NovelToon NovelToon

Ai To Fukushū (Love And Revenge)

AITOFU — BAB 01

AWAL PERTEMUAN

Hentakan larian dari tiga pasang kaki meninggalkan jejak setapak akibat mereka yang keluar lewat saluran pipa air bawah tanah. Bersamaan dengan suara sirene polisi yang membuat keadaan semakin mendebarkan dari arah Barat kota Osaka.

Tunggu! Siapa mereka?

(“Breaking news! Tiga Illegal spying kembali beraksi dan kini mereka telah berhasil mengambil sebuah kalung berharga dan kalung terkenal di seluruh dunia— Heart of the Ocean dengan harga $20jt US Dollar. Tanpa jejak dan tanpa bukti, tidak diketahui identitas dari ketiga mata-mata tersebut namun pihak polisi saat ini sedang mencari keberadaan mereka. Apakah—”)

Belum berakhir berita tadi menyampaikan pemberitahuan nya, sebuah tab sudah di lempar begitu saja, tepat di sebelahnya.

“Cih, sungguh pria bodoh.” Ujar seorang pria tampan, berkulit Tan dengan mata biru laut khas orang eropa serta rambut pirang yang menambah kesan wow pada karismanya. Seorang pria yang saat ini duduk di kursi belakang mobil sambil menyeringai kecil setelah membaca berita yang membuatnya ingin mengumpat.

“Siapa?” tanya seorang pria dengan rambut pendek terkuncir ala genji yang duduk di kursi depan samping pengemudi. Pria yang selalu setia menemani bosnya kemanapun dia pergi.

“Siapa lagi kalau bukan pria bodoh pindahan dari Amerika itu. Aku sudah pernah menawarkan harga tiga kali lipat untuk berlian itu, tapi dia menolaknya. Kini para mata-mata itu mengambilnya cuma-cuma.” Jelas pria tampan bernama Koji Rodriguez (30th) itu mendengus penuh ejekan.

Siapa yang tidak kesal bila tahu berlian mahal dan mendapat julukan sebagai jantung lautan itu telah dicuri secara terus terang. Jika kalian pernah melihat Titanic, maka jawabannya— itulah berlian milik Rose.

Pria yang masih menyanggah kepalanya sambil menutup kedua matanya itu malah terkekeh kecil mendengar bos sekaligus temannya sedang mencaci maki kebodohan seseorang. “Tapi para mata-mata itu memanglah cukup cekatan dan lincah, dan akhir-akhir ini mereka menjadi topik utama.” Ujar pria bernama Tomi Nara (30th).

Bukannya berdecak kagum, Koji malah menyorot tajam sambil membuka jendela mobil beserta kemeja hitamnya yang ia lempar keluar tanpa memperdulikan harga selangit. “Dua diantara nya adalah wanita, tinggal kau kecup mereka akan hilang fokus!” balas Koji berhasil membuat Tomi terkekeh kecil.

Ucapan bosnya itu memang benar, meski Koji terkenal akan tegas, dingin dan cueknya terhadap karyawan, tapi pria itu nampak berbeda bila bersama teman dekatnya meskipun tak sepenuhnya berbeda. Tapi setidaknya tidak sejahat yang para karyawan itu katakan tentang bosnya.

Pria dengan suara serak nan berat itu baru saja bersandar sambil memejamkan matanya. Sungguh, karismanya benar-benar memikat para kaum hawa. Seorang pria blesteran Jerman—Jepang, sangat berpadu menjadi tampan berupa Koji Rodriguez.

“Bagaimana dengan hasil meeting tadi?” tanya Koji yang kini beralih pembicaraan.

“Seperti biasa. Mereka hampir saja menggunakan tipu muslihat!” jelas Tomi.

Namun saat tidak ada perbincangan lagi, tiba-tiba mobil berhenti mendadak hingga hampir saja Koji dan Tomi terjungkal ke depan. “Apa yang terjadi hah?” sentak Koji kepada sang sopir yang langsung ketakutan dan ciut karena sudah berani mengejutkan bosnya.

