NovelToon NovelToon

MY POSESIF MAFIA

MPM

MADRID | SPANYOL 03.44 pm

Diruang tamu mansion yg super luas yg terlihat seorang pria tampan bak dewa Yunani sedang duduk disofa.

Sementara pria paruh baya di depannya sedang asyik dengan minuman vodka-nya dengan ditemani 4 bodyguardnya yg setia berdiri dibelakangnya, dia adalah Bruno Smith dia adalah mafia yg terkenal di negara Spanyol.

" Il Signor Xavier ha bisogno di una a spa e voule vinere nella Mia picolla Vanilla ? " ( Adapakah Mr. Xavier sampai datang langsung ke mansion kecilku ini ? ).

Xavier hanya tersenyum miring menanggapi ucapan paruh baya itu, dengan menyilangkan kedua kakinya.

" Bukan kah aku sudah berbesar hati dalam memberikan pembagian itu ? " celetuk Xavier akhirnya, paruh baya itu langsung tertawa terbahak-bahak.

" Apa yg kau bicarakan Xavier ?? Tentu saja aku sangat sekali dengan pembagian itu " balas paruh baya itu.

" Lantas mengapa kau berusaha merebut wilayahku ! Bukan kah lebih baik jadi kucing penurut, dari pada jadi anjing yg menggonggong pada tuannya " balas Xavier penuh penekanan yg membuat laki-laki itu emosi.

" Jaga ucapanmu Xavier!! Kau berada di wilayah ku !! kenapa kau tidak membawa para kacungmu itu hahh " seru pria bernama smit itu dengan nada yg mulai tidak nyaman.

" Aku tidak pernah menganggapmu musuh Smith, kita adalah rekan bisnis " timpal Xavier yg membuat pria itu tertawa geli mendengarnya.

" Maaf Xavier tapi aku sudah tidak berminat bekerja denganmu, jadi sampai disini saja. Lagi pula persenjataan dari Mr. Britsly jauh lebih baik juga terjangkau " balas paruh baya itu.

" Ternyata kau tidak bisa berbisnis dengan baik Smith " ucap Xavier sambil menatap bengis lawannya kini.

" Tutup mulutmu Xavier !! " balas Smith dengan nada penuh emosi.

" semuanya sudah selesai tuan " kata seseorang diseberang dari earphone yg digunakan Xavier sekarang, Ia pun tersenyum puas.

" Baiklah kita akhiri saja kerjasama ini .. Cepat kau tarik anak buahku yg berada di wilayah ku sekarang " perintah Xavier mutlak.

" Kenapa harus kutarik, bukannya sah-sah saja aku menjual disana " tolaknya.

" Itu berlaku jika kau jadi partner Bisnisku Smith, aku sarankan supaya kau mengikuti ucapanku agar kau tidak menyesal nantinya " peringat Xavier dengan wajah datar andalannya.

" Aku sudah berbaik hati memberimu wilayah karena kau sudah kuanggap seperti keluarga !! Tapi kau menghianatiku ?? Sungguh kau tidak malu rupanya " sambung Xavier dengan penuh emosi.

" Bisnis adalah bisnis Xavier !! Tidak ada keluarga didalam bisnis ! " sahut paruh baya itu.

Beberapa detik kemudian Xavier terlihat mengeluarkan pistol yg berjenis S&W 500 M.

Seketika para bodyguard berlarian menuju ruangan itu dan menodongkan pistol juga pada Xavier yg membuatnya tersenyum puas.

" Anak buahmu sangat kaku Smith, padahal aku hanya ingin memberikan ini sebagai hadiah untukmu " ejek Xavier.

Xavier meletakkan pistol itu dimeja.

" Ini salah satu senjata organisasiku dsn belum aku penjual belikan "

" Kedatanganku kesini untuk mengajakmu bekerja sama lagi bukan untuk berperang. Anggap saja ini sebagai pertanda berakhirnya kerja sama ini " ucap Xavier sambil mengedipkan sebelah matanya, kemudian beranjak pergi.

