NovelToon NovelToon

Avira Gadis Peramal

Bab 1 Avira

Avira adalah seorang gadis pendiam. Ia baru beberapa bulan ini berkuliah di jakarta. Avira datang dari desa pendalaman kalimantan. Avira mengunakan KIP kuliah Untuk bisa sampai dikota besar itu. Karna ingin menjadi orang sukses. Apalagi ia seorang yatim piatu. Yang meninggalkan paman dan bibinya di kampung.

Hari ini hari pertama Avira masuk kuliah. Setelah masa ospek selesai. Terlihat beberapa temannya sedang asyik ngobrol bersama. Saat Avira lewat di dalam kelas.

" Ca gue ramal loe pasti bisa gaet tuh cowok senior idaman kita,"kata seorang gadis berpakaian layaknya model. Bedahal dengan Avira yang berpakaian biasa.

" Masa iya, hahaha...kaya mbah dukun aja loe ra. Tapi boleh juga tuh ramalan loe. Kalo gue bisa jadian. Bakal gue traktir loe beb," kata si Aca tertawa

" Hai Vir sini, kita lagi iseng nih. Lihat gue bawa kartu tarot. Yuk main ramalan. Asyik lagi Vir," kata Ara Yang baru saja masuk ke kelas.

Vira hanya tersenyum. Setelah meletakkan tasnya. Ia pun mendekati kedua temannya itu. Lalu Vira melihat kartu tarot itu Entah mengapa tiba tiba di otak nya. Langsung terlintas sebuah bayangan cepat namun cukup jelas.

" Astaga..!!." kata Vira kaget.

" Kenapa ?" kata Aca dan Ara heran melihat Avira kaget.

" Ngak pa pa ca...tapi gue melihat hal aneh Sepertinya loe bakal di kencani seorang pria. Tapi pria itu akan mempermainkan hati dan perasaan loe," kata Vira jujur.

" Nah lho ca, pasti tuh sama dengan penglihatan gue tadi. Eh Vir, ngomong ngomong apa loe bisa meramal kita? Bagaimana kalo kita main kartu tarot ," kata Ara terlihat serius.

" Hah....!! apa kalian percaya dengan ramalan itu syirik lho," kata Vira. Walau Vira non muslim tapi paman dan bibinya muslim

" Dih bukan betulan vir, buat mainan doang hanya sekedar iseng saja kok ," kata Ara.

"Wah loe bakal kena tipu orang besok ra. Jadi jauhi orang itu. Sebelum loe dekat dengannya terlalu dalam," kata Vira lagi membuka sebuah kartu untuk Ara.

" Hah....masa sih. Tapi gue tak percaya ramalan," kata Ara tertawa

" Ya ngak perlu percaya kali. Tapi hanya untuk waspada dan jaga jaga saja. Agar loe selalu aman," kata Vira lalu menarik kursinya untuk duduk. Di depan Aca dan Ara

" Wow ...apa loe bisa membaca kartu tarot. Coba loe ramal gue deh," kata Aca menantang Vira.

" Lho dapat karma buruk ca. Karna loe sering jahat sama saudara loe sendiri. Dan pacar baru loe itu. Sedang asyik mengencani wanita lain. Loe hanya jadi permainan bagi nya," kata Vira asal Tapi membuat Aca melongo.

Begitu juga dengan Ara yang memandang lekat Vira. Karena Ara tahu, Aca memang punya saudara tiri. Dan Aca juga punya seorang pacar.

" Nah loe ca, itu ramalannya. Tapi boleh juga tuh Vir. Buat peringatan si Aca. Supaya tak terlalu percaya pada rayuan pria. Apalagi pacar baru," kata Ara terkekeh.

Lalu Vira mengambil satu kartu yang lain lagi. Dan membuka kartu lain. Ya ...habis mata kuliah jam kedua selesai aja. Kita ada ujian ,"kata Vira kaget. Karna seolah olah ia bisa melihat tulisan di kepalanya. Dan buru buru meletakkan kartu tarot milik Ara di atas meja. Lalu Vira beranjak pergi, menuju kursinya untuk belajar.

" Hahaha.... masa iya sih Vir... Ngak mungkinlah. Kita ini cami baru. Baru juga masuk kelas hari ini. Santai dong beb," kata Aca menertawakan Vira. Mulai asyik membaca buku. Karna takut penglihatannya tadi berubah jadi kenyataan. Karna itu bukan pertama kalinya Vira melihat hal aneh. Tapi seperti intuisi yang menuntunnya. Untuk melihat ke masa depan.

