Di suatu ruangan nan sepi dengan suara cuitan Jangkrik terdapat seorang gadis yang sedang terduduk dalam lamunannya, mengingat masalalu yang begitu menyakitkan untuknya dan masih belum dapat ia lupakan sampai detik ini karena rasanya luka itu masih baru terbentuk kemarin
Sudah 13 tahun lamanya, namun biarpun 13 tahun telah berlalu, namun perasaan cintanya masih sama, rada rindunya pun masih tetap sama bahkan semakin dalam ketika merindukannya setiap harinya. Aneh mungkin jika
masih menyimpan cinta dan kecewa yang sama setelah bertahun-tahun berlalu namun rasa itu memang benar masih ada, wanita itu masih terus merindukan pria yang paling banyak menorehkan luka dalam hidupnya dan rasa cinta yang besar sekaligus
setiap detik dalam hidup wanita itu, bayangan pria itu tidak pernah hilang dari ingatannya biarpun wanita itu terus dan terus berusaha melupakannya namun nyatanya pria itu kekeh tak mau pergi dari dalam memori wanita itu biarpun berulang kali si wanita meminta untuk pergi
Wanita itu menghela nafas panjang “kenapa aku masih saja merindukan seseorang yang tak mungkin jadi milikku bahkan untuk mengingatku saja rasanya tak mungkin” gumam si wanita begitu lelah karena masih belum bisa melupakan pria yang selama ini masih tersimpan rapih di dalam hatinya biarpun rasa sakit yang di sebabkan olehnya masih ada dan teringat jelas seperti baru kemarin terjadi biarpun itu sudah 13 tahun lalu
Pikiran wanita itu kembali terlempar ke masa lalu di mana ia masih ingat betul kata-kata pria itu padanya “jadilah kekasihku” setiap mengingat kata itu rasanya begitu membahagiakan. Begitu bahagianya seakan dunia ada dalam genggaman dengan jutaan kupu-kupu yang mengiringi langkah dari wanita itu menjadikan dunia begitu indah di mata si wanita
Bagaimana tidak, jika seseorang yang selalu diinginkan hatinya sekian lama akhirnya jadi miliknya, mereka menjadi sepasang kekasih seperti harapan si wanita tapi sayangnya kebahagian wanita itu hanyalah kebahagiaan semu di mana rasa bahagia itu hanya bisa berjalan dalam waktu yang singkat dan terasa begitu menyakitkan kala kisah cinta yang baru saja akan di mulai langsung berakhir dalam sekejap mata.
Saat pria itu menyatakan bahwa pria itu mecintai si wanita, wanita itu kira pria itu benar-benar mencintainya seperti wanita itu mencintai si pria tapi nyatanya orang yang sedang jatuh cinta memang bisa menjadi orang bodoh seketika dan yang paling mencintai adalah orang yang paling bodoh di antara keduanya karena logikanya seketika tidak bisa di pakai dan hanya mengandalkan perasaannya saja
Pria itu menghancurkan hati si wanita dengan mudahnya seperti meremukan dahan kering dengan begitu mudahnya dengan sekali gerakan "krek" dan langsung hancur lebur
tidak hanya sekedar KESIALAN saja bagi wanita itu namun juga menjadi penyesalan seumur
hidupnya karena ia sudah memberikan seluruh hatinya untuk si pria namun dengan mudahnya pria itu menghancurkannya begitu saja
Ingin meminta kembali hatinya tapi bagaimana caranya... rasanya masih begitu sakit, dan luka yang di torehkan pria itu masihlah teringat jelas dalam benak si wanita rasanya luka itu masih basah dan masih terus mengangga lebar di dasar hatinya dan tak kunjung bisa sembuh biarpun waktu sudah berlalu
Pria itu adalah hidupnya, sumber kebahagiaannya tapi dengan mudahnya pria itu membuangnya begitu saja seperti sampah yang sudah tidak ada gunanya lagi dan tidak bisa di daur ulang sehingga langsung di hancurkan
Masih segar dalam ingatannya ketika wanita itu berniat mendatangi sang pujaan hati untuk memberikan sesuatu sebagai tanda perhatiannya untuk dang pujaan hati “ini untukmu Bang” ucap si wanita dengan senyum lebarnya ketika menyerahkan satu bingkisan pada si pria dengan harapan bingkisan itu di terima
dengan baik oleh si pria
Namun pria itu hanya mendengus kesal dan memicingkan matanya ke arah si wanita “siapa kamu, aku tak mengenalmu” tiap kali mengingat kata-kata itu si wanita hanya bisa terdiam pilu tanpa kata tapi batinnya menangis menjerit kenapa cinta yang wanita itu inginkan dan dambakan harus berakhir seperti ini.
