NovelToon NovelToon

Alexa

1. Menikahlah denganku.

Samudra Young, siapa yang tidak kenal dengan nama itu? Pasti semua orang tahu tentunya. Samudra, kandidat yang terpilih di antara saudara nya untuk menjadi pemimpin perusahan Young'Grup. Tentu saja hal itu semakin membuat Samudra di gilai oleh banyak perempuan dari kalangan mana pun. Fisik nya yang rupawan mampu memikat seluruh wanita mana pun, bahkan mereka rela menghangatkan ranjang Samudra. Diumur nya yang sudah menginjak 30 tahun cukup matang untuk segera melangsungkan pernikahan, maka tidak heran jika orang tua nya selalu menyuruh Samudra untuk segera menikah.

"Bagaimana? " Samudra melirik kearah seorang informan yang ia suruh untuk menyelidiki seseorang.

"Dugaan anda benar, sir. Objek pernah mengalami pelecehan seksual, bahkan hampir di perkosa oleh salah satu saudara tiri nya. Jadi, dia mengalami trauma yang mendalam terhadap pria, " pria itu menjelaskan mengenai objek yang sedang di bahas itu kepada Samudra, ia juga menyerahkan dokumen tentang informasi yang ia kumpulkan mengenai wanita yang di maksud oleh Samudra.

"Kamu boleh pergi. "

"Baik sir. "

Setelah kepergian salah satu bawahan yang di tugaskan untuk mencari informasi mengenai wanita itu barulah Samudra meraih dokumen yang di letakan diatas permukaan meja kerjanya.

Mata tajam nya terus membaca setiap kalimat yang tercetak di atas kertas putih, ia bahkan mengabaikan beberapa dokumen yang harus ia kerjakan demi melihat informasi mengenai wanita tersebut.

"Cukup cantik, " senyum tipis seketika tercetak di wajah nya ketika memperhatikan beberapa lembar foto yang terdapat di sana "Sepertinya ibu akan menyukai wanita ini. "

Samudra memutuskan untuk menyimpan dokumen itu di dalam laci meja kerjanya.

Setelah itu Samudra meraih gagang telepon kantor nya dan menghubungi sekretaris nya, Katy.

"Ada yang bisa saya bantu, sir? "

"Kosongkan jadwal hari ini, saya ada urusan pribadi. Ah, tolong beritahu Riko untuk segera menyiapkan mobil. "

"Baik sir. "

Setelah semua nya telah beres, barulah Samudra keluar dari ruangan kerjanya untuk menemui wanita itu. Ia tidak memiliki wanita banyak untuk menunggu, ia tidak ingin menikah dengan wanita yang di pilihkan orang tuanya. Maka dari itu Samudra harus menemui wanita tersebut dengan cepat.

Ting...

Pintu lift pribadi nya langsung terbuka memperlihatkan seisi lobi yang tampak sepi, hanya ada beberapa karyawan yang berlalu lalang di sana. Mungkin mereka memiliki pekerjaan di luar.

Sapaan langsung menghujani Samudra ketika beberapa karyawan tidak sengaja melihat atau berpapasan dengan nya, Samudra hanya bisa menujukan senyum tipis untuk membalas sapaan mereka.

"Selamat siang, Sir, " sapa Riko ketika melihat kehadiran Samudra yang langsung menghampiri dirinya.

Riko langsung membuka pintu mobil untuk mempersilakan Samudra masuk kedalam sana, setelah Samudra masuk barulah Riko menyusul untuk menepati kursi kemudi.

"Toko buka ceria, " Samudra memberikan informasi mengenai tujuanya kepada Riko.

"Baik, sir. "

Saat itu juga mobil langsung melaju membelah jalanan yang tampak ramai di penuhi oleh berbagai jenis kendaraan yang sedang berlalu lalang. Mobil yang di kendarai oleh Riko berjalan begitu tenang seolah tidak ingin membuat bos nya terusik.

Hanya dalam waktu beberapa menit mereka telah sampai di tempat tujuan, Riko segera menepikan mobil yang di kendarai oleh nya di bahu jalan. Setelah itu barulah Riko keluar dari dalam mobil dan membukakan pintu mobil di bagian jok belakang.

"Silahkan sir. "

"Kamu tunggu disini. "

"Baik sir. "

Kehadiran Samudra di area umum berhasil menyita perhatian semua orang yang kebetulan melihat sosok Samudra, tetapi Samudra memilih untuk mengabaikan mereka. Ia memiliki tujuan yang harus di capai, agar orang tua nya tidak menjodohkan dirinya dengan wanita yang di pilihkan oleh mereka.

