Darmadji menebarkan pesonanya di tempat Gym yang tak jauh dari kampusnya bernama Golden Central Fitness.

(Hanya Ilustrasi)

"Hai cowok tampan kenalan dong!" seru Luna dengan mengedipkan sebelah matanya.

"Boleh saja tapi ada tarifnya," ucap Ares.

"Berapa sih tarif untuk kenalan dan satu hari bersama kamu?"tanya Luna.

"Murah kok hanya 10 juta saja," ucap Ares.

"Apa! sepuluh juta. Dasar cowok mokondo," geram Luna.

"Lah kan memang gua begini baru tau, segitu paling murah mba karena gua juga akan menuruti semua keinginan mba," ucap Ares.

"Hmmm bener apa pun yang aku mau kamu akan turuti termasuk begituan?" tanya Luna

"Oh, maaf mba gua bukan cowok begituan kalau cowok begituan mba-nya bisa beli di luar sana. Gua permisi," ucap Ares.

"Tunggu dulu, aku akan bayar dua kali lipat asalkan kamu mau menerima aku sebagai seorang kekasih, bagaimana?" tanya Luna.

"Oke, kalau yang itu tapi tetap lu yang harus traktir gua makan, nonton, Deal?" tanya Ares.

"Dasar cowok mokondo! pengennya gratisan tapi di ajak have fun, nggak mau. Sok jual mahal," batin Luna.

"Kok diam saja? Lagi menggerutu di hati ya?" tanya Ares.

"Bisa saja kamu ini. Sudahlah intinya kamu jadi pacar aku dulu ya selama satu minggu ini. Apa pun yang kamu mau akan aku turuti," goda Luna.

"Oke, tapi tidak begituan ya karena gua ini cowok yang bukan milik siapa pun, Understand," ucap Ares.

"Iya-iya, sayang. Jangan galak-galak dong. Nanti ketampanan kamu tidak paripurna lagi," goda Luna.

"Oke, tapi semua itu tidak ada yang namanya gratis di dunia ini," ucap Ares.

"Oke, sekarang aku transfer kamu," ucap Luna dengan meraih ponsel pintar dan mengetik nominal yang di inginkan oleh Ares

Ares tersenyum simpul menatap layar ponsel penuh dengan sederet nominal angka yang terhitung banyak.

'Gua bisa manfaatin paras gua dengan memperdaya semua gadis yang menyukai gua dengan begitu gua bisa bantu keluarga gua,' batin Ares.

********

Kembali guyuran hujan deras di hari ini mengingatkan Ares pada masa lalunya yang membekas.

...(Hanya ilustrasi-Payung emas)...

Deras hujan mengguyur permukaan bumi bagian utara di sebuah negara bernama Washington.

Payung emas itu tertinggal setelah acara pemakaman beberapa jam lalu.

BRAK

"Pergi!" usir seorang pria paruh baya.

Air mata berlinang dengan luka bersemayam di dalam pelupuk mata seorang bocah kecil berumur delapan tahun.

Tok

Tok

Tok

"Daddy, tolong buka pintunya!! Ares tidak punya siapa pun lagi. Mommy sekarang sudah tidak ada," ucap Ares dengan mengetuk pintu

Perlahan daun pintu itu terbuka.

Krek.

"PERGI, mulai sekarang kamu bukan anak saya lagi!" seru pria paruh baya dengan membanting pintu dengan sekeras mungkin.

Isak tangis bocah itu pun pecah seketika. Ia pun hanya tersungkur ke lantai yang dingin sambil tetap berusaha mengendor-gedor daun pintu yang masih tertutup.

"Daddy, tolong buka pintunya! salah Ares apa?" tanya bocah berusia delapan tahun.

Isak tangis bocah berusia delapan tahun itu pun pecah, bahkan langit hitam mendukung suasana hatinya, di iringi hujan yang lebat, bocah itu pun melangkahkan keluar kakinya dengan tas yang berisi pakaian. Ia terpaksa pergi tanpa menoleh kembali ke arah belakang.

Hatinya hancur lebur dan terasa remuk seketika, mencondongkan arah mukanya ke atas merasakan dinginnya percikan air hujan yang mengalir deras di wajah tampan bocah tersebut.

