NovelToon NovelToon

PENCARIAN CINTA SEJATI

BAB 1

Haris jalan santai masukin ruangan yang cukup luas dan sudah penuh dengan beberapa kursi untuk persiapan pembukaan kantor cabang.

Haris menerima air minum yang diberikan Dayat, Haris membahas beberapa proyek yang sedang dikerjakan oleh kantornya bersama Dayat.

Haris setelah selesai melihat persiapan pembukaan kantor cabang, langsung jalan menuju parkiran mobil karena Haris berencana ajak Sintia pacarnya jalan-jalan sekaligus makan malam bersama membuat Haris tidak sabar ingin ketemu sama Sintia.

Haris mempersilahkan Sintia masuk kedalam mobil, setelah itu Haris langsung jalan masuk kedalam mobil dan siap mengemudikan mobil nya menuju Mall karena Haris akan mengajak Sintia makan sekaligus nonton bioskop bareng.

"Sayang besok apa bisa datang ke peresmian kantor cabang aku?" tanya Haris sambil melihat Sintia yang sibuk dengan handphone nya.

"Tentu sayang, aku bangga loh sayangnya aku punya kantor baru semakin sukses dan terkenal lagi perusahaannya." ujar Sintia yang merasa bersyukur mendapatkan pasangan orang kaya, yang selalu siap memenuhi keinginannya.

Sintia senyum semanis mungkin melihat Haris, yang fokus bawa mobil yang akan ajak dirinya ke Mall apa lagi Sintia tidak sabar mau belanja banyak selama di Mall.

Haris acak-acak rambutnya Sintia saking gemesnya sama Sintia, pacar yang selalu mendukung apapun yang dikerjakan Haris dan tidak pernah protes setiap Haris sibuk bahkan jarang ketemu pun Sintia jarang sekali protes sama Haris karena mengerti pekerjaan Haris yang selalu banyak setiap harinya.

**

Karla siap-siap untuk mencoba mencari pekerjaan karena selama dua tahun setelah mengalami kecelakaan, Karla selalu dirumahnya selama masa penyembuhan dan sekarang sudah sembuh membuat Karla siap mencari pekerjaan baru.

"Optimis hari ini hokky, bisa mendapatkan pekerjaan baru." ujar Karla optimis, Karla merapihkan rambutnya supaya terlihat rapih.

Karla melihat pemantulan dirinya di cermin setelah merasa rapih, langsung ambil tas dan amplop coklat untuk keluar dari kamarnya.

Karla pamit sama kedua orang tuanya yang lagi duduk santai, untuk mencari pekerjaan karena Karla ingin mandiri memenuhi kebutuhan sehari-seharinya dari hari kerja kerasnya setiap hari bekerja.

**

Dayat, Haris, dan Sintia. Jalan bareng masuk kedalam aula hotel tempat peresmian kantor cabangnya Haris.

Haris naik keatas podium untuk memberikan kata sambutan dan juga gunting pita tanda kantor cabang segera beroperasi.

"Saya harapkan rekan-rekan bisa saling membantu dan bekerja sesuai peraturan perusahaan yang berlaku, saya juga berharap kantor cabang bisa sukses dan berkembang pesat pemasukannya seperti kantor pusat." ucap Haris sambil melihat seluruh karyawan yang hadir.

Haris setelah memberikan kata sambutan langsung jalan menuju Sintia yang duduk didepan podium.

Haris mengajak Sintia buat menikmati makanan yang sudah disiapkan perusahaan Haris, untuk karyawan yang hadir dalam peresmian kantor cabang dan bisa menikmati makan siang bersama.

**

Karla lompat-lompat senang karena akhirnya, mendapatkan pekerjaan juga menjaga toko punya tetangga rumahnya.

"Alhamdulillah akhirnya dapet kerjaan juga, hore tidak merasakan nganggur dan dompet kosong lagi deh." ujar Karla senang.

Karla jalan menuju rumahnya dengan perasaan senang, karena mendapatkan pekerjaan yang selama ini Karla inginkan.

Karla tidak sabar ingin secepatnya kasih tahu kabar gembira kalo dirinya sudah mendapatkan pekerjaan, Karla berharap kedua orang tuanya setuju Karla kerja di toko yang selama ini Karya ingin datangi untuk mendapatkan pekerjaan.

BAB 2

Haris pijit jidatnya terasa pusing dan kesal, bagaimana tidak kesal mendengar Sintia minta uang lagi padahal baru dua hari yang lalu Sintia minta uang untuk belanja dan sekarang minta lagi.

