Suasana riuh tepatnya
berada dilapangan yang punuh dengan siswa-siswi yang sedang menonton
pertandingan basket antar sekolah. Ben yang sedari tadi mengumbar pesona di
setiap kaum hawa, membuat para siswa berteriak histeris. Gerry yang melempar
bola basket kearah Ben lalu memasukkannya dengan indah. Membuat para siswa yang
melihatnya menjerit histeris.
Selalu saja terjadi
seperti itu, Ben mengangkat tangannya keatas dengan wajah sumringah, sedangkan
Gerry dan Jovan hanya menampakkan seulas senyum lebar pada para fans fanatic
mereka.
Tepat kali ini sekolah
High School Nasional menjadi tuan rumah dalam pertandingan basket.
Pertandingan selesai
dengan skor Imbang, Ben mengambil sebotol air lalu ia menegukkan hingga tandas,
sedangkan Jovan hanya menyisakan setengah lalu menuangkan kewajahnya sambil
mengoyangkan kepalanya. Jovan mengusap wajahnya dengan handuk yang dipegangnya.
Sedangkan Gerry baru
saja mengambil sebotol air minum, dengan sekali tegukan dan saat ini mereka
sedang beristirahat. Pertandingan selesai.
Setelah selesai
mengganti pakaian Gerry dengan segera menuju ruang osis seperti biasanya.
Sedangkan Ben dan Jovan pergi kekantin untuk mengisi perutnya. Mereka mengambil
tempat, Jovan yang pergi memesan makanan, Ben hanya duduk sambil memainkan
ponselnya.
Hari ini sangat
melelahkan baginya, sebagai cowok populer seantero Ben mengecek instagramnya.
Ada banyak notifikasi yang masuk, Ben hanya bersikap cuek saja. Melihat para
fans fanaticnya.
Jovan yang baru saja
datang dengan membawa dua makanan di atas mampang. Jovan yang melihat raut
wajah Ben yang berubah jadi pias.
“Kenapa muka lo kusut
begitu?” Tanya Jovan, Ben hanya diam sambil menunjukkan sesuatu pada ponselnya.
“Dia, lo tungguin di
follback lo. Mana mungkin. Sampe kiamat juga enggak bakalan di follback” Oceh
Jovan membuat Ben mendengus sebal.
“Kali aja, Dia mau back
gue” Gumam Ben, Jovan hanya bisa menggeleng kepalanya
“Khayalan lo terlalu
tinggi”
Ben hanya diam
menganggapi sahabatnya itu, Ben memang sedang memandangi sosok perempuan cantik
yang selalu nongkrong di Caffe miliknya. Meski begitu Ben tidak berani
berkenalan dengannya. Karena perempuan itu sangat amat dingin dan cuek. Dan itu
membuat Ben makin penasaran padanya.
Seulas senyum saat
melihat foto yang berada di ponselnya, perempuan biasa namun bagi Be dia adalah
perempuan yang paling indah dan cantik di muka bumi.
Gerry yang baru saja
datang, hanya bisa menggeleng kepala melihat kelakuan sahabatnya. Jovan hanya
mengendikkan bahu saat Gerry melirik Ben.
“Biasa Cewek khayalan
di dunia peri” sahut Jovan, membuat Gerry terkekeh.
“Mau sampai kapan
mandangi foto cewek khayalan lo” Tawa Gerry
“Sampai dia menampakkan
diri dihadapan gue” Alibi Ben membuat kedua sahabat tertawa bahak-bahak.
Gerry dan Jovan masih
dengan tawanya yang pecah, mengapa ia memiliki sahabat yang kepedeannya tingkat
akut. Dan khayalan tingkat tinggi. Gerry dan Jovan hanya bisa menggeleng
kepala.
“Ohh Tuhan, Ben
kesambit apaan ya? Kenapa tingkat pedenya tidak mau hilang juga” Gerry memanjat
doa dengan wajah serius. Jovan masih dengan tawanya.
