Pada sekitar abad 770 SM, berdirilah satu kerajaan yang dipimpin oleh Dinasti Ming. Kerajaan besar yang makmur dan sejahtera. Kerajaan ini terletak di sisi sebelah selatan daratan China.
Lima tahun yang lalu, kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang Kaisar bernama Ming Han yang arif dan bijaksana. Rakyat hidup tenang dan sejahtera. Sandang pangan pun berlimpah.
Namun, lima tahun belakangan ini semuanya berubah sejak kerajaan beralih kepemimpinan ke tangan Kaisar Ming Feng yang tidak lain adalah adik kandung dari Kaisar Ming Han.
Kerajaan beralih kepemimpinan sejak Kaisar Ming Han wafat karena sakit keras yang misterius. Bahkan, permaisuri dan anak-anak Kaisar yang berjumlah dua orang pun turut wafat dikarenakan penyakit tersebut.
Sebenarnya, Kaisar masih memiliki seorang selir dan seorang anak laki-laki yang kala itu masih berusia 15 tahun. Tapi mereka menghilang entah kemana sejak peristiwa meninggalnya Kaisar dan keluarganya.
Selanjutnya, dalam kepemimpinan Kaisar Ming Feng, kerajaan tetap kaya raya bahkan bertambah makmur. Hanya saja, Sang Kaisar baru hanya mementingkan kekayaan diri sendiri tanpa memikirkan kesejahteraan rakyatnya.
Kaisar Ming Feng memperkaya diri sendiri dengan mendirikan pusat pembuatan senjata yang dulu sangat ditentang oleh Kaisar Ming Han.
Rakyat semakin menderita karena setiap harinya di paksa untuk berkerja keras di pusat pembuatan senjata tersebut selama 20 jam dalam sehari. Semua laki-laki di paksa bekerja keras di pusat pembuatan senjata, sementara perempuan bekerja keras di bidang pertanian dan perkebunan.
Selama lima tahun belakangan ini, rakyat hidup di dalam ketakutan karena Sang Kaisar tidak segan untuk menyiksa rakyatnya yang dianggap bekerja lamban, lemah, apalagi yang terindikasi hendak memberontak dan mencoba keluar dari wilayah kerajaan.
Sang Kaisar tidak bertindak sendirian dalam melakukan penyiksaan terhadap rakyatnya. Dia hanya tinggal memerintah dan selanjutnya orang-orang yang menjadi kaki tangannya yang akan melaksanakan semua kehendaknya.
Ada Jendral Shan Bo yang terkenal kejam dan sadis. Juga ada Komandan Pasukan Souji yang tidak kalah kejamnya bahkan tidak segan untuk menumpahkan darah rakyat di hadapan rakyat lainnya.
Rakyat hidup di dalam ketakutan dan kengerian selama bertahun-tahun. Tidak ada lagi rasa tenang dan rasa damai dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari.
Entah sampai kapan ini semua akan berakhir...
Rakyat hampir putus asa...
Hingga di suatu siang di awal musim panas, seorang gadis cantik berusia 18 tahun tengah berlari-lari kecil di belakang rumahnya yang dihiasi berbagai macam bunga aneka warna. Sang gadis sangat senang sekali menangkap kupu-kupu.
Parasnya yang cantik dengan kulit putih bersinar yang sedikit kemerahan karena terkena sinar matahari. Matanya yang bening. Rambut hitam panjangnya yang sepinggang dihiasi pita berwarna putih di kedua sisi kepalanya. Kedua halisnya yang bertaut indah dan bibirnya yang semerah apel.
Dialah Xiao Lung, adik dari Xiao Guang, seorang Pemimpin Pasukan Kerajaan Ming. Xiao Lung sudah tidak lagi memiliki kedua orang tua. Sejak kecil, dia hanya hidup berdua bersama kakaknya, Xiao Guang yang terpaut usia 10 tahun darinya. Selama ini, Xiao Guang yang bekerja sementara Xiao Lung bersekolah dan mengurus rumah. Saat ini sekolahnya telah rampung.
Siang itu, Xiao Guang baru saja pulang dari tugasnya sebagai Pemimpin Pasukan Kerajaan yang bertugas menjaga di perbatasan. Dia langsung menemui adiknya yang pasti saat itu sedang ada di belakang rumah mereka untuk menangkap kupu-kupu. Xiao Guang sudah hafal betul kegemaran adiknya.
"Xiao Lung!" seru Xiao Guang.
