NovelToon NovelToon

My Possesive Prince

My Possesive Prince

Mata pria itu dapat membuatmu lumpuh hanya dengan melihatnya saja. Saat ini Kinan benar-benar ketakutan sekaligus bingung dengan sikap Samudra yang mendatangi rumahnya tengah malam begini.

Samudra yang sedari tadi berdiri di dekat Jendela kaca menatap kekasihnya dengan senyum sendu membuat Kinan mengernyit.

"Kamu kira aku bodoh, ya?" Tanya Samudra dengan nada yang sarat akan ketenangan.

Kinan yang masih bingung tentu saja menggeleng keras. Samudra berjalan mendekati gadisnya dengan penuh intimidasi.

Dia mengeluarkan handphone keluaran baru miliknya. "Udah berapa kali aku bilang untuk gak deket dengan pria manapun lagi?"

"Dia cuman temen SD aku Dra," Jawab Kinan jujur sambil menunjuk foto dirinya yang terpampang di dalam ponsel keluaran terbaru berwarna gold milik Samudra.

Gigi Samudra menggelutuk keras, menahan samar kemarahan yang sejak tadi ia bawa dari rumahnya. Pria itu melempar handphone yang harganya fantastis  dengan tanpa belas kasihan.

"Apa kamu bilang, temen? Kamu kira aku gak tau dia bagi kontak kamu kemarin di depan halaman kampus." Marah Samudra hampir menghancurkan semuanya.

"Kamu kenapa jadi suka ngekang aku gini? Harusnya kamu tahu kalau aku gak suka kamu kekang."

Kinan benar-benar muak mengetahui Samudra  yang masih saja mengutitnya. Dia mencintai Samudra, sangat. Tetapi akhir-akhir ini sikap possesif nya membuat Kinan tidak tahan untuk melepas Samudra secepatnya.

Samudra mengambil semua barang yang ia lihat dan membantingnya kebawah lantai menciptakan bunyi keras yang tentunya membuat Kinan berjangkit kaget sekaligus menatap ponsel dengan layar kacanya yang sudah pecah dan tidak hidup lagi karena tampak seluruhnya hitam di sana.

"Cukup!" ucap Kinan ketakutan dengan aksi brutal Samudra.

Bukannya berhenti pria itu tetap saja melemparkan barang-barang Kinan. Mulai dari tas setchel nya hingga beberapa make up seperti foundation, concelear, dan beberapa liptint nya harus ikut menderita. Kinan mengiggit bibirnya kembali menatap nanar meja yang hampir kosong akibat ulah Samudra. Entah menguntungkan atau merugikan kedua orang tua Kinan sedang berada di luar kota saat ini.

Samudra mencengkram kuat lengan kekasihnya hingga kedua lengan Kinan tampak memerah. Memalingkan muka, Kinan menahan tangisnya agar tidak terlihat lemah.

Dia berusaha melepaskan pergelangan tangannya dari Samudra. "Aku mau kita berhenti aja Dra, ya?"

Apa dia tidak salah mendengar ucapan kekasihnya? Berhenti? Hanya dibutuhkan waktu dua menit untuk Samudra menyadari maksud Kinan dengan jelas. Dia terkejut sekaligus marah. Kinan ingin berpisah dengannya! Tidak! sekalipun dia mati, Samudra tidak ingin melepas Kinan. Jangan harap Samudra akan dengan mudah melepas gadis yang membuatnya mengerti arti cinta dan kehilangan. Dia tidak akan sudi berpisah dengan Kinan.

Samudra menatap tajam Kinan, "Kamu mau main-main sama aku, sayang?"

Kinan menggeleng takut, mencoba menjelaskan agar Samudra mengerti, "Aku udah capek banget Dra! nggak setiap hubungan bisa selamanya. Hubungan kita udah toxic banget dan aku gak suka."

Tertawa samar, pria itu mendorong kekasihnya menyudutkan Kinan hingga ke dinding kamarnya. Sesuatu yang lembut itu sudah menempel disana, memaksa Kinan untuk mengizinkan Samudra menguasai mulutnya sendiri.