Saat Samudra mendorong pintu kaca tebal tersebut, lonceng di atas nya langsung berbunyi. Hal itu sukses membuat perhatian semua orang yang ada di dalam mengalihkan perhatian kearah nya, akan tetapi Samudra tetap tidak peduli dengan tatapan mereka yang begitu terkejut. Segera saja Samudra mencari keberadaan seseorang yang ingin ia temui.

Kaki nya berhenti melangkah, matanya sibuk menelusuri area toko buku kecil ini. Hingga sosok yang sedari tadi ia cari kini terlihat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Samudra segera menghampiri seorang wanita yang sedang sibuk merapihkan buku buku di rak.

"Selamat siang. "

Samudra segera meraih buku yang hampir jatuh ke atas lantai, untungnya Samudra bergerak cepat sehingga ia bisa menangkap buku yang hampir mencium lantai.

"Apa kau baik-baik saja? " Samudra segera menyodorkan buku tersebut kepada wanita yang tampak tidak nyaman ketika berada di dekat nya "Maaf, apa kau memiliki waktu luang? Saya ingin membicarakan sesuatu yang penting. "

"Maaf, saya sibuk. "

Samudra menghembuskan napasnya kasar ketika melihat wanita itu hendak pergi darinya.

"Alexa!. "

Panggilan itu berhasil membuat langkah gadis itu terhenti, segera saja Samudra menghampiri wanita yang bernama Alexa.

"Aku ingin berbicara dengan kau sebentar saja. "

"Bicara apa? " Tanya Alexa tanpa menatap pria asing yang kini sedang berdiri di hadapannya.

"Apa kau yakin kita akan membahas di sini? "

"Ya atau tidak sama sekali. "

Samudra menghembuskan napasnya kasar.

"Baiklah, " Samudra menatap kearah sekitar mencari tempat yang bisa mereka duduki, mereka tidak mungkin berbicara sambil berdiri. Apalagi ini mengenai hal penting "Kita duduk di sana. "

Alexa segera membalikkan tubuhnya tanpa mengatakan apa pun kepada pria asing yang berbicara dengan nya, ia tidak tahu apa yang akan di bicarakan oleh pria asing ini.

Samudra hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah Alexa, bagi pria lain mungkin Alexa terlihat aneh. Tetapi bagi Samudra itu adalah hal wajar yang di lakukan oleh seseorang yang memiliki trauma terhadap sesuatu.

Tanpa menunggu lama lagi Samudra menghampiri Alexa yang sudah duduk dengan tenang di area baca.

Samudra langsung menarik kursi kosong yang berada di hadapan Alexa, hanya saja ada meja pembatas yang menghalangi jarak di antara keduanya.

Raut wajah Alexa tampak tenang tidak seperti tadi, mungkin Alexa tidak merasa nyaman ketika terlalu dekat dengan pria.

"Aku sibuk!. "

Suara Alexa berhasil membuyarkan lamunan Samudra yang sedang menganalisis tingkah dan prilaku Alexa ketika di dekati oleh nya.

"Baiklah, " Samudra berdehem sebelum memulai pembicaraan "Alexa Gabriel Marrone, bukankah itu nama panjang mu? ".

Raut wajah Alexa tampak terkejut saat pria ini mengetahui nama panjang nya.

"Bagaimana bisa kau tahu nama panjang ku? Apa kau mengenal ku? ".

"Aku Samudra Young, " Samudra tersenyum tipis "Tidak sulit bagi ku untuk mengetahui informasi pribadi seseorang. "

Alexa menatap Samudra dengan wajah kebingungan nya, ia tidak tahu siapa sebenarnya pria ini? Kenapa dia menemui nya?.

"Aku seorang CEO di perusahaan Young'Grup, " Samudra masih menjelaskan siapa dirinya "Kau bisa mencari informasi ku di internet." Tambah nya.

"Untuk apa? " Tanya Alexa

Sudut bibir Samudra tertarik hingga membentuk senyuman manis.

"Jika kau penasaran dengan ku" Jawab Samudra "Baiklah cukup perkenalan nya."

Samudra menegakkan tubuhnya, kedua tangannya terlipat di atas meja. Mata nya yang tajam seolah memancarkan sinar laser yang bisa melubangi kepala lawan bicara nya.