" Aku tidak takut Untu berperang denganmu Xavier !! Organisasi Britsly sudah mendukung penuh organisasiku " Xavier hanya tersenyum dan segera pergi dari sana.

Namun sebelum Xavier benar-benar meninggalkan ruangan itu ia kembali lagi, dan mengatakan hal yg membuat paruh baya itu bingung.

" Semoga kau menyukai hadiah dariku ini Smith " ucap pria bermanik biru itu sebelum akhirnya benar-benar pergi.

Setelah sampai dihalaman mansion Xavier mengeluarkan sebuah remot kecil dari sakunya dan memencet remot itu sambil menampilkan smirk andalannya.

" Game Over " ucapnya sambil tertawa puas.

BOMMM!!!

Bom kecil yg sudah diletakkan anak buahnya di seluruh penjuru bangunan juga perkebunan ganja yg mengelilingi mansion itu langsung bersahutan saling mengerjakan tugasnya.

Pria itu adalah Xavier Felix Emanuel Hilton, seorang pengusaha sukses juga mafia kejam di Italia.

Bisnis bawahnya sangat sukses yg mengakibatkan hidupnya selalu dalam bahaya dan juga kematian yg menyapanya setiap saat.

Tak berselang lama datanglah sebuah helikopter dengan seseorang yg berbaju hitam datang dan memberi hormat pada Xavier.

" Kembali ke Italia sekarang .. Dan kau basmi para tikus yg ada di London jangan sampai ada yg tersisa " ucap Xavier dengan tegas pada anak buahnya itu.

" Baik tuan !! " jawab anak buahnya itu dan segera ia masuk kedalam helikopternyan dan kembali ke Italia bersama.

°°°°°

VANESIA | ITALIA 10.04 MALAM.

MANSION UTAMA HILTON

" Kau benar-benar keras kepala son, sudah berapa kali kukatakan menikahlah dengan Natasya ! Umurmu sudah tidak muda lagi " ucap paruh baya bernama Robert Van Hilton, ayah dari pria tampan yg saat ini tengah duduk santai diruang keluarga itu.

Sedangkan yg dinasehati hanya diam dan malah asyik memainkan kunci mobil yg berada di tangganya.

" Sudah berapa kali juga aku bilang Dad !! Untuk apa aku menikah jika hidupku sudah bahagia seperti ini "

" Kau harus punya keturunan Xavier!! Berhenti bermain wanita !! Lihat ibumu yg setiap hari menangis karena kelakuanmu itu "

" Wanita jalang itu bukan mommy ku " ucap pria bermanik biru itu.

" Jaga bicaramu Xavier !! dia itu istriku dan Daddy juga ingin segera mempunyai cucu. Daddy sudah tua son dan jangan sampai disaat Daddy meninggal nanti kau masih sendiri. Tidak akan ada yg mengurusmu, jadi menikahlah " perintah paruh baya itu.

" I don't care.. Daddy tidak bisa mengatur hidupku lagi !! " sambung Xavier.

" Aku bisa !! " timpal paruh baya itu.

" Sialan kau !! "

" Apa kau sekarang merasa kalah hm " ejek Robert sambil menikmati turunkan alisnya.

" Diam kau !! Dasar tua Bangka, aku akan membunuhmu! "

" Kau tidak akan bisa membunuhku son, karena kau masih membutuhkanku " cibir paruh baya tersebut.

Pria muda dengan wajah tampan itu lebih memilih pergi dari mansion orang tuanya itu.

Diawal pernikahan papanya itu, Xavier lebih memilih tinggal di apartemen. Sejak usia 21 tahun ia mampu membangun mansion mewah dan tinggal disana saat ini.

Xavier memang cerdas, pria itu menjalankan bisnis ayahnya diusia 17 tahun. Saat ia yg mengendalikan bisnis itu dia ternyata bisnis itu sangat melambung tinggi ditangannya.

Bahkan sekarang pria itu memiliki perusahaan sendiri tanpa bantuan ayahnya bahkan ia juga punya bisnis dunia bawah sebagai mafianya itu.

