NovelToon NovelToon

Queen Arabella

bab 1

Di sebuah gedung mewah, di luar area perkantoran mewah itu terlihat seorang pria yg tengah mengobrol memegang ponsel nya dengan tatapan datar dengan menggunakan bahasa asing tersebut. Cuaca yg panas terik di sana tidak membuat kedua bocah yg sedang bermain mengelilingi pria itu kepanasan sama sekali

"Daddyyyyyy... Lio nakal" rengek bocah lima tahun itu dengan cadel menunjuk anak lelaki yg sedang bersembunyi di balik kursi jalanan itu

"lio jangan mengganggu lia, maaf bagaimana selanjutnya?" ucap pria berjas itu melanjutkan obrolan nya di telepon

"ishh... Daddyy asik telponan terus lah, lia sama lio gak di perhatiin" ucap bocah gadis itu cemberut memilih duduk di kursi taman

Badan kecil nya berusaha menggapai kursi yg setengah lebih dari dada jarak ukuran tinggi nya itu, lio yg tadi bersembunyi ikut duduk di samping lia melipat kedua tangan nya menatap datar kepada pria yg masih menelpon itu

"percuma saja kita ikut, daddy asik terus" kesal lio kepada lia

"sama.. Andai kita punya mommy, pasti mommy mau bermain dengan kita, lio ayo kita cari mommy buat daddy, ayo kita kabur lagi sekarang, ayo kita kebelakang situ ayo" tarik lia kepada kembaran nya itu

Akhirnya kedua bocil itu berlari tanpa di sadari oleh daddy mereka, sedangkan pria itu terus menelpon dengan santai nya. setelah beberapa menit , 10 menit kemudian pria itu menyelesaikan panggilan telepon nya

Dengan santai nya pria itu melihat sekeliling mencari dua bocil yg sudah hilang dari pandangan nya saat ini, pria itu menghela nafas nya, hingga seseorang datang menghampiri pria yg sedang memasang wajah datar itu.

"tuan" ucap pria itu menunduk hormat

"agung, kau suruh orang untuk mencari anak anak, seperti nya mereka kabur lagi,palingan ke taman tempat biasa, saya ada meeting jadi siapkan untuk rapat kita langsung, kabarkan dulu" ucap pria itu melangkahkan kaki nya berjalan menuju gedung besar itu.

"baik tuan" ucap pria itu

Kedua orang itu melangkahkan kaki nya menuju gedung mewah yg menjulang tinggi itu. Sunggu pandangan takjub mungkin sangat di gambarkan untuk mereka yg baru datang pertama kali ke sana

Di pintu masuk itu tertulis ADIWIJAYA COMPANY, ya Adiwijaya adalah sebuah perusahaan yg besar yg terkenal di imdonesia, siapa yg tidak kenal dengan perusahaan Adiwijaya COMPANY, sebuah perusahaan yg bergerak di berbagai bidang.

Dengan seorang CEO generasi ketiga yg bernama Dexter Adiwijaya, seorang pria tampan sukses dan kaya raya, hanya satu kekurangan pria itu yg tidak memiliki pendamping setelah kepergian sang istri nya dua tahun lalu.

Banyak gadis yg rela naik turun ranjang Dexter hanya demi menyambat gelar sebagai nyonya Adiwijaya, sekelas Adiwijaya bisa membuat kalian bertekuk lutut karena kemegahan dan kehebatan keluarga ini.

Drapp.. Drapp

"tuan, saya sudah memerintahkan para bodyguard menyisiri satu kota untuk mencari tuan dan nona muda" ucap agung kepada Dexter yg tengah duduk di ruang meeting itu

"hmmm" jawab Dexter dengan singkat

Ayolah semenjak kepergian sang istri wajah datar pria itu yg beberapa tahun lalu yg bisa ti taklukan sekarang kembali seperti semula, banyak para wanita yg datang tapi tidak dapat satupun tergantikan di hati Dexter, hanya mendiang istri nya yg tidak bisa dia selalu lupakan

Meninggalkan kedua anak mereka di pelukan Dexter orang tua nya, sakit. Tapi apa mau di buat takdir tidak dapat dia hindari, Dexter hanya bisa memaku setiap malam mengingat kejadian kelam yg tidak akan pernah dia lupakan seumur hidup nya.

"tuan, apa tidak sebaiknya anda yg mencari nona dan tuan muda saja?" ucap agung sedikit memberikan perhatian kepada kedua bocah itu

"tidak perlu, kau katakan saja pada nyonya besar untuk menjaga cucu nya" ucap Dexter

Agung hanya diam, kedua bocah itu memang kekurangan kasih sayang, padahal mereka di umur sekecil itu sudah sangat pintar, lebih baik dari seumuran mereka sendiri ,tapi bagi Dexter itu tidak ada bagus bagus nya sama sekali, tidak ada yg menarik kecuali menjalankan bisnis dan melanjutkan hidup nya saja.