“Gubrak gue memiliki
sahabat kayak lo, aneh bin ajaib” Ucap Jovan diselingi tawa. Semua siswa yang
memperhatikan mereka hanya bisa tertawa, ada juga yang cekikikan. Ada juga yang
menggeleng melihat kelakukan cowok populer seantero. Hingga penjaga kantin
hanya bisa tersenyum dan menggeleng kepalanya.
“Sungguh aneh ya,
mereka” Itu kata salah satu penjaga kantin
Dua sahabat sedang
berjalan matanya menyusuri setiap koridor seperti mencari seseorang, entah itu
siapa?
Nova menggeram kesal
karena seseorang yang dicarinya tidak kunjung memunculkan batang hidungnya. Ia
sudah lelah dengan nafas yang terengah-engah Nova hembuskan.
“Kekantin yuk, gue
haus. Dari tadi jalan terus” keluh Keyla
Nova mengangguk
mengiyakan karena sedari tadi ia capek mencari seseorang yang tidak kunjung
mucul.
Nova duduk sedangkan
Keyla ia pergi memesan minuman. Mata Nova masih celingak-celinguk. Nova
mendengus sebal,
Keyla datang membawa
dua minuman gelas dingin, Keyla menyodorkan pada Nova yang langsung menyeruput
hingga mencapai setengah.
Sorot mata Keyla saat
melihat seseorang yang dicarinya baru saja lewat begitu saja. Keyla yang
langsung menyeret Nova hingga hampir saja jatuh jika tidak mengimbanginya. Nova
berdecak sebal dengan kelakuan Keyla yang langsung main tarik saja.
“Woi, Emang gue kambing
apa. Main seret begitu saja” Kesal Nova bertambah saat dari kejauhan ia melihat
seseorang dicarinya sedang berjalan menuju kelas. Keyla sudah berlari duluan
menghampiri seseorang itu dari belakang. Yang disusul Nova yang tingkat
kekesalan sudah sampai diujung.
“Kennie Azzura
Mahendra, Dari mana aja sih? dari tadi dicariin juga” Ucap Nova mendengus sebal
pada sahabatnya.
“Sekarang gue sudah
ada, Ayo kekelas” Jawab Kennie enteng berlalu begitu saja. Nova menggeram
kesal. Karena memiliki sahabat super aneh seperti Kennie. mereka sampai dikelas. Kennie yang menjatuhkan bokongnya
kekursi.
Kennie yang menyerngit
bingung karena suasana kelas sangat ramai dari biasanya. Bisa dikatakan Kennie
anti dengan keramaian. Kennie mengambil earphonennya lalu memasang kepalanya.
Lalu membuka buku novel kesukaannya.
Sedangkan kedua
sahabatnya sibuk berbincang, entah apa yang mereka bicarakan itu menurut Kennie
tidak begitu penting baginya.
Semua siswa keluar dari
kelas, Nova dan Keyla menoleh. Entah apa yang terjadi di luaran sana, Nova dan
Keyla keluar dari kelas. Seketika ia menyeret Kennie untuk keluar juga.
Kennie mendengus sebal
karena kegiatan membaca terganggu karena ulah dua sahabatnya itu.
“Kalian berdua ini
kenapa? Main seret begitu saja” kesal Kennie pada Keyla
“Tidak usah mengoceh
dulu, liat aja disana. Cowok gantengku sedang main basket” Ucap Keyla
kegirangan saat melihat Ben tengah bermain basket bersama dua sahabatnya.
Kennie mengembungkan kedua pipinya, melipat kedua tangannya didepan dada.
Kennie mencebit, “Hanya
karena itu satu sekolahan jadi heboh” gumam Kennie lalu pergi begitu saja.
Sementara dua sahabatnya kegirangan.
Kennie kembali
melanjutkan aktivitas membaca yang tertunda karena dua sahabatnya itu. lembaran
demi lembaran membuka. Hari ini Freeclass, Kennie memilih membaca dari pada
harus menonton yang tidak begitu jelas menurutnya.