Organisasi bawah yg dipimpin olehnya sudah terkenal di seluruh dunia gelap, karena Xavier juga merupakan pemasok senjata ilegal di seluruh dunia dan juga pembuat obat-obatan terlarang lainnya.

Setelah dari mansion utama pria itu segera menuju pada tempat transaksinya.

°°°°

Waktu sudah menunjukkan pukul 2 dini hari namun pria berbadan kekar dan wajah datar itu sedang berada ditengah laut saat ini.

Dia bersama William yg menjadi sekertaris juga sahabatnya dan juga beberapa anak buah lainnya.

Mereka menggunakan kapal pesiar milik Xavier, tak beberapa lama menunggu terlihat dua helikopter menuju kearah mereka saat ini.

Beberapa tali dijatuhkan dan terlihat beberapa orang turun dan mendarat dikapal pesiar milik Xavier itu.

Disini tempat Xavier juga para koleganya bertransaksi narkotika juga senjata dalam jumlah besar, dsn juga menggunakan pelabuhan juga beberapa titik tempat lainnya.

" Wahhh ada apa ini ?? Tidak biasanya tuan Xavier ikut, sepertinya boss kami tidak tahu, mungkin jika tahu pasti akan ikut kesini juga " sapa anak buah kolega Xavier.

" Aku hanya memantau anak buahku apakah bekerja dengan benar atau tidak " balas Xavier datar.

Pria itu beranjak menuju Wiliam dan menepuk pundaknya " Lanjutkan transaksinya, aku akan pergi dulu " sambungnya setelah berjalan meninggalkannya.

" Baik tuan " balas Wiliam dengan membungkukan badan hormat padanya.

Xavier segera menuju speed boatnya dan segera pergi dari sana, pria itu akan menuju ke club' tempat ternyaman setelah sang ibu meninggal dunia.

.

.

.

" Xavier Felix Emanuel Hilton "

" Bruno Smith "

MPM

  Suara dentuman musik terdengar memenuhi club' ditengah kota Vanesia, terlihat seorang laki-laki tampan di kamar VVIP sedang duduk disofa.

  Pria itu membuka matanya dan menatap wanita yg saat ini berada diantara kedua kakinya, terlihat wanita itu sedang sibuk memberikan kenikmatan untuk pria itu.

  " Cepat lakukan ! " perintah Xavier dengan datarnya.

  " Tanpa pengaman ? " bantah wanita itu.

  " Jangan mengaturku bicth ! " bentak Xavier dengan kerasnya.

  Wanita itu segera melakukan menuruti perintah laki-laki itu dengan menahan kesal dihatinya, dia pun bergegas melakukan tugasnya yg membuat Xavier mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam menikmati servis yg dilakukan wanita pada juniornya.

  Kala ingin mendapatkan klimaks, terdengar suara gaduh dari arah luar pintu kamarnya yg membuat nafsunya hilang seketika.

  " Tuan !! Tuan !! Apa anda sudah selesai ? " dengan membabi buta seseorang menggedor-gedor pintu kamarnya.

  " Keluar Kau !! " perintahnya pada perempuan yg ada diatas juniornya saat ini.

  " Baik tuan " wanitabitu bergegas turun dari pangkuan Xavier dan membenarkan sedikit pakakiannya yg berantakan sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.

  Terlihat asisten Xavier memasuki ruangannya dengan wajah yg gugup, Xavier yg memang tidak sabaran segera bertanya.

   " Apa mulutmu mau aku robek atau tanganmu yg harus aku patahkan Will !!! " ultimatumnya pada William yg saat sudah berada dihadapannya.

  Wajah Xavier sudah mengeras dengan aura membunuhnya saat ini, dia benar-benar muak dengan tingkah asisten sekaligus sahabatnya ini.

  sementara William hanya bisa diam dan menunduk, karena ia pun juga sedang mengontrol rasa gugupnya untuk menghadapi sang boss kejamnya ini.

