Arshlan, seorang murid dari SMA Tanah Abang yang ditemukan tak sadarkan diri dengan kepala yg pecah disebuah gang sempit dekat dg sekolahnya. dan ternyata yg telah menyerangnya ialah sahabatnya sendiri. Usai kejadian itu terjadi sang sahabat bersama keluarganya menghilang dari kota dan diduga kabur dari kejaran polisi.
Saat Arshlan di larikan ke rumah sakit dokter telah mengusahakan untuk menyelamatkan nya, tetapi takdir berkata lain. Arshlan akhirnya dinyatakan tewas saat operasi hampir selesai.
Tanpa ada orang yang tahu, ketika jasad dari Arshlan dibawa ke ruang Jenazah tiba tiba tubuhnya memperlihatkan tanda tanda kehidupan,
bahkan sebelumnya kepala nya terluka parah secara perlahan ter regenerasi dengan cepat. Sel demi sel mulai tumbuh dan menutup luka di kepalanya serta wajahnya yg sebelumnya kusam,kini mulai memperbaiki dan berubah menjadi kulit yang putih dan mulus.
"Mengkonfirmasi Tuan. Mendeteksi bahaya Menyembuhkan."tiba tiba terdengar suatu suara seseorang di dalam kepala Arshlan.
"Menganalisis. Memuat.......Loading.......Selesai" Ucap suara itu lagi
Di alam bawah sadarnya, Arshlan sangat bingung karena ia saat ini berada di sebuah tempat luas serba putih.
"Heii...Apakah ada orang..!!?" teriak Arshlan sambil terus mengamati sekitarnya.
"Ding..Klik untuk status" tiba tiba di depan Arshlan keluar sebuah hologram kecil transparan yg bertuliskan Status, Skill, Inventory, lock, lock, lock...
"Apa ini, dan suara siapa tadi?" tanya Arshlan heran sambil mengedarkan pandangannya kalau mungkin saja ada seseorang di sekitarnya.
"Ding..Tuan tidak perlu bingung. Tuan bisa klik status yang ada di depan tuan." ucap suara itu lagi, walaupun Arshlan masih bingung ia tetap meng-klik tulisan status yang sedang mengambang di depannya.
"Ding...
Status: Tuan
Nama: Arshlan
Gelar:None
Kekayaan:None
Skill:None
Level : 1."
Tiba tiba Arshlan dihadapkan dengan layar hologram yg berubah mirip dengan di game VR dimana berisi profil atau biodata player.
Tetapi ia sampai sekarang masih bingung dengan suara yg entah dari mana berasal itu, dan memutuskan bertanya.
"Sebenarnya siapakah engkau, dan dimana aku," Tanya Arshlan berturut-turut.
"Ding. menjawab, Saya adalah sistem yang tuan miliki, dan anda sekarang berada di alam bawah sadar anda sendiri" Jawab suara tersebut yg menyebut dirinya sistem.
"Hmm, apakah maksudmu seperti system yg ada di novel - novel dan film fantasi itu?"Tanya Arshlan menebak, itu karena ia suka membaca novel dan film film fantasi walaupun dengan cara meminjam di perpustakaan ataupun saat meminjam komputer sekolah.
"Ding, Benar tuan kurang lebih seperti itu." Ucap sistem lagi.
"Lalu kenapa aku ada di sini?" Tanya Arshlan lagi heran, karena ingatan terakhirnya ia baru saja pulang sekolah dan ingin menemui sahabatnya yg sebelumnya mengajak bertemu di sebuah gang sempit.
'"Ding. Saat tuan pulang sekolah dan memasuki gang kepala tuan di pukul dari belakang menggunakan potongan besi dan mengakibatkan kepala tuan pecah." Jawab sistem lagi menjelaskan yg membuat Arshlan terkejut, bukankah berarti ia sekarang sudah mati.
"Ding. Tuan tenang saja, sistem telah melakukan penyembuhan darurat dan menyembuhkan luka yang ada di kepala Tuan." Ucap sistem seakan mengetahui apa yg dipikiran Arshlan.
Mendengar apa yg dituturkan Sistem, Arshlan pun bernapas lega lalu ia pun memikirkan sesuatu hal yg mungkin bisa menguntungkan nya.
"Sistem untuk salam pengenalan apakah tidak ada sesuatu yg akan engkau berikan padaku?" tanya Arshlan walau sedikit malu.