Wanita itu menangis tergugu setiap mengingat kejadian dulu. Wanita itu sadar bahwa rasa cintanya sama sekali tidak berarti bagi pria itu namun entah kenapa wajah pria itu masih betah saja berdiam diri di benaknya dan tak kunjung mau pindah dari sana.
Bayangan demi bayangan kalau pria itu sebenarnya mencintainya selalu muncul dalam benak si wanita dan entah kenapa wanita selalu berpikir kalau kejadian itu hanyalah salah paham saja dan kejadian itu hanya kesalahan dan pria itu sungguh menyesalinya dan pria itu akan meminta maaf serta mengatakan kalau mencintai si wanita
Namun sayang itu semua hanyalah sebuah mimpi yang tak mungkin terjadi. Wanita itu memejamkan matanya dan merasakan pria itu berdiri di hadapannya dan memanggil namanya dengan lembut “Yumi mawarku ” namun
sayang itu hanyalah sebuah khayalan saja
Wanita itu membuka mata dengan cepat “ sadarlah Yumi, jangan pernah memikirkan pria yang sudah membuangmu” gumam wanita yang bernama Yumi Rosdiana Kamal untuk terus menyemangati dirinya sendiri untuk tidak larut dalam lamunannya yang tak jelas
“Yumi Mawarku” panggil seorang pria dengan suara lembutnya
“DEG” jantung Yumi serasa behenti berdetak
Seketika Yumi menggelengkan kepalanya “ itu pasti halusinasiku lagi” ujar Yumi merasa bahwa semua ini hanyalah halusinasinya saja dan bukanlah kenyataan
“Yumi” panggil pria itu lagi
Yumi menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya ia bahwa pria yang sedang di lamunkannya kini ada di depannya dan memanggil namanya “bagiamana bisa kamu di sini” Tanya Yumi tak menyangka bahwa pria itu ada di hadapannya sekarang dan kini sedang memanggil namanya, panggilan yang dulu sangat akrab di indera pendengarannya dan kini ia bisa kembali mendengarnya
“aku merindukanmu, maafkan aku tak kunjung menemuimu” ucap pria itu dengan bibir bergetar
mendengar itu membuat Yumi menangis tersedu antara sedih dan bahagia sedih karena kenapa harus menunggu 13 tahun baru datang namun Yumi bahagia karena sosok pria yang selalu ia harapkan masih
mengingatnya dan mencari dirinya
Pria itu mencium Yumi, memeluk lalu berkata aku akan selalu ada untukmu, menjagamu, dan
menemanimu seumur hidupku. Jadilah istriku Yumi” Kata-kata yang sungguh menggetarkan jiwa dan membuat Yumi menangis tergugu dan saat air mata Yumi mulai berjatuhan dengan derasnya, pikiran Yumi kembali terlempar ke dunia nyata ketika Yumi menyadari bahwa dirinya sedang sendirian
Mata Yumi terbuka, menyeka air matanya yang jatuh dengan telunjuk jarinya, memandangi sisa air mata itu yang masih di telunjuk tangannya “mimpi lagi ternyata” Yumi menangis sejadi-jadinya menyadari bahwa ia masih bermimpi bertemu dengan pria yang jadi cinta pertamanya dan masih menduduki singgasana teratas di piramida hatinya
Yumi yang sudah memakai setelah rapi berjalan dengan anggun untuk memasuki sebuah gedung perkantoran yang sudah jadi tempat kerjanya selama tujuh tahun ini
“selamat pagi bu Yumi” sapa para pegawai yang melihat kedatangan Direktur perencanaan mereka, lalu memberi hormat dengan membungkukan kepalanya ke arah Yumi
“pagi juga” balas Yumi tersenyum simpul, melanjutkan langkahnya menuju lift agar bisa sampai ke ruangannya yang berada di lantai 15
