NovelToon NovelToon

Cewek Bar - Bar Vs Pria Kutub

Episode 1

"Kenapa kakak menerima perjodohan ini?" tanya Kyara.

"Jangan terlalu banyak berpikir, lebih baik kamu belajar yang benar dan tidak usah memikirkan hal lain." ujar Ardian.

"Tc" Kyara berdecih tak habis pikir dengan apa yang baru saja di dengarnya.

"Bagaimana mungkin aku tidak berpikir, semen...." belum sempat Kyara menyelesaikan ucapannya, Ardian menyelanya lebih dulu.

"Cukup lakukan apa yang harus kamu lakukan.." setelah mengatakan itu Ardian pun beranjak pergi meninggalkan Kyara yang masih terduduk di bangku taman belakang rumahnya.

~¤¤¤~

"Selamat pagi semuanya...." sapa Kyara pada semua orang yang ada di meja makan.

"Pagi sayang, ini udah jam berapa sih Ra? Kamu gak takut telat emangnya?"tanya Rania kepada anaknya.

"Telat bentar gak apa - apa lah mah, lagian udah biasa juga" jawab Kyara santai sambil memakan sarapannya.

"Eits... Ini siapa sih yang ngasih selai kacang ke dalam roti aku?.."tanya Kyara kesal, ia memuntahkan roti yang ada dalam mulutnya.

"Mbokkk!" teriak Kyara memanggil pelayan rumah mereka.

Ferdi dan Rania hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan anaknya, sudah bisa di pastikan kalau sebentar lagi akan ada perang.

"Papa duluan ya! Sayang kamu jadi nebeng sama aku?"tanya Ferdi pada sang istri.

"Eh iya, ayo. " jawab Rania cepat.

"Lah kok pergi sih pah, mah? Sarapannya aja belum habis tu" kata Kyara heran.

"Papa ada meeting pagi ini, bye sayang" ucap Ferdi mengecup kening putri semata wayangnya itu.

"Mama?..." kini Kyara beralih menatap sang mama.

"Hmm... Mama... Mama, ah iya itu mama ada janji sama bibi Anita. Iya janji sama bibi Anita."balas Rania .

Kyara mengerutkan keningnya, ia merasa aneh dengan kedua orang tuanya.

"Kamu baik - baik ya sekolahnya, jangan bikin ulah!" ujar Rania. Kyara memutar matanya malas.

Setelah kedua orang tuanya pergi, pelayan pun datang.

"Nona manggil mbok?"tanya mbok Darmi yang datang dengan nafas ngos - ngosan.

"Iya mbok, ini minum dulu! Mbok dari mana sih kok ngos - ngosan gitu?"tanya Kyara memberikan segelas air putih pada Mbok Darmi.

"Terima kasih nona,.... Itu tadi mbok dari belakang sedang jemur pakaian" jawab mbok Darmi, dan Kyara mengangguk percaya.

"Kalau mbok boleh tahu, nona manggil mbok ada apa ya?"tanya mbok Darmi.

"O iya mbok, tadi yang nyiapin roti ini siapa?"tanya Kyara sambil menunjuk roti yang ada di depannya.

"Oo roti itu.... Tadi Den Randi yang menyiapkannya. Katanya special buat adik tercinta" ucap mbok Darmi sambil menirukan cara bicara Randi.

"Kak Randi?... Shittt, awas aja dia. Pasti dia sengaja lakukan ini" kesal Kyara.

"Memangnya ada apa nona?"tanya mbok Darmi mengernyit heran.

"Ini mbok liat kan, dia sengaja ngasiin slay kacang ke roti aku" dengus Kyara yang mulai garuk - garuk karena dia alergi dengan yang namanya kacang.

Mbok Darmi yang melihatnya pun langsung berlari ke kamar Kyara untuk mengambil obat alerginya.

"Awas aja lo kak!!!" geram Kyara, dengan tangan yang terus menggaruk - garuk.

***

"Kyara Jovanka? Kamu lagi , kamu lagi... Apa kamu gak capek di hukum setiap hari?" tanya Akmal si guru BK.