Dan benar saja. Setelah mata kuliah jam kedua masuk mereka belajar sebentar. Lalu dosen pun menyuruh mereka untuk membaca materi yang ia berikan.

" Sudah selesai!!, tutup bukunya. Kita ulangan 5 soal," kata sang dosen

" Hah....ulangan pak!!" kata semua siswa kaget. Tapi tidak bagi Vira yang sudah tahu kemungkinan itu terjadi. Ara juga Aca langsung menatap Vira. Saat mengingat perkataan Vira tadi. Karna itu benar benar jadi kenyataan.

" Gila tuh anak, apa dia seorang peramal??" kata Ara.

" Entah lah, ya tuhan. Tapi kok bisa tepat. Lagian tuh dosen ngapain juga ngasih soal ulangan buat kita.," bisik Aca

" Ini buat kalian latihan. Agar sewaktu waktu ulangan dadakan kalian tidak kaget," kata dosen itu menjelaskan. Lalu menulis soal di papan tulis.

" Ingat tidak ada yang boleh menyontek !! Bila ketahuan, akan bapak kurangan nilainya," kata dosen itu lagi.

Membuat Ara dan Aca saling pandang. Tapi tidak dengan Vira yang fokus menulis soal dan jawaban di kertas lembarannya Sambil memikirkan sesuatu.

" Ya ampun apa itu betulan terawangan ku. Apa itu bisa di jadikan pekerjaan buat ku mencari uang. Ah....lihat nanti saja.," kata Vira yang sering mendapatkan penglihatan tiba tiba seperti kakek dan pamannya.

" Peramal ...atau membaca kartu tarot. Apa orang kota percaya??" batin Vira yang manarik nafas dalam. Sambil mengisi jawaban soal dan jawaban di kertas. Dan saat itu,Vira seperti langsung bisa melihat jelas apa jawaban dari soal soal itu.

" Astaga....apa ini nyata," kata Vira sambil mengelengkan kepalanya. Karena tiap kali ia dekat dengan kartu tarot. Itu seperti ada sebuah panggilan khusus untuk nya. Agar bisa meramal dan melihat masa depan seseorang.

" Aish pergilah !! Aku sedang belajar bukan mau meramal," batin Vira mengusir separo pikiran negatifnya. Yang seperti bersebrangan di antara otak kiri dan kanan.

"Ada apa?"kata Dani teman Vira yang duduk di sebelah nya.

" Ah bukan apa apa Dan," kata Vira.

" Soalnya ngak sulit kok," kata Dani tersenyum. Karena pria berkaca mata yang terlihat cupu itu, cukup pintar bagi Vira. Walau Dani terkesan sangat sederhana.

" Hem...ya ," kata Vira yang lalu kembali fokus pada jawabannya.

" Yang sudah selesai langsung antar kedepan Dan bapak tunggu 15 menit. Pelajaran kita hari ini bapak tutup, dan sampai ketemu lagi minggu depan," kata dosen yang duduk di mejanya.

" Ya pak . ..." kompak suara para siswa bergema di ruangan.

Membuat Vira menarik nafas dalam. Dan ia baru selesai saja mengisi semua jawaban. Begitu juga Dani yang duduk disebelah nya. Namun tiba tiba Vira, melihat bayangan hitam berdiri di belakang Dani.

"Han....... " kata Vira tergagap. Sambil menatap Dani. Saat Vira melihat sesosok hantu wanita. Dan itu nyata, hantu itu berdiri tepat di belakang Dani yang tersenyum kepadanya.

" Apa .....??" kata Dani heran.

" Ada apa Vira??" kata dosen melihat keduanya bicara.

" Itu pak....anu sudah selesai boleh dikumpul kan ya pak," tanya Vira. Membuat seisi kelas semua menatapnya.

" Ya antar kesini dan bila sudah selesai boleh langsung pulang!!" kata pak dosen.

Bab 2 Dapat Ide

Vira pun langsung maju membawa lembar jawabannya kemeja dosen. Untuk menyerahkan langsung. Setelah itu ia langsung pulang ke kostnya.

Vira pun naik bis yang biasa lewat kostnya. Yang tak jauh dari pasar. Karna disanalah Vira dapat kost murah. Bagi Vira yang penting ia bisa tidur dan kuliah. Masalah makan Vira bisa mengirit dari uang beasiswanya.

