NovelToon NovelToon

LEGENDA PENDEKAR NAGA HITAM

Prolog

Desa Pelangi merupakan tempat yang memiliki pemandangan indah dan mempunyai banyak sumberdaya alam yang berlimpah, tetapi sayangnya akibat keserakahan sekelompok orang menjadikan tempat tersebut menjadi tanah tak bertuan yang mengubur banyak warganya sekaligus menjadi pemakaman terbesar sepanjang sejarah. Meski sudah lima tahun berlalu, namun kejadian tersebut masih hangat di ingatan setiap orang yang berada di kawasan Pegunungan Lima Jari tersebut.

Tidak ada yang menyangka jika Desa yang semula tenang lalu berubah menjadi kuburan massal hanya dalam waktu sehari, mereka yang menamakan pihak yang bertanggungjawab dari peristiwa tersebut masih dirahasiakan seolah itu merupakan hal tabu yang tidak boleh diungkapkan. Bahkan sebagai penguasa wilayah pegunungan Lima Jari saja, Sekte Naga Hitam tidak mendapatkan hak untuk bertanya lebih jauh mengapa peristiwa tersebut bisa terjadi. Meski pada akhirnya, sejumlah pihak mengaitkan peristiwa tersebut dengan keberadaan suatu benda yang sedang diperebutkan oleh Klan besar dari Ibukota untuk menjadi pemimpin yang sesungguhnya.

Kehidupan ini memang tempat dimana para seniman bela diri berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, mereka yang menamakan dirinya sebagai kultivator seringkali mengabaikan orang biasa demi pencapaiannya menjadi penguasa. Namun hal ini hanya dijumpai pada kultivator beraliran hitam yang kerap menghalalkan berbagai cara demi menguasai dunia. Di mata mereka orang-orang lemah hanyalah semut yang pantas ditindas dan dihina.

Xiao Shuxiang adalah salah satu korban dari para kultivator hitam tersebut, sebagai seorang murid pelataran luar Sekte Naga Hitam yang berusia lima belas tahun dan berada pada ranah Pemurnian Qi Tahap Awal, Xiao Shuxiang memiliki tekad untuk menjadi kultivator terkuat agar dapat melindungi banyak orang serta menciptakan kedamaian di muka bumi. Hal ini berdasarkan pengalaman pribadinya yang menjadi yatim piatu di kala usianya masih sepuluh tahun, saat itu Desa tempat dimana ia tinggal dibakar oleh sekelompok orang dan menyebabkan kedua orang tuanya ikut tewas dalam tragedi itu.

Xiao Shuxiang dan beberapa rekan bermainnya sedang tidak berada di tempat kejadian sehingga ia bisa selamat dari peristiwa naas itu, di saat dirinya sedang meratapi nasib Desanya tersebut beruntung ia diselamatkan oleh seorang pendekar hebat sekaligus seorang Tetua dari Sekte Naga Hitam dan membawanya untuk menjadi murid sekaligus mengangkatnya sebagai anak angkat.

Selama menjadi anak angkat Tetua kedua, bakat Xiao Shuxiang tampak biasa saja dalam berkultivasi dan juga memahami keterampilan beladiri. Selama lima tahun berada di Sekte Naga Hitam, kemampuannya hanya sampai tahap satu saja yakni alam Pemurnian Qi. Hal ini berbanding terbalik dengan murid-murid luar lainnya yang sudah berada di tahap kedua atau ranah Pondasi Qi. Sehingga banyak dikatakan jika Tetua kedua hanya memungut sampah dalam misinya lima tahun lalu di Desa Pelangi.

Sekte Naga Hitam, pemandian umum murid pelataran luar…

“Bang…!”

Seorang remaja terpelanting mundur dan jatuh ke tanah dengan keras, beruntung ia tidak sampai menghantam batu besar sehingga tidak memperparah lukanya. Namun akibat peristiwa tersebut mulutnya memuntahkan seteguk darah dan kantung yang berisi lima batu spiritual yang digenggamnya ikut terlepas.

