NovelToon NovelToon

Gadis Manis Kesayangan CEO Buta

Bab 1

Seorang gadis manis berambut panjang , bermata sipit, berhidung mancung dan Jangan lupakan kulit putih mulusnya, Keynara maharani namanya.

Keynara gadis yatim piatu dengan segala tingkah ceria dan juga tangguh dalam segala hal, diusianya yang masih 17 tahun, Key biasa dia disapa sudah harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

meskipun dia masih berstatus sebagai pelajar disalah satu SMA ternama dikota tempat tinggalnya, tapi itu semua tidak menyurutkan semangatnya untuk bekerja disalah satu kafe yang cukup terkenal dan besar dikota itu.

pembawaan Key yang ceria, santun dan baik membuat siapa saja yang dekat dengannya merasa nyaman, hingga tak heran disekolah maupun ditempat kerjanya Key memiliki banyak teman.

Pagi ini Key berangkat kesekolah lebih pagi karena hari Senin pagi akan diadakan kegiatan rutin upacara bendera. Key sudah sampai disekolahnya setelah menaiki bus yang biasa ia tumpangi, Key terlihat duduk dibangku tempat biasa dia duduk bersama sahabat baiknya Disti.

Disti belum sampai disekolah, jadi Key memutuskan untuk menunggu Disti dikelas, dan nanti akan kelapangan bersama dengan sahabatnya itu.

Hingga suara cempreng Disti menyapa telinga Key Yang sendang membaca buku pelajarannya.

"pagi BESTie", sapa Disti penuh semangat,

"pagi, tumben loe udah siang gini baru nyampe?", tanya Key,

"biasa Key, mobil gue dipake sama kak Cia jadi gue harus bareng sama bokap", jawab Disti, key pun hanya menganggukkan kepala,

"oww, ya udah kita kelapangan, anak anak udah pada kelapangan dari tadi", ajak Key seraya berdiri dan mengamit lengan Disti.

upacara bendera berjalan dengan khidmat, para siswa siswi mengikuti dengan tertib meskipun udara makin lama makin terasa panas tapi tidak membuat mereka jadi gaduh, terbukti bapak kepala sekolah ceramahnya cuma singkat singkat saja.

Selesai kegiatan upacara para siswa siswi berhamburan menuju kantin untuk sekedar membeli minum karena tenggorakan mereka yang terasa kering setelah berjemur dibawah matahari.

Key dan juga Disti ada diantara para siswa siswi yang kini duduk dikantin dengan minuman ditangan mereka.

"nanti pulang sekolah ikut gue ke mall bentar yuk Key", ajak Disti dengan pup eyesnya seolah memohon,

"ngapain?", tanya Key yang memang tidak begitu suka mengunjungi tempat seperti itu.

"nyari kado buat pacar gue, kan lusa dia ultah",

"jangan lama lama tapi ya, jam 5 gue harus udah dikafe",

"beres itu mah".

Bel masuk berbunyi, para siswa siswi beranjak meninggalkan kantin dan segera memasuki kelas masing masing karena pelajaran akan segera dimulai.

*****

Disebuah rumah mewah 4 lantai, seorang laki laki tampan tampak duduk ditaman samping rumah tersebut, hanya duduk berdiam diri tanpa bersuara sedikit pun, disisi kirinya sang asisten setia menunggui sang tuan yang entah sedang memikirkan apa.

Alezio Bagaskara, putra tunggal keluarga tersohor dan kaya raya keluarga Bagaskara itu berubah menjadi sosok pendiam setelah tragedi kecelakaan yang menimpanya hingga membuat dia kehilangan penglihatannya.

