NovelToon NovelToon

Dibuang Kekasih Dimanja Lima Bos Besar

BAB 1

Seorang wanita yang bekerja setelah lulus kuliah. Dia bernama Ahim Famille seorang desainer perhiasan di Perusahaan Zaren internasional.

Dia memiliki kekasih bernama Dion Marsel. Dion sendiri masih menempuh pendidikan di sebuah universitas swasta di kota S tersebut. Namun, semua biaya di tanggung oleh Ahim. Dion bilang setelah dia mendapatkan pekerjaan dia akan langsung menikah dengan Ahim.

Hari ini adalah hati jadi ke-3 tahun mereka menjalin hubungan. Ya! Ahim dan Dion telah bersama selama 3 tahun. Mereka telah berjanji hari ini akan merayakannya di apartemen Ahim dan Dion.

Ahim yang ingin memberikan kejutan mengatakan kepada Dion bahwa dirinya akan pulang terlambat karena kendala pekerjaan. Namun yang tidak Dion tahu, Ahim sudah sampai di parkiran bawah apartemen mereka siang ini.

"Pasti dia kaget" ucap Ahim dengan senyum dan mulai berjalan dengan riang ke apartemen miliknya.

Saat sudah sampai di depan pintu apartemen, Ahim melihat pintu tidak tertutup rapat.

"Selalu saja ceroboh!" Ujar Ahim

Ahim secara perlahan membuka pintu apartemen dan berjalan masuk. Namun sesuatu yang sangat tidak terduga membuatnya terkejut.

Dia melihat sepasang sepatu perempuan berada didalam apartemen dan itu bukan sepatu miliknya.

Dengan perasaan gugup, Ahim berjalan masuk mengarah ke kamarnya.

"Ahhh,,, nghhh,,,dihh,,,onh,," lenguhan terdengar saat Ahim sedikit membuka pintu kamarnya.

Terkejut! Tentu saja! Bagaimana tidak?

"Stella" gumam Ahim setelah mendengar lenguhan perempuan itu.

Ahim tetap diam dan berada di depan pintu dengan air mata yang tak terbendung lagi.

"Kenapa hah,,, kau tidak suka?" Ucap Dion

"Bukan itu! Ahh.." lenguhan kembali terdengar saat Dion kembali memulai.

"Dion, apa kau tidak takut Ahim kembali sekarang?" Ucap Stella membuat Dion berhenti.

"Dia tidak akan pulang sebelum malam. Meski dia melihat kita, dia tidak akan berbuat apa-apa" ucap Dion dan kembali memulai aksinya.

Ahim yang sedari tadi mendengarkan membuat tekad yang kuat.

Saat mereka tengah asik dengan kelakuan mereka, Ahim dengan keras membuka pintu kamarnya.

*Brak

"Ahim!" Ucap keduanya terkejut.

"Kalian benar-benar keterlaluan!" Ucap Ahim dengan marah.

"Satu adalah kekasihku selama 3 tahun. Yang satu adalah sahabatku sejak kuliah.

Pengkhianatan kalian lengkap sudah" ucap Ahim lagi.

Namun, bukannya menyesal Dion dengan tenang menjawab

"Sudahlah, toh kamu juga tidak mau aku sentuh sejak pertama kita pacaran" ucap Dion santai.

"Iya Ahim, kamu cukup menjadi mendukung Dion sampai lulus dan aku akan memanjakan Dion dengan tubuhku. Kita sama-sama bagian penting dari hidup Dion" ucap Stella.

"Aku tidak mau menjadi mesin pencari uangmu" tegas Ahim.

"Lalu apa maumu sekarang Ahim Famille?" Ucap Dion dengan keras.

Ahim menarik nafas dalam-dalam sehingga dia bisa tenang dan tidak menangis di hadapan dua orang penghianat ini.

"Aku mau kamu dan dia keluar dari apartemenku" ucap Ahim dengan tenang.