  " Maaf tuan, tetapi saya mendapatkan kabar kalau markas utama yg ada di Indonesia dibakar habis oleh seseorang dan semua senjata kita juga dibawa olehnya " jelas William, pria itu menutup matanya setelah melaporkan hal tersebut yg membuat Xavier tertawa terbahak-bahak.

  " Kau bercanda Will ? Apa kau pikir anak buahku selemah itu ! Berapa kerugiannya ? " sambung pria datar itu dengan suara yg makin dingin.

  " Kurang lebih sekitar 4 Triliun tuan " balas William dengan posisi masih menunduk tidak berani menatap wajah atasannya.

  Wajah Xavier sudah merah padam, tangannya mengepal erat dengan tatapan lapar ingin memangsa lawannya.

  " Apa si Kenneth sialan itu pelakunya ! " tanya Xavier dengan menahan emosinya saat ini.

  " Iya tuan dan juga seperti biasa dia meninggalkan ini " ungkap William sambi menyerahkan tablet pada Xavier.

  Terlihat foto disebuah puing-puing yg terdapat tulisan " Kau harus membayarnya Xavier ! Akan aku buat hidupmu menderita ! Karena kau telah membunuh keluargaku ! " Xavier hanya tertawa melihat pesan itu.

  " Memang selama ini hidupku bahagia Will ? Dasar kurang Kerjaan ! Persiapkan penerbangan keindonesia sekarang juga ! " sambungnya.

  " Besok kita harus melakukan transaksi senjata dengan Mr. Dilson tuan " balas William yg membuat kepala Xavier seperti akan pecah, kenapa masalah terus datang padanya sambil memijit pelipisnya dengan kasar.

" Kau urus yg disini Will ! Biar aku yg terbang ke Indonesia sendiri untuk masalah ini ".

••••

JAKARTA | INDONESIA | PUKUL 8 MALAM

Pria dengan wajah babak belur dan badan penuh dengan darah saat ini tergeletak tak berdaya di dalam gang sempit.

Pria itu merasa kesakitan disekujur tubuhnya.

Pria itu juga mengumpati dirinya sendiri karena sampai di Indonesia bukannya langsung kehotel malah menuju club' malam yg menjadi awal semua kejadian yg menimpanya ini.

Yahh .. Pria itu adalah Xavier. Setelah sampai di Indonesia, pria itu malah menuju ke club' untuk bersenang-senang sampai mabuk, namun itu justru mengakibatkan salah satu mengetahui keberadaannya disana dan menganggukan hajatnya dengan brutal dengan membawa banyak anggota.

Xavier tidak membawa anak buahnya karena ia merasa mampu untuk melindungi dirinya sendiri disana, namun takdir berkata lain. Beberapa menit kemudian terlihat seorang gadis berjalan dengan tergesa-gesa kearahnya.

Gadis itu sedikit berlari tergesa-gesa karena takut dimarahi oleh auntynya. Karena dari semalam ia berada dirumah sakit menunggu adiknya tunggalnya Ares Alexander Hilton yg baru berusia 7 tahun.

Gadis itu juga merasakan nyeri dan mengeluh sakit Dipayudaranya karena seharian ini dia tidak memompa asinya.

Gadis itu masih berusia 18 tahun, namun ia mengidap Galaktorea kondisi disaat tubuhnya yg kelebihan hormon, yg membuat sang gadis itu bisa menghasilkan asi. Gadis itu adalah Xivella Anara Wilson.

" aakkhhhhh " Xivella tersandung sesuatu yg membuat tubuhnya jadi jatuh dengan cantiknya diatas aspal.

" Sial .. Apaan sih tadi " gadis itu segera meraba sekitarnya untuk mencari ponselnya yg tadi juga ikut terjatuh bersama dirinya.

" Aarrrggghhhh " mata gadis itu membulat sempurna ketika menyinari benda yg membuatnya terjatuh tadi dengan ponselnya.

Gadis itu segera mendekati laki-laki yg bersimbah darah itu dan menjadikan pahanya sebagai tumpuan " Aku harus bagaimana ini sekarang ? "

Beberapa detik kemudian mata laki-laki itu sedikit terbuka yg disambut berbagai pertanyaan dari gadis dihadapannya ini.