" nyonya lihat lah, tuan sudah kehilangan jati diri nya. Bagaimana ini bisa terjadi?" gumam agung menatap datar pria tampan itu

Di sisi lain kedua bocah cantik dan tampan itu bergandengan tangan berjalan menuju sebuah taman dengan senyum manis mereka, tamam yg tidak jauh dari kantor itu mereka jelajahi, ya karena taman itu adalah milik umum bukan milik pribadi.

Semua orang datang kesana sekedar bersantai, atau lari pagi seperti sekarang ini, jika kalian tanya siapa yg lebih tua di antara kembar ini jawaban nya adalah. "Adelia Adiwijaya lalu yg kedua Adelio Adiwijaya" nama yg tampan dan cantik yg dititipkan sendiri oleh mendiang istri Dexter kepada anak anak nya

"kak bagaimana dengan tante yg di ruangan daddy kemarin saja" jawab lio dengan cadel

"jangan yg itu lio, dia wanita ular, kata oma wanita ular cuman memanfaatkan uang daddy saja, lia tau dari matanya seperti ular" ucap lia dengan tegas terus berbicara dengan lucu nya kepada lio

lio yg mendengar celotehan kakaknya yg masih belepotan itu, dan pembicaraan yg mungkin hanya dia yg mengerti anak usia 5 tahun seperti mereka saja. Orang lain mungkin tidak akan mengerti bahasa cadel mereka yg tidak jelas itu.

Hingga akhir nya sepasang bola mata berwarna biru milik lia dengan lucu melihat seorang gadis yg bersembunyi di sebalik tumpukan bunga bunga yg tinggi itu, dia mengintip sesekali ke jalan lalu masuk lagi sambil terus sambil menggumamkan tidak jelas, lia yg penasaran langsung menarik tangan lio.

"ya tuhan ku selamatkan aku, Ara anak baik kok, besok janji gak cabut lagi deh, kalau ketahuan pasti di marahin sama nenek bukan, tuhan jangan kesini dong satpol pp nya, apa aku buka baju aja ya?" gumam gadis itu dengan polos nya terus bergumam tidak jelas

Ya dia adalah QUEEN ARABELLA

Ara yg tengah gundah itu dan panik, tiba tiba kaget kala ada suara anak kecil yg tiba tiba muncul ada di belakang nya, suara itu membuat nya terperanjat dan mundur ke belakang.

"kakak lagi main petak umpet? Boleh ikut?" ucap lia dengan semangat nya

"eh eh lontong burung puyuh mang" kaget Ara yg terjatuh duduk dengan posisi jongkok nya itu

"burung puyuh itu apa kak?" tanya lio dengan polos nya

"Astaga bocil bikin kaget. Kalian jangan di sana nanti kakak ketahuan, sini sini ngumpet" ucap Ara mengajak kedua bocil itu masuk ke tempat persembunyian nya

Lia dan lio tentu senang akan hal itu berasa diri mereka di ajak bermain, Ara yg berusaha menahan nafas kaget kala suara pria memakai seragam satpol pp memergoki nya bersembunyi itu.

"nah kemana kamu?"

"Gawat.." ucap Ara dengan kaget kala satpol pp itu tiba tiba muncul di belakang mereka

Sebenernya dua jam yg lalu...

"Mua main ke taman KTM deket perusahaan besar itu gak? Mana tau ketemu CEO ganteng nya yg terkenal itu" ucap cinta kepada kedua teman nya itu

Ara yg fokua dengan roti nya itu hanya diam sambil terus santai menikmati suasana pagi di tangga sekolah itu, ya mereka sedang duduk berlima saat ini, kenakalan sahabat Ara ada cinta, Anggi ,Rehan dan Devan.

"Ra, diam aja kamu?" senggol cinta ke bahu gadis itu dengan pelan

Ara yg bahu nya di senggol nya itu, menatap dengan polos kepada sahabat nya itu, wajah cantik putih dan pipi gembul nya itu di penuhi dengan roti, dengan rambut sepunggung bergelombang dan poni yg lucu itu, serta tahi lalat di pipi yg kecil menambahkan kesan lucu.

Saat ini mereka tengah duduk di bangku kelas 3 SMA, yg mana umur mereka sudah 18 tahun. Mereka selalu bersama semenjak kelas 1 SMP hingga sekarang, seperti sebuah geng yg tidak terpisahkan, geng mereka di namakan geng KUCURUT, atau kumpulan cucu eyang burut, yaitu nenek dari Ara

"aku sih yes" ucap ara dengan santai

"udah kaya audisi nyanyi aja aku sih yes aku sih yes" ucap Rehan kesal kepada gadis itu

"yee.. Sewot" ucap Ara kesal kembali kepada Rehan

"lu yg sewot di tanya Cinta juga malah makan mulu,

Pipi lu itu udah kaya bakpao kudin" ejek Rehan kepada gadis itu

"REHAN" kesal gadis itu

Kedua orang itu akhir nya terus berisik satu sama lain tiada henti, bukan nya mereka tidak akrab. Tapi di situ letak ke akraban mereka, Rehan dan Ara semakin menyindir mereka makin akrab, jika posisi mereka hanya berdua, Rehan selalu melindungi Ara walaupun sambil berceloteh.

