"Ikut aku!"
Aura yang sudah hadir lebih dulu di tempat akad dan duduk bersama keluarga dari mempelai wanita, tiba-tiba ditarik paksa oleh Arga, mempelai pria yang akan menikah dengan sheila sahabatnya.
"Pak Arga? ada apa ini?" Aura memegang lengan yang masih terasa sakit karena dicengkeram sangat kuat sembari diseret masuk ke ruangan lain di samping ruangan yang akan menjadi tempat akad.
Di ruangan tersebut, Aura di introgasi oleh Arga karena setahu Arga, dia lah yang seharus nya mendampingi kedatangan sheila ke hotel milik nya yang akan menjadi tempat sekaligus pesta pernikahan.
"Kata kan kepada ku ! di mana Sheila ? di mana dia?" teriak Arga yang sudah terbakar emosi dan tidak bisa menahan kemurkaan nya lagi.
Sudah hampir 2 jam lebih berlalu dari waktu yang seharus nya di laksanakan akad nikah, tapi Sheila sebagai calon pengantin wanita belum juga tiba di sana. Tamu yang akan menyaksikan momen sakral pernikahan mereka tersebut mulai membicarakan sekaligus bertanya-tanya, mengapa calon istri nya belum datang juga .
"Saya tidak tahu, Pak. Sungguh!" Aura pun sudah ikut panik sejak tadi , seperti Arga dan yang lain nya, dia juga tidak bisa menghubungi Sheila. Handphone nya tidak aktif, entah karena terkendala sinyal atau memang sengaja dimatikan.
"Jangan berpura-pura tidak tahu ,Aura! kamu sahabat nya. Kamu pasti tahu rencana nya, termasuk Ke mana dia pergi dan menghilang sekarang! "
Aura menggeleng kan kepala nya dengan tegas meski pun dia di dera ketakutan dan kepanikan yang teramat sangat. Dia benar-benar tidak tahu di mana keberadaan sahabat nya sekarang.
"Rencana apa? saya tidak tahu apa-apa dan Sheila tidak pernah menceritakan hal apa pun kepada saya, selain rencana pernikahan nya dengan bapak."
Dengan gugup dan takut, Aura mengatakan. Jika dia di minta untuk berangkat lebih dulu karena Sheila masih di rias di rumah orang tua asuh nya .
" Sheila hanya mengatakan bahwa diri nya sedang mempersiapkan suatu kejutan untuk anda di sini Pak . Dia meminta saya segera kemari dan menunggu bersama yang lainnya, karena dia tidak ingin melibatkan siapa pun dalam rencana nya. "
Namun tidak ada yang menyangka Jika ternyata kejutan yang di maksud adalah kepergian Sheila entah ke mana. Dari penjelasan yang di berikan oleh tim penata rias yang terakhir mendampingi nya, wanita yang sudah berpakaian kebaya dan siap melangsung kan akad nikah itu. Berangkat lebih dulu dengan sebuah mobil yang sudah menunggu sebelum nya. Menurut pengakuan Sheila mobil itu pengemudi nya adalah orang yang di tugas kan Arga untuk menjemput diri nya secara khusus.
"Aku tidak pernah menyuruh siapa pun untuk menjemput dia! dia sendiri yang mengatakan pada ku akan berangkat bersama kamu dan tim penata rias!" Arga masih terus menyalahkan Aura.
Aura hanya bisa menggeleng kan kepala nya karena segala bantahan nya tidak di percaya oleh Arga. Dia tidak berani mengatakan apa-apa lagi . Lebih baik diam dari pada semakin di salah kan , sedikit dia tahu karakter Arga yang tegas dan keras kepala .
Sementara itu, orang tua asuh Sheila juga sudah pasrah menanggung malu, sebab mereka juga tidak tahu mengenai rencana kepergian sang putri yang sewaktu kecil di asuh karena mereka tidak bisa memiliki keturunan , permintaan maaf yang di sampaikan sama sekali tidak di gubris oleh Arga. mereka di usir dan di minta untuk pergi meninggalkan tempat akad dengan kemarahan yang sudah memuncak.
"Kurang ajar , kamu Sheila! Ini kah kejutan yang kamu maksud? kejutan untuk mempermalukan aku karena di tinggalkan oleh calon pengantin ku sendiri?" ucap Arga geram yang sudah kehilangan akal dan mau tak mau harus mencari cara untuk mengatasi kekacauan di depan mata.
Dia tidak mau membatal kan rencana pernikahan yang sudah di ketahui oleh banyak teman - teman nya, terutama di kalangan pengusaha yang menjadi lingkungan terdekat dari bisnis nya selama ini . Apa pun yang terjadi, dia harus segera menikah dan tetap melangsung kan resepsi pada malam hari nanti.
