NovelToon NovelToon

Sang Pemilik Hati

Awal

Ardian Herlambang menatap frustasi ke arah meja kerjanya yang terdapat sebuah kotak berisi kue lengkap dengan minumannya.

Yang membuat Ardi semakin kesal adalah ada kertas notice bergambar hati yang berasal dari seorang wanita yang beberapa hari ini memproklamirkan jika dia itu adalah kekasihnya.

"Cieee, ada yang ngasih kode kalau udah gak jomblo lagi, nih." kata Daniel yang merupakan rekan satu divisi Ardi.

"Ck, kode apanya?" kata lalu mengambil kertas notice itu itu lalu menyimpannya ke dalam laci mejanya.

"Wah, ada yang nggak mau ngaku. Kenapa sih, mas? Takut diminta traktir pajak jadian, ya?" tanya Ikhsan yang duduk di sebelah mejanya ikut-ikutan nimbrung.

Ardi memijit pelipisnya karena pusing mendengar ocehan teman-temannya. Bayangkan saja setibanya dia di kantor, sekuriti kantornya yang bernama Pak Didin saja sudah mengucapkan selamat padanya.

Belum lagi teman-temannya dari divisi lain yang mengatakan ikut berbahagia karena Ardi tak lama lagi akan melepaskan status dudanya.

"Ternyata selera mas Ardi itu yang kayak Bu Winny, ya? Pantesan aja kita nggak dilirik." kata seorang perempuan yang masih sangat muda bahkan lebih muda dari seorang wanita yang selama ini dihindarinya.

"Ya, pasti kalah saing lah kita, Mel. Secara saingan kita itu spek kepala divisi pemasaran." kata Zizi kepada Meli temannya.

Sementara Ardi hanya diam saja, dia merasa terjebak karena kebohongan yang dibuatnya beberapa waktu yang lalu karena menghindari seseorang.

"Sebaiknya kalian mulai kerja, nanti pak Dipta datang laporan kita belum selesai, kita bisa disuruh lembur lagi malam ini." kata Ardi mengalihkan topik pembicaraan teman-temannya.

Tring!!

Sebuah pesan masuk ke ponselnya, Ardi pun segera mengecek pesan itu. Ternyata pesan dari Winny, wanita yang beberapa kali jalan dengannya karena Ardi tak enak hati menolak ajakan wanita itu.

Jangan lupa dimakan kuenya, aku tau kamu pasti nggak sempat sarapan.

Ardi menghela nafasnya dengan keras, sepertinya dia harus mulai menarik garis batas dengan Winny.

Maaf, sebaiknya ibu jangan melakukan hal seperti ini lagi. Saya tidak nyaman jika ibu melakukan hal ini, lagipula kita hanya berpura-pura.

Setelah Ardi mengirimkan pesannya, Ardi melihat ada balasan dari wanita itu.

Dan kamu juga harus ingat kalau aku boleh melakukan apapun yang menunjukkan jika kita itu sepasang kekasih selama satu bulan. Kamu yang harusnya ingat kesepakatan kita.

"Ck, sialan." maki Ardi lirih.

Dia pun meletakan ponselnya ke atas mejanya dengan agak kasar dan menarik perhatian teman-temannya yang tadi mulai fokus dengan layar komputer mereka.

"Kenapa, mas?" tanya Meli

"Ah, nggak itu. Ini dari kemarin orang malah chat saya terus, katanya saya menang dan dapat hadiah mobil." kata Ardi bohong.

"Abaikan saja, mas. Itu penipuan, nanti malah ujung-ujungnya minta transfer duit. Blokir aja, mas." kata Daniel.

"Oh iya, ya. Saya blokir saja." kata Ardi pura-pura memblokir nomor Winny.

Padahal mana berani dia memblokir nomor wanita itu, bisa-bisa dia malah nekat dan datang ke ruangannya saat ini juga.

Ditambah lagi saat ini Ardi masih terikat perjanjian dengan Winny. Selama satu bulan ini Ardi tak boleh menolak apa yang dilakukan Winny sebagai balas jasa karena wanita itu telah membantunya menjauhkan Kinan darinya.

Kinanti Maheswari, dia merupakan keponakannya. Lebih tepatnya anak tiri sepupunya.Gadis yang sudah dikenalnya selama lebih dari separuh usianya.

Kinan gadis cantik yang periang itu memang menyukainya bahkan jatuh cinta padanya sejak dulu. Dan Ardi mengetahui hal itu, tapi dia selalu menganggap Kinan hanya anak kecil.