“Dasar bodoh, apakah dengan berada di tanganmu maka benda ini akan berguna di tanganmu” seorang remaja lainnya memandang penuh kehinaan dan berkata dengan angkuh mengambil kantung milik Xiao Shuxiang.

“Saudara Fan, orang itu terlalu bodoh dan tidak bisa berpikir dengan baik. Bahkan di bawah asuhan Tetua Kedua saja ia masih menjadi seorang sampah yang hanya bisa menjadi pemboros sumberdaya Sekte” ucap remaja lainnya yang ikut merundung Xiao Shuxiang.

Pada saat ini tubuh Xiao Shuxiang telungkup di atas tanah, tendangan telak di dadanya menyebabkan rasa sakit yang tidak terkira hingga membuatnya hampir tidak sadarkan diri. Di bawah tatapan buramnya, ia masih melihat bayangan Lin Fan dan Lin Bao yang telah membuatnya babak belur hingga tidak mampu berdiri. Xiao Shuxiang merasakan beberapa tulang rusuknya patah serta kaki dan tangannya menjadi lumpuh.

Sebelumnya Xiao Shuxiang tidak menyangka jika dirinya akan diikuti oleh Lin bersaudara sesaat meninggalkan Aula Sumberdaya setelah mengambil jatah bulanan. Biasanya para murid langsung kembali ke tempat tinggalnya setelah menerima sumberdaya yang ditunggu-tunggu, mereka segera menyerapnya untuk meningkatkan ranah kultivasinya masing-masing. Namun tidak dengan Xiao Shuxiang yang ingin membersihkan diri mumpung tempat pemandian air panas sedang sepi.

Tidak disangka jika Lin bersaudara menginginkan sumberdaya yang berada di tangan Xiao Shuxiang dengan cara paksa, meski ingin marah akibat tindakan mereka berdua namun Xiao Shuxiang hanya bisa menahannya. Perbedaan kekuatan diantara mereka terlalu besar, ditambah hal seperti ini sudah lumrah terjadi pada murid lemah yang tidak berhati-hati sehingga Sekte tidak menaruh pehatian besar terhadap hal ini.

Hari ini Xiao Shuxiang berada pada posisi sulit, meski itu hanyalah batu spiritual namun ia sendiri sangat membutuhkannya untuk mengejar ketertinggalannya yang ia rasakan semakin jauh dengan teman-temannya. Meski ia anak angkat Tetua Kedua sekalipun, berkaitan dengan sumberdaya diberlakukan secara ketat mengikuti aturan Sekte. Xiao Shuxiang memiliki kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk berkembang pada tahap awal Pemurnian Qi.

Xiao Shuxiang membuka matanya, lalu dengan segenap tenaganya ia berusaha bangkit untuk merebut kembali kantung yang berada di tangan Lin Fan. Baginya ini adalah kehormatannya, jadi ia harus mempertahankannya untuk tetap menjadi kuat dan membalaskan kematian kedua orangtuanya yang sampai kini belum terbalaskan. Kejadian pemusnahan tanah kelahirannya seperti menjadi peti es yang tidak ada orang yang berani mengungkapkannya ke permukaan.

“Apakah kamu benar-benar ingin cari mati?” ucap Lin Fan dengan ekspresi terkejut.

Ia tidak menyangka jika Xiao Shuxiang yang sudah tidak berdaya bisa bangkit dan secepat kilat merebut kembali kantung yang berisikan Batu Spiritual.

“Aku bukanlah orang lemah yang bisa dengan mudah kalian tindas” ucap Xiao Shuxiang dengan suara yang parau.