“Lebih baik gue ke
perpus saja, dari pada disini terganggu mulu” Ucap Kennie lalu bergegas keluar
dari kelas. Ia berjalan sepanjang koridor. Hingga seketika perjalanan Kennie
terhenti.
Brukkkk,
Badan Kennie tersungkur
kebawa, Kennie mendongak saat melihat seseorang yang menabraknya hingga
kesakitan pada bagian punggung belakangnya. Mereka berdua sama-sama jatuh.
Lelaki itu berdiri menampakkan wajah merah padam.
“Woi, Kalau jalan pake
mata dong” Ucap Ben kesal karena jalan dihalangi seseorang, Kennie yang berdiri
secara perlahan dan menatapnya tajam.
“Dimana-mana jalan pake
kaki, dilihat pake mata. Bego” Balas Kennie tidak kalah sengit.
Ben menggeram kesal “Lo
tuh ya, halangin jalan gue aja” Ucap menatap Kennie dengan intens
“Apa tidak kebalik ya,
lo yang halangin jalan gue” Ucap Kennie sambil melipat kedua tangan depan
dadanya. Setelah itu pergi meninggalkan Ben dengan wajah merah padam.
“Siapa sih dia? Seenak
jidat halangin jalan gue. pake acara nyolot lagi” Kesal Kennie saat memasuki
ruang perpustakaan. Penjaga perpustakaan menatap cengo dengan kedatangan Kennie
menampakkan wajah kesal.
Kennie duduk masih
menampakkan wajah kesalnya, ia mengepalkan kedua tangannya geram pada lelaki
yang menabraknya tadi.
“Aduhh, badan gue encok
semua gegara cowok tengil, songongnya pake kebangetan” Ucap Kennie masih dalam
kekesalannya. Ia masih merintih kesakitan dan mengusap punggungnya yang masih
sakit akibat jatuh tadi.
Bell bordering keras,
semua siswa berhamburan keluar dari kelas masing-masing. Kennie yang baru saja
keluar dari perpustakaan. Sambil memegang punggung belakangnya yang masih sakit
akibat tabrakan tadi. Nova dan Keyla yang melihat Kennie dari kejauhan langsung
menghampirinya. Nova yang melihat Kennie yang kesakitan merasa kwatir dengan
sahabatnya itu. begitu juga dengan keyla yang memperhatikan Kennie memegang
bokong belakangnya.
“Kenapa lo kayak
kesakitan begitu? Emangnya lo habis ngapain?” Tanya Nova kwatir sambil
menenteng tas punggung Kennie.
“Gue habis ditabrak
orang” Jawab Kennie mengeluh kesakitan
“Ditabrak orang? Emang
siapa yang nabrak lo?” Tanya Keyla sambil membantu Kennie berjalan menuju
parkiran. Disana terdapat sebuah mobil terparkir. Yaitu mobil milik Kennie.
“Biar gue yang nyetir,
karena lo masih kesakitan” Ucap Keyla, Kennie merogoh disakunya mengambil
sebuah kunci mobil lalu memberikan pada Keyla. Nova menuntun Kennie masuk
kemobil setelah itu Keyla menuju kemudi, sedangkan Nova duduk kursi penumpang.
Mobil Jazz berwarna biru
itu keluar dari pintu gerbang, dengan kecepatan sedang. Kennie masih
menampakkan muka merah padam bila mengingat kejadian dikoridor. Dengan kedua
tangan dikepalnya.
“Itu muka, kenapa kusut
begitu sih? cerita sama kita napa. Apa yang terjadi sama lo. Sampai pinggang
kesakitan begini” Tanya Nova bertubi-tubi, hingga Kennie mendengus sebal.
“Bisa tidak tanyanya
satu-satu” ketus Kennie pada Nova,
“Biasa aja dong, ketus
mulu” Nova mencibir
Sepanjang perjalanan
Kennie menceritakan kejadian yang terjadi pada dirinya. Selama ia bersekolah di
SMK High School Nasional. Ia belum pernah bertemu dengan lelaki songong dan
ketengilannya ketulungan. Nova dan Keyla yang mendengar cerita Kennie tertawa
pecah.