Tanpa sadar mobil sedan berwarna silver melintas dengan kecepatan tinggi, Ares pun terperanjat dan jatuh seketika di depan mobil silver.

"Aduh, kenapa kamu tidak pernah hati-hati. Coba lihat siapa yang kamu tabrak," ucap Rania.

"Iya, sayang aku akan periksa terlebih dahulu, tapi kamu tetap tunggu di sini ya," pinta Deon.

Deon pun meninggalkan sang istri keluar dari mobil berwarna silver itu dengan mengedarkan padangan ke arah kiri-kanan untuk memastikan tidak ada orang lain yang tahu kejadian tabrakan ini.

Deon pun terperanjat dengan mata melebar melihat seorang bocah sudah terbaring lemah di aspal.

"Ya ampun, seorang anak kecil. Kasihan sekali dia,"ucap Deon.

Deon yang tak tega melihat seorang anak kecil yang sedang terbaring, lalu meringis kesakitan dengan bersimpuh darah di bagian pelipis, pada akhirnya pun menggendong bocah itu masuk kedalam mobilnya untuk di bawa ke rumah sakit terdekat.

"Sayang, kok dia di bawa ke mobil kita?" tanya Rania

"Ini sudah menjadi bentuk tanggung jawab saya karena saya yang sudah menyebabkan dia sampai sakit seperti ini," ucap Deon.

Deon dan Rania pun menuju rumah sakit terdekat untuk mengobati bocah yang pingsan dengan bersimpuh darah di bagian pelipisnya.

Rumah sakit Kasih Sejati.

"Bagaimana dok? Kondisi anak ini?" tanya Deon.

"Bapak tidak perlu khawatir, anak bapak ini hanya mengalami luka ringan saja dan dia pingsan karena shock saja," ucap Dokter dengan membawa berkas medis.

"Syukurlah, dok! kalau anak ini baik-baik saja. Apa anak ini sudah boleh pulang, dok?" tanya Deon.

"Boleh, tapi bapak sebagai walinya wajib untuk mengisi formulir ini terlebih dahulu,"ucap Dokter Alfonso.

"Maaf, dok sebenarnya anak ini bukan anak saya tapi anak ini tak sengaja terserempet mobil saya,"ucap Deon dengan melirik ke bocah tersebut.

"Oh, kalau begitu bapak bisa tanya anaknya untuk menghubungi pihak keluarga untuk segera melunasi biaya administrasi,"ucap Dokter Alfonso.

"Biar saya saja yang melunasi seluruh biaya administrasi karena saya yang bertanggung jawab atas kesembuhan anak ini,"ucap Deon.

Setelah kepergian Dokter Alfonso, Deon pun membereskan segala bentuk administrasi sedangkan Ares berada di lobi Rumah sakit Kasih sejati yang di penuhi aroma obat-obatan, Ares Geraldy Darmadji duduk termenung di kursi tunggu, matanya tertuju pada jendela yang memperlihatkan gemerlap lampu kota dari luar.

Pria paruh baya yang bernama Deon mulai menghampirinya dengan langkah mantap dan duduk di dekatnya bersama sang istri.

"Nak, nama kamu siapa? di mana keluargamu?" tanya Deon dengan suara lembut namun penuh kehangatan.

Ares menoleh dan tersentak sedikit sebelum menjawab dengan suara lembut,"nama saya Ares Geraldi dan saya tidak punya siapa pun di dunia ini karena mommy saya baru saja meninggal."

"Jadi kamu anak sebatang kara yang sedang berkeliaran di jalan raya untuk mencari makan?" tanya Deon

"Iya, om aku anak sebatang kara. Tidak mempunyai siapa pun di dunia ini," lirih Ares.

Tatapan simpati juga terpancar dari mata Rania," Anak yang Malang."

Tiba-tiba saja Deon pun merasa sangat iba sekali dan berkata," Kasian sekali kamu, bagaimana kalau kamu jadi anak angkat saya?" tanya Deon

Ares menatap Deon dengan mata penuh harapan,"Benarkah om mau menjadikan saya anak om?"

"Tentu saja, kami berdua sudah lama sekali menginginkan seorang anak," ungkap Deon sambil menggenggam tangan Ares dengan penuh kasih sayang.