Ya mereka memang seperti itu anjing dan tikus yg tiada henti bertingkah satu sama lain, tapi mau bagaimana semua teman teman mereka sudah paham. Dan di sini Cinta yg paling heboh, lalu Anggi si pendiam, dan Devan si tipe cowo yg hanya ikut ikut saja.

"Sudah.. Apakah kalian bisa berhenti sampai di sini" ucap Devan

"ck.. Gua cubit juga lu satu satu" kesal Cinta kepada kedua orang itu

"yasudah ayo kita main ke taman, pagi pula ini class meeting bukan?" uncap Anggi menimpali pertanyaan Devan

"boleh saja, tapi kita masih pakai baju sekolah. Nanti di tangkap satpol pp gimana? Itu kan di kota tempat nya" jelas Rehan mengingat bagaimana ke depan nya

"tinghal kabur.. Takut banget sih lu" kesal Cinta pada Rehan

Pria itu menghela nafas nya, ingin sekali mencubit gemas pipi Cinta dengan santai nya berbicara seperti itu, tapi akhir nya mereka menyetujui untuk pergi ke taman, di sini Rehan, Anggi dan Ara satu motor , sedangkan Devan dan Cinta berdua

Motor yg mereka tumpangi melaju sekitar 30 menit an menuju taman kota, sebenar nya Ara sudah memiliki firasat tidak enak karena harus pergi dengan posisi masih menggunakan baju sekolah, tidak lama mereka sampai

"wih gila sih ini kaya taman taman di TV itu gak sih, wah ini bukan nya tempat syuting FTV itu" heboh Cinta yg turung dengan cepat dari motor

"eh pelan pelan oleng nih motor cin" kesal Devan dengan kaget melihat tingkah gadis itu yg pecicilan

"gak tau Cinta alay banget" ejek Ara terkekeh

"bodoamat .. Siapa yg peduli, eh guys duduk di sana yuk" ajak Cinta ke arah air mancur yg ada di tengah taman

Setelah memarkirkan motor mereka akhirnya langsung menuju ke aur terjun besar itu. Seperti kisah sebuah dongeng taman itu memang di disain sungguh sangat indah mewah dan penuh seni, dan mereka tidak merasa menyesal datang ke taman ini.

"cantik banget.. Harus nya aku ajak nenek juga" ucap Ara

"Boti sama Devan" kekeh cinta kepada Ara

"eh eh.. Ga boleh dong cinta, kamu ini gak sopan" ucap anggi mengingatkan

Gadis itu hanya tertawa ngakak kala membayangkan diri nya akan bonceng tiga bersama nenek Ara dan Devan. Apakah mereka akan sunmori saja, saat mereka tengah berbincang menikmati suasana indah dengan kicauan burung . Di situlah tiba tiba satpol pp menunjuk ke arah mereka.

"eh eh.. Ada satpol pp, kabur cok!" teriak Ara lari terbirit birit

Teman teman ara yg mendengar gadis itu berteriak kaget dan menunjuk langsung ikut berdiri dan berlari pergi menjauh dari sana entah kemana orang orang itu berlari, Ara tidak perduli, dia hanya berlari ke sembarangan arah tanpa tahu

"sembunyi.. Sembunyi" panik Ara

Flashback off..

●●●●

Hay hay guys semoga kalian suka sama cerita baru aku .. setelah sekian bulan aku baru bisa nulis lagi

Semoga kalian suka dengan cerita ini ya..

Happy reading..

bab 2

Dari situlah akhirnya Ara bertemu dengan dua bocah kembar serta harus kepergok dengan satpol pp, Ara langsung berdiri dengan wajah panik.

"kamu kelas berapa? Belum ganti baju sudah main ke sini, bukan nya masih jam pelajaran, dari sekolah mana kamu? Sini lihat sekolah kamu" ucap satpol pp itu langsung to the point tanpa basa basi.

"loh pak buat apa? Saya gak kabur kok gak cabut sekolah kok beneran" ucap Ara panik menggelengkan kepala nya dengan cepat

"bohong kamu, sini saya lihat biar saya antarkan ke sekolah dengan mobil" ucap satpol pp itu

Lia dan lio yg masih menunggu di sana menatap adegan itu, otak lia yg mengerti permasalahan itu langsung memegang dengan tangan satu nya lagi tanpa melepas pegangan nya kepada lio, gadis kecil itu menggenggap tangan lio.

"bapak, kakak sedang mengantarkan kami main ke taman, tadi ada daddy juga kok. Tapi lagi di tinggal sebentar, kakak tidak pergi dari sekolah, kita bersama daddy" ucap lia berusaha meluruskan setiap ucapan nya yg cadel itu agar pria itu bisa memahami nya.