Meski saat ini ayah angkatnya sedang menjalankan misi, ia tidak ingin mengandalkan nama besar Tetua Kedua dalam menekan perbuatan Lin Fan dan juga saudaranya yang bernama Lin Bao. Sebagai sesama murid pelataran luar, Xiao Shuxiang masih berpikir jika tindakan keduanya sudah berlebihan dan sedikit kejam.

Setelah mengatakan hal itu, Xiao Shuxiang melemparkan kantung miliknya ke pusat air panas yang tidak berjarak terlalu jauh darinya. Hal ini terlalu cepat dan membuat Lin bersaudara menjadi geram karena tidak sempat bereaksi untuk mencegah tindakan Xiao Shuxiang.

“Dasar gila, apakah kamu benar-benar terlalu bodoh” umpat Lin Fan dengan marah.

“Tidak tahu diuntung…” Lin Bao pun ikut memaki.

Batu spiritual atau biasa disebut juga batu energi adalah sumberdaya yang sangat dibutuhkan oleh para murid pelataran luar, namun melihatnya tenggelam ke dalam mata air panas tentu saja membuat ketidakrelaan di hati semua orang. Tetapi Xiao Shuxiang melakukannya dengan sengaja di depan mata mereka, membuat situasi semakin memanas.

Peristiwa Aneh

“Kalian ingin merebut barang yang sudah menjadi milikku? Tidak akan kubiarkan meski itu terjadi di dalam mimpi sekalipun” ucap Xiao Shuxiang diikuti dengan tubuhnya yang melorot ke tanah.

Kedua Lin bersaudara menggertakkan giginya menahan marah, sementara Xiao Shuxiang hanya tertawa dingin menyaksikannya. Dengan kemarahan yang menggebu tersebut, Lin bersaudara tidak lagi tinggal diam, mereka segera bergerak dan menerjang tubuh Xiao Shuxiang kembali dengan tendangan keras dan juga pukulan yang mengarah ke organ vital.

“Bugghh”

“Bang…!”

Tubuh lemah Xiao Shuxiang kembali tersungkur ke tanah dengan wajah yang berlumuran darah, kali ini bahkan kemarahan Lin Fan lebih besar dari sebelumnya. Akibatnya tidak hanya luka serius, tetapi pusat energi Xiao Shuxiang pun dihancurkan dan benar-benar menyebabkan Xiao Shuxiang berada pada kondisi yang sangat menyakitkan.

Kondisi Xiao Shuxiang kali ini terlihat sangat menyedihkan, selain wajahnya yang berlumuran darah napasnya juga terasa berat dan sudah mulai kehilangan kesadarannya. Tubuhnya tampak berkedut dengan luka-luka yang ia terima, dalam hatinya ia tidak menyangka jika ia akan mati muda tanpa bisa membalas dendam terlebih dahulu atas kematian kedua orang tuanya.

“Zzddeerr..!”

Tiba-tiba langit bergemuruh, suara halilintar yang diikuti awan gelap membayangi seluruh wilayah Sekte Naga Hitam. Hujan yang turun begitu saja membuat suasana yang mencekam di sekitar pemandian umum murid pelataran luar, melihat hal ini membuat Lin Fan dan Lin Bao ketakutan dan memilih untuk menghindar mencari tempat berlindung yang aman.

Guntur yang bersahutan bergemuruh di tengah badai hujan yang semakin membesar itu, wajah Xiao Shuxiang yang semula mengerikan ditutupi darah pun perlahan memudar dan menunjukkan kembali wajah pucatnya yang terlihat menyedihkan.

“Zzddeerr..!!

Sebuah guntur menghantam mata air panas di dekat Xiao Shuxiang berbaring, bahkan cipratan dari air panas tersebut menyembur ke tubuh Xiao Shuxiang yang sudah tidak sadarkan diri. Berkat hal itu juga tubuh Xiao Shuxiang bisa merasakan kembali hawa panas yang menyelimuti sekujur tubuhnya dan menarik kembali kesadarannya yang semula sudah setipis benang.