"Baiklah om. Aku setuju," ucap Ares dengan suara yang sedikit gemetar, namun ekspresi wajahnya penuh kelegaan.

Deon pun kini tersenyum penuh kebahagiaan, lalu berkata," Mulai hari ini, panggil saya Daddy dan panggil istri saya Rania dengan sebutan mommy, setuju?"

"Iya, Daddy,"ucap Ares.

Rania pun hanya tersenyum kikuk mendengar Deon ingin menjadikan anak buangan itu seperti anak kandungnya, namun di lubuk hatinya ia memang menginginkan seorang anak supaya bisa menemani kesendiriannya saat Deon bekerja di kantornya.

**********

12 tahun kemudian,

Mansion mewah kediaman Darmadji di segel oleh pihak bank karena kasus korupsi yang di lakukan oleh Deon sehingga ia pun di giring oleh pihak berwajib untuk masuk ke dalam jeruji besi sedangkan Rania hanya bisa menangisi nasibnya

"Kita sudah bangkrut, semua yang kita miliki harus di ambil oleh pihak bank dan Daddy di penjara serta dia pun banyak sekali meminjam uang kepada rentenir, kita harus bagaimana?"tanya Rania

"Mommy tenang ya,"ucap Ares.

"Bagaimana Mommy bisa tenang sementara Daddy kamu sekarang masuk penjara?" tanya Mom Rania

"Tenang Mom, kita akan melalui semua ini bersama-sama," ucap Ares dengan menggenggam tangan Rania.

Bersambung....

...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai favorite/subscribe...

...Terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua....

2. Miss Arrogant- Athena Sudarsono

...Jangan lupa follow akun ini dan Ig: Pocipan_Pocipan...

...Tik tok: Fanie_liem09...

...Thank you all...

Happy Reading!!

...****************...

Mall Anggrek.

Seharian ini Ares di buat kalang-kabut dengan sikap manja dari Luna yang usianya di atas Ares itu, terlebih Ares harus membawa paper bag yang begitu banyak.

"Ares makasih ya sayang kamu sudah menemani aku seharian ini, aku kasih bonus kamu sebuah ponsel keluaran terbaru supaya kamu bisa selalu menghubungi aku," ucap Luna.

"Terima kasih, mba,"ucap Ares.

"Jangan panggil, Mba! panggil sayang. Setelah semua ini selsai kamu harus dan wajib temenin aku di hotel bintang lima," ucap Luna.

"Aku bukan cowok begitu,mba,"ucap Ares.

"Sudah deh jangan sok mahal, biar aku beli saja harga diri kamu sekalian," ucap Luna.

"Sudah aku bilang mba kalau aku ini bukan cowok seperti itu,"geram Ares.

"Acara party ulang tahun temanku ada di hotel bintang lima itu, jadi kamu wajib untuk menemaniku," ucap Luna

"Baiklah, kalau hanya pesta saja pasti aku temani tapi ingat tidak ada yang gratis," ucap Ares.

"Tentu sayang, aku akan memberikan kamu uang lagi," ucap Luna.

********

Sementara itu di peristiwa lampau.

Dua belas tahun yang lalu, awan yang semula terlihat cerah tiba-tiba saja bergeser dengan kabut hitam. Hujan pun mengguyur permukaan bumi di Washington, Amerika Serikat.

Seorang wanita cantik berkaca mata hitam sedang berjalan gontai menyusuri sebuah pemakaman dengan iringan payung berwarna hitam, wanita cantik itu bernama Bella Sudarsono, ia datang untuk menebarkan kumpulan bunga melati ke tanah yang masih basah

"Kasian sekali kamu sahabatku, kamu harus meninggal dengan cara seperti itu," ucap Bella dengan tersenyum kecut.

Ia tak menyangka kepergian Della sang sahabat bisa secepat kilat itu padahal baru saja mereka bertemu kembali dalam suatu reuni sekolah untuk membicarakan perjodohan anaknya. Namun takdir berkata lain Della harus pergi dengan menolong Ares dari para penculik yang ingin membunuhnya.

