NovelToon NovelToon

Pelipur Laraku

Bab 1

"san, calon mu pergi, ngga ada di asrama!"

"Hah"

Ikhsan berlari mencari dan mencoba menelpon Ayu. Namun handphone Ayu tidak aktif.

"kemana dia pergi?" dia bertanya dalam hati.

Sampai malam hari Ikhsan mencari Ayu namun hasilnya nihil.

"gimana san?"

"masih belum ketemu"

"sudah telpon orang tua nya?"

Ikhsan menggelengkan kepalanya.

"coba telpon dulu, siapa tau dia kembali pulang"

"kalau tidak ada, aku harus bilang apa pada mereka?"

"ya bilang aja dia pergi sampai malam belum kembali"

Ikhsan menggelengkan kepala nya "kita tunggu besok kalau sampai dia ngga datang baru aku telpon orang tuanya"

Tapi belum sempat berganti hari, 1 jam kemudian orang tua Ayu menelpon Ikhsan. Ikhsan pun bingung harus menjawab apa. Dengan berat hati Ikhsan mengangkat telpon orang tua ayu.

"Halo san"

"iya bu"

"San kenapa handphone Ayu tidak aktif dari siang, apa terjadi sesuatu?"

Ikhsan terdiam beberapa detik, dia mencoba memberanikan diri untuk jujur pada orang tua Ayu

"Maaf bu, sebenar nya sedari siang Ayu sudah tidak ada di asrama"

"Hah! Dia kemana?"

"saya juga tidak tau bu, saya dibantu teman-teman dari tadi siang juga sudah mencari nya tapi tidak ketemu, apa ibu punya keluarga di Ambarawa sini?"

"Ya ampun anak itu, mau nya apa sih? Kami tidak punya keluarga disana" ibu Ayu menangis

"Ya sudah bu, ibu tenang dulu, kita tunggu sampai besok pagi, kalau dia tidak kembali juga, saya akan buat laporan orang hilang"

"tidak usah san, kamu tidak perlu lapor polisi, biar kami yang urus"

"ngga apa-apa bu, Saya akan menikahi dia, saya yang membawa nya kesini jadi dia tanggung jawab saya"

"maaf ya San, dia sudah merepotkan mu"

"saya yang minta maaf bu, tidak menjaga nya dengan baik"

Ikhsan dan Ayu merencanakan untuk menikah. Ikhsan adalah seorang TNI yang ditugaskan di Ambarawa. Ikhsan dan Ayu adalah teman dari sekolah SMP hingga SMA. Dan mereka mulai berpacaran setelah beberapa tahun mereka lulus SMA.

Sedari SMA mereka memiliki hubungan tanpa status, mereka berpacaran dengan beberapa orang namun jika salah satu dari mereka putus, mereka akan dekat kembali. Dan itu berulang kali terjadi sampai pada akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran dan akan segera menikah

Ikhsan tidak ingin menunda pernikahan nya dengan Ayu, dia merasa sudah cukup mengenal ayu, walaupun orang tua Ikhsan setengah hati merestui, namun Ikhsan sudah berjanji untuk menikahinya.

Mereka menjalin hubungan jarak jauh karena Ayu berada di Balikpapan tempat asal mereka. Dan Ayu pun bekerja disana. Ayu berada di Ambarawa untuk mengurus pernikahan mereka, karena untuk menikah dengan seorang TNI tidak lah mudah, mereka harus mengurus berkas-berkas yang diperlukan saat menikah nanti.

Namun baru beberapa jam dia berada di Ambarawa, Ayu pergi entah kemana, Ikhsan benar-benar bingung dia tidak tau harus mencari kemana. Ikhsan tidak tahu apa yang terjadi pada Ayu. Rasanya sudah hampir putus asa.

*keesokan hari nya*

*kriiing*

"halo bu"

"halo san, Ayu ada dirumah, dia baru sampai, masih belum ibu tanyakan kenapa dia pulang, apakah kalian sebelum nya bertengkar?"

"ngga bu, kami baik-baik saja"

"oh ya sudah, nanti ibu tanyakan kenapa dia begitu?"

"iya bu"

Hati Ikhsan sedikit lega walau pun masih penasaran kenapa Ayu tiba-tiba bersikap seperti itu.

*di rumah ayu*

Ayah Ayu sangat murka mengetahui anaknya kabur dari Ikhsan.

