Attarazka Desta Firmansyah pria blesteran Inggris -Indonesia berusia 30th. Seorang CEO di sebuah perusahaan besar Atarikza Group.Dia merupakan anak tunggal Damara Adi Firmansyah dan Batari Ayu.
Attar adalah seorang CEO yang tegas dan juga selalu bersikap dingin dengan siapapun kecuali keluarga nya dan para sahabatnya.
Attar menikah dengan Clara Adelin yang terpaut tiga tahun di bawahnya.Clara berprofesi sebagai dokter di sebuah Rumah Sakit besar di ibukota.
Pernikahan Clara dan Attar sudah berjalan selama enam tahun namun belum juga dikaruniai keturunan. Pernikahan Clara dan Attar sebenarnya tidak terlalu di setujui oleh ibu Attar yaitu Batari Ayu biasa di panggil Ayu.
Karena bagi Ayu, Clara adalah seorang perempuan egois dan silau akan harta Attar.
Ayu yang merasa pernikahan Attar sudah lumayan lama meminta Attar dan Ayu untuk konsultasi ke dokter untuk mengusahakan agar cepat mendapatkan momongan. Walaupun memang semua itu kembali pada takdir Allah tentunya. Ayu juga mengusulkan untuk menempuh program bayi tabung karena bagi Ayu Attar dan Clara mampu untuk menjalani nya.Namun sampai sekarang Clara masih enggan untuk melakukan hal itu, karena beralasan masih sibuk dengan kariernya.
Gendhis Anindita Nastiti gadis yang di besarkan di panti asuhan membuat dirinya merasa jika dirinya harus selalu memberikan yang terbaik untuk para penghuni panti tersebut . Apalagi sosok ibu panti yaitu Bu Ratna yang susah payah untuk merawatnya sedari kecil.
Takdir Gendhis yang di pertemukan dengan bos baru nya di Atarikza Group membawa keputusan besar untuk hidup nya kedepan.
Gendhis mengambil pilihan yang mengantarkan dirinya menjadi istri kedua seorang Attar CEO dari tempat dia bekerja karena sebuah alasan yang besar.
Dalam masa kembalinya,dia harus di pertemukan lagi dengan dua orang yang menjadi alasannya pergi menghilang dari kota dia di besarkan.
Dalam masa pernikahan nya dengan Attar, Gendhis di hadapkan dengan sebuah fakta jika ternyata istri pertama Attar adalah Clara, orang yang dulu dia anggap sahabatnya ternyata dialah yang menusuknya dari belakang. Dua kali merasakan patah hati oleh orang yang sama membuat Gendhis merasa dunia tidak adil untuk dirinya. Apakah dia boleh egois , untuk kali ini saja ??
Bolehkan hanya dia yang memiliki Attar seorang? Lalu Siapa yang akan Attar pilih sebagai istri, jika diantara kedua istrinya itu tidak mau dimadu?
Ikuti kisahnya di cerita ini yaaa..
Happy Reading
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Lembayung senja menampakan semburat jingga nya. Terlihat seorang Attarazka Desta Firmansyah atau Attar baru saja sampai di rumah besarnya.
Saat Attar masuk ke dalam rumah itu , dia hanya bisa merasakan kesunyian.Tak ada celotehan anak-anak kecil apalagi tak ada sambutan hangat istrinya Clara.
Attar hanya bisa menghembuskan nafas kasarnya dan melangkah masuk ke dalam rumahnya. Sampai di dekat tangga , seorang ART menegur dirinya dan membantu membawa tas kerjanya dan juga jas miliknya.
" Maaf den,mau di buat kan kopi dulu den?" tawar bi Sari pada sang bos.
"Nggak usah bi, saya mau mandi dan istirahat sebentar." jawab Attar dan langsung diangguki oleh sang ART. Attar kembali meneruskan langkahnya untuk naik ke lantai dua menuju kamarnya.
Attar membuka pintu kamar nya dan menilik seluruh sudut kamar.
