BELOVED OF ROMANCE
Diselingkuhi
Kampus Internasional. Fakultas Bisnis Manajemen.
Icca baru saja menyelesaikan mata kuliahnya. Dia langsung pergi ke kantin untuk bertemu dengan pacarnya
Dia berjalan riang dan cepat. Tepat di kantin di kursi ketiga dia melihat perempuan dan laki-laki sedang bercumbu mesra di sana tanpa memandang orang sekitar mereka
Icca kaget karena yang melakukan itu adalah pacarnya Arya
Air matanya sudah menggenang dan hampir terjatuh dari pipinya tetapi dia menahan nya kuat lalu menghampiri mereka perlahan
Kedua insan itu masih saja bercumbu mesra saat Icca di belakang mereka. Dengan santai dia menepuk pundak Arya
Icca terus menepuk pundak Arya sampai dia menoleh dengan kesal
Arya tercengang melihat Icca sedangkan Icca berusaha menahan air matanya
Icca
Lagi sibuk ya, sampai ga bisa lihat sekitar keadaan mu
Arya
Aku .... Aku... Bisa ku jelaskan sayang
Icca
Aku udah liat kok, dan aku ga butuh penjelasanmu
Icca pergi tapi di cegah Arya yang mencekal tangannya
Arya
Sayang ... Jangan gini donk. Aku bisa jelaskan kok. Jangan marah!
Icca menatap tajam Arya dan menamparnya dengan keras. Membuat semua orang melihat ke arah mereka
Arya
Kau! Kenapa aku di tampar?
Icca
Cukup! Aku mau kita putus dan urus dirimu sendiri!
Icca pergi dengan air mata yang akhirnya jatuh di pipinya sedangkan Arya menahan malu karena tamparan Icca
Arya
{Sialan tu cewek. Awas aja Lo. Gue buat perhitungan}
Icca berlari sampai ke taman. Dan menangis disana. Echa dan Lara melihat nya lalu menghampiri Icca
Echa
Ya ampun Kakak, kenapa? Kok nangis?
Lara
Iyaaa Kak, kenapa nangis?
Icca
Hiks... Hiks... Aku diselingkuhi... Arya selingkuh Ra, Cha...
Pingsan
Icca masih menangis dan ditenangkan oleh Echa dan Lara
Echa
Udah ya Kak, jangan nangis terus
[Mengelus punggung Icca]
Lara
[Mengangguk]
Iyaa Kak, ngapain sih nangisin cowok kaya gitu. Ga bermutu juga kan!
Icca
[Tatapan kosong]
Aku ga percaya aja, kenapa Arya sampai berani melakukan itu. Ku pikir cowok itu baik.
Icca
Padahal aku sudah memberi kesempatan sama dia untuk membuka hatiku
Echa
Yah namanya juga cowo kak, mulutnya manis banget. Rayuan nya beh sedep
Putra
Sedep sedep apaan Lo, hayoo mikir yang gak - gak ni pasti
Putra memotong pembicaraan Echa. Dia langsung duduk di samping Echa
Echa sendiri kesal dengan sahabatnya yang tiba - tiba nongol
Putra
Kok sih Kaka nangis? Kalian apain tuh
Lara
Berisik Lo Put. Kek jalangkung aja datang ga di jemput pulang ga dianter
Putra
Dih.. kok samain gue sama jalangkung
Mereka tertawa karena perkataan Lara. Apalagi perdebatan Nya dengan Putra. Membuat Icca sedikit lega mendengar guyonan mereka
Icca
Aku mau pulang dulu ya, udah sore banget
Echa
Kakak bawa kendaraan? Apa mau ku anterin
Icca
Ga usah Cha, kan kamu harus kuliah. Masih ada mata pelajaran kan?
Lara
Yaudah Kak, hati - hati di jalan ya
Icca pergi meninggalkan mereka yang masih menatapnya sendu
Setelah kepergian Icca, Putra penasaran dengan kakak kelas nya itu
Putra
Kenapa sih sama si Kakak?
Echa
Itu tuh, pacarnya Bang Arya, masa selingkuh
Lara
Iyaaa udah gitu ciuman di kantin depan banyak orang serasa milik berdua aja
Putra
Hah??? Diselingkuhi Arya? Ga salah?