“Sungguh sangat mengerikan” ujar Lin Bao pada saudaranya.

“Sepertinya sampah itu benar-benar sial dan langit saja membela kita dengan menutupi kejadian ini” timpal Lin Fan sambil menengadahkan kepalanya ke atas langit.

Dengan kejadian hari ini, maka seandainya Xiao Shuxiang tewas pun bisa menyalahkan kondisi alam yang saat ini tengah berlaku. Xiao Shuxiang bisa dianggap tewas karena tersambar petir saat sedang mandi di pemandian umum pelataran murid luar.

“Kamu benar sekali, bahkan langit saja tidak menginginkan dia hidup” Lin Bao berkata sambil mengangguk setuju.

“Mari lekas tinggalkan tempat ini dan biarkan saja Xiao Shuxiang tewas sendiri sehingga kita tidak perlu dipertanyakan oleh orang lain” ajak Lin Fan sambil tersenyum datar.

“Baik saudara Fan..” jawab Lin Bao dengan patuh, diiringi dengan dirinya yang berkelebat di tengah hujan deras mengikuti jejak Lin Fan.

Meskipun Xiao Shuxiang tewas, Lin Bersaudara tidak perlu cemas karena mereka berdua juga merupakan anak angkat sekaligus murid dari Tetua Ketiga. Ditambah lagi Xiao Shuxiang juga tidak ada yang membela karena gurunya saja sedang tidak berada di Sekte selama beberapa minggu terakhir, hal ini juga yang membuat Lin bersaudara berani menyerang Xiao Shuxiang.

Sepeninggal keduanya, tidak ada yang mengetahui jika sebenarnya Xiao Shuxiang sedang mengalami perubahan yang luar biasa di dalam dirinya. Kalung peninggalan ayahnya yang bergantung di lehernya tiba-tiba mengeluarkan sebuah garis cahaya keunguan yang samar. Perlahan-lahan cahaya ungu tersebut menyebar dan membentuk energi yang hangat di sekujur tubuh xiao Shuxiang.

“Zzdeerr…!”

Sebuah petir menakutkan kembali jatuh dari langit, kini tepat menghantam tubuh Xiao Shuxiang yang masih berusaha mengumpulkan kesadarannya. Namun sesaat sebelum petir itu menghujam tubuhnya, Xiao Shuxiang merasakan ada kekuatan aneh yang bergerak di dalam tubuhnya dan melindungi beberapa organ dalamnya yang tampak sedang terluka parah.

Petir yang menyambar tubuh Xiao Shuxiang meninggalkan sensasi sengatan lonjakan arus listrik yang begitu kuat di sekujur tubuhnya, akibatnya dalam detik berikutnya tubuh Xiao Shuxiang terkoyak dan hangus seperti terbakar. Ada bau gosong yang tercium di sekitarnya terutama yang bersumber dari rambutnya yang sudah acak-acakan.

“Aarrggh..”

Suara lirih Xiao Shuxiang terdengar bersama letupan asap yang keluar dari mulutnya, merasakan luka dan sensasi terbakar yang begitu hebat, Xiao Shuxiang pun pada akhirnya kembali tidak sadarkan diri.

Dari kejauhan, Lin Fan dan Lin Bao hanya bisa mempercepat kecepatan larinya. Mereka berdua berlari ketakutan saat mendengar kilatan petir menghantam kembali area pemandian umum tempat dimana Xiao Shuxiang berada.

“Sungguh sial nasibmu, bahkan sampai mati pun langit masih saja terus menghukum mu” batin Lin Fan di dalam hatinya.

Sebelumnya ia sangat jengkel dengan gagalnya mendapatkan batu energi dari tangan Xiao Shuxiang, namun dengan tewasnya Xiao Shuxiang entah mengapa ia merasakan kebahagian lain seolah menggantikan kekecewaan yang baru saja ia rasakan.