Vira turun dekat pasar. Lalu ia berjalan kaki di pinggiran pasar. Namun saat Vira ingin membeli nasi uduk diwarung. Seorang wanita parlente terlihat mendekati bapak bapak penjual obat kuat. Yang duduk berjualan persis di sebelah warung nasi itu.

" Pak obat kuatnya beli satu, tapi boleh tanya ngak, apa bapak juga bisa meramal nasib,?" kata wanita itu.

" Obat kuatnya ada bu, tapi kalo meramal saya tidak bisa bu. Coba nanti saya tanyakan teman saya ya bu ,"kata bapak tua itu. Yang menjadi perhatian Vira.

" Ya pak," jawab wanita itu.

Wanita itu pun membayar jamu kuatnya. Lalu pergi menjauh dari si tukang jamu. Vira yang melihat wanita itu. Tiba tiba dapat ide untuk meramal wanita itu. Ia juga ingin tahu kemampuannya sendiri.

" 10 ribu neng," kata penjual nasi itu. Memberikan bungkusan nasi di kresek kantong kecil.

" Nih bu, terimakasih," kata Vira memberikan uangnya. Lalu cepat cepat berjalan untuk menyusul wanita paruh baya itu.

" Nyonya tunggu," kata Vira setengah berteriak.

Membuat wanita itu berhenti dan berbalik badan. Lalu menatap Vira dari atas sampai bawah.

" Kamu siapa?" kata wanita itu.

" Maaf nyonya , apa nyonya ingin meramal nasib. Saya bisa meramal nyonya" bisik Vira pelan setengah berbisik.

" Oh ya apa kamu serius, ayo kita kemobil. Saya ingin melihat nasib madu saya," kata wanita itu pada Vira.

" Hah..!!.oh iya mari nyonya ," kata Vira Mengikuti wanita itu. Lalu mereka menuju mobil wanita itu. Yang terparkir di depan sebuah penginapan.

" Ayo masuk !! Man kamu keluar dulu. Ibu mau bicara sama nih anak. Sana pergi beli rokok gih ," kata wanita itu pada sopirnya.

" Baik nyonya," kata sopir wanita itu, keluar dari mobil. Dan wanita itu masuk. Sembari menyuruh Vira. Untuk ikut duduk di dalam mobil.

" Sini ayo cepat!! Apa yang bisa kamu ramal," kata wanita itu.

" Baik nyonya , berikan tangan nyonya biar saya bisa menerawang, nyonya " kata Vira

Wanita itu pun mengulurkan tangannya pada Vira. Yang membuat Vira menyentuh tangan nyonya itu. Sambil melihat garis garis tangan wanita paruh baya itu dengan teliti. Karna ia sempat belajar membaca garis tangan.

" Wah suami nyonya orang tajir ya, pantas kalo punya istri muda," kata Vira.

" Ya nak, saya ingin tahu sedang apa mereka di sana. Karna sudah seminggu ini suami saya belum mau pulang," kata wanita itu.

" Hem.....sepertinya madu nyonya sedang rewel, dia sedang sakit. Tapi saya tidak tahu penyakitnya. Apa suami nyonya pengusaha ?" tanya Vira

" Ya dia punya banyak usaha. Termasuk usaha batu bara di kalimatan," kata wanita itu dengan wajah merenggut.

" Lalu masalah nyonya dimana ?" kata Vira

" Saya ingin tahu apa suami saya. Masih sayang sama saya dan anak anak. Atau dia lebih sayang pada istri mudanya itu," kata wanita itu menatap Vira tajam.

" Nyonya tenang saja. Suami nyonya masih sayang sama nyonya. Apalagi 70 persen harta suami nyonya akan di wariskan pada nyonya dan anak anak. Suami nyonya juga sakit sakitan kan. Jadi tak akan lama lagi nyonya akan mendapat warisan. Karna suami nyonya akan meninggal ," kata Vira.

" Hah... astaga bagaimana bisa. Apa dia meninggal karna di bunuh?" kata nyonya itu kaget, menutup mulutnya tidak percaya Kalo suaminya akan meninggal.

" Tidak , bapak meninggal karna penyakit Asma dan jantungnya. Jadi ibu bisa tenang dan duduk manis menikmati hidup,"kata Vira Entah dari mana Vira bisa melihat terawangan itu.

" Huh....syukurlah, lalu istri mudanya bagaimana?" kata nyonya itu lagi

" Dia sudah dapat jatah sendiri. Dan yang lain jatah ibu dan anak anak. Lagi pula ia hanya istri sirih kan bu," kata Vira.