Gadis itu memegang wajah laki-laki itu dan meneliti setiap lukanya " Bagaimana ini bisa terjadi ? siapa yg melakukan ini " tanya gadis itu dengan suara yg terdengar cemas.

Sementara pria itu diam dan mengamati manik mata gadis itu dan tangannya berusaha untuk menggapai wajah Xivella.

" Bellissimo " (cantik).

Setelah mengatakan itu mata Xavier kembali tertutup, gadis itu berusaha untuk menggoyangkan lengan Xavier " Kamu mengatakan apa ? Aku tidak bisa mendengarmu .. bisa lebih keras lagi ? "

Gadis itu terlihat mulai khawatir " Aku harus bagaimana ini ? Berpikirlah Ara, kenapa otakmu menjadi bodoh disaat yg seperti ini sih ! ".

" Paman ayo buka matamu, jangan mati dulu ! Nanti aku yg kena imbasnya jika kau mati disini ".

•••••

Mobil ambulans berjalan dengan cepat dengan bunyi sirine yg keras, sedangkan pria tadi mulai membuka matanya. Dia melihat lekat wajah civel yg sedang fokus mengahadap depan, terlihat PO sel digenggamanya bergetar.

" Iya ada apa kak ? Apa !! Bukannya tadi Ares baik-baik saja ! Baiklah aku akan kesana sekarang juga " gadis itu segera mematikan ponselnya.

" Pak kita mau kerumah sakit mana yah? " tanyanya.

" Kita mau kerumah sakit Mutiara kasih dek " jawab supir ambulance itu.

" Pak bisa lebih cepat lagi yah pakk " gadis itu terlalu khawatir dengan kondisi sang adik saat ini.

Beberapa saat kemudian ambulance sudah sampai dilobby rumah sakit, gadis itu segera turun dan ingin secepatnya menemui sang adik.

Saat xivella akan pergi tangannya dicekal oleh laki-laki itu, namun ia hempaskan dan segera berlari menuju ruangan tempat adiknya berada yg membuat laki-laki itu menggeram kesal.

" Kamu tidak bisa lari dariku baby girl.. Mulai sekarang kau adalah milikku " batin Xavier.

Xivella menggenggam erat tangan adiknya, dia sangat merasa bersalah karena telah meninggalkan adiknya sendirian tadi.

Satu panggilan masuk diponselnya yg sudah pasti dari auntynya, yg membuat xivella menghembuskan nafas kasar. Pasti nanti ia akan dimarahin habis-habisan olehnya karena sedari kemarin ia tidak pulang ke rumahnya.

Xivella memilih mengabaikan panggilan itu. Sudah tiga hari ini Xivella tidak masuk sekolah karena ia harus bolak balik dari rumah menuju rumah sakit untuk mengurus Ares.

Seperti saat itu, Xivella sedang menyiapkan makan malam untuk keluarga pamannya.

" Aunty setelah ini aku akan kembali ke rumah sakit dan besok pagi aku datang lagi " ujarnya.

" H.m " balas paruh baya itu.

Xivella melangkahkan kakinya menuju dapur untuk memakan makanannya. Nyatanya hampir 5 tahun ini hidup Xivella terasa seperti pembantu dirumahnya sendiri.

Beruntung pamannya masih sedikit mempunyai belas kasihan padanya. Saat menerima hukuman karena tidak becus bekerja, pamannya secara diam-diam memberinya makanan.

Perusahaan keluarganya juga diambil alih oleh pamannya. Gadis itu tidak keberatan juga karena dia tidak tahu menahu soal perusahaan. Xivella hanya fokus untuk menyembuhkan adik tunggalnya saja.

Saat akan makan gadis itu mendengar suara keras dari auntynya, gadis itu dengan langkah buru-buru menuju ruang makan untuk menemuinya.

" Xivella ! Sini kamu ! Dasar anak sialan " teriak paruh baya itu.