“Cowok Tengil? Hahaha
pasti ganteng tuh orangnya kenalin dong” Ucap Novi, Kennie hanya berdecih tidak
suka.
“Malas amat gue,
apalagi ketemu sama dia” Ucap Kennie masih dalam kekesalannya
Mobil terparkir tepat
depan rumah Nova, “Makasih ya, sampai ketemu besok. Bye” Pamit Nova keluar dari
kursi penumpang sambil melambaikan tangan kearah Kennie dan Keyla.
Mobil kembali melaju,
diperjalan Kennie masih diam dan masih merasakan sakit pada pinggangnya.
“Gegara cowok tengil
itu, pinggang gue jadi sakit begini” Gumam Kennie, Keyla yang menoleh sekilas
menatap Iba pada sahabatnya itu.
Mereka sampai di
perumahan elit, mobil itu masuk gerbang setelah dibukakan pintu oleh satpam.
Keyla yang turun duluan dari kemudi lalu membukakan pintu untuk Kennie dan menuntunnya berjalan masuk.
Dari arah jauh
Dona-Mamanya Kennie yang melihat anaknya sedang dituntun oleh Keyla. Dona
kwatir dan langsung membantu Kennie untuk duduk di single sofa.
“Masya Allah Kennie,
emang kamu abis ngapain nak. Kok bisa begini?” Tanya Dona heboh.
“Hmm, Tante Kennie abis
jatuh” Jawab Keyla membuat Dona semakin heboh dan semakin kwatir sama anaknya.
“What, sekarang Mama telpon Dokter takut terjadi seuatu sama kamu”
Ucap Dona heboh dan menelpon Dokter.
Kennie mengusap wajah
gusar, sedangkan Keyla hanya diam dan duduk disampingnya.
“Ken, gue balik dulu
ya” Pamit Keyla, yang diangguki Kennie.
Kennie merebahkan
badannya sambil meringis kesakitan. Hari yang begitu menyebalkan harus bertemu
dengan cowok tengil itu menurut Kennie. badannya masih remuk. Setiap pergerakan
ia meringis. “Awas aja kalau ketemu lagi, gue akan beri perhitungan padanya”
Ucap Kennie menaruh dendam pada lelaki yang menbraknya. Dona yang masuk kekamar
Kennie tanpa mengetuk pintu, “Bagaimana keadaan kamu, Nak?” Tanya Dona.
“Mama, lihat saja.
Sakit banget” Rengek Kennie yang dibalas gelengan oleh Dona, Kennie memang
manja pada Dona-Ibunya.
“Mah, Papa kapan pulang
sih?” Tanya Kennie, Dona terdiam entah ia harus jawab apa pada Kennie. “Mah,
kok diem sih?” Tanya Kennie yang tidak mendapatkan jawaban dari Dona.
“Papa kamu pasti
pulang, tunggu saja ya” Ucap Dona, sambil tersenyum miris. Kennie hanya bisa
menunduk lesu.
Dona berdiri keluar
kamar Kennie, ia mengusap dadanya terasa sesak. Setiap kali Kennie menanyakan
tentang ayahnya.
Kennie hanya bisa
menunduk setiap kali menanyakan tentang ayahnya pada Dona. Dan selalu
mendapatkan jawaban yang sama. Menghembuskan nafas berat.
Papa ada dimana kenapa
belum pulang?
Tanyanya pada dirinya
sendiri, sambil menatap langit kamar yang sama sekali tidak ada hiasan. Kennie
merebahkan badannya ia lalu menarik selimutnya dan memejamkan matanya.
Pagi ini Kennie sudah
bersiap untuk berangkat sekolah, ia berlari kecil sambil menuruni anak tangga.
Melihat Dona sedang mempersiapkan sarapan bersama pembantunya.
Kennie duduk dengan
wajah sumringah, ia langsung menuangkan segelas susu putih dan menegukan hingga
setengah, dan mengambil selembar roti. Dona menatap heran pada anak semata
wayangnya.