" Ya suami saya bilang ia menikahinya karna kasihan. Ya sudah informasi cukup. Oh ya berapa no ponsel ade. Biar nanti saya hubungi kalo butuh," kata wanita itu

" Oh iya berikan ponsel nyonya. Biar saya ketikkan ," kata Vira tersenyum.

Wanita itu memberikan ponselnya. Sambil tangannya mengambil sebuah amplop coklat dari dalam tas.

" Sudah nyonya ," kata Vira.

" Ok ini untuk mu, terimakasih ya de ...."

" Panggil saja saya Ava nyonya," kata Vira yang memakai nama depannya. Agar tak canggung saat ia meramal nyonya itu

" Ava....ya ini untuk mu. Terimakasih ya," kata wanita itu menyodorkan amplop tebal pada Vira.

" Ya sama sama nyonya. Sampai bertemu lagi," kata Vira senang. Mengira ngira isi amplop itu. Lalu Vira bergegas turun dari mobil Alphard putih itu.

" Huh... lumayan" kata Vira memasukan amplopnya kedalam tas. Dan Vira pun bergegas berjalan cepat menuju kostnya.

Sesampai nya di depan kost Vira membuka pintu kost bedakannya. Lalu bergegas menutup pintunya. Setelah itu Vira cepat cepat masuk ke kamar. Dan langsung membuka tasnya. Untuk melihat uang yang ia dapat dari nyonya itu.

" Yey.....keren ... oh my good ini hebat," teriak Vira senang. Tak menyangka ia dapat uang 2 juta. Dalam sekali meramal orang kaya. Lalu Vira pun memeluk uang itu.

" Akhirnya aku bisa dapat duit dengan cara meramal. Ok ini bisa jadi pekerjaanku Untuk mengumpulkan pundi pundi uang Agar aku bisa tinggal di tempat yang layak dekat kampus," kata Vira bicara sendiri.

" Aku beruntung hari ini. Mah,pah Vira bisa dapat uang banyak," oceh Vira sambil menatap foto kedua orang tuanya. Lalu merebahkan tubuhnya di tempat tidur. Ia akhirnya punya cara untuk mencari uang Dan itu bisa ia kumpulkan. Untuk bertahan hidup di kota metropolitan.

" Ok Vir....ayo semangat kita punya jalan untuk mencari uang," kata Vira. Tersenyum senyum sendiri. Dan ia berpikir bisa menjadikan rumah kostnya ini sebagai tempat meramalnya sementara.

*************

Paginya Vira pun berangkat kuliah seperti biasanya. Vira pun menunggu bis yang berseliweran di jalan. Dan saat ia naik bis besar jurusan pulo gadung. Vira langsung kaget. Saat matanya tertuju pada sosok kasad mata. Karna ada seorang wanita dengan rambut panjang di kursi pojok.

" Astaga," kata Vira pura pura melihat ke arah lain. Karena hantu itu terlihat sangat menyeramkan bagi Vira.

" Ada apa ?" kata sebuah suara mengangetkan Vira.

" Ya Tuhan," kata Vira kaget.

" Jangan melamun geser dikit sana!!" kata pria itu menyuruh Vira bergeser duduk.

" Ya mas," kata Vira menggeser duduknya Dan menatap lurus kedepan. Karna paling tidak ia akan berada sekitar 20 - 30 menit di dalam bis. Sebelum bis melewati kampusnya.

" Kau bisa melihat hantu??" tanya pria di sebelahnya. Saat duduk di sebelah Vira.

Deg.......

Vira pun terdiam tak menjawab. Sembari melirik sekilas pria disampingnya itu.

Bab 3. Merasa Aneh

Sedangkan pria itu hanya tersenyum tipis. Tak lama Vira pun bergegas turun. Saat bis berhenti tak jauh dari halte kampusnya.

" Aneh ....kenapa dia bisa tahu. Kalo aku bisa melihat hantu," kata Vira. Saat sudah turun dari bis

" Tapi....astaga .. apa aku benaran bisa melihat hantu. Hi.... kok bisa," kata Vira bingung. Sambil melangkah masuk ke area kampus. Bertanya tanya ada apa dengan dirinya. Membuat dirinya merasa aneh sendiri Saat ia juga bisa meramal orang.