Bella menghembuskan napas ia melihat ke arah bawah ada sebuah payung berwarna emas di sisi kirinya," payung emas ini kan punya Della, lebih baik aku simpan saja. Aku yakin payung emas ini sangat berharga sampai kamu bisa menjadi sekaya ini."

Sejak saat itu, Bella pun menyimpan payung emas secara pribadi tanpa pihak keluarga dari sang sahabat mengetahuinya karena ternyata payung emas itu membawa sebuah keberuntungan untuk keluarganya yang semula hidup secara serba sederhana, kini hidupnya menjadi sugih dan beruntung di setiap aspek bisnis yang mereka jalani.

********

Back to masa kini,

(Hanya ilustrasi-)

Dewi satu ini bernama Athena Sudarsono, keluarga ningrat asli keturunan korea- jawa ini memilki harta yang tidak akan habis tujuh kali turunan, sehingga Dewi yang terkenal selalu membawa payung emas di setiap event kampus ini menjadikan dirinya sebagai Miss Arogant.

Sinar mentari memasuki celah jendela kamar yang berukuran king size.

Seorang gadis cantik berumur dua puluh tahun sedang meringkuk di bawah selimut yang tebal dengan memeluk guling.

Tiba-tiba wanita paruh baya yang bernama Bella Sudarsono itu duduk di sebelah pembaringan Hena dan mulai mengguncang bahu sisi kanannya dengan suara lantang

"Hena bangun!!! Ini sudah siang kenapa kamu belum bangun?"tanya Mom Bella

"Ish, Mom. Nanti lima menit lagi ya," ucap Hena dengan suara parau.

"Ya ampun, anak gadis satu ini sulit sekali di bangunin. Ini sudah siang bukannya kamu hari ini ada acara kampus," ucap Mom Bella.

"Oh, ya. Mom! Hena lupa banget ada acara pekan olahraga hari ini," ucap Hena dengan membuka kedua bola matanya

Bella menggeleng kepalanya," makanya buruan mandi, ganti baju, Mom dan Daddy tunggu kamu di ruang makan ya."

"Siap, Mom," ucap Bela dengan langkah cepat menuju kamar mandi.

Hena pun mulai bersiap menuruni anak tangga satu persatu dengan langkah cepat menuju ruang makan.

Di ruang makan tersebut seorang pria paruh baya sedang melahap roti bakar dengan menatap Hena yang sedang menuruni anak tangga.

"Pelan-pelan, Hena! nanti kamu terjatuh," seru Daddy Heru.

"No, Dad. Tenang saja Hena ini membawa payung keberuntungan jadi apa pun yang Hena lakukan ini pasti di jaga oleh payung emas ini," ucap Hena.

"Iya, Daddy tahu. Sejak payung emas itu bersama dengan kamu, hidup kamu menjadi tidak sial lagi," ucap Heru.

"Tentu saja, ini berkat Mommy yang menghadiahkannya kepada aku," ucap Hena.

"Iya, tapi Mommy hari ini mau pinjam payung emas itu," ucap Bella.

"Ish, tidak bisa Mom. Ini kan sudah menjadi hadiah ulang tahun aku jadi Mommy tidak bisa meminjamnya," tolak Hena.

"Pelit sekali, padahal Mommy butuh dalam rangka acara arisan," ucap Bella.

Hena tersenyum simpul, " baiklah aku kasih pinjam sehari saja ya. Kalau lebih dari sehari, Mommy akan kena denda."

"Ya ampun anak-nya Mommy sekarang menjadi perhitungan sekali. Memang dendanya apa?" tanya Mom Bella

"Mommy harus beliin tas branded keluaran terbaru karena Hena ingin memamerkan ke semua teman kampus," ucap Hena.

"Ish, iya deh Mommy belikan asal hari ini Mommy pinjem payung emasnya," ucap Bella.

"Oke, tapi mommy harus janji dulu untuk belikan atau kasih Hena DP deh biar Hena percaya," ucap Hena.

"Ya ampun ke Mommy sendiri saja tidak percaya. Yasudah sekarang mommy transfer saja supaya kamu bisa beli sendiri," Ucap Bella.

Mata Hena berbinar,"Terima kasih mom, akhirnya Hena bisa membeli dan juga akan memamerkan tas breaded. Mereka semua pasti akan iri."