"Bagaimana mungkin kau bisa menjalani hidup seperti ini, Alexa? " Senyum misterius terbit di wajah Samudra "Aku tahu segalanya tentang mu"

"Apa maksud mu? "

"Status anak haram sudah melekat di dalam diri mu bukan, itulah yang menyebabkan kau sangat di benci oleh keluarga Papah mu, " Samudra kembali tersenyum ketika melihat wajah Alexa yang terkejut "Salah satu saudara tiri mu bahkan hampir melecehkan mu. "

"Cukup! " Alexa menggebrak meja, ia tidak kuat mendengar penuturan itu "Jangan bicara mengenai masa lalu ku, cepat katakan apa mau mu? "

"Menikahlah dengan ku, " Jawab Samudra dengan wajah super tenang nya "Aku akan membebaskan mu dari penderitaan itu semua, Alexa. Aku janji. "

"Omong kosong apa yang sedang kau katakan. "

"Ini bukan omong kosong, Alexa. Aku hanya ingin membebaskan mu dari belenggu mereka, aku ingin kau keluar dari zona berbahaya itu . Hanya aku yang bisa mengeluarkan mu, maka menikah lah dengan ku. "

Alexa menatap wajah pria yang ada di hadapannya dengan lekat, ia tidak mengerti kenapa pria setampan ini menginginkan dirinya.

"Carilah wanita lain. "

"Tidak, kau adalah wanita yang tepat untuk menjadi istriku, " Samudra menatap lembut kearah Alexa "Sudah berapa banyak luka yang di torehkan kepada mu, Alexa. Apa kau akan hidup dalam penderitaan itu selamanya? Tidak kan, maka ayo menikahlah dengan ku. Aku akan membebaskan mu. "

"Aku tidak bisa!, " Alexa menggelengkan kepalanya cepat.

"Aku tahu mengenai masalah trauma mu, Alexa. Maka dari itu aku tidak akan meminta hak ku kepada mu, kau bebas melakukan apa pun setelah kita menikah Alexa, " Samudra masih berusaha meyakinkan Alexa agar wanita ini mau menikah dengannya "Kita akan tidur di ranjang terpisah, kau tidak perlu melakukan kewajiban mu sebagai seorang istri, kau bebas melakukan apa pun yang kau sukai, bila perlu aku akan mendukung mu. "

Perkataan Samudra memang hampir semuanya benar. Hidup Alexa begitu menderita, ia merasa bahwa dirinya terbelenggu oleh situasi yang mengerikan. Ingin rasanya ia keluar dari zona itu, tapi ia tidak tahu caranya. Tetapi sekarang Alexa punya pilihan, jika ia menerima tawaran pria yang ada di depannya maka Alexa bisa keluar dari zona itu. Jika ia menolak tawaran pria ini maka ia akan berada di dalam zona itu sampai ia mati sekali pun. Lagi pula Samudra tahu mengenai masalah trauma nya sehingga Alexa bisa bernapas lega, ia merasa tenang.

"Bagaimana Alexa? Ini adalah kesempatan emas untuk mu. "

"Baiklah, aku mau menikah dengan mu. "

"Pilihan yang tepat Alexa, " Samudra tersenyum begitu lebar, ia tidak menyangka akan sesenang ini "Orang tua ku akan mengunjungi rumah mu saat malam nanti, aku akan menjemput mu. "

"Malam ini? "

"Iya, " jawab Samudra dengan penuh semangat "Kau pulang pukul 7 bukan? Maka aku akan menjemut mu di sini, kita akan menemui mereka bersama."

"Baiklah. "

"Kalau begitu sampai nanti. "

2. Melamar.

Ada perasaan tidak tenang di dalam diri Alexa Gabriel Marrone, ia memikirkan segala keputusan yang telah ia berikan kepada Samudra. Sebenarnya Alexa masih ragu dengan keputusan nya, hanya saja tawaran yang di berikan oleh Samudra mampu membuat dirinya terbuai sehingga ia menerima tawaran itu tanpa memikirkan keputusan nya terlebih dahulu.

Kemungkinan keinginannya untuk terbebas dari belenggu keluarga tiri Papah-Nya membuat dirinya tidak bisa berpikir dengan jernih, maka dari itu Alexa langsung menerima tawaran Samudra. Lagi pula ia ingin segera terbebas dari neraka dunia yang di buat oleh keluarga papah-Nya.

Alexa berharap jika keputusan nya adalah pilihan yang benar, melihat dari raut wajah Samudra yang tampak sangat yakin membuat dirinya mempercayai apa yang di katakan oleh pria itu.

"Aku harap keputusan ku tidak salah. "

Alexa menggigit bibir bawahnya ketika ia sedang di landa kebingungan dan gugup, ia menghela napas berulang kali untuk mengurangi perasaan tidak menentu nya. Ia harus tenang.