“Astaga!" Tomi terkejut karena dia melihat seseorang baru saja tertabrak cukup keras.

“Maaf Tuan Koji. Tapi— ” belum sempat menjelaskannya. Sepasang mata mereka tertuju ke seorang berpakaian serba hitam, pakaian khusus ala mata-mata dengan topi hitam dan masker hitam sehingga hanya terlihat sepasang mata cantik yang saat ini menatap lekat ke dalam mobil.

Kontak mata antara Koji dan orang asing tadi cukup dalam. Pria itu tahu bahwa orang tersebut adalah seorang wanita.

“GO!” teriak seseorang dari kejauhan sehingga wanita tadi berlari menjauh secepat mungkin tanpa memperdulikan tubuhnya yang sedikit sakit akibat tabrakan tadi.

“Siapa mereka ?” tanya Tomi yang masih penasaran.

Bukannya menjawab, Koji malah menyeringai kecil saat pertama kali melihat salah seorang mata-mata ilegal dengan sorot mata tajam nan indah bersinar bak rembulan. “Spy!" gumam Koji.

...***...

“Hampir saja kita tertangkap!” ucap lega seorang pria tinggi berkulit putih yang baru saja melepas topinya.

“Akira! Apa kau baik-baik saja? Kau tadi tertabrak cukup keras.” Kata seorang wanita cantik dengan rambut khasnya terkuncir kuda nan panjang bernama Ino Tanaka yang kini mendekati teman perempuannya yang baru saja membuka seluruh pakaian khususnya.

“Hm. Tidak ada yang luka tenang saja!” jawab wanita bernama Akira Nakano (29th) itu tersenyum tipis. Ino ikut lega mendengarnya.

“Sekarang kita apakan berlian indah ini?” tanya Ryuu selaku seorang pria satu-satunya yang juga termasuk anggota mata-mata ilegal itu.

“Hubungi tuan Roberto, katakan bahwa kita sudah mendapatkannya.” Jelas Akira yang kini sudah bersiap mengemasi barang-barangnya sebelum pulang.

“Jangan lupakan bayarannya? Ada uang ada barang!” sambung Ino tersenyum ke arah Ryuu, sekedar mengingatkan saja. Mereka menjadi mata-mata ilegal hanya demi mendapatkan uang lebih walaupun harus berurusan dengan bahaya dan hukum.

“Aku harus pulang! Izumi sudah menungguku.” pamit wanita cantik bernama Akira yang memiliki rambut hitam pekat panjang dan berponi ala gadis cute Jepang.

.

.

.

Beberapa jam kemudian, menempuh dari Osaka ke Tokyo dengan kereta. Akira sampai dengan selamat, di rumah sederhana tinggal bersama sang adik tercinta. Keluarga satu-satunya yang harus dia lindungi dan jaga dengan baik setelah kedua orang tuanya meninggal.

Wanita cantik berkulit putih bak susu itu tengah sibuk membalut perutnya yang rata dengan sebuah perban. Ya! Akibat tabrakan kerasa dari mobil Koji, pinggang Akira sedikit lebam.

Saat selesai mengobatinya, dia melihat ke arah pintu kamarnya, terlihat seorang gadis cantik dengan rambut belah tengah, berdiri mengamati sang kakak yang baru saja mengobati luka nya.

“Kakak terluka lagi?” kesal Izumi Nakano (20th).

Akira segara menurunkan kaos putihnya sembari beranjak dari duduknya dan melangkah ke arah adiknya sambil tersenyum tipis.

“Tidak cukup parah.”Balas Akira tersenyum tipis.

Dengan penuh khawatir dan rasa kesalnya, Izumi melangkah pergi menuju ruang makan sehingga Akira mengikutinya juga. Jika kalian bertanya siapa yang menyiapkan seluruh makanan lezat di atas meja saat ini? Dialah Akira. Seorang kakak sekaligus menjadi orang tua bagi Izumi.

Kedua wanita tadi selain duduk berhadapan sambil menikmati hidangan lezat di depannya. Namun Izumi malah diam sambil memainkan makanannya dengan sumpit.