" Iya aunty, ada apa ? " tanya gadis itu, bukannya dijawab tapi satu tamparan mendarat dengan keras dipipinya.

Plakkk

" Kamu mau meracuni kami hah ! " teriak paruh baya itu dengan suara yg menggelegar.

" Maksud Aunty ? " tanya gadis itu kebingungan.

" Cicipi udang itu sekarang cepat ! " perintah wanita setengah tua itu.

" Maaf aunty, tapi aku kan alergi udang .. Makannya tadi aku tidak mencicipinya tadi " jawab Xivella, yg membuat wanita itu semakin marah padanya.

Satu tamparan kembali mendarat di pipi Xivella yg penuh dengan jerawat itu.

" Aku tidak peduli ! Kamu alergi atau tidak ! Bella mau makan udang sekarang dan kamu masak udangnya rasanya asin begini ! Kamu mau meracuni anakku hah !!! Dasar pembawa sial " amuk wanita dengan lantangnya.

Gadis itu hanya diam menunduk dan meremas ujung bajunya. Dia sangat lelah, kenapa hidupnya jadi sangat melelahkan. Disaat gadis seusianya sedang menikmati hidup dan berkutik dengan make up, tapi kehidupan gadis itu sekarang jadi seperti ini. Itulah satu alasan kenapa wajah Xivella jelek, karena ia tidak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri.

Jangankan untuk membeli skincare, untuk membeli baju saja dia harus berhemat. Mungkin jika Bella sedang baik moodnya dia bisa meminta baju lengseran darinya.

Dulu hidupnya bak seorang putri, tapi semenjak orang tuanya meninggal hidup Xivella bak seperti babu dirumahnya sendiri.

.

.

.

.

Jangan lupa like dan votenya guys ..😉

![](contribute/fiction/8807392/markdown/49641428/1719938831357.jpeg)

" Xivella Anara Wilson "

MPM

RUMAH SAKIT MUTIARA KASIH

   Pria dengan setelan serba hitam terlihat sedang menghampiri seseorang, dia terlihat membungkukkan badannya tanda memberi hormat " Tuan, anda sudah diperbolehkan untuk pulang, Apa kita terbang hari ini saja ? ".

   Pria yg terbaring di ranjang brankar itu segera mendelik tajam " Dimana Gadisku ! Jangan berpikir untuk pulang sebelum menemukannya sekarang ! ".

  Anak buah itu segera memberikan amplop besar berwarna coklat padanya, pria itu segera membukanya dan terlihat sebuah lengkungan manis dibibirnya tangannya dengan perlahan membuka map itu " Xivella Anara Wilson .. Nama yg cantik .. Apa ada lagi yg ingin kau sampaikan Will ? "

  " Nona juga mempunyai adik tuan dan juga dia dirawat dirumah sakit ini " jawab anak buah itu yg membuat pria itu semakin bersemangat.

   Bibirnya langsung tersenyum miring " Kerja bagus William ! "

  Sang anak buah langsung menanggapi pujian bosnya itu " Nona juga bekerja di sebuah cafe didekat sini tuan, apakah anda ingin menemuinya ? " pria dengan pakaian rumah sakit itu langsung tersenyum lebar.

  " Tentu, lakukan sesuai dengan arahan ku Will " pria itu tersenyum senang membayangkan rencana yg sudah ia susun guna untuk menemui gadis yg sudah memikat pandangannya dipertemuan pertamanya kemarin.

  " Baik tuan Xavier, saya akan mengatur semuanya " jawab William.

  " Kamu akan segera menjadi milikku sayang " dengan bibir terangkat Xavier berucap.

•••••

   Xivella segera menuju caffe untuk mencari pundi-pundi uang. Baru juga sampai, ia sudah sibukkan dengan banyak pesanan dari pelanggan. Dengan semangat ia segera menyiapkan pesanan dan juga mengantarkannya pada pelanggan.

   Sebenarnya gadis itu sangat risih dengan pekerjaannya, namun bagaimana lagi karena caffe itu juga milik sahabatnya Veronica jadilah ia ditaruh dibagian Waiter's.