KOSONG. Attar menghembuskan nafas kasarnya karena mendapati kamarnya masih kosong. Ternyata sang istri tercinta nya belum pulang dari Rumah . Attar mencoba menghubungi nomer Clara sang istri namun tak ada respon.
"Kemana kamu Cla, apa ada Operasi mendadak ya.." gumam Attar.
Karena memang profesi Clara istri Attar sebagai Dokter,jadi Attar berpikir jika memungkinkan istrinya dapat tugas untuk ikut dalam operasi. "Tapi, kalau dia ikut operasi pun dia akan telpon atau kirim pesan. Tapi, seharian pun dia tumben nggak ada sama sakit.
"Dia pulang telat lagi, tapi kenapa nggak chatt aku sih, CK.. sudahlah..aku harus berpikir positif. Sebaiknya aku mandi dulu." gumam Attar langsung masuk ke dalam kamar mandi guna membersihkan dirinya.
.
.
Sementara di sisi lain seorang perempuan cantik dengan jilbab pashmina nya,baru saja sampai di bandara Soekarno-Hatta.
"Alhamdulillah, sampai juga. Welcome back Gendhis ." gumam nya segera menyeret koper miliknya untuk mencari taxi untuk menuju apartemen yang sudah dia sewa.
Tak lama dia mendapatkan taxi dan langsung menuju apartemen yang sudah dia sewa untuk beberapa bulan .
"Alhamdulillah, akhirnya finish, sampai juga.."gumamnya saat masuk ke dalam apartment itu.
Tidak terlalu luas, hanya ada satu kamar. Ruang makan dan ruang tamu dan dapur berdekatan tak terhalang oleh apapun.
Gendhis Anindita Nastiti gadis cantik berumur 27th yang betah menyendiri tanpa mau berpacaran.
...----------------...
Kembali ke kehidupan seorang Attar.
"Akhirnya kamu pulang juga !" suara berat Attar membuat Clara yang baru saja masuk ke dalam kamarnya terkejut.
Clara berpikir jika suaminya sudah tidur dan pastinya dia tidak akan di pusingkan dengan banyak pertanyaan dari laki-laki itu. Tapi nyatanya dugaan Clara salah. Dia harus melihat tatapan tajam dari pria yang berstatus suaminya itu yang kini berdiri tak jauh dari posisinya berdiri.
"Ah..kamu buat aku terkejut saja mas, aku kira kamu sudah tidur."ucapnya dengan mendekat ke arah suaminya.
"Maaf ya aku baru pulang. Kebetulan tadi ada seminar mendadak di Bandung dan aku nggak bisa leluasa untuk menghubungi kamu." ucap Clara memberikan alasan pada suaminya dengan mengalungkan kedua tangannya di leher lelaki itu.
"Seminar di Bandung, kamu sudah beberapa bulan ini selalu mengambil seminar di luar kota. Tumben," ujar Attar dengan memicingkan matanya menatap wajah istrinya dengan ekspresi yang sulit di artikan.
Melihat respon suaminya yang terlihat tak biasa membuat Clara melepaskan diri dari dekapan sang suami. "İ_iya, aku pikir sekarang ini sudah saatnya aku lebih banyak belajar dan aku berencana untuk mengambil spesialis." ungkap Clara dengan menatap wajah suaminya.
"Kamu yakin mau ambil spesialis, katanya kamu mau ikut saran mama buat fokus sama program kehamilan kamu. Kalau kamu ambil spesialis pastinya akan sibuk dan kamu tidak akan konsentrasi dengan promil kita." ucap Attar yang merasa istrinya sedang menghindari dirinya.
Clara menghembuskan nafas kasarnya dan menatap wajah suaminya. "Bukan aku nggak mau punya anak, tapi terus terang aku belum siap buat promil. Lagi pula waktu kemarin kita jalankan Inseminasi pun akhirnya gagal juga. Dari pada aku stres mikirin kemauan keluarga kamu yang selalu mendesak aku untuk hamil ,mendingan aku ngambil spesial dan memperbanyak ilmu. Kali aja dengan jalan ini aku bisa tahu cara yang lebih mudah untuk kita punya anak." ungkap Clara dengan santainya.
