“My Demon,” bisik Rosela di telinga Hans. Pria tampan berkekuatan supranatural itu menatap manis wajah cantik istrinya yang tampak bahagia.
“Kenapa kau panggil aku demon. Aku bukan demon,” protes Hans.
“Bagiku kau adalah Demon. Kau mau terima atau tidak. Dimataku kau tetap Demon. Demon oh my Demon.” Rosela tersenyum. “Aku sungguh tidak pernah menyangka, bakal bersuamikan seorang Demon.”
“Jodoh nggak ada yang tahu. kita menikah bahkan bukan karena cinta walau pada akhirnya aku jatuh cinta padamu.”
“Aku bahkan takut padamu. Aku kira kau itu genderuwo berwujud tampan. Tapi ternyata kau adalah demon.”
“Demon itu malaikat pencabut nyawa. Aku bukan malaikat.”
“Tapi wajahmu tampan. Kau bisa jadi malaikat sekaligus iblis diwaktu yang bersamaan. Makanya kupanggil kau demon my demon.”
“Terserah kau sajalah. Kita sudah terlambat. Ayo datang ke ruang rapat. Pasti kakak tirimu akan shock melihatmu ada di sini,” ajak Hans sambil menggandeng tangan Rosela.
Hans si my Demon. Bukan sembarang orang. Dia adalah manusia yang mewarisi kekuatan supranatural kakeknya. Kakeknya adalah manusia pilihat yang dinobatkan menjadi raja demit berkat kekuatannya yang tak terkalahkan sampai iblis terkuatpun tak berani melawan Refald dan anak cucunya termasuk Hans. Pria yang kini menjadi gadis Cinderella Rosela.
Rosela sendiri merupakan putri dari saudagar kaya yang kini hidup sebatang kara karena kedua orangtuanya dihabisi oleh ibu tirinya. Namun, kasus pembunuhan itu tak terbukti sehingag semua harta kekayaan Rosela jatuh ke tangan si ibu tiri. Berkali-kali nyawa Rosela hampir melayang tapi selalu terselamatkan berkat kehadiran sosok Hans yang selalu melindunginya.
Kini Rosela harus tetap hidup dan mengumpulkan bukti-bukti kejahatan sang ibu tiri. Lalu memberikan hukuman setimpal bagi siapa saja yang sudah membunuh kedua orangtua Rosela.
Di sisi lain, Rosela sangat bersyukur karena Tuhan telah mengirimkan seorang malaikan pelindungnya. Dulu dia lemah dan tak berani melawan kejahatan sang ibu tiri ataupun kakak tirinya. Tapi sejak kehadiran Hans, Rosela mulai memberanikan diri untuk melawan.
Seperti yang terjadi sekarang. Hans dan Rosela dianggap gembel oleh kakak tirinya. Emma, si kakak tiri Rosela sedang mengadakan rapat kontrak Kerjasama sekaligus rapat saham yang dimiliki suami Emma. Wanita licik itu Sudha pamer pada Rosela karena ia akan langsung jadi milyarder bila berhasil tanda tangan kontrak dengan sebuah perusahaan besar tanpa Emma tahu kalau perusaahan besar tersebut adalah milik keluarganya Hans.
“Tunggu, apa harus y akita hadir dalam rapat ini,” tanya Rosela ragu. Akan lebih baik kalau kakak tirinya menganggap Hans ini kere dan tidak punya apa-apa. padahal aslinya kaya raya tujuh turunan delapan tanjakan dan sembilan tikungan.
“Sudah saatnya kita tunjukkan pada kakak tirimu yang jahat itu siapa kita sebenarnya supaya dia berhenti merendahkanmu. Dia sudah terlalu sombong dan terus saja menghinamu. Kesombongannya sudah berakhir.” Hans bicara sambil menyelipkan rambut Rosela dibelakang telinga dengan mesra.
