NovelToon NovelToon

Putri Itu Bisa Membaca Pikiran!

Dimana Aku ?

Wanita bernama Thalita itu tengah kesulitan bernafas. Entah apa yang tiba - tiba membuat dia merasa seperti lehernya tercekik begitu kuat.

Wanita berambut pendek sebahu itu berusaha menjulurkan tangannya ingin menggapai gelas di atas meja. Berharap dengan meneguk air bisa mengurangi rasa sakitnya. Ujung jarinya yang lentik itu hampir saja menyentuh gelas.

" Pyar...." suara gelas pecah membuat dua sepasang manusia berhamburan datang memasuki kamarnya.

Ternyata usahanya tidak berhasil. Ia merasa kantuk yang sangat dan perlahan kedua matanya terpejam. Semua menjadi gelap. Dan sebelum ia menutup mata untuk selama - lamanya ia mendengar perbincangan dua orang itu yang tidak lain adalah adik dan suaminya.

Mereka berdua telah bersekongkol, membunuh Thalita dengan memberinya racun yang mematikan.

Suaminya ingin menikahi adiknya, itu alasan yang digunakan untuk melenyapkan Lita.

Lita yang setiap harinya bekerja sebagai wanita kantoran cukup simpel menjalani rumah tangganya dengan seorang pengusaha kaya bernama Deo. Ia pikir sudah menjadi wanita yang sempurna dengan menjadi istrinya. Kemewahan dan sosok pria yang selalu ada untuknya. Tapi, semua itu hanya bayangan semata. Ia tak pernah dicintai. Sementera Deo lebih tertarik terhadap Tyas, adiknya. Tyas lebih seksi, pintar merawat diri, tak hanya itu, gaya bercinta di atas ranjang juga membuat Deo candu. Lita benar - benar telah dibodohi oleh mereka berdua.

Tak ada alasan lain yang lebih manusiawi, kecuali membunuh Lita.

Lita benci dengan kehidupannya 3 tahun terakhir ini. Ia merutuk. Jika bisa diberi kesempatan hidup ia memilih untuk meninggalkan manusia bernama suami itu sebelum mati dengan sia - sia seperti ini.

Dan setelah mengalami masa tidurnya yang singkat. Lita terbangun dari mimpi kelamnya.

"Hah, dimana aku ?" Lita mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Terlihat di luar jendela, jejeran rumah dengan bentuk limas, bendera - bendara berlogo naga berdiri tegak di setiap pintu rumah. Tak ada orang yang berlalu lalang padahal halaman begitu luas. Pohon - pohon juga masih rindang. Dari barat, sinar matahari meredup memberikan rasa hangat di kulitnya. Suasana yang begini tidak akan pernah ditemui di keramaian kota.

"Dimana aku ?" Lita masih bergumam hingga seseorang datang berlari kecil ke arahnya. Penampilan gadis itu yang aneh membuatnya tersentak.

"Siapa kamu ?" tanya Lita panik.

"Putri Zhiping sudah bangun, syukurlah. Saya sangat khawatir sekali dengan keadaan Anda." tutur pelayan itu dengan begitu lembut diiringi dengan senyuman yang ramah pula.

Mendengar perkataan gadis yang baru datang itu membuat Lita langsung menutup telinganya dengan telapak tangan.

"Siapa kamu dan dimana ini ?"

"Apa ini?" Lita seperti mendengar suara - suara aneh yang berbisik padanya. Seperti ia bisa mendengar pikiran gadis di depannya.

"Ada apa dengan putri, seperti hilang ingatan saja ?" batin pelayan bernama Wei dan terdengar juga oleh Lita.

Lita mencoba perlahan menurunkan tangannya. Ia lalu baru tersadar jika penampilannya juga berubah. Ia beranjak lalu melihat pantulan dirinya di depan cermin.

"Hah, siapa aku ?" batin Lita. Dari penampilannya ia tahu telah berada di zaman kuno seperti di China.

"Sekarang tahun berapa dan dimana ini ?" tanya Lita untuk memastikan kejelasannya.

"1912. Anda berada di dinasti Qing . Mengapa Putri Zhiping bertanya demikian?" Wei mulai dengan praduganya jika tuannya ini sedang amnesia.

"Aku tidak lupa ingatan, camkan itu !" tegas Lita yang membuat Wei tersentak.