Mereka terdiam sejenak lalu tertawa...

Ahim yang bingung atas tingkah mereka berdua lantas bertanya

"Apa yang kalian tertawakan? Apartemen ini aku yang membayar semuanya" ucap Ahim.

Mereka masih tertawa terbahak-bahak

"Sayang lihatlah ini" ucap Stella sambil menyerahkan sebuah sertifikat hak milik.

"Tidak mungkin!" Ahim terkejut melihat sertifikat apartemennya telah berpindah nama atas nama Dion.

"Sudah puas kamu! Sekarang pergilah dari sini! Kami ingin melanjutkan hal yang tertunda" ucap Dion dan langsung menindih Stella.

"Jangan begitu Dion! Apa kau mau ikut Ahim?" Ucap Stella dan mulai melenguh dengan permainan Dion.

Ahim yang marah pergi dari apartemen tanpa membawa barang apapun. Ahim kecewa, marah bercampur menjadi satu. Dia bingung harus bagaimana.

Ahim menangis tertahan sepanjang jalan, tidak peduli bagaimana orang melihatnya. Ahim hanya ingin untuk hari ini dia menangis dan setelahnya dia akan kembali seperti Ahim yang cantik dan ceria.

Ahim berjalan kesebuah komplek perumahan dimana dulu dia tinggal bersama neneknya. Walau sudah lama neneknya pergi Ahim selalu merawat rumah peninggalan nenek dan kedua orangtuanya itu.

Perlahan Ahim memasuki rumah tua tersebut. Meski rumah itu sudah lama tidak di tinggali namun rumah tersebut bersih dan rapi. Ahim berjalan memasuki kamar neneknya. Ahim saat ini sangat merindukan sosok nenek yang mungkin jika masih hidup akan langsung memeluk Ahim dengan sangat erat.

"Nenek!" Seru Ahim di atas tempat tidur neneknya.

"Nenek! Ahim rindu!" Ucap Ahim sambil mengambil foto keluarga mereka.

"Ma, Pa, Dion berkhianat. Dion selingkuh!" Ucap Ahim sambil membelai foto keluarganya

Ahim terus bercerita tentang hidupnya saat ini di depan sebuah bingkai foto kecil.

Saat Ahim ingin memeluk dan tidur di kasur neneknya, ada sebuah kotak kecil yang Ahim lihat setiap membersihkan tempat tidur neneknya.

Dengan penasaran Ahim membukanya karena sudah lama dia sangat penasaran dengan kotak tersebut. Saat Ahim membukanya, hanya ada sebuah ponsel tua dan sebuah surat.

Setelah membaca surat tersebut Ahim menekan kuat telepon genggam itu dan membuatnya menyala. Dan saat ponsel itu menyala terdapat sebuah foto 3 orang yang sangat hangat.

"Ini milik ayahmu Ahim! Hanya ini yang dia tinggalkan saat pergi bersama ibumu. Jangan salahkan nenek menyembunyikan ponsel ini! Karena mungkin ada rahasia dibalik ponsel ini." Isi surat dari nenek di dalam kotak

Ahim menangis lagi di dalam kamar neneknya cukup lama. Hingga Ahim tenang dan terlelap..

Di sebuah gedung perusahaan

Terdapat seorang pria tampan sedang duduk dan fokus dengan rapatnya.

Hingga sebuah notifikasi ponsel terdengar

"Sudah berapa kali aku ingatkan, jika saat rapat matikan semua ponsel kalian!" Tegasnya

Namun saat semua orang diam bunyi notifikasi ponsel terdengar lagi dan membuatnya marah

"Ponsel siapa itu?" Sentaknya

"Maaf Bos, itu dari ponsel Anda!" Ucap salah satu asisten disebelahnya.

"Aku tidak memiliki ponsel dengan notifikasi seperti itu. Jangan asal...." Belum selesai berucap dia teringat akan sesuatu.

