NovelToon NovelToon

CEO DINGIN PILIHAN PAPA

keluarga Mahesa

Pagi hari di kediaman tuan Jeff Mahesa terdengar perbincangan ringan antara keluarga tersebut sebelum mereka sarapan. Terlihat Ilea putri semata wayang keluarga Mahesa tengah asik duduk sambil memainkan ponselnya, melihat kelakuan putrinya tersebut tuan Jeff membuka pembicaraan yang membuat putri dan istrinya terdiam sejenak.

"Ilea papa ingin bicara kepadamu tentang masa depanmu." Ucap papanya.

Ilea yang mendengar penuturan papa nya tersebut seketika menjadi bingung.

"Maksud papa apa membahas masa depanku? Bukankah aku masih harus melanjutkan kuliah ku?" Tanya Ilea heran.

Tuan Jeff terdiam sejenak sebelum melanjutkan perkataannya.

"Begini putriku papa berniat ingin menjodohkan kau dengan putra semata wayang dari keluarga Addison." Ujar sang papa.

Mendengar perkataan papanya tersebut Ilea bagai disengat listrik ia tak percaya bahwa papanya akan menjodohkan ia secepat itu, sedangkan dirinya masih menjalankan kuliah semester 4 nya. Ilea seolah tak percaya dan menganggap perkataan papanya sebagai candaan ia pun menjawab perkataan papanya dengan santai.

"Papa ini bercanda saja aku masih belum mau menikah pah usia aku juga masih sangat mudah dan aku belum memikirkan tentang kehidupan setelah menikah." Ujar Ilea.

Tuan Jeff yang mendengar perkataan Ilea menjawab dengan datar dan wajah serius.

"Papa tidak bercanda Ilea papa akan menjodohkan kamu dengan putra dari keluarga Addison. Tidak ada bantahan yang ingin papa dengar! ini sudah pilihan papa yang terbaik buat kamu." Ujar tuan Jeff.

Ilea seolah tak percaya dan menatap mamanya ia seakan meminta pertolongan dari sang mama, namun respon mamanya tidak seperti yang di harapkan nya. Ilea merasa tidak ada yang mengertinya di rumah ini. Mama ilea yang seolah tau isi hati anaknya mencoba menenangkan dan berkata.

"Terima saja perjodohan ini sayang papa dan mama yakin pasti ini yang terbaik buat kamu." Ujar sang mama.

Ilea yang mendengar itu terdiam seketika dan langsung bangkit dari kursinya, ia tak jadi sarapan pagi ini dan langsung berangkat ke kampus, papa mamanya hanya menatap kepergian putrinya itu mereka sadar bahwa putrinya masih cukup labil ,tapi perjodohan ini yang terbaik untuk putrinya.

Sesampainya di kampus Ilea terus memasang wajah murung nya melewati lorong kampus yang masih sepi.Dirinya datang lebih awal dari hari sebelumnya. Dia terus berjalan dengan lesu menuju kelasnya ,jujur saja ia masih belum siap dengan perjodohan itu tapi mau tak mau ia harus menerimanya.

"Ilea Ilea Ilea"

Terdengar suara seseorang dari arah belakang yang memanggil namanya . Ilea pun menoleh dan mendapati Megan teman dekatnya itu menuju kearahnya.

"Hei kenapa wajahmu lesu sekali? Apa tidak dapat jatah bulanan dari papamu ya?" Ejek Megan kepada Ilea.

Ilea yang mendengar itu bertambah badmood karena temannya yang satu ini sangat usil.

"Hus kau ni aku sedang tidak mood begini kau masih saja mengganggu ku." Ucap Ilea kesal.

Ia pun pergi meninggalkan Megan begitu saja dan membuat temannya itu terheran-heran ada apa sebenarnya dengan Ilea.

Di dalam kampus Ilea duduk dengan murung dan tak fokus ,ia mendengar kan dosennya berbicara namun pikirannya entah kemana. Sampai akhirnya dosen itu menegur Ilea dan bertanya mengapa Ilea tidak fokus selama pembelajaran. Ilea pun meminta maaf dan mencoba berkosentrasi dalam belajar ia tak mau nilai nya turun hanya karena masalah ini.

keluarga Addison

Ilea pulang dengan wajah lesunya dan memasuki rumah tanpa mengucapkan salam, ia melengos masuk kamar melewati papa dan mama nya yang berada di ruang televisi.