Sementara itu, cahaya keunguan yang sebelumnya menyelimuti tubuh Xiao Shuxiang tiba-tiba bersatu dengan cahaya keemasan yang tersirat dari kilatan petir yang menyambar tubuh Xiao Shuxiang. Seperti saling melengkapi, kedua cahaya itu bersatu membentuk wujud cahaya baru berwarna kehitaman dan membungkus bagian terluar tubuh Xiao Shuxiang hingga meresap ke dalam kulit serta dagingnya.

Inti energi yang sebelumnya hancur kini terbentuk kembali, adapun serpihan-serpihannya didorong keluar melalui meridian Xiao Shuxiang yang selama ini tersumbat. Cahaya kehitaman di dalam tubuh Xiao Shuxiang membersihkan semua kotoran-kotoran yang keruh dan berbau amis tersebut. Proses pengeluaran kotoran-kotoran ini berlangsung selama beberapa saat sambil disucikan oleh air hujan yang terus mengguyur wilayah Sekte Naga Hitam.

Bau tidak sedap serta aroma gosong pun perlahan memudar, membuat proses pembersihan tubuh Xiao Shuxiang berlangsung secara alami dan terjadi selama beberapa kali. Meridian di tubuhnya seperti dihancurkan dan dibangun kembali sehingga membentuk meridian baru yang lebih luas dan lebih keras lagi. Hal ini juga berlaku pada dantian atau pusat energinya, setelah melalui beberapa kali proses pembentukan maka dantian Xiao Shuxiang pun berhasil disempurnakan menjadi lebih luas yang dapat menampung lautan energi yang sangat banyak.

Dantian yang dimiliki oleh Xiao Shuxiang sepuluh kali lipat lebih besar dari yang umumnya dimiliki oleh para kultivator, hal ini menguntungkan Xiao Shuxiang dalam menyimpan energi langit dan bumi lebih banyak. Sehingga seorang Xiao Shuxiang memiliki tenaga sepuluh orang kultivator pada tingkatan yang sama, bisa dikatakan juga jika ia berhadapan dengan orang yang berada di atas ranahnya tidak menimbulkan resiko yang tinggi.

Setelah pembentukan meridian dan dantian selesai, cahaya kehitaman tersebut menyembuhkan luka-luka luar dan kemudian menguatkan tulang-tulang serta organ vital lainnya. Energi cahaya kehitaman pun mengakhiri proses perbaikan tubuh Xiao Shuxiang dengan berpendar ke dalam kepalanya. Cahaya tersebut bersatu dengan pikiran dan menguatkan pemahaman Xiao Shuxiang dalam ingatan maupun pemahaman untuk menyadari sesuatu hal.

Mendapatkan Teknik Kultivasi Aura Naga

Perlahan-lahan Xiao Shuxiang mulai tersadar saat hari sudah sore, hujan yang semula mengguyur Sekte Naga Hitam pun sudah reda dan memunculkan pelangi di sudut lembah yang mengapit Sekte Naga Hitam berada. Namun tempat ini masih sepi tidak ada murid yang berani mengunjunginya.

Xiao Shuxiang bangkit dan merasakan jika tubuhnya tidak merasakan sakit lagi, bahkan patah tulang yang dialaminya pun sudah sembuh dan membuat posisi berdirinya juga terlihat semakin kokoh. Ia merasakan jika semua yang berada di dalam dirinya sangat berbeda meski ia sedang berada dalam kondisi terbaiknya sekalipun, menyadari hal yang mengganjal Xiao Shuxiang pun segera memeriksa kondisi tubuhnya.

Selain pakaiannya yang tercabik-cabik, ia juga mendapati jika kalung peninggalan satu-satunya kenangan dari ayahnya pun sudah tidak ada.

“Apa yang sebenarnya terjadi…?”