“Bagaimana keadaan
kamu, Nak?” Tanya Dona
“Sudah baikan Mah”
Jawab Kennie masih mengunyah makanannya, Dona hanya mengangguk mendengarkan
jawaban dari anaknya.
Selesai sarapan Kennie
bergegas berangkat, ia beranjak lalu menciumi punggung tangan Dona lalu berjalan
kecil keluar menuju mobilnya. Kennie masuk di jok kemudi. Mobil melaju dengan
kecepatan sedang. Dan Kennie harus menjemput kedua sahabatnya yang selalu
menunggu di halte.
Ia membuka kaca lalu
tersenyum, Nova dan Keyla langsung saja masuk. Mobil yang dikendarainya kembali
melaju. Kennie yang baru saja melajukan mobilnya kini berhenti mendadak ketika
ada sebuah motor sport melaju dengan kecepatan tinggi. Nova dan Keyla seketika
terhuyung kebelakang.
“Hati-hati dong” Pekik
Keyla sambil mengusap jidatnya yang terbentur di dasbor
“Bukan gue, itu motor
bikin gue kaget” Balas Kennie geram
“Lagian sapa sih dia?
Main kebut-kebutan aja dijalan” Sahut Nova ikut geram
“Mane ketehe, Mana
kutahu tempe” Ucap Keyla dengan santainya membuat Kennie dan Nova menggeleng
kepala karena kelakuan sahabatnya yang mulai konyol.
Kennie kembali
melajukan mobilnya yang sempat terhenti. Lima menit kemudian mobil Kennie
memasuki gerbang lalu memarkirkan mobilnya.
Ketiga sahabat itu
keluar sambil menenteng tas punggungnya, berjalan beriringan. Langkah Kennie
terhenti saat melihat motor sport terparkir motor, motor berwarna merah itu.
“Nah, bukannya ini
motor yang hampir tabrak gue” Pikir Kennie masih mengamati
“Bener nih”
Langkah Nova terhenti
ketika menyadari tidak ada Kennie disampingnya yang diikuti Keyla.
Nova menoleh mendapati
Kennie masih berdiri tepat pada motor sport yang terparkir “Ken, lo ngapain
berdiri disitu. Ayokk” Teriak Nova yang diangguki oleh Kennie.
Kennie berjalan menuju
kelas, ia masih memikirkan siapa yang telah hampir menabraknya pagi ini. Nova
dan Keyla saling pandang, “Woii, lo kenapa? Kok gelisah begitu?” Tanya Keyla.
Kennie melipat kedua
tangannya depan dada “Ternyata motor yang hampir menabrak kita tadi, dia
sekolah disini juga” Jawab Kennie, Nova dan Keyla melongo “Serius lo” Tanya
Nova memastikan
“Iyalah, gue serius”
“Terus”
“Gue mau cari siapa dia
Dan mengajaknya balapan” Ucap Kennie sambil menaikkan satu alisnya.
Kennie sedang berdiri
tepatnya di parkiran motor sport, seperti menunggu seseorang entah itu siapa.
Nova dan Keyla mereka sudah pulang lebih dulu. Seorang lelaki datang
menghampirinya.
“Lo, Bukannya yang
kemarin---“
“Iya, orang yang lo
tabrak kemarin” sarkas Kennie menatap lelaki itu tajam
“Lo ngapain berdiri
didepan motor gue?” Tanya Ben, ternyata lelaki yang menabrak Kennie adalah Ben.
“Ohh, jadi ini motor
lo” Kennie mengangguk mengerti, sekarang ia sudah mengetahui siapa yang
menabraknya tadi pagi.
“Iya, emang kenapa?”
Tanya Ben santai masih menatap Kennie lekat, Kennie balas menatap sambil
berkacak pinggang. Seketika Ben menatap mata yang ia rindukan selama ini.
“Karena lo, sudah buat
gue sial” Ucap Kennie menantang, Ben hanya terkekeh. Kennie menaikkan alisnya
bingung.
“Ohh, Gue bikin lo
sial. Ngacoo” Ben tertawa sambil menaiki motornya, lalu memasang helm pengaman.