Tiba di depan ruangannya dan baru saja akan membuka pintu, tiba-tiba saja ada yang menghentikan langkahnya
“nona Yumi !” teriak seorang pria sambil berlari menuju ke arah Yumi
Yumi membalikan badan melihat siapa yang memanggilnya “saya tidak tuli Rafa “ Tukas Yumi dengan nada tidak suka karena Rafa sekertarisnya memanggil namanya dengan berteriak padahal dengan suara pelan juga ia bisa dengar, dia kan tidak tuli
Rafa berusaha keras mengatur nafasnya “maaf nona Yumi, tadi saya telfon anda tapi tak kunjung di angkat” ucap Rafa dengan nafas memburu karena sehabis berlari mengejar langkah Yumi yang begitu cepat ketika tadi berpapasan di lobi namun Yumi berjalan dengan begitu cepat
Yumi memukul keningnya dengan telapak tangannya karena melupakan suatu yang penting “ah itu, maaf ya Rafa ponselku tertinggal ruangan jadi kali ini aku tak memegang ponsel karena ponselku masih di dalam” tunjuk Yumi pada ruangan di depannya ” sekali lagi maaf Rafa” ucap Yumi tak enak hati karena sering melupakan keberadaan ponselnya padahal banyak pekerjaan yang berhubungan dengan ponselnya
“ya sudah, nona langsung ke ruang rapat saja, dewan direksi membuat rapat dadakan dan anda diminta hadir sekarang” ucap Rafa tak ingin memperpanjang masalah sebab ia sudah hafal betul kelakuan atasannya itu
“memang ada rapat apa sih?” tanya Yumi
Rafa mengerikan bahunya “entahlah, saya cuma di minta memastikan kehadiran anda di rapat hari ini” balas Rafa apa adanya
“baiklah aku akan segera ke sana” Yumi langsung menuju ruang rapat dengan para jajaran direksi yang sudah berkumpul di ruang rapat
Yumi menyempatkan meminta maaf pada para peserta rapat karena dirinya tidak tahu jika akan ada rapat sehingga dirinya telat datang “sekali lagi saya mohon maaf” ucap Yumi membungkukan tubuhnya pada para petinggi perusahaan
“tidak masalah Yumi, silahkan duduk” tunjuk pemimpian rapat pada kursi yang kosong agar Yumi bisa segera menempatinya
“baik pak” Yumi segera berjalan menuju kursi kosong agar rapat bisa segera di mulai
“baiklah karena yang sedang di tunggu sudah datang mari kita mulai rapatnya” ucap direktur utama perusahaan tempat Yumi bekerja
Yumi memindai sekitar di mana semua peserta rapat sudah hadir “tumben sekali kalian rapat tepat waktu” batin Yumi
Semua peserta rapat duduk dengan tenang mendengarkan apa yang akan disampaikan Direktur utama perihal rapat kali ini, apalagi rapat kali terbilang cukup aneh karens pertama kali dalam sekian tahun berjalan di kisaran jam 8 pagi padahal biasanya lebih siang di mulai
“baiklah, karena semua sudah berkumpul saya akan menyampaikan materi rapat hari ini” ucap Direktur utama dengan ekspresi wajah yang serius
“saya langsung saja, kantor pusat meminta bantuan pegawai handal dari kantor cabang, jadi kita harus mengirim orang handal perusahaan kita ke sana” ucap Direktur utama yang di tanggapi riuh suara para peserta rapat
Bukan rahasia lagi kalau bekerja di kantor pusat adalah impian banyak orang karena jika bekerja di sana itu berarti karir mereka akan makin menanjak namun bekerja di kantor pusat dengan gaji tinggi juga sebanding dengan beban kerja yang harus mereka dapatkan