"Siapa yang akan menggantikan Sheila, Arga? lebih baik kita batalkan saja pernikahan nya, Nak!" ucap Nandini ibu nya berusaha membujuk Putra pertama nya tersebut.
"Mamah benar, Arga! jangan mengambil keputusan dengan gegabah, apalagi sampai salah langkah!" Dimas, ayah nya juga mengingatkan.
"Nama baik memang penting , tapi lebih utama jika kita menerima semua ini dan menunda nya sampai kamu bertemu dengan jodoh mu yang sesungguh nya! "
"Tidak!" Arga bersikeras melanjut kan akad nikah dan acara resepsi nya nanti malam . Pantang bagi nya membatal kan apa yang sudah di rencana kan . Apa lagi dia sendiri yang sudah mengambil keputusan untuk menikahi kekasih nya itu.
"Sekarang juga aku akan menikah!"
"Tapi dengan siapa, Nak?" Nandini sudah was-was, karena dia paham betul dengan perangai keras dan tegas putra nya tersebut.
Arga yang sejak tadi terus berdiri dan mondar-mandir dengan wajah penuh amarah, menoleh ke arah pintu yang baru saja diketuk dari luar. Aura yang duduk lebih dekat segera berdiri dan membuka kan pintu, setelah mendapat kan izin dari Dimas dengan anggukan kepala.
Radit, sang asisten yang di tugaskan untuk mengatasi keriuhan di ruang akad, masuk dan berjalan dengan tergesa-gesa melewati Aura guna melapor kan sesuatu yang mendesak.
"Pak penghulu tidak bisa menunggu lebih lama lagi, karena masih ada agenda di tempat lain. jika akad masih akan di laksana kan , di mohon secepat nya Pak!"
Dimas, Nandini, dan Aura yang turut mendengar kan, langsung mengalih kan pandangan nya ke arah Arga. saat ini, segala keputusan ada di tangan lelaki matang berusia 30 tahun tersebut. Sementara itu, yang di jadi kan pusat perhatian berulang kali mengumpat dan berpikir dengan cepat.
Karena keterbatasan waktu penghulu yang tidak bisa di tunda lagi, akhir nya Arga pun memutuskan sesuatu yang membuat semua orang yang ada di ruangan itu kembali terkejut.
"Radit, sampai kan pada penghulu bahwa akad nikah akan tetap di laksanakan dengan mempelai wanita yang lain!"
"Urus segala sesuatu nya sekarang juga dengan pertimbangan keadaan darurat!"
Asisten nya pun bisa mengerti apa yang di perintah kan oleh atasan nya. Akan tetapi ada satu hal yang harus di pasti kan terlebih dahulu sebelum dia keluar dan menemui penghulu.
"Siapa calon pengantin wanita nya, Pak?"
Arga menghembuskan nafas kasar setelah memejamkan mata untuk sesaat . Tatapan tajam nya seketika tertuju pada salah satu perempuan yang ada di sana . Tentu saja bukan ibu nya melain kan ....
****************
"Aura! dia yang akan menikah denganku!"
Semuanya terperanjat dan langsung berdiri tak percaya. Sekarang, seluruh pandangan berpindah ke arah wanita yang nama nya baru saja di sebut oleh Arga.
"Tidak ! tidak, Pak! Saya tidak mungkin menikah dengan Anda!" masih dengan ketegangan dan kegugupan yang di rasa kan. Aura terus menggeleng kan kepala nya dan menolak keputusan lelaki yang seharus nya menjadi suami dari sahabat nya itu.
"Saya tidak mau!" Gadis berusia 20 tahun itu sudah di dekati dan di dekap oleh Nandini mata nya sudah berkaca-kaca , bibir nya bergetar kala menyuarakan keberatan dan penolakan nya itu.
"Aku tidak perlu izin dari siapa pun untuk menikahi mu, karena kamu adalah anak Panti Asuhan yang tidak mempunyai keluarga!"
Arga tidak peduli jika ucapan nya itu akan semakin menyakiti hati Aura, karena dia sudah menyinggung asal usul gadis itu. Kedua orang tua nya pun sudah mengingat kan, tapi dia tetap teguh dengan pilihan nya saat ini.
"Aku berhak untuk memilih mu dan kamu harus patuh dengan keputusan ku ini!"
Lelaki itu tidak ingin menanggung malu jika diri nya batal menikah, sementara undangan sudah di sebar kan resepsi megah dan mewah pun sudah siap di gelar malam ini . Syukur , akad nikah di laksanakan secara tertutup dan hanya di hadiri pihak keluarga dan beberapa kerabat nya saja , sehingga tidak banyak yang mengetahui kerisuhan yang terjadi yang berakhir dengan pergantian mempelai wanita .
