NovelToon NovelToon

Di Kejar Cinta Anak Om Duda

Bab 1. Cinta Oh Cinta

"Bundiv"

Tok Tok Tok

"Yuhu Bundiv"

Tok Tok Tok

"Assalamu'alaikum Bunda Diva kesayangan Cinta, calon Mama Cinta yang cantik nya tiada tara"

Tok Tok Tok

Tampak wanita paruh baya yang tengah berkutat dengan spatula dan wajan di sore itu hanya bisa menggelengkan kepala nya mendengar suara gadis kecil memanggil lengkap dengan ketukan pintu berulang ulang di depan kamar putri kesayangan nya yang sepertinya masih betah berhibernasi di dalam kamar nya, karena jam baru saja menunjukkan pukul lima petang, dan memang sebelumnya sang putri meminta waktu dua jam untuk beristirahat selepas pulang dari kampus dan melaksanakan sholat Ashar sebelum merehatkan tubuh nya sejenak.

"Oma"

Lelah dengan panggilan juga ketukan di pintu yang tak jua di bukakan sang pemilik kamar membuat gadis kecil berusia enam tahun itu memilih melipir ke dapur menghampiri wanita yang selalu di panggil gadis kecil itu Oma.

"Kenapa Cinta?. Tante Diva masih belum buka pintu kamar nya?" Gadis kecil itu menggelengkan kepala lemah lalu menatap sendu kearah wanita paruh baya yang tampak nya sudah selesai mengerjakan pekerjaan nya memasak menu untuk buka puasa nanti.

"Bunda itu tidur apa pingsan sih Oma?"

Pertanyaan itu membuat wanita yang panggil Oma itu mengulum senyuman, bukan karena pertanyaan nya namun panggilan untuk sang putri kesayangan itu lah yang membuat wanita paruh baya itu tersenyum.

Saat anak anak teman bermain gadis itu memanggil putri nya dengan panggilan Tante Diva, gadis kecil bernama Cinta itu justru memanggil sang putri dengan panggilan Bunda.

Entah sudah berapa kali Diva maupun Ayah Cinta mengingatkan untuk tidak memanggil nya Bunda, namun tetap saja Cinta tak jua merubah panggilan yang sejak pertama kali melihat Diva saat baru pindah ke sebelah rumah Diva beberapa bulan yang lalu.

Tak jarang Ayah Cinta akan menegur sang putri untuk berhenti memanggil Diva Bunda, karena tak enak hati kepada Diva dan kedua orang tua nya juga tetangga sekitar tempat mereka tinggal, karena baik Diva maupun Ayah Cinta yang biasa di panggil Dika itu tidak mempunyai hubungan istimewa, bahkan hubungan diantara mereka terkesan dingin, baik Diva yang baru berusia 20 tahun maupun Dika yang berusia 35 tahun kalau bertemu dan bertatap muka hanya sekedar saling menyapa lewat anggukan kepala nyaris tanpa percakapan.

Namun apalah daya, Cinta masih saja tetap memanggil Diva dengan panggilan Bunda.

"Assalamu'alaikum Bu Tantri"

Cinta menghela nafas kesal saat mendengar suara orang mengucapkan salam di teras rumah Diva, menyadari dengan sangat kalau suara yang mengucapkan salam itu akan memintanya untuk kembali pulang kerumah nya.

"Waalaikumsalam Dika" Bu Tantri menjawab salam dari dalam dapur yang kebetulan berada tak jauh dari teras.

"Tuh udah di jemput Ayah, Cinta pulang dulu ya. Mandi lalu buka puasa dulu, setelah itu nanti ke Musholla untuk sholat Tarawih bareng Ibu dan Tante Cinta"

Ucap Bu Tantri lembut seraya mengusap kepala Cinta yang tertutup hijab. Gadis kecil justru menggelengkan kepala nya dan malah menelusupkan kepala nya di atas meja makan keluarga Diva dengan melipat kedua tangan nya guna menahan kepala nya bersandar.

"Masuk aja Dika. Kaya nya Cinta ndak mau pulang, sebelum ketemu Diva" Ucap Bu Tantri meminta Ayah Cinta untuk masuk guna merayu sang putri pulang.

Pria yang masih mengenakan baju kantoran itu hanya bisa menghela nafas pelan karena lagi-lagi harus menghadapi ulah putri semata wayang nya yang di luar batasan.