Ara yg laget dengan gadis kecil itu yg tiba tiba berbicara seperti itu merasa tertolong dan takjub, kenapa anak ini bisa sangat paham situasi dan sangat pintar, Ara akhirnya mengikuti permainan bocah kecil itu.

"iya pak, saya lagi anterin adek saya main ini di taman, iya kan sayang" senyum Ara dengan penuh drama kepada dua bocah itu

Kedua anak kecil itu mengangguk, lio yg tidak tahu apapun ikut mengangguk juga mengikuti permainan lia, dia selalu percaya dengan kembaran nya itu satpol pp itu yg di ajak berbicara dengan anak kecil itu tentu dia membalas dengan lembut dan mengusap lembut kepala lia.

"Benarkah? Baiklah maaf sudah mengganggu waktu kalian, bapak pamit dulu" ucap bapak itu berlalu

Ara yg melihat tingkah pria itu menjauh, yg tadi nafas nya berhenti sekarang terasa pasokan udara nya sudah kembali terpenuhi, akhirnya dia bernafas lega.

"Akhirnya ya tuhan.."

Setelah satpol pp itu pergi, Ara mengalihkan perhatian nya kepada gadis kecil yg masih mengenggam tangan nya. Dengan senyum manis nya Ara berjongkok di depan gadis itu, dia menatap kedua bocah kembar itu secara bergantian sambil tersenyum manis.

"terimakasih adik cantik, kau menolongku" senyum Ara dengan tulus dan manis mengusap pipi gembul lia

"sama sama kak" ucap adelia dengan senyum manis nya.

"hei apakah kalian anak bule? Sungguh cantik" puji Ara dengan takjub

Bagaimana Ara tidak memuji adelia berlebihan. Gadis itu memiliki ikat rambut pirang dengan mata biru dan kulit putih yg seputih salju. Sangat indah dan lembut untuk di pandang, lalu berbeda dengam adelio yg memiliki rambut hitam dan mata biru nya sendiri, mereka memiliki keunikan dan kelebihan nya masing masing.

Entah kenapa adelia merasa jika Ara juga memiliki daya tarik sendiri, jika itu bukan Ara dia mungkin juga dia tidak akan ikut campur, karena dia tidak menyukai membantu orang lain , bocah kecil pintar itu tidak perduli dengan urusan orang lain sama seperti daddy nya yg sangat cuek.

Jika kalian bertanya kenapa adelia dan adelio memiliki wajah bule, karena jawabanya adalah mendiang istri Dexter adiwijaya itu adalah gadis darah campuran dari ayah nya, dia hampir 100 persen mewarisi gen ayah nya sendiri.

"orang tua kalian dimana? Sini kakak antar" ucap Ara berdiri sambil celingak celinguk mencari orang yg berdiri di dekat kedua bocah itu.

"daddy sedang bekerja kak, mommy sudah di surga" ucap lio dengan polos nya

"iyah kak kami ingin bermain, makanya pergi dari daddy, karena daddy tidak perduli kami kemana pun" ucap lia dengan wajah tanpa ekspresi.

Seketika pertanyaan itu membuat seorang Ara tertegun dan terdiam. Anak sekecil ini sudah merasakan kehilangan kasih sayang seorang ibu. Dan apa yg mereka katakan barusan? Daddy mereka tidak peduli sama sekali, orang nya ada tapi peran nya tidak ada.

Sungguh miris dan sedih perasaan Ara, dia bisa mengerti perasaan anak itu karena Ara sendiri adalah anak seorang yatim piatu sejak kecil. Sama seperti lia dan lio yg belum pernah merasakan kasih sayang orang tua.

"kalian tidak sedih?" tanya Ara kepada kedua bocah itu

"untuk apa bersedih? Hal itu tidak membuat mommy kami kembali, dia tetap hidup di hati kami kakak, benar bukan?" ucap lia sambil tersenyum manis pada Ara

"oma bilang begitu" sambung lio

Sungguh padahal di umur mereka yg belum dewasa ini, sikap mereka jauh lebih dewasa dari apa yg di rasakan oleh ara sendiri, antara takjub menemukan salah satu keajaiban di dunia, bertemu dengan bocah pintar seumur mereka.

"jangan sedih sayang, kakak juga sudah terbiasa walaupun kesepian, ayo bermain ke sana kakak akan mengenalkan kalian ke teman teman kakak" ucap Ara dengan ramah

"liooooo mauu" teriak pria kecil itu dengan manja melepaskan genggaman tangan lia dan mengenggam tangan Ara

"lio, lia dulu" kesal lia menggandeng satu tangan Ara yg lain.

"jadi nama kalian lia dan lio ya, nama yg cantik dan tampan, ayo" ucap Ara dengan senyum manis

Akhir nya Ara mengajak kedua bocah itu ketaman di mana tempat dia duduk bersama teman teman nya tadi, tapi tidak ada teman teman nya di sana, Ara yakin pasti teman teman nya masih bersembunyi di suatu tempat karena satpol pp bukan hanya satu di sana.