Apalagi Ardi juga mengurus Kinan dari gadis itu kecil, bahkan pernah memandikan gadis itu sewaktu dia masih balita.

Sepupu Ardi adalah seorang perawat dan menikah dengan seorang dokter yang memiliki satu anak perempuan yaitu Kinanti.

Kesibukan kedua orang tua Kinan akhirnya membuat anak itu selalu dititipkan kepada orang tua Ardi semenjak usianya satu tahunan.

Ardi yang selama hampir sepuluh tahun menjadi anak tunggal tentunya sangat senang dengan kehadiran Kinan. Mereka begitu dekat hingga Kinan selalu mengekorinya kemana saja.

Dan ketika Kinan lulus sekolah dasar, gadis itu menyatakan cinta padanya pada Ardi. Saat itu Kinan begitu marah padanya karena membonceng seorang gadis yang merupakan temannya saat dia sekolah dulu.

Kinan pun mengatakan jika dia mencintai Ardi dan hanya mau menikah dengannya. Awalnya Ardi hanya mengira jika Kinan hanya merasakan cinta monyet kepadanya yang lama-lama akan menghilang seiring berjalannya waktu.

Namun, sikap Kinan yang semakin menjadi, bahkan Kinan pernah menyiram teman wanitanya yang datang berkunjung ke rumahnya dengan segelas air sirup.

Sikap posesif Kinan terus berlanjut membuat Ardi tak bisa memiliki kekasih karena selalu saja diganggu oleh gadis itu.

Sehingga pada akhirnya Ardi memutuskan untuk menikahi Andini, wanita yang dijodohkan oleh adik ibunya. Kinan pun pergi dari kotanya dan memilih kuliah ke luar negeri.

Dan setelah sekian lama berada di luar negeri, beberapa tahun yang lalu dia kembali ke negara ini. Dan katanya dia baru mendengar Andini meninggal dunia karena adiknya tak sengaja menceritakannya.

Kinan yang kini berprofesi sebagai dokter muda itu terlihat semakin cantik dengan mata bulatnya. Namun, tetap saja pancaran matanya tak pernah berubah. Kinan masih menatap dengan tatapan yang sama.

Dan sekali lagi, gadis dua puluh lima enam itu menyatakan cintanya pada Ardi setelah sekian lama. Ardi awalnya selalu mengatakan dia belum bisa melupakan almarhum istrinya sebagai alasan penolakan perasaan Kinan.

Dan sepertinya Kinan masih menerima dan hanya memberikan perhatian-perhatian kecil berupa pesan-pesan yang menanyakan kabar Ardian saja.

Namun setelah mendengar ayah almarhum istrinya berusaha menjodohkannya dengan sepupu Andini, Kinan tak terima bahkan dia nekat untuk pindah dan bekerja di kota yang dia tinggali beberapa tahun ini.

Padahal dia sengaja pindah ke seberang pulau untuk menghindari gadis itu juga keluarga almarhum istrinya yang terus-terusan memintanya menikah dengan Mita, sepupu Andini.

Ardi mengusap wajahnya yang frustasi. Sepertinya dia harus sabar menunggu hingga satu bulan. Winny memang mengatakan jika dia menginginkan agar Ardi menjadi kekasih pura-pura nya.

Tapi Ardi tak menyangka jika kantornya akan menjadi seheboh ini dan dia yakin setelah satu bulan keadaannya tidak akan baik-baik saja seperti sedia kala.

'Haduh, kok jadi ribet begini sih? Kinan hilang malah muncul masalah Winny.' batin Ardi.

❤️❤️❤️

Selamat datang di karya baru aku.

Mohon dukungan likenya seperti biasa ya🤗

Kinanti Yang Selalu Menanti

Ruangan itu terlihat sangat kotor, tisu berserakan dimana-mana. Belum lagi sisa bungkusan makanan yang belum sempat dibereskan.

Seorang gadis cantik terlihat terbaring lemas di atas sofa sambil memeluk sebuah boneka kucing. Boneka yang selalu dibawanya kemana saja, karena merupakan hadiah ulang tahun dari seseorang yang begitu spesial di hatinya.

Kinanti Maheswari, seorang dokter anak yang memiliki prestasi yang sangat baik saat ini terlihat sangat menyedihkan.

Lagi-lagi dia merasakan patah hati dan penolakan dari lelaki yang dicintainya dengan sepenuh hati. Dia selalu menanti agar sang pujaan hati bisa membalas perasaannya.

Ardian Herlambang, lelaki yang pernah menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping beberapa tahun yang lalu. Ardi menolaknya dan memilih menikahi wanita lain yang dijodohkan oleh bibinya.