Wei langsung bersujud takut. "Ampuni saya, Putri Zhiping!" Wei heran mengapa putri itu bisa membaca pikirannya.

Lita terdiam sejenak. Sejak tadi pelayan ini menyebutnya dengan nama putri Zhiping.

Lita pun bertanya, "Siapa namamu?"

"Saya pelayan Wei, Putri." sahutnya dengan sopan.

"Bisakah kamu menceritakan sedikit siapa aku ?" Lita menatap lawan bicaranya.

Wei tak berani menatap dan menutup pemikiran tentang putri Zhiping.

"Anda adalah putri Zhiping. Raja Qing dulu menikah dengan wanita desa bernama Yiyin yang tidak lain adalah ibu Anda. Nyonya Yiyin tidak diterima keberadaannya di kerajaan ini. Raja Qing tidak ingin disebut sebagai raja yang tidak bertangung jawab, oleh karena itu Raja menginginkan Anda untuk hidup bersama di istana kerajaan. Tapi Ratu tidak setuju. Dan mengasingkan Anda di tempat ini."

"Pantas begitu sepi." Putri Zhiping tampak berpikir.

"Apakah Anda baik - baik saja putri?"

"Memangnya ada apa ?"

"Anda baru saja pingsan setelah minum."

Zhiping langsung terperangah mengingat ia di zamannya juga mati karena diracun oleh orang - orang yang disebut keluarga.

Mulai detik ini ia tidak akan percaya dengan siapa pun.

Tersadar dari pingsan membuatnya bisa membaca pikiran orang lain.

Zhiping ingin mencoba dan bukan kebetulan saja bisa memiliki kekuatan membaca pikiran ini.

"Pelayan Wei, coba pikirkan sesuatu tentangku !" titah putri.

Wei langsung bersujud lagi. "Ampuni saya Tuan Putri, saya tidak berani !"

"Kamu bisa dipercaya?" Zhiping menajamkan penglihatannya membuat Wei sedikit takut.

"Saya setia dan patuh. Tidak akan menghianati Anda, Putri."

"Bagus, sekarang coba pikirkan sesuatu tentang diriku !"

Wei menutup mata takut. Zhiping berjanji tidak akan menghukumnya, barulah Wei memberikan diri.

"Anda terlihat lusuh dan tidak terawat." batin Wei yang membuat putri Zhiping mendelik.

"Ampun Tuan Putri!" Wei mengatupkan kedua telapak tangannya cepat sambil memejamkan mata ketakutan.

Zhiping yang sontak mengangkat tangannya hendak memukul lekas menurunkan kembali.

"Kau barusan berkata aku lusuh dan tidak terawat?" Zhiping mengulangi pemikiran Wei.

Wei berulang kali meminta maaf. Zhiping mengampuni nya. Apa yang dikatakan Wei tidaklah salah. Karena berasal dari kasta rendah, Zhiping tidak dihargai sebagai putri Raja.

"Lalu, Putri bagaimana bisa membaca pikiran saya ?" Wei tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

"Aku juga tidak tahu. Wei, kamu bisa menjaga rahasia ini dari semua orang? Aku merasa telah tidak diperlakukan adil di istana oleh ayahku sendiri. Aku tidak boleh terlalu lama berada dalam keterpurukan seperti ini. Orang - orang harus tahu jika aku adalah putri !"

Wei terbelalak tak percaya dengan putri yang baru tersadar dari pingsannya ini. Mengapa gaya bicaranya pun juga berubah. Lebih berani dan tinggi.

"I-iya, Putri. Aku mendukung Anda kepermukaan. Siapa tahu dengan putri berubah pangeran Xian Zhu akan tertarik dan jatuh hati pada Anda."

"Pangeran Xian Zhu ? Siapa dia ?" tempat dan nama yang akan masuk dalam pikiran nya adalah hal baru bagi Zhiping. Dan sedikitpun ia tidak ingat siapa dirinya yang sekarang. Tiba - tiba kepalanya menjadi pusing.

Wei sangat ketakutan, memanggil nama Zhiping berulang kali hingga Zhiping tak sadarkah diri lagi.

Wei segera berlari untuk memanggil tabib istana. Semua orang menjadi gempar mendengar kabar jika Putri Zhiping telah siuman tapi pingsan kembali.

Tabib istana datang dan mengecek keadaanya. Raja Qing juga ada disana. Dua orang wanita berbeda usia saling melempar pandang, terlihat gurat ketakutan di wajah mereka.