*************

Setelah kejadian beberapa hari lalu. Vira mulai meramal orang. Vira juga mulai di tanyakan. Teman teman wanita yang pernah di ramalnya tempo hari. Sehingga Vira menjadi seperti seorang peramal benaran .

Padahal saat itu ia hanya iseng. Namun penglihatannya. Seperti menuntun nya kearah itu. Membuat Vira terpaksa, belajar mengasah kemampuannya.

" Vira, gila loe ya. Gara gara ramalan mu itu si Aca mutusin pacarnya," kata Ara.

" Hah....lalu...?" kata Vira

" Ya begitulah, dia jadi galau beberapa hari ini. Karna cowoknya itu, benaran ketahuan selingkuh Vir. Parahnya lagi si Aca memergoki mereka di hotel ," cerita Ara.

" Astaga...loe benaran. Padahal aku cuma iseng pada kalian berdua saja ra," kata Vira tak percaya dengan cerita Ara.

" Apa loe sadar, mungkin loe itu, punya kemampuan meramal Vir. Atau loe punya kelebihan. Apa loe pernah belajar membaca kartu tarot," kata Ara serius

" Entahlah ra, aku belum tahu pasti. Tapi beberapa hari ini .Banyak orang yang minta diramal. Aku sih senang senang saja . Dan lagi pula aku juga baru belajar, membaca kartu tarot," kata Vira jujur.

" Wah itu bisa buat nyari duit tuh Vir, kita bisa bikin iklan untuk loe Biar jadi seorang peramal," kata Ara terkekeh.

" Emang loe mau?" kata Vira.

" Ya tak masalah. Asal ngak ketahuan. Kita bisa bekerja di pasar malam. Karna di sana biasanya banyak orang yang akan minta di ramal," kata Ara

" Ide bagus, boleh ayo kerja cari duit," kata Vira yang tertarik pada tawaran Ara.

" Ok, siapa takut, bahkan kita bisa berpakaian ala gipsi dan beli bola kristal," kata Ara memainkan alisnya.

" Apa harus??" kata Vira merasa aneh.

" Iya lah biar makin menyakinkan. Bahwa kita ini bisa meramal. Supaya banyak pengunjung yang akan datang," kata Ara Yang punya kenalan seorang teman. Yang bekerja di pasar malam.

" Ok, mulai kapan ?" tanya Vira.

" Malam minggu besok, dan kita bisa berdandan. Agar tak di kenali anak anak kampus," kata Ara berbisik. Saat beberapa temannya masuk kelas.

" Baiklah," kata Vira yang senang bisa mendapat uang. Apalagi itu tidak sulit bagi Vira. Yang merasa aneh, jika dirinya bisa merasa meramal nasib orang.

**************

Besok paginya Vira berangkat kekampus. Seperti biasanya. Dan naik bis yang biasa melewati jalan menuju kampus. Lagi lagi Vira kembali melihat hantu itu. Saat Vira duduk di kursi. Vira pun pura pura tak melihat hantu itu. Namun tanpa Vira sadari. Tiba tiba saja hantu itu sudah duduk di sebelahnya.

" Kau...!!"

Vira pun kaget. Mendadak tangannya menjadi dingin dan gemetaran. Saat hantu itu menatap dirinya.

" Apa kau bisa melihat ku?" kata hantu itu

Vira hanya diam. Karna merasa ketakutan. Apalagi hantu itu, terlihat sangat menyeramkan. Membuat lidah Vira menjadi kelu saat itu juga.

" Tidak perlu takut. Kau pasti melihat ku dengan jelas. Aku hanya menumpang bis ini untuk pulang," jelas hantu itu lagi.

" Hem...dehem Vira. Karna tak mungkin ia bicara pada hantu itu. Bisa bisa semua orang di dalam bis akan menganggapnya dirinya gila. Bila ia bicara sendiri.

" Hi.....hi....hi.....kau tak perlu bicara.. Aku hanya ingin menyapa mu saja," kata hantu itu tertawa.

" Pergilah !! Jangan ganggu aku" kata Vira pelan.Akhirnya bisa melihat hantu itu dengan jelas.

" Hei jangan ngambek, aku tidak menganggu mu. Baiklah akan duduk tenang di sana saja, " kata hantu itu tersenyum , Sambil meringis. Dengan wajah pucat pasi.

" Hem..." dehem Vira yang tak sengaja tersentuh tangan hantu itu. Dan bayangan masa lalu hantu itu pun terlihat jelas. Saat hantu ini mati mengenaskan terbakar api.