Al biasa dia disapa, awalnya seorang pebisnis muda yang sangat ambisius, tegas, tak kenal ampun terhadap lawan bisnisnya yang curang, dan juga pribadinya yang dingin, irit bicara dan selalu menjaga jarak dengan lawan jenisnya.

banyak para putri dari rekan bisnis Kendra Bagaskara, ayah Alezio yang ingin menjodohkan anak mereka dengan Ale dengan dalih untuk mempererat hubungan bisnis mereka, tapi Kendra tak pernah menggubrisnya karena dia tahu watak dari sang anak yang tidak pernah tertarik dengan hal semacam itu, dan yang paling terpenting, Al bukan orang yang bisa dipaksa.

kejadian naas itu bermula saat Al baru saja pulang dari perjalanan bisnisnya diluar kota, Aleyang biasanya selalu ditemani Noah sang asisten, malam itu dia mengemudi sendirian, Noah tiba tiba saja harus pulang lebih awal karena sang ibu masuk rumah sakit.

Seolah sudah diincar sejak awal, Al yang saat itu menyetir dengan keadaan sedikit lelah, ditambah hujan yang turun dengan derasnya, tiba tiba saja dari arah depan sebuah truk dengan muatan penuh langsung menabrak mobil yang ditumpangi Al.

Mobil terguling beberapa kali, beruntung mobil tersebut tidak sampai meledak, karena hingga posisi terakhir mobil itu terbalik Al masih berada didalam, dengan kesadaran yang semakin menipis penglihatannya makin lama makin gelap hingga akhirnya dia tidak sadarkan diri.

sedang truk yang tadi menabraknya juga menabrak sebuah pohon besar yang membuat sang sopir tak sadarkan diri karena terjepit badan truk bagian depan.

5 hari berlalu, Al masih dinyatakan koma oleh dokter, Andin sang mama tak henti hentinya menangisi sang anak, sedang Kendra berusaha menenangkan sang istri, didampingi Lusi sang mama mertua dan juga Tio papa mertuanya.

dan kini setelah kecelakaan itu, Al dinyatakan kehilangan penglihatannya secara permanen setelah ada serpihan kaca yang menancap pada kornea matanya, saat itu juga dunia Al terasa runtuh, sebagai pebisnis muda dia baru saja menapaki dunia bisnis tapi belum apa apa dia sudah mendapatkan musibah sebesar ini.

Al bisa kembali melihat asal dia mendapatkan donor mata, bagi keluarga Bagaskara mencari donor mata bukan hal yang sulit, karena kekuasaan yang mereka miliki, tapi donor mata harus dilakukan kalau si pendonor ditanyakan meninggal dunia, gak mungkin kan mereka membunuh seseorang hanya untuk mengambil matanya saja semena mena itu namanya.

Dan juga resiko lainnya adalah ketidak cocokan yang bisa terjadi antara kornea si pendonor dengan mata Al.

untuk meminimalisir semua resiko yang ada, Al dan juga keluarga menunggu hingga benar benar ada pendonor yang cocok dengan Al.

Jadi sekarang jadilah Al sosok yang lebih pendiam, tertutup dan juga lebih suka menyendiri. meskipun terkadang dia masih bisa berkerja dengan dibantu sang asisten tapi Al merasa dunianya hancur sekarang.

menjadi buta nyatanya membuatnya merasa tak berguna, fisiknya yang tampan, dengan rahang tegas, berkharisma, banyak memikat lawan jenisnya nyatanya sekarang semua itu tak ada artinya sama sekali.

keluarganya selalu memberi semangat untuknya, menemaninya, memberikan motivasi agar Al tidak Sampai putus asa, tapi Al seolah menutup dirinya dari keluarganya.

sang mama bahkan menangis setiap hari melihat Al yang duduk termenung, hanya berdiam diri tak mau berbicara apapun, andai dia bisa memberikan matanya pada sang putra, pasti sudah dia lakukan, tapi jelas itu semua akan ditentang oleh semua keluarganya termasuk Al sendiri.

Ingin rasanya Al menyelidiki penyebab pasti kecelakaannya meskipun polisi sudah menyatakan kalau itu murni kecelakaan karena supir truk pun meninggal ditempat, tapi semua itu masih tidak membuat Al puas, karena baginya kecelakaan itu sangat ganjil, dimana dia berkendara dengan kecepatan sedang dan kenapa tiba tiba saja truk itu menabraknya dari depan, padahal jalan tidak begitu ramai, bahkan sangat lenggang, ingin menyelidikinya tapi keadaannya sekarang masih tidak memungkinkan.

setidaknya dia harus bersabar hingga tiba saatnya dia mendapatkan pendonor dan bisa kembali melihat.

