NovelToon NovelToon

MANTAN JADI BESAN

01

Tuliling🎵🎵🎵🎵

tuliling🎵🎵🎵🎵

Nada dering panggilan terdengar dari ponsel Dirga. Dirga hanya melihatnya sekilas. ternyata dari nomor orang tidak dikenalnya. karena itu dia menonaktifkan mode nada deringnys, kemudian membalik ponselnya dengan posisi tengkurap di atas meja.

Saat ini Dirga sedang berada dalam ruang meeting bersama beberapa klien. Akan tidak enak rasanya jika dia menerima panggilan di hadapan para kliennya seakan-akan dia tidak menghormati mereka

derrrtt derrrtt

Ponsel di atas meja kembali bergetar. Meski tanpa suara Dirga tahu, panggilan itu kembali masuk. Ingin sekali Dirga mengabaikannya, tetapi panggilan itu tak juga berhenti berdering.

"Maaf untuk sementara sekretaris Kevin yang akan menggantikan saya, saya harus menerima panggilan dulu. Barangkali ini sesuatu yang penting!" ucap Dirga merasa tidak enak. Kemudian membawa ponselnya untuk keluar dari ruangan

"Ya Halo ada apa? Siapa ini?" sapa Dirga ketika panggilan tersambung.

"Maaf tuan, kami dari pihak rumah sakit ingin menginformasikan bahwa keluarga Anda baru saja mengalami kecelakaan. Dan saat ini sedang ditangani di rumah sakit Bhakti Husada!" ucap seorang di seberang sana menyampaikan berita

"Jangan bermain-main denganku!! siapa Kamu ini? Apa yang kamu inginkan? Jangan berani macam-macam denganku! kalau kalian ingin melakukan penipuan Kalian salah alamat!!" bentak Dirga. Dia merasa kesal geram sekaligus marah. Dia sedang dalam meeting yang penting, tetapi seseorang mengganggunya hanya untuk mengisenginya.

"Kami sedang bersungguh-sungguh Tuan. Di hadapan kami ada empat orang sedang terluka parah dan dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dari identitas pasien satu di antara mereka bernama Susilowati Wijaya. Dan ada nomor telepon anda di ponselnya yang kami ambil. Untuk itu kami menghubungi anda!!" ucap telepon itu lagi

"Tidak ini tidak mungkin! baiklah kirimkan alamat rumah sakit kalian dan aku akan segera ke sana!" sahut Dirga dengan paniknya.

"Tadi pagi sang istri mau minta izin untuk menengok rumah orang tuanya yang ada di kampung, bersama dengan kedua orang tuanya dan juga Putri mereka. Mumpung sekolah Sang Putri sedang libur.

Lalu sekarang tiba-tiba saja ada orang yang mengaku sebagai pihak rumah sakit, menghubunginya dan mengatakan bahwa keluarganya sedang mengalami kecelakaan. Ya Tuhan permainan apa ini? Apakah ini benar ataukah hanya lelucon? Semoga yang kedua lah yang sebenarnya terjadi.

Setelah memutus sambungan telepon dengan segera Dirga berlari kembali ke ruang rapat.

"Maaf tuan-tuan, untuk selanjutnya Kevin yang akan menggantikan saya menghandle rapat! Saya harus pergi ada keluarga saya yang mengalami kecelakaan!" ucap Dirga kepada mereka yang hadir di sana. Lalu bergegas pergi tanpa menunggu jawaban dari mereka. Bahkan dia pergi sambil berlari

"Kecelakaan??" tanya mereka serempak, tapi Dirga sudah tidak menjawab bahkan sudah tidak mendengar suara mereka.

"Asisten Kevin, jika memang Tuan Dirga sedang mendapatkan musibah karena keluarganya yang mengalami kecelakaan, kami tidak keberatan jika meeting kali ini ditunda, dan kami tetap akan memastikan, bahwa kami tetap akan bekerja sama dengan perusahaan Tuan Dirga!" ucap salah seorang klien dengan penuh pengertian.

"Terima kasih Tuan Tuan atas pengertian Anda semua!" jawab Kevin. Lalu sesuai kesepakatan meeting pun akan ditunda menunggu sampai Dirga benar-benar siap untuk memimpin kembali meeting di antara mereka.

