NovelToon NovelToon

CINCIN AMERTHA

(Bab 1) KEHIDUPAN AWAL

"Aiza..bangun nak, ini sudah jam 06.00 pagi, waktunya sekolah" ucap suara pria yang membangunkan putrinya yang tidur.

"iyaaa..yah" jawab putrinya itu yang masih mengucek kedua matanya.

"sana mandi, ayah sudah buatkan kamu bubur ayam" titah ayahnya itu yang kini beranjak keluar kamar.

gadis kecil itu kini berjalan menuju ke kamar mandi, ia dari kecil sudah diajarkan untuk mandiri semenjak tinggal bersama ayahnya.

7 menit kemudian.

anak kecil yang berusia kini sudah menginjak 7 tahun, dan sudah sekolah kelas 1 SD.

sudah selesai mandi dan memakai baju seragamnya sendiri. gadis kecil itu lalu keluar dari kamarnya menuju ke tempat meja makan. disana sudah ada ayahnya yang sudah menunggunya.

"nak...nanti pulang sekolah kamu langsung kerumah nenek ya, ayah masih belum bisa menjemput mu" ucap sang ayah.

"oke yah.." ucap aiza yang memamerkan gigi bersihnya itu.

mereka berdua pun sarapan seadanya, dirumah kontrakan yang berukuran hanya 3 petak saja.

setelah sarapan pria itu mengantarkan putrinya ke sekolab menggunakan motor legenda. ia juga harus mengejar waktu untuk bekerja menjadi kuli bangunan di sebuah perumahan yang tidak jauh dengan sekolah sang putri.

hanya sekitar 30 menit saja, motor legenda itu sudah sampai di pintu gerbang yang bertuliskan SDN 2 Adika mesra.

"nak..ayah berangkat dulu yaa, belajar yang pintar..oke" ucap sang ayah mengelus rambut sang anak.

"iyaa..yah, ayah juga semangat kerjanya..."jawab sang putri sambil mencium tangan ayahnya.

tak lupa pula sang ayah memberikan uang saku sebesar seribu rupiah agar putrinya bisa jajan diwaktu istirahat.

sang putri kecil pun menerima uang pemberian ayahnya itu dengan senang hati tanpa meminta yang lebih.

akhirnya motor legenda pun kini meninggalkan sekolahan dan aiza masuk ke gerbang sekolah.

10 menit kemudian.

pria itu sudah sampai di perumahan yang akan di renovasinya, sembari menunggu temannya datang karna ini masih jam 7an, masih ada waktu 1 jam untuk menunggu mulainya kerja.

"bang..kopi hitam satu yaa" ucap pria itu sambil mengacungkan jari manisnya, ke arah penjual kopi yang kebetulan sedang lewat.

"okeee" jawabnya penjual kopi.

pria yang diketahui ayahnya seorang gadis kecil itu bernama Rudi.

ia sekarang berumur 30 tahun, dan waktu lalu menikah di umur 20 tahun. dulunya ia memutuskan menikah karna keduanya saling cinta.

mantan istri yang dulunya pegawai bank swasta.

kehidupan awal pernikahan mereka begitu indah dan bahagia. namun setelah melahirkan anak.

tiba-tiba perubahan sikap yang terjadi oleh mantan istrinya.

rudi yang dulunya juga karyawan bank swasta, pria itu menyelidiki kenapa sikap istrinya itu sangat berubah, tidak mau mengurus anak bahkan enggan menyusui, serta selalu pulang malam.

akhirnya suatu hari, pria itu mengetahui sebuah obrolan yang di ponselnya sang istri ketika lagi mandi.

sebuah pesan yang romantis dari pria lain, bahkan mengucapkan kata-kata terima kasih, serta mengirim foto-foto bugil keduanya.

disitulah rudi mulai tersulut emosi, dan mereka berdua bertengkar, sampai rudi mengucapkan kata-kata pisah.

akhirnya rudi membawa anak yang masih bayi itu, pergi dari rumah dan memilih untuk mengontrak dekat rumah orang tuanya.

**

kopi pun tersuguhkan didepan rudi yang masih duduk santai, ia tak lupa mengambil rokok kretek yang murah itu.

karna setelah ia menjalani hidup sebagai pekerja kuli.

merokok itu dapat menghilangkan lelah serta menjernihkan pikiran.