Mendadak, hantu Vira datang dan merusak momen romantis pasangan suami istri yang hendak kissing tapi tidak jadi. Sosok hantu gentayangan korban rudapaksa 8 orang tak dikenal mendekati Rosela yang merupakan teman masa kecil hantu Vira.
“Ada apa Vir?” tanya Rosela agak salting. “Bukankah aku memintamu untuk tetap diruanganmu? Aku ada urusan sebentar. Setelah urusanku selesai. Aku akan membantumu mencari semua pelaku yang sudah membunuhmu.”
Hantu Vira tidak menjawab. Ia tetap melayang-layang di depan Rosela dan Hans. Sosok astral itu enggan beranjak dari tempatnya. Ia sengaja menghalangi langkah Rosela dan Hans agar tidak keluar.
“Vir, plis, kami sudah terlambat. Bisakah kau tidak menghalangi kami. Percayalah padaku. Akan kuungkap siapa pelaku yang sudah membuatmu seperti ini. Tapi sekarang kami harus pergi.”
“Kalian tidak boleh pergi!” tandas hantu Vira khas dengan suara hantunya yang mirip seperti suara kuntilanak.
“Kenapa?”
“Aku merasakan ada aura kejahatan di luar sana. Aku tidak tahu siapa pemilik aura itu yang jelas, dia orang berbahaya. Dia bersekutu dengan iblis. Kau tidak boleh keluar dari ruangan ini.” sosok hantu Vira tampak cemas dan marah, tapi sebagai hantu biasa yang tak punya kekuatan apapun, ia hanya bisa memperingatkan sahabatnya agar tidak bernasib sama sepertinya.
“Kau tahu kan aku menikah dengan siapa? Ada suamiku. Dia demon. Atau bahkan lebih dari seorang demon. Takkan ada yang bisa menyakitiku selagi dia bersamaku. Kau tak perlu khawatir.”
Hantu Vira terdiam, ia ragu, tapi ia juga tahu siapa Hans. Sebagai hantu, ia bisa melihat seperti apa kekuatan manusia langka yang dimiliki cucu pertama raja demit ini. Walau ia belum pernah bertemu dengan raja demit. Vira sudah tahu desas desusnya.
Hans hanya diam. Apa yang dirasakan hantu Vira, juga bisa dirasakan Hans. Hanya saja, ia perlu bertemu dengan orang yang di maksud makhluk tak kasat mata itu untuk memastikan iblis macam apa yang bersekongkol dengan manusia. Barulah ia bisa bertindak.
“Vir, kau tidak perlu khawatir. Aku akan menjaga Rosela. Takkan kubiarkan dia terluka. Percayalah padaku. Pergilah. Nanti malam kita berkumpul lagi untuk membahas masalahmu.” Akhirnya Hans buka suara.
Tanpa banyak bicara, hantu Vira langsung menghilang. Rosela sempat protes, “Ini tidak adil. Giliran kau yang ngomong, si Vira langsung hilang. Yang jadi temannya kau apa aku.”
“Aku suami dari temannya, makanya dia menurutiku. Sayang, kau masuk duluan ke ruang rapat. Aku angkat telepon dulu dari kakek.”
“Aku sendirian?” tanya Rosela. “Perasaan barusan ada yang bilang kalau aku bakal selalu dilindungi,” sindirnya.
“Kau tetap dalam pengawasanku,” ujar Hans sembari menjauh. “Iya Kek ….” Ujarnya dan suaranya Hans sudah tidak terdengar lagi.
Rosela hanya bisa buang napas. Mau tidak mau dia masuk ke ruang rapat Perusahaan besar yang dimiliki suaminya tapi tak banyak orang yang tahu kalau Perusahaan ini baru saja beralih kepemilikan menjadi milik Hans.