Xiao Shuxiang berusaha mengingat kejadian saat ia dihajar habis-habisan oleh Lin bersaudara, lalu hujan turun dengan tiba-tiba dengan diiringi sambaran petir yang saling bersahutan. Terakhir ia merasakan aura yang hangat sebelum sebuah petir menyambarnya secara langsung. Mengingat hal ini ada kilatan terkejut di matanya dan ada juga ekspresi senang yang tergambar di wajahnya.

Kemudian Xiao Shuxiang memeriksa dantian dan meridiannya yang semula ia pikir sudah hancur akibat serangan dari Lin bersaudara, namun setelah beberapa saat memeriksanya dengan teliti ia bisa merasakan jika semuanya baik-baik saja dan justru mengalami perubahan yang membuatnya hendak melompat bersorak kagum.

“Aku sudah menerobos ke ranah Pemurnian Qi tingkat akhir..”

Xiao Shuxiang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya, tidak hanya meridian dan dantiannya yang sudah melebar dan menjadi lebih kuat tetapi ranah kultivasinya juga ikut meningkat dalam waktu singkat. Meski masih berada di tahap satu, namun ia secara tidak langsung sudah menerobos dua tingkatan dari sebelumnya tingkat awal menjadi tingkat akhir.

Di dalam lautan energinya ia bisa melihat tiga lingkaran cahaya berwarna merah dengan ukuran yang jauh lebih tebal dan lebih besar dari sebelumnya yang pernah ia miliki. Jika sebelumnya ia hanya memiliki satu lingkaran energi yang melingkar di tengah-tengah dantiannya, kini ia memiliki tiga sekaligus yang menandakan jika ia sudah berada di tingkat akhir dari tahap pemurnian Qi.

“Apakah harus selalu melalui penderitaan jika ingin mendapatkan sesuatu yang lebih berharga” gumam Xiao Shuxiang dengan ekspresi rumit.

“Aarrggh”

Tiba-tiba Xiao Shuxiang memegang kepalanya yang serasa akan meledak, ia merasakan sesuatu yang aneh tengah menjalar ke dalam kepalanya dan berpusat di otaknya. Segera rasa sakit yang tidak terbayangkan menderanya hingga membuat dirinya bergelimpangan di atas tanah menahan kesakitan. Bersamaan dengan itu juga Xiao Shuxiang terus menggertakkan giginya untuk tetap menjaga kesadarannya agar tidak pingsan kembali. Selama beberapa saat, akhirnya Xiao Shuxiang dapat menemukan ketenangannya kembali sambil menghembuskan napas panjang mengeluarkan udara keruh.

“Seni Pernapasan Aura Naga”

Di saat matahari yang mulai tenggelam seutuhnya, napas Xiao Shuxiang tersengal-sengal saat ia mengatakan empat kata tersebut dengan lemah.

Sebelumnya, ia mendapatkan pencerahan dari cahaya hitam yang berkumpul di kepalanya. Rasa sakit yang begitu hebat rupanya menampilkan bayangan-bayangan naga hitam yang agung di benak Xiao Shuxiang, seperti gambaran-gambaran yang tersusun rapi kini semuanya seperti terpatri dalam ingatan Xiao Shuxiang.

Seni pernapasan Aura Naga merupakan teknik kultivasi yang dapat menyerap energi bumi dan langit dengan ganas, seolah mengimbangi daya serap dantian dan juga meridiannya kini teknik kultivasi tersebut hadir menyempurnakannya.

“Benar-benar anugerah langit” gumam Xiao Shuxiang dengan tatapan mata bersinar.

Sejenak Xiao Shuxiang membandingkan teknik kultivasi yang ia gunakan sebelumnya yang lazim terdapat di Sekte Naga Hitam, namun saat menyadarinya secara lebih seksama Xiao Shuxiang dapat mengatakan jika teknik sebelumnya hanyalah sampah yang tidak berguna baginya.

“Apa semua ini ada hubungannya dengan kalung pemberian ayahku?” Xiao Shuxiang bertanya pada dirinya sendiri.