"Astaga, Hena! tidak baik untuk memamerkan yang kita punya. Pantas saja kamu di juluki miss arogan," sergah Daddy Heru.

"Harus sombong dong Dad biar mereka tahu kita itu sugih, tidak seperti dahulu yang hidup serba pas-pasan," ucap Hena.

Mata Heru mendelik tajam ke arah Bella," ternyata buah tidak jauh dari pohonnya. Kalian anak sama ibu sama saja. Apa kamu juga lupa bahwa kamu sering memamerkan koleksi berlian kamu pada teman arisan kamu."

Tawa Bella pecah," Ish sayang kok malah buka aib aku ke anak sih."

"Ya kamu juga kan sama saja sama Hena, suka sekali menyombongkan diri. Apa kalian lupa dulu hidup kita sederhana?"tanya Heru.

"Ish, males jadi orang sederhana banyaknya di hina. Lebih baik jadi orang sombong biar tidak di tinda," ucap Hena.

"Benar kata anak kita, lebih baik menindas dari pada di tindas orang lain," ucap Bella dengan menyeruput teh.

Heru hanya mendengus kesal,"CK! kalian ini anak sama ibu susah sekali di nasihati. Sudah ya Daddy mau pergi ke kantor saja dari pada berdebat sama kalian."

"Oke, see you dear," ucap Bella dengan melambaikan tangannya.

"Hati-hati di jalan, Dad, " ucap Hena juga dengan melambaikan tangannya.

Heru pun membalas lambaian tangan mereka,"Oke semua makasi ya."

Heru pun melangkahkan kakinya menuju garasi sedangkan ibu dan anak masih bercengkrama ria.

"Kamu tidak mau berangkat bareng sama Daddy?" tanya Mom Bella.

"Tidak, Hena mau berangkat sendiri saja," tolak Hena.

"Kenapa? bukannya kalian satu arah dan kamu juga akan lebih cepat datang ke acara pekan olahraga," ucap Mom Bella.

"Males, aku ini kan anak mandiri mommy jadi mana mau aku di anter sama Daddy ke pekan olahraga," ucap Hena.

"Iya-iya, Mommy mengerti. Sudah sana pergi dan pamerkan mobil baru kamu itu," ucap Mom Bella.

"Siap, Mommy-ku sayang. Aku akan pamerkan kepada teman-teman kampus. Mereka semua pasti akan merasa iri lagi," ucap Hena.

"Bagus, tingkatkan kesombongan kamu sudah dunia tahu keluarga kita tak bisa di remehkan orang lain," ucap Mom Bella.

Bersambung ...

...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin dan tambahkan di rak buku kalian sebagai favorite/subscribe...

...Terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua...

3. Golden Mark Vs Primary Internasional

Kampus Golden Mark Jakarta dan Primary internasional merupakan dua pesaing kampus unggulan yang sangat populer di masa kini, bahkan lokasi mereka pun sejajar seperti tetangga yang sering berseteru dan bersitegang.

Universitas Primary Internasional.

Suasana ruang kelas saat ini begitu ricuh sekali karena Ares belum juga tiba, sedangkan waktu untuk bertanding dalam pekan olahraga ini bergulir begitu cepat.

Saat ini jarum jam menunjukan pukul tujuh lebih dua puluh menit, namun batang hidung Ares belum juga terlihat, sampai pada akhirnya deru napas tersengal-sengal itu nampak jelas saat kaki Ares tiba di ambang pintu ruang kelas.

"Ares, kamu terlambat dua puluh menit dari waktu yang sudah di tetapkan, cepat push up sebanyak 200 kali," seru Pelatih.

"Ya ampun, Coach masa hanya terlambat sebentar saya harus push up sebanyak itu," gerutu Ares dengan nada tinggi.

"Saya tidak peduli! cepat push up atau mau saya tambahkan lagi hukuman kamu!"bentak Pelatih.

Ares pun hanya bisa tersenyum menyungging," jangan dong coach! Iya saya push up dua ratus kali."

"Bagus! anggap saja ini sebagai pemanasan juga sebelum tim kamu bertanding dengan Universitas Primary internasional," ucap pelatih.