Mendengar ucapan istrinya itu membuat Attar meradang.
"Yah nggak bisa gitu Cla, aku rasa kamu mulai berubah beberapa bulan ini, ada apa ? Kamu punya masalah, kamu bisa cerita sama aku. Cla, aku ini suami kamu." ucap Attar merasa geram dengan sikap istrinya yang terlihat tak pernah serius untuk membahas tentang bagaimana mereka bisa mendapatkan keturunan.
"Sudahlah, aku lelah. Lebih baik kamu tidur. Aku juga lelah mau tidur. Kalau kamu mau anak bisa saja kamu sewa saja orang buat mengandung benih kamu,beres " ucap Clara dengan entengnya.
Attar yang mendengar penuturan istrinya itu pun melebarkan matanya. "Apa kamu bilang, jangan gil* kamu Cla, itu ilegal." bentak Attar menatap nyalang ke arah sang istri.
"Lalu bagaimana, mau nikah lagi?" tanya nya santai.
"Kamu memang sudah ngaco,jangan buat aku hilang sabar atas samua kelakuan kamu Cla !" sentak Attar.
Clara bahkan masih cuek dengan bentakan suaminya yang terlihat meledak-ledak.
Brak..
Malas dengan ucapan suaminya Clara pun memutuskan untuk masuk ke kamar mandi membuat Attar menatap geram pada istrinya
Dor..dor..dor..
Attar menggedor pintu kamar mandi dengan memanggil nama sang istri.
"Cla ..Clara ...kita belum selesai bicara Cla..!!" teriak Attar merasa frustasi dengan kelakuan sang istri.
"Lihat saja,kalau kamu terus begini, akan aku lakukan apa yang kamu bilang tadi ." gumam Attar merasa tertantang dengan ucapan Clara tadi.
Akhirnya Attar pun memilih untuk pergi ke ruang kerjanya dan bahkan dia tidur disana.
Nasib-nasib.....
To be continued....
Pagi ini yang cerah di lewati Gendhis dengan rasa semangat. Hari ini dia akan datang ke sebuah perusahaan besar yang kemarin mengabarkan jika dirinya di terima bekerja disana.
Dia mendapatkan informasi jika CV nya di approve oleh perusahaan tersebut. Maka dari itu dirinya ada di sini,di Atarikza Group.
Tepat jam delapan pagi Gendhis sampai di depan gedung tinggi milik Atarikza Group. Sia masuk ke dalam lobby perusahaan itu.
"Gendhis !" panggil seseorang.
Gendhis yang merasa ada yang memanggil namanya pun menoleh ke sumber suara.
"Luna , akhirnya aku ketemu kamu !" ucap Gendhis senang.
Luna dan Gendhis pun berpelukan dengan erat. " Kamu sudah siap kan?" tanya Luna menelisik penampilan Gendhis hari ini.
"Kenapa kamu lihat aku gitu, ada yang salah sama baju aku?" tanya Gendhis bingung dengan tatapan sahabatnya itu.
"Nggak papa, hanya aku lihat penampilan kamu makin hari makin buat kamu cantik. "ujar Luna menelisik penampilan sahabatnya itu sungguh berbeda.
Yah, Luna yang notabene nya teman kuliah Gendhis tentu tahu jika gadis itu sudah berpakaian tertutup dan itu menambah pesona Gendhis.
"Ayo Dis,kita ke ruangan HRD. Nanti dari sana kamu aku antar menemui bos." ucap Luna membawa sahabatnya untuk ke ruangannya.
Di ruangan tersebut Luna melakukan proses menandatangani kontrak kerja yang tertulis kontrak awal satu tahun.
Setelah selesai dengan dokumen dan kontrak kerja yang di maksud, Luna membawa Gendhis ke lantai 20 untuk bertemu bos mereka.
"Pagi mba Sisil !" sapa Luna pada wanita yang duduk di meja depan sebuah ruangan .Keadaan wanita itu pun terlihat dalam keadaan hamil besar.
"Haii..Lun..." jawab perempuan bernama Sisil dengan ramah.