30 menitan, rudi menikmati kopi dan rokoknya itu.

sampai 3 orang temannya pun kini datang bersamaan.

yaitu joko,ali, jarwo. mereka ber empat adalah grup pekerja bangunan yang sangat ahli, banyak orang yang menanti giliran untuk menggunakan jasa mereka.

"widihhh...udah stand by aja nih" ucap joko melihat rudi yang sedang duduk serta ada gelas kosong didepannya.

"iyaa..biasa abis antar anak langsung kesini" jawabnya.

"yaudah ayoo..kita mulai aja soalnya banyak yang harus direnovasi nih" ucap ali.

"okeee" jawab serentak.

mereka kemudian masuk kedalam rumah tua, rencananya rumah itu akan dibongkar dan di bangun ulang dengan material yang baru.

karna rumah tua itu meskipun luas, namun kelihatannya sudah rapuh.

mereka ber empat mulai membongkar dari lantai halaman belakang dulu.

"rudi...tolong kamu bongkar semia yang ada dikamar itu ya" ucap jarwo yang menunjuk kamar yang masih berpintu kayu itu.

"okeee bos" jawab rudi sambil membawa alat linggis untuk membongkar pintu serta isi dalam kamar itu.

ceklek!!

suara terbukanya pintu. kamar tersebut masih banyak barang-barang terutama ranjang tempat tidur, serta lemari yang berjajar disudut ruangan.

"hmmm...kenapa merinding gini yaa" gumam rudi yang kini merasakan bulu kuduknya berdiri.

dukk!!

suara terdengar berasal dari dalam lemari itu, rudi pun sempat kaget dengarnya.

ia kemudian berjalan menuju kearah lemari yang terbuat dari kayu jati itu.

lalu perlahan membuka pintu lemari itu untuk mengecek didalam, takutnya ada tikus atau hewan lainnya.

plakk!

sebuah suara yang menepuk bahu rudi dari belakang yang mengagetkan rudi.

"ngapain disitu Rudi..ada harta karun yaa" ucap joko.

"huhhh..ngagetin aja kamu, ini aku tadi mendengar suara dari dalam lemari ini namun sekarang cuman kosong tidak ada apa-apa" jawabnya sambil memukul lemari dengan linggis itu.

"hmmm..mangkanya berdoa dulu sebelum kerja, biar tidak ada gangguan" ucap joko sambil keluar meninggalkan rudi.

rudi pun segera fokus dan membongkar tempat tidur dulu,

Kini sudah 3 jam rudi membongkar semua isi kamar, bahkan pintu juga sudah dibongkar, dan hanya menyisakan lemari kayu saja.

"Oke..sekarang giliran ini" ucap nya sambil mencopot engsel dari pintu lemari itu.

Namun matanya tidak sengaja melihat bungkusan kain berwarna hitam, Seperti ada sesuatu yang dibungkusnya.

"Aneh perasaan tidak ada tadi, jangan-jangan santet lagi..ihhh" ucap rudi bergidik.

Ia mencoba memukulnya dengan linggis namun tidak hancur seperti benda itu keras.

Rudi semakin penasaran lalu memberanikan diri untuk menyentuh bungkusan kain hitam itu.

"Bismillah, semoga baik-baik saja" ucapnya sambil menyentuh bungkusan itu.

Ia lalu menimbang-nimbangnya, benda itu terasa ringan. Akhirnya rudi memutuskan untuk membukanya.

Setelah berhasil membukanya kini terlihat sekotak kayu yang berwarna coklat. Lalu rudi penasaran lebih dalam, ia kemudian perlahan membukanya.

Cling!!!!

Cahaya keemasan muncul dari dalam itu membuat rudi terjungkal kebelakang sangking kagetnya.

Klotak!

kotak itu terjatuh dan kembali tertutup.

"itu apaan cok...ko bersinar begitu" ucapnya, namun diruangan itu tidak ada siapa-siapa hanya dirinya sendiri.

"rudiii...sini bantuin kita dulu" teriak suara dari temannya yang memanggil namanya.

"iyaaa" jawaban rudi berteriak, ia lalu mengambil kotak itu dan menaruh disaku celana kargonya kemudian beranjak bangun menghampiri temannya mereka ber empat kini sedang sibuk mengangkut bongkaran yang besar menuju ke halaman rumah

(Bab 2) MENJEMPUT SANG PUTRI

Kini sudah terdengar suara adzan yang berkumandang, mereka ber empat pun menyudahi aktivitas kerjanya. untuk beristirahat satu jam.