Dia Harus Mati !

Zhiping tersadar kembali setelah tabib istana memeriksanya.

"Putri Zhiping, syukurlah kamu sudah sadar !" seru raja Qing sembari memeluk putrinya itu.

Zhiping merasa asing dengan tempat dan orang - orang yang berada di sekitarnya. Begitu pria paruh baya ini memeluknya, suasana hati seolah menghangat. Atau mungkin karena sudah lama ia tak mendapatkan kasih sayang bernama ayah jadi ia merasa seperti ini sekarang. Perlahan ingatan tentang dirinya dan istana kerajaan masuk dalam pikiran. Ia melihat jika hidup Zhiping selalu sengsara ketika berada di luar istana. Dan ketika berada di dalam istana ia pun diasingkan oleh orang yang disebut keluarga.

Ditatapnya orang - orang disekitarnya dan di saat itu pula ia mendengar berbagai kalimat yang tidak enak untuk didengar dari dua wanita berbeda usia.

"Mengapa gadis sampah itu masih juga hidup."

"Bagaimana bisa dia lolos dari racun yang mematikan itu ?"

Tampaknya dua orang yang sejak tadi menatap bingung adalah selir Huan dan Putri Jian. Mereka tak suka dengan hadirnya Putri Zhiping yang akan menggeser posisi mereka untuk naik satu level. Selir Huan sangat berambisi untuk menjadi permaisuri raja.

Raja Qing memiliki permaisuri bernama Qian, dan 50 selir salah satunya selir Huan dan Yiyin, ibunya Zhiping.

Karena permaisuri Qian tidak bisa hamil maka pewaris kerajaan masih belum ditentukan dari sekarang, karena hanya anak dari seorang permaisuri lah yang layak meneruskan kepemimpinan raja.

Permaisuri Qian tahu jika posisinya menjadi incaran para selir, jadi untuk itu ia selalu membatasi ruang gerak setiap selir yang masuk ke istana. Sampai ia memutuskan sendiri siapa selir yang pantas untuk menempati posisinya.

Suara hujatan itu masih saja bermunculan. Zhiping sangat geram, ia harus berhati - hati dengan dua orang yang ingin membunuhnya itu yang begitu membenci sosok Zhiping.

Selir Huan mendekat dan berkata begitu lembut sangat berbeda jauh dengan kepribadinya. "Putri Zhiping terlihat sangat lelah, biarkan ia beristirahat dulu. Pelayan Wei, siapkan baju yang bagus. Sepertinya baju yang putri Zhiping kenakan sudah koyak." Selir Huan berkata demikian agar raja tahu betapa pedulinya dia pada keluarga.

"Munafik !" umpat Zhiping lalu berkata dengan lantang. "Terima kasih, selir Huan sangat begitu perduli padaku ! Ayahanda, sepertinya aku tidak nyaman tinggal di tempat ini, ini terlalu sepi dan membosankan."

Raja Qing terkejut, putrinya sedikit berubah. Zhiping yang ia kenal selalu bicara dengan lirih dan tak pernah protes terhadap apa pun yang menjadi keputusan istana.

"Putri Zhiping, aku tidak masalah kamu tinggal di dalam istana, tapi ini permintaan permaisuri Qian."

"Kalau begitu izinkan aku untuk menghadap permaisuri Qian."

Semua orang tercengang mendengar permintaan Putri Zhiping terlebih Putri Jian, ia tidak ingin ada pesaing baru menilik wajah Zhiping yang cantik.

Putri yang baru tersadar dari pingsannya itu membuat kejutan hampir semua orang yang ada di istana, termasuk di dapur istana juga.

Kasak - kusuk kabar jika Putri Zhiping telah kerasukan roh halus juga mulai beredar.

Kini Putri Zhiping telah berada di kediaman permaisuri Qian. Zhiping memberikan salam penghormatan yang secara reflek ia lakukan. Tubuh Zhiping yang asli merespon setiap pergerakan yang lazim ia lakukan.

"Lancang sekali, kamu berani datang menghadapku!" permaisuri Qian berdiri dari kursi kebesarannya, menatap tajam ke arah seorang putri yang ia anggap sebagai orang buangan.

Putri Zhiping mendengar permaisuri Qian bicara dalam hati.

