NovelToon NovelToon

Takdir Cinta Allah

Prolog

"Mah,aku tuh udah capek ya mah"

Keluh Nazela sambil menatap kesal mamah nya

"Mamah gak akan kaya gini kalo kamu bisa ikutin jejak kakak kamu"

Ucap sang mamah dengan tajam menatap Nazela

"Ssshhhhh..."desis Nazela sambil mengernyitkan dahi dan memijat sedikit kepalanya

"Aku tahu mah,aku dan kakak terlahir dari rahim ibu yang sama. Tapi bukan berarti masa depan aku juga harus sama kaya kakak. Aku punya tujuan mah,aku punya impian. Jadi stop!paksa aku untuk jadi kaya kakak"

Tegas Nazela lalu pergi meninggalakan mamah nya yang hendak bicara

"Mamah belum selesai bicara Nazela!!!!"

Bentak sang mamah melihat putrinya pergi.

Kian Nazela Anastasia wanita cantik berusia 22 tahun,dia sedang menyelesaikan study nya di salah satu universitas Malang. Namun sang mamah tidak suka dengan jurusan yang ia ambil akhirnya ia mencari uang sendiri dengan menjadi guru les private untuk biaya kuliahnya sendiri .

Nazela mengambil jurusan seni,namun sang mamah ingin Nazela mengambil jurusan kedokteran agar bisa mengikuti jejak sang kakak yang sudah menjadi dokter 3 tahun lalu. Nazela cukup pintar untuk masuk jurusan kedokteran namun seni adalah tujuannya,walau ia harus sering berdebat dengan mamah nya setiap hari.

"Zel!!!!"

Suara sang kakak terdengar memanggil Nazela dari balik pintu kamar Nazela

"Zel!!!!"panggilnya lagi sambil mengetuk pintu karna tak terdengar sahutan

"Kenapa ka?"

Jawab Nazela sedikit membentak

"Kakak mau ngomong,kakak boleh masuk?"

Tanya sang kakak dengan tegas

"Gak!!!"

Jawab Nazela spontan

"Zelll"

Panggil sang kakak dengan lembut

"Dah y kak,kalau kakak mau ngomong nanti aja! Aku capek"

Cetus Nazela membuat kakaknya menghela napas dan pergi meninggalkan punggung pintu kamar Nazela.

Syahnia putri Camila kakak Nazela yang begitu amat menyayangi Nazela,ia akrab di panggil Camila. Walau sang mamah selalu membandingkan dirinya dengan sang adik namun ia tidak merasa sombong atau besar kepala. Ia memahami apa yang adiknya inginkan dan mamah nya lakukan namun watak sang mamah yang keras kepala membuat Camila tak bisa berbuat apa apa. Camila adalah sosok yang dewasa dan bijaksana,terkadang ia harus menjadi penengah tatkala ibu dan adiknya berdebat hebat. Camila juga harus menjadi tulang punggung keluarga untuk menambah penghasilan sang mamah yang memiliki catering kecil kecilan karna sang ayah meninggal 3 tahun lalu karena sakit ginjal tepat setelah Camila mengucap sumpah dokter.

*

****

"Mad yaitu memanjangkan atau menambah kalimat. Mad dibagi menjadi dua ada thabi'i dan mad far'i. Dan yang sekarang kita akan pelajari yaitu mad Thabi'i"

Jelas seorang guru di hadapan muridnya

"Sebelum saya masuk kedalam bab ini,saya mau bertanya apakah ada yang sudah tahu apa itu mad thabi'i?"

Tanyanya sambil menatap serius seluruh muridnya,menunggu salah satu dari mereka mengacungkan tangan

"Ana ustadz"

Jawab salah satu murid perempuan dibelakang barisan sambil mengangkat tangannya dengan sopan

"Na'am anti,isyrohii!!"

Ujarnya dengan bahasa arab

"Mad thabi'i yaitu apabila ada harakat dhammah bertemu dengan huruf wawu sukun,harakat fathah bertemu dengan huruf alif sukun dan harakat kasrah bertemu dengan huruf ya sukun"

Tutur sang murid dengan lantang nya

"Ya betul sekali"

Puji sang guru sambil tersenyum bangga

"Dertttttt!!"