"Iya Kak?" Xiao Lung segera datang menghampiri Kakaknya. "Kakak sudah pulang? Aku akan menyiapkan makan siang."
"Iya, aku juga sudah lapar. Kau sendiri sudah makan?"
"Sudah, Kak."
"Kalau begitu, mari kau temani aku makan! Ada hal penting yang ingin ku bicarakan denganmu!"
"Ada apa, Kak?"
"Nanti saja kita bicarakan di dalam!"
"Baiklah, Kak." Xiao Lung segera menyiapkan makan siang untuk Kakaknya. Hatinya berdebar-debar menunggu pembicaraan yang tadi sempat dikatakan oleh Kakaknya.
"Xiao Lung," kata Xiao Guang.
"Iya, Kak?" tanya Xiao Lung.
"Usiamu kini sudah menginjak 18 tahun. Aku fikir, sudah waktunya kau untuk menikah!"
Wajah Xiao Lung seketika berubah panik saat mendengar perkataan Kakaknya. "M-menikah?!"
"Ya! Menikah! Dan aku sudah memiliki calon suami yang tepat untukmu!"
"Apa?!" Xiao Lung terkejut bukan main. "Kakak tidak sedang bergurau kan?!"
"Mana mungkin aku bergurau dengan hal sepenting ini! Besok, orang-orang dari kerajaan akan datang kesini untuk melamarmu!"
"Orang kerajaan?!"
"Ya! Masaklah makanan yang enak dan banyak! Mungkin besok akan ada sekitar 10 sampai 15 orang yang akan datang kesini untuk melamarmu. Acara lamaran tersebut akan dipimpin langsung oleh Yang Mulia Jenderal Shan Bo!"
"Aku tak habis mengerti! Kenapa Jendral Shan Bo yang akan datang untuk melamarku?! Apa aku akan dijadikan istri keduanya?! Tidak! Aku tidak mau!"
"Tutup mulutmu! Yang Mulia Jenderal Shan Bo adalah seorang suami yang sangat setia! Kau bukan dilamar untuk menjadi istri keduanya!"
"Lalu, kenapa harus dia yang datang kesini untuk melamarku?!"
"Jenderal Shan Bo melamarmu untuk dijadikan istri dari Komandan Pasukan Souji!"
Komandan Pasukan Souji?!
Xiao Lung belum pernah bertemu langsung dengan orang yang bernama Souji. Tapi Xiao Lung sudah banyak mendengar kisah tentang orang itu. Komandan Pasukan Kerajaan Ming yang terkenal sadis dan kejam! Mempunyai naluri membunuh yang sangat kuat! Menumpahkan darah adalah hal yang biasa untuknya! Bukan hanya musuh-musuh nya, tetapi, seorang Komandan Souji bisa dengan tega membunuh rakyatnya sendiri bahkan dihadapan keluarganya. Sudah banyak teman sekolah Xiao Lung yang harus kehilangan ayah ataupun saudara laki-laki nya karena harus mati ditangan seorang Komandan Souji!
Lalu sekarang Xiao Lung harus menikah dengan laki-laki seperti itu?! Ini bagaikan mimpi terburuk bagi Xiao Lung!
"Tidak Kakak! Aku tidak mau menikah dengan Komandan Souji! Dia terkenal begitu kejam dan haus darah! Kerajaan kita menjadi kerajaan yang tidak tentram dibawah kepemimpinannya dan Jendral Shan Bo! Apa Kakak sudah lupa?! Ayah dan Ibu meninggal setelah bekerja terlalu keras dibawah kepemimpinan mereka! Karena perbuatan mereka!" tutur Xiao Lung berapi-api.
"Kau tidak bisa menolaknya, Xiao Lung! Bagaimana pun juga Kaisar Ming Feng adalah Raja kita sekarang! Kita harus taat kepadanya! Kakak masih beruntung di jadikan Kepala Pasukan karena bertubuh tegap dan mempunyai sedikit ilmu bela diri! Tadi pagi Kakak dipanggil oleh Jendral Shan Bo dan dia mengatakan kalau besok akan melamarmu untuk dijadikan istri Komandan Pasukan Souji!" tutur Xiao Guang.
Xiao Lung menatap Kakak nya dengan pandangan masih tidak percaya. "Tapi, kenapa harus aku?! Kenapa?!" tanya Xiao Lung.