  Kalau bisa memilih ia lebih baik bekerja sebagai tukang cuci piring atau office girl. Xivella sebenarnya sangat benci dengan pekerjaannya sekarang bagaimana tidak seragam kerja yg ketat membuatnya sangat risih karena sama seperti ia memperlihatkan bentuk tubuhnya serta rok pendek diatas lutut, itu yg membuatnya benci.

   Xivella juga haru melepaskan kaca mata bundarnya atas tuntutan dari sang manager. Dia juga diijinkan memakai masker saat bekerja guna untuk menutupi wajahnya yg berjerawat itu.

  Seperti saat itu ada seorang pria dengan lancangnya menarik tangannya yg membuat Xivella duduk diatas pangkuan pelanggan itu. Dimeja lain terlihat seorang pria sedang mengeraskan rahangnya dengan tatapan memangsa pada laki-laki yg saat ini membuat gadisnya yg berada dipangkuannya.

  " Fuck ! bagaimana bisa tangan kotormu menyentuh gadisku ! Lihat saja setelah ini hanya aku yg boleh menyentuhmu baby girl " pria tersenyum saat melihat gadisnya menampar juga menendang junior si pelanggan itu.

  " Goog girl " ungkap Xavier dengan menyunggingkan senyumnya.

  Dengan lancang pelanggan itu justru kembali melancarkan aksinya dengan memeluk erat tubuh Xivella yg sudah pasti gadis itu akan memberikan hadiah bogem mentah padanya.

  Gadis itu terlihat mengikut langkah sang manager " Sudah berapa kali aku bilang tahan saja ! Jangan membuat keributan. Apa kau tidak mengerti ucapanku Xivella hah !! " bentak sang manager padanya. Gadis itu tersenyum miring dan menatap tajam managernya.

  " Bapak lihat sendiri bagaimana kelakuannya ! Mana bisa saya menahannya ! " jawab Xivella yg tak mau kalah.

  " Aku tahu .. Tapi kau bisa bicara dengan baik-baik padanya Xivella ! " ujar sang manager sambil memijat pelipisnya, ia tahu sangat susah berdebat dengan karyawannya satu ini.

  Dia berusaha memberi saran lagi " Kau bukan preman Xivella dan bagaimana pun mereka pelanggan yg menggajimu ".

  Xivella hanya mengangguk diam tanpa peduli wajah sang manager yg sudah sangat kusut dan ia kembali melakukan pekerjaannya lagi.

  Sedangkan di meja lain Xavier terlihat enggan mengalihkan pandangannya pada gadis incarannya itu, pria itu terus menatap Xivella hingga sang manager pun sampai tidak berani untuk menegurnya.

  Karena tentunya uang_lah yg membuatnya diam, barulah setelah caffe itu tutup Xavier beranjak keluar dan menuju ke dalam mobilnya.

  Beberapa menit kemudian Xivella juga ikut keluar dan segera pulang, ia sudah sangat lelah dan merindukan ranjang empuknya.

  Baru juga beberapa langkah matanya menyipit melihat jalan yg biasa ia lewati untuk pulang ditutup, jadilah ia memilih jalan pintas pulang menggunakan rute yg lain.

  Gadis itu terpaksa melewati gang sempit waktu itu. Sementara itu dilain tempat pria itu tersenyum setelah mendengar kabar dari anak buahnya " Tuan nona sudah masuk perangkap anda " pria itu segera melajukan mobilnya dengan cepat menuju tempat eksekusinya.

Baru masuk setengah jalan Xivella merasa ada yg mengikutinya dari belakang. Saat dia menoleh benar saja, ada seseorang menggunakan hodie hitam dan celana sobek-sobek yg terlihat berpura-pura lagi berolahraga.

Bukankah orang itu terlihat bodoh ? Malam-malam gini berolahraga digang sempit seperti ini dan juga sekarang sudah pukul 11 malam, Xivella segera berlari secepat mungkin bak dikejar setan.