Bukan karena mereka menganggap Kevin tidak mampu. Akan tetapi lebih kepada karena mereka menghormati Dirga yang sedang tertimpa musibah.

***

"Tidak ! kumohon ya Tuhan! Jangan terjadi apapun pada mereka!" doa Dirga dalam hati.

Tin.. tin.. tin...

 Dirga terus menerus membunyikan klakson, berharap kendaraan-kendaraan yang ada di hadapannya minggir memberinya jalan.

Dalam waktu enam puluh menit Dirga sampai juga di rumah sakit yang alamatnya dikirimkan oleh penelepon tadi.

"Saya dihubungi karena ada keluarga saya yang kecelakaan!'' seru Dirga begitu sampai di tempat resepsionis

Apakah Anda keluarga Nyonya Susilawati Wijaya?!" tanya perawat yang bertugas sebagai resepsionis.

"Iya itu nama istri saya!" jawab Dirga.

"Pasien tersebut berada di kamar Mawar Nomor 35 a !" jelas resepsionis tersebut "d6an ada seorang anak kecil bersama dengan mereka pada saat kecelakaan, tetapi beruntung dia tidak terluka. Akan tetapi anak tersebut tampak syok dan tidak bisa diajak berbicara. Sekarang berada di ruang dokter anak!" resepsionis kembali menjelaskan

"Itu putri saya! bagaimana keadaannya dan di mana tempat dokter anak?!" cecar Dirga.

"Suster Leni !!" teriak resepsionis kepada seorang perawat yang lewat di dekat mereka. "Antar Tuan ini ke ruang dokter anak!" perintah resepsionis kepada perawat bernama Leni

"Silahkan ikut dengan saya, Tuan!" ucap Leni kemudian berjalan mendahului Dirga.

*

"Sayang!!" seru Dirga pada seorang anak perempuan yang kira-kira berusia tujuh tahun, yang tengah digenggam tangannya oleh seorang dokter wanita. Akan tetapi anak itu tidak menoleh, tidak merespon. Gadis kecil tersebut hanya diam dengan pandangan kosong.

"Tuan..!!" seru seorang suster yang tiba-tiba masuk dengan nafas tersengal sebelum Dirga sempat berbicara dengan anaknya.

"Bukankah Anda yang tadi mencari keluarga korban bernama Susilawati? Mari ikut saya. Dokter memanggil anda karena pasien dalam kondisi yang semakin kritis!" seru perawat dan langsung peri dengan berlari.

"Sayang tunggu di sini ya. Ayah akan segera kembali!" ucap Dirga setelah mengecup pucuk kepala putrinya.

"Dokter, bagaimana keadaan keluarga saya?" tanya Dirga begitu dia sampai di ruang tindakan, di mana Susi dan kedua orang tuanya berada.

"Maafkan kami Tuan! kami telah berusaha akan tetapi Tuhan berkehendak lain!" ucap dokter tersebut sambil menundukkan kepalanya.

"Apa maksud anda dokter? jangan bermain-main!!" bentak Dirga yang tidak bisa menerima apa yang diucapkan oleh dokter barusan

"Pada saat dibawa kesini pasien sudah dalam kondisi kritis. Kami telah berusaha menyelamatkannya, tapi sayang kami gagal. Keempat pasien telah menghembuskan nafas terakhirnya!" dokter menjelaskan kemudian minggir dari posisinya yang berada di depan pintu agar Dirga bisa masuk ke dalam ruang.

"Tidak, Ya Tuhan tidak. Ini tidak mungkin terjadi!!" Dirga berlari dengan menahan rasa sesak di dadanya.

Dada Dirga Terasa bagai dihimpit batu besar, begitu masuk ke dalam ruangan empat ranjang pasien sudah tertutup kafan putih. Sudah bisa dipastikan mereka adalah Susi kedua orang tuanya dan seorang sopir yang mengemudikan mobil mereka. Dengan perlahan Dirga berjalan mendekat, lalu mengulurkan tangannya membuka salah satu jenazah yang tertutup kafan.

"Ini tidak mungkin! Sayang, kenapa kau lakukan ini padaku. Apa salahku sampai kamu menghukumku dengan cara seperti ini. Hukum aku dengan cara yang lain, Sayang. Jangan seperti ini. Ayo pukul aku! tapi jangan pernah pergi dariku! Bukankah kau sudah berjanji bahwa kita akan menua bersama? Aku mohon kembalilah, Sayang! Kembalilah! Jangan pergi tinggalkan aku!" Dirga menangis meraung-raung memeluk jasad di hadapannya, yang tak lain adalah Susi istrinya.