“Kenapa kau tidak memakannya—”

“Apa Kakak tidak bisa berhenti menjadi seorang mata-mata? Bekerja normal saja Kakak, setidaknya itu tidak membahayakan nyawamu.” Ujar Izumi yang akhirnya berani mengatakan semua itu.

Tentu saja gadis itu khawatir, setiap kali pulang Akira selalu terlihat lelah dan dipenuhi lebam walaupun tidak setiap harinya.

Akira meletakkan sumpitnya, melipat kedua tangannya di atas meja dan menatap lekat adiknya yang terlihat marah.

“Jika saja aku tidak bekerja sebagai mata-mata, kita tidak akan bisa makan enak setiap harinya dan kau juga tidak akan bisa kuliah di perguruan tinggi. Jadi berhenti mengeluh dan makanlah!” jelas Akira tanpa banyak bicara. Sekali bicara maka itu adalah skakmat.

Izumi terdiam sambil menunduk sampai Akira tersenyum tipis meraih tangan adiknya.

“Setelah kuliah jadilah seorang dokter yang kau inginkan dan rawatlah kakakmu ini. Setelah kau menjadi dokter maka aku akan berhenti” Ujar Akira membuat Izumi terkejut hingga menatapnya penuh tanya.

“Kenapa seperti itu?”

“Karena itu akan menjadi giliranmu mencari nafkah!!” canda Akira yang berhasil membuat adiknya tertawa kecil hingga melupakan permasalahan tadi.

...°°°...

Hai guyss!!!!! Saya kembali lagi dengan cerita yang lebih menarikkkkk!!! Maaf ya jika awal bab mungkin rada membosankan bagi kalian, tapi ini adalah awal penting dari cerita AITOFU, percayalah!

Dan...... Dicerita ini saya pastikan anda akan lebih dag-dig-dug, terkejotttttt dan syokkk 😎

Ikuti kisah mereka dan mari kita tebak bersama-sama guysssss......

Jangan lupa tinggalkan jejak semangatnya!!!!

LIKE ☑️

COMENT ☑️

VOTE ☑️

RATE 🌟 5 ☑️

FAVORIT ☑️

Thanks and See Ya ^•^

AITOFU — BAB 02

RENCANA

Sepasang kaki berjalan menelusuri koridor kantor seusai ia turun dari mobil mewahnya. Dengan ditemani tangan kanannya, pria berambut pirang itu berjalan dengan tatapan tegas, tubuh yang selalu tegap dan langkah panjang.

“Selamat pagi Tuan Koji!”

“Selamat pagi Tuan Koji!”

“Semoga harimu menyenangkan Tuan Koji!”

Sapa para karyawan setiap kali mereka melihat keberadaan bos pemilik perusahaan Ji'Ez Goldmine melangkah di depan mereka, namun Koji tak membalas sapaan tersebut dan hanya melangkah dengan anggukan kecil saja. Tak salah jika para karyawan menganggapnya bos Kitsune yang artinya adalah Rubah dalam bahasa Jepang.

Ya! Seorang pria yang licik dan ambisius dengan usaha yang selalu dia capai.

“Jadwal hari ini.” Tanya Koji kepada Tomi yang masih setia berjalan di belakangnya sebagai tangan kanan, asisten sekaligus sekretaris.

Tanpa melihat tab, pria pencinta cerutu itu sudah menghafalkan semuanya. “Meeting 15 menit, lalu pertemuan penting karena anak buah kita berhasil mendapatkan bongkahan batu dari emas asli. Banyak yang bilang batu itu asli dari jaman kuno.”

Koji menyeringai kecil. Keberuntungan selalu berpihak kepadanya. “Suruh mereka segera membawa emas itu ke secret gold ku seperti biasa!” pinta Koji yang langsung dituruti oleh Tomi sehingga pria itu langsung berbelok arah meninggalkan Koji bersama dua penjaga yang masih mengikutinya.

Sementara di sebuah rumah sederhana, dua adik kakak sedang beradu keputusan. Bagaimana tidak bingung, Izumi meminta izin pergi ke club' dengan alasan teman masa kecilnya baru datang berlibur dari Amerika.