"Apa aku terlambat? "

Seketika Alexa mendongakkan kepalanya ketika mendengar suara itu lagi, ia segera menarik tubuhnya menjauh ketika jarak tubuhnya dengan Samudra lumayan dekat.

"Maaf, " Samudra segera memberikan jarak yang membuat Alexa merasa nyaman ketika berbicara dengan nya "Orang tua ku sudah sampai di rumah mu, mereka sedang menunggu kedatangan kita berdua," Jelas Samudra.

"Ah baiklah. " Alexa segera menggerakkan kedua kakinya melewati Samudra begitu saja untuk keluar dari toko buku yang sudah tampak sangat sepi.

Samudra mengikuti langkah Alexa yang tergesa, tapi ia masih menciptakan jarak aman antara dirinya dengan Alexa.

"Aku harus mengunci pintunya terlebih dahulu. "

"Baiklah, aku akan menunggu. "

Ini adalah bagian pekerjaan terakhir nya, mengunci pintu toko buku dengan gembok tebal agar tidak ada orang yang mencuri buku dari dalam toko nya.

"Selamat malam nona, " Sapa seorang wanita dengan pakaian serba hitam.

"Selamat malam, " balas Alexa.

"Kau bisa duduk di jok depan bersama Vina jika kau merasa tidak nyaman duduk bersama ku, " Jelas Samudra.

"Aku duduk di jok depan. "

"Baiklah. "

Vina yang menjadi supir mereka segera membukakan pintu untuk Alexa agar segera masuk kedalam sana.

"Silahkan nona. "

"Terimakasih, " Setelah itu Alexa segera masuk kedalam mobil mewah tersebut, ini pertama kalinya Alexa bisa menaiki mobil semewah ini.

Setelah Alexa masuk, barulah Vina membukakan pintu bagian belakang untuk Samudra.

"Silahkan Sir. "

Samudra segera masuk kedalam mobil tanpa mengucapkan apa pun lagi.

Vina segera menyusul untuk masuk kedalam mobil, setelah itu barulah ia menjalankan mobilnya meninggalkan area toko buku itu dengan tenang.

"Apa kau sudah makan malam, Alexa? " Samudra melontarkan pertanyaan ketika suasana mobil terasa begitu hening "Kalau belum, kita bisa mampir di restoran pinggir jalan, "tambah nya lagi.

"Tidak perlu, Sam. " Tolak Alexa halus "Ah maafkan aku, aku tidak bermaksud untuk memanggil mu dengan sebutan Sam. " Raut wajah Alexa berubah jadi tidak enak.

Samudra tersenyum tipis.

"Panggillah aku sesuka hati mu, Alexa. "

"Apa kau tidak marah? "

'Tentu tidak, " Samudra tersenyum tipis "Anggap saja itu panggilan khusus yang di berikan oleh mu kepada ku. "

"Baiklah. "

Saat ini suasana mobil terasa begitu hening, tidak ada percakapan antara Samudra dan Alexa lagi. Kemungkinan mereka berdua sedang sibuk berlabuh dengan pikiran yang memenuhi otak mereka masing-masing.

Akhirnya tidak butuh waktu yang lama untuk berada di jalanan, mobil yang mereka tumpangi telah sampai di tempat tujuan. Vina segera memarkirkan mobil yang di kendarai nya di halaman terbuka milik tuan rumah, setelah itu barulah Vina membukakan pintu mobil untuk Samudra dan Alexa.

Alexa diam terpaku melihat bangunan lantai 2 tersebut, ada perasaan takut ketika melihat rumah tersebut. Ada banyak kenangan buruk yang melekat di dalam memori nya ketika melihat rumah itu, sebenarnya Alexa enggan untuk menginjakkan kakinya kerumah ini lagi. Akan tetapi situasi memaksakan dirinya untuk kembali menginjakkan kakinya lagi.

"Apa kau baik-baik saja, Alexa? "

"Ya aku baik-baik saja, " Jawab Alexa tersenyum lebar.

Samudra tersenyum tipis ketika wanita ini memasang topeng, padahal sudah sangat jelas jika Alexa ketakutan ketika melihat rumah ini. Kepalan tangannya bahkan terlihat gemetaran, itu menandakan jika seseorang itu sedang ketakutan.

"Kau bisa menggenggam tangan ku jika kau membutuhkan nya," Samudra menyodorkan tangannya kepada Alexa, menunggu Alexa untuk meraih dan menggenggam tangannya "Seseorang pernah bilang kepada ku, saat dia merasa gugup dan takut. Dia akan langsung menggenggam tangan seseorang agar perasaan itu berkurang. " Tambah nya.