"Kenapa kau tega melakukan ini padaku? Lalu setelah ini bagaimana denganku? Bagaimana dengan anak kita? Bagaimana kami akan melanjutkan hidup tanpamu? Kenapa kau pergi bahkan tanpa berpamitan dulu padaku? Apa kau ingin menjadi seorang istri yang durhaka? Ayo cepat kembali jangan pergi tanpa izin suami!!" Dirga terus meraung-raung.

"Susilawati Wijaya, dengarkan perintahku!! Cepat kembali! cepat bangun!! Jangan coba coba menjadi istri yang pembangkang! Atau aku akan menghukummu!" Dirga terus mengguncang-guncang tubuh Susi sambil terus meraung raung. Berharap jasad tak bernyawa itu segera kembali bangun.

Para tim dokter dan para perawat yang berada di sana ikut meneteskan air mata, menyaksikan apa yang mereka lihat di hadapan mereka.

"

*

*

Sebelum membaca kisah ini, akan lebih lengkap, jika terlebih dahulu membaca karya sebelumnya

SELEPAS TALAK TIGA.

Karena kisah ini merupakan sekuel dari karya tersebut.

selamat membaca..

02

"Tuan..!! Putri Anda dia pingsan!!" di tengah hatinya yang pilu menangisi kepergian istrinya, seorang perawat berteriak memanggilnya, dan memberitakan tentang kondisi putrinya.

Dirga bingung harus bagaimana. Di satu sisi adalah istrinya yang pergi. Di satu sisi lagi putrinya juga sedang membutuhkan dirinya. Dirga tidak ingin meninggalkan istrinya, tapi dia juga tidak bisa mengabaikan putrinya.

Lalu bagaimana sekarang? Bisakah Dia meminta kepada Tuhan agar tubuhnya dibelah dua, agar dia tetap bisa menunggu istrinya dan juga mendampingi putrinya dalam waktu yang bersamaan. Tapi sayang, jawabannya adalah tidak.

Pada akhirnya Dirga harus memilih. Dia beranjak dari tempat istrinya berbaring, kemudian segera melangkahkan kakinya, sambil.mengusap airmata menggunakan lengannya yang masih berbalut jas hitam. Mana ada pikiran untuk mengambil.sapu tangan yang selalu tersimpan di saku celana. Berlari keluar dan kembali ke ruang putrinya tadi dirawat.

Dirga tahu dia telah kehilangan, Dirga hanya mencoba untuk tetap sadar. mencoba untuk tetap waras, menangis sekencang apapun yang telah pergi tetap tak kan kembali. Sekarang hanya tinggal putrinya. Dan dia tak ingin harta satu satunya itupun hilang.

"Putri Anda benar-benar syok!! kami belum berhasil mengajaknya berbicara!" tutur seorang dokter yang tadi menangani putrinya.

"Ini Ayah nak, bangun nak, bangun sayang! jangan seperti ini. Kamu harus kuat, Sayang. Kita harus kuat. Hanya tinggal kita berdua di sini. Ibu pergi , Nenek pergi, Kakek juga pergi. Hanya kamu yang ayah miliki sekarang."

"Tolong jangan terjadi apapun pada dirimu, Sayang. Ayah tidak yakin ayah akan sanggup berdiri Jika sesuatu terjadi padamu. Ayo bangun berikan kekuatan pada Ayah!" Dirga terus meracau menangis sambil memeluk tubuh putrinya.

Dirga benar-benar terpukul dengan apa yang terjadi di hadapannya. Tetapi dia juga tidak boleh lemah masih ada putrinya yang sangat membutuhkannya. Mengusap air matanya Dirga bangkit berdiri kemudian mengambil ponsel yang tersimpan di saku celananya

"Datanglah ke Rumah Sakit Bhakti Husada!" perintah Dirga pada seseorang di seberang sana yang tak lain adalah sekretaris Kevin.