Dan menancap gas bergegas pergi. meninggalkan Kennie masih terdiam bingung.
Kennie menggeram kesal
saat melihat kepergian Ben begitu saja. “Dasar cowok tengil” teriak Kennie
masih menampakkan wajah merah padamnya.
Dalam perjalanan Kennie
memukul stir mobil yang tak bersalah itu, ia menggeram kesal kepada lelaki yang
bernama Ben. kenapa juga ia harus bertemu dengan cowok songong seperti Ben.
Kennie memarkirkan
mobilnya di sebuah Caffe, kali ini Kennie tidak ingin pulang kerumah. Berjalan
masuk lalu mengambil tempat duduk di pojok dekat jendela. Kennie selalu duduk
di tempat itu. entah mengapa ia sangat senang dengan tampat itu.
“Siapa yang suruh lo
duduh ditempat ini?” Tanya seseorang yang mengintrupsi Kennie yang baru saja
datang. Kennie mendongak.
“Lo lagi, Ngapain lo
disini?” Tanya Kennie bingung, dan lelaki yang baru saja menegurnya itu adalah
Ben.
“Ini Caffe gue, dan lo
ngapain duduk ditempat ini?” Tanya Ben mengulangi, membuat Kennie menghembuskan
nafas panjang.
“Suka-suka gue dong,
mau duduk dimana” Jawab Kennie ketus, Ben yang mulai geram langsung saja
menyeret Kennie keluar dari Caffe tersebut.
“Lo kira gue kambing,
lo seret” Ucap Kennie lalu melepaskan gemgaman tangan Ben.
“Sebenarnya lo itu
siapa sih, Hah. Datang marah-marah. Suka tabrak orang. Tidak bertanggung jawab.
Apalagi minta maaf” Tanya Kennie, membuat Ben menggeram menatap tajam.
Sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan sikap santainya.
“Gue ini cowok ganteng,
populernya High School Nasional, Gue adalah cowok keren Dan hampir semua orang tau gue, satu
sekolahan malahan. Masa lo tidak tahu gue. anak basket yang gantengnya
ketulungan.” Jelas Ben yang tingkat kepedean akut.
Kennie berdecih
“Hahaha, Gue tidak kenal” Ben melongo, semua siswa tahu siapa dirinya, bahkan
guru-guru SMK High School Nasional pun juga tahu.
“Hah, tidak kenal gue
sama sekali” Tanya Ben memastikan, Kennie hanya tersenyum mengangguk.
“Emang, gue tidak kenal
lo” Jawab Kennie, lalu pergi meninggalkan Ben dengan tatapan tidak percaya.
Kennie menggaruk
kepala, hari-hari yang menyebalkan baginya harus bertemu dengan lelaki tengil
seperti Ben. Kennie berjalan seperti setrikaan membuat kedua sahabatnya saling
pandang satu sama lainnya.
Apa yang terjadi?
Itu adalah pertanyaan
yang ada dibenak Nova dan Keyla, Nova bingung sebenarnya apa yang terjadi
padanya sahabatnya itu. dan siapa lelaki yang selalu menganggunya. Nova
menghela nafas gusar. dia sudah jengah melihat sahabatnya mondar-mandir.
Sementara Keyla hanya sibuk dengan camilannya.
“Woi, lo tidak capek
apa? Mondar-mandir kayak setrikaan?” Teriak Nova, Kennie melipat kedua tangan
depan dadanya kesal.
“Gue lagi bête, sama
cowok ngeselin itu. lagian dia sapa sih.” Ucap Kennie begitu kesal.
“Cowok, cowok siapa?
Ganteng enggak?” Tanya Keyla, Kennie mengusap wajah frustasi. Sahabatnya yang
satu itu sangat menyebalkan disaat situasi genting begini masih saja tanyain
ganteng tidaknya.
“Ganteng atau tidak?
gue tidak peduli. Yang jelas cowok tengil itu harus gue bales” Ucap Kennie
sambil tersenyum licik.