" Apa kau membakar dirimu?" kata Vira.

" Tidak aku korban tragedi 98 Saat terjadi penjarahan besar besaran. Aku dan saudara ku sedang belanja di mall saat itu. Namun entah mengapa siang itu. Tiba tiba saja terjadi kebakaran. Mengakibatkan kami mati terbakar bersama para penjarah. Karna ada orang yang menutup pintu mall. Mereka sepertinya sengaja mengurung kami. Dan membuat kami semua mati didalam mall itu," kata hantu itu curhat .

Membuat Vira membuang nafas kasarnya Karna merasa miris mendengar cerita hantu itu. Vira pun menoleh pada hantu itu, sambil tersenyum. Saat akan turun dari bis.

" Dadah....hati hati," teriak hantu itu tersenyum. Dan Vira pun balas tersenyum pada hantu itu. Agar hantu itu senang Sambil memberi kode dengan tangannya.

" Vira....!!!" sapa Aca saat turun dari mobil. Ketika Vira ingin berjalan masuk halaman kampus.

" Aca....kok baru kelihatan, kenapa ngak kuliah kemaren?" tanya Vira basa basi Melihat wajah Aca sembab. Seperti habis menangis. Padahal ia sudah tahu .Apa yang terjadi pada temannya itu.

" Oh itu, aku lagi ngak enak badan," jawab Aca lalu melangkah bersama Vira di lorong kampus. Menuju kelas mereka.

**************

Sesuai perjanjian Vira dan Ara. Malam minggu keduanya pun sudah berada di pasar malam. Dan saat itu, orang orang pun mulai ramai berdatangan. Untuk minta di ramal Vira.

" Mba ayo gimana nih dengan nasib saya ," kata seorang gadis pada Vira. Saat sudah duduk didepan Vira. Membuat Ara melirik Vira yang mempersiapkan kartu tarotnya.

"' Mba nya akan dapat rezeki nomplok bulan depan. Tapi untuk dua minggu kedepan mba banyak banyak berdoa biar apa yang mba inginkan menjadi kenyataan.

Dan jangan keluar dari rumah saat malam satu suro. Karena mba ini si tulang wangi. Kata orang jawa. Mudah di dekati hantu dan dedemit. ," kata Vira

" Astaga...kenapa bisa begitu?" kata wanita itu kaget tak percaya.

" Ya karna aura mba nya menarik para mahluk halus. Dan mba juga harus prihatin berpuasa di bulan muharam ini. Agar tidak mendapat sial dan mengalami kecelakaan. Sebab mba punya banyak musuh," kata Vira lagi.

" Baik mba, saya akan berpuasa di tanggal 9, 10 saja ya.," kata gadis itu.

" Terserah mba, yang penting mba mau prihatin dulu," kata Vira.

" Lalu bagaimana dengan jodoh saja mba, apa saja akan menikah tahun ini?" tanya gadis itu

" Tidak..." jawab Vira

" Hah !! ....trus gimana, saya pasti akan malu pada semua orang. Kalo saya batal menikah. Padahal kekasih saya sudah melamar saya bulan kemaren," kata gadis kecewa Dengan wajah di tekuk. Mendengar perkataan Vira.

" Itu lebih baik, karna kekasih mba itu seorang gigolo. Apa mba mau di nikahi pria seperti itu. pake sama tante tante ," kata Vira.

" Apa .....!! " kata gadis itu kaget. Dengan wajah memerah. Sedangkan Ara melongo mendengar ramalan Vira pada pelanggan baru mereka itu.

" Jangan bercanda mba, mba pasti bohong kan?" kata gadis itu tak percaya Lalu bangkit dari tempat duduknya.

" Ya kalo ngak percaya, ya ngak apa apa kok mba. Kan mba nya sendiri yang minta ramal,"' kata Vira santai.

Membuat gadis itu terdiam. Lalu cepat cepat berdiri. Dan membayar tarif ramalan Vira dan Ara. Setelah itu ,gadis itu pun pergi keluar dari tenda peramal.

" Astaga Vir...apa itu benaran," kata Vira

" Entah lah, aku juga tidak yakin. Tapi seperti itu lah gambaran di kartu tarotnya.," kata Vira yang juga sempat kaget Dengan terawangan nya.

" Apa kau peramal Ava?" kata seorang pria masuk setelah gadis itu keluar.

" Ya pak, apa bapak mau diramal juga,?" tanya Ara menelisik pria yang terlihat modis itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!