Apalagi semua orang tau kalau CEO di kantor pusat adalah pria berdarah dingin yang hanya mementingkan hasil kinerja dan bukannya status atau latar belakang, jika mampu akan di angkat makin tinggi jika tidak mampu akan di hempas sejauh mungkin biarpun orang itu sudah cukup lama bekerja di perusahaan
Bahkan tidak sedikit orang yang setelah di pindah ke kantor pusat berujung di pecat karena tidak sesuai dengan kinerja yang di inginkan sang CEO sekaligus pemilik Shine Group tempat mereka bekerja saat ini
“lalu apa anda sudah memutuskan siapa yang akan anda kirim ke kantor pusat” Tanya salah satu petinggi perusahaan yang juga turut hadir dalam rapat
“tentu saja sudah, dan sudah pasti dia, karena dia yang paling handal di antara kita” ucap Direktur utama menunjuk ke arah Yumi
Yumi terkejut bukan main saat dirinya lah yang akan di kirim ke kantor pusat “aku?” tanya Yumi menunjuk dirinya
“tentu saja, apa ada yang keberatan?” Tanya Direktur pada para peserta rapat yang lain dan dijawab gelengan kepala oleh orang yang hadir dalam rapat
“tapi kan saat saya pertama masuk bekerja di sini, saya sudah pernah minta persetujuan untuk tidak pernah masuk kantor pusat dan itu sudah tertera jelas di kontrak kerja saya” Protes Yumi tidak ingin kembali ke kota yang menorehkan banyak luka untuknya
“ya saya tahu itu tapi saya tidak punya pilihan lain. Saya sudah menyerahkan resumemu pada kantor pusat dan minggu depan kau sudah mulai bekerja disana” ujar Dirut dengan suara tegasnya
“tapi pak” tentu saja Yumi mencoba menolak perintah untuk pindah ke kantor pusat yang memang selalu ia hindari sejak dulu
Seolah abai dengan pendapat Yumi, Direktur utama tetap kekeh menunjuk Yumi untuk pindah ke kantor pusat “jangan khawatir
Yumi, saya juga menyuruh Rafa untuk membantumu disana jadi kamu tidak akan merasa asing di tempat barumu. Sekian rapat kita dan keputusan bahwa Yumi yang akan pindah ke kantor pusat” ucap Direktur utama tidak ingin di bantah dan langsung meninggalkan ruangan rapatnya
“tapi pak” Yumi masih ingin mencoba protes tapi suara-suara para petinggi perusahaan mencibir Yumi yang harusnya merasa bersyukur karena terpilih sebagai tenaga kerja di kantor pusat membuat Yumi tidak bisa berkata apa-apa lagi
Sepanjang hari Yumi bekerja dengan tidak focus karena dirinya yang harus bekerja di kantor pusat minggu depan dan itu sungguh mengusik pikirannya. Setelah bekerja seharian Yumi pun kembali ke apartemennya lalu duduk di kursi dekat balkon kamarnya sambil menghirup udara yang menerpa wajahnya
“apa aku harus kembali? Apa aku harus melihatnya?” batin yumi bermonolog
Yumi tentu tahu kalau pertemuannya tidak bisa terelakan karena dirinya lah yang memilih untuk bekerja di perusahaan milik pria yang jadi cinta pertamanya jadi biarpun ia berusaha menolak untuk bertemu tapi tetap saja ada satu waktu yang menyebabkan mereka harus bertemu dan sebentar lagi itu akan terjadi biarpun sudah bertahun-tahun Yumi menghindarinya
Yumi tersenyum kecut merutuki kebodohannya yang tidak bisa menjauh dari kabar tentangnya “bodoh sekali kau Yumi, mengingatmu saja tak mungkin kau hanya orang asing dimatanya dan tak berharga jadi tenanglah dan bersikap biasa saja maka semuanya akan normal” gumam yumi tertawa tapi air matanya tetap mengalir membasahi pipinya yang mulus
1 minggu kemudian