"Jendral Shan Bo sudah mendengar tentang kecantikanmu dari para pasukan kerajaan sahabat-sahabatku yang pernah melihat mu!" jawab Xiao Guang.
Xiao Lung menggeleng panik. "Aku tidak mau, Kak! Aku berkesempatan untuk melanjutkan pendidikan ilmu pengobatan ku ke tingkat yang lebih tinggi! Pak guru Tan sudah menawarkanku untuk ikut ke Kota Timur untuk melanjutkan pendidikan ku! Ini cita-citaku! Menjadi seorang ahli pengobatan! Bukannya menjadi istri seorang Komandan Pasukan Kerajaan yang kejam!"
"Sekolah setinggi apapun, kau tidak akan sekaya seperti jika kau menikah dengan seorang Komandan Souji dan menjadi anggota keluarga kerajaan! Hidupmu akan penuh dengan kemewahan! Apalagi Komandan Souji akan menjadikanmu seorang istri! Bukan selir! Dan aku dengar dia juga tidak pernah memiliki wanita simpanan! Kau akan dijadikan istri satu-satunya karena dia tidak menyukai wanita!"
"Kalau dia tidak menyukai wanita, lalu untuk apa dia memperistriku?!" tanya Xiao Lung heran.
"Komandan Souji sudah didesak oleh Yang Mulia Kaisar Ming Feng dan Jendral Shan Bo! Usia Komandan Souji sudah memasuki usia 28 tahun sekarang, sama sepertiku! Dan dia dituntut untuk segera menikah dan memiliki keturunan! Agar bisa mempersiapkan generasi selanjutnya untuk menggantikannya kelak!"
"Dan aku yang harus menjadi mesin pembuat anak untuknya?!" desis Xiao Lung pedih.
Xiao Guang segera merangkul adiknya. "Sama sekali tidak seperti itu adikku! Aku yakin komandan Souji akan menjadikanmu kesayangannya! Apalagi dia sudah mendengar dari sahabat-sahabatku kalau kau adalah seorang gadis yang sangat cantik, pandai dan terpelajar!"
"Bagaimana kalau aku menolak, Kak?"
Wajah Xiao Guang langsung berubah. Dia pun memelototi adiknya. "Itu artinya kau ingin aku menjadi budak yang disiksa! Atau mungkin aku akan dihukum mati! Kau tahu sendiri bagaimana sifat Jendral Shan Bo! Dia bisa dengan mudahnya menyingkirkan orang yang menentang keinginannya!"
Xiao Lung menangis lalu memeluk Kakak nya. "Tidak Kakak! Aku tidak mau kehilanganmu! Hanya kau satu-satunya yang ku miliki di dunia ini..."
"Jadi kau mau kan menerima perjodohan ini?"
Xiao Lung pun memantapkan hatinya. "Baiklah! Aku rela menikah dengan Komandan Souji atau siapa pun itu demi dirimu Kak!"
"Bagus itu!" wajah Xiao Guang langsung berubah senang!
*******
Keesokan harinya, Xiao Lung pagi-pagi sekali sudah memasak banyak makanan untuk rombongan kerajaan yang akan datang melamarnya.
Sementara Xiao Guang sudah sibuk sendiri menata rumah dan menyusun kursi-kursi. Dia terkejut saat melihat Xiao Lung masih belum membersihkan diri dan masih tampak berkeringat padahal hari sudah mulai menjelang siang.
"Kau belum mempersiapkan diri?! Cepat sana berhias! Percantik penampilanmu agar Jendral Shan Bo merasa senang!" perintah Xiao Guang.
"I-iya, Kak!" Xiao Lung segera pergi untuk membersihkan dirinya.
Siangnya, rombongan kerajaan yang dipimpin oleh Jendral Shan Bo sudah tiba di rumah Xiao Lung. Jendral Shan Bo tampak gagah dan angker saat turun dari kudanya.
Xiao Guang langsung mempersilahkan rombongan itu untuk masuk ke dalam rumahnya dengan penuh rasa hormat. "Silahkan masuk Yang Mulia Jenderal Shan Bo. Aku dan adikku sudah menyiapkan makan siang." kata Xiao Guang.
Jendral Shan Bo masuk ke dalam rumah dengan diiringi oleh 10 orang pengawal yang semuanya membawa kotak kaca berisi berbagai macam benda-benda berharga, mahal dan mewah untuk Xiao Lung. Mata Xiao Guang langsung berbinar melihat banyak sekali barang mewah yang di bawa. Terdiri dari perhiasan emas, perak, baju-baju yang indah, segepok uang tunai dan pernak-pernik lainnya yang amat berharga. Seorang wanita setengah baya tampak ikut hadir membawa sekeranjang buah segar.