Masih ada yg berjaga, Ara yg melihat itu terkekeh karena bisa lepas dengan mudah karena kecerdasan lia yg membantu nya, Ara mengajak kedua bocil itu untuk duduk di sekitar air mancur.

"ayo duduk di sini" ucap Ara

"kakak namanya siapa?" tanya lia dengan lucu duduk di samping Ara

Kedua bocah itu mengambil posisi duduk di tepi kanan, lio di samping kiri sedangkan lia di samping kanan, ayolah biasanya kedua bocil ini sangat susah akrab dengan orang lain, tapi entah kenapa baru kali ini mereka ingin mengenal orang baru untuk pertama kali nya.

"perkenalkan nama kakak Queen Arabella, panggil nya kak Ara saja ya adik adik" ucap Ara dengan ramah memperkenalkan diri nya.

"kalau aku Adelia Adiwijaya, dan ini kembaranku" belum sempat lia melanjutkan perkataan nya bocil pria itu memotongnya.

"kalau aku Adelio Adiwijaya," senyum pria kecil itu dengan manis nya

"lio!" kesal lia

Ara yg melihat tingkah kedua bocil itu malah terkekeh karena untuk pertama kali nya dia bisa berinteraksi dengan bocah dengan nyaman, Ara mengobrol kecil menanyakan makanan kesukaan mereka atau apapun yg membuat kedua bocah itu bersemangat menceritakan nya.

Lalu juga sesekali mereka memasukan tangan mereka ke dalam kolam air mancur itu, bagian kolam yg agak luas itu di isi ikan, yg dimana ketika merek bermain ikan itu akan mendekat.

"kalian mau makan es krim di sana gak?" tawar Ara menunjuk es krim jalanan yg ada di tepi jalan

"mau..mau..mauu" jawab lio dengan swmangat nya

Sedangkan lia yg mendapat tawaran itu hanya diam menunduk, Ara yg melihat lia tidak bersemangat itu heran, dengan lembut Ara mengusap rambut gadis itu pelan dan bertanya dengan baik.

"lia tidak suka es krim?" tanya Ara

"suka" jawab gadis itu singkat

"terus kok cuma diem aja? Atau mau yg lain?" tanya Ara dengan sabar

"bukan gitu kak, kalau di rumah tidak boleh ini itu sama daddy, kata nya bikin sakit, lia sangat suka es krim tapi sama daddy selalu tidak di boleh kan, serba tidak boleh ini itu" kesal gadis itu memanyunkan bibir nya.

"tenang saja lia, sekarang bersama kakak, satu es krim tidak akan mengganggu kesehatan mu kok, jadi ayo" senyum Ara mengajak gadis itu

"bolehkah?" tanya lia bersemangat

"tentu.. Ayo" ucap Ara

Akhirnya mereka bertiga membeli es krim, Lia memilih rasa strawbery sedangkan lio dan Ara suka rasa coklat, mereka menikmati es krim itu kembali di tepi air mancur sambil tertawa, Ara tidak akan pernah melupakan pengalaman ini.

" yey sudah habis.. Apakah kita harus bermain permainan kejar kejaran, kakak yg jaga ya?" ucap Ara berlari kecil bersiap mengejar kedua bocah itu.

"aaaaa... Jangan kejar lio" teriak lio dengan lucu

"lia juga" teriak gadis itu

Sungguh mereka sangat bahagia, begitu pula lia dan lio yg baru pertama kali mendapatkan pengalaman seperti ini, entah mengapa mereka merasakan kasih sayang, Oma mereka juga sayang mereka tapi dia juga jarang bermain dengan bocah kembar ini karena sibuk.

Di tengah permainan mereka yg asik, lia tidak sengaja terjatuh hingga akhir nya kaki nya tergores, gadis itu sama sekali tidak menangis, sedangkan Ara langsung menggendong lia.

"Lia kaki kamu luka, maafin kakak yah, kamu kaget yah?" ucap Ara panik mengambil tisu dan langsung mengelap pelan meniup kaki gadis itu.

"tidak apa apa kakak, lio jangan menangis lia tidak apa apa" ucap lia kepada kembaran nya

"nona muda, tuan muda, kalian di sini"

"astaga nona muda, apakah anda tidak apa apa?" tanya seorang pria berpakaian hitam itu dengan panik

"minggir" ucap salah satu pria yg berdatangan itu

Ara yg mendapat perlakuan frontal itu seketika kaget dan terjatuh setelah di dorong oleh pria berbaju hitam itu,

Terlihat Ara meringis kesakitan mengelus bokong nya yg terasa sakit akibat dorongan pria itu.

Gadis itu agK bingung dan kaget melihat sekitar ada 6 orang pria berjas hitam itu mengelilingi mereka, kaca mata hitam serta sebuah alat komunikasi seperti di film film yg melingkar di telinga mereka.