"Ia pikir siapa dia ? Jangan berharap bisa mendapatkan posisi yang layak di istana. Lihat saja statusnya, hanya anak haram."

"Maaf permaisuri Qian. Terserah, orang istana menyebutku sebagai apa ! Anak haram lah, anak buangan lah, aku tidak mempermasalahkan status itu. Aku hanya ingin pengertian dari Anda. Aku ingin pindah dari paviliun." tegas Zhiping yang seketika membuat lawan bicaranya terperangah tak percaya.

"Kamu tidak menggunakan bahasa resmi padaku !" tegur Permaisuri Qian.

"Jika Anda menghargai seseorang, maka aku akan menghargai Anda. Jelas bukan ?"

"Lancang sekali kamu, Putri Zhiping!" bentaknya sembari memukul meja. Dalam hati ia menyebut Zhiping sebagai tikus kecil.

"Atau mungkin Anda takut jika posisi Anda tergeser oleh tikus kecil sepertiku?"

Permaisuri Qian langsung mendelik, pikirannya semua bisa terbaca oleh putri itu. Demi menjaga kharisma nya di depan orang lain, ia lalu tersenyum paksa. "Kamu ingin menantang ku, Putri?"

"Dalam hal apa aku harus menantang Yang Mulia ? Bukankah Anda tahu sendiri jika aku dibesarkan di lingkungan yang serba kekurangan. Sangat tidak mungkin kan ?"

"Ucapan putri Zhiping ada benarnya juga."

"Bagus, dengan aku pindah dari paviliun aku akan mengubah cara pandang mereka agar lebih menghargai orang lain." batin Zhiping yang lalu segera pergi.

Ia harus mempersiapkan diri menjadi lebih berani dan baik lagi di mata orang istana. Tak hanya itu, ia bersama pelayan setianya mendatangi dapur istana.

"Dengarkan!" tegasnya yang membuat orang - orang di dapur tercengang menatap kehadirannya yang tiba - tiba. "Aku adalah putri Zhiping. Aku tak ingin mendengar gosip lagi tentangku yang telah kerasukan roh halus. Jika sampai aku mendengar gosip itu ...." Zhiping menggantung kalimatnya, lalu menatap setiap mata yang masih fokus melihatnya. Memperlihatkan gerakan memotong leher dengan tangannya. Lalu segera pergi dengan hati yang puas.

"Bagaimana putri Zhiping bisa tahu kalau kita telah bergosip ?" tanya salah seorang dari mereka bernama Tian. Koki istana.

"Entahlah. Tatapannya sangat menakutkan. Aku tidak berani bergosip lagi." ujar Xiu sambil memegang kepalanya.

Seorang pemuda tersenyum, "Lain kali bicaralah sesuai fakta yang ada." lalu pemuda itu pergi untuk mengecek kuda - kuda di kandang.

" Putri Zhiping sangat hebat!" seru pelayan Wei dengan perubahan tuan putrinya.

"Keren kan !"

"Keren ? Bahasa apa itu Putri, saya sama sekali tidak mengerti."

Zhiping membuang nafasnya, "Kata lain dari hebat."

.

Selir Huan sedang berada di kamarnya bersama putri Jian.

"Ibu, gadis itu tidak mempan kita racun."

Huan dan Jian telah termakan omongan ketika berada di pusat perbelanjaan. Mereka telah mendengar jika akan ada seorang putri yang akan menguasai istana. Memerintah dengan adil dan bijaksana. Putri itu datang dari arah Barat.

Huan dan Jian mengklaim putri Zhiping lah yang dimaksud peramal itu. Jadi, mereka berusaha melenyapkan putri Zhiping sebelum semuanya menjadi nyata.

"Maka itu kita harus cepat membunuhnya. Kakak kamu, Zul lah yang pantas untuk mewarisi tahta kerajaan ketimbang seorang wanita."

Tuan Muda Zul kini memimpin pelatihan militer dan jarang pulang ke istana. Ibunya sangat berambisi agar ia menjadi raja kelak.

"Ibu benar, lalu bagaimana cara kita membunuhnya?"

"Satu minggu lagi adalah perayaan ulang tahun raja. Disaat itulah, Putri buangan itu akan menerima ajalnya."

"Dia memang harus mati."