Sepertinya itu tidak berlaku bagi Alexa Gabriel Marrone, ia tidak pernah melakukan kontak fisik bersama pria mana pun setelah mengalami kejadian tersebut. Sekujur tubuh nya akan langsung gemetar ketika dirinya tidak sengaja melakukan kontak fisik.

"Lumayan parah," gumam Samudra pelan, ia menarik tangannya lagi "Jika kita sudah menikah, aku akan membawa mu ke seorang psikiater untuk mengobati masalah kejiwaan mu. "

"Kau tidak perlu melakukan itu, " tolak Alexa dengan nada halus nya "Aku yakin ini akan sembuh dengan sendirinya, hanya saja butuh waktu lama. "

"Terserah, sebaiknya kita bergegas masuk kedalam sana. Jalan lah duluan. "

Setelah itu Alexa segera menggerakkan kedua kakinya untuk memasuki rumah tersebut melalui pintu utama, sementara Samudra mengikuti langkah Alexa dari belakang. Samudra bahkan masih menciptakan jarak agar Alexa merasa nyaman.

Ceklek...

Saat pintu tersebut terbuka semua orang yang sedang berbincang di ruang tamu mendadak menoleh kearah seseorang yang membukakan pintu.

Seketika tubuh Alexa membeku ketika melihat keluarga tiri Papah nya langsung menatap kearahnya.

"Selamat malam, " sapa Alexa dengan nada pelan .

Melihat Alexa yang semakin ketakutan membuat Samudra mengambil inisiatif, ia memutuskan untuk muncul di balik tubuh Alexa dan berdiri tepat di hadapan Alexa sehingga Alexa berada di belakang tubuhnya.

"Sayang, jadi gadis itu yang akan jadi calon mantu Ibu. " Wajah Amelia Young tampak berbinar ketika melihat sosok gadis yang di tutupi oleh Samudra, segera saja ia beranjak dari tempat duduk nya dan menghampiri gadis yang tampak malu itu "Minggir kamu!, " Amelia mendorong Samudra begitu saja sehingga ia bisa memperhatikan gadis yang sedang menundukkan kepalanya dengan jelas.

"Ibu!, " Gqeram Samudra kesal dengan tingkah berlebihan ibu-Nya, tapi ada perasaan senang ketika ibu-Nya langsung menyukai Alexa "Biarkan dia duduk dulu Bu. "

"Duduk samping ibu ya, " pinta Amelia dengan wajah antusias nya.

"Baik Tan. " Alexa mengangkat kepalanya sehingga ia bisa melihat wajah Amelia dengan jelas.

"Ya tuhan, lihat wajahnya. Dia sangat cantik, " kagum Amelia dengan senyum lebar nya "Tidak ku sangka anak ku bisa mendapatkan wanita secantik kamu, Alexa. " Amelia dengan cepat memeluk tubuh Alexa dengan erat "Aku harap kamu tidak menyesal dengan keputusan mu untuk menikah dengan pria jelek itu. "

"Bu!, " Samudra merasa begitu malu dengan tingkah ibu-nya ini "Cobalah lihat situasi. "

Alexa menikmati pelukan yang di berikan oleh ibu-Nya Samudra.

"Ayo duduk, " ajak Amelia.

Alexa hanya bisa pasrah ketika Amelia membawa nya mendekat kearah satu set sofa yang di letakan di ruang tamu. Mereka berdua duduk di sofa yang di khususkan untuk dua orang saja.

Samudra langsung duduk di samping ayah-Nya, Sean.

"Jadi gadis ini yang kau inginkan untuk jadi istri mu, nak. " Sean merangkul bahu Samudra dengan erat "Aku pikir wanita yang ada di rumah ini yang akan kau nikahi, " Sean terkekeh pelan.

Alexa hanya bisa menundukkan kepalanya dalam ketika tatapan tajam terus menghujani dirinya.

"Apakah nak Samudra yakin ingin menikahi wanita ini? " Tanya ibu tiri Alexa, Maria Capaldi.

"Kenapa anda mengatakan 'wanita ini' bukan putri saya? " Seketika Amelia tidak suka ketika Maria mengeluarkan kata kasar yang tidak pantas untuk di ucapkan.

"Dia memang bukan anak saya!, " tegas Maria "Dia hanya anak haram dari suami saya. "

"Maria!, " Efan memberikan peringatan kepada istrinya.

Seketika Alexa semakin di buat ketakutan ketika ibu tirinya mengungkapkan jati dirinya yang menyandang status sebagai anak haram, ia takut jika keluarga Samudra akan menatap dirinya seperti tumpukan sampah yang kotor.

Sean tersenyum tipis.