"Capek sih sebenarnya pak, tapi mau gimana lagi. Mereka selalu aja gak mau biarin saya masuk dan selalu aja di bawa keruangan bapak" jawab Kyara santai.

Huft ~

Akmal menghela nafas jengah, dia benar - benar sudah kehilang akal jika berhadapan dengan Kyara.

"Makanya kamu jangan telat dong biar mereka gak bawa kamu keruangan saya."kata Akmal kesal.

"Saya udah coba pak tapi tetap aja telat..."

"Sudahlah, sekarang kamu keliling lapang 20 kali!" titah pak Akmal, tanpa pikir panjang.

"Apa pak? 20 kali? Yang benar aja pak, itu banyak banget. Bapak mau bunuh saya?"protes Kyara tak terima.

"25 putaran!"

"Tapi pak..."

"30 putaran!"

"Aisttt.... Fix 20 putaran aja pak, ok" kata Kyara mendengus kesal dan keluar dari ruangan guru Bk itu. Akmal hanya menggeleng melihat kelakuan Kyara yang memang susah di suruh untuk taat aturan.

"Untung kamu pintar Kya, kalau tidak mungkin sudah dari lama kamu di keluarkan dari sekolah ini" dengus Akmal.

Yap, itulah kelebih Kyara. Walau pun dia terkenal dengan sifatnya yang bar - bar tapi poin plus nya adalah dia adalah salah satu siswa berprestasi di bidang akademik dan non akademik. Kyara selalu mendapatkan peringkat satu di kelas dan dia selalu menang dalam olimpiade matematik dan juga dia merupakan salah satu atlet lari.

Dibawah teriknya matahari pagi, Kyara berlari mengelilingi lapangan yang sangat luas itu.

Mulut Kyara tidak berhenti selalu mengumpati petugas OSIS dan juga sang guru BK.

Setelah menyelesaikan putaran terakhir, Kyara langsung terduduk lemas di pinggir lapangan, dia benar - benar lelah. Baru kali ini di lari sebanyak ini, biasanya si guru BK tidak pernah memberinya hukuman sebanyak itu.

"Ini..." sebotol Air mineral menempel di pipinya. Kyara mendongak melihat siapa yang memberinya minum.

"Zanka? Thanks ya" ucap Kyara menerima air tersebut, dengan cepat dia meminumnya karena dia benar - benar sangat membutuhkan air sekarang.

"Pelan - pelan!"kata Zanka melihat cara Kyara minum. Laki - laki itu pun mendudukkan tubuhnya di sebelah Kyara.

"Gue haus banget sumpah"kata Kyara, menyeka sisa air yang ada di sudut bibirnya.

"Kenapa lagi sekarang? Lo tu ya sekali - kali gak telat bisa gak?"tanya Zanka, nggak habis pikir.

"Kayanya sulit" jawab Kyara nyengir.

"Di usahain dong, Ra. Masa lo setiap hari harus di hukum mulu sama pak Akmal sih" kata Zanka.

"...."

"Jangan kan pak Akmal, gue aja udah bosen banget liat lo yang gak pernah absen buat mutar ni lapangan" kata Zanka.

Huft

Kyara menghela nafasnya, " Lo tahu sendiri gue gimana Ka, ya sudah lah gak apa - apa juga, anggap aja ini sebagai olahraga rutin biar badan gue makin sehat, hehe" balas Kyara terkekeh sendiri.

Zanka menggeleng melihat kelakuan gadis itu.

"Udah yuk kita ke kelas, hari ini gue ada ulangan Matematika sama bu Ria" kata Kyara beranjak berdiri, dia pun mengulurkan tangannya untuk membantu Zanka berdiri.

Dan mereka pun berjalan beriringan menuju ke kelas masing - masing.

Tok! Tok! Tok!...

Kyara mengetuk pintu kelasnya, ia pun membuka pintu kelas saat mendengar suara guru yang sedang mengajar di dalam.

"Selamat pagi buk!" ucap Kyara sopan.

"Assalamualaikum , bukan selamat pagi. Apa kamu tidak melihat saya mengenakan hijab Kyara?"