Kinan saat itu memutuskan untuk melanjutkan kuliah kedokteran di Jepang seperti keinginan papanya.

Enam tahun dia berada di sana dan menutup semua akses tentang Ardi. Dan dia baru tau jika Andini, istri Ardi meninggal dunia karena kecelakaan bersama anak yang dikandungnya saat keluarganya datang ke Jepang untuk liburan.

Kenzo, adik Kinan tak sengaja keceplosan mengatakan tentang Ardi dan akhirnya mau tak mau menceritakan pada sang kakak.

Padahal, dia sudah diperingatkan oleh orang tuanya untuk tak menceritakan apapun mengenai Ardi. Orang tua Kinan tau seperti apa perasaan Kinan dan bagaimana hancurnya Kinan saat Ardi memilih menikah dengan Andini.

Mendengar jika Ardi sudah berstatus duda, muncul secercah harapan di hati Kinan. Dia pun memutuskan untuk resign dari rumah sakit tempatnya bekerja.

Padahal dia baru saja bekerja dan memiliki karir yang cerah di sana. Kinan pun berusaha membujuk sang papa untuk membayar uang penalti yang cukup besar karena dia melanggar kontrak kerjanya di rumah sakit itu.

Karena rasa cintanya yang begitu mendalam pada Ardi, dia pun memutuskan meninggalkan karirnya yang mulai beranjak naik dan mencari cara mendekati sang pujaan hati.

Dan akhirnya, dia pun terdampar di tempat ini. Sudah satu tahun dia berada di kota asing yang jauh dari keluarganya. Sebenarnya tak masalah bagi Kinan, dia sudah biasa. Enam tahun tinggal di Jepang, membuatnya terbiasa mandiri.

Baginya yang terpenting saat ini adalah dia bisa membuat Ardi mencintainya. Dia akan membuktikan jika dia bukan lagi anak kecil yang sedang mengalami cinta monyet seperti dulu.

Kinan mengambil tisu dan mengeluarkan sisa ingus di dalam rongga hidungnya.

"Jahat kamu, mas. Berapa kali lagi kamu akan mematahkan hatiku." kata Kinan lirih sambil menatap boneka kucing yang sudah tua itu.

Hati Kinan merasa sakit karena beberapa hari yang lalu Ardi membawa wanita cantik yang memiliki tubuh proposional ke sebuah restoran yang sudah di reservasi oleh Kinan.

Rencananya malam itu, Kinan ingin merayakan hari spesialnya. Dimana dia sudah diangkat menjadi dokter tetap di sebuah rumah sakit.

Niatnya untuk merayakan kebahagiaannya itu pun pupus. Dia malah menjadi penonton kemesraan Ardi dan wanita yang bernama Winny itu.

Dan yang membuat Kinan semakin sedih adalah Ardi mengenalkan dirinya sebagai keponakan kepada wanita yang katanya adalah calon istrinya.

Kinan mengambil tisu dan menghapus air matanya yang kembali menetes. Dia pun membuang ingusnya dengan tisu.

Jika kemarin dia bisa melupakan patah hatinya karena kesibukan di rumah sakit.

Tapi tidak hari ini, karena hati ini memang hari liburnya. Dan itu membuatnya mengingat kejadian malam itu dan kembali menangis sepanjang hari.

Kinan menatap sekeliling ruangan apartemennya. Berantakan dan kotor, itulah yang dilihatnya. Padahal Kinan begitu tergila-gila pada kebersihan.

Akhirnya dia pun bangkit dari sofanya dan mulai memunguti sampah yang berserakan. lebih baik dia membersihkan apartemennya daripada meratapi nasibnya yang lagi-lagi ditolak oleh Ardi.

Dan ketika melewati sebuah kaca besar yang berada di dekat lemarinya, dia begitu terkejut saat melihat bayangan wajahnya.

"Ya, ampun. Mataku bengkak banget ini." kata Kinan panik. Dia pun segera menuju dapur dan membuka lemari pendingin untuk mencari timun.

Kinan melihat kue ulang tahun yang masih separuh, minggu lalu adalah hari ulang tahunnya dan Ardi memberikan kue ulang tahun itu untuknya.

Kinan yang sayang untuk memakan habis kue itu pun menyimpannya di lemari pendingin untuk. Dia selalu bersemangat kembali saat mengingat saat Ardi tak melupakan hari ulang tahunnya.

Kinan yakin jika sebenarnya Ardi memiliki sedikit rasa untuk dirinya. Hanya saja lelaki itu belum menyadarinya. Semangat Kinan yang tadinya mulai runtuh pun bangkit setelah melihat kue coklat kesukaannya itu.