" Akkkhhhh .. Aku takuttt !!! " pekiknya sambil berlari dia mencari tempat persembunyian, beberapa saat kemudian terlihat didepan sana ia melihat ada sebuah tong besar.

Xivella mempercepat laju larinya supaya bisa sembunyi disana, soalnya orang itu menemukannya lebih dulu " Akkhh ! K-kamu siapa ? " tanyanya karena ia tidak mengenal pria tersebut.

Xavier mengambil tangan Xivella dan menariknya " Andiamo a casa " ( ayo kita pulang).

Gadis itu mematung ditempat dan bingung dengan bahasa yg digunakan oleh pria itu.

" Can you speak English please ? "

" You are mine. Let's go home " mata gadis itu membola sempurna.

"What ? Are you crazy ! " pekik Xivella kemudian menghempaskan tangan Xavier dengan kasar.

Pria itu menatap tajam kearah Xivella, yg membuat gadis itu sedikit bergidik ngeri. kemudian pria itu mengeluarkan suara beratnya lagi " Aku tidak perlu persetujuanmu baby girl " ucapnya sambil tersenyum miring.

" Mereka menggunakan bahasa inggris " batinnya.

" T- tidak ! Enak saja ! Aku tidak mengenalmu paman ! Lagi pula apa salahku ? " apa yg diucapkan Xivella membuat laki-laki itu kesal.

Bagaimana mungkin gadis itu memanggilnya dengan sebutan paman ?

" Kesalahanmu cuma satu, karena sudah membuatku jatuh cinta sayang ! " Jelas pria itu.

Xivella tertawa dengan sangat kencang yg membuat pria itu menaikkan salah satu alisnya tanda ia bingung dengan kelakuan gadisnya sekarang.

Xivella menatap lekat laki-laki didepannya ini dengan sedikit masih tersenyum geli " Matamu buta ? Lihat wajahku paman ! Apa yg kamu sukai dari wajah jelekku ini .. Arrggghh " tanpa berlama-lama lagi Xavier segera menggendong gadis itu seperti sedang memikul beras.

Xivella langsung mengeluarkan suara emasnya " Lepaskan aku brengsekk !! Tolong ! Tolong ! " gadis itu memukul punggung kekar Xavier dan juga kacamata bundarnya sudah terjatuh dengan cantiknya dibawah sana.

" Aku banyak uang sayang.. Aku akan membuat wajahmu menjadi cantik ! " ungkap Xavier.

" Dasar psikopat gila ! Lepass ! " teriak gadis itu lagi.

" Apa kamu tidak mau bertemu dengan adikmu baby ? " gadis itu langsung menghentikan pukulannya setelah mendengar ucapan laki-laki itu yg menyangkut dengan adiknya.

Dengan cekatan Xivella segera mengambil benda pipih di sakunya, dan langsung menghubungi seseorang " Halo kak Dicky. Ares ada dirumah sakit kan sekarang ? Dia lagi ada disana kan ? " tanya Xivella dengan beruntun dengan suara yg sedikit bergetar.

" Tadi ada beberapa orang berpakaian serba hitam, lalu membawa Ares pergi. Bukannya kamu yg menyuruh mereka Vel ? " jelas pria diseberang sana.

Seketika itu ponsel Xivella terjatuh diaspal " Dimana adikku bangsattt !!! " gadis itu segera menegakkan badannya didepan pria itu dan menatapnya dengan tajam.

Sementara yg ditanya hanya tersenyum manis sambil mengusap pipi sang gadis didepannya " Jangan mengumpat sayang.. Adik ipar berada di mansionku sekarang, kita akan segera menyusulnya sekarang ".

Tanpa menunggu jawaban Xivella, pria itu segera menghubungi anak buahnya " Segera bawa helikopter ketempatku berasa sekarang !Dan juga siapkan penerbangan ke Italia sekarang juga ! " gadis itu hanya terdiam dengan banyak pikiran yg ada dikepalanya saat ini.

.

.

.

To be continued

" Ares Alexander Wilson "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!