Orang tua Arga pun tidak bisa menentang keputusan putra mereka . Kemarahan dan kebencian yang sudah memenuhi hatinya, membuat Arga berubah menjadi sosok yang tidak kenal kompromi. Segala keputusan nya adalah mutlak dan tidak ada yang boleh menolak nya.
Setelah akad nikah di laksanakan meski dengan pengantin wanita yang berbeda ,Aura di persiapkan oleh penata rias untuk penampilan nya di acara resepsi yang akan di gelar malam hari nanti.
"Maaf kan Arga, Aura! "
Nandini yang terus mendampingi menantu baru nya itu, berusaha untuk menenangkan Aura yang tidak berhenti menangis. Bahkan saat akad nikah berlangsung pun, gadis malang yang harus bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan sahabat nya itu, nyaris pingsan karena syok atas nestapa yang tiba-tiba menimpa diri nya .
"Kami memang menentang keputusan putra kami yang semena-mena dan sama sekali tidak peduli dengan perasaanmu. Akan tetapi, kami tidak menolak diri mu yang yang mulai sekarang sudah menjadi menantu kami!"
"Kamu adalah gadis yang baik, sopan santun dan Soleha . Tidak ada alasan bagi kami untuk tidak menerima diri mu menjadi bagian dari keluarga kami. "
"Tolong, terima lah Arga sebagai suami mu! Jalani takdir kalian sebagai suami istri . Berjuang lah untuk meluluh kan hati nya . Agar suatu saat dia bisa menerima mu sebagai pasangan dan pendamping hidup nya yang sesungguh nya!"
Aura hanya bisa mengangguk meski hati nya masih di penuhi kelemot. Entah apa yang akan terjadi pada nya setelah ini, Aura hanya bisa pasrah karena semua nya sudah terlanjur menjadi kenyataan . Sekarang, dia sudah menjadi seorang istri . Istri dari lelaki yang tidak di sangka-sangka akan menjadi imam nya dalam mengarungi bahtera rumah tangga yang entah akan berjuang ke mana , dan menjadi apa ke depan nya nanti.
Sementara itu, sambil menunggu malam hari tiba yang akan menghelat acara puncak, Arga melanjutkan pencarian dan mendapat kan informasi jika Sheila pergi bersama seorang lelaki yang mengaku sebagai orang suruhan nya.
Dari penyelidikan yang di lakukan oleh orang kepercayaan nya, di ketahui jika lelaki itu adalah Dicky ,mantan kekasih yang juga cinta pertama Sheila di masa lalu . Dicky merupakan teman sekolah Sheila dan Aura . Yang kemudian kuliah di luar negeri lalu bekerja di sebuah perusahaan di negara lain.
"Kurang ajar! ternyata selama ini aku di bohongin dan di bodohi oleh wanita yang belum selesai dengan masa lalu nya! dia sengaja ingin mempermalukan aku di hari pernikahan dengan kabur bersama lelaki yang lebih di pilih nya dari pada aku! "
Lelaki itu tidak berhenti mengumpat dan terus melampiaskan amarah nya yang sudah memanaskan otak dan seluruh isi kepala nya yang terasa hampir meledak . Memegang gelas minuman beralkohol untuk menenangkan diri , justru dia terbayang-bayang perbuatan Sheila yang sudah membuat seluruh rencana Indah mereka hari ini menjadi berantakan.
Syukur, ada wanita lain yang bisa di paksa Arga untuk menggantikan posisi kekasih nya itu, yang sekarang entah berada di mana . Satu hal yang kini di yakini dan kini menumbuh kan dendam di hati nya adalah fakta bahwa selama ini dia hanya di jadi kan pelarian oleh Sheila lalu di tinggal kan begitu saja ketika lelaki yang lebih di cintai nya dan di harap kan nya telah kembali.
"Baik! terserah kamu, Sheila! Aku tidak akan mengejarmu lagi, tapi asal kamu tahu! aku akan membalas semua perbuatan mu dengan menyakiti Aura, sahabat mu yang mulai sekarang akan ku jadi kan sebagai pelampiasan atas penghianatan yang sudah kamu lakukan kepada ku! "
"Ingat! jangan tunjuk kan kesedihan mu sepanjang pesta nanti! apa lagi air mata mu, jangan sampai keluar setetes pun atau aku akan menambah hukuman mu setelah acara selesai!"