Mulai Dibicarakan

Setelah Putri Zhiping menempati ruangan baru sebagai kamarnya, kedatangannya ke rumah istana mulai dibicarakan oleh anggota dewan kerajaan. Meski ia tahu menjadi bahan omongan, ia cuek saja yang terpenting kedepannya akan membuat kejutan. Dia sedang mengemasi pakaian yang usang dan tak layak pakai, mengganti semua dengan pakaian yang baru. Pelayan Wei mendapatkan tugas untuk mengepak barang - barang miliknya dan akan menyumbangkan pada kaum fakir miskin didaerahnya berasal.

Sebagai putri yang terlahir dari seorang wanita buangan membuatnya terasa disudutkan. Ia harus merubah cara pandang orang - orang. Dan akan membawa ibunya untuk tinggal bersamanya di istana setelah berhasil membawa perubahan pada kerajaan ini yang kabarnya sudah mengalami kemerosotan di bidang perekonomian.

Banyak dewan istana mencerca kedatangan putri Zhiping dan mereka mengganggap sebagai pembawa sial bagi kemaslahatan istana. Salah satu yang paling menonjol adalah Perdana menteri Xii, ia tahu ramalan tentang dinasti Qing dimasa depan, ia tidak setuju tunduk di bawah pimpinan seorang wanita yang ia anggap sebagai kaum yang lemah. Untuk itu ia mendesak agar raja Qing mengusir putri Zhiping dari istana.

Raja tetap pada komitmen, bagaimanapun juga Putri Zhiping adalah putri kandungnya yang telah lima ia abaikan keberadaannya.

Dan karena kesalahannya beberapa puluh tahun lalu, membuat Yiyin diusir oleh keluarganya karena hamil diluar nikah.

Keputusan raja tidak bisa diganggu gugat. Perdana menteri Xii akhirnya bersekongkol dengan Selir Huan untuk melenyapkan putri Zhiping yang diramalkan sebagai pewaris raja selanjutnya.

Putri berusia 24 tahun itu memang terlihat lemah dan tidak punya sekutu untuk melawan sebuah bentuk pemberontakan, tapi mereka para musuh tidak tahu jika putri Zhiping yang sekarang bisa membaca pikiran orang yang justru akan meninggikan derajatnya dari seorang putri yang terbuang.

Putri Zhiping bersama pelayan Wei sedang jalan - jalan di pusat kota X. Ia melihat kerumunan dan bergegas menghampiri kerumunan itu.

Dilihatnya seorang wanita yang sebaya dengannya tengah dirundung dan hampir saja dipukul karena dituduh mencuri. Tidak ada saksi yang berani menyampaikan kebenaran karena mereka takut dengan putri Jian. Putri yang begitu arogan dan sombong.

Putri Zhiping berteriak, "Hentikan!" lalu menghampiri wanita yang tengah dirundung.

Putri Jian menoleh lalu menurunkan tangannya, "Putri Zhiping, apa yang dia lakukan di luar istana?" batinnya.

"Apa urusan mu! Dia telah mencuri gelang giok milikku." ujar putri Jian menunjuk wanita tadi.

Seseorang yang dirundung tadi hanya bisa menggeleng sambil terisak. "Aku tidak mencuri, ini fitnah !" bantahnya.

Putri Zhiping mendengar batin dari salah satu diantara mereka, jika pencuri yang sebenernya adalah pelayannya putri Jian.

Wanita tadi tidak sengaja menyenggol tubuh putri Jian, dan pelayan itulah yang mencurinya. Zhiping menahan amarah putri Jian yang hendak melayangkan pukulan ke arah wanita itu. Putri Zhiping mengangkat tangannya. "Tahan!"

Putri Jian menurunkan tangannya menatap tajam ke arah putri Zhiping yang telah mengganggu.

"Aku tidak percaya jika gadis ini adalah pencuri gelang giokmu!" tukas Putri Zhiping.

"Kamu hanya orang asing, jangan ikut campur, pergi kamu !" usir putri Jian sambil mendorong tubuh putri Zhiping.

"Bagaimana jika ada yang mengetahui kalau gelang giok putri Jian ada bersamaku?" batin pelayan San yang terdengar oleh Putri Zhiping, ia tahu pelaku yang sebenernya.

"Aku akan pergi setelah mengusut perkara ini." Putri Zhiping berkata dengan tegas karena keadilan harus ditegakkan.

"Apa maksud kamu ?" Putri Jian memiringkan kepala nya menatap remeh seorang putri buangan.