Sebab dari ia masih kecil tidak pernah mengetahui banyak tentang rahasia ayahnya, selain memiliki kepribadian yang tertutup ayahnya juga tidak mengajarkan hal-hal yang menyangkut keterampilan bela diri kepada Xiao Shuxiang.

Xiao Shuxiang menatap langit yang sudah menggelap itu, mengepalkan tangannya dengan penuh tekad. Dalam hatinya ia menyadari jika ini semua adalah hanya permulaan, jalan untuknya menjadi kultivator yang seperti ia cita-citakan. Xiao Shuxiang tentu sangat senang dengan apa yang ia dapatkan hari ini, kehilangan lima buah batu spiritual tidak sebanding dengan pencapaiannya hari ini.

Selama lima tahun menjadi murid luar Sekte Naga Hitam, Xiao Shuxiang seringkali dihina dan dianggap tidak berguna karena memiliki masalah dengan pencapaian kultivasinya yang tidak berkembang. Bahkan Tetua kedua sebagai ayah angkatnya pun tidak jarang mendapat sindiran dari para Tetua lainnya, sehingga hal seperti membuatnya sedikit murung setiap kali pulang dari pertemuan dengan para petinggi di Aula Utama Sekte.

Kali ini Xiao Shuxiang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, dengan meridian dan dantian barunya tersebut ia akan mampu mengejar ketertinggalan dan mengharumkan nama Tetua kedua yang bernama asli Li Haoran itu.

“Aku akan membalas tindakan orang-orang yang sudah meremehkan ku, terutama kalian..” ucap Xiao Shuxiang sambil membayangkan wajah Lin bersaudara.

Xiao Shuxiang seperti ingin meluapkan emosinya, walau bagaimanapun juga selama beberapa tahun terakhir ia lewati dengan sulit. Bahkan beberapa orang Tetua menyarankan agar dirinya dikembalikan ke luar atau diusir dari Sekte karena tidak memiliki nilai. Akibat dari permasalahan seperti ini juga yang membuat Li Haoran selaku ayah angkat Xiao Shuxiang pergi menjalankan misi ke Ibukota Wilayah Awan Selatan, Kota Shandian.

Di Ibukota terdapat kekacauan dari kelompok penjahat bertopeng, sambil menumpas kelompok tersebut Li Haoran juga berencana mengunjungi Paviliun Alkimia untuk mendapatkan Pil Gerhana untuk membantu Xiao Shuxiang memperlancar sumbatan di meridiannya.

Memikirkan hal ini, Xiao Shuxiang tampak mengeluarkan air mata. Meski Tetua Kedua adalah orang yang tegas dalam menjalani aturan Sekte, namun ia juga memiliki cinta kasih terhadap Xiao Shuxiang yang berstatus anak angkat tersebut. Xiao Shuxiang tentu ingin membalas segala budi baik ayah angkatnya tersebut, oleh karenanya ia bersumpah akan menghancurkan batasannya sendiri untuk menjadi kultivator terkuat.

“Sebelum menjadi kuat, sepertinya aku harus mandi terlebih dahulu” ucap Xiao Shuxiang sambil merasakan bau aneh yang menyelimuti sekujur tubuhnya.

Di tengah sinar rembulan yang mulai berwarna indah, Xiao Shuxiang berkelebat diantara aliran sungai air panas yang tidak jauh darinya. Kini, setelah kekuatannya bertambah ia bisa merasakan jika pandangannya tampak jelas di malam hari dan ia juga dapat merasakan aura kehidupan dari jarak beberapa puluh meter di dekatnya. Setelah membersihkan seluruh tubuhnya, ia pun memakai pakaiannya kembali yang sudah compang-camping tersebut. Ia mencuci dan mengeringkannya dengan cepat melalui pancaran energi Qi yang terdapat di dalam tubuhnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!