"Ding. Tentu saja tuan, Sistem telah menyiapkan sesuatu pada tuan yaitu uang senilai 10 juta, kartu Black hole, dan satu unit sepeda motor yg sistem tempatkan di rumah tuan" ucap sistem yg membuat Arshlan girang tidak kepalang.
Arshlan sangat senang mendengar tulisan dari sistem, tetapi sedetik kemudian mukanya terlihat jelek.
"Sistem, itu bukan rumahku. Aku hanya tinggal di pondok kecil milik pak RW. Apakah kamu bisa memindahkannya agar tidak hilang?" tanya Arshlan panik.
"Ding. Tentu tuan, sistem akan memindahkannya ke tempat penyimpanan sistem." Mendengar itu Arshlan pun kembali menghela nafas lega, lalu iapun melihat lihat apa yang ada di layar hologram di hadapannya.
"Sistem, jelaskan tentang Gelar, Skill, Poin Sistem, dan level!" perintah Arshlan saat melihat beberapa hal yang masih belum ia mengerti.
"Ding. Gelar atau julukan bisa tuan dapatkan melalui pekerjaan yang tuan lakukan. Skill bisa tuan dapatkan melalui misi misi ataupun anda beli di toko sistem yang akan sistem sediakan saat level anda mencapai level 10. Poin Sistem merupakan poin kontribusi yang berfungsi untuk menaikkan level anda. Level merupakan tingkat kekuatan yg bisa anda capai contohnya : jika LV 1 maka anda hanya bisa mengakses kekuatan rata rata manusia. Dan semakin tinggi level bahkan kekuatan dewa bisa anda gapai." Jelas Sistem yang membuat Arshlan kagum.
"Hmmm, baiklah. Oh iya sekarang aku ada di alam bawah sadar, lalu bagaimana cara ku untuk kembali sadar?" tanya Arshlan setelah sadar keadaannya sekarang.
"Ding. Silahkan anda menutup mata anda tuan, saya akan mengembalikan kesadaran anda ke raga asal." ucap sistem menjawab.
Setelah mendengar itu Arshlan perlahan menutup matanya. Perlahan tapi pasti iapun mulai merasakan kelima indranya.
Setelah sadar secara penuh, Arshlan pun membuka selimut putih yang menutupi seluruh tubuhnya lalu Arshlan pun turun dari ranjang tidur yg ia tempati lalu ia merentangkan kedua tangannya yg terasa sedikit kaku, dan ia pun berjalan menuju satu satunya pintu di ruangan itu dan membukanya.
Saat Arshlan keluar dan membaca tulisan yg ada di pintu itu Arshlan pun terkejut "Ruang jenazah. Apakah mereka mengira aku sudah mati?" Gumam Arshlan terkejut.
"Ding. Sebenarnya sistem lah yang melakukan itu tuan, karena proses penyembuhan darurat yg sistem lakukan sebelumnya tidak boleh ada orang lain yang tahu kecuali sangat terpaksa." Ucap sistem memberi penjelasan, sedangkan Arshlan hanya memanggut manggutkan kepalanya sembari ia berjalan keluar dari ruangan jenazah.
"Oh ternyata aku ada di RS Ridwan. Tapi sayangnya lokasinya jauh dengan gubuk milik ku." Ucap Arshlan setelah melihat salah satu poster menempel di tembok.
Setelah itu ia pun berniat untuk segera keluar dari rumah sakit tapi ia tiba tiba berhenti setelah melihat baju terusan warna putih polos yg sedang dia gunakan.
"Aku tidak mungkin keluar dari sini dengan pakaian ini. Bisa bisa di anggap hantu nanti aku." Ucap Arshlan bergumam.
"Ding. Tuan silahkan memakai seragam anda yang tadi sudah sistem masukkan ke inventori sistem." Ucap sistem yang membuat Arshlan bernafas lega.
Arshlan pun segera mencari kamar kecil untuk tempat berganti pakaian. Setelah sesaat Arshlan pun keluar dari dalam kamar kecil menggunakan seragam SMA nya.
Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω
...----------------...
Arshlan pun keluar dari kamar kecil menggunakan seragam yg anehnya kini terlihat bersih, padahal seharusnya seragamnya itu kotor setelah kejadian siang tadi. Yah mungkin saja oleh sistem otomatis di bersihkan kan?