Samudra mencium gadis itu dengan brutal, menekan keras, hingga wanitanya kehabisan napas. Tampak tidak peduli pria itu menekan tengkuk gadisnya memperdalam ciuman mereka.

Kinan yang menyadari bahwa yang dilakukan mereka salah, cepat-cepat mendorong Samudra. Namun, kekuatannya tak sebanding dengan prianya. Samudra melepaskan ciuman mereka memberi jarak sedikit, dan membiarkan gadis itu bernapas.

Menghela napas pelan, Samudra mencoba menatap mata gadisnya. Sesekali berkedip untuk menetralkan emosinya yang kadang naik turun.

"Aku bahkan bisa lebih jauh dari ini, sayang. Please, jangan buat aku sakitin kamu lebih dari pada ini." Bisik Samudra menyatukan hidung mereka.

Kinan hanya bisa terisak, satu yang kini dia sadari. Samudra berubah, dan itu menakutkan. Dia ingin lepas dari pria itu.

"Kamu milik aku, Kinan!" sambungnya tegas.

🌿🌿🌿

TBC

Lanjut gak?

Jangan lupa klik bintang dilangitnya, sayang.

 

**INFO PENTING!!!!

 

Update tergantung kalian, kalo banyak yang suka saya juga bakal seneng update. jangan lupa vote dan support nya.

salam,

Melni**

My Possesive Prince | Part 1

🌸🌸🌸

Mengapa Kinan merasa bersalah setelah meminta putus pada Samudra malam itu? Katakan padanya bahwa yang dilakukannya itu adalah sebuah hal yang benar. Kinan sudah cukup bersabar terhadap Samudra akhir-akhir ini. Bayangkan saja cewek mana yang mau kebebasannya direnggut paksa. Kinan diperlakukan dengan semena-mena seakan kebebasan dia sudah dicabut. Samudra yang terus membuntutinya membuat Kinan merasa risih sendiri.

Kinan bahkan tak sudi untuk menyebut Samudra Pramudya sebagai kekasihnya. Dia benar-benar benci dengan Samudra setelah apa yang dia lakukan. Namun rasa iba terus menggelutinya ketika Nadhira yang notabene adalah sepupu pria itu menceritakan bahwa Samudra kini tengah sakit.

"Kamu kemarin berantem lagi sama Sam, Nan?" tanya Nadhira membuat Kinan harus mendengus pelan menunjukkan keletihannya.

"Ya begitulah, kamu kan tahu hubungan kami udah gak beres." Jelas Kinan seadanya.

Nadhira merasa tak puas dengan jawaban Kinan. Cukup Ia ketahui bahwa sepupunya memang posesif sekali, tapi Nadhira tahu bahwa Sam sangat mencintai Kinan. Hanya saja gadis itu memiliki sifat bertolak belakang dengan Sam, membuat Nadhira kelimpungan juga untuk memahami keduanya.

Samudra yang memiliki sifat otoriter, diktator serta posesif sangat berbanding terbalik dengan Kinan yang tidak suka diperintah. Namun Nadhira mengetahui bahwa sebenarnya Kinan mencintai Samudra.

Bagaimana bisa mereka berpacaran selama empat tahun lebih tanpa adanya rasa. menurut Nadhira itu tidak mungkin. Hanya saja rasa letih disetiap hubungan itu akan selalu ada. Dan Nadhira yakin bahwa temannya ini mampu bersabar menghadapi tingkah Samudra kedepannya.

"Trus kamu minta putus?" Tanya Nadhira kedua kalinya, setidaknya dia butuh penjelasan temannya yang satu ini.

Kinan mengangguk pelan.

"Dari mana kamu tahu? Sam cerita sama kamu, ya?" Kinan mengernyit menatap cewek dihadapannya.