"Eh iya, maaf bu" balas Kyara cengengesan.

Guru tersebut pun menggeleng, " Cepat duduk dan kerjakan soal yang ada di depan!" serunya.

"Baik bu" Kyara pun dengan santai berjalan ke bangkunya.

.

.

.

BERSAMBUNG

Episode 2

Kyara mengetuk pintu kelasnya, ia pun membuka pintu kelas saat mendengar suara guru yang sedang mengajar di dalam.

"Selamat pagi buk!" ucap Kyara sopan.

"Assalamualaikum , bukan selamat pagi. Apa kamu tidak melihat saya mengenakan hijab Kyara?"

"Eh iya, maaf bu" balas Kyara cengengesan.

Guru tersebut pun menggeleng, " Cepat duduk dan kerjakan soal yang ada di depan!" serunya.

"Baik bu" Kyara pun dengan santai berjalan ke bangkunya.

"Dari mana aja sih lo Ra, telat lo kali ini makin kebangetan aja Ra!" kata Jesy teman sebangku Kyara dengan suara pelan.

"Biasa, semalam gue ke bablasan nge drakor" jawab Kyara dengan suara juga di pelankan.

Jesy menggeleng tidak habis pikir dengan temannya itu. " Makanya kalau nge drakor itu liat waktu!"

"Namanya juga ke bablasan" balas Kyara.

"Itu yang di belakang, apalagi bisik - bisik! Cepat kerjakan soalnya!" instruksi bu Ria dengan suara kerasnya.

Semua murid pun kaget mendengar suara sang guru, hingga kelas pun menjadi hening seketika.

Kyara menatap soal yang ada di papan tulis, dan mulai serius mengerjakan soal demi soal.

Tringgg~

Suara bel istirahat pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas dan berbondong - bondong pergi ke kanti.

"Ra, ayo kita ke kantin! Gue udah laper banget ini" rengek Monik sambil berjalan mendekati meja Kyara dan Jesy.

"Tunggu bentar, ini tinggal sedikit lagi!"seru Kyara berusaha menyalin materi yang ada di papan tulis.

Jesy yang telah selesai mengemasi buku - bukunya pun memutuskan untuk membantu mengemasi barang - barang Kyara.

"Ok, ayo!" seru Kyara selesai mencatat, ia memasukkan bukunya kedalam tas dan menarik tangan kedua sahabatnya menuju ke kantin.

"Gue juga udah laper banget, Mon. Kalian kan tahu sendiri kalau gue setiap pagi harus olahraga dulu sama pak Akmal" kata Kyara.

"Aneh nih orang, di hukum malah di bilang olahraga dan lo liat gak Je, ekspresinya gak ada kaya bersalahnya sama sekali" ujar Monik menggeleng.

"Lo kaya gak tahu dia aja Mon," balas Jesy.

Sesampainya di kantin, Kyara dan kedua sahabatnya berjalan menuju ke meja yang sudah di siapkan oleh Zanka dan bahkan Zanka pun sudah memesan makanan untuk ketiga gadis itu.

"Wah Ka, lo emang paling ngerti kita" kata Monik sambil menarik kursi yang ada di depan pria itu. Sementara Kyara duduk di sebelah Zanka dan Jesy duduk di depan kyara.

Zanka tersenyum, " Ayo makan! Gue udah kelaparan nunggu kalian! " seru Zanka.

"Baiklah, selamat makan!"ucap Monik semangat.

Setelah selesai dari kantin mereka pun kembali ke kelasnya masing - masing karena bel masuk telah berbunyi. Sebenarnya hanya Zanka yang berbeda kelas dari mereka.

"Ra, pulang sekolah ntar, kita nongkrong dulu yuk!"ajak Jesy.

"Hmm... Boleh deh, " balas Kyara setuju.

Seorang guru biologi masuk ke dalam kelas dan seketika semua murid heboh saat guru tersebut mengumumkan bahwa akan ada ulang dadakan.

"Mampus, gue gak belajar lagi!" gumam Jesy risau. Dia menoleh kearah Kyara yang terlihat sangat santai.