Di sebuah aula hotel

Seorang pria mapan tengah berada di sebuah acara pesta juga mengalami nasib yang sama.

Di sebuah ruang kerja hotel

Seorang pria yang tak kalah tampan sedang memeriksa beberapa dokumen juga menerima hal yang sama.

Juga,

Disebuah perusahaan entertainment

Seorang pria sedang melakukan casting untuk mencari aktris dan aktor yang cocok untuk sebuah film besar menerima hal yang sama

Mereka berempat langsung mengambil ponsel lama yang tidak pernah aktif sebelumnya.

Dengan gugup mereka membuka notifikasi di ponsel tersebut.

"Ketemu!"

Itu yang mereka katakan setelah membaca notifikasi tersebut.

Orang-orang disekitar mereka kebingungan dengan apa yang mereka lakukan.

Namun seakan tidak mengetahui itu semua, mereka berempat melangkah pergi dari tempat mereka saat ini..

Bingung? Tentu saja! Dengan sebuah pesan singkat itu mampu membuat mereka langsung bergerak cepat. Siapa yang memiliki kemampuan itu?

BAB 2

Di sebuah gedung perusahaan

Seorang pria berdiri setelah membaca notifikasi di sebuah ponsel lama.

Dia adalah CEO Perusahaan Gibken bernama Joe Gibken. Dia putra tunggal keluarga Gibken di kota B. Perusahaan Gibken sendiri salah satu perusahaan terbesar di Negara X dalam bidang real estate.

"Bos, Apa yang terjadi?" Ucap asisten disebelahnya bernama Steve

"Siapkan mobil! Aku harus pulang sekarang!" Perintah Joe kepada Steve

"Dan kalian! Selesaikan semuanya dalam 2 hari!" Ucapnya kepada seluruh anggota dihadapannya

Setelah itu Joe pergi dengan Steve dan melaju pulang dengan mobil Joe.

Saat sampai di rumah, Joe dengan gugup ingin bertemu dan memberi kabar baik ini kepada orangtuanya. Namun saat sudah didepan pintu, Joe gugup dan bingung harus bagaimana.

Saat ingin membuka pintu

"Joe, tumben jam segini sudah di rumah" ucap sang ibu saat akan keluar rumah.

"Ibu mau kemana?" Tanya Joe

"Aku akan keluar sebentar. Ibu-ibu pada kumpul hari ini!" Jelasnya

"Bisakah kita bicara sebentar Bu, dengan ayah juga" ucap Joe

"Apa yang membuatmu gugup Joe?" Ucap ayahnya yang ikut keluar dari dalam rumah

"Kita bicara di dalam yah" ucap Joe dan menggandeng keduanya masuk kembali ke dalam rumah

Dengan penasaran keduanya ikut saja saat ditarik oleh putranya tersebut

Setelah duduk ayahnya Joe yang bernama Brian Gibken dan ibunya Joe yang bernama Delia Cellino langsung meminta penjelasan kepada Joe.

"Dia di temukan Yah, Bu!"" Ucapan Joe membuat keduanya tidak bisa berkata apa-apa.

Di aula hotel

"Tuan, anda mau pergi?" Tanya seorang wanita dengan pakaian seksi

"Aku harus pergi sekarang!" Ucap seorang pria dengan datar

"Tapi aku kesepian" ucap wanita itu menggoda pria tersebut

Dengan sengaja wanita itu bergelayut manja ditangan pria itu.

Namun pria itu adalah seorang CEO Perusahaan Cornelis bernama Luka Cornelis. Perusahaan Cornelis sendiri merupakan perusahaan besar di kota C yang bergerak dalam bidang produksi.

"Apapun tidak lebih penting dari ini!" Tegas Luka dan menghempaskan tangannya membuat wanita itu terjatuh kebelakang.

"Tuan!" Ucap asistennya bernama Yuki

" Ambil mobil! Kita pulang sekarang!" Ucap Luka dan langsung ditanggapi oleh Yuki dengan cepat dan mereka langsung menuju rumah Luka.