"Ilea!!" Panggil papanya .

Namun Ilea tak menggubris panggilan sang papa ia masih kecewa dengan keputusan papanya itu. Ia masuk kamar dan mengunci pintu kamar nya, sang mama yang melihat putrinya seperti itu menghela nafas dalam, dan menghampiri kekamar nya untuk berbicara kepada putri semata wayangnya itu.

"Ilea buka pintunya sayang mama ingin bicara bentar kepadamu." Panggil Jenny dari balik pintu.

Ilea tak langsung membuka pintu kamarnya saat mendengar panggilan mamanya, namun sang mama tidak putus asa ia terus memanggil Ilea dari luar agar Ilea membuka pintu kamarnya .

Akhirnya Ilea membuka pintu kamarnya dan mempersilahkan mamanya masuk.

"Ada apalagi? Apa yang mau mama katakan kepadaku? Mama ingin aku menerima perjodohan ini kan?" Tanya Ilea sambil meneteskan air matanya .

Jenny berusaha menenangkan dan memeluk putrinya yang sedang menangis sambil berkata:

"Sayang dengar mama dulu, mama tidak bermaksud membela papamu tadi pagi, dan mama tidak bermaksud memaksa mu menerima perjodohan ini, tapi kau tau kan bagaimana papamu ia orang yang tegas. Apapun yang di katakan nya tidak bisa dibantah. Mama dan papa juga tau apa yang terbaik buatmu sayang, mungkin ini terkesan paksaan bagimu tapi ini lah yang terbaik buat mu." Jawab sang mama menjelaskan.

Ilea hanya diam dan melepaskan pelukan sang mama ia mengangguk perlahan dan mencoba menerima keadaan itu.

"Yasudah kamu bersiaplah kita akan pergi kerumah keluarga Addison untuk acara makan malam dan perkenalan kau dengan putra mereka." Ucap jenny.

"Baik ma." Ucap Ilea lesu.

Ia segera bersiap dan mempercantik dirinya, ia memakai dress selutut dengan rambut di biarkan terurai panjang, dan tidak lupa memakai polesan make up tipis yang membuat dirinya terlihat tambah cantik.

Ilea memang memiliki paras yang cantik dan sexy wajar saja di kampus dia menjadi primadona dan incaran para pria kampus, namun tidak sedikit juga yang iri kepada Ilea karena kecantikannya.

Mereka pergi menuju kediaman keluarga Addison menggunakan mobil sedan, hanya memerlukan waktu 40 menit untuk sampai di kediaman keluarga Addison. Sesampainya di sana mereka disambut dengan gembira oleh tuan Alexander Addison dan nyonya Alena.

"Wah akhirnya datang juga tamu spesial kita ini." Sambut tuan Alex kepada keluarga Ilea.

"Tuan Alex ini bisa saja, tentu kami akan datang apalagi ini undangan spesial." Jawab tuan Jeff sambil tertawa.

"Haha baiklah kalau begitu silahkan masuk." Perintah tuan Alex kepada keluarga Ilea.

Mereka dipersilahkan masuk dan dihidangkan makanan yang begitu lezat, terlihat di sebuah meja makan duduk seorang pria dengan wajah dingin dan cuek nya, ia tak lain adalah Liam James Addison calon suami Ilea.

Mereka duduk dan berkumpul di meja makan tersebut, Ilea duduk di sebelah Liam. Ia menyadari bahwa Liam sangat dingin dan cuek bahkan untuk menatapnya saja tidak mau.

"Apa-apaan ini mengapa ada pria sedingin dia bahkan ia terkesan jutek dan sombong, aku tidak akan jatuh cinta kepadamu dasar pria jutek." Umpat Ilea kesal.

Tuan Alex membuka pembicaraan di malam itu ia berterima kasih kepada tuan Jeff dan nyonya Jenny sudah mau datang menghadiri acara makan malam di rumahnya itu. Tuan Alex juga tidak lupa memperkenalkan Liam kepada Jeff dan Jenny.