Ara berusaha berdiri dari duduk nya, dia melihat pria berjas hitam itu tampak dengan sopan berjongkok dan mengecek kaki lia yg padahap hanya sedikit tergores kecil itu, hal seperti ini sangat wajar di lakukan oleh bocah.

"nona sebail nya kita kembali ke tempat nyonya besar, biar anda di panggilkan dokter pribadi" ucap bodyguard itu menggendong lia

Begitu pula dengam lio yg di gendong oleh satu bodyguard lain nya, tapi entah kenapa kedua kembat itu malah memarahi bodyguard itu dengan kesal, terutama lia dengan berkata tegas.

"Aku tidak ingin kembali, turunkan aku" kesal lia dengan jelas

"Benar, kami ingin bermain daddy sangat sibuk, jangan pedulikan kita" sambung lio dengan kesal

"maaf tuan, nona muda tapi ini perintah tuan" ucap pria bodyguard itu.

"Hei.. Jangan memaksa nya mereka tidak mau, kalian siapa? Apa kalian penculik!" kesal Ara berusaha mengambil lia dari gendongan para bodyguard itu.

"kakakkk.. Lia masih ingin bermain dengan kakakk" teriak lia dengan wajah sedih nya.

"Sini sayang" ujar Ara berusaha mendekati lia dan lio

tapi para bodyguard yg lain berusaha menghalangi Ara, mereka berdiri menjaga jarak seolah menghalangi pandangan Ara, gadis itu bukan nya mendapat perlakuan baik malah di perlakukan kasar.

"minghir jangan ikut campur anak kecil.. Atau kau mau ku potong tangan mu itu" jelas pria yg berdiri menghalangi Ara mengancam.

●●●●

Hay hay gimana kalian suka gak sama cerita nya ... Eehhhh masih permulaan yah sabar dan tunggu cerita yg lebih seru lagi

Yg gak suka bisa di skip!

Happy reading..

bab 3

Sontak tatapan pria itu membuat Ara terlonjak kaget, dia langaung berjalan mundur, lia dan lio terus memanggil nama nya tapi tidak ada yg dapat Ara bisa lakukan. Diri nya sudah di liputi rasa takut yg sangat luas.

Kalian bayangkan di ancam orang tidak di kenal, lalu penampilan pria itu sangat seram memakai kaca mata serba hitam pakaian serba hitam serta masker yg menutupi wajah mereka, hanya dua orang yg menggendong lia dan lio yg tidak memakai masker.

Tetapi tetap saja perawakan pria itu sangat seram di mata Ara, gadis itu hanya diam terpaku sambil melihat dua anak kecil itu pergi berlalu memasuki mobil, bersama para pria berbaju hitam.

Saat Ara dengan tatapan yg tidak lepas dari mobio hitam tersebut, seketika fokus nya di buyarkan oleh seseorang yg menepuk bahu nya dengan pelan dari belakang

"Ra, kamu lari kemana, kami cari cari juga, kami sembunyiin motor juga biar gak di angkat, tapi kamu malah lari beda arah, untung pas sudah kembali kamu masih ada di sini" ucap Devan kepada Ara

"Ara, kenapa?" tanya Anggi heran melihat reaksi Ara seperti orang kebingungan.

"gak kok, aku gak papa, aku hanya sedikit takut, ternyata orang kota sangat seram, harus kah kita balik" ucap Ara sambil tersenyum

"ya kita balik saja, ini sudah tidak seru lagi, orang tadi menghancurkan piknik kita" ucap cinta dengan kesal

Ara mengangguk tersenyum pelan, sedangkan entah kenapa Rehan merasa Ara sedikit terdiam dan tidak memiliki ekspresi yg berlebihan barusan. Kalau itu Ara di tinggalkan, pasti dia akan cerewet tiada henti memarahi mereka saat itu juga.

"apa kau memikirkan sesuatu?" tanya Rehan memastikan Ara

"tidak Han, ayo balik hanya sedikit masalah kecil, kita tidak harus selalu ikut campur masalah orang lain bukan" kekeh Ara berusaha melupakan tentang itu

Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke rumah karena hari juga sudah mulai siang, di atas motor Ara tiada henti memikirkan masalah yg tadi, bagaimana tidak dia terus ingat lia dan lio.

"Seperti nya mereka bukan dari orang sembarangan" gumam Ara di atas motor

"apa Ara? Apa yg kau pikirkan?" tanya Anggi heram mendengar gumaman Ara karena mereka duduk berdekatan.

"eeh.. Enggak kok nggi" kekeh Ara

Tidak berselang lama, akhirnya mereka sampai di rumah Ara, karena memang rumah Ara saat masuk daerah mereka dahulu

Di sambut, lain kalau ke sekolah rumah Ara jadi yg paling jauh, gadis itu turun dari motor.

"Terimakasih ya guys.. Jangan mampir, nenek ku lagi pergi. Gak ada makanan" usir Ara kepada teman teman nya

"yeeee.... Baru juga mau mampir, gapapa anjir. Gua mau nongki di rumah lu di belakang tu adem banget langsung lihat sawah sawah, ayo guys" ajak cinta tanpa meminta persetujuan teman teman nya.