"Gak sih cuman ketebak aja, kemarin Sam pulang basah kuyup. Aku liat mata dia merah, yang aku tahu dia kelihatan abis nangis. Dia emang gak ngomong apa-apa sih langsung naik ke atas, keliatan banget kalian berdua abis berantem."

Malam itu memang ada sedikit bunyi petir yang menyambar. Kinan tak tahu bahwa hujan mengguyur Samudra setelah pulang dari rumahnya.

Rasa bersalah menggeluti hati Kinan lagi, apakah dia kemarin terlalu jahat pada Samudra? memutuskan pria itu hanya karena Samudra marah dengan Robi yang memberikan nomor ponselnya.

Tapi Samudra yang kelewatan kemarin memecahkan barang-barang di dalam kamarnya membuat Kinan berada diambang batas kesabaran. Dia tidak salah toh, tapi kenapa Nadhira dan hatinya memojokkannya seakan dia yang patut disalahkan.

Kinan mengusap wajahnya gusar.

"Nan, berapa kali aku bilang dia cinta kamu? Sam bukan tipe cowok yang mudah jatuh cinta Nan." Jelas Nadhira.

"Kalo dia cinta aku gak mungkin lah seposesif itu Dir. Jujur aku capek sama Samudra yang terus ngekang aku untuk ngelakuin apa aja termasuk ngobrol sama cowok."

Lagian Cewek waras mana yang sanggup memiliki pacar seperti Samudra. Bayangkan saja apa yang Kinan lakukan harus mendapat izin dari Samudra.

Jika ia tidak dapat izin Samudra maka dia tak bisa pergi dan melakukan hal yang dia sukai. Dan lagi, Samudra selalu menyuruhnya menyicipi makanan si cowok itu terlebih dahulu jika dia sedang makan. Beruntung tak ada racun didalamnya, kalau tidak matilah dia. Matilah Kinan.

"Aku ngerti Nan, tapi aku mohon sama kamu untuk gak ninggalin Samudra."

Kinan hanya diam, dia tidak mengangguk ataupun menggeleng. Kinan mengerti bahwa Samudra merupakan orang penting dalam hidup Nadhira namun tak bisakah dia lebih mengerti posisi Kinan.

"Aku kesini cuma mau minta tolong sama kamu buat jengukin Samudra. Cowok itu dari kemarin gak mau makan." lanjut Nadhira meninggalkan Kinan yang hanya terdiam.

🌿🌿🌿

Kinan adalah Kinan, Cewek keras kepala yang saat ini sedang adu pikiran, batin, dan keinginan. Semenjak permintaan Nadhira jujur saja cewek itu masih ragu sekaligus bimbang untuk pergi menemui Samudra.

Tetapi siapa yang mengetahui pikiran orang dapat berubah-ubah secepat waktu yang berhamburan.Pada akhirnya Kinan meneguhkan hatinya mengikuti kemauannya untuk menjenguk Samudra. Disinilah dia mengetuk pintu Samudra yang terkunci.

Pintu yang terpasang sebuah poster berlambang silang dengan bacaan Do not enter! Except Kinan. Membuat Kinan selalu tersipu malu membacanya. Yah, boleh diakui bahwa Samudra memiliki sisi romantisnya sendiri. Mungkin hal itu yang membuat hubungan mereka bertahan lama hingga sekarang walaupun sikap posesif Samudra lebih mendominasi dari pada sisi romantisnya.

Pintu itu terbuka memunculkan Samudra dengan wajah yang begitu pucat setara warna bibirnya. Samudra menggunakan kaos putih bercampur celana lepis selutut yang menambah aura kentampanannya membuat Kinan mengingat ciuman mereka kemarin yang lalu. sialan!

"Sayang," sapa Samudra.

Kinan tersenyum lembut melihat Samudra yang terlihat rapuh. Pria itu tampak sedikit kurus membuat Kinan sedikit kesal ketika Samudra diserang sakit.

Kinan mengulurkan punggung tangan kanannya menyentuh kening Samudra merasakan hawa panas dari suhu tubuh Samudra. Mendecak Kesal ketika Kinan merasa tubuh Samudra sangat panas.