"Bagaimana jika aku memberi tahumu jika sebenarnya gelang giokmu tidak dicuri oleh dia ?" Lalu Putri Zhiping berkacak pinggang.

Semua orang yang berada di kerumunan saling berbisik.

"Apakah benar itu putri Zhiping?"

"Apa benar putri itu tahu siapa pencuri yang sebenernya?"

"Tidak seperti rumor yang ada, penampilan putri ini lebih elegan."

Putri Zhiping menunjuk seorang pelayan di samping putri Jian. Seketika semua mata menoleh ke arahnya, raut muka Jian bersemu merah menahan malu karena tuduhan itu.

"Kau. Gelang giok putri Jian ada bersama mu kan ?"

"Jangan asal menuduh, kamu !" bentak putri Jian tak percaya.

"Aku tidak mengambilnya!" elak pelayan San ketakutan.

"Bagaimana putri Zhiping bisa tahu kalau aku yang mengambil gelang itu !"

"Pelayan Wei, geledah dia !" titah putri Zhiping.

Pelayan Wei mengangguk, "Baik." lalu segera memeriksa pelayan San.

Putri Jian menghadang, "Kamu tidak berhak menyentuh pelayan pribadiku !"

"Kamu takut ? Dasar maling teriak maling!" seru putri Zhiping yang tak dimengerti perkataannya oleh semua orang yang berada di sana.

Pelayan San mer3mas ujung pakaiannya sambil menunduk, ia percuma jika mengelak, kabur pun juga tidak mungkin. Semua orang telah mengerumuni nya.

"Sangat tidak tahu malu, jika terbukti benar, kamu harus meminta maaf pada wanita yang telah kamu fitnah tadi. Reputasimu akan jatuh setelah kebenaran ini terungkap, putri Jian !"

"Aku sendiri yang akan menggeledah dia." putri Jian mulai mer4ba pakaian pelayan San. Tak begitu lama ia menemukan gelang giok miliknya berada di kantong sakunya. Putri Jian mengambilnya dan semua orang tahu kebenaran yang terjadi.

Putri Jian sangat malu dan marah, ia menampar wajah pelayan itu. Lalu pergi tanpa mengatakan apa pun. Ia begitu kecewa dengan pelayannya. Pelayan yang sudah sangat lama ia percayai dan sudah tinggal bersamanya.

Pelayan San berteriak memanggil putri Jian lalu mengejar langkahnya. "Putri Jian, maafkan aku, aku bisa menjelaskan semua ini pada Anda!"

Wanita tadi langsung menghampiri putri Zhiping dan mengucapkan banyak terima kasih.

"Putri Zhiping, kedatangan Anda memberikan pertolongan besar pada hidupku. Jika saja Anda tidak datang, sudah pasti aku tinggallah nama saja. Sekali lagi terima kasih, Putri!" Wanita itu hormat berkali - kali.

Putri Zhiping menahan tubuh wanita itu, "Sudahlah, jangan berlebihan seperti ini !"

Adegan tadi tertangkap pandang oleh seorang pangeran yang sedang memilih sandal bersama para pengawal tak jauh dari tempat putri Zhiping berada. "Bukankah itu putri Zhiping, putri buangan yang terkenal bodoh dan kumal." batinnya memperolok.

Tentu saja putri Zhiping tidak terima dengan bullian yang merendahkan dirinya. Meski itu diucapkan dari dalam hati. Putri Zhiping langsung menoleh lalu menatap tajam pada sosok pangeran itu, ingatan tentang siapa pangeran ini tak ada di dalam pikiran Zhiping yang asli. Hidup Thalita sudah bagaikan asam garam jika menghadapi emak - emak yang mencemooh dirinya, tapi di dunia kuno ini seorang pria juga mencibir menatap rendah dirinya baru ia rasakan.

"Buang pikiranmu yang hanya menilai seseorang dari sampulnya saja!" seru putri Zhiping yang langsung membuat pangeran dan pengawalnya terkejut.

"Hah !" pangeran itu meletakkan sandal tak jadi membeli. "Kamu berani berkata kasar padaku !"

Pelayan Wei menutup mulutnya yang menganga tak percaya bisa bertemu dengan pangeran dari kerajaan Timur.

"Putri Zhiping, apa yang Anda katakan!" Pelayan Wei menegur tuannya.

"Apa salahku, dia yang mulai duluan!"

"Putri, dia adalah...."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!