Melihat Rosela masuk, si licik Emma yang merupakan kakak tiri Rosela langsung menolak kehadiran Rosela di tengah para pengusaha kaya yang hadir dalam rapat besar dan penting ini. ia merasa heran kenapa gadis miskin sepert Rosela dibiarkan masuk begitu saja.
“Siapa yang memperbolehkan kau masuk kemari!” cetus Emma dengan lantang. Semua perhatian langsung tertuju ke arah Rosela.
“Kenapa? Aku juga bagian dari rapat ini.” Rosela tak gentar. Ia bukan wanita lemah lagi sekarang. Ia juga tak taku pada Emma atau siapapun lagi. Matanya menatap satu persatu orang-orang yang ada di ruangan ini.
“Pelayan! Usir wanita gembel itu dari sini! Jangan pernah izinkan orang luar masuk sembarangan!” perintah Emma tapi semua pengawal yang ada di sini hanya diam saja tak bergerak dari tempatnya.
BERSAMBUNG
***
Melihat hal itu tentu Emma marah. Ia merasa tak dihargai sebagai salah satu pemegang saham Perusahaan. Padahal saham yang ia punya bukan miliknya, tapi milik suaminya. Si Damar. Tapi sombongnya Emma sudah melebihi kapasitas. Gadis licik itu sungguh tidak tahu malus ama sekali.
Sudah merebut kekasih adiknya, menikahinya dan merebut harta warisan Damar. Sekarang malah hendak menguasai Perusahaan orang lain.
“Ada apa dengan kalian? Apa kalian tidak tahu kalau wanita itu hanyalah gembel jalanan?” pekik Emma tak suka melihat Rosela hadir di rapat ini walau ia penasaran kenapa Rosela dibiarkan masuk.
“Darimana Anda tahu kalau Nona ini adalah gembel? Mana ada gembel seanggun dan secantik itu? Anda mengenalnya?” tanya salah satu pengusaha yang ada di depan Emma meragukan ucapan Emma. Pengusaha yang lain ikut bertanya-tanya.
Emma juga tak bisa menjelaskan. Mana mungkin ia bilang kalau ia adalah kakak tiri dari wanita yang ia sebut gembel itu. Penampilan Rosela memang tampak sangat berbeda dengan biasanya. Dalam sekejap adik tirinya itu berubah jadi elegan layaknya pebisnis wanita pada umumnya. Malah dirinya kalah telak dari Rosela dalam style dan fashion.
Karena tidak ada penjelasan yang jelas dari Emma, semua orang yang ada di sini menganggap kalau Rosela berhak ikut rapat walau mereka semua masih belum tahu siapa Rosela yang sebenarnya. Sebab, ini kali pertama mereka melihat sosok Rosela.
“Silahkan duduk Nona. Pelayan, ambilkan kursi,” pinta salah satu menejer Perusahaan.
Salah satu pelayan mengambilkan kursi untuk Rosela, tapi kepala pelayan lain datang dan mencegah anak buahnya. Ia meminta pelayan itu mengembalikan kursi ke tempat semula.
“Tidak Tuan, tempat duduk Mrs. Rosela tidak di sini, tapi di sana.” Kepala pelayan itu menunjuk kursi kosong di sebelah kiri komisaris Perusahaan. “Mari, Miss saya antar Anda ke tempat duduk Anda,” ujarnya dengan sopan lalu berjalan lebih dulu ke tempat di mana Rosela akan duduk.
Dengan sopan, pelayan tersebut menarik kursi untuk Rosela lalu menuangkan secangkir teh pesanan Rosela yang berharga sangat fantastis. Teh itu bukan sembarang teh. Teh yang disuguhkan khusus untuk Rosela adalah teh Da-Hon Pao. Salah satu teh termahal di dunia.
Semua orang menatap bingung pada Rosela. Memangnya siapa wanita muda cantik itu sampai mendapatkan perlakuan khusus layaknya pemilik perusahaan.