Hari kepindahan Yumi akhirnya tiba juga, sehari sebelum masuk bekerja Yumi pun berangkat ke Jakarta dan akan mulai berkemas dahulu di rumahnya agar tempat tinggalnya nanti nyaman saat akan di tinggali
“sudah siap semua kan nona” Tanya Rafa ketika dia duduk di kursi kemudi dan berniat melajukan mobilnya
“sudah semua kok Rafa” Yumi memasang sabuk pengamannya “maafkan aku Rafa, kamu jadi harus tinggal jauh dari keluargamu karena ikut di pindahkan sepertiku” ucap Yumi penuh sesal karena Rafa ikut di pindah tugaskan, sama seperti dirinya hanya karena Rafa adalah Sekertaris Yumi
“tidak masalah nona, saya malah senang pindah ke Jakarta, saya kan jadi gak terlalu di kekang sama mama saya karena kita gak serumah lagi” kekeh Rafa merasa cukup senang karena bisa sedikit memiliki kebebasan nantinya saat tidak harus tinggal serumah dengan orang tuanya
Mendengar hal itu Yumi menjadi lega “syukur kalau kamu mikirnya gitu” Yumi paham betul bahwa anak yang sejak kecil tinggal bersama orang tua pastilah ada keinginan untuk tinggal jauh dari orang tuanya
“ oh ya kamu jadi ambil apartemen yang di sediakan perusahaan kan” Tanya Yumi seputar tempat tinggal Rafa nantinya
“iya nona, gak mungkin saya sewa sendiri, gaji saya kan kecil” balas Rafa
"iya juga" kekeh Yumi
Tak ada obrolan berarti lagi dan Rafa mengendarai mobil Yumi ke alamat yang di berikan Yumi padanya 3 jam menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di tempat tujuan “kita sudah sampai nona ” Rafa membangunkan Yumi dari tidurnya
segera saja Yumi membuka matanya dan melihat sekeliling “ ah sudah sampai ya, terima kasih Rafa” ucap Yumi dengan senyum tipisnya
Yumi membuka pintu mobil dan berjalan ke arah bagasi untuk mengeluarkan barang bawaannya.
Melihat itu Rafa buru-buru untuk keluar mobil dan menghampiri Yumi “biar saya saja nona yang bawa masuk” cegah Rafa ketika melihat Yumi akan menarik koper serta barang bawaannya seorang diri
“terima kasih Rafa” ucap Yumi
Rafa mengeluarkan koper milik Yumi dan membawanya ke depan pintu rumah Yumi, begitupun barang yang lain secara bergantian “terima kasih Rafa” ucap Yumi ketika Rafa selesai mengangkut barang-barangnya
“tidak masalah nona” balas Rafa
Rafa memindai setiap sudut tempat tinggal Yumi “apa nona yakin mau tinggal di sini, sepertinya tempat ini sudah lama tidak di huni dan cukup menakutkan tampilannya” ungkap Rafa ketika melihat penampakan bagian depan rumah Yumi yang terlihat cukup menyeramkan karena rumah Yumi termasuk rumah lawas
“ bukannya perusahaan memberikan apartemen mewah untuk anda sebagai Direktur” Rafa rasa tempat tinggal Yumi menyeramkan dan Yumi kan punya pilihan tempat tinggal yang di sediakan perusahaan jadi harusnya Yumi memilih itu bukannya tinggal di rumah tua yang sudah lama tidak di tinggali
Yumi tersenyum menanggapi ucapan Rafa “iya memang mereka menawarkan apartemen mewah untukku, tapi ini tempat tinggalku dulu bersama orang tuaku, lagian di sini dekat dengan kantor jadi biar di sini saja tinggalnya” balas yumi dengan senyum tipisnya
“oh saya lupa kalau anda berasal dari ibukota” Rafa menepuk keningnya karena melupakan Yumi yang asli Jakarta
“ya sudah kamu pulang saja dan istirahat. Besok jemput aku pukul 7 untuk ke kantor” ucap Yumi
“baik nona” Rafa bergegas meninggalkan rumah Yumi agar bisa kembali ke apartemennya