Di rumah Luka langsung memberikan kabar ini kepada orangtuanya. Ayahnya Luka bernama Nicolas Cornelis dan ibunya bernama Gisel Berli

Dan Kedua orang tua itu sangat senang dan mereka saling memeluk tanpa melepaskan untuk saat ini.

Disebuah hotel lain

Seorang CEO muda bernama Melto Savero. Putra tunggal dari keluarga Savero di kota D. Dia mendirikan sebuah perusahaan terbesar yang bergerak di bidang perhotelan bernama Perusahaan Hotel Savero.

"Rey, siapkan mobil! Antar aku pulang sekarang!" Ucap Melto

" Baik bos!" Ucap Rey dan langsung keluar menyiapkan mobil.

Saat Melto keluar dari hotel, tanpa basa basi Melto langsung masuk ke kursi penumpang. Rey yang akan membuka pintu terdiam ditempatnya.

"Tidak usah! Untuk sekarang masuk dan segera pulang!" Ucap Melto dari dalam mobil

Rey langsung masuk mobil dan melajukan mobil secepat yang dia bisa.

Dia yang sudah mengatakan kabar tersebut langsung di tuntut untuk mengatakan bagaimana dia mengetahuinya dengan segala macam pertanyaan oleh ayahnya yang bernama Alex Savero dan ibunya bernama Della Cesena

Di sebuah gedung entertainment

Seorang pria yang tengah melihat ponsel begitu senang bahkan tertawa.

Dia seorang CEO Perusahaan Entertainment terbesar di Negara X tepatnya kota M. Dia bernama Jeremy Brasserie. Putra tunggal dari keluarga Brasserie.

"Antar aku pulang sekarang!" Ucapnya kepada asistennya bernama Bamba

"Kalian pulang saja besok kita lanjutkan. Oh tidak tunggu kabar selanjutnya dariku" ucapnya dan langsung pergi bersama asistennya ke mobil pribadinya.

Tak jauh berbeda dengan ketiga lainnya. Jeremy pun langsung mendapatkan berbagai pertanyaan dari ayahnya yang bernama Pedro Brasserie dan ibunya bernama Carine Famille.

Pagi telah datang, Ahim yang sejak semalam berada didalam kamar neneknya terbangun saat ponselnya berbunyi.

"Ahim, kau dimana?" ucap seseorang dari seberang telepon

"Aku masih dirumah! Sepertinya aku tidak enak badan" Ucap Ahim dengan layu

"Tolong ijinkan aku ke Bos hari ini ya Angel" lanjut Ahim

"Baiklah! Setelah kerjaan hari ini selesai, aku akan ke apartemen mu" Ucap Angel wanita muda sahabat Ahim sejak masuk di perusahaan tersebut

"Aku sudah tidak di apartemen itu lagi" Ucap Ahim

"Apa maksudmu? Lalu, sekarang kamu dimana?" Ucap Angel

"Aku dirumah lamaku. Jika ingin tahu aku jelaskan dirumah" Ucap Ahim

"Oke, aku ke rumahmu setelah pulang kerja" ucap Angel dan menutup telponnya

Setelah telpon dari Angel selesai, Ahim bersiap untuk kembali ke apartemennya yang telah di ambil oleh Dion.

Bukan untuk kembali dengan Dion, tapi untuk mengambil semua miliknya yang ada di apartemen tersebut.

Setelah bersiap Ahim memesan taksi online dan berangkat ke apartemen Dion.

Setelah tiba di depan gedung Ahim segera masuk dan menaiki lift kelantai sepuluh tepat dimana apartemennya berada.

Namun saat tiba di lift, Ahim tidak sengaja menabrak seseorang.

"Maaf!" Ucap Ahim sambil menundukkan kepalanya

"Tidak apa! Kamu baik-baik saja" Ucap Pria itu

Setelah mendengar perkataan pria itu, Ahim menegakkan kepalanya dan melihat pria didepannya.