198

199

200

Ares pun hanya menghembuskan napas dalam-dalam dengan tertatih-tatih, peluhnya bercucuran di pelipisnya. Namun aura ketampanan seorang Dewa seperti Ares tidak pernah memudar.

"Cukup! sekarang kamu dan tim kamu cepat pergi ke lapangan, kita akan melakukan pemanasan untuk menghadapi rival kita," ucap Pelatih.

"Iya, Coach.."

**********

Universitas Golden Mark

Sementara itu, Hena yang datang terlambat juga di beri hukuman berlari keliling lapangan sebanyak lima kali putaran

Seusai Hena berlari, ia pun duduk untuk merenggangkan tangan dan kaki, lalu tiba-tiba saja ada seorang gadis manis berkulit putih yang saat ini sedang menghampirinya dengan perlahan ia pun duduk berhadapan dengan Hena.

"Capek ya? ini minum dulu," ucap Violin memberikan sebotol air mineral.

"Makasih, Vio. Lu tahu saja kalau gua lagi ingin minum yang dingin," ucap Hena dengan meneguk air

"Lu kenapa bisa terlambat masuk kampus hari ini?" tanya Violin

"Biasa, gua bangun kesiangan karena menonton drama korea kesukaan gua,"ucap Hena

"Astaga, pantesan lu hari ini datang terlambat dan di beri hukuman sama pelatih," ucap Violin

"Iya, bukan karena nonton saja tapi ini semua karena Mommy," ucap Hena.

Violin terhenyak," memang lu ada masalah apa sama Mommy lu?"

"Hari ini Mommy gua pinjem payung emas keberuntungan gua, jadi gua terkena dampak sial lagi," ucap Hena.

"Pantesan lu hari ini kena wabah dampaknya. Tapi dapat bonus dong dari peminjaman payung ke Mommy lu itu?" tanya Violin

Athena mulai menggelengkan kepalanya,"Sahabat gua tahu ajah, ada dong. Gua dapat tas branded yang sudah gua incar dari dulu."

"Wah, asyik dong. Gua pasti dapat kecipratan traktirannya di bar seperti biasa," ucap Violin.

"Siap kalau soal traktir, asal mulut lu itu jangan ember mengenai payung emas ini," bisik Hena.

"Aman soal payung emas, tidak akan ada yang tahu, asalkan dapat jatah traktir saja,"ucap Violin.

"Sialan lu ternyata sahabat gua yang satu ini matre banget," ucap Hena.

"Eits, nggak dong gua becanda! gua ini juga keturunan sugih jadi untuk apa juga sih gua minta traktir," ucap Violin.

*******

Setelah percakapan mereka,

Athena yang terkenal sebagai ketua dari tim cheerleader yang sangat arogan mulai bersiap untuk memberikan sambutan hangat kepada para penonton menjelang pertandingan antara Universitas Golden Mark melawan Universitas Primary Internasional

Gerakan seperti paramida pun di selipkan di akhir acara, namun insiden terjadi. Rupanya Hena tak bisa menjaga keseimbangan hingga ia dan tim terjatuh.

Para penonton yang menyaksikan adegan memalukan itu hanya bisa menertawakan seorang Dewi yang arogan bisa melakukan kesalahan.

"Akh..!" pekik Hena

Ares yang melihat seorang wanita terjatuh merasa tak tega, ia pun segera berlari dan mengulurkan tangannya

"Sini biar aku bantu," ucap Ares dengan nada lembut.

Hena menipis tangan Ares dengan kasar tanpa melirik sedikit pun pada Ares dan berkata," Tidak perlu. Saya tidak suka di tolong dengan orang asing."

"Sombong! di bantu kok menolak sih," gerutu Ares.

"Gua kan tidak minta bantuan dari siapa pun. Sana pergi," ketus Hena.

"Oke dengan senang hati aku pergi, dasar gadis sombong," geram Ares dengan melangkahkan kakinya.

Violin tanpa berkedip memandang ke arah Ares. Ia merasa terpesona akan paras tampan Ares,"Gila ganteng banget, Hena! kenapa lu tida mau di tolong sama dia? rugi tahu."

"Akh masa bodoh mau ganteng apa nggak. Kaki gua sakit ini," pekik Hena merangkul bahu Violin.