"Perkenalkan ini adalah putra kami yang akan kita jodohkan kepada putri kalian, namanya Liam James Addison. Dia adalah penerus keluarga kami dan sekaligus sebagai CEO di perusahaan yang dirintis olehnya 5 tahun lalu." Tutur Alex menjelaskan.

"Ini rupanya anak nya, tampan sekali ya." Ucap mama Ilea.

"Tampan dari mana nya? Biasa saja begitu." Ucap Ilea dalam hati.

Jeff dan Jenny merasa kagum terhadap Liam calon menantu nya itu. Mereka semakin yakin bahwa Liam yang terbaik untuk Ilea .

Liam memperkenalkan diri dengan ramah dan sopan kepada Jeff dan Jenny, namun ia tak menghiraukan Ilea yang berada di sampingnya. Hal itu membuat Jeff dan Jenny semakin kagum kepada Liam, selain tampan dan mandiri ia juga anak yang sopan dan ber attitude.

Berbeda dengan papa mamanya yang memuji Liam, Ilea justru semakin jengkel dengan sikap pria itu.

"Dasar tukang cari muka, depan orang tuaku saja dia baik tapi dia tak menganggap aku ada disini, Apa maksudnya tidak menegur ku? Emang dia kira aku ini patung, dia kira aku mau dijodohkan dengannya begitu." Ucap Ilea dalam hati.

Mereka pun makan malam bersama setelah sesi perkenalan selesai, setelah itu mereka membahas masalah pernikahan Ilea dan Liam.

"Jadi bagaimana ini tuan Jeff, kapan kita bisa melaksanakan pernikahan Liam dan Ilea?" Tanya Papa Liam membuka pembicaraan.

"Secepatnya lebih bagus tuan Alex." Jawab papa Ilea.

"Bagaimana kalau bulan depan kita laksanakan." Usul papa Liam.

"Wah sepertinya itu ide yang bagus, karena lebih cepat lebih baik." Timpal papa Ilea.

Mereka sepakat akan melaksanakan resepsi nya bulan depan, dan itu atas persetujuan kedua keluarga tersebut, tanpa meminta persetujuan dari anak mereka masing-masing.

Ilea yang mendengar itu terkejut dan tak bisa menerima bahwa dirinya akan menikah bulan depan, berbeda dengan Liam ia tak bereaksi apapun dan hanya mendengar kan penuturan kedua orang tuanya.

Ilea makin kesal dengan Liam yang seakan tak keberatan dengan perjodohan ini, ia berpikir bahwa Liam memang menginginkan perjodohan ini.

"Huh entah bagaimana pemikiran lelaki ini." Ucap Ilea putus asa sambil menatap Liam kesal.

Setelah perundingan tentang pernikahan selesai keluarga Ilea berpamitan pulang, karena hari sudah larut malam.

kencan.

Sesampai nya dirumah Ilea tak banyak bicara dan langsung masuk kamar. Jujur saja dirinya sangat lelah hari ini ditambah dengan masalah perjodohan yang sangat membuatnya stress.

Ilea pun bergegas menuju kamar mandi untuk bersih-bersih, setelah itu ia mengganti dress nya dengan piyama tidur nya, tak lupa ia memakai skincare sebelum tidur, itu adalah rutinitas nya setiap malam.

Ilea tidur malam itu dengan nyenyak, namun ia bermimpi kalau dirinya menikah dengan Liam disertai dengan pesta pernikahan. Pesta itu begitu mewah dan dihadiri banyak sekali tamu undangan, dilengkapi dengan interior pesta yang mahal dan fantastis. Anehnya di pernikahan itu Liam dan Ilea tampak bahagia dan menikmati acara sambil menyambut tamu undangan yang datang. Ilea seakan menjadi magnet yang tak ingin lepas dari Liam, sebab terus menggandeng tangan Liam selama pesta berlangsung, begitu pun Liam ia terlihat menyayangi ilea. Namun ketika Liam ingin mencium Ilea di depan orang banyak. Ilea terjatuh karena tak sengaja menginjak gaunnya, di waktu yang sama Ilea terjatuh dari kasurnya dan langsung tersadar dari mimpinya itu.