Wajah tampan, garis dagu tegas, mata tajam, alis yang sempurna, hidung mancung, menggambarkan wajah pria didepan Ahim saat ini.

Karena tidak mendapatkan respon dari wanita dihadapannya, pria itu melambaikan tangannya didepan Ahim beberapa kali. Ahim yang sudah sadar menyadari kebodohan yang  baru saja dia lakukan.

"Maaf" Ucap Ahim

"Aku baik-baik saja, sekali lagi maaf telah menabrak mu" lanjut Ahim dengan wajah yang sudah malu

"Manisnya" gumam pria tersebut tanpa ada yang mendengar

Karena masih didalam lift, Ahim tidak berbicara lagi dengan pria itu karena terlalu malu. Namun, Ahim masih curi-curi pandang terhadap pria itu.

"Sampai kapan kamu hanya akan melirikku?" Tanya pria tersebut karena tahu sedang dilirik oleh Ahim

Ahim yang ketahuan mukanya lebih merah lagi.

"Maaf aku..." Ucap Ahim terpotong karena pria itu langsung menariknya dan menahannya di dinding lift.

"Aku Marvel. Marvelous Vergara putra tunggal dari Ryu Vergara. Pemimpin perusahaan ekspor impor terbesar di Negara X dan sekitarnya. Aku juga memiliki Bisnisku sendiri" Ucap Marvel memperkenalkan dirinya.

Ahim yang terkejut hanya melihatnya dengan kebingungan.

"Aku tertarik padamu" Ucap Marvel pelan di telinga Ahim hingga Ahim tanpa sadar mendorong Marvel menjauh.

Meski tidak bermaksud apa-apa, wajah dan telinga Ahim kembali memerah setelah apa yang dilakukan oleh Marvel.

Marvel melihatnya dan tersenyum

"Kamu adalah satu-satunya wanita yang membuatku tertarik. Siapa namamu cantik?" Ucap Marvel seperti menggoda Ahim

"Ahim Famille" Ucap Ahim pelan namun masih terdengar oleh Marvel

"Punya pacar?" Tanya Marvel lagi

Namun sebelum Ahim menjawab, pintu lift terbuka...

BAB 3

"Punya pacar?" Tanya Marvel lagi

Namun sebelum Ahim menjawab, pintu lift terbuka...

Ahim yang malu langsung keluar dari lift tanpa melihat Marvel.Bukan Marvel namanya jika tidak berhasil mendapatkan jawaban darinya.

Marvel mengejar Ahim pelan namun pasti. Karena di lantai 10 ini hanya ada beberapa apartemen.

Marvel yang melihat Ahim dari jauh sedang mengetuk pintu sebuah apartemen.

Ahim memberanikan diri untuk mengetuk pintu didepannya.

Tok tok tok

Tak berselang lama pintu terbuka.

"Oh kamu kembali rupanya!" Ucap Dion

"Masuk dan masaklah, Aku dan Stella lapar" ucap Dion memerintah Ahim sambil memeluk pinggang Stella

"Maaf aku hanya ingin mengambil pakaianku" Ucap Ahim dan berjalan menuju pintu kamarnya.

"Oh lupakan Ahim sayang" Ucap Stella

"Aku sudah membuang semua pakaianmu kemarin malam. Itu atas ijin Dion" ucap Stella mengejek

"Kalian!" Ucap Ahim menahan amarahnya

"Berhentilah bertingkah! Kamu masih bisa kembali padaku. Asal kamu mau menurut dan melakukan semua yang biasa kamu lakukan. Itu sudah cukup! Benarkan Stella sayang?" Ucap Dion sambil mencium bibir Stella

"Menjijikkan!" Ketus Ahim membuat Stella dan Dion marah

"Apa kau bilang?" Ucap Dion marah

"Aku tidak akan kembali kesini lagi!" Tegas Ahim dan berjalan menuju pintu

"Oh satu lagi" ucap Ahim dan berbalik badan menghadap Dion dan Stella

"Stella, ambil saja sampahku ya tidak berguna! Aku harap kalian bahagia dan memiliki anak cucu yang banyak" lanjut Ahim dan berbalik pergi

Merasa direndahkan olah Ahim, Dion yang tidak terima menarik tangan Ahim didepan pintu apartemennya.