Arshlan pun berjalan santai menyusuri lorong di rumah sakit itu dan tidak sengaja berpapasan dengan salah satu dokter dimana dokter itu adalah dokter yg tadinya mengoperasi dirinya, tapi seolah tidak tahu dokter maupun Arshlan hanya berpapasan dan diam saja, sedangkan sang dokter melirik ke arah Arshlan.
Setelah berpapasan Arshlan pun langsung berbelok ke arah kiri menuju ruang tunggu dimana pintu keluar ada di sana. Sedang dokter yg tadi melirik Arshlan tiba tiba membeku di tempat dan langsung menoleh ke arah dimana Arshlan berjalan tetapi sudah tidak ada orang.
"A- apakah aku tadi salah lihat?, tapi kenapa pemuda tadi terlihat seperti pemuda yang baru baru ini aku operasi." gumam dokter itu sedikit takut. Siapa juga yang tidak takut jika berada di posisinya.
"Huhhh, mungkin aku perlu mengambil cuti beberapa hari" desah dokter itu menenangkan dirinya, sedangkan Arshlan sekarang sudah ada di luar rumah sakit dan berdiri di sisi jalan.
"Waduh, aku hanya ada uang 5 ribu, ini tidak cukup untuk uang transportasi ke gubuk." ucap Arshlan setelah melihat uang yg ia ambil dari sakunya.
"Ding. Tuan jangan bingung, silahkan tuan mencari tempat sepi dan sistem akan mengeluarkan sepeda motor yang telah tersimpan di inventori." ucap sistem yang membuat Arshlan menepuk dahinya karena ia sampai lupa hadiah dari sistemnya.
Sesaat Arshlan pun menoleh ke kanan kiri nya mencari gang sepi, dan terlihat sebuah gang cukup sempit di sebelah rumah sakit yg. Terlihat cukup sepi dan Arshlan pun berjalan ke arah gang itu.
Setelah sampai di gang itu Arshlan pun membuka layar transparan di depannya dan meng-klik tombol inventori, dimana di sana terlihat gambar motor sport merk Katana warna biru campur merah yg menurut Arshlan cukup menarik.
Setelah ia meng-klik gambar motor sport itu terlihatlah partikel partikel kecil yg langsung menyatu dan berubah menjadi motor sport mirip dengan gambar tadi, sedangkan di layar inventori gambar motor itu langsung menghilang
"Waw, sungguh keren." ucap Arshlan senang sekaligus cukup kagum dengan motor sport yg ia dapat.
Setelah selesai melihat lihat sepeda motor barunya Arshlan pun mencoba menaiki sepeda motor nya dan keluar dari gang sempit itu lalu mengendarainya di jalanan.
"Ding, Misi sistem terpicu: Bantu polisi untuk menangkap penjahat
Hadiah misi: Bisa anda dapatkan setelah misi dikerjakan.
Waktu terbatas 2 jam." ucap sistem memberi misi."
Belum selesai Arshlan mencerna perkataan sistem dari arah belakang nya terdengar sirine polisi dan di depannya terdapat seseorang yg menaiki sepeda motor sedang dikejar.
Saat pria itu menyalip Arshlan, ia pun tanpa banyak berfikir langsung ikut mengejar pria yg diduga merupakan penjahat itu.
"Heii.. Berhenti kau..!!" teriak Arshlan yg langsung memepet pria itu pada saat di jalan berbelok.
"Sial.." umpat pria itu yg langsung mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dan langsung menebaskannya ke arah Arshlan.
Melihat itu Arshlan pun langsung menjauhkan motor nya dari pria itu lalu ia pun membanting setir ke arah kiri sambil menendang sepeda motor yg di gunakan oleh pria itu hingga terguling ke sisi jalan.
Setelah pria itu terjatuh dan terguling Arshlan pun langsung berhenti serta langsung menyilangkan kedua tangan pria itu di belakang punggung serta menekannya ke bawah.
Setelah beberapa saat terlihat dua buah mobil polisi yg langsung menghampirinya, lalu terlihat lima orang polisi yg langsung menggantikan Arshlan untuk menahan pria itu serta langsung memborgolnya.
Sedangkan dua polisi lain menuju ke arah sepeda motor pria itu yg ternyata terdapat dua buah tas hitam yg di dalamnya terdapat bergepok gepok uang warna merah serta beberapa lembar kertas seperti sebuah surat surat penting.