"Bos ada mba?" tanya Luna pada Sisil.
"Ada ,apa ini calon sekretaris pak bos yang akan gantiin aku Lun?" tanya Sisil dengan menatap Gendhis.
"Eh iya mba,kenalin ini mbak Sisil Dis,dan mba Sisil..ini Gendhis sekretaris yang akan menggantikan mba Sisil." ucap Luna mengenalkan mereka satu sama lain.
"Sisil."
"Gendhis mba.."
Kedua perempuan itu pun saling berkenalan setelah itu, Gendhis diajak menemui bos mereka di ruangannya.
Tok tok tok
"Masuk." sebuah suara bariton memerintahkan untuk masuk.
Luna pun membuka pintu tersebut dengan perlahan.Sementara Gendhis pun mengekor di belakang Luna.
"Pagi pak Attar pak Niko." ucap Luna menyapa dua orang yang ada di ruangan itu yang terlihat sedang sangat serius membahas sesuatu.
"Pagi Lun, ada apa ?" tanya Niko menatap Luna dan juga perempuan yang ada di samping Luna.
"Maaf pak Niko, saya sudah membawa karyawan baru yang akan menjadi sekretaris pak Attar untuk menggantikan mba Sisil."jawab Luna memberitahukan keperluan nya ke ruangan sang bos.
Terlihat Niko mengangguk dan paham akan maksud Luna.
"Ini data dan juga surat kontrak nya yang sudah dia tanda tangani dan saya minta persetujuan pak Attar sekarang." ucap Luna dengan menyodorkan dia dokumen ke arah meja di depannya.
Terlihat laki-laki yang bersandar di kursi kebesarannya melirik tajam ke arah Luna dan Gendhis.
"Kamu boleh pergi, tinggalkan dia disini." ucap Attar dengan nada dingin.
Luna pun mengangguk dan undur diri dari ruangan sang bos.Sekarang ada Niko,Attar dan Gendhis.
"Nama kamu siapa?" tanya Attar dengan membalikkan dokumen yang ada di tangannya.
"Saya Gendhis pak,Gendhis Anindita Nastiti."jawab Gendhis menyebutkan nama lengkapnya.
"Pengalaman bekerja ,lumayan bagus.Kamu sebelum nya di Surabaya?" tanya Attar melihat dokumen yang tadi Luna berikan padanya seraya membubuhkan tandatangan nya di dokumen itu.
"İya pak,." jawab Gendhis dengan sedikit gugup . Rasanya baru kai ini dia menghadapi situasi seperti ini. Dia sudah beberapa kali melamar pekerjaan tapi entah mengapa aura di ruangan Attar begitu berbeda.
"Baiklah, kamu bisa bekerja mulai hari ini dan kamu bisa melihat dan merekap schedule saya dari Sisil."ucap Attar dan melakukan panggilan melalui interkom untuk meminta Sisil ke ruangannya.
...----------------...
Gendhis mengikuti langkah Sisil dan mencatat segala yang di arahkan Sisil padanya.
Sisil cukup senang karena Gendhis begitu tanggap dan juga cekatan.
"Pantas saja kamu di bilang salah satu karyawan terbaik di Perusahaan kamu sebelumnya.Kamu bekerja dengan baik dan juga cekatan." ujar Sisil memuji kinerja Gendhis.
"Mba Sisil bisa saja .Gendhis juga masih harus banyak belajar mba.Beruntung Gendhis bisa ketemu mba Sisil sebelum cuti dari pekerjaan ini, jadi Gendhis bisa belajar dari mba, terimakasih mba.." ucap Gendhis dengan tulus.
"Kamu ini ada-ada saja.Aku juga senang bisa kenal dengan kamu Gendhis.Nanti kalau aku sudah cuti entah bisa balik lagi kesini atau nggak, tapi yang jelas kamu masih mau kan kita berteman." ucap Sisil pada Gendhis.
"Mba Sisil ini, ya pasti mau mba.." jawab Gendhis dengan senang hati.