"Anak haram, itu kalimat yang kasar ibu Maria, " Sean terkekeh "Saya merasa heran kenapa semua orang selalu mengatakan anak haram kepada anak yang terlahir dari hubungan gelap, bukankah itu adalah kesalahan yang di lakukan oleh suami anda. Jadi, tidak seharusnya anda menyalahkan kelahiran Alexa dan mengatakan Alexa adalah anak haram. Tidak ada istilah anak haram ibu Maria, anak selalu terlahir dalam keadaan suci. "

Alexa seketika di buat bungkam oleh penuturan ayah Samudra, ini jauh dari spekulasi nya. Ingin rasanya Alexa menangis sekarang juga, ia begitu terharu dengan pembelaan yang di berikan oleh keluarga Young kepada nya. Sejauh ini tidak ada yang mau membela nya, mereka semua menatap dirinya dengan jijik. Anak haram yang di sandang oleh nya membuat semua orang menatap dirinya seperti tumpukan kotoran yang menjijikkan.

"Tidak apa apa sayang, " Amelia kembali menarik Alexa kedalam pelukan nya, ia berusaha menenangkan wanita ini "Ibu akan membawa mu pergi dari sini. "

"Saya sangat yakin ingin menikahi Alexa. Saya tidak peduli jika pak Efan atau ibu Maria tidak memberikan restu kepada niat saya untuk menjadikan Alexa sebagai istri saya, " tegas Samudra dengan nada dingin nya.

"Nak Samudra tolong pertimbangan sekali lagi, putri saya yang lainnya jauh lebih cantik dari pada Alexa. " Maria masih bersikeras untuk merubah niat Samudra untuk menikahi Alexa "Mereka juga memiliki pendidikan yang bagus. "

"Ayah akan selalu mendukung keputusan kamu, Samudra, " Sean menepuk nepuk bahu Samudra "Pilihlah wanita yang menurut mu baik. "

"Baik Yah, " Samudra tersenyum manis "Aku akan tetap memilih Alexa untuk menjadi pendamping ku. "

"Itu pilihan yang tepat Samudra, " Amelia menatap putra-Nya dengan pandangan berbinar "Kalau kau tidak menikahi nya, maka ibu akan mengadopsi Alexa sebagai anak ku. "

"Itu tidak akan terjadi, " kesal Samudra "Aku akan menikah dengannya. "

"Bagaimana nak Alexa? Apa kamu bersedia menjadi anggota baru dari keluarga Young? " Tanya Sean menatap wajah cantik Alexa dengan lekat.

"Saya bersedia. "

3. Jangan alihkan perhatianmu.

"Kamu bisa bereskan semua barang mu di sini, Alexa. Untuk sementara sampai hari pernikahan tiba, kau tinggal bersama kami. " Sean memberikan perintah kepada calon menantu nya dengan tegas, ia tidak mungkin membiarkan Alexa tetap berada di dalam lingkungan keluarga yang secara terang-terangan menujukan kebencian nya kepada Alexa "Kamu mau kan nak? "

"Tapi Om, saya bisa mencari tempat tinggal untuk sementara waktu. Saya bisa tinggal di toko buku. " Alexa berusaha menolak kebaikan ayah Samudra dengan halus, ia tidak mau merepotkan.

"Saya tidak mau terjadi sesuatu kepada calon menantu saya, Alexa, " tegas Sean melayangkan tatapan tajam nya.

"Baik om, terimakasih atas kebaikannya. "

"Panggil aku ayah, Alexa," Sean berkata dengan nada kesal "Lagi pula sebentar lagi kau akan menjadi anak ku juga. "

Alexa tersenyum lembut.

"Iya Ayah, maafkan aku. "

Amelia tersenyum penuh haru.

"Akhirnya aku memiliki anak perempuan yang cantik juga. " Amelia terkekeh pelan sambil melayangkan kecupan di pipi putih Alexa "Aku harap kau betah tinggal bersama kami, Alexa. "

"Tentu bu. "

Sebenarnya Alexa bisa saja memiliki tempat tinggal sendiri sampai hari pernikahan nya tiba, akan tetapi keluarga Young menolak dengan tegas keinginan nya itu.

"Kalau begitu ayok, Alexa. Kita bereskan beberapa barang mu lebih dulu, sisa nya biarkan orang ku yang membawa nya, " Samudra segera beranjak dari sofa lalu menatap kearah Alexa yang masih berada di rangkulan ibu-nya.

"Kenapa kau tidak bereskan barang Alexa sendiri saja?" Kesal Amelia menatap putra sulungnya dengan marah "Kau pasti tahu mana yang harus di bawa lebih dulu. "

Sepertinya Samudra baru saja jadi anak tiri dari keluarga Young.