"Lepas Dion!" Teriak Ahim

"Tidak akan!" Ucap Dion dan kembali menarik Ahim masuk kedalam apartemennya

Namun sebelum Ahim masuk kembali kedalam, tangan Ahim yang satu lagi di pegang oleh seseorang

"Maaf bisa lepaskan tanganmu dari pacarku" ucap Marvel membuat Dion dan Ahim memandanginya

Melihat ada bantuan, Ahim langsung memanfaatkannya dan menghempaskan tangan Dion

"Siapa kamu?" Tanya Dion yang masih dalam keadaan terkejut

"Dia kekasihku!" Ucapan Ahim membuat Marvel senang

"Ya! Aku kekasihmu sayang" Ucap Marvel memeluk pinggang Ahim

Merasa tidak mau kalah didepan Dion dan Stella yang melihatnya, Ahim dengan berani membalas pelukan Marvel.

"Bajuku sudah dibuang oleh mereka" adu Ahim pada Marvel

Melihat Ahim seperti ini meski hanya acting dia sangat senang

"Jangan khawatir! Aku siap membelikan yang baru untukmu baby!"" Ucap Marvel menunjukkan black card-nya dan mengayunkannya di depan Dion dan Stella

Marvel yang masih mengikuti acting Ahim menarik Ahim untuk pergi dari sana.

"Tunggu! Kau sama saja denganku Ahim" Ucap Stella membuat Ahim dan Marvel berhenti

"Hei wanita jalang! Jangan samakan cantikku dengan dirimu!" Tegas Marvel sambil kembali membawa Ahim pergi.

Setelah kepergian Ahim, Stella dan Dion masih terdiam.

"Apakah itu mungkin?" Ucap Dion

"Ada apa? Kamu menyesal berpisah dengannya?" Tanya Stella dengan manja

"Tentu tidak sayang!" Jawab Dion membalas pelukan manja dari Stella

"Lalu apa yang kamu pikirkan?" Ucap Stella

"Hanya saja? Sepertinya aku pernah melihat pria tadi?" Ucap Dion bertanya-tanya

"Sudahlah! Jangan pikirkan tentang mereka!" Ucap Dion sambil menatap nafsu Stella

"Lebih baik kita memadu kasih sayang" lanjut Dion

"Kamu..." Ucap manja. Stella sambil memukul pelan dada Dion

Setelah pergi dari apartemen Dion, Ahim yang masih berjalan bersama Marvel mulai berbicara

"Terimakasih telah membantuku" Ucap Ahim

Marvel yang mendengar itu langsung berhadapan dengan Ahim

"Dia siapa?" Tanya Marvel

"Mantan pacar!" Ucap Ahim

"Kalau begitu kamu sendiri?" Tanya Marvel

Ahim hanya mengangguk

"Bisakah aku mulai mengejar mu?" Tanya Marvel sungguh-sungguh

Ahim terkejut dengan pengakuan Marvel

"Kamu suka aku?" Tanya Ahim

Marvel menjawab dengan anggukan

"Bagaimana bisa?" Tanya Ahim lagi

"Apakah ada alasan untuk menyukaimu?" Tanya Marvel

Ahim hanya menggeleng

Dengan yakin Marvel mendekati Ahim

"Aku Marvelous Vergara. Belum pernah menjalin hubungan apapun dengan wanita manapun" jelas Marvel