Semuanya duduk di tempat yang telah di sediakan. Sementara Xiao Lung sendiri bersembunyi dan mengintip dari dalam kamar tidurnya. Xiao Lung melihat 10 orang pasukan yang datang membawa seserahan. Yang manakah Komandan Souji yang akan menjadi suaminya? Kalau ada salah satu dari mereka, kenapa ikut membawa seserahan? Yang lebih mengerikannya lagi, Xiao Lung melihat 10 orang pasukan yang datang semuanya berwajah jelek dan jahat!
Jendral Shan Bo menatap dingin pada Xiao Guang. "Mana adikmu itu?! Yang kudengar sangat cantik itu! Aku tidak mau menyerahkan barang yang kualitasnya kurang baik pada Komandan Souji!" kata Jendral Shan Bo.
'Glek!'
Di dalam kamarnya, Xiao Lung menelan ludahnya sendiri saat mendengar perkataan Jendral Shan Bo. "Aku hanya di anggap sebagai barang..?" batinnya pedih.
Sebaliknya, Xiao Guang malah cengengesan mendengar perkataan Jendral Shan Bo yang menyamakan adiknya dengan barang! "Oh ya, tunggu sebentar Yang Mulia! Aku akan menjamin Yang Mulia tidak akan menyesal melamar adikk!. Sebentar, aku panggilkan dulu adikku, Xiao Lung!"
Xiao Guang masuk ke dalam kamar dan menarik lengan Xiao Lung. "Ayo keluar! Temui Jendral Shan Bo!" perintah Xiao Guang.
Xiao Lung pun keluar dari dalam kamar. Berdiri menunduk dihadapan rombongan kerajaan yang melamarnya. Semua yang ada diruangan itu berdecak kagum melihat bagaimana kecantikan Xiao Lung yang sempurna. Rasanya belum pernah mereka melihat gadis secantik itu sepanjang hidup mereka.
Jendral Shan Bo ikut berdecak kagum. "Nona Xiao Lung!" sapanya.
"I-iya Yang Mulia..." jawab Xiao Lung gugup.
"Angkat wajahmu! Jangan menunduk terus! Aku ingin lebih jelas melihat kecantikan wajahmu!"
"B-baik Yang Mulia..." Xiao Lung mengangkat wajahnya.
Jendral Shan Bo terperangah melihat kecantikan Xiao Lung. "Luar biasa! Sempurna! Kau memang cocok untuk menjadi pendamping Komandan Souji!" kata Jendral Shan Bo.
Xiao Lung hanya tersenyum tipis dan melirik sedikit pada 10 orang pengawal yang datang bersama Jendral Shan Bo, mencari-cari yang mana kiranya sosok Komandan Souji.
Jendral Shan Bo mengetahui maksud dari lirikan mata Xiao Lung. Dia pun segera berkata, "Komandan Souji tidak ikut karena bertugas memimpin di pusat pembuatan senjata. Tapi kau tak perlu berkecil hati! Bukan berarti dia tidak menghendaki dirimu. Dia sudah menitipkan salam atas namanya lewat diriku. Maka itu, terimalah semua seserahan ini sebagai lambang bahwa kau bersedia menerima lamaran dan perjodohan ini!" tutur Jendral Shan Bo.
Xiao Lung mengangguk patuh. "Baiklah Yang Mulia, aku menerima semua ini sebagai lambang kalau aku menerima lamaran ini."
"Baiklah!" ucap Jendral Shan Bo senang.
"Sampaikan terima kasihku kepada Komandan Souji."
"Tentu akan aku sampaikan! Dia pasti akan senang sekali mendapat salam darimu. Maka itu, ku putuskan pernikahan kalian akan dilangsungkan lima hari lagi dari sekarang! Untuk itu, aku membawa Dayang Chuo agar bisa mendampingimu selama mempersiapkan pernikahan dengan Komandan Souji. Selanjutnya, dia akan menjadi dayangmu setelah nanti kau resmi menjadi anggota keluarga kerajaan!"
Wanita paruh baya yang datang bersama Jendral Shan Bo tersenyum ramah pada Xiao Lung. Xiao Lung pun balas tersenyum ramah.