“Terimakasih,” ucap Rosela setelah pelayan itu selesai menuangkan tehnya. Tanpa buang waktu, ia langsung mencicipi teh yang ternyata rasanya benar-benar nikmat dan enak. Baunya saja bikin meleleh apalagi rasanya.
The ini Jauh lebih nikmat dari teh biasa yang Rosela minum. Makanya harganya mahal. Dan tidak semua orang bisa menikmati teh mahal ini.
“Wuah, tehnya enak sekali,” puji Rosela dan seketika membuat iri Emma. Di cangkirnya hanya ada kopi luwak. Itupun kopi yang konon katanya adalah kopi terenak. Tapi entah kenapa melihat Rosela yang disuguhkan teh mahal, hatinya jadi semakin dengki saja.
“Kenapa dia bisa ada di sini? Kenapa dia bisa diperlakukan istimewa? Apa yang terjadi?” geram Emma pada suaminya, si Damar yang tak lain dan tak bukan adalah mantan Rosela. Tapi itu dulu. Sekarang Rosela bahkan tidak ingat kalau pernah punya mantan tidak berguna.
Damar sendiri tak berkutik menatap wajah cantik sang mantan. Ia baru tahu kalau Rosela berdandan, wajahnya begitu memesona. Saking takjubnya Damar melihat kecantikan sang mantan, ia sampai tak bisa berkata-kata.
“Kau dengar aku tidak!” Ema memukul bahu suaminya karena tidak menanggapi keluhannya.
“Auw, apaan sih? Jangan main pukul.” Damar mengusap usap bahunya yang sakit akibat pukulan sang istri. Tapi rasa sakit itu, mendadak hilang setelah melihat kecantikan Rosela yang paripurna. Damar jadi menyesal karena dulu pernah selingkuh darinya.
Padahal sudah bagus dapat permata, eh malah milih perunggu karatan seperti Emma. Rasa penyesalan itu semakin dalam setelah Damar tahu kalau Emma mandul. Ia takkan pernah bisa punya anak ataupun keturunan.
“Aku sedang bicara denganmu tapi kenapa kau malah menatap wanita gembel itu? Kau mau balikan sama dia ha?”
“Jaga ucapanmu. Apa kau tidak mikir kita sekarang ada di mana? Kalaupun aku mau balikan sama dia memangnya kenapa?” tantang Damar sudah kesal setengah mati sama Emma.
“Cuih, mana mungkin dia mau balikan sama pria lembek sepertimu. Walau ia menikahi gembel, gembel itu jauh lebih baik darimu.” Emma ini sungguh tidak tau malu. Bisa-bisanya dia menghina suaminya di tempat umum.
“Miss Emma, suamiku bukan gembel seperti yang kau ucapkan. Berhentilah merendahkan orang lain alau kau tidak tahu seluk beluk orang yang kau rendahkan itu,” tegur Rosela. Tapi yang ditegur malah buang muka dan melengos saja.
Yang lain langsung geleng-geleng kepala. Dari sekilas mereka bisa melihat perbedaan karakter Emma dan Rosela. Satunya anggun dan berwibawa, satunya penuh dengan dendam membara akibat iri dan dengki.
“Sepertinya, kalian berdua saling kenal. Bisa jelaskan pada kami siapa kalian sebenarnya?” tanya salah satu menejer Perusahaan.
“Maaf sebelumnya jika kehadiran saya di sini membuat kalian semua tidak nyaman. Sebenarnya bukan ranah saya memperkenalkan diri sebelum pimpinan Perusahaan tiba. Alangkah baiknya kalau nanti diperkenalkan sendiri oleh Pak Komisaris.”
Semua orang terdiam begitupula dengan Emma. Ia penasaran apa hubungan Rosela dengan komisaris perusahaan. Wanita itu jadi berpikiran yang bukan-bukan tentang Rosela.