"Dasar kebiasaan nenek nenek lampir" kesal Devan memarkirkan motor nya di depan rumah Ara

"loh kok nyolot, rumah ku kok" geleng Ara

Mereka akhirnya mampir di rumah Ara sekedar nongkrong dan menghabis kan waktu bersama, hingga waktu pun berlalu.

Di sebuah mansion mewah itu, di malam hari dengan angin sejuk dan hembusan udara yg terasa dingin menusuk tulang.

Yg menandakan seperti nya hujan akan turun, saat ini lia dan lio hanya berdiam diri di berbaring di kamar mereka sambil menatap langit langit kamar, Ratna yg melihat kedua cucu nya itu terus tidak mau makan dan hanya diam saja sedari tadi.

"Sayang ayo makan, Oma tidak bisa kalau kalian seperti ini loh, sayang Oma bukan?" tanya Ratna kepada kedua cucu nya

"Tidak.. Oma sibuk sama seperti Daddy, Oma pergi terus main, kita tidak di ajak, aku tidak sayang oma" ucap lia dengan kesal

"Lio juga, Lio sayang kak Ara dia belikan kita es krim dan di ajak bermain, kak Ara sangat baik" ucap lio mengatakan itu

"kalian tidak biasa nya sampai seperti ini, lalu lia itu kaki mu tidak mau di kasih obat dan di cek dokter, nanti bisa infeksi" jelas Om Ratna dengan tenang dan baik

"Biarin.." singkat Lia

Klek...

Pintu kamar kedua kembar itu di buka dari luar, terlihat seorang pria dengan tatapan lelah dan bertahan dengan pandangan datar nya itu mendekat ke kasur dua bocah itu, dia melihat mommy nya yg membujuk kedua bocah itu.

"Ada apa dengan kalian? Apa kalian mau menyusahkan Daddy dan Oma" keras Dexter kepada dua bocah kembar itu

Seoalah sudah terbiasa di perlakukan tidak dengan penuh kelembutan itu, Lia dan Lio membuang muka mereka tanpa memandang muka Dexter sedikit pun, pria itu menghela nafas nya, bukan nya dia tidak sayang tapu kedua bocah itu jika dia tidak berbicara dengan tegas pasti akan di remehkan.

"mereka terus menyebut nama Ara, siapa itu Dexter kau mengenal nya?" tanya Ratna kepada putra nya

"Ara itu kakak cantik baik tidak seperti daddy" kesal Lio berdiri di atas kasur nya

"kami tidak akan makan sebelum kak Ara ke sini, pengawal daddy itu mendorong kak Ara Lia tidak suka" teriak Lia dengan tegas

Dexter menghela nafas nya dengan kasar, dia memijat pelipis nya pelan, entah apa yg di mau kedua bocah kembar ini sekarang. Biasanya Lia dan Lio tidak akan bersiukukuh dengan pendapat mereka kalau sudah dexter yg turun tangan. Tetapi sekarang berbeda.

"Daddy akan membawa dia kesini, jadi kalian harus menurut dulu pada Oma" ucap Dexter

Keesokan pagi nya....

Surya matahari memancarkan sinar nya yg amat menyilaukan, cerah matahari yg indah serta kicauan burung dan embun yg masih terasa di pagi itu menambah pagi yg indah dan nikmat ini.

Tapi di sisi lain, terlihat seorang pria membuka jendela sebuah kamar mewah yg di isi dengan kasur single bad masing masing satu orang yg ada dua yaitu milik si kembar Adelia dan Adelio.

Cahaya matahari yg cerah itu masuk ke dalam ruangan yg semula nya gelap, pria itu mendekat kepada Ratna atau mommy nya sendiri. Pria itu menghela nafas.

"Sayang kau carikan Ara, Dokter saja mengatakan Lia sampai kepikiran sampai sakit seperti ini pasti akan membuat nya tambah setres" ucap Ratna menjelaskan itu kepada anak nya

"itu karena luka infeksi yg ada di kaki nya, jangan bawa orang yg tidak di kenal masuk ke mansion ini mom" kesal Dexter mengatakan itu

"Dexter! seharus nya kau sadar, Lia seperti ini juga karena kurang perhatian dari sosok ayah seperti mu, mungkin mendiang marsha di sana sangat kecewa dengan mu, melihat anak anak nya tidak di pedulikan sama sekali oleh ayah kandung nya" tegas Ratna kepada putra nya

"mom jangan bawa bawa marsha, aku yg seperti ini karena kebodohan ku sendiri" teriak Dexter kesal

"ya karena kau tidak pernah perduli sedikit pun pada si kembar" tegas Ratna pada putra nya itu.