Bab 2

Sesuai janji mereka tadi pagi, pulang sekolah ini Disti meminta Key untuk menemaninya ke mall, meskipun sebenarnya Key sangat malas tapi demi sang sahabat dia mau mengunjungi tempat yang menurutnya membosankan itu.

agak lain memang ini anak satu, tapi ya mau bagaimana lagi kalau memang Key tidak menyukai tempat itu.

Setelah menaiki taksi, mereka berdua turun di lobby mall, Disti segera mengamit lengan Key dan mengajaknya berkeliling mencari sesuatu yang cocok untuk dijadikan kado buat sang kekasih hati.

Masuk dari satu toko ke toko yang lain, memilih dan memilah entah apa yang sebenarnya gadis itu cari, Key sampai dibuat geleng geleng kepala.

"ini sebenarnya loe mau beli apa sih Dis, dari tadi keluar masuk toko masa gak ada yang nyantol dihati loe?", tanya Key yang sudah capek kakinya,

"hehehe, gue juga bingung Key mau ngasih kado apa", jawab Disti diselingi cengiran diwajahnya,

"ya ampun Disti, jadi kita dari tadi muter muter dan loe masih bingung mau beli apa?", tanya Key tak percaya, dan Disti hanya menanggapi dengan senyuman.

Hingga akhirnya mereka memasuki sebuah distro khusus menjual segala kebutuhan cowok yang terbilang sangat lengkap, Key pun menunggu Disti memilih dan memilah sesuatu yang menurutnya cocok untuk sang pacar.

saat sedang memainkan ponselnya atensi Key teralihkan pada seorang nenek yang terlihat sedang menahan sakit, Key pun dengan segera menghampiri sang nenek.

"nek, nenek kenapa?", tanya Key sambil memegangi tangan sang nenek,

Sang nenek pun melihat kearah Key,

"kepala nenek tiba tiba sakit nak", jawab sang nenek,

"kita duduk dulu yuk nek", ajak Key sambil menggandeng tangan sang nenek, mengajaknya duduk dikursi yang disediakan disekitar jalanan mall tersebut.

"minum dulu ya nek", ucap Key sambil menyerahkan sebotol air mineral yang diambil dari tasnya.

Sang nenek pun menerima dan meneguk minuman tersebut, setelahnya kembali menyerahkan minuman tersebut pada Key.

"makasih ya nak", ucap tulus sang nenek,

"sama sama nek, nenek sama siapa disini, biar aku Carikan keluarga nenek", kata Key menatap lembut sang nenek,

"nenek sendirian nak, tadi rencananya mau membeli sesuatu, eh malah kepala nenek tiba tiba pusing, emang umur segini gak bisa diajak pergi shopping dikit", ucap sang nenek disertai kekehan kecil,

"terus nenek sekarang mau beli apa, perlu Key bantu nek, atau nenek mau pulang, ayo Key anterin nek", tawar Key,

"nenek pulang aja nak, nenek tadi sama supir kok, cuma supirnya nunggu diluar",

"ya udah ayo Key antar nek",

sambil menggandeng tangan sang nenek, mereka pun berjalan beriringan.

"nama kamu siapa nak?", tanya sang nenek,

"nama aku Keynara nek, nenek bisa manggil aku Key, atau Nara juga boleh",

"wah nama yang cantik, secantik orangnya",

"ah nenek bisa aja, bikin kepala aku jadi gede nih", ucap Key disertai kekehan,

"kamu tadi bukannya mau belanja, gak apa apa nganterin nenek seperti ini?",

"aku gak belanja sebenarnya nek, cuma nemenin temen cari kado buat pacarnya, kalau aku sih sebenarnya gak suka banget masuk mall kayak gini, bosen", jawab Key apa adanya,

"bosen, baru kali ini ada sekarang gadis gak suka ke mall dan malah bosen",

"iya nek, entahlah tapi beneran aku gak suka ketempat kayak gini, bikin pusing iya, ngebosenin iya, aku aja heran sama temen temen yang kadang bisa sampai Berjam jam di mall, aku yang gak sampai setengah jam aja udah bosen banget",

Sang nenek menanggapi dengan senyuman semua ucapan Key yang apa adanya dan tidak ada jaim jaimnya itu, merasa unik dengan gadis yang kini disampingnya itu.