"Biarpun mas Ardi udah punya pacar, tapi janur kuning belum melengkung. Aku masih bisa menikung lewat jalur apapun, mau jalur zonasi ataupun prestasi harus aku coba. Semangat Kinan!" kata Kinan dengan berapi-api lalu mengambil potongan timun dan ditempelkannya ke kelopak matanya.

Dia akan pergi menemui Ardi dan tak boleh menunjukkan mata sembabnya. Kinan harus tampil sempurna di depan Ardi, sang pujaan hati

Aku Mau Ikut

"Mas Ardi!!"

Kinanti berjalan setengah berlari menghampiri seorang laki-laki yang terlihat berdiri di depan lobi sebuah kantor sambil menenteng sebuah tas di tangannya.

Ardi terlihat sangat tampan dengan kemeja biru muda yang dipadukan dengan celana hitam.

"Mas, nungguin aku?" tanya Kinan dengan wajah berbinar-binar.

Sementara Ardi terlihat memberengut saat melihat gadis yang tadi menghubunginya dan mengatakan akan datang ke kantornya dengan membawa makan siang buatannya.

"Aku sengaja tungguin kamu supaya kamu nggak bikin rusuh. Ngapain sih, kamu pakai acara ke sini? Bikin susah saja." kata Ardi yang terlihat terganggu dengan kedatangan Kinanti.

"Oh, ini aku tadi masak sambal ampela kesukaan mas Ardi." kata Kinanti sambil menyerahkan tas kecil berisi kotak makanan.

"Ya udah, aku sudah menerimanya. Kamu balik sana, bukannya ke rumah sakit malah ke sini. Papa kamu itu udah mahal-mahal sekolahkan kamu ke Jepang buat jadi dokter jadi jangan main-main lagi. Hentikan sikap kekanakan mu itu." ucapan Ardi yang ketus seperti biasanya namun tetap saja terselip omelan yang selalu dianggap Kinan sebagai 'perhatian kecil' dari Ardi.

"Tapi kata papa, kebahagiaanku adalah nomor satu. Dan aku bahagia kalau bersama kamu, mas." kata Kinan sambil mengedipkan matanya pada lelaki yang merupakan adik sepupu mamanya.

"Mas Adi terlalu memanjakan kamu, jadinya kamu nggak pernah berpikir dewasa. Dan ingat ubah panggilan kamu, aku itu om kamu bukannya mas mu." kata Ardi ketus.

"Ardi!!" wanita yang bernama Winny memanggilnya.

Dia pun berjalan menghampiri mereka sambil tersenyum pada Ardi dan dibalas oleh Ardi dengan lambaian tangan serta senyum yang terukir di bibir tegas lelaki itu.

'Aduh, ini dadaku nyesek, banget.' batin Kinan.

Ardi tak pernah memperlakukannya seperti itu, setelah Kinan menyatakan cintanya pada Ardi saat dia baru menginjak bangku SMP.

"Oh, ada keponakan kesayangan kamu rupanya. Hai, Kinan." kata Winny dengan ramah.

Kinan hanya mengangguk saja, matanya tak lepas dari pemandangan di depannya. Winny terlihat bergelayut manja pada Ardi. Dan terlihat lelaki itu membiarkannya begitu saja.

"Honey, jadi kan kamu mau ketemu orang tuaku malam ini?" tanya Winny dengan gaya manjanya.

Awalnya Ardi sempat terkejut, namun dia bisa mengkondisikan kembali ekspresi wajahnya. Ini adalah bagian sandiwaranya bersama Winny dan dia harus mengikuti alur agar Kinan bisa percaya.

"Hmm... Nanti malam aku pasti datang." kata Ardi.

Sementara Kinan hanya diam saja menahan gejolak di hatinya. Lagi-lagi dia harus menjadi penonton Ardi dan juga wanita-wanita yang menempel padanya.

Jika dulu dia bersikap kekanak-kanakan dan akan menyerang para wanita yang mendekati Ardi, tidak kali ini. Dia akan menunjukkan pada Ardi jika dia sudah berubah dewasa dan layak dipertimbangkan untuk menjadi calon kekasih lelaki itu.

"Kalau begitu, saya boleh ikut?" tanya Kinan dengan senyuman manisnya walaupun dia sebenarnya merasa seperti menelan empedu yang pahit sekali.

Wajah Ardi melongo bingung, sedangkan Winny terlihat seperti kesal namun dengan cepat dia menutupinya dengan senyum.