"apa yang ada di otak mu Ayu? Kurang apa Ikhsan sama kamu? Kenapa kamu seperti itu?"

"maaf yah, Ayu tidak bisa melanjutkan pernikahan dengan Ikhsan?"

" kamu bertengkar dengan Ikhsan?" tanya ibunya

Ayu menggelengkan kepalanya.

"Ayu hamil"

"dengan Ikhsan?" tanya ibu nya terkejut

Ayu menggeleng kan kepalanya.

"Plakk!" Ayu mendapatkan tamparan dari ayahnya.

" pergi kamu dari rumah ini jangan pernah kambali lagi! Bikin malu keluarga saja!"

"maafin Ayu yah" ayu memohon pada ayah nya

"Pergi!!"

Ayu di usir oleh ayahnya dari rumah. Dia pun meninggalkan rumah. Ayah Ayu langsung pergi ke rumah orang tua Ikhsan untuk meminta maaf kepada keluarga besar Ikhsan dan membatalkan pernikahan mereka.

Sementara Ikhsan mendengar berita itu, hatinya hancur se hancur nya. Dia melampiaskan amarah nya dengan berlari beberapa kilo meter. Beberapa kali juga dia mengusap air matanya yang jatuh di pipi nya.

Rasa sedikit penyesalan telah menyelimuti hati nya. Dia tidak tau mengapa dia bisa berjanji pada Ayu untuk menikahinya, ada sedikit keraguan untuk menepati nya pada saat itu. Namun itu adalah janji, dan janji tetap lah janji, sebagai laki-laki dia harus menepati itu.

Rasa malu untuk bertemu keluarga seperti tak terhindarkan. Walaupun keluarga tak menyalahkan nya. Tapi ia harus menghadapi bahwa ia telah salah memilih seseorang.

"maaf aku sudah mengecewakan mu, aku telah membohongi mu dan hatiku sendiri, Aku sudah mencoba untuk mencintaimu tapi pada akhirnya aku gagal, aku hanya bisa mencintaimu sebatas sahabat tidak lebih dari itu. Aku sangat takut bila harus jujur padamu waktu itu, namun pada akhirnya aku memberanikan diri untuk jujur walaupun sudah sangat terlambat. Sekali lagi aku meminta maaf sudah menyakitimu. Aku berdoa semoga kamu menemukan kebahagianmu" pesan terakhir yang dikirim oleh Ayu untuk Ikhsan

"aaarrrgggghhhh!" Ikhsan berteriak kencang mengejutkan beberapa teman nya

"kenapa mas?"

Ikhsan hanya tersenyum tipis. Salah nya telah memutuskan begitu cepat untuk menikahi Ayu, padahal hatinya saja masih tidak yakin apakah dia benar-benar mencintai Ayu atau hanya perasaan saling menyayangi karena terbiasa bersama. Seperti apa yang dirasa Ayu saat ini.

Bab 2

"sudah san, masih banyak perempuan diluar sana, mau aku kenal kan dengan temanku?"

"males aku, ngga mikir wanita lagi"

"sabar jangan menyerah"

Ikhsan menutup pintu hati nya untuk wanita lain. Rasa sakitnya masih terlalu dalam. Beberapa kali dia diperkenalkan dengan seorang wanita oleh teman-teman nya. Tidak ada satupun wanita tersebut membuka pintu hatinya.

Dia tidak ingin terburu-buru lagi memutuskan untuk menikahi seseorang. Ikhsan takut mengulang kesalahan nya yang kemarin. Ia harus berhati-hati untuk memilih kali ini. Dan untuk saat ini dia tidak ingin mengenal seseorang. Ikhsan masih ingin menata hatinya terlebih dahulu.

* 1 tahun kemudian*

"jadi cuti?"

"jadi, aku mau pulang dulu sebentar"

"oh, mau lewat mana?"

"lewat Jogja"

"oh, hati-hati, salam untuk keluarga"

"siap"

Ikhsan berangkat diantar oleh teman nya menuju Jogja. Sampai di bandara dia langsung masuk, dia melihat seorang wanita yang seperti nya dia kenal. Wanita yang pernah membuat hatinya berdebar. Wanita tersebut sedang sibuk dengan laptopnya. Ikhsan pun duduk menghampirinya.

"Ella?"