"Sini gua bantu, lagian lu mau di tolong malah nolak," ucap Violin.

"Biarin ah, gua nggak kenal. Gua tuh curiga sama orang yang sok baik kayak cowok tadi, paling juga modus deketin gua,"ucap Hena.

...****************...

Pertandingan pekan olahraga pun akan segera di mulai. Semua tim Ares sudah menyiapkan diri dengan melakukan beberapa dasar gerakan pemanasan

Para penonton sudah ricuh untuk menyoraki idola masing-masing dari dua kubu yang bertanding

Prit!!!

Suara kebisingan peluit dari juri mulai di labuhkan, Ares mulai berjingkrak untuk menepuk bola basket. Ia mulai berlarian untuk mengejar bola dari lawan

"Rian, oper ke gua," seru Ares.

"Oke, tenang saja gua akan oper setelah gua lawan ini manusia satu," ucap Rian.

"Sudah cepat oper!" titah Ares

"Siap deh, "ucap Rian dengan mengoper bola

Rian pun hanya bisa mengalah, ia langsung mengoper bola berwarna cokelat itu kepada sang sahabat

Ares pun menangkap bola itu dengan sempurna, ia pun mulai berlari menuju ke keranjang. Namun tiba-tiba saja lawan main mereka menangkis bola tersebut secara kasar hingga membuat Ares hampir terjatuh karena berusaha untuk mempertahankan bola itu.

Ares pun tetap bersikukuh untuk mempertahankan bola dari lawan, hingga ia pun melambungkan bola dari kejauhan tersebut ke dalam keranjang dengan sekali loncatan

Syut!

(Hanya ilustrasi)

Hap!

Bola tersebut masuk ke keranjang dengan sempurna. Para penonton bergemuruh menyoraki Ares bermain basket di babak pertama skor mereka masih berimbang seri.

"Yes, kita menang lawan kampus sebelah. Dia itu memang idola banget," ucap salah satu penggemar.

Pertandingan saat ini sedang di jeda terlebih dahulu karena mereka semua harus beristirahat untuk mengelap keringat yang bercucuran

"Syukurlah bola nya masuk, gua pikir tadi nggak akan masuk," ucap Ares.

"Dewi Fortuna tadi lagi berpihak sama lu kali ini," celetuk Rian.

"Tapi skor kita masih seri di babak pertama," ucap Ares.

"No problem, bro. Kita pasti akan menang di babak kedua ini," ucap Rian.

*********

(Hanya ilustrasi)

Sementara itu dalam lorong Locker, Hena sedang di berikan nasihat bertuah karena melakukan sebuah kesalahan besar saat pembukaan pertandingan ia sempat terjatuh

"Hei, kamu memalukan sekali! kenapa bisa kamu terjatuh saat berada di atas?" tanya pelatih

"Berani sekali anda bertanya seperti itu kepada saya! anda tahu bukan kalau saya ini anak dari pemilik kampus ternama ini, jadi jangan banyak bertanya dan membentak saya. Ingat kapan pun juga saya bisa memecat anda dari kampus ini."

Dengan nada bergetar pelatih itu pun mulai berbicara,"Ma-maaf, nona Hena. Saya lupa kalau nona adalah anak pemilik kampus ini. Tolong jangan pecat saya."

"Akan saya pertimbangkan, jika anda mau sujud di kaki saya,"ucap Hena.

**********

Sementara itu, Mom Bella sedang bercengkerama dengan lima orang teman arisan yang sedang memutar undian berhadiah berlian terbaru

"Wah, selamat jeng Bella kamu pemenang arisan hari ini" Ucap Jeng Dinda menjulurkan tangannya

Mata Bella berbinar menyambut uluran tangan hangat," Terima kasih jeng Dinda."

"Senang sih dapat berlian yang aku cari, tapi hati aku tidak enak sama sekali pasti terjadi sesuatu sama anak aku lebih baik aku susul dia deh ke pekan olahraga kampusnya," batin Bella.

Bersambung....

...Jangan lupa untuk memberikan dukungan berupa like di setiap episode, vote sebanyak mungkin, dan tambahkan di rak buku kalian sebagai favorite/subscribe...

...Terima kasih sudah mampir di karya ini, semoga bisa menghibur kalian semua...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!