Cinta yang semenjak bayi tidak mengenal Ibu kandung nya itu, baru merasa memiliki sosok seorang Ibu di dalam diri Diva yang ramah dan sangat menyayangi anak kecil, terutama sejak Cinta datang dan menempati rumah di sebelah nya.

Setiap pagi sebelum ke sekolah TK Cinta akan datang kerumah Diva dengan membawa tas yang berisikan kotak bekal kosong lengkap dengan sisir juga aneka macam bentuk kunciran. Dan biasa nya Ibunda Diva akan mengisikan bekal Cinta dengan aneka snack yang sudah Diva persiapkan.

Seorang pria yang cukup tampan memasuki rumah keluarga Diva, setelah bertemu dengan Bu Tantri Dika mencium punggung tangan kanan Bu Tantri dengan takzim.

"Maaf ya Bu, Dika dan Cinta selalu merepotkan Ibu dan keluarga setiap hari"

Bu Tantri tersenyum kecil mendengar ucapan Dika, lalu menepuk punggung kanan Dika seraya mengarahkan pandangan nya kearah Cinta yang berpura-pura tidur di atas meja makan keluarga Diva.

"Cinta. Ayo pulang. Mbak Suci bilang Kamu dari siang nggak pulang ke rumah" Ujar Dika mengusap lembut pucuk kepala Cinta yang tampak nya tengah merajuk.

"Ayah hitung sampai tiga. Kalau ndak mau bangun Ayah gendong kaya karung beras nih!" Ancam Dika yang tak jua di tanggapi oleh Cinta. Hingga ....

"Cinta Oh Cinta ..."

Suara teriakan membuat Cinta mendongakkan kepala nya seraya tersenyum lebar. Dengan mengabaikan keberadaan sang ayah, gadis kecil itu langsung berlari kearah suara teriakan yang memanggil nama nya.

"Bundiv!" Tanpa permisi Cinta langsung menemplok dan memeluk pinggang Diva dengan kedua lengan kecil nya. Seraya mendongakkan kepala nya gadis kecil itu menatap wajah bantal Diva dengan wajah merajuk, mengabaikan sang Ayah yang hanya bisa menghela nafas pelan karena lagi-lagi keberadaan nya diabaikan sang putri.

"Udah di jemput Ayah, Cinta pulang dulu ya, nanti selepas buka puasa Kita sama-sama berangkat sholat tarawih di Musholla". Cinta menggelengkan kepala nya dan lebih memilih memendamkan kepala nya di perut Diva.

"Kasian Ayah lho. Ayah baru pulang kerja, pasti kangen sama Cinta. Iya kan Ayah?" Diva menaik turunkan alis nya guna memberi kode kepada Dika yang justru kebingungan dengan kode yang Diva berikan.

"Ayah ih. Dijawab atuh. Ayah nyusul Cinta karena Ayah kangen sama Cinta kan. Maka nya Ayah langsung susul Cinta ke sini, kan?" Bukan nya menjawab ucapan Diva, Dika justru meringis kecil menanggapi ucapan Diva.

"Ayah Dika!" Diva memanggil Dika dengan gemas membuat Dika pun hanya bisa menganggukan kepala nya pelan.

"Tuh Ayah kangen sama Cinta kan. Yuk pulang dulu sama Ayah. Pasti Ayah sudah minta Mbak Suci buat makanan kesukaan Cinta buat buka puasa nanti" Tutur Diva lembut namun lagi-lagi hanya di balas gelengan kepala Cinta.

"Mbak Suci cuma buat makanan buat Ayah aja Bunda. Bunda kan tau kalau Mbak Suci itu naksir sama Ayah" Rengek Cinta yang langsung membuat kedua bola mata Dika membulat dengan sempurna.

"Cinta kok ngomongnya begitu?. Tau dari mana kata naksir?" Diva bertanya dengan lembut saat Dika baru saja akan membuka suara menanyakan kepada putri nya darimana Cinta mengenal kata naksir.

"Cinta denger waktu Mbak Suci ngobrol sama Tante Wina. Itu lho Bun, Tante yang kalau dandan kaya ondel-ondel, yang selalu manggil Cinta pakai Oh Cintaku calon anak sambung ku" Gadis kecil itu kembali merengut kesal seraya melirik tajam sang Ayah yang hanya bisa kembali meringis kecil diantara tawa kecil tertahan Bu Tantri.