Akhirnya acara pun dilanjutkan dengan makan siang. Semuanya memuji-muji masakan yang dibuat oleh Xiao Lung.
Selanjutnya Dayang Chuo di minta untuk tetap tinggal bersama Xiao Lung untuk mempersiapkan pernikahannya.
Tibalah Xiao Lung pada hari pernikahannya. Xiao Lung duduk diam di dalam tandu yang membawanya berangkat ke istana untuk melangsungkan pernikahannya.
Pagi-pagi sekali, rumahnya sudah di datangi rombongan kerajaan yang berjumlah 40 orang, laki-laki dan perempuan. Kemudian, Xiao Lung pun di dandani dan di arak ke istana dengan tandu pengantin. Kenyataan kalau dia harus menikah dengan seorang Komandan Pasukan Kerajaan Ming membuat Xiao Lung gelisah dan tegang.
Selama 5 hari ini, Bibi Chuo, begitu Xiao Lung memanggil Dayang Chuo yang ditugaskan untuk mendampinginya, mengajarkan banyak hal pada Xiao Lung tentang tata cara hidup sebagai anggota keluarga kerajaan. Tapi apakah Xiao Lung akan mampu menyesuaikan diri nanti?
Tentang Komandan Souji, tak banyak yang bisa Bibi Chuo ceritakan. Dia hanya mengatakan bahwa Souji adalah anak angkat Jendral Shan Bo yang memimpin seluruh pasukan Kerajaan Ming. Orangnya tampan namun dingin. Dia juga selalu membawa pulang kemenangan untuk Kerajaan Ming bersama dengan Jendral Shan Bo.
Terdengar suara musik yang keras dan tandu berhenti. Tahulah Xiao Lung kalau dia sudah sampai di gapura Kerajaan Ming. Keringat dingin membasahi tubuhnya. Mahkota berkerudung yang menutupi kepalanya terasa bertambah berat.
"Mempelai wanita! Silahkan turun dari tandu!" terdengar suara pemimpin upacara pernikahan.
Xiao Lung perlahan turun dari tandu di papah oleh Bibi Chuo. Langkah Xiao Lung terhuyung saking gugupnya.
"Jangan gugup Nona. Aku akan memapah mu" bisik Bibi Chuo.
Selanjutnya, Xiao Lung menjalani ritual pernikahan nya satu persatu dengan perasaan yang susah dan tak berdaya. Ritual pernikahan yang begitu banyak membuat nya sangat lelah.
Hingga tiba saatnya Souji membuka kerudung merah yang menutupi kepalanya nya dan bertatap muka dengan Xiao Lung untuk yang pertama kalinya.
Komandan Souji ternyata begitu tampan dan gagah. Bibirnya yang tipis hanya menyeringai sedikit saat menatap wajah Xiao Lung. Sorot matanya begitu dingin dan membuat Xiao Lung takut. Dengan gugup dan gemetar Xiao Lung langsung menundukkan wajahnya.
Selanjutnya acara di lanjutkan dengan menjamu para tamu yang seolah tidak ada habisnya. Belum lagi acara musik yang diselingi acara kembang api yang suaranya memekakkan telinga.
Malam harinya di kamar pengantin, Xiao Lung duduk di atas ranjang di temani Bibi Chuo. Diluar masih terdengar suara musik dari aula istana. Hari sudah larut malam dan Bibi Chuo harus meninggalkan Xiao Lung sendiri.
"Aku harus pergi, Nona" kata Bibi Chuo.
"Bibi mau kemana? Jangan tinggalkan aku Bibi... Aku takut" kata Xiao Lung.
"Tidak bisa Nona! Aku tidak mungkin menemani mu. Sebentar lagi Komandan Souji akan mendatangi mu di kamar ini!"
"Ke... Kenapa dia akan mendatangi ku disini?" tanya Xiao Lung dan akhirnya dia merasa bodoh sendiri! Kenapa dia bertanya seperti itu?! Bukankah ini memang kamar tidur Komandan Souji?! Dan kini Xiao Lung adalah istri sah dari Komandan Souji!
"Maafkan Bibi, Nona. Izinkan Bibi pergi. Komandan Souji akan marah besar jika tiba disini dan melihat ku masih ada disini. Nona diam saja. Tenangkan hati Nona. Tugas Nona malam ini adalah melayani Komandan Souji. Buat dia bahagia malam ini" tutur Bibi Chuo.