“Ayolah Kakak! Aku tidak pernah meminta apapun dan selalu menurutimu kan, biarkan aku pergi hari ini, untuk pertama kalinya dan terakhir kalinya.” Gerutu Izumi yang terus mengikuti langkah kaki Akira

Wanita dengan poni itu masih berjalan membereskan meja makan. “Itu tempat yang liar Izumi, kau terlalu muda untuk pergi ke sana.” Jelas Akira tak setuju. Bahkan dia sendiri yang sudah berusia dewasa pun tak pernah sekalipun menginjakkan kakinya ke club' apalagi adik yang dia sayangi dan jaga.

Tak mendengar perkataan Izumi, Akira menoleh ke sang adik yang kini menatapnya sendu.

Hati seorang kakak mana yang tak merasa kasihan jika melihat wajah memelas dari adiknya. Akira mencoba menenangkan dirinya, menarik napas dalam-dalam lalu menatap Izumi. “Ada berapa orang yang akan ikut?” tanya Akira.

“Empat orang termasuk aku.”

Oh, sungguh! Empat orang? Akira rasanya sangat berat hati mendengar itu. “Apa ada seorang pria yang akan ikut nanti?”

Izumi menggeleng. Layaknya pencuri yang sedang di interogasi, begitulah yang Akira lakukan saat ini.

Wanita cantik bertubuh mungil berisi itu berbalik badan mengambil piring kotor di atas meja. “Pulanglah pukul 9 malam, jika lewat aku akan menghukum mu sendiri.” ucap Akira memberikan izin walaupun berat hati.

Dari belakang Izumi langsung merangkulnya hingga mencium pipi kakaknya. “Arigatou!” bisik Izumi terlihat senang. Akira hanya membalas dengan senyuman lebar.

Selang beberapa jam berlalu, setelah kepergian Izumi, Akira menjumpai dua kawan mata-mata nya dan membicarakan soal misi selanjutnya yang akan mereka peroleh dari seorang konglomerat asal Jerman. Ya! Meski mereka mata-mata ilegal, jasanya selalu dibutuhkan bagi mereka orang-orang kaya yang ingin meruntuhkan musuh mereka.

.

.

.

“Maaf Tuan! Kita apakan bongkahan emas ini?” tanya seorang di bagian pengerajin emas yang saat ini berada di perusahaan Koji tepatnya di lantai 40. Tempat dimana emas-emas penemuan Koji dikumpulkan di sana.

Dengan dinding kaca canggih, pria pirang itu mengamati batu berukuran besar berkilat di depannya.

“Ubah dia dengan bentuk rubah ekor sembilan.” Tatapan Koji nampak serius, tentu saja serius. Tak cuman berbentuk rubah, pria itu juga memiliki rencana bagus untuk memasukkan benda terpentingnya di dalam rubah emas itu nanti. Sebuah surat wilayah.

“Anda yakin akan menyimpannya sendiri? Bagaimana jika para spy itu datang?” tanya Tomi membuat Koji berdiri tegap dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana.

“Mereka tidak akan bisa mengambilnya.” Balas Koji dengan santai dan percaya akan kekuasaannya yang lebih besar dan lebih cekatan.

.

.

.

Sebuah hologram menunjukkan gambaran sebuah perusahaan yang tak asing di mata Akira, Ino dan Ryuu saat ini. Mereka memperhatikannya dengan seksama saat seorang wanita berambut pendek dengan warna silver dan stelan jas biru tua menerangkan semuanya.

“Kami ingin kalian mengambil bongkahan emas itu bagaimana pun caranya. Dan kami akan membayar 2 kali lipat jika berhasil.” Jelas wanita asal Jerman itu teruntuk bosnya yang duduk di kursi roda canggih.

Keduanya saling memandang dan teraneh licik menunggu jawaban dari para spy tadi.

“Tunggu, tapi ini perusahaan Ji'Ez Goldmine.” Tebak Ino saat memperhatikan hologram tersebut dengan teliti.