Harus ada yang mengurus para jenazah. sedangkan dia sendiri harus mengurus putrinya. Dirga mencoba kuat. Dirga mencoba bertahan. Walau seberat apapun dia tetap harus bangkit. Dia harus tetap baik-baik saja. Di antara kepergian orang-orang yang dia tangisi, masih ada putrinya. Yang tidak bisa diabaikan begitu saja.

🍀🍀🍀

"Permisi tuan Dirga, polisi mengatakan ada sesuatu yang harus disampaikan kepada Anda." Seorang perawat mendatangi kamar rawat inap Bintang di mana Dirga sedang berada di sana untuk menemani putrinya.

"Baiklah, saya akan ke sana!" Dirga mengusap air matanya kemudian menoleh ke arah dokter.

"Jaga putriku baik-baik! Aku akan segera kembali!" ucapnya kemudian berlalu. Dia memang harus segera membereskan segalanya. Dia Tak Ingin semuanya menjadi berlarut-larut.

"Ada apa?!" tanya Dirga begitu dia sudah berhadapan dengan dua orang polisi yang mengawal kasus Kecelakaan yang dialami oleh keluarganya.

"Yang dialami oleh keluarga Anda bukanlah kecelakaan biasa. Ada indikasi kesengajaan di sana. Hasil pemeriksaan kami menemukan rem yang sengaja dibuat blong dengan cara memutus kabelnya!" lapor polisi kepada Dirga.

Dirga terbelalak tak percaya dengan apa yang didengarnya dari dua polisi tersebut. Dia pikir istri dan keluarganya memang benar mengalami kecelakaan. Tidak diduga jika memang ada yang berniat jahat kepada keluarganya.

"Menurut Anda apakah ada seseorang yang layak menjadi kecurigaan Anda?!" tanya polisi.

"Dalam dunia bisnis semua siapapun bisa menjadi lawan. Bahkan jika kita tidak membuat masalah dengan mereka sekalipun. Terkadang rasa iri membuat orang yang tadi adalah kawan berubah menjadi lawan. Selidiki kasus ini secara benar. Dan aku ingin orang yang telah melakukan hal ini dihukum seberat-beratnya.!"

"Tangkap pelaku! tapi aku tidak mau pelaku dibawa ke penjara. Serahkan pelaku padaku! Aku yang akan memberikan hukuman padanya! Aku telah kehilangan semua keluargaku! Akulah yang akan membuatnya mati enggan hidup pun tak mau. aku yang akan berubah menjadi malaikat maut untuknya!"

Semua yang berada di ruangan tersebut bergidik ngeri mendengar perkataan Dirga. Apalagi melihat wajahnya yang mengeras dan juga matanya yang memancarkan sorot menyala mengerikan

"Pak Polisi ..!" Seorang perawat yang datang tiba-tiba membuat Dirga dan dua orang polisi serta dokter yang berada di tempat tersebut menoleh ke arahnya.

"Pasien yang disinyalir sebagai anak jalanan yang ikut menjadi korban di pinggir jalan dinyatakan meninggal!!" ucap suster tersebut.

"Apa maksudnya? Apakah ada korban lain setelah selain keluargaku dalam kecelakaan ini?" tanya Dirga Yang memang belum Mendengar secara menyeluruh tentang kecelakaan tersebut.

"Seorang anak perempuan kira-kira berusia tujuh tahun menjadi korban akibat terseret mobil. Karena pada saat itu posisinya sedang berada di pinggir jalan untuk meminta-minta. Tidak ada identitas apapun yang melekat padanya sehingga kami kesulitan untuk mengetahui siapa keluarganya!" salah seorang polisi yang memberikan keterangan.

Otak Dirga yang memang terbiasa menghadapi bermacam intrik, langsung saja berputar cepat. Jika ada yang berniat mencelakakan keluarganya, bukan tidak mungkin suatu saat putrinya juga akan menjadi incaran. Lalu kemudian dia segera membuat keputusan.

"Keluarkan berita yang menyatakan jika seluruh keluargaku tewas dalam kecelakaan termasuk juga putriku. dan anak jalanan yang dimaksud, sertakan dia di pemakaman bersama dengan keluargaku!" titah Dirga

"Maafkan kami, Tuan Dirga. Maksud Anda adalah?"