Ancaman Arga sesaat sebelum mereka keluar dari kamar yang di jadi kan sebagai ruang rias pengantin, membuat Aura pasrah dan harus menuruti permintaan dari lelaki yang sudah menjadi suami nya itu . Meski pun perasaan nya sedang tidak baik-baik saja dan masih syok dengan semua yang terjadi secara tiba- tiba itu, dia harus terus mengumbar senyuman manis di hadapan semua orang .
Begitu pula dengan Arga , untuk sementara waktu dia menyembunyikan kekecewaan dan amarah nya yang masih menguasai hati dan pikiran nya, lalu berpura - pura dengan bersikap mesra dan bahagia bersama istri yang di gandeng di samping nya.
Yang di dampingi oleh orang tua nya dan satu orang pengurus Panti Asuhan yang di mana dulu Aura di rawat dan di besar kan , pasangan pengantin baru yang sudah siap menjadi pusat perhatian tersebut mulai memasuki ruangan mewah yang menjadi tempat resepsi megah dengan ribuan tamu undangan yang hadir menyaksikan.
Tak peduli dengan kasak-kasak dan gunjingan yang membicarakan pengantin wanita yang berbeda dengan kekasih yang selama ini di perkenalkan pada publik, se sekali Arga menoleh dan menatap sang istri dengan senyuman yang merekah tanda bahagia.
Hal yang sama juga di lakukan oleh Aura . Gadis cantik itu tampil semakin memukau dengan riasan profesional dan pakaian tertutup yang tetap indah di pandang meski seluruh tubuh terbalut sempurna.
****************
Di antara sebagian kecil ada yang membicarakan hal negatif tentang pasangan pengantin baru tersebut, akan tetapi lebih banyak hadirin yang kagum dan memuji keserasian Arga dan Aura sebagai suami istri yang tampil luar biasa dan terlihat sangat bahagia.
Di atas altar pelaminan yang megah dan mewah, Arga dan Aura menerima ucapan selamat dan do'a terbaik dari para tamu undangan yang bergantian naik untuk bersalaman dan mengambil foto bersama pengantin.
Setiap kali ada lawan jenis yang hendak menyalami diri nya dengan santun nya Aura menolak halus dengan menangkupkan kedua tangan nya di depan dada. Arga pun memperhatikan hal tersebut dan tidak peduli , lelaki itu lebih terusik dengan tatapan kagum sejumlah tamu lelaki yang tak berkedip saat menatap wajah Aura yang memancar kan pesona alami daya pikat .
Apa pun alasan nya, Arga tidak suka jika ada yang mengganggu kenyamanan nya sekali pun hanya sebuah tatapan kagum apalagi ingin atas sesuatu yang di miliki nya. Jika tidak ingat tempat, dia pasti sudah memberi kan peringatan pada mereka yang berani melirik sesuatu milik nya.
Walau pun sama sekali Arga tidak menyukai Aura dan hanya berniat untuk menghukum nya saja, atas kesalahan yang di lakukan sahabat nya, Arga tetap merasa punya hak atas diri Aura seutuh nya. Dia sudah menikahi nya dan akan di jadi kan nya sebagai budak yang harus tunduk dan patuh terhadap semua perintah dan kemauan nya tanpa terkecuali.
"Kurangi senyuman mu! jangan menebar pesona seolah kamu sedang menjual diri!"
Aura pun beristighfar. Dia menunduk kan pandangan nya dan menuruti perintah suami nya. Berusaha mengurangi interaksi dengan para tamu dan menghindari kontak mata langsung dengan lawan jenis nya.
.
Walau pun selama ini diam-diam Aura memendam cinta pada Arga , namun Aura tidak pernah berniat untuk merebut nya dari Sheila yang mendapat kan cinta dari sang lelaki , dia merela kan kebahagiaan nya yang hanya akan menjadi angan-angan saja, dan tak mungkin terwujud nyata, demi menjaga kebahagiaan sahabat nya bersama Arga.
Tapi sayang, Sheila justru membuang kesempatan terbaik untuk menjadi istri Arga dengan kepergian nya bersama Dicky, mantan yang ternyata masih di cintai nya. Wanita cantik dengan tubuh indah yang berhasil memikat hati Arga tersebut ternyata tidak benar-benar mencintai Arga. Dia hanya memanfaat kan kekuasaan nya saja untuk menghibur diri setelah kehilangan cinta pertama nya yang pergi jauh demi menggapai cita-cita nya .
Padahal, Aura adalah sosok yang berjasa bagi Sheila sehingga diri nya bisa di cintai oleh Arga dan di jadikan nya kekasih sekaligus calon istri nya . Awal nya Aura bekerja di salah satu perusahaan milik lelaki itu sebagai karyawan .