"Awas kalau Ayah, nerima lagi makanan dari Tante Wina, Cinta nggak mau pulang kerumah. Terus sekarang juga Cinta minta Ayah pecat Mbak Suci, Cinta nggak mau di asuh sama Mbak Suci. Dia galak kalau nggak ada Ayah. Lihat _"

################################

Edisi revisi

Bab 02. Aduan Cinta

"Awas kalau Ayah, nerima lagi makanan dari Tante Wina, Cinta nggak mau pulang kerumah. Terus sekarang juga Cinta minta Ayah pecat Mbak Suci, Cinta nggak mau di asuh sama Mbak Suci. Dia galak kalau nggak ada Ayah. Lihat _"

Cinta membuka lengan baju panjang sebelah kanan nya menunjukkan beberapa luka lebam yang seperti masih baru di area lengan bagian atas Cinta.

"Astaghfirullahalazim!" Tak hanya Diva, Bu Tantri dan Dika serempak berucap terkejut melihat lebam yang di tunjukkan Cinta.

Diva langsung mendudukan tubuh nya menyamakan dengan tubuh Cinta, dan meneliti dengan seksama area lebam yang di tunjukkan Cinta.

"Kapan Mbak Suci nyubit Cinta?" Tanya Diva menahan geram. Gadis cantik itu melirik kesal kearah Dika yang juga terkejut dan tampak menahan amarah kala melihat lebam di lengan sang putri.

"Kalau Cinta nolak panggil Bunda. Mbak Suci pasti bakal cubit Cinta, Bunda". Kembali Cinta mengadu dan dengan polos nya Cinta membuka rok panjang yang di kenakan nya dan menunjukkan beberapa bekas luka lebam yang mulai samar menghilang karena seperti luka itu di dapatkan Cinta beberapa hari yang lalu.

"Kurang ajar!" Sentak Diva kesal lalu segera beranjak dari posisi nya dan secepat kilat gadis cantik itu berjalan dengan penuh amarah keluar dari rumah nya, mengabaikan panggilan Cinta juga Ibu nya.

Brak

Dengan penuh emosi Diva mendorong pagar rumah Dika, hingga membuat Suci yang tengah duduk santai diteras itu terkejut.

Tanpa aba-aba, Diva langsung menyerang Suci yang sudah tampil memukau dengan make up menggoda serta membuka dua kancing bagian atas pakaian seragam baby sitter nya yang sedikit menonjolkan dua bukit menjulang.

"Dasar kurang ajar. Berani nya sama anak kecil Lo!" Diva menjambak rambut Suci, membuat Suci yang tidak siap menghadapi serangan Diva itu pun kewalahan.

"Ngarep banget Lo jadi bini nya Randika, tapi Lo malah siksa anak nya. Goblok!" Diva mendorong kasar tubuh Suci, hingga Suci terjengkang, beruntung Suci mengenakan hot pants sehingga tubuh bagian bawah nya tidak terekspos oleh para tetangga yang mulai berdatangan karena mendengar suara pagar rumah Dika yang dibuka paksa oleh Diva.

"Astaghfirullahalazim Diva. Eling nak, lagi puasa" Bu Tantri segera menarik Diva saat akan kembali menghampiri Suci yang mulai menangis memasang wajah memelas seolah ter aniaya.

"Dia kurang ajar Bu. Digaji sama Mas Dika buat jagain anak nya, bukan nya malah ngelunjak nyubitin Cinta, gara-gara nggak mau manggil Dia Bunda!" Sentak Diva tak terima karena Bu Tantri menarik nya menjauh dari Suci.

"Jangan asal nuduh Lo!" Sentak Suci tak terima.

"Gue nggak asal nuduh. Cinta udah nunjukin luka lebam bekas cubitan Lo sama Gue juga Mas Dika!" Wajah Suci langsung berubah ketakutan, apalagi saat melihat aura suram yang tampak di wajah Dika.

Pria itu sudah berdiri sambil menggendong Cinta yang tengah bersembunyi dalam gedongan Dika.

Dika yang selama ini tak pernah tersenyum dan selalu menampakkan wajah suram itu menatap tajam kearah Suci, hingga semakin membuat Suci ketakutan.

Belum lagi tatapan kesal para tetangga Dika saat melihat sendiri bekas luka lebam yang sempat Cinta tunjukkan kepada beberapa warga saat mereka menanyakan kebenaran ucapan Diva.

"Bohong. Cinta berbohong. Kalian tau kan bagaimana nakal nya Cinta. Suka main lari-larian, main bola dengan anak laki-laki, manjat pohon dan hal nakal lain nya. Pasti luka itu di dapat saat Cinta ber_".