“Apa kau simpanan komisaris? Kau tak kuat menikah dengan pria gembel lalu berselingkuh supaya kau dapat posisi tinggi diperusahaan ini?” tuduh Emma dan langsung sukses membuat heboh seisi ruangan karena yang dikatakan Emma lumayan masuk akal.
“Jangan bikin fitnah yang bukan-bukan Miss Emma. Kau bisa masuk penjara atas tuduhan pencemaran nama baik.”
“Pencemaran nama baik? Hahaha … Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya. Sebenarnya, aku adalah kaka tiri Rosela. Dia menikah dengan pria tampan tapi profesinya adalah gembel jalanan. Kami tinggal seatap. Setiap hari suaminya itu tidak pernah bekerja dan hanya di rumah saja. Wajar kalau aku menyebut mereka ini gembel. Tapi sekarang lihat. Rosela duduk di samping komisaris Perusahaan. Kalian semua bisa menebak sendiri apa yang terjadi. Apa ini fitnah?” tantangnya dan lagi-lagi semua orang mulai heboh sendiri.
Para petinggi Perusahaan yang hadir di ruang rapat ini langsung menatap Rosela dengan tajam seolah membenarkan fitnah yang dikatakan Emma.
“Jangan menatapku seperti itu Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, silahkan nikmati teh dan kopinya sambil menunggu komisaris. Hanya beliau yang bisa menjelaskan.” Rosela dengan anggun mengangkat secangkir tehnya untuk mengajak yang lainnya minum bersama. Ia tak peduli dengan tuduhan yang disematkan kakak tirinya. Ia sudah biasa difitnah, jadi Rosela tak kaget lagi.
“Maafkan kami Nona muda, kami belum pernah melihat Anda. Setahu kami, istri Komisaris bukanlah Anda. Apakah Anda adiknya? Atau putri Komisaris Leo?” tanya salah satu direktur Perusahaan karena ia baru kali ini melihat Rosela.
“Dia istriku Paman Eder!” seru Hans yang tiba-tiba saja sudah datang. wajah Rosela langsung senang melihat suaminya berjalan kearahnya.
Hans tidak datang sendirian. dia dikawal anak buah Leo dan membawa beberapa berkas yang menyatakan bahwa mulai detik ini juga, posisi komisaris dipegang oleh Hans.
BERSAMBUNG
***
“Nah itu dia! itu gembel pengangguran yan tadi aku maksud!” seru Emma menghina Hans. Padahal jelas-jelas penampilan Hans sudah berbeda dari biasanya.
Hans tampak jauh lebih tampan dengan penampilan barunya dengan setelan jas hitamnya. Rambutnya yang biasanya amburadul kini lebih rapi dan menawan. Orang tidak akan pernah percaya kalau Hans yang merupakan cucu dari komisaris Perusahaan adalah seorang gembel.
“Apa yang kau bicarakan Miss? Apa kau tidak tahu siapa Tuan ini?” tanya direktur yang dipanggil Hans dengan sebutan ‘Paman Eder’.
“Dia adik iparku Tuan. Kesehariannya hanya malas-malasan di rumah ketika aku dan suamiku sibuk bekerja. Dia dan adikku malah enak-enakan tiduran saja. Sementara ibuku juga keluar untuk mencari nafkah!” Emma mencoba meyakinkan bahwa apa yang ia katakana itu benar. Iapun beralih menatap Rosela. “Kenapa kau diam saja Rose? Coba sanggah apa yang kukatakan ini benar atau salah?”
Rosela menatap suaminya. Hans memang tak pernah terlihat bekerja, tapi dia kaya raya. Rumahnya saja megah dan indah. Letaknya ada di tengah hutan belantara di mana manusia biasa takkan pernah bisa menjangkaunya. Kalau Rosela bilang walau tak bekerja sekalipun Hans tidak akan jatuh miskin. Entah apa ada yang percaya atau tidak.