Dan mengetahui Samudra belum makan, membuat Kinan sedikit jengkel dengan pria itu. Menurut Kinan Samudra terlihat kekanak-kanakan menahan diri untuk tidak makan ketika sakit hanya karena mereka berkelahi.

"Kangen kamu," Lanjut Samudra memeluk Kinan. Suara cowok itu terdengar parau. Mungkin efek demam yang dideritanya.

"Cih, Manja." ejek Kinan.

Kinan melepaskan pelukkan mereka perlahan. Namun, Samudra tidak membiarkan pelukannya lepas dia menahan tangan gadis itu sembari menjatuhkan bahunya di relung leher Kinan.

Kinan hanya mendesah pasrah ketika merasakan suhu tubuh Samudra dan sikap manja cowok itu.

"Lepas dulu ya. Aku bawa bubur, Kata Nadhira kamu belum makan." pinta Kinan.

"Bentar dua menit lagi, Ya?"

"Buburnya keburu dingin, Sam." Kinan berdalih agar Samudra mau melepaskan pelukan mereka.

Samudra memilih untuk melepas pelukan mereka. Dia lebih memilih Bubur agar tidak keburu dingin mengikuti ucapan Kinan walau pria itu sedikit kesal.

"Dasar Pelit." cibir Samudra.

Kinan tertawa pelan melihat Samudra yang ditekuk wajahnya. Mereka berdua berjalan masuk ke dalam kamar cowok itu sebelum Samudra mengunci pintu.

Kamar Samudra terlihat sedikit lebih berwarna pengaruh dari cat yang bertemakan hitam dan putih sesuai permintaan gadis itu. awalnya kamar Samudra hanya di dominasi oleh warna hitam. Dan Kinan membenci itu, Dia tak menyukai kegelapan. Saat hari pertama dia mengetahui bahwa cat kamar Samudra jelek, Kinan tidak ingin memasuki kamar Samudra. Alhasil keesokkan harinya Samudra langsung mengganti cat kamarnya dengan menambahkan warna yang disukai Kinan, yakni putih. Bukankah Samudra terlihat begitu bucin?

Kinan membuka tempat makan yang berisi bubur. Begitu telaten, Kinan mengarahkan bubur itu kehadapan Samudra beserta sendok dan segelas air minum yang diletakkan diatas nakas kayu berwarna coklat tua.

"Kamu mau makan sendiri?" Ucap Kinan.

Samudra mendelik kesal, "Gak mau. Suapin." ucapnya membuat Kinan harus berekstra sabar menghadapi bayi besar seperti Samudra.

Kinan pada akhirnya mengalah dan menyuapi Samudra. Cowok itu tampak lahap memakan bubur buatannya. Kinan meneliti bagaimana cara makan Samudra. Mengapa setelah berada di mulut Samudra, bubur ditangannya ini seakan kelihatan enak sekali. padahal Kinan belum mencobanya barang secicip saja.

Bibir ranum pria itu terlihat sangat indah ketika menyatu dengan bubur ayamnya. Kinan terus memperhatikan bibir Samudra, tanpa berkedip. Samudra yang menyadari, tersenyum tipis.

"Kamu mau?" tanya Samudra ambigu.

"Ah, Mau apa?" Bukannya menjawab pertanyaan Samudra Kinan malah bertanya kembali pada Samudra.

Samudra menunjuk bibirnya, "Bibir aku, kamu dari tadi ngeliat tanpa kedip. Semalem masih kurang?" ejek Samudra.

Kinan bersemu malu ketika Samudra ternyata mengetahui semenjak tadi Kinan memantau gadis itu. Duh, Astaga. Apakah wajah nya seperti kepengen begitu sampai Samudra mengetahuinya?

"Apasih! Kapan aku liatin," dalih Kinan.

Tangan Samudra mengusap pelan pipi Kinan dengan lembut membuat Kinan sedikit risih.