"Ra, lo kok santai amat? Emang lo ada belajar semalam?"tanya Jesy dengan suara pelan.

Kyara menoleh kearah Jesy, " Lo pikir gue serajin itu, gak ada dalam kamus gue belajar di rumah"jawab Jesy.

"Terus kenapa lo kayak santai gitu pas pak Darman bilang ulangan?"tanya Jesy heran.

"Jawab aja sebisanya." jawab Kyara sambil tersenyum.

Huft ~

Jesy menghela nafasnya, dia kira Kyara belajar jadi dia bisa mencontek jawabannya nanti. Tapi, jawaban macam apa itu? Jesy menggeleng dan dia mulai membaca buku sekilas.

"Semuanya, kumpulkan semua buku yang berhubungan dengan pelajaran saya!" seru pak Darman sambil menatap semurid - muridnya.

Semua murid pun sedikit mengulur waktu, karena mereka berusaha untuk membaca kembali pembahasan pelajaran sebelumnya.

Melihat tidak ada yang mengumpulkan buku, kecuali Kyara. Pak Darman pun menggeleng.

"Dalam hitungan ke 3, barang siapa yang tidak mengumpulkan buku. Silahkan keluar dari kelas saya!"

"Satu!..." teriak pak Darman, para murid pun mulai beranjak berdiri, namun mereka menggunakan gerakan Slomo.

"Dua!..."

"Ti....." belum sempat pak Darman menyelesaikan ucapanya, semua murid pun sudah berlari dan mengumpulkan buku - bukunya.

"Mengulang pelajaran tu di rumah bukan saat ulangan. Saya heran kenapa kalian itu susah banget di suruh belajar di rumah!"kata pak Darman.

"Pak kenapa harus ulangan dadakan sih pak, kitakan jadi tidak ada persiapan" keluh Monik.

"Itu bukan alasan Monik, seharusnya kalian itu harus siap kapan saja dan belajar di rumah itu wajib, belajar itu bukan hanya saat kalian akan ulangan saja."kata pak Darman, sambil berdiri dari kursinya dan mulai membagikan kertas soal kepada semua murid.

"Hanya ada lima soal dan saya kasih waktu 30 menit, siap tidak siap kalian harus mengumpulkannya!"kata pak Darman sambil berjalan menuju ke kursinya.

Setika kelas kembali heboh, mereka benar - benar tidak habis pikir dengan gurunya ini.

"Pak, apa itu tidak terlalu singkat? Setidak...."protes Aida.

Pak Darma tersenyum sambil menggeleng, " jangan banyak komen Aida, cepat kerjakan waktu terus berjalan."

Pak Darman dapat mendengar helaan nafas dari para siswa, namun dia memilih diam.

"Dasar guru menyebalkan, gue sumpahin ntar nyungsep!"gerutu Jesy yabg sangat kesal dengan gurunya itu.

Kyara tersenyum mendengar umpatan sahabatnya itu. Dia mulai mengerjakan soal yang ada di depannya dengan santai, menurut Kyara soal ulangan kali ini tidak terlalu sulit.

"Lo mau liat jawaban gue?" bisik Kyara pada Jesy.

Mendengar itu, Jesy pun mengangguk dengan semangat, namun saat membaca kertas jawaban Kyara, Jesy kembali mengumpat.

"Shit!! Soalnya beda njirrr!" umpatnya.

"Masa?" Kyara membaca kertas soal milik Jesy dan mencoba membandingkan dengan kertas soalnya.

"Gila nih guru, niat banget nyiksanya" kata Kyara.

"Hmm... Kalau gitu, sorry - sorry aja gue gak bisa bantu lo" setelah mengatakan itu Kyara pin berdiri dan mengumpulkan ketas soal dan jawaban miliknya.

Semua siswa pun terperangah melihat Kyara.

"Wah Kyara, kamu memang murid teladan. Kamu pasti belajar ya tadi malam?"tanya pak Darman, dan Kyara mengangguk sambil mengulum senyum.

"Kalian lihat kan, seharusnya kalian itu mencontoh Kyara. Walau pun dia selalu telat, tapi kalau soal belajar dia selalu cepat" puji pak Darman.