"Tidak apa apa bu. "

Amelia dengan enggan melepaskan rangkulan nya di tubuh Alexa.

"Baiklah, bereskan barang mu dengan cepat nak. "

"Baik bu. "

Alexa segera beranjak dari sana lalu berjalan melewati Samudra begitu saja.

Kaki nya bergerak mengikuti langkah Alexa di belakang.

Samudra bisa melihat dengan jelas jika saudara tiri perempuan Alexa tampak menghujani Alexa dengan tatapan tajam nya, pasti sangat berat bagi Alexa untuk tumbuh di dalam keluarga seperti ini. Terkadang Samudra merasa tidak enak hati ketika ia memiliki tujuan tertentu di balik pernikahan ini.

"Lama tidak bertemu, Alexa. "

Tubuh Alexa seketika membeku di tempat ketika melihat kehadiran sosok Reynard Capaldi Smith di hadapannya. Perasaan takut seketika menjalar di sekitar tubuhnya hingga keringat dingin membanjiri sekujur tubuh nya.

"Bisakah kau menyingkir? " Samudra berkata dingin sambil melayangkan tatapan tajam kepada pria yang ada di depannya, tentu saja Samudra tahu pria ini "Apa kau tuli? "

Rey tersenyum melihat kemarahan yang di tunjukkan oleh Samudra secara terang-terangan.

"Apa kau yakin ingin menikahi wanita ini? " Rey melayangkan tatapan mengejek kepada Samudra "Wanita ini lahir dari seorang wanita penghibur. "

"Itu bukan urusan mu!, "tegas Samudra.

Kedua kakinya melangkah melewati Alexa sehingga tubuh Samudra yang jangkung menjadi tameng untuk Alexa.

"Dia tidak akan jauh berbeda dari ibu kandungnya, " tambah Rey.

Saat itu juga Samudra tidak bisa menahan diri untuk tidak menghajar wajah pria kurang ajar ini.

"Aishhh, " ringis Rey ketika sudut bibirnya sobek karena di hajar oleh Samudra.

"Kau pantas mendapatkan itu, " Samudra tersenyum miring "Orang bodoh seperti mu memang harus di beri pelajaran. "

"Cukup!!. "

Teriakan Alexa yang begitu kencang berhasil mengalihkan perhatian semua orang yang mendengar suaranya.

"Aku mohon berhentilah!!. " Alexa berteriak dengan kencang walau suaranya terdengar gemetaran karena menahan ketakutan yang menjalar disekujur tubuh nya "Aku mohon hentikan!. "

Samudra di buat kebingungan ketika tubuh Alexa luruh keatas lantai, melihat tubuh Alexa yang gementaran membuat insting di dalam dirinya untuk segera menenangkan Alexa. Akan tetapi Samudra bingung harus melakukan apa? Ia tidak mungkin melakukan kontak fisik, jika sampai ia melakukan itu maka Alexa akan semakin ketakutan. Trauma yang di alami oleh Alexa membuat gadis itu tidak bisa melakukan kontak fisik dengan pria mana pun.

"Alexa, tenanglah. "

Samudra berjongkok di hadapan Alexa, tetapi masih menyisakan ruang yang bisa membuat Alexa merasa nyaman ketika berdekatan dengannya.

"Kita akan segera pergi dari sini, ok. Aku akan melindungi mu dari siapa pun, termasuk keluarga mu. " Tanpa Samudra sadari ia telah mengucapkan kalimat yang cukup membuat Alexa merasa telindungi "Kamu yang tenang ok, aku akan membawa mu pergi jauh dari sini. "

Perasaan nyaman dan merasa terlindungi langsung tercipat begitu saja, ia bisa melihat kesungguhan di wajah Samudra. Tidak ada sedikit pun kebohongan disana. Perkataan yang Samudra ucapkan berhasil membuat dirinya merasa sedikit tenang, perasaan takut itu mulai memudar dengan sendirinya.

"Kamu hanya perlu mempercayai ku, Alexa. "

Alexa merasa ter-sugesti oleh penuturan Samudra sehingga tanpa sadar ia menganggukkan kepalanya dan memilih untuk mempercayai Samudra.

"Pergilah lebih dulu ke kamar, aku akan menyusul mu. Aku harus mengamakan pria berengsek ini dari mu. "

Senyum tipis seketika terukir di wajahnya ketika melihat raut wajah Alexa jauh lebih tenang dari pada sebelumnya, ia memutuskan untuk segera beranjak dari posisi jongkok nya menjadi berdiri. Setelah itu barulah Samudra memposisikan tubuh nya hingga berhadapan langsung dengan Rey, mata nya terus menghujani mata Rey dengan tatapan penuh kemarahan.