Hingga akhirnya mereka Samapi di lobby mall, sang nenek pun menghubungi sang supir, tak lama sang supir pun datang dengan mobil mewahnya.

"ya udah nenek hati hati ya",

"iya,makasih banyak ya nak atas bantuannya, kalau gak ada kamu mungkin tadi nenek sudah pingsan didalam",

"iya nek, sama sama, ya sudah aku balik kedalam dulu ya nek, temenku pasti kebingungan cariin aku", ucap Key sambil terkekeh.

Badan Key seketika membeku saat tiba tiba saja sang nenek memeluknya, entah apa yang dia rasakan tapi hatinya menghangat mendapat pelukan itu, Key pun membalas pelukan sang nenek.

"semoga kita bisa bertemu lagi ya anak cantik, nenek doakan semoga kamu selalu bahagia",

"aamiin makasih nek".

sang nenek pun masuk kedalam mobil dan meninggalkan mall, sedang Key langsung kembali ke distro tempat dia meninggalkan Disti tadi.

Belum sampai di distro, tiba tiba saja dia melihat Disti sedang berlari seolah mengejar seseorang, Key pun mengikutinya.

setelah mendapatkan Disti, Key segera menarik tangan Disti.

"Dis, loe ngapain lari lari?", tanya Key dengan nafas ngos ngosan, tapi mulutnya segera dibekap Disti dengan tangannya,

"shuuut,,, diam Key, dua lagi ngikutin cowok gue",

"hah cowok loe, mana, kenapa gak loe samperin aja?",

"itu maslahanya, tadi katanya dia lagi diBandung karena ada acara keluarga, tapi ini kok malah dia ada disini",

"maksud loe, cowok loe bohongin loe gitu?",

"gue juga gak tahu, makanya ini gue ikutin dulu, mau ngapain dia disini, padahal biasanya kalau gue minta anter ke mall dia selalu banyak alasan",

Key pun menganggukan kepalanya dan mengikuti saja apa yang dilakukan sahabatnya itu, hingga akhirnya mereka melihat pacar Disti bertemu dengan seorang cewek dan yang membuat mereka tercengang adalah dengan santainya pacar Disti itu mencium mesra sang cewek.

"Key, itu kenapa cowok gue nyosor sama tu cewek Key, itu siapa Key?", ucap Disti dengan nafas memburu, sedang Key tidak berani buka suara takut salah,

Mereka pun terus menatap kearah dua manusia yang tengah bermesraan itu, hingga Disti merasa sudah tidak tahan lagi dan berakhir menghampiri mereka.

"jadi ini yang kamu bilang lagi acara keluarga di Bandung?", tanya Disti tepat berada dibelakang mereka,

Seolah ke gep, mereka berdua pun menoleh kebelakang dan mendapati Disti dengan wajah menahan amarah, sang pacar yang tadinya menggandeng mesra cewek disebelahnya langsung melepas gandengannya.

"Disti, i.. Ini gak seperti yang kamu lihat", ucap terbata sang pacar memberi penjelasan,

"gak seperti yang gue lihat ya, terus tadi mesra mesraan sambil nyosor itu apa, loe kira gue buta gitu bisa loe bohongin", Wajah Disti sudah seperti hendak menerkam kedua manusia itu.

"apa an sih, ini siapa sih sayang kok marah marah sama kamu?", tanya sang cewek yang memang tak tahu apa apa,

"sayang,,, oh jadi loe pacarnya atau istrinya?", tanya sinis Disti, Key sudah was was takut kalau tiba tiba Disti nyerang mereka berdua karena key tahu Disti itu bar bar kalau sudah diusik.