Tiba tiba bunyi hp memanggil sang pemilik nya. Dengan cepat ia langsung mengangkat telepon dengan berjalan sedikit menuju pintu keluar kelas

"Halo pak assalamualaikum"

Sapa nya pada ora dibalik telepon

"Ohhh iya baik pak,nanti setelah isya saya kesana saya masih ada tugas di pesantren"

Sahutnya setelah mendengar tujuan sang penelepon

"Ya waalaikumussalam"

Ujarnya menutup telepon. Ia kembali berjalan menuju meja ngajarnya.

"Ok kita lanjut"

Tentang Kamu dan Aku

Afkar Dilnawaz Zimraan putra tunggal pimpinan pesantren Al Imran di Malang. Pesantren Al Imran memiliki gaya islami modern sehingga seluruh santrinya wajib menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Arab dan Inggris,namun tetap kental dengan nilai nilai islam di dalamnya. Afkar sendiri bekerja sebagai sekretaris sekaligus pengajar di pesantrennya,ia lulus dari pesantren modern Gontor di Banyuwangi 7 tahun yang lalu,dia juga sudah menyelesaikan study nya di salah satu universitas terbaik di Malang. Afkar mengambil jurusan fotografi sehingga kini dia juga punya studio foto,Afkar juga mengelola rumah makan gaya eropa. Walaupun Afkar anak tunggal pimpinan pesantren namun orang tuanya selalu memberikan kebebasan untuk Afkar,hingga Afkar bisa memiliki itu semua.

"Mi,Afkar pergi dulu y"

Ujar Afkar sambil mencium punggung tangan uminya

"Mau kemana tok lek? "

Tanya sang umi

"Mau ke resto,mau lihat apa aja yang udah abis"

"Kan di sana dah ada pegawai mu tok,yo wis suruh mereka aja nanti tinggal mereka laporin ke kamu. Kamu ndak capek tok?"

Ujar sang umi sambil membelai lembut kepala Afkar

"Ndak umi,lagian kan Afkar dah seminggu ndak kesana sekalian mau ke studio. Katanya kemaren rame,banyak orang yang mempercayakan studio Afkar,yo wis umi Afkar dah telat. Assalamualaikum"

Ucap Afkar sambil berlari kecil meninggalkan uminya di ruang tamu

"Waalaikumussalam,umi tuh belom selesai tok lek"

Tukas uminya menggerutu

*****

"Nazela,mamah mau bicara sama kamu!"

Tukas sang mamah mengagetkan Nazela yang baru keluar dari kamar mandi

"Mamah bisa gak sih gak ngagetin aku. Mamah mau ngomong apa lagi?"

Tanya Nazela dengan tatapan tajam

"Mamah mau kamu berhenti ngajar les,kamu pindah jurusan! mamah yang bayar sampe akhir"

Ucapan sang mamah membuta Nazela menatap kecewa

"Mah,nasi udah jadi bubur. Bentar lagi aku juga udah lulus,udah tiga tahun mamah masih desak aku untuk jadi dokter. Lagi pula mah kita ini udah hidup miskin,gak ada lagi harta dari papah yang kita bawa. Mamah pake aja uang mamah untuk penuhin kebutuhan mamah,"

Jelas Nazela kesal sambil melempar handuknya ke sembarang tempat.

"Kamu mau sampe kapan membantah mamah?"

Tanya sang mamah dengan emosi

"Dah ya mah,aku stres ngadepin omongan mamah tiap hari. Mamah keluar dari sini!"

Pinta Nazela yang duduk dimeja rias tanpa menatap sang mamah

"Udah lah mah,mamah tuh gak capek ngomongin ini terus ? Aku juga muak dengernya "

Ujar Camelia yang tiba tiba masuk ke kamar sang adik setelah mendengar sedikit perdebatan

"Lo urus tuh nyokap lo!"

Ketus Nazela sambil berlalu meninggalkan sang mamah dan kakaknya.