Echa
Kakak sendiri yang cerita
Putra
Astaga playboy itu. Sok ganteng banget ya.
Lara
Iyaaa emang sok ganteng. Gue aja kesel liat mukanya
Echa
Sama gue juga gedek banget. Dari awal gue yakin dia playboy. Tapi si Kakak aja yang kepincut sama rayuan nya
Putra
Wah gue harus kasih dia pelajaran. Enak aja Kakak tersayang gue di gituin
Putra
Emmm maksud gue, kakak kita tersayang. Kalian mau ga gue bales dendam sama Arya tengil itu
Mereka pergi mengikuti Putra ke kantin kampus
Di perjalanan Icca melamun dan terus berjalan menuju rumahnya. Jarak rumahnya ke kampus memang agak jauh. Tapi karena kondisi dia yang galau, dia tidak ingin cepat sampai rumah
Dari kejauhan nampak seorang pria berlari ke arahnya sambil menatap jam di tangannya. Dia nampak gelisah
Arka
Sial gue udah telat. Mana motor gue mogok, taksi ga ada yang lewat. Apes banget dah hari ini
Arka
Tuh cewe telepon Mulu marah - marah pula. Bikin gue pusing
Hp nya berdering kembali, dia pun berhenti dan merogok saku celananya.
Terdapat panggilan telepon dari Yura
Dia mengangkat telepon itu
Arka
Hallo... Apa lagi sih sayang, ni aku masih di jalan loh
Yura
Lama banget sih, aku nunggu kamu udah satu jam loh
Arka
Yaa maaf sayang, kan sudah ku jelaskan tadi kendala apa di jalan. Kalau kau telepon terus aku ga akan sampai sana
Yura mematikan telepon nya dengan kesal. Arka hanya menggelengkan kepalanya
Tanpa sadar dia menabrak seseorang di depannya
Mereka sama - sama terjatuh duduk lalu bangun kembali. Dan saling menatap
Arka
{Cantik juga ni cewe}
Icca
Maafkan aku ya, aku jalannya bengong
Arka
[Tersadar]
Eh ... I.. I..ya gak apa-apa. Aku juga salah tadi jalan ga liat depan
Icca pun tersenyum lalu menunduk. Dia kembali melanjutkan jalan nya. Tapi baru dua langkah berjalan tiba - tiba tubuhnya oleng dan sempoyongan. Sontak Arka kaget dan menopangnya
Arka
Kamu ... Gak kenapa-kenapa kan?
Icca
[Memegang kepala]
Gak kok. Cuma pusing aja. Makasih ya, aku mau lanjut pulang
Arka masih memegang pundak Icca karena tubuhnya semakin lemah. Dan tiba - tiba dia terkulai pingsan di sandaran Arka.
Arka
Hey .. Kamu kenapa?
[Menepuk pipi panik]
Arka
Haduhh ada aja, mana taksi ga dapet terus.
Arka celingak-celinguk melihat kendaraan yang lewat ingin meminta pertolongan. Tetapi memang kondisi jalan itu sangat sepi
Dia melihat di sebrang jalan ada sebuah penginapan kecil. Tanpa pikir panjang dia membopong Icca dan membawanya kesana
Pertemuan Awal
Setelah memesan kamar, Arka di bantu pegawai membawa Icca dan membaringkannya di kasur
Dia mengucapkan terima kasih pada pegawai itu dan memberi kan tips. Lalu meminta untuk di bawakan teh manis hangat dan minyak angin
Pemeran Vigur
Ada lagi Mas?
Pemeran Vigur
[Mengangguk]
Pegawai itu meninggalkan Arka lalu menutup pintu kamar. Arka pun mulai melepas sepatu Icca dan jaketnya. Dia memijit telapak kaki, tangan dan kepala Icca
Setelahnya dia menyodorkan minyak angin ke hidung Icca sedikit.
Bola mata Icca bergerak perlahan ke kiri dan kanan. Lalu pelan - pelan dia membuka matanya
Icca memegang pelipis nya lalu menengok kiri dan kanan. Dia terbangun dan kaget di depannya sudah ada Arka
Icca
Kamu kan??
[Menunjuk]
Icca
[Celingukan]
Kok aku disini? Dimana ini?