Melihat mobil yang di naiki Rafa sudah menjauh, Yumi menarik kopernya memasuki rumahnya yang tidak terkunci karena memang Yumi meminta pada orang yang merawat rumahnya untuk membuka pintu agar ia tidak kepayahan masuk ketika baru sampai
Yumi memandangi setiap sudut ruangan yang ada dalam rumahnya, Rumah yang memiliki banyak kenangan untuknya terutama bersama mendiang kedua orang tuanya yang sudah lama berpulang ke pangkuan Tuhan "masih sama seperti dulu" gimana Yumi
“Yumi” panggil seorang wanita paruh baya mengejutkan Yumi yang masih asyik memindai penampilan rumahnya
“Bibi” Yumi cukup terkejut dengan kehadiran adik dari mendiang ayah Yumi "Yumi kira bibi di rumah dan hanya membuka pintu saja " ujar Yumi
Yumi langsung menghambur memeluk wanita yang selama ini menjaga rumahnya, saudara terdekat yang ia miliki karena ayah Yumi hanya memiliki satu adik “ terima kasih sudah menjaga rumah Yumi ya bi” ucap Yumi pada bibinya yang sudah menjaga rumah peninggalan kedua orang tuanya selama Yumi tinggal di Bandung 13 tahun ini
“gak masalah sayang, untuk keponakan bibi mah gak masalah sama sekali” ujar bibi Yumi yang bernama Arina Kamal
Yumi melerai pelukannya dan tersenyum hangat ke arah sangat bibi “bagaimana kabar bibi dan paman dan sepupuku juga bagaimana kabarnya ” tanya Yumi
“semua baik, sepupumu juga baik walaupun mereka jarang datang menjenguk kami” balas bibi Arina mengingat anak-anaknya yang tingal jauh darinya sama seperti Yumi yang juga tinggal jauh darinya
“mereka kan punya pekerjaan yang tidak bisa di tinggalkan bi sama seperti Yumi kemarin jadi maklumi. saja” pandangan Yumi mengitari sekeliling rumahnya “terima kasih sudah membersihkan rumah Yumi ya bi, padahal niat Yumi mau bersih-bersih hari ini tahunya sudah di bersihkan sama bibi” ucap Yumi dengan senyum tipisnya
“gak masalah Yumi, tahu kamu mau datang jadi bibi langsung bersihkan rumah kamu, kasihan juga baru sampai tapi harus bersih-bersih rumah kan” kekeh bibi Arina
“ oh ya, apa kamu akan lama tinggal disini atau akan cepat kembali ke Bandung?” Tanya bibi Arina penasaran akan rencana Yumi kedepannya
“tergantung keputusan kantor bi, Yumi ke Jakarta lagi juga karena perintah kantor” balas Yumi apa adanya
“ya sudah kamu langsung istirahat ya, bibi sudah bersihin kamar kamu juga biar kamu bisa langsung istirahat, kamu pasti lelah abis menempuh perjalanan jauh” ucap bibi Arina
“iya bi, makasih” balas Yumi
Bibi Arina menyerahkan kunci pada Arina “karena kamu di sini jadi bibi kembalikan lagi kunci rumah kamu, tadi bibi juga bawa makanan dari rumah dan bibi simpan di kulkas biar kamu bisa angetin lagi kalau sudah lapar” ucap Bibi Arina
“aduh ngerepotin bibi deh “ Yumi jadi tidak enak hati pada bibinya
“gak masalah sayang, bibi pamit pulang ya, paman kamu pasti sudah mau pulang kerja jadi bibi harus sudah sampai rumah sebelum paman kamu sampai rumah” pamit bibi Arina
"iya bi, sekali lagi Terima kasih untuk semuanya dengan tulus" ucap Yumi
"Yumi antar ke depan ya bi" Yumi mengantarkan bibinya sampai depan pintu dan melepas bibinya yang tinggal tak jauh dari rumahnya, atau lebih tepatnya berjarak tiga rumah dari rumahnya saat ini
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!