Semua yang ada di ruangan ini jadi sanksi. Pasalnya, Hans memang merupakan wajah baru bagi mereka yang ada di sini. Mereka baru kali pertama melihat Hans dan sang komisaris Leo tak pernah menyinggung nama Hans.
Mereka hanya tahu kalau Leo punya tiga 3 anak. Dua laki-laki dan 1 wanita. Anak sulung komisaris berprofesi sebagai kepala desa di desa terpencil. Anak kedua berprofesi sebagai CEO dan sekarang menetap di Eropa. Anak ketiga juga sama, tinggal di Jerman dan hampir tidak pernah pulang. Kalau Hans, mereka semua tidak kenal.
“Sebenarnya siapa Tuan ini Pak Eder? Tolong jelaskan,” pinta salah satu petinggi Perusahaan supaya masalah ini jelas dan kepemimpinan rapat bisa segera dilaksanakan.
“Dia adalah cucu dari komisaris. Aku baru diberitahu kalau Perusahaan ini, telah dialihkan dan Tuan muda Hans ditunjuk sebagai komisaris yang baru. Ini adalah berkas pengalihan jabatan dan sudah ditandatangani langsung oleh komisaris. Bagi yang menentang Keputusan ini, silahkan keluar dari Perusahaan. Itulah yang disampaikan oleh beliau sebelum rapat ini kita mulai. Sudah jelas semuanya?” pria pendek gemuk memberikan berkas-berkas yang ia maksud untuk di baca dan dipahami oleh semua orang agar tidak terjadi salah paham.
Mendengar hal itu, tubuh Emma langsung lemas. Ia tak pernah menyangka, orang yang ia kira gembel jalanan ternyata cucu dari keluarga terpandang di negara ini. rasanya ia masih tidak percaya kalau Hans mendadak berupah jadi pimpinan perusahaan. Artinya, Rosela menjadi istri seorang sultan.
“Oke, sudah cukup berdebatnya. Rapat ini langsung aku ambil alih sebagai pemimpin Perusahaan baru kalian. Sebelumnya akan ku perkenalkan siapa aku. Namaku Hansen aku malas menyebut nama panjangku tapi di berkas itu sudah tertera. Panggil saja aku Hans. Aku memang lebih muda dari kalian dan ini memang kali pertama aku bekerja. Biasanya aku hanya bersenang-senang dan main-main saja di luar sana. Namun demi wanita yang kucintai. Mulai sekarang aku harus mengumpulkan banyak uang. Karena itulah, aku akan mempekerjakan orang-orang yang mendukungku. Dan menyingkirkan orang-orang yang menentangku.”
Kalimat terkahir yang keluar dari mulut Hans langsung membuat ketar-ketir semua orang yang hadir di sini. Hal itu karena mereka hampir percaya dengan ucapan Emma. Semua mata langsung menatap benci Emma yang juga ketar-ketir. Sejak tadi ia terus menyerang Hans dan Rosela, jelas kalau dirinya adalah orang pertama yang bakal disingkirkan dari Perusahaan ini dan kontrak kerjasamanya terancam batal.
“Adik ipar …” Emma mencoba buka suara.
“Pekerjaan pertama yang akan kulakukan adalah …” sela Hans sengaja tak memberi kesempatan Emma bicara. “Membatalkan kontrak kerja sama dengan Mister Damar.”
“Tidak bisa begitu!” bentak Emma tak terima. “Ini namanya deskriminasi. Kau mencampurkan dendam pribadi ke dalam perusahaan. Apa pantas kau disebut pimpinan?”
“Terserah aku. Memangnya kau siapa berani mengkritik kepemimpinanku? Aku mau ngapain itu hakku. Kau tidak punya hak bicara di sini. Sebab aku memecatmu dan juga memecat suamimu! Keluar dari ruang rapat sekarang juga. Mulai detik ini, kalian berdua bukan lagi anggota.”
“Ini tidak adil! Kau tidak bisa lakukan ini pada kami?”