Mereka bertiga sibuk untuk makan bekal yang mereka bawa, namun rudi justru memilih untuk mandi di kran yang masih hidup di teras belakang.

Teras belakang itu, tertutup oleh dinding-dinding yang tinggi, jadi rudi pun aman kalau mandi disana, Ia kemudian mandi.

Setelah mandi, rudi pun membuka plastik yang berisi sarung dan baju koko untuk sholat di tempat.

Dalam menjalankan kewajiban agamanya, rudi selalu berusah untuk istiqomah.

Ia juga harus menjadi panutan untuk anaknya agar, anaknya itu tetap berada di jalan Allah SWT.

Setelah 10 menitan sholat dzuhur, rudi memilih untuk beristirahat sejenak di dalam rumah yang sudah berantakan akibat bongkaran itu.

Teman-temannya yang lain kini berada di luar rumah untuk mengopi serta mengobrol.

Ia teringat kotak yang berada dicelananya itu, kemudian mengambilnya.

"Kenapa keluar cahaya terang banget ya tadi" gumamnya sambil memperhatikan kotak itu.

"Coba deh, aku buka lagi, siapa tahu emas..hehe" gumamnya sambil bersiap-siap menyipitkan matanya.

Benar saja setelah kotak itu dibuka, cahaya emas itu kembali muncul menyinari mata sampai rudi terpejam.

"Anjayyy...silau menn" ucapnya, kedua jari rudi kini meraba isi kotak itu, dan kemudian mengambilnya.

Cahaya itu kini sudah hilang, dan berganti dengan wujud cincin yang berwana silver.

"Cincin..siapa ini, aku harus mengembalikan ini ke yang punya rumah" ucapnya, ia tak mau mengambil barang yang bukan miliknya walaupun ia yang menemukan itu.

Namun sebelum itu, rudi mencoba dulu cincin itu di jari manis kanannya.

Sretttttt!

Cincin tersebut seperti mengikat jarinya, rudi pun kaget serta berusaha melepaskan cincin itu yang sudah berada dijarinya.

"Lah..kenapa jadi susah gini, tadi longgar banget" ucapnya sambil berusaha menarik cincin itu.

Namun usaha itu gagal, akhirnya ia mempunyai ide, rudi pun kini menuju ke teras belakang dan mengambil sabun batang yang ada di samping kran itu.

Lalu rudi melumuri jarinya dengan sabun agar mudah terlepas.

Kini dibelakang rudi ada ali yang melihat kelakuan teman di depannya itu.

"Wkwkwk...viral nih," batinnya, ali pun mengambil ponselnya dan merekam serta mengambi gambar pria yang didepannya itu sedang membungkuk membelakangi pintu serta kedua tanganya yang berada di bawah perut sambil bergerak-gerak.

Ali pun setelah mengambil foto lalu, ia pergi meninggalkan rudi.

"Huft..susah banget si lepasnya" ucap kesal rudi yang dari tadi cincin itu tak lepas.

Ia pun menyerah dan membersihkan bekas sabun di tangannya menggunakan air.

Jam 1 kini sudah terlihat di jam tangan rudi, ketiga orang itu kembali masuk serta melihat rudi dengan terkekeh.

"Kalian kenapa?..ada yang lucu?"tanya rudi yang penasaran melihat temannya itu terkekeh.

"Gimana udah enak kan?" Ucap jarwo yang menanyakan balik ke rudi.

"Enakan apanya?" Jawab rudi bingung dengan perkataan itu.

"Udahhh...ayo buruan lanjut lagi...rudi lo jangan lupa mandi" seru joko yang menatap rudi sambil tersenyum geli.

"Ahh..ga jelas kalian semua" jawab rudi, ia segera melanjutkan pekerjaannya.namun berbeda dengan ali, ia justru tertawa terbahak-bahak dan bersenandung ngasal.

"aku...tak tahannn...apabila kau tidak dikeluarkan...".

semua pun yang mendengarkan tertawa terbahak-bahak, termasuk juga rudi ia juga ikutan tertawa.