"Aku sayang kamu. Perlu kamu ketahui, sayang. Tubuh aku cuma milik kamu, Kalo kamu mau aku bakal turutin." Ucap Samudra.

Samudra menarik Kinan kepelukannya, hingga kepala Kinan terantuk tulang rusuk pria itu. Kinan seakan dihipnotis untuk tidak bicara. apalagi saat Samudra memperpendek jarak diantara mereka hingga ujung hidung mereka saling bertemu.

Samudra dengan sigap mendekatkan bibirnya ke bibir Kinan. Mengecapnya lebih lembut, seakan ingin memberi tahu bahwa Hanya Kinan yang ia cintai.

"Sayang, You're Mine. And nothing can change that."

 

🌿🌿🌿

 

TBC

 

 

 

INFO PENTING!!!

 

Cerita ini hanya fiksi semata, dan kalo suka tolong di Like serta berikan Support untuk cerita ini. Support membantu memberi semangat Author untuk melanjutkan ceritanya .

Salam,

Melni.

 

🍵🍵🍵

 

Lagi Sakit 😌😷😷😷😷😷😷 ucapin GWS buat babang Samudra tersayang 😪

My Possesive Prince |Part 2

🌸🌸🌸

Kinan melenguh membuka matanya pelan-pelan hanya lampu temaram yang ia lihat kala membuka mata pertama kali. Gadis itu tampak bingung ketika menyadari dirinya berada disebuah kasur berukuran double size , dengan selimut yang sudah berantakan entah kemana arahnya.

Matanya tertuju pada sosok Samudra yang tengah duduk disebuah kursi mirip dengan ayunan berwarna merah muda dengan dua buah tali yang menggantungnya. Samudra yang telah berganti baju dengan kaos biru membuat dirinya tetap tampan. Dihadapan pria itu ada sebuah meja yang tampak seperti meja belajar dengan warna setara lemari yang berada tepat disebelah kanan sudut kamar Samudra.

Kinan yang menyadari dirinya semalaman ternyata tertidur diranjang bersama Samudra merutuki kebodohannya sendiri. Kenapa dirinya sepelor itu jika berada dalam dekapan Samudra. Dekapan yang hangat milik Samudra benar-benar terasa nyaman membuat Kinan dengan mudahnya masuk ke alam mimpi.

Detak jarum jam yang berbunyi dengan perpaduan suara ketikan Samudra sedikit mengusik tidur Kinan. Sebenarnya dia sudah hampir bangun ketika bermimpi sedikit tidak jelas tadi. Mimpi yang sama sekali tak dapat dia diskripsikan. bertemu ondel-ondel . Huh, Tidak jelas sama sekali bukan?

Tapi mimpi itu cukup mengusik Kinan untuk terbangun di pukul dua malam. Samudra yang sama sekali tidak menyadari gadisnya terbangun tetap fokus pada meja kerjanya bersama Laptop dengan logo apel tergigit berwarna putih itu.

merasa diacuhkan, Kinan akhirnya mengeluarkan suara parau bangun tidurnya, Berucap dengan pelan. Berharap dengan nada serendah mungkin Samudra masih dapat mendengarnya.

"Kamu lagi ngapain?" Tanya Kinan.

Suara Kinan menyadari Samudra akan kehadirannya. Pria itu berhenti mengetikkan angka lima puluh saat Kinan bertanya. Samudra menoleh kebelakang agar dapat melihat wajah Kinan dengan leluasa.

Samudra tersenyum tipis kala mengetahui pakaian Kinan yang sudah acak-acakan akibat ulahnya tadi sore. tampilannya sedikit menggairahkan, dan untungnya hanya pria itu saja yang dapat melihat Kinan saat ini. Samudra berdehem menghilangkan kegugupan netranya, malam ini Kinan yang terlihat cantik dengan wajah bangun tidurnya membuat Samudra ingin mendekap gadis itu lama-lama.

sejujurnya jika tidak ada tugas hari ini, Samudra akan lebih memilih untuk tidur bersama Kinan sepanjang hari. Namun dia terpaksa harus bangun untuk menyelesaikan data keuangan yang akan digunakannya besok. Dengan berat hati dia melakukannya dan lebih memilih meninggalkan Kinan sendiri.