"Lakukan seperti apa yang Aku perintahkan! Akui anak jalanan itu sebagai keluargaku! Dan ikut makamkan dengan keluargaku! Sembunyikan identitas putriku! Buat seolah-olah putriku ikut tewas dalam kecelakaan tersebut!!" Dirga tak lagi tanpa mau dibantah.

"Kami akan melakukannya Tuan!!" jawab polisi dan dokter serempak.

"Jangan sampai identitas putriku terbocor keluar! Jika tidak rumah sakit ini yang akan menanggung akibatnya!" ancam Dirga

"Kami paham!" sahut dokter mengangguk. Siapa yang berani berurusan dengan Dirga Wijaya? Tidak ada, kecuali jika dia sudah bosan hidup.

Setelah mengeluarkan ultimatumnya, Dirga membalikkan badannya segera berlalu dari tempat itu untuk kembali ke tempat putrinya dirawat. Mengurusi putrinya lebih penting daripada mengurusi orang yang telah menghancurkan hidupnya.

🍀🍀🍀

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS. Al Ankabut: 57)."

Begitupun dengan orang orang yang di cintai oleh Dirga. Sedalam apapun dia mencintai dia tetap harus merelakan, Melepaskan untuk kembali pada_Nya.

Disinilah kesombongan tak lagi berlaku. Harta benda dan tahta yang dimilikinya tak mampu membeli kehidupan, tak mampu menjadi penahan kepergian orang yang dia cintai.

🌷🌷🌷

"Tuan ada dua orang polisi di depan mencari Anda!" lapor Rani kepada Dirga yang saat itu sedang menemani Bintang yang baru saja bisa ditenangkan.

Baru saja Dirga hendak mengambil nafas. Acara pemakaman baru saja selesai. Para pelayat baru saja pulang. Dirinya sudah mulai harus menghadapi hal-hal yang membuat kepalanya terasa mau pecah.

"Ya Tuhan semoga aku bisa tetap waras!"

Masalah apalagi yang datang sekarang? Kenapa tidak bisa membiarkannya tenang sebentar saja.

*

03

"Apa yang ingin kau katakan??!" saat ini Dirga sedang berada di kantor polisi memenuhi keinginan dari seseorang yang katanya ingin bertemu dengan dirinya. seseorang yang diduga sebagai pelaku atas sabotase rem mobil yang mengakibatkan kecelakaan dan merenggut nyawa orang orang yang dicintainya.

ASTINA PURA

akan tetapi sayangnya polisi belum menemukan titik temu kejadian yang sebenarnya. sidik jari Astina ditemukan di sana . tetapi wajah yang tertangkap rekaman cctv sebagai pelaku sabotase bukan Astina. dan kondisi Astina sendiri, membuktikan bahwa dirinya tidak mungkin bisa melakukan hal tersebut.

kondisi Astina saat ini sangat jauh dari yang dilihat Dirga terakhir kali. bahkan dia tak bisa berdiri tanpa bantuan. wajahnya juga penuh dengan bekas luka sayatan. Akan tetapi justru Astina meminta dirinya di tahan hingga kasus yang menimpa keluarga Tuan Dirga terungkap.

"bukan saya yang melakukan sabotase itu. tetapi orang yang menginginkan kehancuran Anda!"

"Ha-ha-ha, lalu kau berharap apa dengan berbicara seperti itu padaku? aku akan melepaskanmu?! itu tidak akan pernah terjadi. Dan jika tujuannya adalah kehancuranku, selamat kalian berhasil, membuat aku kehilangan orang orang yang aku cintai memang membuat aku berduka!" Dirga berbicara tanpa menghilangkan sorot tajam dari matanya .

" tetapi jika tujuan kalian melihatku terpuruk setelah kehilangan seluruh keluargaku, maaf jika aku katakan, kalian gagal!! Aku adalah Dirga Wijaya, bahkan kehancuran sekecil atau sebesar apapun, dan dalam bentuk apapun... takut untuk mendekat padaku! lihatlah olehmu aku bahkan masih bisa berdiri tegak di hadapanmu!"

sambil berbicara demikian Dirga melepas kacamata hitam yang sedari bertengger di atas hidungnya.

"Atau apakah kalian ingin melihat mataku sembab karena menangis? ha-ha-ha ha-ha-ha. kalian bermimpi!" suara tawa Dirga menggelegar bergema di ruang sempit itu. melihat itu Astina merasa ngeri . Dirga Wijaya tidak tampak seperti manusia. dia lebih terlihat sebagai malaikat kematian yang menjelma dalam bentuk manusia.