Kyara tersenyum bangga, dia melirik kearah kedua sahabatnya dan mereka menghadiahi Kyara sebuah ejekan.

"Makasih pak, saya kembali ke bangku ya pak"kata Kyara.

"Iya silahkan, tapi jangan ribut ya Kyara yang lain masih ulangan. Kalau perlu kamu tidur saja di bangku sampai yang lain selesai!"seru pak Darma. Beliau mengatakan itu bukannya bermaksud memberi pengaruh buruk pada yang lain. Tapi, kalau pak Darman tidak mengakatan hal itu, dia tahu Kyara akan mengganggu teman - temannya yang lain.

"Baiklah pak, terima kasih" ucap Kyara sangat senang. Lagi pula dia memang sedang membutuhkan tidur.

"Enak lo ya." dengus jesy yang merasa iri kepada temannya.

"Jangan iri, gue bobo cantik dulu ya. Semangat!" kata Kyara sambil menepuk bahu Jesy.

Jesy kembali menghela nafas, seandainya dia memiliki otak jenius seperti Kyara, pasti semua soal yang ada di depannya ini akan terasa sangat mudah.

Episode 3

Triiiinnnnggg~

Bel pulang pun berbunyi, semua siswa berhamburan keluar. Kyara dan kedua temannya pun melakukan hal yang sama. Mereka bertiga dengan semangat berjalan menghampiri kelas Zanka.

"Ih Zanka kebiasaan deh keluarnya lama, padahal gurunya udah keluar." keluh Monik.

"Kita samperin ke dalam aja gimana?" usul Kyara.

"Apa boleh? Kita kan dilarang masuk ke kelas lain selain ada kepentingan"tanya Monik sedikit ragu, karena peraturan OSIS di sekolnya sangatlah berpengaruh.

"Kita kan emang ada kepentingan, jadi boleh - boleh aja" kata Kyara.

"Kita tunggu di luar aja, gue malas berurusan dengan OSIS!" seru Jesy yang sama takutnya dengan Monic.

"Yaudah kalau kalian gak mau ikut, gue masuk sendiri aja" setelah mengatakan itu Kyara langsung melenggang masuk kedalam kelas Zanka dan menghampiri Zanka yang sedang mencatat materi di papan tulis.

"Ka, masih banyak gak?"tanya Kyara duduk di meja samping meja Zanka.

Zanka menoleh, " bentar, kalian duluan aja. Gue habis ini ada rapat dulu bareng OSIS"kata Zanka yang kembali melanjutkan kegiatan mencatatnya.

"Tc, kenapa gak bilang dari tadi sih, Ka? Kalau tau gini meding kita langsung cabut aja"keluh Kyara kesal.

"Ya maaf, gue juga baru dapat info"

"Yaudah, kita tunggu di cafe ya" kata Kyara, Zanka mengangguk.

Kyara keluar dari ruang kelas Zanka dengan ekspresi kesal.

"Kenapa tu muka, asem bener? Zanka mana?"tanya Monik heran Kyara keluar sendirian.

" Dia ada rapat sama anak OSIS, yuk cabut!" seru Kyara berjalan duluan.

Jesy dan Monic pun saling pandang, mereka heran kenapa reaksi Kyara seperti itu. Bukankah ini, bukan yang pertama kalinya Zanka tidak bisa ikut dengan mereka dan Zanka memang selalu sibuk dengan OSIS.

"Kalian jadi ikut atau gak!"seru Kyara dengan suara yang sedikit di keraskan karena Kyara memang sudah jauh di depan teman - temannya.

"Iya" Monic dan Jesy dengan segeran berlari menyusul Kyara.

***

Pukul delapan malam Kyara sampai di rumahnya, kyara sangat heran melihat begitu banyak mobil di rumahnya.

"Siapa yang datang?" gumamnya dan bergegas masuk ke dalam rumah. Tapi, dia semakin heran lagi saat di dalam rumah dia tidak menemukan siapa pun.

"Eh mbok.... Mbok!" Kyara mencegat mbok Darmi yang sedang berjalan sambil membawa nampan yang berisi minuman.