"Aku malah bersyukur karena mba mau kenal dan berteman sama aku. Teman ku selama ini hanya Luna. Semenjak Luna kerja di Jakarta ini, aku di Surabaya hanya sendiri makanya Luna selalu bawel buat minta aku pindah.Kebetulan ada lowongan disini, makanya aku diminta Luna untuk ikut memasukkan CV dan Alhamdulillah keterima." terang Gendhis.
...----------------...
Tok tok tok
"Masuk " suara lantang dengan perintah untuk masuk ke dalam ruangan itu pun membuat Gendhis membuka pintu tersebut.
"Maaf pak,saya di suruh serahkan laporan ini sama mba Sisil." ucap Gendhis.
Attar yang sedari tadi sibuk melihat ke arah laptop nya pun dengan sekilas menatap Gendhis. Attar meraih map yang di serahkan Gendhis.
"Kamu sudah pelajari dokumen ini?" tanya Attar.
"Maaf pak,belum." jawab Gendhis.
Attar menutup map tersebut dan meletakkan diatas meja nya.
"Kamu pelajari dokumen itu, setelah makan siang kamu ikut saya untuk meeting." ucap Attar membuat Gendhis bingung. Karena setahu dia Attar akan meeting di dampingi Sisil.
"Tapi pak bukannya mba Sisil..
"Sisil biar stay di kantor, kasihan perutnya sudah besar. Saya nggak tega lihat dia kelelahan." serobot Attar menjelaskan kenapa dirinya mengajak Gendhis.
"Oh..baik pak, saya akan pelajari.Saya permisi pak.." pamit Gendhis yang beranjak meninggalkan ruangan bos nya itu.
"Hemm .." jawab Attar singkat bahkan dia pun tak menghiraukan Gendhis lagi.
...----------------...
Pagi ini terlihat Clara dengan koper sedang nya yang sudah siap di samping sofa.Clara mendekati suaminya yang masih terlelap tidur di ranjang king size milik mereka.
"Honey, bangun lah..sudah pagi." bisik Clara membangunkan Attar yang masih setia memejamkan matanya.
Hoammmm..
Attar mulai membuka matanya dan menyipitkan matanya menatap sang istri yang berdiri di samping ranjang miliknya.
"Kamu mau kemana lagi? Seminar lagi?" tanya Attar dengan wajah tak bersahabat.
"Ayolah honey, aku cuma seminggu di Lombok. Aku akan segera kembali." ucap Clara membujuk sang suami yang terlihat tak suka dengan kepergian nya.
"Selalu saja begitu. Aku ingin kamu full mengurusku.Rasanya aku seperti bujangan walaupun nyatanya punya istri. Sampai kapan kamu bersikap seperti ini.Apa kamu akan berubah saat aku sudah membawakan mu madu hemm?" ucap Attar memandang jengah pada sang istri.
Bukannya marah atau khawatir saat Attar mengatakan hal itu, Clara malah biasa saja bahkan terkekeh mendengar penuturan suaminya.
Clara berpikir jika mustahil suaminya akan melakukan hal itu.
To be Continued..
Clara bahkan terkekeh mendengar ucapan suaminya. Baginya seorang Attar itu sangat mustahil untuk melakukan poligami. Bahkan yang dia tahu jika Attar terlalu bucin pada nya. Buktinya Attar nekad menikahi dirinya walaupun ibunya tak pernah setuju dengan Attar menikahi Clara.
Namun dengan seribu kali Attar memohon pada sang ibu untuk merestuinya karena baginya kebahagiaannya bersama Clara.
Clara sangat yakin jika Attar begitu setia dengannya dan tidak akan mungkin mendoakan nya.
"Ayolah honey, jangan seperti ini. Aku seminggu saja di Lombok. Aku juga ingin melanjutkan spesialis ku nanti. Kalau jadi aku akan mengambil spesialis ku di Korea." ungkap Clara.
Duarrr💥
"Apa!! Kamu memutuskan nya tanpa berdiskusi dengan ku Cla,aku suamimu ! Kamu seenaknya memutuskan untuk kuliah di Korea tanpa persetujuan ku, kamu sama saja nggak menghargai aku sebagai suami kamu Cla !!"