"Sayang, Sini duduk." Bukannya menjawab, Samudra malah menepuk kursi yang ia berikan jarak ruang antar paha kanan kirinya

seakan mengerti Kinan beranjak dari ranjang Samudra mendekati cowok itu. Tanpa disuruh dua kali Kinan langsung duduk ditempat Samudra.

"Kamu lagi ngerjain apa sih, Sam?" tanya Kinan lagi sambil melirik Laptop Samudra dengan intens.

Kinan melihat sekelebat angka yang banyak membuatnya pusing sendiri. Dia lantas menscroll kebawah, Dia terkejut kala melihat halaman hingga tiga ratus slide. Pikir nya apa Samudra sudah gila, mengerjakan sebanyak ini sendirian. Kinan mulai menebak -nebak sejak kapan prianya berkutat dengan laptop dan seisinya.

"Besok aku ada meeting di perusahaan. Aku lagi ngurus data keuangan buat presentasi," Jelas Samudra.

Kinan berdecak kesal, matanya melirik Samudra dengan tajam. Dia marah tentu saja. Tolong jangan ditanyakan alasannya, karena kalian pasti sudah tahu. Samudra yang masih sakit menurut Kinan terlalu bandel mengerjakan laporan keuangan ditengah malam. Tidakkah cowok itu mengerti seharusnya dia harus istirahat karena tubuhnya belum sehat. Memforsir tenaga Samudra bukanlah hal yang patut untuk dilakukan. jika pria itu tak kunjung sembuh, siapa yang harus direpotkan? tentu saja pasti dia. cewek itu. Kinan.

Samudra yang menyadari Kinan sebal pada dirinya sesekali memberi kecupan kecil di leher Kinan. membuat Kinan merasa geli bercampur marah. Bisa kalian bayangkan menjadi dirinya? lelaki ini benar-benar dapat membuatnya diam berkutik dan menegang disaat yang bersamaan. Kinan mencoba mengabaikannya kecupan Samudra. sebagai gantinya dia menjewer telinga lelaki itu cukup kencang. Samudra langsung meringis pelan, mengusap telinganya setelah Kinan melepaskan telinga Samudra.

"Itu buat besok sayang," Ujar Samudra memelas masih dengan mengusap telinganya.

Kinan menatap Samudra garang, "Kamu emang gak punya asisten ? Kamu lagi sakit Sam. Harus banget dikerjain sekarang emangnya?"

Samudra hanya menunduk menampilkan raut bersalah. Sejujurnya kala Kinan marah Samudra ketakutan, dia tidak ingin Kinan merasa kesal padanya. Kinan bersedekap dada raut wajahnya semakin tak terkontrol. bukan apa-apa Kinan kesal jika Samudra yang masih sakit begini memaksakan diri mengerjakan laporan yang sepertinya bakal kelar jam lima subuh.

Sam menggeleng pelan, "Aku harus seleseiin ini, kamu tidur duluan aja. nanti abis kelar aku susul."

Kinan menopang wajah malasnya diatas meja. Pada akhirnya dia lebih memilih untuk tidak tidur.

"Aku tungguin," putus Kinan.

Samudra yang mendengar nada bicara Kinan sedikit berubah mendadak khawatir. Cowok itu mendesah, apalah daya dia harus membujuk Kinan terlebih dahulu, baru bisa menyelesaikan tugasnya setelah itu.

"Kamu marah?" tanya Samudra.

Pria itu sudah bergelung dileher Kinan dengan tangannya memeluk perut gadisnya. Kinan hanya diam, tiba-tiba moodnya jatuh ke bawah. Dia sama sekali tidak menjawab pertanyaan Samudra.