Ilea terdiam sejenak mencerna mimpi yang barusan terjadi, ia masih belum sepenuhnya sadar.

"Duh gimana sih aku ini, kenapa bisa memimpikan pria dingin seperti dia? Bahkan ia saja tak terlihat menyukai wanita. Apa ini pertanda bahwa aku berjodoh dengannya?" Ujar Ilea.

"Oh tidak-tidak ini tidak mungkin aku tidak bisa membayangkan kalau aku jatuh cinta dengannya." Jawab Ilea sambil memukul pelan kepalanya .

Ilea pun bangkit dan melihat jam menunjukkan pukul 8 pagi. Ia tak pergi ke kampus pagi ini, tentu saja waktu liburnya ini akan ia gunakan untuk bersantai seharian. Ia terlihat enggan keluar dari kamar dan memilih untuk berbaring di kasur sambil memainkan ponselnya.

1 jam kemudian, saat Ilea masih asik memainkan ponselnya, ia mendengar suara mobil memasuki halamannya. Namun ia tak memperdulikan hal itu, karena ia mengira itu adalah kolega bisnis papanya yang memang sering berkunjung kerumah.

Tetapi selang beberapa menit terdengar suara pintu kamar diketuk dari luar.

Tok tok tok...

"Non,,, non Ilea bangun non sudah pagi. Tuan sudah menunggu anda di bawah, ada yang ingin bertemu dengan non." Panggil bibi Rini.

"Iya bik aku sudah bangun bentar lagi keluar." Teriak Ilea dari dalam kamar.

"Duh siapa sih pagi-pagi begini sudah bertamu menggangu saja." Ucap Ilea.

Ilea bergegas mandi dan langsung memakai pakaian rumahannya. Ia tak ada rencana pagi ini jadi ia memutuskan untuk dirumah saja.

setelah itu ia keluar dari kamar untuk menemui sang papa yang menunggunya, saat menuruni tangga ia melihat sang papa sedang duduk bersama seorang pria yang tak asing baginya. Benar saja pria yang sedari tadi bersama papanya itu adalah Liam calon suami Ilea.

Ilea menatap Liam datar dan tak perduli dengannya. Ia duduk di samping sang papa dan bertanya ada apa dirinya dipanggil.

"Papa memanggilmu karena Liam datang ingin mengajak mu kencan." Ucap sang papa.

Ilea tercengang dan seakan tak percaya, Bagaimana bisa pria cuek seperti Liam mengajak Ilea kencan?

"Tapi pa Ilea ada janji dengan teman hari ini, jadi Ilea tak bisa pergi dengan Liam." Elak Ilea.

"Kau mau mencoba berbohong dengan papamu ini Ilea? Siapa yang mengajari mu berbohong?" Tanya sang papa.

Ilea sudah tak bisa mengelak lagi ia pun terpaksa mengiyakan kencan itu, namun saat melihat ekspresi Liam dirinya menjadi bertambah kesal. Sebab pria itu hanya menatap Ilea datar dengan tangan disilangkan di dada.

"Yasudah aku siap-siap dulu." Ucap Ilea sambil berjalan menghentakkan kaki menuju kamarnya.

Di dalam kamar Ilea terus mengumpat dan kesal dengan kencan yang tiba-tiba itu.

"Duh.. kenapa sih rasanya hidupku sial sekali? Sudah tadi bermimpi menikah dengan dia sekarang harus kencan dengannya." Umpat Ilea.

Ilea pun keluar dari kamar, ia memakai kemeja yang dipadukan dengan rok dan sepatu kesayangannya, serta memakai tas selempang mutiara hadiah pemberian sang papa.

Ia menuruni tangga dan menghampiri dua pria yang masih bercerita dibawah sana.

"Aku sudah siap." Jawab Ilea santai.

Liam yang melihat penampilan Ilea sempat terpukau karena kecantikan nya.

"Apa lihat-lihat??

Jangan mesum ya, bisa tidak melihatnya dengan biasa saja??