"Sayang kok sudah habis, memangnya sayangnya aku belanja apa sayang sampai uang sebanyak itu sudah habis?" tanya Haris tidak habis pikir, karena pacarnya terlalu boros dan sepertinya seenaknya minta uang ke dirinya.

"Banyak lah sayang, namanya juga perempuan hobi belanja sayang, bicara seperti itu seperti orang susah saja deh sayang masa mulai protes sih?" tanya Sintia berusaha tenang, karena takut emosi membuat Haris minta pisah.

"Iya sudah aku transfer sayang." lanjut Haris langsung kasih lihat handphone nya setelah melakukan transfer ke rekeningnya Sintia.

Haris merasa Sintia tidak sepenuhnya mencintai dirinya, Haris selalu ingat Sintia setiap chat ataupun telefon selalu bahas soal kebutuhannya yang selalu butuh uang yang harus Haris berikan.

Sintia senyum puas setelah melihat layar ponsel milik Haris, bagaimana tidak jumlah yang diinginkannya selalu diberikan sama Haris membuat Sintia senang minta uang belanja ke Haris dengan jumlah yang tidak sedikit.

**

Karla cemberut mendengar kedua orang tuanya tidak setuju jika Karla, menjaga toko kue impiannya karena kedua orang tuanya Karla ingin kan anaknya meneruskan bisnisnya dari pada menjadi karyawan ditempat orang lain.

"Lebih baik usaha sendiri Nak, kerja ditempat orang lain tetep saja kamu bukan seorang bos yang bisa dibanggakan Nak, sudah besok kamu urus tuh kebun buah milik Bapak membuat kamu bisa menjadi bos langsung lebih keren Nak!" protes Ikhsan Ayah nya Karla, yang selalu tidak setuju anaknya kerja ditempat orang lain.

"Turutin saja Nak apa kata Bapak mu, toh penghasilan dari perkebunan kita juga tidak sedikit dan tidak membuat kamu malu Nak, dari pada kerja ditempat orang lain gaji kecil tapi kebutuhan banyak Nak." ucap Rara Bunda nya Sintia, yang selalu setuju apapun yang diucapkan suaminya karena Rara pernah merasakan kerja ditempat orang lain dengan pengalaman masa mudanya, tentu saja tidak pernah mau mengijinkan anak-anaknya kerja ditempat orang lain lebih baik buka usaha sendiri dengan hasil sendiri lebih memuaskan hasilnya.

"Baik lah Bapak dan Ibu, Karla masuk kedalam kamar dulu dan besok Karla kerja ditempat perkebunan kita saja kalo begitu." ucap Karla lemes, karena keinginannya sudah sirna karena mendapatkan penolakan dari kedua orang tuanya yang selalu tidak setuju Karla kerja dimana pun.

Karla menahan rasa sedih sambil jalan menuju kamarnya, karena perjuangannya untuk lamar pekerjaan kini sia-sia sudah karena tidak disetujui sama kedua orang tuanya.

Rara sejujurnya ikut sedih melihat Karla sedih, menerima keinginannya melanjutkan bisnisnya tapi Rara yakin Karla akan lebih sukses dan lebih maju jika melanjutkan bisnis keluarga dari pada kerja ditempat orang lain yang tentunya jumlah gaji yang tidak banyak membuat Karla akan sulit punya tabungan selama kerja karena kebutuhan sehari-hari banyak dan sangat mahal.

**

Dayat melihat Haris masuk kedalam ruang kerjanya, membuat Dayat bingung melihat Haris yang balik ke kantor setelah anterin Sintia pulang tadi.

"Wajah Lo kenapa ditekuk begitu bro, habis ketemu pacar bukannya happy ini seperti kesal sekali ada apa bro?" tanya Dayat penasaran, karena tidak seperti biasanya Haris tidak terlihat senang habis ketemu Sintia.

"Gua rasa Sintia tidak sepenuhnya mencintai gua bro, gua baru sadar selama ini Sintia setiap chat atau telefon selalu bahas soal belanja tidak pernah bahas hal yang lain sama gua!" protes Haris baru sadar, selama ini Sintia tidak pernah bahas hal lain selain uang dan uang.

"Telat Lo sadarnya bro, gua dari awal juga sudah yakin dia deketin Lo karena harta bukan karena beneran cinta, setelah Lo sadar begini apa Lo mau tinggalin perempuan matre itu?" tanya Dayat yang sudah menduga duluan, Sintia bukan lah tipe cewek yang bisa tulus mencintai laki-laki apa lagi yang kantongnya tebel.