Sedang kan Sheila bekerja di sebuah toko bunga yang sering menerima pesanan bunga dari perusahaan tersebut sekaligus menata dekorasi ruangan yang akan digunakan sebagai tempat acara , bahkan sebagian dari dekorasi acara pernikahan di mana diri nya menjadi mempelai pengganti saat ini adalah hasil rancangan dari sahabat nya.
.
"Aura , seperti nya kamu sudah sangat lelah , sebaiknya kamu beristirahat saja."
"Mamah akan mengantar mu ke kamar."
Wanita berusia 50 tahun itu tersenyum pada Aura, lalu beralih menatap putra nya yang masih mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan.
"Arga, tamu undangan sudah mulai pulang . Mama akan membawa istri mu ke kamar. Kasihan dia sejak tadi berdiri mendampingi mu dan tidak bisa duduk lama-lama."
Lelaki itu tidak menjawab , akan tetapi dari gelagat nya yang tidak mengatakan kalimat larangan apa pun maka bisa di simpul kan bahwa dia tidak menolak keputusan ibu nya. Sekilas dia menatap tajam ke arah Aura, seolah- olah sedang melayang kan sebuah ancaman.
Aura pun menunduk kan kepala nya, dia tidak berani membalas tatapan suami nya yang menakutkan itu . Dia hanya tersenyum kepada Nandini , demi kesopanan dan rasa hormat nya pada orang tua. Wanita itu patuh saja saat di gandeng dengan penuh perhatian.
Sebagai anak yatim piatu yang sudah di tinggal pergi untuk selama nya oleh ayah dan ibu nya sejak masih bayi. Aura merasa terharu karena mertua nya sangat baik dan memperlakukan diri nya dengan penuh kasih sayang, sesuatu yang tidak pernah di miliki nya seumur hidup karena dia tidak pernah merasa kan kehangatan dan kebersamaan sebuah keluarga.
Setelah di bawa naik lift untuk menuju ke lantai teratas ruangan tersebut. Nandini mengantar kan menantu nya ke kamar pengantin yang sudah di siap kan nya. Arga mungkin melupa kan hal itu, tapi Nandini sudah lebih dulu bergerak lebih cepat di menit-menit terakhir.
Wanita yang masih terlihat cantik dan bugar di usia nya yang tak lagi muda itu, sudah mengubah seluruh dekorasi kamar agar tidak lagi menampil kan jejak buruk dari sosok Sheila yang yang meninggal kan Arga di acara pernikahan nya. Nandini merasa bersyukur karena mendapat kan menantu pengganti yang menurut nya lebih baik dari dan lebih cocok untuk putra nya dari pada Sheila .
"Malam ini kalian akan menginap di hotel ini. Begitu juga dengan seluruh keluarga." Mereka sudah berada di tengah ruangan.
"Mama keluar dulu , jika kamu membutuh kan sesuatu, kamu bisa menghubungi Mama atau pihak pelayanan hotel di sini."
Nandini pun menunjuk kan tas milik Aura yang sudah di letak kan di atas meja , di dalam nya, wanita itu menyimpan HP berikut dompet yang berisi kartu identitas dan kartu penting lain nya.
"Terima kasih, Mah." Aura pun mengangguk kan kepala nya dan mengikuti permintaan Nandini untuk memanggil nya demikian. Begitu juga dengan panggilan baru untuk Arga yang mulai sekarang sudah menjadi suami nya .
"Sama-sama, sayang!" Nandini pun mengusap pipi menantu nya lalu menepuk pelan bahu nya sebelum ia keluar dan meninggal kan nya .
Aura berdiri seorang diri di dalam kamar pengantin yang luas dan penuh hiasan khas malam pertama. Dia memperhatikan semua nya dengan perasaan takut, bukan takjub. Wanita itu membayangkan apa yang akan terjadi pada nya setelah ini.
Mengingat bukan diri nya yang di ingin kan oleh Arga, karena bukan diri nya yang di cintai dan hendak di nikahi , Arga yang merupa kan atasan nya tersebut. Dia hanya menjalan kan peran nya sebagai pengganti . Perempuan pengganti yang di jadi kan tameng untuk melindungi kehormatan dan harga diri lelaki yang sekarang sudah menjadi suami nya .
.
Di malam pertama usai di gelar nya refleksi pernikahan, penderitaan Aura di mulai . Dia yang tidak bersalah dan tidak tahu apa-apa tentang rencana kepergian Sheila untuk lari dari pernikahan nya dengan Arga, harus menanggung hukuman nya dari lelaki yang sudah berhak atas diri nya .
****************
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!