"Tingkah mu seperti seorang pahlawan, " ejek Rey menatap Samudra dengan senyum miringnya "Apa sikap mu tulus untuk melindungi wanita jal*ng itu? "

"Tentu saja. " Jawab Samudra yakin.

"Kalau begitu buktikan, " Senyum misterius seketika tercetak di wajah Rey "Jangan pernah alihkan pandangan mu dari Alexa, Samudra. Jika sampai kau melakukan itu, maka aku akan memanfaatkan celah itu. "

"Itu tidak akan terjadi!, "geram Samudra.

Rey tersenyum tipis, ia melayangkan tepukan di bahu Samudra beberapa kali.

"Jaga adik tiri ku baik-baik, calon adik ipar. "

Tangan Samudra terkepal dengan begitu kuat, amarah di dalam dirinya berusaha mengambil alih kesadaran dirinya. Akan tetapi Samudra berusaha menahan emosinya sebisa mungkin, ia tidak mungkin meledak sekarang. Ia tidak mau jika rencana yang sudah tersusun rapih akan kacau karena ia tidak bisa mengendalikan emosi nya. Samudra sudah tahu jika ia memilih Alexa sebagai pendamping nya maka akan serumit ini, tidak heran jika kemungkinan buruk bisa terjadi kapan pun. Samudra telah memperhitungkan semuanya, ia hanya perlu menghadapi itu semua.

Setelah selesai larut dalam pikiran nya, Samudra memutuskan untuk segera menyusul Alexa yang sudah masuk ke dalam kamar.

Samudra memilih untuk berdiam diri di ambang pintu sambil menyenderkan tubuh jangkung nya ke sisi pintu, mata nya yang tajam sedang memperhatikan Alexa yang terduduk diam di pinggir ranjang.

"Apa kau sudah selesai memasukkan barang mu kedalam tas? "

Mata Samudra menangkap reaksi terkejut di wajah Alexa ketika suaranya menggema di dalam setiap sudut kamar ini.

"Sudah jangan terlalu di pikiran, segera kemasi barang mu, " Samudra memberi instruksi kepada Alexa agar segera merapihkan barang nya "Sisa nya biarkan bawahan ku yang membawanya. " Tambah Samudra.

Alexa segera bergerak untuk mengikuti perintah Samudra.

"Perlu ku bantu? "

"Tidak perlu, " tegas Alexa cepat.

Samudra tersenyum tipis ketika ia mendapatkan penolakan dari niat baik nya.

"Aku merasa tidak enak jika harus tinggal bersama keluarga mu. " Alexa akhirnya memilih untuk mengungkapkan apa yang menjadi beban pikiran nya sejak tadi "Kita baru saja mengenal hari ini, mana mungkin aku tinggal di kediaman mu. "

Samudra mengelus elus rahang nya yang di tumbuhi oleh bulu-bulu tipis.

"Aku si terserah pada mu, tapi akan sulit untuk mendapatkan izin dari ibu dan ayah ku. Apalagi melihat situasi keluarga yang seakan akan ingin membunuh mu, pasti mereka akan menolak dengan tegas keinginan mu itu, " jelas Samudra panjang lebar "Hmmm kau juga harus tetap berada di bawah pengawasan ku, aku takut jika Rey melakukan hal buruk kspada mu. "

Alexa menghembuskan napasnya kasar.

"Ini membuat ku pusing. "

Samudra tersenyum geli.

"Sebaiknya cepatlah berkemasa, aku tidak mau orang tua ku berfikir yang tidak-tidak tentang kita. "

"Apa maksud mu? "

"Kau pikir saja sendiri. Seorang pria dan wanita berada di dalam kamar dalam waktu lama. Kau pikir siapa yang tidak akan berpikir negatif? "

"Ah baiklah. "

Samudra hanya bisa geleng-geleng ketika melihat Alexa yang mengemasi barang nya seperti sedang di kejar deadline.

"Apa kau yakin itu sudah semuanya? " Samudra menatap tas ukuran sedang yang sudah di letakan di atas ranjang.

"Iya. "

Drrrtttttt....

Mereka berdua seketika mengalihkan perhatiannya saat sebuah notifikasi pesan berbunyi.

Samudra segera merogok ponsel nya dan menatap layar ponsel nya untuk melihat seseorang yang mengirim pesan kepadanya.

Aku harap rencana mu akan berjalan lancar, Samudra.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!