"Iya non, ada apa?"tanya mbok Darmi.

"Siapa yang datang?"tanya Kyara.

"Mbok juga kurang tahu non, tapi kayaknya teman bapak sama ibu" jawab mbok Darmi.

"Tumben mereka bawa teman pulang"gumam Kyara heran. Selama ini kedua orang tuanya tidak pernah membawa teman bisnisnya kerumah. Karena menurut mereka rumah adalah berisi privasi.

"Baiklah non, mbok pamit antar minuman ini ya" pamit mbok Darmi.

"eh Iya mbok, aku juga mau langsung ke atas" balas Kyara.

Setelah mbok Darmi pergi, Kyara langsung pergi ke kamarnya.

Sesampainya di kamar, Kyara langsung masuk ke kamar mandi untuk bersih bersih.

Setelah selesai bersih - bersih, Kyara pun mengambil laptop, earphone dan juga ponselnya. Ia berjalan ke sofa yang ada di kamarnya.

Sebelum membuka laptop, Kyara mengecek ponselnya terlebih dulu, mana tahu ada pesan atau call dari teman - temannya.

Setelah memastikan semuanya, Kyara pun mematikan nada dering ponselnya. Dia benar - benar tidak mau di ganggu saat dia nonton nanti.

"Chagiaaaahhh aku datang~" teriak Kyara senang, ia pun mulai membuka laptopnya dan mulai meraton drakor yang sedang di ikutinya.

***

Sementara di taman belakang, Rania dan Ferdi sedang asyik mengobrol dengan kedua sahabat mereka.

"Nia, anak kamu mana? Kok dari tadi gak keliatan?"tanya Mia.

"Palingan dalam kamar, asal kamu tahu ya anak aku itu kalau udah masuk ke kamar , susah keluarnya" kata Rania.

"Kok gitu? Ngapain aja di dalam kamar?"tanya Mia heran.

"Biasa pacaran sama oppa - oppa korea, dia sekarang lagi demen - demennya sama cowok - cowok dari korsel sana" sahut Ferdi.

"Wah, dia sangat berbeda dengan kamu ya emaknya. Emaknya dulu kalau jam segini mana mau di rumah, kalau gak club berarti mall" kata Mia. Rania tersenyum saat temannya itu mengungkit masa lalunya.

"Jangan bahas yang itu dong, Mia. Aku sangat bersyukur tahu, anak - anak aku gak ada yang suka ke klub, kalau nge mall, jangan ditanya. Apa kalian tahu anak aku yang cewek itu pernah ngabisin dulu 20jt dalam kurung waktu 30 menit" keluh Rania.

"What? Beli apa tu dia?"tanya Mia kaget.

"Ya itu, apa lagi kalau bukan printilan cowok - cowok korea nya itu."jawab Rania.

"Kalian mah enak gak ada anak cewek dan kalau aku lihat anak kalian juga gak terlalu boros orangnya"kata Ferdi.

"Hehe.... Kalau anak kita mah, orangnya sangat hemat "jawab Ilham bangga.

"Kalau kayak gitu gimana harta kalian mau habis kalau anak kalian hemat gitu"

"Itulah yang sering kami bahas, tapi mau gimana lagi" ujar Ilham.

"Oh iya aku punya ide, gimana kalau kita jodohin anak aku sama anak kalian" usul Mia.

"What? Gak deh Mia, itu gila banget. Anak aku masih kecil dan gak mungkin juga dia mau dijodohkan"tolak Rania.

"Eh Nia, kok kamu gak mau sih. Lagian yah, bukan kan dulu kita udah janji untuk menikahkan anak kita? Dan aku tagih janji itu sekarang!"seru Mia.

Rania menoleh pada Ferdi.

"Kita gak bisa jawab sekarang, kasih kita waktu" kata Rania.

"Ingat Nia, kita mengikrarkan janji ini di atas Al - quran. Jadi kamu gak bisa langgar" kata Mia dan perkataan itu berhasil memojokkan Rania dan juga Ferdi.

"Ih Mia, kamu kok bawa - bawa Al - quran sih"protes Rania.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!