"Boleh aja kan, mas. Tapi ini kan belum pertemuan resmi. Cuma mas Ardi kepengen kenal sama keluargaku aja." kata Winny mencari alasan.

"Nggak apa-apa, mbak. Aku juga kepengen kenal sama keluarga mbak." kata Kinan kekeh .

"Ya udah, nanti malam ajak aja mas. Nanti aku sampaikan ke mama papaku, kalau kamu mau datang dengan keponakanmu." kata Winny sambil tersenyum lebar.

Akhirnya Ardi pun mengangguk pasrah, bagaimana dia bisa menolak di depan Kinan. Bisa-bisa gadis itu malah akan curiga.

"Nah, kalau begitu aku tunggu nanti malam ya, mas." kata Winny lalu melihat ke arah ponselnya.

Sepertinya Winny mendapatkan sebuah pesan, dia terlihat sibuk mengetikkan sesuatu di ponselnya. Terlihat senyuman yang berbeda saat dia membaca pesan itu.

"Di, aku harus pergi dulu ya. Pak Reza manggil, katanya ada proposal yang harus aku perbaiki." kata Winny sebelum pergi.

"Hemm... Oke, aku juga akan balik ke ruanganku." kata Ardi sambil tersenyum pada Winny.

"Bye, Kinan. Sampai ketemu nanti malam." kata Winny pada gadis itu.

"Bye, mbak." kata Kinan basa basi sambil tersenyum dengan lebar.

Winny berjalan menuju lift dengan terburu-buru, sepertinya pak Reza mendesaknya untuk segera ke ruangannya.

"Udah, kamu pulang sana. Aku mau kerja lagi, nggak enak dilihat orang kalau aku masih santai-santai di sini." kata Ardi yang berubah menjadi ketus lagi.

"Yah, kok cemberut lagi, sih? Senyum kayak tadi dong, mas" ucap Kinan menggoda Ardi.

Namun, ekspresi wajah Ardi malah menjadi datar. Dan Kinan pun tau dia harus mundur untuk saat ini.

"Ya udah, aku pulang dulu. Nanti malam jangan lupa jemput aku. Kebetulan hari ini aku libur." kata Kinan lalu pergi meninggalkan Ardi.

Kinan tersenyum pada satpam yang membukakan pintu untuknya, lalu dia membalikkan tubuhnya untuk melihat ke arah tempat Ardi berdiri tadi.

'Hilang.'

"Secepat itu kamu pergi, bahkan kamu tak mengucapkan terima kasih padaku." kata Kinan dengan sendu.

Kinan berjalan menuju parkiran kendaraan roda dua. Dia pun mengeluarkan kunci motornya untuk mengambil sweater merahnya yang disimpannya dalam jok motornya.

Cuaca di kota ini lebih panas dibandingkan daerah asalnya. Dia menggunakan sweater dan juga sarung tangan serta masker agar kulitnya tak terkena panas matahari langsung.

Papanya sudah menawarkan untuk membelikannya mobil, namun Kinan menolaknya.

Sebagai dokter baru yang baru saja diangkat, Kinan tak mau menunjukkan kemewahan di tempat kerjanya.

Lagipula memang semua kemewahan itu bukan miliknya. Dia hanya gadis beruntung yang dibesarkan dengan kasih sayang dan juga fasilitas kemewahan dari papa mamanya.

Kinan menatap ke arah jalan raya yang terlihat pada, dia menunggu sepi untuk menyebrang. Kinan melirik ke arah spion motornya untuk melihat arah belakang, yaitu kantor Ardi.

Hati Kinan bertanya-tanya, benarkah tak ada sedikit perasaan di hati Ardi untuknya. Tapi, Ardi adalah orang pertama yang selalu menemaninya disaat dirinya terpuruk.

Terutama setelah Kinan mengetahui siapa ibu kandungnya. Selama ini Kinan mengira Putri adalah mamanya. Hati Kinan begitu hancur saat tak sengaja mendengar percakapan sang mama dengan almarhum eyangnya, ibu kandung Ardi.

Kinan bahkan sempat kabur ke rumah Gea teman sebangkunya saat SD dan menginap di sana. Ardi lah yang pertama kali menemukan dirinya dan menjemputnya pulang.

Ardi mengajaknya bermain seharian di taman hiburan keluarga. Dia juga mengatakan jika mama Putri begitu menyayanginya sama seperti menyayangi Kenzo.

Semenjak saat itu, Kinan semakin bergantung pada Ardi dan merasa takut kehilangan lelaki itu. Bahkan semakin dewasa, Kinan semakin mantap ingin menikah dengan Ardi yang ternyata tak memiliki ikatan darah dengannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!