“Kau ingin kami mengambilnya di sana?!” tanya Ryuu tak percaya bahwa masih ada seseorang yang berani ingin mencuri milik pria angkuh dan kejam seperti Koji Rodriguez.

Akira hanya diam mengamatinya dengan seksama. Di saat dia temannya masih berdebat dengan orang Jerman tadi, wanita cantik berponi dengan masker untuk menutupi identitas mereka, tiba-tiba angkat bicara.

“Siapkan uangnya, kami akan mengambilnya hari ini juga.” Ucap Akira tanpa rasa takut.

Ino dan Ryuu terkejut mendengarnya, pasalnya siapapun yang sudah masuk ke perusahaan canggih milik Koji tidak akan bisa keluar apalagi bila seorang musuh.

Tak ada pilihan lain, ketiga orang tadi menerima tawaran itu dengan iming-iming bayaran 2 kali lipat.

...***...

Tepat di jam 6 sore. Akira dan dua temannya mulai beraksi dengan penyamaran mereka sebagai seorang bersih-bersih yang selalu melakukannya setiap jam pulang.

Akira dan Ryuu berpenampilan layaknya seorang bersih-bersih dengan seragam khusus milik perusahaan Ji'Ez. Darimana mereka mendapatkannya? Tentu saja dari dua orang pekerja yang saat ini mereka buat pingsan.

[“Kita hanya punya waktu 7 jam selama sampai mereka bangun dari pingsannya dan... Pemeriksaan jam malam yang Koji buat.”] Jelas Ino dengan sangat teliti lewat Earpiece.

Ya! Wanita itu menjaga di bagian luar dengan alat-alat canggih, sedangkan Ryuu dan Akira yang akan mengambil bongkahan emas berukuran besar itu.

Penampilan yang cukup baik, tak ada seorang pun yang mengenali ataupun curiga kepada mereka karena semua karyawan sibuk akan jam pulang mereka sehingga keadaan menjadi ricuh di dalam perusahaan yang sangat besar dan mewah itu.

“Aku yakin mereka akan datang!” gumam Koji tersenyum miring sambil menyenderkan kepalanya di punggung kursi mobil. Sementara Tomi bagian menyetir.

“Bagaimana jika mereka berhasil?” tanya Tomi cukup khawatir akan barang-barang yang akan hancur nantinya.

“Jika ingin menangkap mangsa, sebaiknya kita membuat perangkap nya.” Ujar Koji masih terlihat tenang.

Sekilas bayangan akan mata dari spy ilegal itu membuat Koji terus membayangkannya bahkan penasaran akan wajahnya. Wajah Akira Nakano!

Mobil melaju dengan kecepatan normal, malam ini Koji akan menemui seseorang kliennya di salah satu club' ternama yang akhir-akhir ini banyak dikunjungi. Meksi dia seorang pengusaha, di balik semua itu Koji juga terkenal akan usaha gelapnya yang selalu membuatnya berurusan dengan para mafia dan gangster bahkan sekelompok Yakuza sekaligus.

AITOFU — BAB 03

MISI YANG GAGAL

Langkah yang begitu cepat hingga terkesan terburu-buru, bersamaan dengan itu, Akira dan Ryuu berhasil melewati para penjaga di setiap pintu lift.

“Ini sangat mendebarkan, kita harus segera menyelesaikannya atau kita akan tertangkap di sini.” Ujar Ryuu yang nampak khawatir, meski begitu dia juga memiliki tekad yang sama seperti Akira saat ini.

Wanita cantik dengan mata hitam pekat bak gerhana rembulan itu masih menyorot tajam sembari berpikir tentang langkah yang akan dia ambil jikalau ketahuan.

Ting! lift berhenti di lantai 40. Akira dan Ryuu memutuskan untuk berpencar karena jika tidak, maka mereka akan ketahuan.

Sambil membawa sapu dan sulak, keduanya pergi ke arah yang berlawanan, membersihkan setiap tempat yang ada hingga perusahaan benar-benar sepi.

“Hei kau!” panggil salah satu penjaga saat melihat keberadaan Akira yang dekat dengan ruangan kaca— tempat dimana emas berharga Koji disimpan.