Plak

Semua mata terkejut saat seorang wanita muda yang baru saja tiba di tengah keramaian itu menampar wajah Suci, hingga membuat Suci terkejut dan marah.

Namun amarah nya itu langsung hilang dan berubah menjadi ketakutan saat melihat siapa orang yang sudah berani menamparnya.

"Kamu saya kasih bayaran tambahan buat menjaga Mas Dika dari gangguan wanita lain, bukan malah Kamu yang menggoda Mas Dika!" Bisikan sarat akan amarah itu membuat Suci ketakutan, belum lagi ketika dari jauh dia melihat dua orang polisi datang kearah rumah Dika.

"Tugas Kamu sudah selesai. Pengkhianat!" bisik wanita cantik itu sebelum menyerahkan Suci kepada kedua polisi yang datang mendekat.

"Bawa wanita kurang ajar ini Pak. Dia sudah berani menganiaya keponakan Saya!" Ucap wanita cantik itu, mendorong Suci kearah dua polisi yang baru saja datang.

"Are You Ok, Mas?". Diva mendengus pelan mendengar pertanyaan konyol sang wanita yang Diva kenal sebagai Shakira Tante Cinta, adik mendiang Bunda nya Cinta.

Namun Dika justru tak menanggapi pertanyaan Syakira dan justru menghampiri Diva yang tengah mendumel.

"Cih, yang di aniaya anak nya, malah bapak nya yang di tanyain. Basi!" Diva mendengus kesal.

"Kamu nggak apa-apa, Diva?" Tanya Dika dengan wajah seperti biasa nya tanpa senyum dan terkesan jutek. Sangat berbeda dengan wajah yang tadi di tampakkan Dika saat berada di rumah nya.

"Menurut Mas?". Dika menggendikkan kedua bahu menandakan tak tahu, membuat Diva berdecak kesal di depan Dika.

"Lain kali cari pengasuh buat Cinta yang bener-bener bisa ngasuh, bukan malah bikin rusuh sampai bikin anak Mas jadi korban penganiayaan!" Sungut Diva kesal, lalu beranjak dari hadapan Dika menuju Ibu nya.

"Cinta di rumah sama Ayah ya. Tante Diva pulang dulu!" Mengabaikan wajah memelas Cinta, Diva pun berjalan bergandengan tangan dengan sang Ibu menuju rumah mereka.

Dika menghela nafas pelan, menggendong Cinta yang mulai merajuk karena di tinggalkan Diva.

"Cinta mau buka bareng Bunda sama Oma, Yah" Rengek Cinta saat Dika membawa nya masuk kedalam rumah mereka, di ikuti Shakira yang mengekor di belakang Dika.

Dika menepis kasar saat Shakira akan memeluk lengan kanan nya, membuat Shakira pun mendengus kesal menahan amarah, karena lagi-lagi baik Dika maupun Cinta mengabaikan keberadaan nya di tengah mereka.

"Ya sudah kalau begitu, Cinta mandi dengan Tante Sha, lalu kita kerumah Oma buat buka bersama" Rayu Shakira kepada Cinta. Dengan sengaja Shakira mensejajarkan langkah dengan Dika.

"Bukan sama Tante Kira-kira juga Oma Jes. Tapi Bunda Diva sama Oma Tantri juga Opa Hasan!" Ucap Cinta dengan nada kesal.

"Tapi kan Oma juga Opa nya Cinta itu, Oma Jes dan Opa Kael. Bukan Oma Tantri dan Opa Hasan. Lagi pula Bunda Cinta itu, nama nya Bunda Shanum. Bukan Bunda Diva" Tutur Shakira dengan nada berpura-pura lembut menahan emosi nya karena ucapan Cinta.

"Bunda Sha itu sudah di Surga. Bunda Cinta yang di dunia itu Bunda Diva!". Lagi-lagi ucapan Cinta membuat Shakira terpaksa harus menahan emosi, sungguh penolakan yang dilakukan Cinta atas kehadiran juga keinginan nya untuk menjadi Ibu sambung Cinta menggantikan Almarhumah Shanum sang kakak ini sudah kesekian kali nya.

Tak tanggung tanggung, keponakan nya itu juga menolak keinginan kedua orang tua nya yang notabene kakek nenek juga orang tua Shanum saat menjodohkan nya dengan Dika, Kakak ipar nya sendiri.