"Gua buang dia saja lah bro, bisa bangkrut gua ikutin apa mau dia gila saja baru dua hari yang lalu minta uang masa sekarang minta lagi, memangnya dia fikir gua mesin ATM berjalan apa." lanjut Haris yakin tinggalin Sintia, dari pada terus menerus dimanfaatin sama Sintia yang tidak pernah bisa diajak ngobrol asik bareng selama ini.

Haris langsung keluarin handphone nya yang ada di saku jas nya, mulai mencari nomornya Sintia dan minta putus karena hubungannya sudah tidak bisa dilanjutkan lagi.

Dayat berharap Haris bisa mendapatkan pengganti Sintia, yang bisa menerima Haris apa adanya yang bukan mencintai Haris karena ada maksud tertentu karena sebagai seorang sahabat Dayat tidak terima sahabatnya dimanfaatin sama siapapun.

BAB 3

Haris ajak Dayat melihat tempat proyek yang akan dibangun, Haris tidak ingin larut dalam kesedihan setelah putus dari Sintia lebih baik mencari kesibukan supaya bisa melupakan rasa sakit hatinya.

"Lo yakin bro mau ikut ke tempat proyek?" tanya Dayat ragu, karena tahu hati sahabatnya lagi tidak baik-baik saja setelah putus.

"Yakin lah bro, masa gua di rumah saja sih galauin cewek tidak berguna seperti Sintia rugi waktu dan tenaga gua bro, lebih baik memanfaatkan waktu buat kerja dan jalan-jalan juga, hayo buruan beresin meja kerja Lo dan kita jalan sekarang!" perintah Haris dengan mantap, Haris tidak mau dianggap cowok lemah setelah putus meratapi hubungannya yang sudah selesai.

Haris ingin mengisi waktunya untuk bekerja dari pada sedih tidak jelas, meratapi hubungannya yang selesai sama Sintia.

Haris melihat berkas-berkas yang akan dibawa melihat proyek bersama Dayat, Haris merencanakan menikmati perjalanan dinas sekaligus nongkrong bareng Dayat sebelum kembali ke penginapan nanti.

Dayat setuju sama alasan Haris, karena seorang cowok tidak pantas meratapi kesedihan setelah putus lebih baik mencari kesibukan supaya cepat move on.

**

Karla melihat beberapa katalog dari toko kue favoritnya, Karla sedih sekali karena impiannya bisa bekerja kini kandas karena kedua orang tuanya tidak setuju Karla kerja ditempat orang lain.

"Huff, ikhlas dan santai Karla semua pasti akan lebih baik, pilihan orang tua pasti lebih baik dari pada keinginan diri sendiri untuk kerja ditempat orang lain." ucap Karla berusaha semangati diri sendiri, supaya tidak larut dalam kesedihannya.

Karla masukin semua katalog foto kue dari toko favoritnya, kedalam tempat sampah supaya besok bisa Karla buang saat Karla merapihkan kamarnya.

**

Haris buang muka saat melihat Sintia jalan menghampiri mobil nya, Haris paling malas drama didepan perempuan apa lagi di tempat umum untuk bahas masalah pribadi.

"Mau apa lagi kesini?" tanya Haris buang muka, malas melihat mantan pacar yang tidak tahu diri.

"Sayang masa aku diputusin karena aku dianggap matre sih sayang, aku tulus kok mencintai kamu sayang masa iya aku memanfaatkan kamu sih sayang, apa kamu mau bukti kalo aku tulus mencintai kamu Haris?" tanya Sintia sedih, karena sumber dana untuk belanja sepuasnya kini minta pisah.

"Tidak usah ada bukti apapun, tadi saya baru sadar selama ini salah memilih pacar dan syukur lah saya sadar kalo salah memilih pacar yang cuman butuh uang dari pada tulus mencintai saya, kamu cocoknya jadi perempuan liar karena yang kamu butuhkan cuman uang bukan perhatian dan kasih sayang yang tulus dasar menjijikan sekali kali kamu." sindir Haris, Haris menatap Sintia dengan tatapan sinis karena emosi dengan sikapnya Sintia selama ini.

Haris langsung masuk kedalam mobil nya, Haris minta Dayat jalanin mobil nya dan mengabaikan Sintia karena sudah tidak ada lagi yang harus dibahas bareng Sintia.

Sintia sakit hati sekali dengan ucapan Haris tadi, bagaimana bisa Haris bilang dirinya lebih cocok jadi perempuan liar dari pada mendapatkan pacar yang mencintainya dan memberikan perhatian yang tulus.

Sintia langsung jalan menuju mobil nya, Sintia masih merasa bersyukur walaupun putus dari Haris setidaknya semua barang pemberian Haris tidak ada satu pun yang diambil bahkan rumah dan mobil dibiarkan untuk Sintia tetep miliki.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!