Arka
Kamu ga sadar tadi kamu pingsan di jalan
Arka menyodorkan teh manis hangat dan memberikan pada Icca yang menyambutnya langsung meminumnya sampai setengah gelas
Icca
Kepala ku sakit banget, tadi pusing tiba - tiba
Icca teringat kejadian di kantin tadi. Padahal niatnya sambil makan bersama Arya. Tapi dia melihat kejadian yang tidak diinginkan
Wajahnya seketika berubah dan matanya mulai berkaca-kaca mengingat kejadian itu
Arka yang menatapnya heran karena menurutnya gadis itu menangis
Dan benar saja, air mata Icca lolos seketika menetes di pipi
Sontak Arka tersentuh dan menghapus air mata di pipi Icca dengan punggung telunjuknya
Arka
Kenapa kau menangis? Ada masalah kah?
Icca menatap Arka lalu mengangguk
Icca
Maafkan aku ya, sebenernya hanya masalah sepele tapi aku cengeng banget
Arka
[Menelisik]
Memang masalahnya apa? Kau bisa cerita padaku
Icca
[Menggeleng & Tersenyum]
Icca
Pasti kau akan menertawakanku
Arka
Belum juga kau cerita gimana aku bisa tertawa
Icca
[Menghembuskan nafas]
Arka
Maksudnya pacarmu selingkuh?
Arka
Itu hal yang rumlah. Makanya kalau pacaran jangan pakai hati
Icca
Kalau ga pake hati masa pake otak
Arka
Ya keduanya harus singkron. Apalagi cuma sesaat, kita menikah aja ga harus pake hati. Maksudnya jangan terlalu dalam mencintai. Kalau kecewa akan menyakitkan
Icca
Memang kau bisa pacaran ga pake hati
Arka
Bisa - bisa aja sih, tapi tergantung juga sih
Icca
[Menghempaskan napas]
Icca
Kalau gitu mah jangan sok ceramah
Icca berdiri tetapi dia malah sempoyongan dan hampir terjatuh kalau Arka tidak menopang pinggang nya dengan tangan nya
Icca kaget karena wajah Arka terlalu dekat dengannya
Arka
{Ya ampun kenapa jantung gue berdebar gini liat dia. Cantik banget sih ni cewek}
Icca
{Tampan juga ni cowo}
Mereka saling menatap intens. Lalu entah dari mana datangnya hasrat mereka tiba - tiba Arka memajukan wajahnya sampai hidung mereka bersentuhan. Icca yang tahu perlahan memejamkan mata. Karena kode itu Arka memberanikan diri mencium bibir ranum Icca
Darah berdesir seketika di tubuh Icca. Dia membuka mulutnya dan merasakan sentuhan bibir dari Arka
Mereka berciuman mesra dan lama karena saling menikmatinya. Sampai dering Hp dari Arka mengagetkan mereka
Keduanya melotot dan melepaskan diri seketika menjadi salting
Arka merogok saku celananya dan menatap layar ponsel nya. Dia menepuk jidatnya
Arka
Astaga kenapa aku bisa lupa!
Arka
Maaf yaa aku harus pergi sekarang! Dan masalah tadi maafkan aku
Icca
Lupakan saja anggap kita ga lakukan itu. Aku juga minta maaf jadi terbawa suasana
Arka tersenyum lalu mengelus pucuk kepala Icca. Membuat Icca mendongak dan menatapnya
Arka pergi meninggalkan nya yang masih berdebar dan berkeringat
Icca
Ya ampun kenapa aku jadi seperti ini
Ponsel Icca berdering di tasnya. Dia mengambilnya dan tertera di layar Mama nya menelpon. Dia langsung mengangkat nya
Trya (Mama Icca)
Sayang.., kamu belum pulang ke rumah? Bibi barusan laporan ke Mama. Apa ada masalah?
Icca
Gak Ma, aku hanya bermain sebentar. Ini juga mau pulang kok Ma
Trya (Mama Icca)
Mau di jemput? Ini Mama juga mau pulang
Icca
Ga usah Ma, aku pulang naik taksi aja. Udah Deket juga kok dari rumah
Trya (Mama Icca)
Yaudah hati - hati ya
Icca lalu menutup pembicaraan telepon nya. Lalu menghembuskan napasnya dalam
Dia meraih tas dan jaketnya lalu memakai sepatunya dan pergi dari kamar itu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!