**

kini sudah pukul 04.00 sore hari, dimana jam kerja sudah berakhir, keringat membasahi baju rudi, hari ini membongkar rumah yang banyak barangnya itu sangat melelahkan, untungnya hari ini selesai, besok tinggal di bongkar saja bangunannya menggunakan alat berat.

rudi pun sudah membersihkan badannya dan bersiap untuk pulang, mereka bertiga juga pulang.

beberapa saat rudi sudah tiba dirumah orang tuanya, rudi melihat putrinya sedang bermain di teras rumah, namun putrinya masih fokus bermain ia tak sadar kedatangan ayahnya.

"assalamualaikum" ucap salam rudi yang ditujukan ke putrinya.

"ayahhhhh!" pekik gadis itu setelah menjawab salam dan menoleh ke suara itu.

"ko..kamu maen sendirian, nenek kemana?" tanya rudi ke aiza.

"nenek lagi pengajian, katany kalau mau pulang kuncinya taruh saja di rak sepatu" jawab putrinya itu.

"yasudah...ayo pulang..taruh dulu kuncinya" ajak rudi ke putrinya itu.

"tunggu yah, aku mau ambil tas sama seragam dulu didalam" jawab gadis kecil itu.

setelah mengambil perlengkapannya, mereka pun kembali menuju ke kontrakannya.

"nak..kamu mau makan apa biar ayah masakin" kata rudi menawakan apa yang mau ke putrinya.

"apa aja deh yahhh..yang penting kenyang" jawabnya dengan tersenyum.

"pintarnya..anak ayah ini" puji rudi.

"yaudah sana, kamu masuk dulu ke rumah, ayah mau beli bahan-bahannya dulu" ucap rudi.

di kontrakannya itu tidak ada lemari pendingin jadi kalau mau masak, ia harus memberi bahannya dulu ke tukang sayur yang sudah sisa jualannya dari pagi.

kini rudi sudah berada di tukang sayur langganannya.

"bu..seperti biasa yaa..kasbon dulu..saya mau masak ikan kembung saja" ucap rudi ke pedagang sayur itu.

"ikan kembung doang mas, ga sama sayurnya" kata ibu sarti berumur 40 tahun yang baik selalu memberikan hutang kepada rudi.

"boleh bu, kebetulan saya mau sayur asem" jawab rudi menyengir kuda.

ibu sarti pun kini mengambil ikan yang ada di lemari pendingin serta sebungkus sayur asem.

"nih..mas, tak catet yaa semuanya jadi 20 rb" ucapnya sambil menulis di buku yang bernama rudi itu, rudi melirik ke arah buku itu dan melihat nominal yang memanjang kebawah.

"iyaa bu, terima kasih yaa" ucap rudi, ia pun kembali melanjutkan untuk pulang sampai rumah, rudi segera memasak untuk putrinya itu, ia masih mengecek putrinya yang sedang mengerjakan pr dari sekolahannya.

rudi pun terharu mengusap air matanya yang muncul, ia beruntung mempunyai anak gadis yang mandiri serta tak menyusahkan dirinya.

"maafkan ayah nak, belum bisa membahagian mu" ucapnya sambil berjalan meninggalkan kamarnya itu.

30 menit berlalu.

kini hidangan sayur asam dan ikan kembung serta sambal bawang sudah tersedia di meja makan.

"hhhhmm harum sekali yah" ucap suara aiza dari depan kamarnya.

"iyaa..sini ayoo makan dulu" ajak rudi sambil melambaikan tangannya.

mereka berdua kini sedang menyantap makan sore plus makan malam itu."Alhamdulillah, aku kenyang yah" ucap putrinya itu sambil memegang perutnya yang membuncit.

"gimana ga mau kenyang, itu sayurnya sampai habis tak tersisa" jawab rudi gemas.

"abisnya masakan ayah, enak banget..kenapa tidak ikut master chef aja yah" ucap putrinya itu.

"hehehe..ayah kan orang pribumi, mana bisa ikut master gituan, ayah cukup jadi chefnya aiza anindita aja"kata rudi sambil mencubit hidung putrinya.

"terima kasih ayah" ucap putrinya sambil memeluk rudi dan mencium pipi ayahnya itu.

"yaudah sana belajar lagi, ayah mau beresin ini dulu" titah rudi.

putrinya pun kembali ke kamarnya, dan rudi kini sedang mencuci piring.

(Bab 3) TERBUKANYA RUANG

Setelah semua bersih dan rapi, rudi kini membersihkan diri, untuk bersiap untuk melaksanakan sholat isya yang sudah lewat itu.