"iya ,gue pacarnya, loe siapa sih marah marah gak jelas?", tanya sang cewek,

"gue juga pacarnya tuh, malah udah 3 tahun pacaran sama nih buaya", sungut Disti sambil menunjuk kearah pacarnya, sedang sang pacar gak bisa berkata apa apa selain menerima nasibnya setelah ini.

"gak usah ngaco deh loe",

"loe tanya aja sama pacar loe ini", tunjuk Disti pada pacarnya,

"sayang, apa yang dibilang cewek ini gak bener kan, aku pacar kamu satu satunya kan sayang, kita udah seminggu jadian lho yang", kata sang cewek seolah tak terima dengan apa yang didengar,

"gak bisa jawab kan pacar loe, dan buat loe cowok brengs**, beneran gak nyangka gue loe bisa sebrengs** ini, tapi gue bersyukur bisa lihat langsung perselingkuhan loe, gue berharap gak akan lagi melihat wajah hina loe ini didepan gue", ucap Disti meluapkan segala amarahnya, setelahnya di menggandeng tangan Key dan menariknya pergi menjauh dari kedua orang itu.

Key hanya mengikuti langkah Disti tanpa berani membuka suara, hingga akhirnya Disti membawanya kesebuah kafe didalam mall itu.

"loe oke kan Dis?", tanya Key hati hati,

"lebih dari oke Key", jawab mantap Disti,

"maksud loe, loe gak sedih gitu?",

"sedih, dibanding sedih gue lebih ke puas Key, sebenarnya gue udah pernah dikasih tahu kakak gue kalau cowok brengs** itu sering jalan sama cewek lain, cuma gue masih bisa percaya sama tu cowok, dan hari ini secara langsung gue ngelihat semua, dan itu membuat gue luas Key, bisa memergoki langsung dan meluapkan semuanya",

"sabar ya Dis, abis ini pasti loe bakal dapet pengganti yang lebih baik lagi", ucap Key sambil mengelus tangan Disti seolah memberi semangat.

"iya Key, gue baik baik aja kok, hati gue tu sekuat baja Key loe tenang aja",

Key hanya menanggapi ucapan Disti dengan senyuman manisnya, entahlah dia hanya berusaha percaya pada sahabatnya itu.

"ya udah balik yuk, udah mau jam 5, gue harus berangkat kerja", ajak key seraya menggandeng tangan Disti,

mereka pun meninggalkan mall, Disti memutuskan langsung mengantar Key ketempat kerjanya karena waktunya sudah mepet jadi Key tidak sempat pulang. Mereka pulang menggunakan mobil Disti yang tadi diantar oleh supir keluarganya.

mereka pun berpisah, Disti langsung pulang dan Key langsung masuk kedalam kafe dan bekerja.

Bab 3

Dikediaman Bagaskara, seperti biasa Ale duduk sendirian ditaman samping rumah mewah itu, sekedar menikmati Suasana dan udara yang sejuk menurutnya.

Sang nenek yang melihat sang cucu duduk sendirian ditaman samping bergegas menghampirinya.

"cucu oma yang ganteng ini lagi ngapain sih kok anteng sekali", ucap sang oma mencoba mencairkan suasana.

"oma, baru pulang?", tanyanya,

"iya, niatnya mau shoping eh nih kepala Oma pake pusing, hampir aja Oma pingsan kalau aja gak ada gadis cantik dan baik hati yang nolongin Oma", cerita sang oma,

"apa, kepala Oma pusing, kenapa pake ke mall segala sih Oma, dan kenapa juga sendirian, gak minta temenin salah satu asisten Disni?", tanya Ale hawatir,

"ya kan rencananya mau me time gitu Al, eh nih kepala malah gak bisa diajak kompromi, kan jadinya Oma kesel", ucap sang oma dengan nada sedih tapi malah terdengar manja ditelinga Ale, hingga membuatnya tersenyum.