Ibu dan anak itu hanya akan akur kalau membahas hal penting, jika sudah membahas si kembar. Pendapat mereka selalu berbeda, terlebih walaupun sekali mereka berpendapat ujung ujung nya si kembar juga tetap di telantarkan karena kurang nya kasih sayang.

Dexter sibuk dengam bisnis nya, lalu Ratna yg sibuk dengan teman teman sosialita nya yg tiada habis walaupun si usia nya yg sudah seperti ini, si kembar tidak pernah mendapatkan perhatiam yg tulus.

Lalu tiba tiba Ara muncul, Lia dapat menilai seseorang sejak pertama kali dia bertemu, gadis itu dapat memahami jika Ara sangat tulus kepadanya terlebih perlakuan Ara yg baik dan lembut terhadap nya.

Saat perdebatan ibu dan anak itu berlangsung, tiba tiba Lio turun dari kasur nya dan mendekat ke kasur lia yg tengah berbaring dengan tangan di infus itu, Lio dapat merasakan sakit yg di rasakan Lia, terlebih karena mereka anak kembar mungkin.

"Daddy, Oma, bisa diam? Lia takut jika kalian terus bertengkar di depan nya, Lio tidak suka melihat kalian bertengkar terus di depan Lia, karena Lia sangat takut" kesal Lio dengan cadel nya tapi sangat lucu.

"Sayang kau sudah bangun? Apakah kami membangun kan mu, maafkan Oma" ucap Ratna dengan cepat

Seolah sudah terbiasa di perlakukan seperti itu, Lio hanya diam tanpa menjawab kembali, dia terus duduk di samping Lia yg mengigau memanggil Ara tiada henti, Lio sangat sedih melihat Lia seperti itu.

Lalu bagaimana dengan Oma dan Daddy nya? Dexter selalu saja memberikan apa yg mereka mau tanpa terlewatkan, tapi kadamg kedua kembar itu ingin bermain tanpa bermain yg harus di beli, ingin pergi tanpa sendiri.

Dexter mana tau hal seperti itu, dia hanya memberikan ATM kepada dua bocil itu untuk belanja mereka, tidak ada yg spesial kecuali sudah terbiasa di perlakukan buruk seperti itu, hanya memberikan uang kasih sayang tidak bisa di beli.

"maafkan Daddu Lio" ucap Dexter mengusap kepala lio dengan pelan dengan tatapan datar nya.

"Daddy kemarin berjanji akan membawa kak Ara, Lia seperti nya sangat rindu" ucap Lio menjelaskan

"baik sayang, Daddy jemput dulu yah, tunggu biar daddy yg jemput kan untuk kalian" ucap Dexter dengan yakin berjanji

"Mom, jaga kembar dulu, Dexter cari orang yg di temui mereka" ucap Dexter kepada Ratna

Wanita itu mengangguk, Dexter yg sudah bersiap ke kantor itu berjalan menuju lantai bawah dia melihat agung yg sudah berjaga menunggu perintah dari CEO tampan itu.

"batalkan semua jadwal hari ini, Lia sakit aku takut jika Lia sudah sakit tidak lama Lio akan ikut sakit kemudian" ucap Dexter kepada agung

Agung adalah bawahan sekaligus Asisten pribadi Dexter di perusahaan nya yaitu Adiwijaya COMPANY, Agung tidak kalah tampan dengan Dexter, mereka sering mendapatkan sorotan kamera TV bukan karema bisnis mereka yg mendunia.

Melainkan karena ketampanan mereka, menggunakan kacamata min tipis, dengan rambut hitam di potong fluffy sedikit gondrong tapi tidak panjang, dan setelan jas hitam yg juga sangat pas di badan nya seolah mau meledak jas itu.

"baik tuan" ucap Agung

"Agung laporkan ke badan intel untuk mencari informasi gadis yg bermain dengan kembar kemarin, dan kita langsung menuju tempat nya berada, kita akan membawanya ke mansion" ucap Dexter sambil duduk di sofa mansion mewah itu.

"anda bisa menunggu tuan, tidak usah datang langsung kami sudah tau infonya" ucap Agung kepada tuan nya

"tidak usah Agung, aku akan mencari nya sendiri, ayo pergi kalau kau sudah tau, jika bukan aku yg turun tangan langsung takut nya gadis itu malah takut dan tidak mau menemui Lia" ucap Dexter

"baik tuan, saya akan mengatur ulang jadwal anda, silahkan tuan" ucap agung

Pria itu berjalan terlebih dahulu menuju sebuah mobil yg terparkir tepat di depan mansion, mobil mewah itu sangat mengkilat kala terkena sinar matahari, di sisi lain kala Dexter yg akan menjeput kedatangan Ara.

Gadis itu sekarang tengah tertawa ngakak membicarakan konten yg sedang viral VC dengan pacar nya tersebut, mereka saat ini sedang istirahat makanya berada di kantin saat ini juga.

●●●●●

Ini masih permulaan yah jadi sabar menanti keseruan nya..

Hay hay jangan lupa jangan lupa tinggalkan jejak nya oke..😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!