Wanita itu masih tak berbalik. Dia sudah membung 6 jam hanya untuk bersih-bersih karena para penjaga dan sebagian karyawan rupanya ada yang masih lembur di sana. -‘Kuso!’ umpat Akira dalam hati.

[“Kita harus segera menyelesaikan ini, sebentar lagi jam malam.”] Ujar Ino yang berada di luar gedung dengan menggunakan alat canggih berupa CCTV berbentuk lalat yang kini tengah mencari jendela terbuka di lantai 40.

Ryuu dan Akira mendengar ucapan Ino.

“Hei!! Aku memanggilmu kau— ”

Brugghh! Akira langsung memberinya pukulan talak di ulu hati penjaga tadi hingga terkapar di lantai.

Wanita cantik itu segera membuka seluruh pakaian biru tersebut hingga terlihatlah pakaian mata-mata yang biasa dia kenakan. Tak hanya itu, sapu yang dia bawa merupakan tongkat khusus yang bisa ditekuk hingga menjadi sebuah pistol canggih.

Akira mencoba membuka pintu kaca dua pandang, cukup aneh ketika pintu tersebut terbuka dengan mudahnya.

Di sisi lain, Ryuu yang berada di tempat lain tanpa diduga pria itu menemukan sebuah ruangan aneh yang cukup mencurigakan, saat tangannya mencoba menyentuh hingga mengusapnya secara berjalan, ia merasakan ada pisahan di dinding nya. “Gawat!”

10:30 Tet!! Akira tidak menemukan apapun di sana, malahan beberapa penjaga yang sudah ia kalahkan terkapar di lantai. Dengan napas memburu, Akira menatap kesal ke arah ruangan kaca yang kosong. [“Ini jebakan, pria itu sudah tahu, cepat pergi dari sini! AKIRA!!”] pinta Ryuu yang mulai panik.

Mendengar hal itu Ino ikut panik. Dengan segera wanita berambut panjang terkuncir kuda itu segera memberikan petunjuk mengenai jendela yang terbuka. Mereka tidak tahu bahwa Earpiece milik Akira lepas akibat perkelahian nya dengan para penjaga tadi.

Sungguh kesal karena untuk pertama kalinya misinya gagal. Akira ingin sekali mengumpat, wanita itu tak tahu bahwa ada bahaya karena ucapan Ryuu sama sekali tidak didengar hingga Akira menyadari akan Earpiece nya yang hilang. “Dimana?” gumamnya seraya memegang telinga kirinya sampai.... Tett... Tett... Tett... Tett... sebuah alarm bahaya terdengar keras hingga membuat konsentrasi Akira pudar.

20 pria dengan setelan jas hitam serta masing-masing pistol di tangan mereka baru saja masuk mengepung keberadaan Akira yang berdiri tepat di tengah-tengah. Untung saja ia masih memakai masker dan topinya, sehingga mereka tak akan dapat mengenalinya.

“MENYERAH ATAU KAMI AKAN MENEMBAKMU!”

20 pistol laser yang kini mengarah tepat di tubuh Akira membuat wanita itu tak bisa gegabah. Hingga sepasang kaki melangkah masuk dengan sepatu kulitnya yang mahal.

Seorang pria tampan, bertubuh kekar, tinggi dengan rambut pirang dan mata tegasnya bak lautan hampir saja membuat Akira terpesona.

“Mencoba mencuri barangku hah?” suara berat nan serak mengalun penuh kesombongan.

Salah satu penjaga memberikan sebuah kursi sehingga pria pernah bernama Koji Rodriguez itu duduk dengan kaki terbuka dan kedua siku tangannya bertumpu di kedua lututnya sehingga tubuhnya condong ke depan.

Tanpa diminta, anak buah Koji langsung menendang kaki kanan Akira dari belakang hingga wanita itu berlutut dengan kedua tangan kosong.

Koji menyeringai kecil, mengamati mangsa kecilnya yang kini tak bisa berkutik. “Illegal spying.” Gumam Koji merasa puas ketika dia berhasil menangkap salah satunya.

Tepat di depan kaki Koji, Akira berlutut dengan kepala fokus ke depan.