Shakira yang sudah jatuh hati kepada Dika semenjak Shanum kakak nya masih hidup, bahkan Shakira sangat bersyukur saat Shanum meninggal dunia ketika melahirkan Cinta lima tahun yang lalu itu.

################################

Edisi Revisi

Bab 03. High Quality Duda

Diva tak habis pikir dengan apa yang sudah terjadi kepada Cinta, dan bisa bisa nya Dika lalai sampai tidak mengetahui penganiayaan yang di alami Cinta.

Padahal menurut yang Dika bilang, Suci adalah pengasuh yang sengaja di ambil dari sebuah yayasan penyalur Baby Sitter terkenal di kota mereka untuk menjaga Diva selama Dika bekerja atas rekomendasi dari Shakira, tapi lihat sekarang justru Cinta menjadi korban kebejatan pengasuh nya.

"Ish gemes!. Kalau nggak keburu dateng Si Lampir udah habis tuh si Suci jadi debu" Gerutu Diva sambil melipat mukena yang akan di bawa ke Musholla, untuk sholat Tarawih bersama Cinta, karena ternyata Bu Tantri tengah palang merah, jadi Diva akan pergi bersama dengan Ayah nya dan Cinta.

"Bunda" Baru saja kaki Diva melangkah keluar rumah bersama sang Ayah, sudah terdengar suara Cinta memanggil nama nya dari sebelah rumah yang berbatasan dengan tembok setinggi dada orang dewasa.

Senyuman Diva langsung mengembang saat melihat gadis kecil itu tampak cantik dalam balutan mukena yang ternyata berwarna sama dengan mukena yang tengah Diva kenakan itu tengah di gendong oleh Dika, Ayah nya.

Namun senyuman Diva langsung luntur berubah menjadi masam saat bersitatap dengan Dika, yang memgulas senyum kecil seraya menganggukan kepala nya pelan, karena Diva yakin ada Ayah Hasan di belakang Diva.

"Ayah, Cinta mau bareng sama Bunda Diva aja" Cinta langsung meronta untuk turun dari gendongan Dika, hingga Dika pun terpaksa melepaskan Cinta dari gendongan nya.

Gadis kecil itu berlari dengan riang menghampiri Diva yang sudah menunggu nya di depan pintu pagar rumah nya.

Ayah Hasan menerima uluran tangan Dika saat Pria itu mengulurkan tangan nya guna bersalaman dengan Ayah Hasan, Ayah nya Diva.

"Bunda, Oma nggak ikut sholat?" Tanya Cinta seraya berjalan bergandengan tangan dengan Diva.

Ayah Hasan dan Dika yang berada di belakang dua gadis beda usia itu hanya bisa menggelengkan kepala nya, karena Diva yang tengah menuntun Diva itu seperti seorang Ibu yang tengah jalan bersama anak nya.

"Mereka itu kalau sudah berdua, lupa dengan sekitar nya" Ucap Ayah Hasan yang di angguki Dika.

"Sudah seperti anak dan ibu nya saja" Ucapan spontan Dika membuat Ayah Hasan tertawa kecil.

"Dari semua status, kenapa harus kata Ibu yang Mas Dika ucapkan. Bukan Tante atau Kakak" Ucapan Ayah Hasan membuat Dika menggaruk belakang leher nya yang tidak gatal.

"Diva memang sangat menyayangi anak-anak tidak hanya Cinta saja. Dulu saat SMP ada Aulia yang sangat lengket dengan Diva, usia Aulia saat itu sama dengan Cinta, bahkan tak jarang Aulia suka menginap di rumah" Tutur Ayah Diva.

"Namun setelah Diva tahu tujuan Aulia mendekati nya karena sengaja di minta Fajar, Kakak nya Aulia untuk mendekati nya secara personal, membuat Diva pun mulai menjauhi Aulia, hingga akhir nya Aulia dan keluarga pindah keluar kota mengikuti Fajar yang bekerja di sana". Dika hanya terdiam tak menanggapi ucapan Ayah Hasan.

"Saya berharap Diva, bisa menjadi Ibu dari anak yang lahir dari rahimnya sendiri. Jujur saja sebagai seorang Ayah, Saya ingin Diva mendapat jodoh yang tanpa buntut, karena Saya takut Diva akan repot mengurus anak wanita lain" Ucapan Ayah Hasan membuat Dika semakin terdiam, apalagi setelah nya hingga sampai di Musholla, tak ada lagi perbincangan yang terjadi di antara mereka berdua.