Samudra masih saja menghujami kecupan demi kecupan. Pada akhirnya dia, menyerah dan mematikan laptopnya. menutupnya dan menggeser keujung meja belajar. menyudutkannya. persetanan dengan data. Kinan merajuk padanya.

Lalu, Samudra menggendong Kinan didepan dadanya. Kinan yang dengan sigap mengalungkan kedua kakinya memeluk pinggang cowok itu dengan erat takut terjatuh.

"Kok kamu matiin," tanya Kinan saat dia berada didalam gendongan Samudra.

"Mana berani aku terusin. Kamu aja ngambek gitu?"

Itulah definisi cewek, plin-plan. Tadi gadis itu menyuruh Samudra berhenti untuk mengerjakan namun sekarang dia juga yang bertanya mengapa Samudra mematikan Laptopnya. Perlahan Samudra menduduki Kinan diatasnya. Mereka kini sudah duduk diatas ranjang Samudra yang hangat. Samudra menatap Kinan dengan intens menopang tubuhnya dengan satu tangan kebelakang. Dan tangan yang lainnya merengkuh Kinan, menjaga-jaga cewek itu agar tidak terjatuh.

"Aku gak ngambek! kan aku udah bilang, aku tungguin." Ucap Kinan dengan bibir manyunnya. tangan kirinya memegang rambut samudra sedangkan tangan lainnya mengusap wajah Samudra lembut. Sentuhan Kinan membuat Samudra menutup pelan matanya merasakan tangan mungil itu yang kini berada diwajahnya membuat Samudra ingin mengulang momen seperti ini berkali-kali.

Samudra selalu menyukai ekspresi ini menurutnya Kinan terlihat lebih imut ketika sedang marah. Bukannya mengiyakan Samudra malah menambah kekesalan Kinan dan p. pria itu terkekeh pelan dan menyatukan hidung mereka. Samudra berbisik dihadapan Kinan.

"Kamu gak ngambek cuman marah aja, " ejek Samudra.

"Aku ng—" belum sempat Kinan menyelesaikan ucapannya bibirnya sudah dibungkam oleh Samudra dengan benda kenyal miliknya.

Samudra terus menekan bibir Kinan dengan dalam. ketika merasa Samudra memiliki peluang untuk mencecap lebih jauh rongga mulut gadisnya. Samudra memaksakan lidahnya untuk masuk, pria itu mencari cari lidah Kinan didalamnya.

Kinan yang merasa hal aneh didalam mulut nya mencoba melepas Samudra. tapi tentu saja tak semudah itu, Samudra menahannya memberi lumatan demi lumatan dan sibuk berkutat menekan area sensitif Kinan. membuat gadis itu melenguh pelan.

Bukannya berhenti Samudra terus menekan kepala Kinan dengan tangan Kanannya memperdalam ciuman mereka. entah mendapat keberanian darimana Kinan menggelungkan tangannya pada leher Samudra.

Melihat Kinan yang tampak kehabisan napas, Samudra pada akhirnya melepas ciuman mereka. Tanpa melepaskan Kinan dari pelukannya, Samudra menarik mereka berdua untuk bersender pada ranjang Kasur memposisikan untuk tidur kembali. Kinan didekap Samudra, pria itu memeluknya dengan posesif.

"Yaudah nggak deh, Yuk tidur." ajak Samudra.

Samudra mendekap lebih erat lagi, Kinan entah apa yang merasukinya kini. Tidak melepaskan relungan tangannya ikut memeluk Samudra dengan hangat dan memutus jarak diantara mereka.

"I want to sleep with you. Just You! Not anyone else," Ucap Samudra sebelum mereka benar benar jatuh dalam tidurnya.

 

🌿🌿🌿

 

**TBC**

 

INFO PENTING!!!

 

**Cerita ini hanya fiksi semata, dan kalo suka tolong di Like serta berikan Support untuk cerita ini. Support membantu memberi semangat Author untuk melanjutkan ceritanya .

Salam,

Melni**.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!