Attar begitu terkejut dan sekaligus marah pada sang istri yang begitu berani membuat keputusan tanpa bertanya dulu padanya.Attar benar-benar tidak mengerti kenapa istrinya sekarang ini mengesampingkan dirinya sebagai suami.
"Attar, ini kesempatan aku untuk menunjang karier ku di dunia kedokteran. Aku ingin karier ku tak berhenti di tempat." kekeh Clara dengan entengnya mengatakan hal itu membuat Attar semakin geram mendengar nya.
"Cla, kamu hidup dengan ku walaupun tanpa kamu bekerja pun sudah membuatku bangga dan untuk uang pun kamu nggak akan kekurangan. Uangku cukup untuk buat kamu berfoya-foya dan hartaku pun masih banyak buat anak-anak kita bahkan cucu dan cicit kita pasti tak akan kekurangan."ungkap Attar dengan wajah yang terlihat memohon kepada istrinya itu.
Clara tetap saja diam dan tetap menampilkan wajah yang biasa. Walaupun memang dia tahu suaminya sedang marah tapi, dia masih bisa bersikap santai.Karena dia tahu Attar tak akan pernah bisa marah lama padanya.
Mungkin nanti pulang dari Lombok setelah di berikan jatah nya pun kembali melunak.
"Batalkan niatan kamu untuk kuliah di Luar Negri. Kalau mau ambil spesialis ambil di Indonesia. Biaya semua aku penuhi.Tidak perlu mengejar beasiswa sampai jauh-jauh ke luar negeri." Kali ini Attar benar-benar hilang kesabaran nya. Sudah berbulan-bulan Clara bersikap seenaknya padanya.
Dia harus selalu mengalah dari awal pernikahan mereka.Apalagi sudah enam tahun berlalu mereka menikah dan keluarga Attar mulai mendesak dirinya untuk mempunyai momongan.Attar juga ingin mempunyai keturunan walaupun harus berjuang susah payah untuk mendapatkan nya.
"Sudahlah, jangan kekanakan seperti itu, kita sambung pembicaraan ini nanti. Aku sudah hampir telat.Bye..jaga dirimu baik-baik ." ucap Clara mengecup sekilas bibir suaminya dan berlari kecil dengan menyeret koper nya untuk meninggalkan kamar nya.
"CLARA !!' teriak Attar yang menggema di kamarnya.
"Aku akan mengabarimu setelah sampai sana !" ucap Clara sebelum dia menutup rapat pintu kamar nya.
"Sial ! Dia tidak mendengarkan ucapan ku lagi ! Percuma pontang panting kerja. Siang malam pusing mikirin kerjaan dengan banyak keuntungan.Tapi, yang menjadi tujuan tidak pernah menghargai ku sama sekali ." gumam Attar beranjak dari tempat tidur nya dan masuk ke dalam kamar mandinya.
Setelah selesai dengan urusan mandinya dia pun bersiap menggunakan pakaian kerjanya. Attar berniat untuk kerumah orang tuanya dulu.
.
.
Cukup tiga puluh menit Attar sampai di mansion keluarganya.
"Assalamualaikum.." teriak Attar saat masuk ke dalam rumah besar itu.
"Wa'alaikum salam, Attar.. tumben pagi-pagi sudah ada sampai rumah mama." ucap Tari mama dari Attar.
"CK..kayaknya nggak suka banget kalau Attar ke sini pagi-pagi sih mah.." ucapnya dengan nada kesal.
Attar menyalami kedua orang tuanya yang sudah duduk di meja makan.
"Bukan nggak suka tapi, aneh aja. Istri kamu nggak kamu ajak?" tanya Tari yang sedari tadi tidak mendapati kehadiran sang menantu.
"Dia ke Lombok ada seminar di sana seminggu." jawab Attar dengan memasukkan nasi goreng ke dalam mulutnya.
Papa dan mama Attar pun saling pandang." Seminar, Clara seminar sampai luar kota? biasanya bukannya dia cuma ikut seminar di Jakarta saja.Kalau pun di luar kota paling jauh Bogor." ujar mamanya dengan menatap putranya penuh selidik.