Wanita itu menoleh dan melihat Ikhsan. Mata nya seperti membulat karena terkejut.

"Hai" dia pun menyalami Ikhsan "mau pulang?" tanya nya

"iya"

"kok lewat Jogja? Kenapa ngga lewat Semarang aja kan dekat dari Ambarawa?"

Ikhsan kaget Shella tau kalau dia sekarang berada di Ambarawa. Karena selepas lulus SMA mereka tidak pernah berhubungan sama sekali. Shella adalah teman sekelas Ikhsan dan juga Ayu pada kelas 2 SMA, namun waktu kelas 3 mereka berpisah karena beda jurusan.

" kok kamu tau kalau aku di Ambarawa?"

"hhmm" Shella hanya tersenyum. Dia tidak menjawab pertanyaan Ikhsan

"apa kabar kamu el?" tanya Ikhsan

"baik" Shella tersenyum lagi

"kamu kok bisa ada di sini?"

"aku kan kuliah di sini?"

"ooh, belum lulus?"

" belum, aku masuk kuliah nya telat 2 tahun, dan sempat cuti kuliah 2 semester, doain ya sebentar lagi, ini lagi ngerjain skripsi" jelas nya sambil menunjuk laptopnya

"terus kenapa pulang kalau lagi ngerjain skripsi?"tanya Ikhsan penasaran.

"ada urusan keluarga sebentar, jadi harus pulang dulu" jawab Shella

"ooh, kamu masih tinggal disitu?"

"masih"

"minta nomor handphone mu boleh?"

Tangan Shella menengadah, ia meminta handphone Ikhsan, Ikhsan memberikan handphone nya dan Shella mulai memencet nomor handphone nya.

Shella menyimpan nama Ikhsan di handphone nya dengan sebutan "TNI".

Ikhsan melihat nama nya pun tertawa.

"kok kamu tau kalau aku jadi TNI? Kita kan lama banget ngga ketemu, ada hampir 8 tahun kaya nya" Ikhsan benar-benar dibuat penasaran dengan Shella. Mengapa Shella bisa mengetahui dirinya sementara mereka tidak pernah bertemu dan berhubungan selama 8 tahun. Apakah Shella mencari tahu tentang ku. Pertanyaan dalam hati Ikhsan tentang Shella begitu banyak, tapi tidak ada satu pun yang keluar dari mulutnya.

Belum sempat Shella menjawab mereka harus masuk boarding, karena pesawat sudah mau berangkat. Dan tempat duduk mereka berjauhan didalam pesawat Sehingga mereka tidak bisa melanjutkan obrolan mereka.

Sampai di Balikpapan pun mereka juga berpisah begitu saja, karena Shella telah di jemput orang tuanya.

"mas"

Ikhsan menoleh dia melihat adiknya sudah menjemputnya.

"itu mba Marshella kan mas, kok mas kenal?"

"iya teman SMA, kok kamu tau?"

"iya, dia penulis mas, aku baca novel-novelnya"

"masa?" Ikhsan kaget

"dia juga owner itu, franchise nya sudah di seluruh indonesia" adik nya menunjuk sebuah cafe

"WAW" hati Ikhsan berdecak kagum.

Waktu SMA Ikhsan memang pernah menyukai Shella, namun dia pendam karena banyak yang mendekati Shella, Ikhsan tidak berani bersaing dengan mereka karena yang mendekati nya adalah anak-anak orang kaya, sedangkan dia hanya anak orang sederhana. Shella pun sebenarnya juga bukan dari anak orang yang kaya melain kan cukup, dibanding Ayu, kekayaan orang tua Ayu bisa dibilang di atas dari Shella.

Shella pun memilih pacar juga tidak pilih-pilih pada saat itu. Terlihat dari sekian banyak yang mendekati, dia memilih teman sebangku nya yang notabene dia bukan anak orang kaya. Namun hubungan mereka kandas karena teman nya itu dulu terlalu protektif terhadapnya. teman nya itu selalu curhat kepada nya tentang Shella, Teman nya itu bercerita kalau selama berpacaran dengan Shella masih banyak yang coba mendekati Shella walaupun mereka tau Shella sudah memiliki pacar. Teman nya itu takut kalau sampai Shella direbut orang lain. Akhirnya Shella memutuskan nya karena teman nya itu terlalu cemburu. Shella tidak tahan dengan sikap protektif temannya tersebut.