“Kenapa tidak bisa? Kau dan ibu tirimu hampir melenyapkan istriku berkali-kali. Masih untung aku hanya menendangmu dari perusahaan milik kakekku. Sekali lagi kau dan ibu tirimu menyentuh Rosela sedikit saja. Akan kupastikan kalian semua bakal hidup di jalanan!” ancam Hans dan semua orang yang mendengar langsung tercengang.
Sekeji itukah perlakukan Emma dan ibu tirinya pada wanita yang diakui Hans sebagai istri. Pantas saja sejak kehadiran Rosela ke ruangan ini langsung ditolak mentah-mentah oleh wanita itu dan memberikan fitnah dajjal yang bukan-bukan. Terbongkar sudah niat busuk Emma dan langsung mendapat hujatan dari semua orang.
“Pengawal! Usir dua orang ini dari sini dan blacklist wajah mereka dari semua perusahaan yang ada di seluruh dunia. Jangan sampai mereka muncul lagi di dunia kita!” perintah Eder p[ada pengawal dan Teknisi perusahaan.
Emma terus memberontak karena diseret paksa keluar. Ia tak terima dan mengeluarkan sumpah serapahnya. Seluruh nama-nama kebun Binatang ia sematkan pada Rosela dan Hans. Ia benar-benar tak terima diperlakukan tidak adil padahal salah dia sendiri.
Sedangkan Damar yang pengecut hanya diam saja. Ia terima nasib karena menyesal telah membuang berlian hanya karena perak comberan.
“Aka kubalas semua perbuatanmu ini! Lihat saja! Kau pikir aku takut padamu! Kau akan menyesal karena telah memperlakukanku seperti ini. kalian berdua akan mati! Kalian dengar itu!” ancam Emma sampai teriakannya menghilang dari balik pintu.
Saat itulah Hans mulai melihat sosok hitam besar bermata merah muncul dari balik punggung Emma. Seketika ia paham apa maksud ucapan hantu Vira yang sempat menghadang mereka agar tidak keluar ruangan.
Sosok astral hitam besar itu sangat menakutkan. Dia iblis terjahat dan jauh lebih kuat dari iblis Lucifer. Hans jadi teringat akan peringatan kakeknya yang bernama Refald untuk tak berurusan dengan iblis bermata merah menyala seperti yang barusan Hans lihat. Seketika tangan Hans langsung mengepal kuat. Ia punya firasat buruk dan langsung menatap Rosela lekat-lekat.
“Kau jangan pernah pulang lagi ke rumahmu!” tandas Hans tiba-tiba.
Rosela bingung dengan ucapan suaminya. Tapi ia berusaha tersenyum karena take nak hati pada semua orang yang ada di sini.
“Kita akan bicara lagi setelah rapat ini selesai. Sekarang selesaikan dulu rapatnya,” bisik Rosela pelan.
Mau tidak mau Hans memimpin rapat walau ia tidak mengerti sama sekali. Makhlumlah, selama ini Hans tahunya cuma buat onar. Kalau disuruh kerja dia bisanya petakilan sana sini. Yang lain lagi bahas program Kerjasama dan cara jitu meningkatkan saham. Hans malah tidur sambil ngorok. Mana suara dengkurannya keras melebihi lonceng sehingga mengganggu konsentrasi orang yang lagi presentasi.
Rosela hanya nyengir kuda saat semua tatapan tertuju kearahnya dan kearah suaminya sambil berkata, “Hehe, suamiku sangat lelah. Dia tidak tidur dari kemarin karena mempelajari banyak hal. Harap maklum ya, silahkan lanjutkan saja presentasinya.”
Suara dengkuran Hans semakin kencang saja dan bikin berisik ruangan. Dasar bengal si Hans ini. Pantas ia jadi cucunya Pak Po yang onengnya nggak pernah hilang.
BERSAMBUNG
***
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!