15 menit kemudian, rudi menggelar alas karpetnya di ruang tamu. Selama ini dia hanya tidur di ruang tamu, karna putrinya kini sudah besar ia harus punya ruang tidur dikamarnya sendiri.

Hanya satu kipas yang berada dikamar, setiap rudi tidur di ruang depan yang sangat panas hawanya apalagi di kota. Ia hanya mengipas-ngipas badannya dengan kardus yang disobek.

Kemudian ia terlelap dari tidurnya.

Beberapa saat kemudian ia bermimpi dirinya mengiris

pisau dan tubuhnya terhisap oleh luka yang dihasilkan pisau tersebut.

"Aaakhhh!" Teriak rudi yang terbangun dari tidurnya.

"Ayah..kenapa?" Tanya aiza yang keluar dari kamarnya menghampiri ayahnya.

"Tidak apa-apa nak, sana tidur..tadi ayah hanya mimpi buruk" jawabnya.

"Ayah..kata ibu jasmine..kalau mau tidur itu jangan lupa berdoa" ucap gadis kecil itu mengingatkan apa yang disampaikan oleh ibu guru.

"Ohh..iya ayah lupa, terima kasih yaa nak" jawab rudi menepuk keningnya.

Gadis itu pun kembali ke kamarnya, rudi yang melihat jam dinding menunjukkan pukul 12 malam itu.

Ia segera bangun dan berniat untuk sholat tahajud 2 rakaat.

7 menit setelah selesai melakukan sholat, kini rudi melihat pisau yang tergeletak di lantai ruang dapurnya.

"Hmmm pasti tikus nih yang jatuhin" gumamnya.

Rudi pun mengambil pisau dari lantai tersebut. Dan tiba-tiba pisau itu menyayat jari manis kananya.

"Aduhh...ceroboh banget si aku, gini nih kalo masih ngantuk" ucap rudi sambil menyeka darah yang keluar membasahi cincin itu.

Cling!!!!

Cincin itu kembali mengeluarkan sinar emasnya. dan berubah menjadi sebuah ruang dimana terdapat air terjun yang mengalir dan banyak lahan yang kosong.

"dimana ini?" ucap rudi sambil mengucek-ucek matanya.

[SELAMAT DATANG KEMBALI DI RUANG AMERTHA TUAN KU] suara yang muncul entah dari mana asalnya.

"siapa kamu?..dan dimana ini?" ucap rudi bertanya-tanya.

[AKU ADALAH PENJAGA RUANG INI, RUANG INI ADALAH RUANG KESUBURAN YANG TIADA BATAS, APAPUN YANG KAU TANAM PASTI AKAN SUBUR] ucap suara itu.

"tidak..aku ingin kembali ke dunia ku, bagaimana caranya" kata rudi yang ketakutan.

[TUANKU KALAU MAU KELUAR DAN MASUK KE RUANG INI HANYA PERLU MENGUSAP CINCIN SAJA] ucap suara itu.

rudi pun langsung mengusap cincin dan kembali dia keasalnya yaitu dapur.

"huft..ruang macam apa itu..aneh banget" gumam rudi yang bingung Rudi yang tak mau terlalu memikirkan hal itu, ia memilih untuk tidur kembali, pasalnya besok ia harus kerja keras dan menjaga tubuhnya agar selalu sehat demi sang buah hati.

Adzan subuh kini sudah berkumandang dengan jelas, rudi kini membuka matanya dan segera bangun untuk melaksanakan sholat subuh. Setelah sholat subuh dirinya harus pergi ke warung sayur untuk kasbon agar putrinya bisa sarapan pagi.

Pagi-pagi buta rudi sudah mengeluarkan motor kesayangannya itu, dan bergegas menuju warung sayur langganannya.

Disana sudah banyak ibu-ibu yang membeli sayur juga.

"Bu..tempe dan sayur sop dong" ucap rudi ke ibu tukang sayur.

"Iyaa mas, nah ini tempe dan sayurnya" kata ibu itu memberikan satu papan tempe serta bahan sayur sop yang sudah di bungkus.

"Terima kasih bu..seperti biasa yaa" ucap rudi.

"Mas..emang yang dimakan anakmu itu hasil kasbonan yaa" ucap salah satu ibu yang lagi belanja.

Degh!

Rudi yang mendengar perkataan itu langsung kaget.

"Maaf bu, emang kenapa ya..kan kalau saya punya uang saya bayar juga nantinya" jawab rudi.