Ayah Hasan langsung menghampiri kumpulan Bapak Bapak seusia nya sementara Dika yang sengaja menghindari Ayah Hasan, memilih pamit ke tempat wudhu terlebih dahulu.

"Ststst. Ada Om Randi" Dika mengabaikan bisikan beberapa gadis remaja yang melihat kedatangan di tempat wudhu pria yang memang berada tak jauh dari tempat wudhu wanita.

"Ganteng banget ya" Bisik salah seorang remaja lagi, hingga membuat Dika berdecak kesal.

"Kalau high quality duda kaya gitu, Gue jugq rela nikah muda, sis"

Kuping Dika semakin panas saat mendengar ocehan usil lain nya dari tiga remaja wanita itu.

"Mikirin nikah muda, di suruh jagain ade nya aja kalian masih lalai. Sanggup jagain Cinta?"

Ketiga remaja wanita itu tertawa kecil menahan malu saat mendengar suara Diva yang ternyata mendengar acara berbisikan mereka tentang Dika si high quality duda di perumahan mereka di belakang mereka.

"Cinta dan Ayah nya itu sepaket. Kalau mau sama Ayah nya harus bisa menerima anak nya. Jangan mau sama Ayah nya, tapi ogah sama anak nya". Sindir Diva kepada tiga remaja wanita dan juga beberapa wanita muda seusia Diva yang sejak tadi melihat kearah Dika dengan tatapan memuja.

Padahal yang tengah mereka perhatikan itu tak jua merubah wajah dingin dan datar nya sejak tiba di Musholla.

"Jadi Teh Diva dong yang cocok dengan Om Dika?" Ucap salah seorang dari tiga remaja itu.

Dika yang terkejut dengan ucapan itu, sontak saja melayangkan tatapan heran kepada ketiga nya secara bergantian.

"Lihat Cinta aja ngekor Teh Diva kemana aja. Kalau manggil Teh Diva juga bukan Teteh ataupun Tante, tapi Bunda. Jangan _".

Pletak

Diva menjentikkan jari nya di kening gadis remaja yang kini tengah cemberut setelah mendapatkan sentilan dari Diva.

"Mau Teteh bilangin Oma, kalau Kamu ke Musholla cuma mau liat cowok bukan ibadah?" Ancam Diva kepada sang gadis yang tadi dahi nya di sentil Diva.

"Sekolah yang bener". Ucap Diva mengingatkan ketiga nya.

"Iya Teteh. Iya" Jawab ketiga nya bersamaan seraya berjalan meninggalkan tempat Wudhu bersama Diva yang masih di ekori Cinta.

Untung saja gadis kecil Dika itu tengah bermain bersama teman seusianya saat Diva mengambil Wudhu, sehingga tidak mendengar perbincangan ketiga remaja yang mengagumi Ayah nya. Kalau Cinta mendengar perbincangan itu, bisa di pastikan Cinta akan mengamuk tak terima kalau Ayah nya menjadi incaran para wanita baik remaja, dewasa bahkan janda.

"Bun, Ayah ndak suka kalau Diva terlalu dekat dengan Cinta" Tutur Ayah mengutarakan keberatan nya saat Diva berangkat kuliah, keesokan hari nya kepada Bu Tantri.

"Kenapa?. Cinta anak yang baik kok, Yah" Ucap Bu Tantri.

"Ayah keberatan kalau Diva menikah dengan duda yang punya anak". Kedua bola mata Bu Tantri sontak membulat dengan sempurna menanggapi ucapan sang suami.

"Sejak kapan Ayah berpikiran sempit seperti itu?" Bu Tantri langsung duduk di samping Ayah Hasan.

"Yah, tak baik menilai orang dari status nya. Apalagi selama kita mengenal Dika, Dika pria yang sopan". Ayah Hasan menarik nafas pelan seolah membenarkan ucapan sang istri.

Namun obrolan bersama mantan mertua Dika beberapa hari yang lalu membuat Ayah Hasan tak menyukai Dika.

Ayah dari Ibunda Cinta itu bercerita kalau selama menikah dengan Dika, Dika selalu melakukan KDRT kepada Shanum, bahkan Shanum meninggal dunia saat melahirkan Cinta karena KDRT yang di lakukan Dika, sehingga membuat Shanum terjatuh dan harus melahirkan Cinta sebelum waktu nya.

###############################

Masih edisi revisi ya ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!