"oma tuh ada ada aja, segala me time kayak ABG aja", ucap Ale sambil mengelus tangan keriput sang oma yang berada di pahanya,

"ye, jangan salah Al, Oma meskipun udah tua begini masih jiwa jiwa ABG tahu", sungut sang oma yang sekian membuat Ale terkekeh, dan itu membuat sang oma senang karena bisa sedikit menghibur sang cucu.

"terserah Oma aja lah", ucap Ale.

Hingga atensi kedua orang itu teralihkan pada beberapa orang yang masuk kedalam rumah mewah tersebut setelah di persilahkan masuk oleh salah satu asisten rumah tangga dirumah itu.

terdengar suara yang begitu mereka kenali sedang memerintah sekarang asisten rumah tangga dengan nada sok kuasa dan menindasnya, membuat Oma dan Ale begitu muak.

"mau apa lagi mereka kesini Oma", ucap Ale jengah,

"entahlah Al, Oma samperin mereka dulu muak juga Oma sama sikap sok kuasanya si mona, kamu tetep disini Al, tapi kalau kamu masuk, masuk aja daripada kamu malah tambah muak", ucap sang oma dengan segera meninggalkan Ale menuju ketempat orang orang sok kuasa itu.

ketiga orang itu, tepatnya para keponakan dari tuan Tio bagaskara, Sonny, Mona dan anak gadis mereka cilla, terlihat sedang bertingkah layaknya tuan rumah dirumah itu, sebenarnya itulah yang selalu merasa lakukan dikediaman keluarga Bagaskara setiap mereka berkunjung.

Berlagak seperti tuan rumah, memerintah para asisten rumah tangga dengan seenak hati dan berlagak angkuh dan sombong.

Ale sudah sangat lama mengetahui itu semua, bahkan sang mama pun juga tahu, tapi mereka hanya diam, takut kalau mereka membicarakan pada keluarga yang lain mereka dianggap tukang mengadu.

Tapi sekarang sang oma mengetahui secara langsung apa yang tengah mereka lakukan dirumahnya, geram sudah pasti, karena memang sejak dulu oma Lusi tidak begitu menyukai keponakan dari sang suami itu.

Selain karena mereka yang sok kuasa, mereka juga tak lebih dari seorang penjilat yang senantiasa berlaku sok baik dihadapan opa tio dan papa Kendra.

"apa ini sikap kalian selama ini kalau sedang di rumahku?", ucap dingin Oma Lusi yang membuat ketiga orang itu kaget.

"tan...Tante, Tante sudah pulang?", tanya Mona berbasa basi, dengan raut muka yang masih menahan takut

"bahkan aku sudah melihat semua tingkah kalian sejak pertama kalian datang ke rumahku", ucap sarkas oma Lusi.

Tak ayal ucapan Oma Lusi membuat mereka semakin pias, seolah sedang tertangkap basah setelah melakukan kejahatan, tapi dasar memang mereka para penjilat, dengan segera mereka mencari alasan untuk membuat Oma Lusi tak memarahi mereka.

"Tante, Tante salah paham, semua gak seperti apa yang Tante lihat kok, aku hanya meminta asisten rumah tangga disini untuk mengambilkan kami minum hanya itu", alibi Sony,

"to the point, mau apa kalian disini?", tanya Oma Lusi,

"kami hanya ingin berkunjung Tante, mengunjungi Tante, om dan juga Ale", ucap mina dengan suara sok lembut yang justru membuat Oma Lusi semakin muak,

"mengunjungi memangnya kami kenapa sampai harus dikunjungi?", tanya sarkas oma Lusi.

sungguh segala ucapan Oma Lusi membuat Sony dan mona kesal, tapi apapun yang Oma Lusi ucapkan mereka harus bisa tetap terlihat tenang dan manis, agar Oma Lusi tidak semakin curiga.

"em Oma, kak Ale dimana?", tanya Cilla sokanis,

"dia sedang tidak ingin diganggu", ucap dingin Oma Lisa,

tapi dasar memang Cilla gadis yang tak tahu malu, dengan segera dia meninggalkan ruangan itu saat melihat Ale yang masih setia duduk sendirian ditaman samping.