“Apa yang harus aku lakukan kepada mata-mata wanita?!” ujar pria itu hingga meraih dagu Akira dan membuat kontak mata mereka saling bertemu.

Sepasang mata yang sama. Tatapan Akira berhasil membuat pria itu termenung untuk beberapa saat hingga— Darr! Tanpa disadari, Akira berhasil meraih pistol kecilnya yang terselip di sepatunya, lalu menembakkan peluru tepat di atasnya hingga mengenai lampu.

Semua mata tertuju ke lampu tersebut, tak ingin membuang kesempatan, Akira mengambil dua bola asap, membantingnya ke lantai hingga asap mengebul memenuhi ruangan.

Dengan cepat Koji meraih tangan wanita itu, namun Akira dengan pintarnya membuka masker hitamnya lalu mencium bibir Koji untuk menghilangkan konsentrasi pria itu. Cup!

Tentu, Koji terkejut hingga dia tanpa sadar dirinya lah yang terkena ciuman maut.

Wanita itu segera berlari melewati kericuhan yang dia buat hingga melompat lewat jendela terbuka dengan sebuah tali bak di film James Bond.

Pria pirang itu berlari menuju jendela dan melihat seorang wanita dengan masker yang kembali menutupi wajahnya, tengah turun dengan gaya terlentang sambil mengacungkan dua jarinya, memberikan tanda adios kepada Koji lalu mendarat dengan selamat di kegelapan malam.

“TANGKAP MEREKA!!” pinta Koji yang masih menatap ke arah perginya Akira. Seketika senyuman terukir di bibir tipis Koji.

“Interesting! (Menarik)!” gumamnya.

Tentu, untuk pertama kali dalam sejarahnya, dia lengan hanya dengan ciuman seorang wanita misterius. Padahal selama ini, dialah yang membuat para musuhnya lengah.

...***...

“Kuso!!” kesal Ryuu melempar topinya ke arah sofa cokelat.

Kini mereka berada di gudang tempat rahasia yang selalu mereka pakai. Ino yang meletakkan Earpiece nya di atas meja, tiba-tiba dia melihat secarik kertas terlipat.

“Ada surat.” Ujar wanita itu meraih kertas tersebut lalu membacanya.

NOTE : KAMI TAHU KALIAN AKAN GAGAL DI PERUSAHAAN ITU, JADI KAMI MEMUTUSKAN UNTUK PERGI. SEMOGA SUKSES! FROM JESSICA.

Seketika ini meremas surat itu karena kesal. Rupanya orang Jerman tadi pergi lebih dulu seperti seorang pengecut tanpa memberi bayaran. Ryuu dan Akira yang membaca suratnya pun ikut kesal.

“Cih, mereka menjadikan kita mangsa rupanya. Jika aku bertemu dengannya lagi, aku akan membobol kepalanya.” Kesal pria tampan bernama Ryuu itu.

Tak ingin termakan emosi, ada hal yang lebih penting saat ini bagi Akira. Wanita itu melihat ke arah arlojinya, lalu segera memakai jaket dan meraih tas ranselnya.

“Mau kemana? Aku hampir saja mau menteraktir mu es krim vanilla.” Ucap Ino kepada teman wanitanya itu.

“Maaf, aku harus mengecek Izumi.” Balas Akira lembut. Tak seperti tindakannya, wanita itu lebih pantas menjadi seorang putri.

Ino dan Ryuu mengerti, mereka sudah tahu bagaimana Akira sangat menjaga dan menyayangi adik semata wayangnya itu. Dan kini, sudah lewat dari jam sembilan, namun Izumi tak bisa dihubungi sama sekali.

Dalam sekejap Akira berhasil melupakan persoalan kerjanya, dan fokus ke adiknya yang saat ini.

“Izumi!” panggil wanita cantik berponi itu yang baru saja tiba di rumahnya.

Hanya ada keheningan dan kegelapan. Akira menyalakan lampu rumah dan meletakkan tasnya begitu saja, “Izumi?” panggilnya sekali lagi, namun tak ada jawaban.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!