Nova yang mendengar itu
seketika terkejut, berdiri menghampiri Kennie. “Ken, tidak usah gitu juga kali”
saran Nova, yang mendapatkan gelengan.
Nova hanya bisa diam,
ia bingung harus bagaimana cara menghadapi Kennie. ia tahu sikap Kennie suka
berubah kapan saja. Nova kembali duduk.
“Ken, kasih tau kita
siapa cowok yang sering buat lo sial” Sahut Keyla yang mendapat anggukan dari
Nova.
“Tumben lo pinter”
“Oke, Besok” Jawab
Kennie singkat
Sepanjang koridor
Kennie berjalan bersama Nova dan Keyla, Kennie yang merasa risih dengan
keramaian. Langkah Kennie terhenti begitu juga dengan Nova dan Keyla. Kennie
menunjuk salah satu orang yang tengah bermain basket dilapangan. Mata Nova dan
Keyla membulat saat melihat kearah tunjuk Kennie “Dia orangnya.
“Gue kira siapa,
ternyata sih ganteng Ben” ceplos Keyla,
“Ohh, kalau itu mah,
gue juga tahu Ken” Tambah Nova menampakkan senyum pupi eyesnya. Kennie yang
melongo mendapatkan jawaban dari kedua sahabatnya.
“Lo tahu dia?” Tanya
Kennie memastikan
“Iya” jawab kedua
sahabatnya kompak
Nova dan Keyla tetap
berdiam diri memandangi lelaki yang tengah bermain basket sementara Kennie
pergi begitu saja. Kali ini Kennie pergi tempat biasa ia meluapkan semua
kekesalannya.
Tepatnya Kennie menuju
sebuah rooftop sekolah, Kennie berteriak sambil memukul dan meninju samsak yang
tergantung disana. Entah sejak kapan samsak itu tergantung disana. Dan itu
selalu menjadi tempat luapan Kennie saat kesal.
Nafas Kennie tidak
beranturan, sudah beberapa kali ia merasa sial sejak bertemu dengan lelaki
tengil itu. “Awas aja, akan gue bales lo” Ucap Kennie dengan amarah yang sudah
memuncak.
“Kasian tuh tangan
kalau setiap hari menonjok terus” Ucap seseorang mengintrupsi, Kennie berhenti
lalu menoleh siapa yang datang.
“Jovan, sejak kapan lo
berada disini?” Tanya Kennie balik dan duduk disoffa kumuh. Jovan juga ikut
duduk disamping Kennie.
“Hufhh, itu muka kenapa
kusut begitu. Apa yang membuat lo kesal?” Tanya Jovan mengabaikan pertanyaan
Kennie.
“Bete aja sama
seseorang Jo” jawab Kennie, Jovan tersenyum sambil mengusap pucuk kepala
Kennie.
Jovan memegang kedua
bahu Kennie lalu memutar badannya. Mereka saling berhadapan tetapi Kennie masih
menunduk. Jovan memegang kedua pipi Kennie lalu menarik kedua bibirnya
membentuk senyum.
“Gitu dong senyum,
jangan cemberut” seulas senyum Kennie.
“Apa yang membuat lo
sekesal ini?” Tanya Jovan, Kennie menatap kedepan lalu mengembuskan nafas
panjang.
“Ya, gue kemarin
bertemu cowok tengil. Sudah beberapa hari gue selalu sial gegara dia. Dan
anehnya lagi gue dia sekolah disini juga” Jelas Kennie, menceritakan apa yang
terjadi padanya, Jovan hanya terkekeh.
“Itu hanya kebetulan
saja”
“Semoga”
“Abang masuk kelas
dulu, lo tidak masuk kelas?” Tanya Jovan yang didapatkan hanya gelengan.
“Bolos lagi?” Tanya
Jovan lagi, Kennie hanya mengangguk. “Gue mau tenangin diri, gue males berada
di keramaian Jo” Ucap Kennie lesuh.
Jovan pergi
menginggalkan Kennie, sedangkan dirinya kembali menyandarkan badannya pada sofa
kumuh. Lalu menatap langit biru.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!