"hai kak Al", sapanya sok lembut

membuat Ale mendengus, muak dengan gadis itu.

detik berikutnya dengan tidak tahu malunya cilla malah langsung duduk disamping Ale, sontak Ale dibuat geram dengan tingkah Cilla itu, apalagi sekarang dengan beraninya Cilla memegang tangan Ale,

"pergi dari sini", ucap dingin Ale, yang tidak digubris sama sekali oleh Cilla.

"aku cuma mau nemenin kak Ale kok", ucapnya santai,

langsung saja Ale menghempaskan tangan villa yang semakin kurang ajar itu hingga tangannya membentur pegangan kursi yang mereka duduki.

"apa kau tuli, aku bilang menyingkir dari hadapanku", ucap Ale dengan nafas memburu menahan kesal,

"kenapa kak Ale kasar padaku aku hanya ingin menemani kakak", sungut Cilla kesal karena tangannya sakit,

"aku gak Sudi kau berada di dekatku pergi dari sini sebelum aku bertindak kasar", ucap Ale penuh intimidasi,

"bertindak kasar, emang apa yang bisa kak Al lakukan, melihat saja tidak bisa", ucap Cilla menghina disertai senyum culasnya,

Hingga kejadian didetik berikutnya membuat Cilla terperanjat, Alezio mencekik leher Cilla dengan penuh emosi, kata kata Cilla sudah membangunkan iblis dalam dirinya hingga dia bisa melakukan apapun tanpa ada yang bisa mengira.

Muka Cilla sudah merah padam karena kesusahan bernafas cekikan Alezio benar benar sangat kuat, sony dan Mona yang melihat sang anak hampir meregang nyawa segera menghampiri mereka.

"Al apa yang kamu lakukan, kamu mau membunuh anak saya", ucap panik Mina sambil berusaha melepaskan cekikan Alezio dileher Cilla.

"alezio saya bilang lepaskan anak saya", hardik Sony, dan Alezio pun dengan senang hati melepaskan cekikan itu, tubuh Cilla langsung luruh di tanah dengan nafas yang terengah engah.

Oma Lusi yang melihat awalnya shock dengan apa yang dilakukan sang cucu, tapi setelahnya Oma Lusi mengerti, tidak mungkin Alezio melakukan hal seperti itu kalau dia tidak diusik lebih dulu.

Hingga kedatangan opa tio dan papa Kendra membuat Sony memanfaatkan kesempatan untuk mendapat simpati dari mereka berdua.

"ada apa ini?", tanya opa Tio,

"om,,, saya juga tidak tahu om, tapi Alezio tiba tiba saja mencekik Cilla hingga nyaris mati om" adu Sony,

Papa Kendra dan opa Tio pun menatap kearah Alezio yang tangannya sedang di genggam Oma Lusi.

"aku mengenal baik cucuku, dia tidak akan melakukan hal itu kalau dia tidak diusik lebih dulu", ucap sarkas oma Lusi yang membuat Sony dan mona geram bukan main.

"Al, ada apa sebenarnya?", tanya papa Kendra, dia pun setuju dengan ucapan Oma Lusi tentang Alezio,

"dia lancang menyentuhku, dan bilang apa yang bisa dilakukan oleh orang buta sepertiku", ucap datar Alezio yang seketika membuat opa Tio dan papa kendra melebarkan matanya.

"Al kamu jangan mengada ada, Cilla tidak mungkin berkata seperti itu", bela Mona tak terima.

"terserah, tapi aku hanya mengabulkan omongannya, dia meragukan apa yang bisa dilakukan orang buta sepertiku, dan aku sudah membuktikan meskipun aku buta aku bisa membunuhnya", ucap santai Alezio seraya pergi meninggalkan tempat itu.

"kalian dengar sendiri kan apa yang diucapkan Alezio", ucap Oma Lusi.

"keterlaluan kamu Cilla bisa bisanya kamu berkata seperti itu pada Al", ucap opa Tio murka.