 "katakan pada Tuan mu , aku baik baik saja, aku bahkan masih bisa tertawa lebar. dan katakan juga padanya untuk bersiap siap menerima akibat dari kesalahannya, aku pasti akan datang untuk menuntut balas. bahkan ke lubang semut pun dia bersembunyi aku pasti akan menemukannya.

Astina mengambil nafas dalam sebelum mulai berbicara. didengar ataupun tidak, dipercaya ataupun tidak. dia tetap harus mengatakan tujuannya memanggil Dirga kemari.

"saya tahu mungkin saya telah melakukan banyak dosa kepada anda. mungkin anda tidak akan bisa mempercayai saya. tetapi saya sungguh-sungguh dengan ucapan saya. bukan saya yang mengincar kematian keluarga anda. ada orang yang memperalat saya!" ucap Astina.

"Saya juga tidak tahu Apa hubungan antara anda dengan orang itu saya juga bahkan tidak mengenalnya. akan tetapi saya bisa menggambarkan pada anda orang tersebut adalah orang yang sangat licik. dia bahkan mengambil sidik jari saya untuk melakukan kejahatan terhadap anda!"

sambil berkata demikian Astana pura melepas sarung tangan hitam yang membungkus ujung tangannya. lalu menunjukkan telapak berikut jari jarinya kepada Dirga.

penampakan tangan Astina sangat mengerikan. kulit-kulitnya seperti dikelupas secara paksa sehingga menyisakan luka yang membuat orang jijik sekaligus ngeri untuk melihatnya.

"Katakan padaku siapa dia. maka aku akan mempertimbangkan, mungkin aku akan melupakan dosamu di masa lalu!" tekan Dirga

"Saya tidak mengenal siapa orang tersebut. orang tersebutlah yang membebaskan Saya dari penjara akan tetapi orang tersebut datang dengan menggunakan masker sehingga saya tidak bisa mengenali wajahnya!" jawab Astina merasa menyesal tak bisa memberitahukan pada Dirga siapa orang tersebut.

polisi pernah mencoba mengetahui orang tersebut, yang pernah mengunjungi Astina dari penjara. dan sekaligus membebaskan dengan jaminan.

tetapi ketika polisi ingin menangkap orang tersebut, yang adalah seorang pria muda yang tinggal di rumah kos, di pinggiran kota, pemilik kos dan juga orang sekitarnya mengatakan pemuda tersebut telah meninggal sebulan sebelumya, dan dengan sangat mengerikan. terkelupas kulit wajahnya

"mungkin keterangan dari saya tidak banyak membantu. akan tetapi saya hanya menyarankan anda untuk lebih berhati-hati kedepannya. Setelah semua keluarga anda tertumpas habis, bukan tidak mungkin. kemudian dia mengincar nyawa anda sendiri. yang Saya dengar dari nada berbicaranya, dia orang yang penuh Ambisi. dan dia ingin menguasai seluruh kekayaan anda, dari cerita saya ini mungkin saja anda bisa mengambil gambaran tentang siapa orang tersebut, yang mungkin saja anda juga mengenalnya!" .

Dirga mengambil nafas dalam-dalam keterangan dari Astina sama sekali tidak membantu. kalau hanya untuk berhati-hati selama ini Dirga tak pernah kurang dari hati-hati. sebagai seorang pebisnis kelas dunia, Tentu saja dia selalu siaga membentengi dirinya dari segala hal.

Dirga berdiri dari tempat duduknya kemudian melangkah keluar, Tetapi tiba-tiba dia berhenti.

"katakan pada Tuan mu, apapun rencananya itu, dia sudah gagal sebelum memulai. Aku adalah Dirga Wijaya. Tak akan ada seorangpun yang bisa menghancurkanku kecuali kematian. sebaliknya, Akulah yang akan menghancurnya berkali lipat!, tampaknya kalian lupa sedang berhadapan dengan siapa!!" ucapnya penuh penekanan. tanpa menoleh ke arah Astina kemudian berlalu pergi dari tempat itu.