"Tapi kamu bahkan belum tahu siapa aku?" Ucap Ahim

"Kalau begitu katakan tentangmu sebagai jawaban kalau kamu memperbolehkan aku mendekatimu" ucap Marvel

"Tapi..." Ucap Ahim ragu

Marvel menggenggam tangan Ahim

"Aku tahu kamu baru saja terluka. Aku tidak akan memaksamu" ucap Marvel

"Tapi ijinkan aku mengobati lukamu. Jika bukan sebagai kekasih, bisakah aku mendekatimu sebagai teman?" Lanjut Marvel

"Ahim Famille. Seorang yatim piatu. Tinggal di sebuah rumah kecil di komplek perumahan brand Z nomor 07. Bekerja di Perusahaan Zaren Internasional sebagai desainer perhiasan" ucapan Ahim membuat Marvel senang dan tanpa sadar memeluknya

"Tuan Marvel!" Ucap Ahim sambil mendorong tubuh Marvel

"Oh maaf! Maafkan aku!" Ucap Marvel

Keduanya diam untuk beberapa saat dan Marvel menawarkan untuk mengantar Ahim pulang ke rumah dann disetujui oleh Ahim.

Sesampainya di rumah Ahim, Marvel langsung pulang setelah melihat Ahim masuk kedalam rumah.

Di sebuah hotel bintang lima di kota S

Empat keluarga kaya raya sedang berkumpul

"Apakah kalian sudah tahu dimana dia tinggal?" Ucap Alex Savero

"Lokasi ponselnya ditemukan, tapi kami belum kesana yah" ucap Melto

"Aku sangat ingin bertemu dengannya" seru Carine

"Tenanglah Bu! Aku janji akan membawanya ke hadapanmu hari ini" Ucap Jeremy

"Jangan salahkan ibumu Jeremy! Bagaimanapun dia adalah bibi untuknya. Aku pun saat ini merasakan apa yang ibumu rasakan meski aku tidak ada hubungan darah dengannya" Ucap Gisel

"Sudah, sudah! Jika kalian sudah mengetahui alamat dia tinggal, siang nanti kita menuju kesana" ucap Brian

"Jika semua kesana bisa-bisa dia yang kabur" tutur Joe menanggapi perintah ayahnya

Meski mendapat tatapan tajam dari ayahnya Joe hanya mengangkat bahu.

"Joe benar Om! Bagaimanapun dia tidak mengetahui bahwa dia memiliki kita! Meski bukan saudara kandung tapi ayahnya adalah sahabat kalian." Ucap Melto

"Aku setuju denganmu Mel!" Ucap Luka

Setelah mendengar penuturan dari Melto semua terdiam memikirkan hal itu.

"Lalu apa yang harus dilakukan agar dia mau bersama kita?" Tanya Della

"Iya! Sekarang semua sudah berbeda! Kita bisa membuatnya bahagia meski tanpa orang tuanya" ucap Gisel

"Bagaimana kalau begini?" Ucap Jeremy seketika membuat mereka semua menunggu kelanjutan rencana Jeremy

"Aku akan pergi sebagai sepupunya, bagaimanapun darahnya dan darahku pasti ada kecocokan" lanjut Jeremy

"Kalau begitu biar aku saja, aku pasti lebih cocok untuk itu" ucap Carine memotong ucapan Jeremy

"Apakah ayahnya memberitahu bahwa dia memiliki seorang adik?" Tanya Alex

Carine menggeleng

"Bu, biar aku yang menemuinya dulu! Sebab usia aku dan dia tidak jauh berbeda. Jadi aku usahakan dia akan mengerti dan mempercayaiku" ucap Jeremy

"Benar yang dikatakan Jeremy Tante! Saat ini kita serahkan pertemuan pertama kita dengan Jeremy." Ucap Luka menengahi

"Baiklah Nak! Usahakan agar kami bisa bertemu dengannya secepatnya" Ucap Carine

"Iya Bu! Pasti!" Ucap Jeremy

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!