"pergi kalian dari sini", sahut papa Kendra.

"dan satu lagi, jangan pernah kalian menginjakkan kaki dirumah ini lagi, aku sangat muak dengan sikap sok kuasa dan semena mena kalian dirumahku", ucap Oma Lisa seraya ikut beranjak meninggalkan orang orang itu.

Sony dan mona tidak bisa berbicara apapun lagi, mereka pun membantu Cilla berdiri dan memapahnya meninggalkan kediaman Bagaskara dengan hati yang begitu dongkol.

sesampainya dimobil, Sony memarahi cilla habis habisan , niat awal kedatangan merak kesana ingin kembali menjilat opa Tio agar mau memberikan investasi diperusahaan Sony yang terancam gulung tikar, tapi malah berubah jadi masalah dna berakhir mereka diusir.

"kenapa kamu bodoh sekali sih Cilla, kenapa kamu bisa berkata seperti itu pada Alezio, kamu tahu sendiri sifat dia itu seperti apa, ungungbkamu gak sampai mati dicekik sama dia", ucap Sony mengusap rambutnya frustasi.

"kamu kok malah nyalahin Cilla sih mas, emang dasar si Ale aja yang tempramen", ucap Mona membela sang anak,

"kalau aja Cilla lebih bisa mengontrol ucapannya pasti Alezio juga gak akan berbuat seperti itu, dan sekarang gagal semua rencanaku, perusahaanku diambang kehancuran, niat hati ingin meminta om Tio menanamkan saham diperusahaanku malah gagal", kata Sony selain frustasi memikirkan nasib perusahaannya.

"salah papa sendiri, kenapa saat itu gak papa bunuh aja sekalian si Ale, dengan begitu Bagaskara crop tidak punya penerus, dan perusahan kita bisa dengan mudah bergabung dengan mereka", sungut Mona.

"kamu pikir mudah membunuh anak itu, dengan si supir truk yang aku perintah ikut meninggal selama kejadian itu saja, aku termasuk.berunting Mon, dengan begitu polisi tidak mencurigai kalau kecelakaan itu disengaja, kalau sulit itu masih hidup aku yakin om Tio dan Kendra tidak akan melepaskan aku begitu saja", ucap Sony tidka habis fikir dengan pikiran sang istri.

Ya, benar sekali sesuai dengan apa yang dipikirkan Alezio, bahwa kecelakaan yang menimpanya adalah sebuah kesengajaan, karena memang semua itu adalah ulah Sony.

Sony yang berambisi ingin menguasai Bagaskara crop dengan melenyapkan pewaris tunggal mereka yaitu Alezio, rencana itu gagal karena ternyata Alezio masih bisa diselamatkan meskipun Alezio kondisinya buta.

Ditambah Alezio yang saat itu sudah ditunjuk menjadi CEO, sifatnya begitu tegas dan tanpa ampun, dia selalu berhati hati dan selektif dalam memilih dan memilah perusahaan mana saja yang sekiranya pantas untuk bekerja sama dengan Bagaskara crop.

Tak peduli perusahaan saudara, teman atau siapapun kalau dirasa tidak memiliki kemampuan dan kualifikasi yang mumpuni, Alezio tidak akan mau bekerja sama dengan mereka, dan itu semakin membuat Sony geram dan begitu ingin menyingkirkan Alezio.

perusahan Sony yang memang masih baru, saat itu membutuhkan banyak investor, dia pun sudah payah mencari investor dari perusahaan lain, termasuk perusahaan Bagaskara crop.

Sony kira karena dia masih kerabat dengan mereka Alezio pasti dengan mudah akan menjadi investor diperusahaannya, tapi ternyata pikirannya salah, Alezio menolaknya, karena menurutnya Bagaskara crop.tidka akan mendapat keuntungan apapun karena perusahaan Sony pun terbilang baru merintis.

Sony yang sudah sangat geram akhirnya membuat rencana untuk mencelakai Alezio, dan terjadilah peristiwa naas itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!