"Maafkan saya, yang telah salah paham, dan pernah ingin menghancurkan Anda!" ucap Astina tulus dan penuh penyesalan. tapi sayang, sudah tak bisa di dengar oleh Dirga.

dua orang sipir membantu Astina untuk berdiri kemudian membawanya kembali ke sel tahanan.

"kalau saja aku punya kekuatan, aku ingin menebus kesalahanku pada beliau!" dua orang sipir yang mendengar ucapan Astina hanya diam , karena mereka juga tidak tahu mau menjawab apa.

*

Astina duduk bersandar pada dinding yang dingin . ingatannya terlempar pada masa dua tahun yang lalu, ketika dia telah di bebaskan oleh seorang pria yang tidak dikenalnya.

Dia bertekad untuk kembali membalas dendam kepada Dirga . dan juga memenuhi syarat dari orang yang telah membebaskannya, yaitu membantu untuk menghancurkan Dirga .

"Amarta, jangan khawatir. kakak pasti akan membalas dendam pada pria itu , yang telah begitu arogan dengan tidak menerima cintamu!" ucap Astina.

saat itu dia sedang berada di kamar mendiang adiknya. untuk membereskan barang barang adiknya yang ingin dia bawa untuk tinggal di rumah yang baru. rumah kecil yang baru saja di belinya.

rumah yang selama ini dia tempati terpaksa harus dia jual agar dia bisa bertahan hidup. karena semua harta bendanya telah habis. perusahaan telah di jual oleh Dirga , dan harta benda yang lain telah digunakan untuk mengembalikan uang milik warga yang tanahnya di beli oleh Golden Eye .

pluk

sebuah buku kecil terjatuh dari antara barang barang milik adiknya.

"Buku diary..?!" gumam Astina. dia belum pernah melihat buku itu sebelumnya. karena dia tak pernah menyentuh barang barang milik adiknya.

perlahan Astina membuka buku itu kemudian membacanya. di bagian awal tidak ada yang aneh. hanya curahan hati biasa layaknya gadis ABG . sampai di pertengahan buku Astina melihat tulisan dengan tinta merah

"Kamu tahu diary ..Ada seorang kakak tampan di kampusku , tapi aku hanya bisa melihatnya dari jauh. mana mungkin aku berani mendekat, aku dan dia bagaikan langit dan bumi"

"apakah yang dimaksud Amarta ini adalah Tuan Dirga?" gumam Astina. Karena penasaran Astina memutuskan untuk membacanya lebih jauh. isinya hanya pujian-pujian tentang Dirga Wijaya. tentang kekaguman adiknya kepada sosok pria kaya tersebut.

sampai kemudian Astina tiba pada sebuah tulisan yang lagi-lagi bertinta merah.

" kamu tahu Diary ? hari ini Aku membeli sekotak coklat, lalu aku bungkus dengan kertas kado yang cantik, aku sangat menginginkan Tuan Dirga . tapi Tentu saja aku sadar, aku bagaikan pungguk yang merindukan bulan . tidak mungkin tersampaikan. jadi aku ingin menghibur diriku sendiri. Anggap saja kota ini adalah hadiah darinya!"

Deg

mata Astina terbelalak membaca kalimat tersebut. dan juga tulisan-tulisan setelahnya. tentang bunga mawar, tentang pita cantik, tentang jepit rambut, tentang souvenir-souvenir, tentang boneka-boneka lucu, dan juga banyak hadiah-hadiah lainnya yang pernah diceritakan oleh Amarta. yang semuanya ternyata adalah dibeli oleh Amarta sendiri.

hingga sampailah Astina pada lembar terakhir dari buku tersebut.

"diary, aku sudah tidak sanggup lagi . hari ini orang yang paling aku kagumi menikah dengan orang lain .hatiku sakit Diary. aku sudah mencoba melupakan pria kaya itu. tetapi aku tidak mampu . Aku terbelenggu oleh obsesiku sendiri .Aku tidak ingin terus berada dalam kebohongan ini Diary, Aku tidak ingin terus berada dalam harapan semu ini.

 *kakak maafkan aku yang telah berbohong kepadamu selama ini, janga**n marah dan membenciku kak*,.

selamat tinggal .... aku sangat mencintai kakak!""

"Ya Tuhan..!" Astina menutup mulutnya dengan telapak tangan. air matanya merembes keluar. ternyata selama ini dia ... .ternyata selama ini adiknya.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!