"Selamat siang, terimakasih atas bantuan anda untuk membantu menangkap perampok itu nak." ucap salah satu polisi pria yang terlihat paling senior yg mendekati Arshlan lalu mengulurkan tangannya.
"Tidak apa apa pak, saya senang bisa membantu anda menangkap penjahat ini." ucap ramah Arshlan yg langsung membalas uluran tangan polisi itu untuk berjabat tangan.
"Apakah engkau ada waktu untuk mengunjungi kantor kami agar kami bisa mendapat penghormatan serta reward dari kami?" tanya polisi itu.
"Tidak perlu pak, lagi pula saya hanya sedikit membantu dan saya juga harus segera pulang pak." ucap Arshlan menolak halus keinginan polisi itu.
"Hmm.. Baiklah tapi terima saja kartu ini, jika kau punya keperluan di kantor kamu bisa menemuiku." ucap polisi itu sambil mengulurkan kartu nama milik polisi itu. Yg ternyata tanpa di ketahui Arshlan bahwa posisi pria di depannya tidak lah rendah.
"Baiklah saya terima pak." jawab Arshlan sambil menerima kartu milik polisi itu.
Setelah berbincang sebentar polisi itu pun pamit untuk segera pergi sambil membawa si penjahat, sedangkan motornya di bawa oleh salah satu polisi yg sebelumnya mengambil tas hitam itu.
"Ding. Misi selesai, karena anda bisa menyelesaikan dalam waktu tidak sampai satu jam, maka hadiah diganti lebih baik yaitu:
●1 Buah rumah nomor 1 di Perumahan Krystal.
●dan karena misi pertama maka hadiah di tambah Uang tunai sebesar 20 juta rupiah." Terdengar dering sistem bahwa misi selesai dan mendapat hadiah yang sungguh sangat mewah bagi Arshlan.
"Apakah kau sungguh sungguh Sistem?" tanya Arshlan yg sedikit tidak percaya dengan ucapan sistem.
"Ding. Itu benar tuan, sistem tidak mungkin berbohong kecuali jika harus." ucap sistem yg membuat Arshlan senang.
Setelah itu Arshlan pun tetap meneruskan perjalanan nya ke gubuk yg dia tinggali. Setelah satu jam setengah berlalu terlihatlah sebuah papan kayu bertuliskan Desa Sentarum. Dimana desa itu ialah desa dimana ia di besarkan oleh almarhum kedua orangtuanya.
Dia pun menyusuri jalanan yg masih tanah di desa nya itu untuk menuju rumah sang ketua RW dimana gubuk yg ia tinggali merupakan gubuk milik ketua RW itu. Di jalan ia mengendarai motornya perlahan dan saat berpapasan dengan salah satu warga Arshlan langsung menyapa nya ramah.
Memang, Arshlan dikenal sebagai Pemuda yang ramah terhadap para warga, dan dikenal juga sebagai pemuda yang ulet serta pintar. Dan karena itu lah ia disenangi oleh para warga di desa Sentarum.
Setelah berkendara sesaat ia pun berbelok ke arah halaman yg cukup lebar dan terlihat sebuah rumah yg cukup bagus.
Setelah memarkirkan sepeda nya Arshlan pun turun sambil membawa oleh-oleh yg sebelumnya ia beli di warung saat di jalan.
'Tok tok tok..'
Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω Ω
...- - - - - - - - - - - - - - - -...
'Tok..tok..tok..'
"Permisi pak." ucap Arshlan sambil mengetuk pintu.
"Siapa?... Oh ternyata nak Arshlan, ada apa ya nak?" ucap seorang wanita paruh baya yang merupakan istri dari pak RW.
"Iya Bu. Pak RW nya apakah ada?" tanya Arshlan sopan.
"Ohh ada, kamu masuk dulu saja duduk di dalam." ucap wanita itu mempersilahkan Arshlan masuk.
Setelah menunggu beberapa saat, muncullah seorang pria paruh baya yg tersenyum ramah lalu duduk di depan Arshlan.
"Ku kira siapa, memang ada apa nak?. Apakah sudah waktunya membayar SPP sekolah?" tanya pria itu ramah. Ya sebenarnya selama ia di tinggal oleh kedua orangtuanya pak RW ini lah yg membiayai sekolahnya.