Aku tahu kalau aku cantik." Ucap Ilea ketus.

Ia pun keluar menuju mobil Liam yang terparkir di halaman nya.

"Cepat sudah panas ini." Teriak Ilea.

Liam yang tersadar dari lamunan nya segera bangkit dan meminta ijin kepada papa Ilea untuk mengajak putrinya kencan.

Sang papa hanya mengangguk dan mengiyakan perkataan Liam, ia masih syok atas sikap labil putrinya itu.

"Semoga saja Liam bisa menghadapi sikap kekanakan Ilea." Ujar sang papa menatap kepergian Liam dan Ilea.

selama di perjalanan Ilea dan Liam hanya diam saja, hening tidak ada pembicaraan sama sekali. Baik Liam maupun Ilea tak ada yang ini membuka pembicaraan satu sama lain.

Hingga pada akhirnya Liam lah yang mengalah dan membuka pembicaraan.

"Kau mau kemana?" Tanya Liam.

Ilea hanya melirik sebelum menjawab pertanyaan nya itu.

"Hei yang bener saja kau yang mengajak ku berkencan Lalu kau juga yang bertanya mau kemana." Jawab Ilea ketus.

Liam yang mendengar jawaban Ilea hanya bisa menahan sabar, mengingat umur Ilea yang masih jauh lebih muda di bawah nya.

"Yasudah kita pergi makan setelah itu aku akan membawamu ke suatu tempat." Usul Liam.

"Terserah." Jawab Ilea tak perduli.

Liam yang notabenenya sebagai pria cuek dan dingin serta tak banyak bicara, kini harus ekstra sabar menghadapi wanita yang akan menjadi istrinya itu.

"Mengapa kau mau menerima perjodohan ini?" Tanya Ilea ditengah keheningan itu.

Liam tak menjawab dan terus fokus menyetir mobilnya.

"Hei kau dengar aku berbicara kan kenapa tak kau jawab?" Tanya Ilea.

Liam masih tetap diam dan tak menggubris perkataan Ilea.

Hal itu tentu saja membuat Ilea bertambah kesal.

"Dasar tidak punya sopan santun." Ucap Ilea spontan.

Seketika Liam mengehentikan mobilnya di tepi jalan, dan menatap Ilea dengan tatapan yang sulit diartikan. Ilea yang menyadari itu mendadak diam dan tak mau menatap ke arah Liam.

"Jangan menatap ku seperti itu kau seperti ingin punya niat jahat kepadaku." Ucap Ilea.

"Kau selalu saja berpikiran buruk tentang ku, apakah aku seburuk itu bagimu?" Tanya Liam.

"Mungkin begitu. Kau saja tak menjawab pertanyaan ku mengapa kau menerima perjodohan ini." Ucap Ilea.

"Bukankah kau juga tidak menyukai ku? Bagaimana kalau kita kerja sama untuk membatalkan perjodohan ini." Ajak Ilea.

Liam yang mendengar ocehan wanita itu hanya diam dan tak habis pikir bagaimana bisa dia memiliki pikiran seperti itu.

"Aku tidak mau dan jangan pernah berpikir kalau kau bisa bebas dari perjodohan ini." Jawab liam datar sambil melajukan kembali mobilnya menuju restoran yang akan mereka kunjungi.

Ilea hanya diam saat mendengar ucapan Liam dan jujur ia sangat kesal, ia memalingkan wajahnya dari Liam dan melihat ke arah jendela mobil selama perjalanan.

Tak memerlukan waktu lama mereka sampai di sebuah restoran, Liam segera turun namun Ilea masih diam di dalam mobil. Ia menunggu Liam membuka kan pintu mobilnya, namun harapannya itu pupus, nyatanya Liam langsung masuk kedalam tanpa menunggu Ilea.

Hal itu tentu saja membuat mood Ilea bertambah buruk , ia keluar dari mobil dengan wajah cemberut dan menyusul Liam ke dalam restoran.

"Ya tuhan,,, mengapa aku dipertemukan dengan pria seperti itu." ucap Ilea sambil melangkahkan kakinya memasuki restoran.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!