"Dia ingin menambah wawasan dan pengalaman ma." jawab Attar dengan lesu.
"Hah...aneh memang istri kamu itu. Di suruh apa, dia ngelakuin apa.Kenapa sih kamu itu punya istri kayak dia ." ucap Tari yang kesal mendengar menantunya pergi keluar kota bahkan menurut nya seminar pun tak penting buat menantunya itu.
"Sudahlah mah, jangan selalu menekan Clara untuk melakukan apa yang dia belum siap." ucap Attar
Tari mendelik tajam mendengar penuturan putranya. Tari tak habis pikir anaknya bisa sebucin itu pada perempuan yang membuat hubungan nya dengan putra nya merenggang.
"Hah..selalu saja kamu membelanya.Semua pun demi kamu Attar. Mama sama papa semakin tua, sampai kapan istrimu itu siap untuk mengandung. Padahal katanya dia subur kamu subur, lalu mau apalagi. Atau jangan-jangan istrimu selama ini minum obat agar tidak hamil tanpa sepengetahuan kita."
Kedua mata Attar menatap nyalang ke arah sang ibu. Bisa-bisa nya ibunya berspekulasi sendiri tentang sang istri.
"Mama jangan mengada-ada.Mana mungkin Clara melakukan nya!" rasanya Attar tak terima dengan pemikiran sang mama.
"Cukup Attar !! Jangan coba-coba kamu lancang pada istriku ! Sedari tadi papa diam bukan berarti papa akan diam saja jika anak papa salah jalan. Kamu boleh mencintai tapi, kalaupun cinta jangan jadi orang bod*h !!' bentak Damar papa Attar yang sedari tadi diam saja mendengar perdebatan istri dan putranya.
Mendengar bentakan papanya Attar sudah tidak berselera lagi dengan sarapannya.Dia pun meletakkan sendok yang dia pegang dan beranjak dari tempat duduknya.
"Mau kemana kamu, Attar !!" teriak Tari pada putranya .
"Jika istrimu tak bisa diatur lagi lebih baik kamu menikah lagi,cari perempuan yang bisa kamu bimbing dan bisa membuat kamu nyaman,bisa menghargai kamu juga !!' teriak Tari saat putranya itu mulai meninggalkan meja makan.
Walaupun tak ada sahutan dari putranya itu, Tari pastikan ucapannya di dengar oleh putranya itu.
"Aissttt ..anak itu, susah di bilangin sih.." gerutu Tari membuang nafasnya dengan kasar.
"Begitulah anakmu ." timpal Damar mendengar gerutuan sang istri.
"Yah.. begitu anak ku, itu juga bibit kamu. Dia itu duplikat kamu,inget..bibit premium !!" sindir Tari pada suaminya yang memang terbilang sifat putranya tidak jauh dari sifat suaminya di masa muda.
"Jangan pernah ingat-ingat lagi." ucap Damar mengingatkan sang istri.
"CK..giliran gini aja kamu bilang jangan suruh lupain..dasar." gerutu Tari.
Damar tak lagi membalas ucapan istrinya. Kalau sekali lagi dia menimpali nya pastinya akan panjang urusannya.
...****************...
Attar mengemudikan mobil nya dengan kecepatan sedang ke arah kantornya.
Dia mendengar teriakan sang mama dengan jelas mengatakan jika dia bisa menikah lagi jika Clara masih tidak dapat di kendalikan. Tapi, baginya cintanya tidak mungkin dia bagi untuk yang lain. Cintanya hanya Clara. Hidupnya hanya Clara.
Dia begitu pusing memikirkan pernikahan nya yang mulai terombang-ambing. Sementara orang tuanya pun selama ini tak menuntut apapun. Hanya satu tahun terakhir ini mamanya selalu menyarankan mereka untuk melakukan pemeriksaan dan bila perlu melakukan bayi tabung.
To be Continued..
Panggilan buat mama Attar jadi Tari saja yaa...🤭
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!