Bahkan Arshlan dulu sempat di ajak tinggal satu rumah dengannya, tetapi karena pak RW memiliki anak perempuan ia menolak ajakan pak RW.
"Tidak pak, sebenarnya saya berniat pindah karena saya baru saja mendapat rezeki banyak. Jadi saya mau pamit ke bapak sekalian saya mau memberi sedikit buah tangan." ucap Arshlan sambil menyodorkan kantung kertas di sampingnya.
"Kenapa kok repot repot begini, lagi pula bapak juga nggak keberatan kamu ada di sini kok." ucap pak RW menolak pemberian Arshlan.
"Tolong di terima pak, ini hanya sedikit hal yg bisa saya beri ke bapak. Lagipula kalaupun saya pindah saya janji sesekali mengunjungi bapak di sini." ucap Arshlan sedikit memaksa.
Karena paksaan dari Arshlan, pak RW pun akhirnya menerima kantung kertas itu dan terlihatlah si ibu RW yg datang sambil membawa dua gelas minuman.
"Ada apa pak?" tanya si ibu RW setelah menyodorkan kedua gelas berisi minuman hangat.
"Ini, katanya Arshlan mau pindah jadi minta izin dulu ke kita." ucap pak RW menjelaskan sambil meminum minuman yg dibawa oleh istrinya.
"Loh memang nya kenapa?, kalau ada masalah ngomong aja ke ibuk atau bapak. Kamu itu udah ibu anggap anak sendiri loh Arshlan." tanya ibu RW sedikit terkejut.
Mendengar penuturan ibu RW, hati Arshlan terasa hangat, karena setelah sepeninggal kedua orangtuanya pak RW dan ibu RW itu lah yg telah membantu serta menerimanya seperti anaknya sendiri.
"Tidak ada masalah kok bu, lagian Arshlan malah habis mendapat rezeki jadi Arshlan berniat pindah rumah yg sekiranya dekat dengan kota agar bisa mencari pekerjaan lebih mudah setelah lulus SMA" ucap Arshlan menjelaskan.
Arshlan serta kedua orang paruh baya itu akhirnya berbincang bincang hingga beberapa saat, setelah itu Arshlan pun di antar ke gubuk yg sebelumnya ia tinggali untuk mengemasi beberapa barangnya yg di anggap penting.
"Motormu bagus nak." Ucap pak RW setelah melihat motor yg di gunakan Arshlan.
"Syukur pak, ini salah satu rezeki yang saya dapat pak." ucap Arshlan menerangkan. Melihat Arshlan yg tidak berniat menceritakan asal usul rezeki yg dibicarakan pak RW pun hanya diam saja karena ia faham sifat Arshlan yg dikenal tidak neko neko (tidak macam macam) itu.
Setelah berpamitan Arshlan pun segera menuju perumahan Krystal untuk melihat rumah yg ia dapat dari system.
Setelah berkendara cukup jauh terlihatlah sebuah gerbang putih dg hiasan kaca berbentuk Krystal, dan di sampingnya jug terlihat tulisan bertuliskan 'Perumahan Krystal' Tetapi saat ia berniat untuk masuk ia di hadang oleh penjaga di sana.
"Berhenti, jika ingin masuk kamu harus ada izin dari salah satu pemilik rumah elit di sini." Ucap penjaga itu tegas.
"Sistem, tolong pindahkan kartu pengenal ku ke saku." gumam Arshlan dimana pria di hadapannya tidak bisa mendengar nya.
"Oh baiklah paman, sebentar" ucap Arshlan sambil merogoh saku bajunya dan ia pun mengeluarkan kartu emas berlogo Krystal putih dimana di bagian tengahnya samar samar terlihat angka satu.
Melihat kartu di tangan Arshlan, penjaga itu terlihat terkejut dan sesaat kemudian terlihat wajahnya ketakutan.
"Mohon maaf Tuan muda, saya yang bodoh karena tidak tahu jika anda adalah pemilik rumah termewah di perumahan ini."ucap penjaga itu meminta maaf dan terlihat takut.
"Tidak mengapa paman, toh itu juga tugas anda. Lagipula ini juga pertama kali nya saya ke sini karena rumah itu juga baru aku beli." ucap Arshlan menenangkan penjaga itu yang terlihat takut.