* 2 hari kemudian*

Ikhsan mencoba menelpon Shella, karena tiba-tiba ia ingin mengetahui keadaanya

"halo"

"halo"

"ganggu ngga?"

"ngga juga sih, soalnya aku baru sampai juga, kenapa?"

"emang dari mana?"

"dari balikpapan lah, kita kan kemarin pulang bareng, hahaha"

"loh kamu sudah di Jogja lagi?"

"iya"

"ya ampun cepat banget, padahal aku mau main ke rumahmu"

"hahaha, kapan-kapan aja kalau aku ke balikpapan lagi, atau main-main ke jogja mampir rumahku"

"emang boleh?"

"boleh lah"

"ya sudah lusa aku balik jogja, aku mampir rumahmu ya"

"ok, aku tunggu"

Ada rasa sedih didalam diri Ikhsan ketika Ia tidak dapat menemui Shella. Entah kenapa Ikhsan merasa seperti itu. IKhsan pun merasa aneh dengan dirinya. apakah perasaan nya yang dulu masih ada. Tapi Ikhsan menepis perasaan tersebut. Ia tidak ingin mencurigai hati nya sendiri.

Bab 3

* keesokan harinya*

pesan singkat antara Ikhsan dan Shella

"el maaf ya aku batal kerumahmu, karena ternyata urusanku belum selesai disini, padahal aku pengen banyak ngobrol lagi sama kamu, tapi ternyata ngga bisa "

"ngga apa-apa, kita masih bisa ngobrol lewat chat atau telpon 😊"

"iya sih, tapi lebih enak ngobrol langsung"

"ya kalau ada waktu pasti ketemu"

"ok, lanjut aja kegiatan mu, nanti malam aku telpon boleh?"

"boleh aja, siapa yang larang?"

" kali aja jadwal pacarmu nelpon atau jadwal kalian nge date"

Chat terakhir tidak ada balasan dari Shella membuat Ikhsan penasaran, apakah Shella sekarang memiliki pacar atau belum. Tapi di sisi lain dia merasa aneh dengan diri nya, mengapa dia jadi ingin tahu Shella lebih dalam lagi.

Padahal sebelum nya dia tidak se penasaran ini dengan wanita-wanita yang di perkenalkan oleh teman-teman nya.

* 3 bulan kemudian *

*kriiinngg*

Ikhsan melihat siapa yang menelpon nya, mata nya langsung berbinar dan tersenyum karena yang menelpon adalah Shella. Hampir 3 bulan ini mereka tidak berhubungan karena Ikhsan sibuk dengan pekerjaan nya begitu juga Shella sibuk dengan skripsinya.

"halo"

"halo"

"kenapa el?"

"aku lagi di semarang nih, mungkin lewat tempatmu, aku mau mampir bentar, bisa kirim alamat?

"ok nanti aku kirim"

"disitu ada berapa orang?"

"maksudnya?"

"ya teman-teman mu disitu ada berapa orang?"

"10 orang, kenapa?"

"ngga apa-apa, ok kalau gitu aku on the way"

"ok"

Hati Ikhsan sangat senang, senyum nya mengembang di wajah nya, karena akan bertemu Shella, entah kenapa begitu. Seperti ada yang terbang di dalam hatinya. Mulut nya bersenandung riang.

"happy banget mas? Punya pacar baru sepertinya" tanya teman nya

"bukan, teman ku" jawab Ikhsan

" teman wanita?" mereka tertawa.

Ikhsan hanya tersenyum. Dia tidak tau bagaimana menjelaskan perasaan nya saat ini. Perasaan yang dulu terpaksa ia tinggalkan, kini seperti nya mulai datang kembali.

1 jam dia menunggu di batalyon. Shella menelpon Ikhsan. Ikhsan pun keluar menemui Shella.

Shella melihat Ikhsan yang mencari keberadaan nya. Shella memandang Ikhsan sebentar dari dalam mobilnya, ia pun merapikan diri untuk memastikan penampilan nya baik-baik saja, ada rasa gugup dalam diri Shella untuk bertemu Ikhsan, Shella mencoba menenangkan diri dan turun dari mobil nya.