"Kamu mau kemana?"

Tanya Camelia namun tak mendapat jawab nya,Nazela begitu cepat menghilang dari ambang pintu kamarnya.

"Mah,mamah tuh sadar gak sih udah bikin mental Nazela sakit?"

Tanya Camelia dengan sendu menatap mamahnya

"Karna dia gak mau dengerin omongan mamah "

"Nazela bukan gak mau dengerin omongan mamah,Nazela cuman mau menuruti kata hatinya mencapai tujuannya. Mamah sebagai orang tua harusnya mendukung itu. Aku jadi dokter karna emang itu keinginan aku"

Jelas Camelia menasehati

"Aku mau mamah stop memperdebatkan itu sama Nazela,mamah gak liat Nazela sekarang. Dia semakin kurus,Nazela gak seceria yang dulu. Mungkin kalo papah masih ada tawa Nazela masih bisa kita denger mah"

Ujar Camila kemudian ikut meninggalkan mamahnya yang diam mematung dengan nafas dalamnya.

Nazela dan keluarganya pindah kemalang setelah kepergian papahnya. Papah nya adalah CEO perusahaan elektronik di Jakarta namun,setelah papahnya meninggal seluruh asetnya di ambil paksa oleh sang paman yang gila harta. Karna memang sejak awal pernikahan kedua orang tuanya tak dapat restu dari keluarga karna masalah ekonomi. Keluarga papah Nazela adalah pengusaha dan dokter jadi itu pun salah satu alasan sang mamah ingin Nazela jadi dokter agar tak ada lagi orang yang menginjak injak keluarganya,sedangkan keluarga mamahnya hanyalah petani di Malang. Walau di Malang keluarganya terbilang cukup mampu namun di mata keluarga papah Nazela mereka berbeda kasta.

Bertemu Kamu

"Pagi pak!"

Sapa Nazela pada dosennya dengan ceria

"Zel!!"

Panggil sang dosen menghentikan Nazela

"Iya pak"

"Kamu bisa tolong saya?"

"Tolong apa pak?"

"Kamu bisa ambil kanvas di mobil saya terus taruh di raung praktek!"

Jelas sang dosen

"Siap pak. Ok"

Nazela membulatkan jarinya dan langsung bergegas melaksanakan tugas sang dosen.

Di kampus Nazela memang terlihat begitu periang hingga ia banyak di senangi oleh dosen dan taman nya,bahkan dia juga akrab dengan ibu kantin dan satpam kampus. Nazela begitu mencintai seni lukis,hingga ia lupa akan semua masalah yang terjadi di rumahnya.

"Sab!!"

Ucap Nazela sambil menyangkut kan tangannya pada bahu Sabrina

"Hemmm"

Sahut Sabrina singkat

"Abis ini lo mau kemana?"

" Aku mau pulang sih rencananya,emang kamu pen kemana tok?"

"Gue mau lihat galeri foto"

"Ndak galeri lukisan?"

"Gk deh,gue lagi mau lihat hasil jepretan seorang fotografer. Apakah lebih bagus dari ukiran para pelukis"

Jawab Nazela dengan candaannya,membuat Sabrina ikut tersenyum tipis

"Yo wis nanti aku anter"

"Widihhhh...baiknya sahabat ku"

Celetuk Nazela sambil mencubit pipi Sabrina

"Sakit tok Zel!!!"

Protes Sabrina sambil mengusap pipinya.

"Sorryyyy"

Nazela berjalan mendahului Sabrina sambil melambaikan tangannya

"Ndak aku anter loh ya"

Tukas Sabrina kesal,lalu berjalan menyusul Nazela.

Sabrina adalah sahabat Nazela,Sabrina wanita berhijab dan sopan tutur katanya,namun juga asyik diajak bercanda dan sedikit gaul. Nazela yang sering kali memakai rok pendek atau celana robek selalu mendapat teguran lucu dari Sabrina,namun dari situlah kedekatan mereka melekat. Sabrina tahu tentang keretakan hubungan Nazela dan mamah nya,namun dia tak bisa berbuat apa apa. Yaa....jadi Sabrina hanya jadi pendengar yang baik bagi Nazela. Sabrina tinggal sendiri di Malang,karena orang tuanya di Magelang dia ngekos bareng teman kampus lainnya. Sebetulnya Sabrina ada saudara di Malang ,namun di memilih tinggal sendiri.