"Oh iya paman rumah nomor satu ada dimana ya?" tanya Arshlan
"Rumah anda merupakan rumah elit terbaik di perumahan ini jadi memiliki jalan khusus. Anda silahkan ikuti jalan arah kiri ini , rumah pertama yg merupakan rumah terluas dan termewah adalah tujuan anda." ucap penjaga itu mengarahkan.
"Oh baiklah paman , terimakasih saya pamit dulu."
"Iya tuan muda, silahkan." ucap penjaga itu sambil agak membungkuk.
Setelah berpamitan,Arshlan pun mengendarai motornya menuju arah yg ditunjukkan oleh penjaga gerbang tadi. Dan setelah berkendara beberapa menit terlihatlah sebuah bangunan megah berlantai tiga di hadapannya.
"Wah wah wah. Benarkah ini kalau ini rumahku?" tanya Arshlan saat melihat rumah di hadapannya yg terlihat mewah itu.
Setelah melihat lihat sekeliling, Arshlan pun mendekat ke arah scanning yg tersedia di depan gerbang dan Arshlan pun mengeluarkan kartu yg ia dapatkan dari sistem tadi lalu menempelkannya ke arah alat scan itu.
Setelah Arshlan menempelkan kartu nya, gerbang rumah di depannya pun mulai terbuka secara otomatis dan tanpa fikir panjang Arshlan pun langsung masuk dan menuju ke arah garasi.
Setelah memasukkan motornya, Arshlan pun berjalan menuju pintu utama. "Sistem, apa sandi rumahku?" tanya Arshlan saat melihat di bagian pintu terdapat sistem pertahanan berupa sandi masuk.
"Ding. Sandi rumah adalah 3-5-4-1-7-0-9 Tuan." jawab sistem. Arshlan pun mengetik sandi rumah yg telah di sebutkan oleh sistem.
'Cklak. Ting..' suara pintu terbuka dan dentingan bel rumah. Saat Arshlan memandang bagian dalam, ia pun terpesona melihat ruangan yg terlihat sedikit mewah tapi elegan yg terpampang di hadapannya.
"Sungguh elegan sekali rumah ini. Aku mengira ngira harganya setidaknya puluhan juta hanya untuk perabotan dan beberapa hiasan di ruangan ini." Ucap Arshlan berdecak kagum sambil terus melihat lihat di sekitarnya.
Setelah ia puas melihat lantai pertama, iapun berjalan menuju tangga untuk mencapai lantai ke dua. Di sana terdapat 2 kamar utama, satu bar kecil beserta beberapa permainan seperti ball pool, dll. Disana juga tersedia perpustakaan mini, tempat bersantai dan juga di bagian luar terlihat sebuah kolam. Ya kolam yg terdapat di lantai dua.
"Hei, apakah ini bercanda. Bagaimana bisa terdapat kolam renang di lantai dua, aku tidak bisa membayangkan si arsitek bisa memikirkan hal luar biasa seperti ini." ucap Arshlan kagum.
Setelah beberapa menit kemudian, Arshlan pun berjalan ke arah salah satu kamar utama yg sangat mewah dan membuka pintu kamar itu lalu memasukinya.
Setelah memasuki kamar nya, sekali lagi Arshlan dibuat kagum karena kemewahan nya bak kamar seorang Raja. Dibagian pojok kamar pun terlihat sebuah lemari kaca yg di dalamnya tersedia bermacam merk jam tangan serta sepatu ber merk mahal yg jika di kira kira harganya mencapai jutaan.
Setelah puas mengagumi kemewahan kamar serta melihat jam yg telah menunjukkan waktu sore, Arshlan pun memilih untuk membersihkan diri di kamar mandi.
Setelah mandi dan dalam keadaan masih menggunakan baju mandi Arshlan pun berbaring di atas kasur sambil menatap langit-langit seraya bergumam.
"Ayah, Ibu jika saja engkau bisa menikmati apa yang anakmu ini nikmati, sungguh aku akan benar benar merasa sangat bahagia.
Ayah..Ibu... Aku merindukanmu..." lirih Arshlan sambil menitikkan air mata nya serta menutup kedua matanya.
Sekilas Arshlan merasakan desiran angin lembut yg seolah membelai kedua pipinya, dan ia merasakan rasa yang sangat ia rindukan sejak ibunya meninggal. Belaian kasih sayang seorang Ibu......
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!