"Sudah..sudah sana mas, jangan ribut masih pagi" sahut ibu penjaga warung itu.

Rudi pun langsung menancap gasnya meninggalkan tukang sayur itu.

"Bu..kalau ngomong mbok yaa dijaga, ga enak didenger tau" ucap ibu penjaga warung menegur pembelinya yang tadi.

"Iyaa kan saya hanya bertanya, lagian saya setiap pagi kesini..sering banget dia kasbon ke ibu" ucapnya sambil memilah sayur bayem.

Ibu tukang sayur pun hanya menghela nafas saja.

Rudi kini sudah sampai dikontrakannya, ia masih terngiang-ngiang ucapan yang keluar dari mulut ibu-ibu itu.

Ia mencoba untuk menepisnya dan menuju ke ruang dapur untuk mulai memasak.

setelah 30 menit memasak, rudi pun kini membangunkan putrinya untuk mandi dan bersiap-siap ke sekolah.

"nak..ayo..bangun sudah pagi" ucap rudi menepuk kaki anaknya.

"hmmm ayah, apa ayah lupa ini hari apa?" ucap aiza yang mengulet.

"lah..ini emangnya hari apa?" tanya rudi balik.

"ini hari sabtu yah..libur kan" jawab anaknya itu.

"astagfirllah, ayah lupa..maklum ayah kan ga tahu hari, yaudah kamu lanjut tidur gih , nanti ayah bangunin kalau mau berangkat kerja"ucap rudi sambil menepuk keningnya.

pasalnya selama kerja di bangunan ia lupa akan hari dan tanggal.

kemudian rudi keluar dari kamar anaknya itu, dan memilih untuk makan terlebih dahulu.

di sela-sela makannya, rudi masih terbayang dengan ruangan aneh itu.

"masa iya, apa yang aku tanam akan subur" gumamnya sambil menggit tempe goreng.

ia pun ada ide, dan menyudahi makannya.

lalu mengambil sisa tempe yang belum digorengnya.

rudi pun mengusap cincin di jari tangannya itu.

cling!!!

[SELAMAT DATANG TUANKU] ucap suara yang menyambutnya.

"aku mau tanam ini, apakah bisa?" tanya rudi sambil mengangkat potongan tempe ke atas.

[BISA TUANKU, TANAM DI TANAH LALU SIRAM DENGAN AIR TERJUN INI, NANTI AKAN TUMBUH]jawab suara itu.

rudi pun segera memotong tempe itu menjadi lima bagian lalu, ditanamkan ke tanah yang luas itu. kemudian ia mengambil air dengan kedua tangannya lalu disiramkan ke arah tanah yang ia tanami itu.

"berapa lama akan tumbuhnya" tanya rudi penasaran.

[TUANKU BISA MEMANENNYA SETELAH DALAM WAKTU 6 JAM] jawab suara itu.

"wow..cepat sekali, baiklah nanti aku kesini lagi"ucap rudi seraya mengusap cincin nya dan ia kembali ke tempat asal.Kini sudah pukul 07.00 pagi, setelah kembali membangunkan anaknya dan menemani sarapan. Kini rudi berangkat kerja bersama anaknya yang akan dititipkan dirumah neneknya.

Setelah tiba dirumah neneknya, aiza mencium tangan sang ayah.

Dan seorang wanita paruh baya keluar dari rumahnya.

"Rudi..biarkan aiza tinggal disini saja, kasian kamu harus mengantarkannya setiap hari" ucap wanita itu.

Namun rudi diam sejenak untuk mengambil keputusannya itu.

"Aiza..kamu mau tinggal disini, nanti besok malam ayah antarkan seragam kamu" tanya rudi ke putrinya.

"Hmmm iyaa yah, kan masih libur satu hari lagi besok" ucap aiza sambil mengangguk.

"Yaudah bagus kalau gitu, mah..aku berangkat kerja dulu yaa" pamit rudi yang turun dari motornya lalu mencium tangan sang ibu.

Ibu rudi kini tinggal sendiri dirumah, beberapa kali ia meminta ke anaknya untuk tinggal bersama sang ibu, namun rudi tak mau. Ia lebih memilih mengontrak sendiri dan merawat aiza sendirian.

Rudi juga setiap bulan, selalu memberikan uang kepada ibunya, walaupun ibunya dapat uang pensiunan dari kantornya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!