Keluarga Sabrina terbilang cukup mampu, orang tuanya bekerja sebagai pengajar dan pengurus pesantren Di Magelang. Orang tuanya juga punya usaha pakaian muslim, setiap bulan Sabrina selalu mendapat kiriman uang bulanan yang cukup besar namun terkadang iya menolak, karna Sabrina sendiri sudah bisa menghasilkan uang dengan menjadi guru bahasa secara daring. Sabrina mampu menguasai tiga bahasa yaitu, bahasa Arab, Inggris dan Jepang. Walau terkadang Sabrina bertingkah konyol dan melelahkan namun dia punya sifat yang baik nan perhatian, Sabrina juga punya otak yang cerdas. Kini dia juga sedang berusaha belajar bahasa Korea dan Spanyol. Sabrina memiliki dua orang kakak dan semuanya laki laki, kakak yang pertama sudah menikah dan tinggal di Kairo sedangkan kakak yang kedua ikut membatu usaha orang tuanya.

*****

Sekatan demi sekatan ruangan terlihat begitu indah,memamerkan Karya para pecinta lensa. Hampir tiap dinding tertempel bingkai foto yang memanjakan mata,seluruh orang yang menyusuri jalan memandangi nya kagum. Nazela begitu menikmati pemandangan indah di hadapannya,seketika ia berhenti di depan bingkai foto yang memajang karya sebuah jalanan gelap yang terlihat basah karna guyuran langit.

"Kenapa tok Zel?"

Tanya Sabrina yang melihat Nazela tak berhenti memandangi foto di depannya.

"Gue juga gak tau,tiba tiba gue mau berhenti di sini"

Jawab Nazela tanpa mengalihkan pandangannya

"Karep mu aye. Sek tok aku nek beli minum dulu,kamu tunggu yo!kalo nek pulang telpon!"

Ujar Sabrina sambil memegang bahu Nazela

"Hemm"

Jawab Nazela singkat tetap pada tujuannya.

Nazela begitu fokus memandangi foto dihadapannya,ia tak berkedip bagai menatap takjub bak pesona pria tampan.

"Serius banget mba?"

Ujar seseorang di belakang Nazela

"Iya,bikin tenang ya"

Jawab Nazela yang tak menyadari siapa lawan bicara nya itu

"Mba mau beli?"

"Iya, tapi gi......"

Nazela hendak memutar badannya namun ia terkejut melihat wajah lawan bicaranya hingga Membuatnya tak seimbang

"A.a.a.a it's ok"

Ujar Nazela ketika sebuah tangan hendak menangkap nya,namun ia mampu menyeimbangkan tubuhnya kembali.

"Sorry,tadi lo bilang apa?"

"Mba mau beli?"

Dengan senyum manisnya laki laki mengulang pertanyaannya lagi

"Bisa?"

"Bisa,tapi apa yang buat mba mau beli foto ini?"

"Gue juga bingung,damai aja gitu lihatnya,serasa beban gue ilang. Kalo gue beli berapa ya?"

Tanya Nazela sambil kembali menatap foto pemikat hatinya

"Biasanya sih 5 juta,tapi karna...."

"Karna apa mas?"

Tanya Nazela penasaran karna laki laki itu tak melanjutkan tuturnya

"Karna saya lupa. Mungkin ini 2 juta,nanti saya panggil kan pegawainya biar mba bisa urus pembayarannya "

Jawab laki laki itu dan hendak memanggil pegawai galeri

"Oh gak usah mas"

Ujar Nazela cepat menghentikan niat laki laki itu

"Saya cuman nanya aja,nanti kapan kapan saya kesini lagi . permisi mas"

Nazela berlalu dari padangan laki laki yang masih memandanginya dalam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!