"Hai" tegur Shella

Ikhsan melihat wanita yang pernah diam-diam ia sukai dulu, ia kini ada kembali di depan mata. Wanita itu bertambah cantik semenjak terakhir bertemu di bandara. Hati Ikhsan mulai bergetar.

"Hai, ngapain ke semarang?" Ikhsan penasaran

"ada urusan sedikit, eh iya ini buat kamu sama teman-teman mu" Shella memberikan kopi dari cafe nya dan sekotak kue.

"banyak banget?'

" katamu tadi ada 10 orang, cuma ku lebihi 2 cup sih, jadi 12, haha"

"trus gimana bawa masuk nya ini?" Ikhsan bingung menerima pemberian Shella, karena tangan nya tidak bisa membawa semua yang dibawa Shella

"panggil temanmu aja suruh bantuin bawa"

"kamu aja deh bantuin bawa" ucapnya, sebenarnya ia juga bermaksud untuk mengenalkan Shella pada teman nya

"ngga apa apa ini? Tanya Shella ragu

"ngga apa - apa sebentar aja"

Shella pun membantu membawa kopi nya. Mereka jalan beriringan. Sempat hening sejenak, karena mereka tidak tau harus bicara apa.

"kamu ngapain sih repot-repot belikan ini" Ikhsan memecah keheningan

"ngga apa-apa, ngga tiap hari juga aku beliin nya"

Mereka telah sampai di pos batalyon dan teman-teman nya melihat Shella

"oalah pantes senyam senyum dari tadi rupanya ini penyebab nya" ledek teman-temannya.

Shella melirik Ikhsan sembari meletak kan meletakkan kopi nya dengan tersenyum

"repot-repot loh mba bawain ini"

"ngga kok, ngga tiap hari juga ngasihnya, silahkan mas-mas bapak-bapak" Shella mempersilahkan mereka untuk mengambil apa yang dibawa Shella.

"makasih banyak mba"

Shella memberi jempol dan senyuman kepada mereka pertanda Shella menerima ucapan terimakasih mereka

Ikhsan dan Shella kembali ke mobil.

"aku langsung balik ya" pamit Shella

" balik mana?"

"Jogja lah"

"loh kok cepat banget?"

"urusan ku sudah selesai, lagian aku sudah dari kemarin di semarang"

"kenapa ngga bilang?

"kalau aku bilang di semarang emang mau kamu samperin?"

"pasti lah"

"hahaha, ya sudah kalau gitu takut kemalaman nanti"

"terus kamu ini nyetir sendirian?"

Shella mengangguk

"Hati-hati ya El bawa mobilnya, jangan ngebut-ngebut, kalau capek istirahat, nanti klau sudah sampai kabarin"

"hahaha, koyo bapak ku ae San"

Ikhsan tertawa "tenanan aku iki, kabari yen wes neng omah"

"inggih pak" ledek Shella

Mereka tertawa. Shella pun pergi dari pandangan Ikhsan. Ada rasa sedih setelah kepulangan Shella. Ia masih ingin berlama-lama dengan Shella, namun waktu dan keadaan masih belum berpihak pada nya. Ikhsan melangkah kembali ke pos. Setiap langkah nya ia memikir bagaimana cara bisa bertemu Shella lagi.

"pantesan dikenalin yang lain ngga mau, rupanya sudah punya pacar, cantik lagi"

"pacar apa sih? Itu teman SMA ku"

"ngga apa-apa sekarang masih teman, besok jadi istri" doa teman nya. Ikhsan tersenyum ia mengaminkan doa itu. Ia kini mulai berharap lebih dari hubungan nya dengan Shella. Namun ia masih ragu, apakah keinginannya akan sama dengan Shella.

Malam hari Ikhsan mencoba menelpon Shella.

"halo"

"sudah sampai El?"

"sudah, baru aja"

" yowes, istirahat sana, jangan lupa makan"

"Ngga usah sok perhatian gitu, nanti aku jatuh cinta, hahaha"

Tiba-tiba ucapan Shella seperti memberi kode pada nya. Namun Ikhsan tidak ingin buru-buru menyimpulkan.

"bagus lah kalau begitu misi ku berhasil"

"halah! yowes aku mau mandi dulu"

"siap, met istirahat"

Mereka menyudahi obrolan mereka, Ikhsan hanya ingin tahu bahwa Shella telah sampai rumah dengan selamat karena Ia sangat mengkhawtirkan Shella.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!