"Melayani nya?!" Xiao Lung merasa tidak mungkin dapat melayani Souji malam ini. Tubuhnya terasa lunglai dan tak bertenaga. Akibat dari upacara dan ritual pernikahan yang di jalani nya sejak pagi.
"Maaf Nona Lung. Aku harus segera pergi" Bibi Chuo meninggalkan Xiao Lung seorang diri.
Entah berapa lama Xiao Lung duduk mematung di atas ranjang pengantin, sampai kemudian Souji muncul dan langsung mengunci pintu kamar.
Jantung Xiao Lung seolah berhenti berdetak. Tubuhnya gemetaran.
Souji melirik sekilas pada Xiao Lung lalu membuka pakaian pengantinnya sendiri hingga kini dia bertelanjang dada. Di bukanya sepatunya dan di lemparkan nya asal-asalan ke sudut kamar. Lalu dia pun meminum air putih yang ada di atas meja.
Xiao Lung bingung. Apa yang kini harus dia lakukan?
Hingga akhirnya Xiao Lung mendengar Souji mendengus dan berkata. "Hari ini aku lelah sekali! Segudang ritual pernikahan ini sangat membuat ku tersiksa! Rasanya lebih baik aku pergi berperang untuk membantai lawan-lawan ku daripada harus menjalani semua ritual ini!"
Lelah? Xiao Lung coba bicara pada suaminya, "Tuan, apakah Tuan merasa lelah? Apakah Tuan mau ku pijat?"
Souji mendekati Xiao Lung lalu duduk di sisinya, di atas ranjang pengantin mereka berdua. Souji menatap wajah Xiao Lung lekat-lekat, seolah sedang mengamati barang yang hendak di beli nya.
Xiao Lung menunduk takut.
"Luar biasa! Jenderal Shan Bo bilang sudah memilihkan calon istri yang sangat cantik untuk ku! Tadinya aku tidak percaya! Tapi setelah aku membuka kerudung pengantin mu tadi, tahulah aku kalau kau memang benar-benar cantik seperti apa kata Jendral Shan Bo!" tutur souji seraya menyeringai dingin. Bukannya tersenyum manis!
Souji memegang dagu Xiao Lung dan mengangkatnya agar Xiao Lung tidak terus-terusan menunduk. "Tapi kau terlalu cantik! Siapa namamu? Ah! Namamu Xiao Lung kan? Kau ini seperti boneka salju! Terlalu cantik dan rapuh! Kau bilang kau ingin memijat ku tadi?!"
"I... Iya Tuan... Kalau Tuan merasa lelah, aku bisa bantu memijat" kata Xiao Lung gugup.
Souji malah tertawa. "Tangan sehalus dan sekecil itu, apa bisa memijat ku?! Omong kosong! Sekarang tanggalkan baju pengantin dan mahkota mu itu! Apa kau tidak merasa berat terus-terusan memakainya sedari pagi?!"
"Apa?... Tanggalkan baju pengantin ini?..." tanya Xiao Lung gemetar.
Kening Souji berkerut. "Iya! Tanggalkan baju pengantin mu itu! Memangnya sampai kapan kau mau memakainya?!"
"Tapi... Tapi Tuan, aku tadi sudah meminta pada Bibi Chuo untuk membantu melepaskan baju pengantin ini. Tapi katanya tak boleh. Hanya Tuan yang berhak menanggalkan baju pengantin ini dari tubuh ku"
Souji malah terbahak-bahak! "Kau ingin aku yang menanggalkannya dari tubuhmu?!"
"Bukan aku... Tapi ini katanya sudah menjadi ritual"
"Ritual lagi! Baiklah! Aku akan bantu untuk melepaskan baju pengantin itu dari tubuhmu!" Souji menarik paksa jubah dan pakaian pengantin Xiao Lung dari tubuhnya. Pakaian itu jatuh kelantai. Xiao Lung kini hanya tinggal memakai pakaian dalam tipis yang sama sekali tidak mampu menutupi keindahan tubuhnya.
Souji lelet kan lidah nya. Xiao Lung silangkan tangan di depan dadanya.
"Kau benar-benar sempurna Nona Lung! Rasanya aku ingin memburu dan menerkam tubuh mu saat ini juga! Melihat bagaimana darah yang menetes dari tubuh indah mu! Hahahaha! Tapi jangan khawatir! Aku tidak akan memburu mu malam ini. Aku tidak menginginkan mu malam ini! Aku lelah!"
Xiao Lung pun menarik nafas lega.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!